ABSTRAK
Penelitian ini berisi tentang analisis terhadap sebuah film Thailand, karya
Apichatpong Weerasethakul yang berjudul “Uncle Boonmee Who Can Recall His Past
Lives” atau dalam bahasa Thailand berjudul “Lung Boonmee Raluek Chat”. Film ini di rilis
pada tahun 2010 dengan kemasan yang menjadi ciri khas si sutradara, dimana film ini
dikemas dengan membawa kelokalan Thailand.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika.
Penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengungkap pesan dari tanda-tanda yang ada dalam
film ini, melalui gambar, teks maupun adegan yang ada di dalam film tersebut.
Hasil dari penelitian dapat memberikan informasi mengenai makna denotasi,
konotasi dan mitos yang merepresentasikan pesan yang ada di film. Contoh hasilnya
berasal dari adegan yang tidak berhubungan langsung dengan alur cerita film ini, akan
tetapi memiliki makna yang berunsur penting dalam tema besar yang diangkat dalam film
bergenre drama/fantasi ini.
2.2 Semiotika
Semiotika berasal dari bahasa Yunani, semi pertama kali diperkenalkan
oleh seorang penemu ilmu medis barat, Hippocrates (460-337 SM). Beliau
menemukan ilmu 'gejala-gejala' yang menurutnya adalah sebuah petunjuk atau
tanda fisik.
Namun seiring berjalannya waktu, ilmu semiotika semakin berkembang.
Semiotika bukan lagi hanya sekedar ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam
bentuk benda atau fisik. Seperti dalam kutipan tersebut.
“Segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut
tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak
adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan,
semua ini dapat disebut tanda.” (Zoest dalam Pilliang, 1999:12).
Banyak sekali teori-teori mengenai semiotika. Salah satu teori yang
secara umum sering digunakan adalah teori Roland Barthes (1915-1980 ). Pada
salah satu laman dalam situs web gurupendidikan.co.id, menuliskan jika Roland
Barthes membuat sebuah model sistematis untuk menganalisa tanda atau simbol
dalam menggunakan analisa semiotika tersebut. Dalam teorinya, Roland Barthes
mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan penandaan, yaitu konotasi dan
denotasi.
Konotasi menurut Pilliang (1998 : 17) adalah makna yang meliputi
aspek-aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi dan nilai - nilai kebudayaan.
Sedangkan pengertian denotasi menurut Fiske (2004 : 93) adalah sebuah kode
digital berupa suatu kode dimana penanda maupun petanda terpisah dan konotasi
sebagai kode analognya, dimana kode yang bekerja dalam suatu skala
berkepanjangan.
Roland Barthes, di dalam bukunya yang berjudul Mythologies (1972)
menjabarkan tentang konotasi kultural dari berbagai aspek keseharian orang
Prancis, seperti steak, frites, mobil ciotron dan deterjen. Tujuannya untuk
membawakan dunia tentang "apa yang terjadi tanpa mengatakan" dan
menunjukkan dunia itu dengan lebih luas. Ia juga mengatakan juga melihat dari
salah satu aspek penandaan yaitu "mitos" yang menandai suatu wilayah
masyarakat. "Mitos" terletak pada tingkat kedua penandaan, dimana saat
terbentuknya sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda
baru yang selanjutnya akan memiliki petanda kedua dan membuat tanda baru.
Jadi, ketika sebuah tanda yang memiliki makna konotasi lalu berkembang
menjadi makna denotasi, makan makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.
Gambar 2.1 Bagan Two Orders of Signification dari Barthez
2.3 Sinopsis
Negara seribu pagioda ini memiliki total lahan 513,120 km2 yang terdiri dari
daratan seluas 510,89 km2 dan wilayah perairan seluas 2,230 km2. Ibukota Thailand
terletak di Bangkok sekaligus sebagai pusat dari wilayah politik, perdagangan, industri dan
budaya. Thailand memiliki 77 provinsi.
3.3 Analisa
Untuk mempermudah menjawab dan menjelaskan identifikasi masalah yang
telah disebutkan di atas, maka diambil dua contoh scene dan waktu serta durasinya
yang memiliki pesan terkait dengan kebudayaan dan kepercayaan Thailand.
BAB 4
KESIMPULAN
Sesuai dengan penjabaran di atas dapat penulis simpulkan, jika hubungan antara
budaya dan film sangat begitu kuat. Film yang mempengaruhi budaya dan maupun
sebaliknya. Dengan mengemasnya menggunakan makna denotasi dan konotasi.
Seperti pada film Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives yang telah
dijabarkan di atas. Bisa dilihat dari film itu, bagaimana menunjukkan sebuah pesan yang
berhubungan dengan budaya Thailand menggunakan makna denotasi yang mengandung
makna konotasi pula
DAFTAR PUSTAKA