Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23

Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

PENENTUAN MODEL PERSAMAAN REGRESI LINIER


BERGANDA KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK
(KBBM) DENGAN METODE STEPWISE
(STUDI KASUS: TRUK PIKAP 1.3 3W FH DI KOTA
BANDUNG)
Harimansyah
Prodi Manajemen Transportasi
Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia
Jl. Sariasih No.54 Sarijadi-Bandung Indonesia
Harimansyah8798@gmail.com

Abstract
The needs of the community continue to experience development, making the frequency of community
movements also increasing, one of which can support the fulfillment of these needs is distribution. In the
planning, it is necessary to optimize the consumption of fuel oil (KBBM), there are several factors that are
known to be the cause of the large amount of fuel oil consumption (KBBM), namely, transportation load, speed,
road elevation, travel time, temperature and distance. The purpose of this research is to find out how the
multiple linear regression equation model for pickup truck fuel consumption and what is a significant influence
factor in pickup truck fuel consumption. The analysis technique used is multiple linear regression analysis with
stepwise method. The results showed the model of the fuel oil consumption equation (KBBM) for pickup cars,
namely Y = 0.090 + 0.050X_1 - 0.003X_6 + 0.002 X_3 and a significant influence factor, namely
transportation load (X_1) of 0.050 l / Km, elevation (X_3) of 0.002. l / Km, and distance (X_6) will save fuel
by 0.003 l / Km.

Keywords: Consumption of Fuel Oil (KBBM), multiple linear regression equation model, significant factors,
savings, pickup trucks

Abstrak
Kebutuhan masyarakat terus mengalami perkembangan membuat frekuensi pergerakan masyarakat juga ikut
meningkat, salah satu yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut adalah distribusi. Dalam
perencanaannya dibutuhkan mengoptimalkan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM), ada beberapa faktor
yang diketahui menjadi penyebab besarnya Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) yaitu, beban angkutan,
kecepatan, elevasi jalan, travel time, suhu dan jarak. Tujuan dari penelitian ini untuk menetahui bagaimana
model persamaan regresi linier berganda konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap dan apa yang
menjadi faktor pengaruh signifikan dalam konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap. Teknik analisis
yang digunakan analisis regresi linier berganda metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan model
persamaan konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) mobil pikap, yaitu Y= 0,090 + 0,050X1 – 0,003X6 + 0,002
X3 dan faktor pengaruh signifikan yaitu Beban angkutan (X1 ) sebesar 0,050 l/Km, elevasi (X3 ) sebesar 0,002
l/Km, serta jarak (X6 ) akan menghemat BBM sebesar 0,003 l/Km.

Kata Kunci: Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM), model persamaan regresi linier berganda, faktor
signifikan, penghematan, truk pikap.

10
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan hidup masyarakat Indonesia yang terus dan selalu mengalami perkembangan
membuat frekuensi aktivitas masyarakat juga ikut meningkat, menuntut penyedia jasa
layanan transportasi logistik untuk terus berkembang dan berinovasi mengikuti jalannya laju
permintaan konsumen di pasaran yang mengutamakan kepuasan terhadap pelanggan
mereka, dan salah satu dari berbagai aktifitas yang dapat mendukung jalannya pemenuhan
kebutuhan di bidang transportasi adalah pendistribusi. Dalam pengoperasiannya terdapat
berbagai pelaku dalam melakukan pendistribusian itu sendiri dan salah satu pelaku
penyaluran tersebut adalah Lembaga pemasaran atau Lembaga distributor resmi yang
mengatur angkutan kendaraan atau armada transportasi di perusahaan. Survei The Asia
Foundation (2008) menyebutkan bahwa biaya angkutan barang yang terbesar ada pada biaya
bahan bakar minyak dan upah pekerja (sopir dan montir).

Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) dalam Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
menjadi perhatian khusus, di mana bagi mereka menekan biaya Konsumsi Bahan Bakar
Minyak (KBBM) dapat berdampak pada peningkatan keuntungan. Untuk mengoptimalkan
Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) suatu armada transportasi, tentu mengetahui
faktor-faktor penyebab Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) menjadi langkah awal
untuk pengoptimalkan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) suatu kendaraan. Beban
angkutan, kecepatan, elevasi, travel time, suhu dan jarak dalam suatu kendaraan merupakan
hal yang menjadi dugaan terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) kendaraan yang
tinggi.

