Anda di halaman 1dari 73

Implementasi Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata

Ruang mendukung Kegiatan Fasilitas Persetujuan


Substansi Tahun 2022
MUATAN PENGERJAAN

I. KELENGKAPAN DATA

I. BASIS DATA

II. PENYAJIAN PETA

2
I. BASIS DATA (1)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Cara Mengetahui Slivers:
Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

3
I. BASIS DATA (1)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Cara Mengetahui Slivers:
Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve


pada Nama Objek saja

4
I. BASIS DATA (1)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Cara Mengetahui Slivers:
Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve


pada Nama Objek saja

Hasilnya diselect kemudian diexplode

Selanjutnya dibuat filed baru dengan nama


Luas pada atribut table

5
I. BASIS DATA (1)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Cara Mengetahui Slivers:
Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve


pada Nama Objek saja

Hasilnya diselect kemudian diexplode

Selanjutnya dibuat filed baru dengan nama


Luas pada atribut table

Tabel Luas menggunakan satuan Hektar

6
I. BASIS DATA (1)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Cara Mengetahui Slivers:
Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve Apabila nilai luasan objek
kurang dari minimal yang
pada Nama Objek saja dapat tergambar maka
dianggap sebagai slivers
Hasilnya diselect kemudian diexplode

Selanjutnya dibuat filed baru dengan nama Select semua polygon


Luas pada atribut table slivers lalu dilakukan
proses eliminate
Tabel Luas menggunakan satuan Hektar

Cek polygon slivers lalu lakukan eliminate

7
I. BASIS DATA (1)
Luas kegiatan/objek yang wajib tergambar menjadi sebuah kawasan

RTRW Provinsi 1:250.000 RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota


1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

1.250 m x 1.250 m = 250 m x 250 m = 125 m x 125 m = 15.625 m2 25 m x 25 m = 625 m2


1.562.500 m2 62.500 m2
15.625 m2 = 1,5625 ha
1.562.500 m2 = 156,25 62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha
ha

Luas kegiatan/objek penggambaran minimal yang dapat tergambar


RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota
1:250.000 1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

250 m x 250 m = 50 m x 50 m = 2.500 m2 25 m x 25 m = 625 m2 5 m x 5 m = 25 m2


62.500 m2
2.500 m2 = 0,25 ha
62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha 25 m2 = 0,0025 ha

8
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA


2. Melakukan perbaikan topologi:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

a)

b)

9
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps

10
10
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon:

Perbaikan error topologi must not overlap

Merge polygon dengan


memilih salah satu peruntukan
pola ruang yang sesuai

11
11
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon:

Perbaikan error topologi must not have gaps

Hasil create feature


adalah polygon baru

12
12
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon:

Perbaikan error topologi must not have gaps

Hasil polygon baru dapat


di merge pada polygon
terdekat

13
13
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon: Erase data polygon bantuan dengan
data polygon pola ruang
Pastikan kedua polygon tersebut dalam
Perbaikan error topologi apabila refrence yang sama
menemukan banyak error topologi dan
kesalahan topologi muncul berulang.

contoh

Hasil polygon yang telah dierase


selanjutnya di explode

14
14
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon: Hapus polygon diluar polygon Pola
Ruang
Perbaikan error topologi apabila
menemukan banyak error topologi dan
kesalahan topologi muncul berulang.

Merge Poligon hasil erase


dengan Poligon pola ruang

15
15
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon: Hasil merge selanjutnya data di select
semua dan di explode
Perbaikan error topologi apabila
menemukan banyak error topologi dan
kesalahan topologi muncul berulang.

Lalu pilih semua data kosong

16
16
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi poligon:
Selanjutnya dilakukan proses eliminate
Perbaikan error topologi apabila untuk data kosong yang telah dipilih

menemukan banyak error topologi dan


kesalahan topologi muncul berulang.

