Anda di halaman 1dari 4

Nama Lengkap : Tengku Zahra Nulita

NIM : 1119051000199

Prodi/Kelas : Komunikasi Penyiaran Islam / 6E

Topik

Analisis Semiotik pada Film Yuni

Latar Belakang

Pernikahan muda di Indonesia berdasarkan data pada tahun 2018, menyatakan bahwa 1 dari 9
anak Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Bahkan saat memasuki masa pandemi covid-
19 pernikahan anak semakin meningkat, dapat dilihat dari terjadinya pengajuan dispesansi
pernikahan Indonesia yang naik dari 23.700 di tahun 2019 menjadi 34.000 di tahun 2020.
Kasus nikah muda juga sampai sekarang terus ada dan terus bertambah. Faktor atau penyebab
terjadinya banyak pernikahan muda seperti faktor sosial (lingkungan), kesehatan (kehamilan
di luar nikah), pola asuh keluarga, ekonomi, kemudahan akes dan informasi, adat dan budaya,
pendidikan, dan agama.

Pada film Yuni menceritakan tentang seorang gadis remaja yang cerdas dengan
impian besar untuk kuliah. Lalu ada 2 orang laki-laki melakukan lamaran kepada Yuni
namun ditolak oleh Yuni. Penolakan tersebut memicu munculnya gosip tentang apabila
menolak lamaran 3 kali tidak akan bisa menikah. Pada kasus pernikahan dini dan film Yuni,
bisa dilihat bahwa pada lingkungan sosial saat ini masih mendukung adanya praktik-praktik
pernikahan muda, seolah-olah perempuan setelah lulus SMA sudah sewajarnya untuk
langsung menikah. Pada faktor adat dan budaya, diberikan bumbu mitos dan kepercayaan,
yang akhirnya dapat menimbulkan persepsi buruk bila tidak menikah muda atau menolak
lamaran orang.

Film Yuni yang disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini ini membawa cerita
tentang gadis yang memiliki mimpi tetapi harus menghadapi belenggu patriaki. Film yang
berdurasi 122 menit ini banyak masuk kedalam ajang nominasi penghargaan film dan
menang pada ajang penghargaan film seperti, Film Internasional Toronto, Festival Film
Indonesia, Red Sea Internasional Film Festival, Festival Film Tempo, dan Piala Maya.
Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, ialah
semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita
beri makna. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan analisis semiotika Rolan Barthes.
Rolan Barthes dalam pengembangan semiotika meliputi era strukturalis dan post-strukturalis.
Semiotika strukturalisme ialah analisis atas kombinasi tanda dan makna. Semiotika post-
stukturalis ialah analisis atas kombinasi tanda dalam teks. Pada film Yuni terdapat banyak
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara konotatif maupun denotatif yang meliputi hal-hal
sosial budaya dan juga realitas pada masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peniliti akan menganalisis Film Yuni dengan
menggunakan metode semiotika Rolan Barthes. Untuk melihat tanda dan makna yang ada
pada film Yuni, melihat makna yang tersirat dan tersurat pada film tersebut. Serta dapat
menemukan hikmah dan pelajaran pada film tersebut.

Rumusan Masalah

Bagaiman makna denotatif, konotatif, dan mitos pada film Yuni?

Batasan Penelitian

Peneliti membatasi pengambilan adegan dalam film Yuni yang dianggap memiliki makna
denotatif, konotatif, dan mitos.

Pertanyaan Penelitian

a. Apa saja tanda-tanda yang memunculkan makna denotatif dan konotatif?


b. Apa saja mitos-mitos yang muncul dalam film Yuni?

Tujuan dan Maksud

Untuk mengetahui apa saja makna denotatif, konotatif, dan mitos pada film Yuni

Kerangka Teori

a. Film
Film merupakan karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga
menghasilkan sebuah ilusi gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Ilusi
dari rangkaian gambar tersebut menghasilkan gerakan kontinyu berupa video. Film sering
disebut juga sebagai movie atau moving picture. Secara harfiah, film (sinema) adalah
cinematographie yang berasal dari kata cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan
graphie atau graph (tulisan,gambar, citra). Jadi yang dimaksud cinematographie adalah
melukis gerak dengan cahaya (Vera, 2014:91).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari
seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar
positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Film selain menjadi hiburan untuk
dimainkan dalam bioskop, film juga merupakan salah satu wadah komunikasi untuk
menyalurkan dan menyampaikan informasi kepada khalayaknya. Film memainkan peran
dengan menunjukan realitas yang ada tanpa sadar dengan reka adegan yang telah
ditentukan supaya pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan kepada
penontonnya.

b. Semiotika
Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” (Sudjiman
dan van Zoest, 1996:vii dalam Sobur, 2009:16) atau seme yang berarti “penafsir tanda”
(Cobley dan Jansz, 1999:4 dalam Sobur, 2009:16). Semiotika atau semiology menurut
Barthes pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-
hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti objek-objek tidak hanya
membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Sobur, 2009:15).

Metedelogi Penelitian

a. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan pada penelitian ini adalah paradigma kritis. Paradigma ini
berasumsi terdapat struktur yang membentuk realitas yang telah dianggap selama ini
merupakan hal yang wajar. Pada paradigma kritis mencoba untuk membongak siapa yang
menjadi pelopor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi seseorang sehingga
menganggap realita sebagai kewajaran.

b. Objek Penelitian
objek penelitian dari penelitian ini adalah film Yuni itu sendiri.

c. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatf.
d. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis konten.
e. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menurut Sugiyono (2007) terdapat tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Deskripsi
2. Tahap Reduksi
3. Tahap Seleksi

Anda mungkin juga menyukai