Maka dari itu dilakukan analisis mengenai model perhitungan dari beberapa faktor
berpengaruh untuk mengetahui jumlah Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) yang
digunakan kendaraan mobil pikap dalam aktifitas penyaluran barang atau jasa kepada
konsumen mereka sehingga, pelaku usaha jasa layanan distribusi maupun layanan logistik
lainnya dalam kota dapat membandingkan perhitungan biaya angkutan barang terhadap
perencanaan armada yang mereka miliki maupun yang sedang direncanakan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Bagaimana model persamaan regresi linier
berganda Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) mobil pikap: Apa yang menjadi faktor
pengaruh signifikan dalam konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu: Untuk mengetahui model persamaan
beban angkutan barang, elevasi, kecepatan, travel time, jarak dan suhu cuaca dalam
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap: Untuk mengetahui faktor pengaruh
signifikan dalam konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap.

11
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

METODE PENELITIAN
Alur Penelitian
Dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini ada beberapa tahapan yang menjadi pedoman
dalam melakukan penelitian, berikut desain tahapan penelitian pada gambar 1 yaitu:

Gambar 1. Diagram Desain Penelitian

DATA DAN ANALISIS


Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitiannya, dilakukan pengumpulan data melalui observasi langsung
dengan beberapa kondisi pengujian terhadap objek penelitian yang digunakan yaitu mobil
pikap. Pada peneliti telah melakukan beberapa klasifikasi uji dari masing-masing variabel
yang nantinya dibutuhkan untuk memperoleh model yang diinginkan, adapun klasifikasi
tersebut seperti perbedaan kondisi beban angkutan, tinggi rendahnya elevasi jalan, lalu suhu
lingkungan dan jarak tempuh yang dilalui serta konsumsi Konsumsi Bahan Bakar Minyak
yang telah digunakan.

Setelah memperoleh data dari hasil pengujian tersebut, kemudian dilakukan konfersi data
dari data hasil pengujian truk pikap menjadi variabel yang dapat digunakan dalam
menentukan model persamaan, yang nantinya diolah menggunakan aplikasi SPSS untuk

12
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

mencapai tujuan penelilian. Berikut hasil konfersi data, menjadi variabel yang nantinya
digunakan untuk pengolahan yang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah:

Tabel 1. Data Hasil Konfersi Kedalam Satuan Masing-Masing Variabel


Beban Travel Suhu Jarak Konsumsi
Kecepatan Elevasi
Angkutan time lingkungan tempuh BBM
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y
Ton Km/jam m/Km Menit/Km ℃ Km l/Km
0,900 27,53 2,18 2,179 24 7,8 0,89
0,900 31,2 -4,23 1,923 23 7,8 0,85
0,900 37,47 -0,86 1,601 25 18,6 1,47
0,900 36,4 -7,03 1,648 25 9,1 0,76
0,900 38,79 8,31 1,547 26 7,7 1,08
0,900 28,59 0,62 2,099 28 16,2 1,58
0,675 21,27 2,18 2,821 27 7,8 0,79
0,675 17,25 -4,23 3,478 27 7,8 0,72
0,675 38,52 -0,86 1,558 27 18,6 0,96
0,675 41,99 -7,03 1,429 24 9,1 0,65
0,675 24,32 8,31 2,467 23 7,7 0,87
0,675 28,59 0,62 2,099 25 16,2 1,13
0,450 21,27 2,18 2,821 25 7,8 0,69
0,450 24,67 -4,23 2,432 24 7,8 0,62
0,450 31,06 -0,86 1,932 25 18,6 0,82
0,450 24,76 -7,03 2,423 24 9,1 0,58
0,450 23,67 8,31 2,535 23 7,7 0,79
0,450 41,08 0,62 1,461 24 16,2 0,9
0,225 21,27 2,18 2,821 25 7,8 0,41
0,225 46,35 -4,23 1,294 24 7,8 0,61
0,225 31,89 -0,86 1,881 24 18,6 0,71
0,225 28,47 -7,03 2,107 24 9,1 0,54
0,225 24,32 8,31 2,467 22 7,7 0,66
0,225 47,39 0,62 1,266 22 16,2 0,76
0 44,52 2,18 1,348 21 7,8 0,4
0 13,37 -4,23 4,488 20 7,8 0,58
0 24,76 -0,86 2,423 20 18,6 0,66
0 34,22 -7,03 1,753 20 9,1 0,48
0 23,08 8,31 2,600 21 7,7 0,77
0 32,74 20 1,833 16,2 16,20 0,68

