Anda di halaman 1dari 8

6 Cara Berinteraksi dengan Al-

Quran
Oleh Amang Dede
 2 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
 0

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

SEMAKIAN banyak cara berinteraksi dengan Al Qur’an yang dilakukan dan rutin,
maka semakin baik. Semakin sedikit cara yang dilakukan dan jarang, maka semakin
merugi. Cara berinteraksi dengan Al-Quran sendiri sudah diterangkan melalui
berbagai dalil Al-Quran.

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (Al Qur’an), maka sungguh dia akan
menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari
Kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thoha : 124).

BACA JUGA: Sama-sama Masuk Surga


Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 1.
Mendengarkan Al Qur’an (Tasmi’).
Allah berfirman: “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al ‘Araf : 204).

ArtikelTerkait
Pernikahan Tak Berubah, Kita yang Berubah
Diplomasi Elegan Ala Türkiye
Fajar Sadboy dan Generasi Muda Mencari Jatidiri
Suami Istri, Pasang Wajah Manis
 

Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 2.


Membacanya dengan benar (Tilawah).
Allah berfirman : “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang
rugi.” (Qs. Al Baqarah : 121).
Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 3.
Merenungkannya (Tadabbur).
Allah berfirman : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs. Shaad : 29).

Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 4.


Menghafalkannya (Tahfidz).
Allah berfirman : “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami
kecuali orang-orang yang zalim.” (Qs. Al Ankabut : 49).

Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 5.


Mengamalkannya (Tatbiq).
BACA JUGA: Roti Buatan Ibu
Allah berfirman : “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Az Zumar : 18).

Cara Berinteraksi dengan Al-Quran 6.


Mengajarkannya (Ta’lim).
Allah berfirman : “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul
(Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan
kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta
mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (Qs. Al Baqaroh : 151). []

Oleh: Ustad Satria Hadi Lubis

Cinta adalah sesuatu yang abstrak, ia tak tampak oleh mata kepala. Namun
dapat dirasakan dan tampak tanda-tandanya. Seorang yang jatuh cinta,
hatinya akan terpaut dengan yang dicintainya. Termasuk mencintai Al-
Qur’an. Mencintai Al-Qur’an adalah suatu yang tidak bisa diungkapkan
oleh kata-kata, tapi mencintai Al-Qur’an adalah dengan membersamai dan
berinteraksi dengan Al-Qur’an setiap saatnya; membaca, memahami dan
merenungi, serta mengimplementasikan kandungan maknanya. Memang
awalnya sangat sulit mencintai seuatu yang kita sendiri belum
mencobanya, maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus menciptakan
rasa cinta itu kepada Al-Qur’an. Berawal dari benih-benih cinta maka akan
tumbuh dan terus berkembang rasa cinta kita kepada Al-Qur’an.
‫ومن أحب شيئا فهو أسير له‬
Artinya: “Barang siapa yang mencintai sesuatu maka dia adalah tawanan
baginya” (Muhammad Nawawi, Nashaih al-Ibad:14).
Banyak orang yang mengaku mencintai Al-Qur’an tapi dalam sehari-
harinya ia lebih banyak berinteraksi dengan handphone (telpon genggam)
daripada berlama-lama duduk bersama Al-Qur’an. Bagaimana mungkin
dia dikatakan mencintai Al-Qur’an sementara dia tahan berlama-lama
memainkan ponsel dan rasa kantuk menghampirinya saat menyentuh Al-
Qur’an? Seorang yang dirundung cinta, hatinya akan senantiasa terpaut,
bibirnya selalu menyebut, ia akan merindukannya saat ia jauh darinya dan
memutuskan segala sesuatu kecuali bersamanya. Ibaratnya, menurut
Sayyidina Ali, dia adalah tawanan yang tidak bisa lepas dari yang
dicintainya.

Menurut Raghib al-Ashfahaniy dalam bukunya Mu’jam Mufradat Alfadz al-


Qur’an, cinta adalah keinginan kepada sesuatu yang dipandang baik atau
dikira baik. Bisa jadi karena lezat dan enak seperti makanan, karena indah
seperti kesukaan laki-laki kepada pereempuan, karena manfaat seperti
motor/mobil atau karena keutamaan seperti ilmu dan akhlak. Oleh karena
itu, sesuatu yang kita sukai belum tentu disukai oleh teman kita. Seperti
makanan, kesukaan dan selera masing-masing orang berbeda. Akan
halnya al-Qur’an, ada yang mencintainya tapi juga ada yang tidak
menyukainya.

