Anda di halaman 1dari 5

Metode Hafal Al-Qur’an

Semudah Hafal Al-Fatihah


Sesugguhnya di antara amalan paling agung yang dapat dijadikan
wasilah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah
dengan menghafal Al-Qur’an Al-Karim. Bagaimana tidak, ia adalah kalam
(firman) Allah Subhanahu wa ta’ala, kalam siapa yang lebih mulia
daripada kalam Allah Subhanahu wa ta’ala?
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
‫ين‬ َ ‫ب أَ ْق َوامًا َو َي‬
َ ‫ض ُع ِب ِه‬
َ ‫آخ ِر‬ َ َّ َّ‫إِن‬
ِ ‫َّللا َيرْ َف ُع ِب َه َذا ْال ِك َتا‬
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat (derajat) suatu kaum
dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan meredahkan (derajat) kaum yang
lain dengannya”.
(HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab)

Apabila kita merenungkan hadits ini, kita akan mendapati bahwa


derajat tinggi tersebut akan diperoleh di dunia dan akhirat. Di dunia,
orang-orang yang hafal Al-Qur’an Al-Karim akan mendapatkan
kedudukan yang tinggi dihati manusia. Selain itu, jika ada orang setting
apapun title akademisnya yang ingin menghafal Al-Qur’an atau
mempelajari hokum-hukumnya, maka mau tidak mau ia harus datang
kepada seorang yang telah hafal Al-Qur’an dan baik hafalannya. Inilah
bukti akan tingginya derajat penghafal Al-Qur’an Al-Karim (di dunia).

Adapun diakhirat kelak, para penghafal Al-Qur’an akan


menempati kedudukan yang tinggi di surga. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
‫ص ُت ُه‬ َّ ‫آن ُه ْم أَهْ ُل‬
َّ ‫َّللاِ َو َخا‬ ِ ْ‫أَهْ ُل ْالقُر‬
“Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang
istimewa-Nya”
Bisa kita bayangkan bagaimana kedudukan keluarga Allah
Subhanahu wa ta’ala di Surga nanti ? Tidak diragukan , mereka akan
menempati kedudukan yang tinggi nan mulia. Saya hafal perkataan
bagus yang pernah dui ungkapkan oleh Syaih Dr. Aiman Rusyadi Suwaid-
hafizhhahullah. “Siapa yang melazimi sesuatu yang diberkahi (Al-
Qur’an) niscahya ia juga akan diberkahi.”

Banyak kawa-kawan yang mengirim surat kepada kami


menanyakan tentang metode menghafal Al-Qur’an yang kami gunakan.
Di bawah ini kami paparkan metode tersebut, semoga Allah Subhanahu
wa ta’ala memberikan manfaat kepada siapa saja yang ingin
mendapatkan kebaikan yang mulia ini di dunia dan akhirat.

Metode yang kami gunakan adalah sebagai berikut :


1. Gunakan satu mushaf khusus untuk menghafal. Utamakan mushaf itu
adalah mushaf Al-Madinah Al-Munawwarah, karena di setiap
halamannya terdiri dari 15 baris. Lebih baik lagi jika mushaf per juz
(setiap juznya terpisah dari juz yang lain).

2. Bagian yang harus dihafal setiap hari adalah satu halaman dari Al-
Qur’an Al-Karim. Jangan lebih dari itu meskipun kita sudah hafal
halaman tersebut sebelumnya.

3. Mulailah membaca halaman yang hendak dihafal sebanyak 20 kali


dengan bacaan biasa. Perhatikan kata-kata dan harakat dihalaman
tersebut (seperti fathah, dhammah dan kasrah). Jika ditemukan kata
yang susah untuk dibaca, maka dengarkanlah rekaman para Syaikh yang
mutqin dalam bacaannya, seperti Syaikh Al-Hushari misalnya. Jika kita
memiliki guru mutqin yang bisa mengulang hafalan tersebut
dihadapannya, maka hal itu merupakan cahaya di atas cahaya. Lakukan
hal tersebut hingga kalimat -kalimat yang terdapat pada halaman itu
mudah diucapkan.
Tujuan dari mengulang-ulang bacaan adalah supaya hafalan menjadi
benar. Sebab, jika seseorang telah menghafal satu ayat atau satu kata
dari sebuah halaman dengan salah, akan susah baginya membenarkan
hafalan tersebu karena hafalan itu telah menancap kuat di otaknya.