13
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Analisis Data
a. Analisis Uji Normalitas

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Dengan One sample Komogorov-Simirnov


One Sample Komogorov-Simirnov test
Unstandardized Residual
N 30
Asymp.sig (2-railed) 0,200

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Dengan One sample Komogorov-Simirnov menggambarkan


hasil tes uji normalitas variabel seluruh data variable independent (X) dengan jumlah 30
sample penelitian terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) dependent (Y)
dengan hasil uji normalitas nilai pada kolom asymptotic significance 0,200 ≥ 0,05, maka
dapat disimpulkan pada 30 data sampel yang digunakan dalam penelitian memiliki sifat
berdistribusi normal, H0 diterima : Data berdistribusi normal.

b. Analisis Uji Multikolinieritas

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficients
Colinearity Statistics
Kesimpulan
Model Tolerance VIF
(Constant)
X1 0.396 2.525 Bebas Multikolinearitas
X2 0.125 7.977 Bebas Multikolinearitas
X3 0.935 1.070 Bebas Multikolinearitas
X4 0.119 8.385 Bebas Multikolinearitas
X5 0.413 2.422 Bebas Multikolinearitas
X6 0.822 1.217 Bebas Multikolinearitas

Pada tabel 3 dikolom collinearity statistics hasil uji normalitas terdapat nilai VIF dengan
masing-masing variabel yaitu, beban angkutan (X1) = 2,525, elevasi (X2) = 7,997,
kecepatan (X3) = 1,070, travel time (X4) = 8,385, suhu lingkungan (X5) = 2,422 dan
jarak (X6) = 1,217. Dengan nilai yang dimiliki oleh setiap variabel independent berada
pada rentang nilai 1-10 maka ini membuktikan tidak terjadi hubungan atau korelasi antara
beban angkutan (X1), elevasi (X2), kecepatan (X3), travel time (X4), suhu lingkungan
(X5) dan jarak (X6) sehingga dengan data tersebut dapat membentuk model persamaan
yang baik dengan tidak adanya korelasi diantara variable independent.

c. Analisis Uji Heterokedestisitas


Dalam memperoleh model persamaan regresi linier yang baik, dilakukan uji
heterokedastisitas dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi, di mana hal ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan model regresi linier sederhana tidak efisien dan akurat. Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil pengolahan uji heterokedastisitas gambar 2 dibawah.

14
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Gambar 2. Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas

Pada gambar 2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas, diketahui titik-titik


menyebar dan tidak membentuk pola tertentu pada grafik yang telihat. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square
1 0,613 0,375
2 0,848 0,72
3 0,927 0,86

Pada Tabel 4 hasil uji koefisien determinasi di atas, dapat diketahui ada tiga tahap yang
dilakukan saat pengolahan data menggunakan metode stepwise. Dan pada model terpilih
yang diperoleh dalam hasil pengujian koefisien determinasi adalah model ketiga dengan
nilai 𝑅2 = 0,86 atau 86% yang menggambarkan besaran pengaruh yang diberikan
terhadap perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) pada mobil pikap, yang
berarti terdapat 14% variable lain yang tersisa untuk menggambarkan pengaruhnya
terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) pada mobil pikap.

e. Analisis Uji Simultan Koefisien Tegresi Atau Uji F

Tabel 5. Hasil Uji Simultan Koefisien Regresi Atau Uji F


ANOVA
Model F Sig.
3 regression 53,346 0,000
residual
total
Pada tabel 5 hasil uji simultan koefisien regresi atau uji f berdasarkan hasil analisis
koefisien determinasi persamaan yang digunakan dengan besaran pengaruh tertinggi
adalah model ketiga yaitu 𝑅2 = 0,86 atau 86%, sehingga nilai (sig.) difokuskan pada

15
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

model persamaan ketiga saja. Diketahui nilai yang dimiliki untuk model ketiga memiliki
nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 53,346, berdasarkan tabel F dengan taraf signifikansi (α) =0,05 diketahui
bahwa 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan df = (k;n-k) = (6;24), maka 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,51. Berdasarkan hasil di mana
nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang dimiliki oleh model menggambarkan bahwa hipotesis
diterima. Sehingga dapat diketahui model yang diperoleh dari hasil pengolahan data
tersebut yaitu variabel beban angkutan (X1), elevasi (X3) dan jarak (X6) memiliki
pengaruh simultan terhadap perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM).