Sebagai umat Islam, kita sudah seharusnya mencintai al-Qur’an.


Mencintainya secara tepat dan benar. Mencintainya sesuai ketentuan
syariat. Ada banyak argumen mengapa kita harus mencinta al-Qur’an. Al-
Qur’an merupakan kumpulan firman Allah yang berfungsi menjadi pedoman
manusia dalam kehidupan kita agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk dan pembimbing (Qs.al-
Isra’:9), al-Qur’an juga sebagai obat (Qs. Al-Isra’:82) al-Qur’an berfungsi
sebagai al-furqan (pemisah antar yang hak dan batil Qs.al-Baqarah:185).
Al-Qur’an berisi banyak sekali pelajaran dan Al-Qur’an juga menjadi media
komunikasi kita dengan Allah.

Karena demikian banyak fungsi dan peranan al-Qur’an bagi kehidupan kita
maka adalah wajar dan bahkan harusnya kita mencinta al-Qur’an. Sesuatu
yang dicintai pasti akan disebut-sebut, diingat, diikuti keinginannya dan
diberlakukan dengan sebaik-baiknya. Sesuatu yang dicintai pasti sangat
didambakan dan diharapkan. Apa yang menjadi keinginannya akan dituruti.
Oleh karena itu, jika kita mencintai al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah
Swt, tentu kita harus tahu pula bagaimana cara memberlakukannya dengan
sebaik-sebaiknya. Ada beberapa langkah yang harus kita ikuti dengan
sebaik-baiknya, kalau memang kita mencintai al-Qur’an. Pertama,
membacanya. Membaca al-Qur’an haruslah menjadi kebiasaan kita setiap
hari. Minimal kita membaca al-qur’an dua kali setiap hari, yaitu sesudah
shalat subuh dansesudah shalat maghrib/isya. Rumah yang tidak pernah
dibaca al-Qur’an di dalamnya sama dengan kuburan.

Membaca al-Qur’an adalah ibadah dan mendapatkan ganjaran pahala yang


berlipat ganda. Banyak sekali keuntungan bagi orang yang membaca al-
Qur’an. Setiap hurufnya diberi balasan 10 kebaikan. Membaca al-Qur’an
akan mendatangkan ketenangan jiwa. Bahkan dalam keadaan
bagaimanapun membaca al-Qur’an tetap akan ada nilainya.

ِ ‫شاقٌّ لَ ُه َأ ْج َر‬
‫ان‬ َ ‫الس َف َر ِة ا ْلك َِر ِام ا ْل َب َر َر ِة َوالَّذِى َي ْق َرُأ ا ْل ُق ْرآنَ َو َي َت َت ْع َت ُع فِي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ا ْل َما ِه ُر ِبا ْلقُ ْر‬
َّ ‫آن َم َع‬

“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat


yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang
membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan
tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

ْ ‫ِيعا َأل‬
.ِ‫ص َح ِابه‬ ً ‫شف‬َ ‫ َفِإ َّن ُه َيْأتِي َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة‬، َ‫ا ْق َر ُءوا ا ْل ُق ْرآن‬

“Bacalah al-Qur’an karena ia akan memberikan syafaat kepada para


“sahabatnya” (HR. Muslim)

Di saat pandemi covid-19 ini kita lebih banyak di rumah. Kalau tidak ada
hajat yang sangat penting kita tidak akan keluar. Ini kesempatan baik untuk
membaca al-Qur’an dengan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.
Alhamdulullah kalian sudah ada yang khatam 2 kali, ada khatam 1 kali dan
ada yang hampir khatam. Tradisi ii harus kita pertahankan sampai
Ramadhan berakhir sehingga bisa khatam beberapa kali selama bulan
Ramadhan.