4.Mulailah dengan menghafal baris pertama dan ulangilah sebanyak 10


kali hingga kita hafal dengan baik. Setelah itu pindahkan ke baris kedua.
Hafalkan dan ulangi juga sebanyak 10 kali. Jika kita telah menyelesaikan
baris pertama dan kedua, ulangilah baris pertama dan kedua tersebut
bersamaan sebanyak 10 kali. Lakukan cari seperti itu di setiap barisnya
hingga selesai satu halaman penuh. Setelah itu ulang satu halaman
penuh sebanyak 10 kali tanpa melihat mushaf. Jika mendapati kata yang
sulit (terlupa) pada halaman tersebut, lihatlah kembali dan ulangi,
kemudian ulangilah lagi hafalan satu halaman penuh tanpa melihat
mushaf. Setelah selesai mengulang sendiri. Pendengarkanlah hafalan
tersebut kepada salah satu anggota keluarga atau teman dekat kita (bisa
salah satu penghuni rumah kita atau saudara kita di jalan Allah
Subhanahu wa ta’ala yang sama-sama bertekad untuk menghafal Al-
Qur’an).
Jika dalam menyetorkan hafalan tersebut kita masih mengalami
kesulitan (terbata-bata), maka kita harus memperdengarkan ulang
hingga sempurna.

5. Pada hari berikutnya, mulailah menghafal halaman baru dengan cara


yang telah disebutkan de depan. Jika kita telah menyelesaikannya,
selanjutnya ulangilah halaman yang sebelumnya telah dihafal dan
halaman yang baru dihafal. Ulangi sebanyak 10 kali tanpa melihat
mushaf. Kemudian pedengarkan dua halaman tersebut kepada kawan
kita yang sama-sama menghafal Al-Qur’an. Jika hafalan kita belum
bagus, maka ulangilah dua halaman itu sekali, dua kali, tiga kali, hingga
sempurna
Perhatian :
Jangan sekali-kali berpindah ke halaman baru hingga kita yakin bahwa
halaman-halaman sebelumnya telah kita hafal dengan kuat dan
sempurna. Hari demi hari akan semakin banyak halaman dan Juz yang
dihafal . Maka tugas kita harus kembali mengulang jumlah halaman
yang tidak banyak diawal (bisa lima atau sepuluh halaman dulu). Ini
dapat kita lakukan setiap hari setelah menambah hafalan baru. Jika
telah sempurna satu Juz, maka kita harus mengulang satu juz penuh
setiap harinya setelah kita menghafalkannya satu hafalan baru dengan
cara yang telah disebutkan pada point ke (4). Selain itu, bersama
dengan mengulan satu Juz penuh tersebut kita juga harus mengulang
halaman yang baru dihafal. Begitu seterusnya hingga kita
menyempurkan hafalan dua Juz atau tiga Juz. Kalau sudah tiga juz, kita
harus mengulang tiga juz itu di setiap harinya setelah hafalan baru.

6. Jika kita telah menyempurnakan hafalan empat juz, kita harus


mengulang tiga juz yang telah dihafal sebelumnya setiap hari setelah
menghafal satu halaman baru. Artinya , kita harus mengulang pada hari
itu (juz satu, dua dan tiga) setelah menghafal satu halaman baru. DI hari
kedua kita harus mengulang (juz empat, satu dan dua) setelah menghafal
satu halaman baru. Begitu pula dihari berikutnya kita harus mengulang
(juz tiga, empat dan satu) setelah hafalan baru. Tentu dengan
menambahkan hafalan bari di table muraja’ah (mengulang). Begitu
seterusnya cara tersebut dilakukan. Jangan lupa untuk mendengarkan
hafalan itu kepada kawan kita tanpa melihat mushaf.
7. Jika hafalan kita sudah lebih dari enam juz kita harus mengulang
hafalan tiga juz per hari tanpa melihat mushaf, dengan cara yang telah
kami sebutkan pada point ke (7) dan perdengarkan kepada kawan kita
dalam menhafal Al-Qur’an. Artinya, jika kita sudah sampai juz lima belas,
15 juz itu kemudian kita bagi dengan 3 yang hasilnya adalah 5. Yakni, kita
harus mengulang 15 Juz itu dalam waktu lima hari. Dan jangan lupa kita
harus mempedengarkan hafalan tersebut kepada kawan yang sama-
sama menghafal Al-Qur’an tanpa melihat mushaf.

8. Disela-sela kita mengulang hafalan yang lama, mungking saja kita akan
lupa atau berhenti di beberapa ayat pada halaman tertentu. Maka, kita
harus kembali melihat mushaf dan mengulangnya dengan baik, paling
tidak kita harus mengulang halaman tersebut sebanyak 2 kali hingga
hafalan menguat kembali.
Kita juga harus memiliki catatan khusus untuk menulis beberapa
kesalahan dalam hafalan seperti diantaranya adalah beberapa tempat
yang kita kesulitan dalam menghafalnya. Kita juga bisa membuat
pengingat khusus dalam benak kita terkait dengan hafalan yang sulit
tersebut, supaya tidak lupa lagi dilain waktu.

Anda mungkin juga menyukai