f. Analisis Uji Parsial Koefisien Regresi Atau Uji T

Tabel 6. Hasil Uji Parsial Koefisien Regresi Atau Uji t


Unstandardized
Coefficients
Model t Sig
3 (Constant) 15,434 0,000
X1 8,355 0,000
X6 -7,563 0,000
X3 5,113 0,000

Pada tabel 6 hasil uji simultan koefisien regresi atau uji t berdasarkan hasil analisis
koefisien determinasi persamaan yang digunakan dengan besaran pengaruh tertinggi
adalah model ketiga yaitu 𝑅2 = 0,86 atau 86%, sehingga nilai (sig.) difokuskan pada
model persamaan ketiga saja. Diketahui nilai yang dimiliki untuk model ketiga memiliki
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk variabel beban angkutan (X1) = 8,355, nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk variabel
jarak (X6) = -7,563, nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk variabel elevasi (X3) = 5,113, dengan
membandingkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada tabel 6 hasil uji simultan koefisien regresi atau uji t di
atas dengan tarif signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (df) = (α/2;n-k-1) = (0,025;23)
diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,068. Dengan demikian nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 masing-masing variabel terpilih
< 0,05 menggambarkan bahwa hipotesis H0 diterima, yang berarti variabel beban
angkutan (X1) dan elevasi (X3) secara parsial berpengaruh positif terhadap Konsumsi
Bahan Bakar Minyak (KBBM) dan jarak (X6) secara parsial tidak berpengaruh positif
tehadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM).

g. Analisis model persamaan regresi linier

Tabel 7. Bentuk Model Persamaan Regresi Linier


Model Persamaan Regresi Linier
B
(Constant) .090
X1 .050
X6 -.003
X3 .002

Pada tabel 7 dengan mengetahui bahwa hasil uji asumsi klasik dan uji hipotetis telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan dari masing-masing pengujian, penelitian ini
memperoleh bentuk model persamaan regresi linier berganda konsumsi Bahan Bakar

16
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Minyak (KBBM) mobil pikap yang diinginkan, yaitu Y= 0,090 + 0,050𝑋1 – 0,003𝑋6 +
0,002 𝑋3 .

Keterangan:
𝑋1 = Beban angkutan 𝑋6 = Jarak 𝑋3 = Elevasi

h. Faktor Pengaruh signifikan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM)


Setelah melakukan berbagai analisis terhadap hasil pengolahan data yang diperoleh,
terdapat beberapa variabel yang menjadi faktor pengaruh signifikan terhadap konsumsi
Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap dalam penelitian ini yaitu:

 Beban angkutan (X1 ) dengan besaran pengaruh untuk 0,001 Ton beban yang
diangkut akan mengkonsumsi BBM mobil pikap sebesar 0,050 l/Km.

Variabel Beban angkutan (X1)


0,9
1 0,8
0,7
Beban Angkutan (ton)

0,8 0,6
0,5
0,6 0,4
0,3
0,4 0,2
0,1
0,2
0
0,056 0,061 0,066 0,071 0,076 0,081 0,086 0,091 0,096
Konsumsi Bahan bakar Minyak (KBBM) l/Km

Gambar 3 Grafik Variabel Beban Angkutan (X1)

Pada gambar 3 di atas diketahui model yang digunakan diukur dengan jarak 15 Km dan
elevasi sebesar 3 m/Km dengan berat masing-masing muatan yang diangkut, dan hasil
yang diperoleh dengan memuat beban angkutan maksimal 0,9 ton dengan jarak 15 Km
dan elevasi 3 m/Km Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) yang digunakan dalam
simulasi perjalanan tersebut sebesar 1,311 l/Km. namun hal ini akan berbeda apabila
dalam kondisi elevasi dan jarak lainnya dalam bentuk analisis yang dilakukan.

 Elevasi (X3 ) dengan besaran pengaruh untuk setiap kenaikan rata-rata satu m/Km
akan mengkonsumsi BBM mobil pikap sebesar 0,002 l/Km. Hal ini dapat dipahami
dengan melihat Gambar 4 yang mana, untuk mengurangi Konsumsi Bahan Bakar
Minyak (KBBM) suatu kendaraan akan lebih baik dalam pemilihan rute perjalanan
yang dilakukan memiliki rata-rata elevasi yang rendah, dengan begitu pengguna
kendaraan tersebut dapat mengurangi Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) yang
digunakan dalam suatu perjalanan.