Adapun cara mencintai al-Qur’an yang kedua adalah menghafalnya. Orang


yang menghafal al-Qur’an pahalanya lebih tinggi lagi daripada orang yang
hanya sekedar membacanya saja. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa
membaca Alquran dan menghafalnya, dan menghalalkan apa yang
dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah
akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi
syafaat bagi sepuluh orang keluarganya yang wajib masuk neraka.” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
Ini balasan yang luar biasa besarnya bagi para penghafal al-Qur’an. Pernah
seorang kakak bertanya kepad anak saya sedang menghafal al-Qur’an.
Nanti kalau kamu dapat pahala menghafal al-Qur’an dan masuk surga,
tolong bawa juga mama nanti ke surga. Demikian harapannya terhadap
orang yang menghafal al-Qur’an, karena dia bisa membawa 10 anggota
keluarganya masuk surga. Jika kita sudah tidak sanggup lagi menghafal al-
Qur’an yang 30 juz, kita bisa mendorong dan mensupport anak dan cucu
kita untuk menghafalnya sehingga nanti kita bisa juga mendapatkan
syafaatnya. Bagi suami, di tengah bencana covid-19 ini, kita dituntut untuk
jadi imam maka kesempatan pula untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an
dengan sebanyak-banyaknya.

Cara ketiga untuk mencintai al-Qur’an adalah dengan mentadaburinya


(mempelajarinya). al-Qur’an bukan hanya dibaca dan dihafal, tapi lebih
lanjut dipelajari dan dipahami isinya. Sebagai kitab yang berisi petunjuk,
mana mungkin kita akan dapat petunjuk kalau kita tidak mengerti isinya.
Allah berfirman,

ْ ‫َأ َفاَل َي َتدَ َّب ُرونَ ا ْل ُق ْرآنَ ۚ َولَ ْو َكانَ مِنْ عِ ْن ِد َغ ْي ِر هَّللا ِ َل َو َجدُوا فِي ِه‬
ً ‫اختِاَل ًفا َكث‬
‫ِيرا‬

“Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) al-Qur’an? Sekiranya (al-


Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang
bertentangan di dalamnya” (Qs.al-Nisa’:82)

Nabi Saw., bersabda, “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah
Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya,
melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para
malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-
Nya,” (HR. Abu Dawud).

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Apabila kami belajar al-Qur’an kepada


Rasulullah 10 ayat, kami tidaka akan pelajari 10 ayat berikutnya sampai
memahami apa isinya. Mempelajari isi al-Qur’an untuk situasi sekarang
sebetulnya tidaklah sulit karena media sudah sangat banyak. Kita bisa
membaca dan memahami isi al-Qur’an melalui internet dan media yang
tersedia. Buku-buku tafsir, fiqih dan hadis sudah banyak tersedia dalam
bentuk PDF dan e-book. Kita bisa mengakses dan membukanya sesuai
dengan kebutuhan yang dipelajari. Belajar dan mengajarkan al-Qur’an akan
menjadikan kita orang terbaik.

‫َخ ْي ُر ُك ْم َمنْ َت َع َّل َم ا ْلقُ ْرآنَ َو َع َّل َم ُه‬

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.”


(HR. Bukhari)
Adapun acara keempat mencintai al-Qur’an adalah dengan mengamalkan
isi kandungannya. Bagian yang keempat ini jauh lebih penting lagi. Al-
Qur’an bukan hanya sekedar dibaca, dihafal dan dipelajari tapi lebih jauh
untuk diamalkan isinya. Dengan cara begini al-Qur’an baru akan dirasakan
manfaatnya secara utuh.

ً ‫سول ُ َيا َر ِّب ِإنَّ َق ْومِي ا َّت َخ ُذوا ٰ َه َذا ا ْلقُ ْرآنَ َم ْه ُج‬
‫ورا‬ َّ َ ‫َو َقال‬
ُ ‫الر‬

“Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku


telah menjadikan al-Qur’an ini diabaikan” (Qs.al-Furqan : 30)

Rasulullah Saw bersabda, “Siapa saja membaca Al-Qur’an, mempelajarinya


dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada
hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan
dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak
tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘Bagaimana dipakaikan
kepada kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘Karena anakmu telah membawa Al-
Qur’an,” (HR. al-Hakim).

Anda mungkin juga menyukai