17
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

8
Elevasi (m/Km)
8 6
4

Elevasi (m/Km)
6 2
4 0
2 -2
0 -4
-2 0,106 0,102 0,098 0,094 0,09 0,086 0,082 -6
0,078 0,074
-4 -8
-6
-8
-10
Konsumsi Bahan bakar Minyak (KBBM) l/Km

Gambar 4 Grafik Variabel Elevasi (X3)

 Jarak (𝑋6 ) dengan besaran pengaruh untuk setiap satu kilometer jarak yang ditempuh
akan menghemat penggunaan konsumsi BBM mobil pikap sebesar 0,003 l/Km.

Variabel Jarak (X6)


18
20 16
14
Jarak (Km)

15 12
10
8
10 6
4
5 2
0
0,135 0,129 0,123 0,117 0,111 0,105 0,099 0,093 0,087
Konsumsi Bahan bakar Minyak (KBBM) l/Km

Gambar 5 Grafik Veriabel Jarak (X6)

Dapat dilihat pada gambar 5, diketahui semakin jauh jarak tempuh yang dilalui dalam
suatu perjalanan, maka Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) yang digunakan juga
akan semakin berkurang bisa atau semakin hemat, dan untuk jarak tempuh yang dilalui
dengan skema berat angkutan sebesar 0,9 ton dan elevasi sebesar 3 m/Km maka
diperoleh Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) terendah ada pada jarak 18 Km
dengan 1,302 l/Km nya.

KESIMPULAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari pengolahan data dengan model
persamaan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) mobil pikap menggunakan metode
stepwise diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
 Dari beberapa hasil analisis asumsi klasik dan hipotesis yang dilakuakan sebagai syarat
membentuk model persamaan yang baik, diperoleh model persamaan regresi linier
berganda konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil pikap yang dapat digunakan
untuk mengukur konsumsi BBM yang digunakan yaitu Y= 0,090 + 0,050X1 – 0,003X6 +

18
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

0,002 X3 dengan beberapa faktor pengukuran terdiri dari Beban anggkutan (X1 ), elevasi
(X3 ) dan jarak (X6 ).
 variabel yang menjadi faktor pengaruh signifikan terhadap konsumsi Bahan Bakar
Minyak (BBM) mobil pikap dalam penelitian ini yaitu:
a. Beban angkutan (X1 ) dimana dengan penambahan besaran muatan untuk satu
kilogram beban angkut akan berpengaruh terhadap konsumsi BBM mobil pikap
sebesar 0,050 l/Km.
b. Elevasi (X3 ) untuk setiap kenaikan rata-rata 1 m/Km akan berpengaruh terhadap
konsumsi BBM mobil pikap sebesar 0,002 l/Km, berarti semakin banyak jalan
mendaki yang dilalui mengakibatkan konsumsi BBM menjadi semakin banyak.
c. Jarak (X6 ) dimana untuk setiap satu kilometer jarak yang ditempuh oleh mobil pikap
akan menghemat penggunaan konsumsi BBM mobil pikap sebesar 0,003 l/Km, yang
artinya semakin jauh jarak tempuh akan semakin hemat penggunaan BBM nya.

DAFTAR PUSTAKA
Salim, Abbas. 2016. Manajemen Transportasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Suryanto, Mikael Hang. 2016. Sistem Operasional Manajemen Distribusi. Jakarta: PT
Gramedia.
Dirjen Bina Marga. 1990, Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
RSNI. 2006, Pedoman Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan. Jakarta: Balitbang
PU Departemen Pekerjaan Umum.
Yaxin Hu. 2013. Short Term Prediction of Freeway Travel Times Using Data from
Bluetooth Detectors.
Wulandari, Anastasia Anita. 2017. “Penaruh Fasilitas Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Transportasi Darat”. Yogyakarta: FakultasEkonomi
Universitas Sanata Dharma.
Wohon, Selfina Clara, Djoni Hardja, Nelson Nainggolan. 2017. Penentuan Model
Regresi Terbaik Dengan Menggunakan Metode Stepwise (Studi Kasus :Impor Beras
Di Sulawesi Utara). Manado : Universitas Sam Ratulangi.

19

Anda mungkin juga menyukai