Terakhir periksa Kembali data,


apakah masih terdapat data
kosong atau tidak

17
17
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

18
18
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi garis:

Perbaikan error topologi must not overlap

Substract garis dengan memilih


salah satu peruntukan garis
yang tidak sesuai

19
19
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi garis:

Perbaikan error topologi must not self-


overlap

Simplify garis pada error must


not self-overlap

20
20
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi garis:

Perbaikan error topologi must not have


dangles

Trim garis apabila melebihi dari


pertemuan atau perpotongan
garis

Extend garis apabila


kurang dari
pertemuan atau
perpotongan garis

21
21
I. BASIS DATA (2)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


2. Melakukan perbaikan topologi garis:

Perbaikan error topologi must not have


dangles

Mark as Exception garis apabila


memang bukan error topologi (akhir
dari garis atau terpotong administrasi)

22
22
I. BASIS DATA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Melakukan Union Data

Dalam melakukan union data, perlu


diperhatikan terkait area area pada
wilayah perbatasan

A B Wilayah Perbatasan

23
I. BASIS DATA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Melakukan Union Data Polygon
A
Dalam melakukan union data, perlu Nilai Minus
diperhatikan terkait area area pada pada FID B
wilayah perbatasan
Tidak Memiliki
Minus

Nilai Minus
B pada FID A

24
I. BASIS DATA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Melakukan Union Data Polygon

Dalam melakukan union data, perlu


diperhatikan terkait area area pada
wilayah perbatasan

Eliminate A Delete Delete B Eliminate

25
I. BASIS DATA (4)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


4. Data yang berada diluar perencanaan

Rencana Tata Ruang hanya boleh mengatur


yang berada di dalam wilayah
perencanaannya saja, kecuali laut.

Untuk mengetahui ada tidaknya data yang


berada diluar dapat menggunakan tool Erase
erase, dan untuk mengambil data yang
berada di dalamnya dapat menggunakan
tool clip

Clip

26
I. BASIS DATA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 1. Buka basis data spasial yang sudah diunduh, kemudian pilih kelas
fitur yang akan dimasukkan datanya ke dalam basis data tersebut.
Load data digunakan agar pemindahan Kelas fitur yang dapat dipilih berupa Pola Ruang, Struktur Ruang,
Kawasan Strategis, atau Sub BWP Prioritas
field yang akan digunakan dari satu
2. Setelah itu klik kanan pada kelas fitur dan pilih load, kemudian pilih
feature data ke feature data lain tidak load data
mengalami perubahan bentukan
1

27
I. BASIS DATA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 3. Setelah muncul jendela baru, pilih next, kemudian klik simbol ….
untuk mencari data yang akan dimasukkan kedalam basis data.
Load data digunakan agar pemindahan Klik add, kemudian klik next.
4. Pada tahap berikutnya pilih “I do not want to load all feature into a
field yang akan digunakan dari satu
subytpe.” Khusus untuk load data pada Pola Ruang RDTR dapat
feature data ke feature data lain tidak dipilih “I want to load all feature into a subytpe,” jika atribut data
mengalami perubahan bentukan yang akan dimasukkan hanya bersifat parsial dan terdapat satu
peruntukkan saja. Jika sudah menentukkan, maka pilih next

4 5

28
I. BASIS DATA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 5. Pada tahap selanjutnya akan muncul jendela berisi pencocokkan field.
“Target Field” merupakan field yang ada di dalam basis data peta rencana
tata ruang atau field tujuan, sedangkan “Matching Source Field” adalah
Load data digunakan agar pemindahan field yang ada di data awal atau field yang perlu dicocokkan ke dalam
field yang akan digunakan dari satu basis data RTR. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencocokkan field ini
feature data ke feature data lain tidak adalah tipe field (string, int, double) yang akan dicocokkan harus sama agar
proses dapat berlangsung. Jika sudah selesai mencocokkan field, maka klik
mengalami perubahan bentukan next.

4 5

29
I. BASIS DATA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 6. Pada tahap ini terdapat dua pilihan, yaitu “Load all of the source
data” atau “Load only the features that statisfy a query. Pilih “Load
Load data digunakan agar pemindahan only the features that statisfy a query,” kemudian klik query builder
dan masukkan persamaan query yang dimasukkan. Jika sudah
field yang akan digunakan dari satu
selesai
feature data ke feature data lain tidak 7. klik next. Klik finish dan coba panggil data yang sudah kelas fitur
mengalami perubahan bentukan yang sudah dimasukkan data sebelumnya

6 7

30
I. BASIS DATA (5)
5. Mengikuti Penamaan Geodatabase dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-BLOK
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Pola Ruang Kode WP Romawi
Sama dengan klasifikasi Provinsi
lampiran Permen 14
turunan unsur terakhir Wilayah Administrasi
Kode Zona halaman 151-166 Kode Sub-WP Huruf Kapital
Kabupaten/Kota Diawali dengan Nama
Nama Objek
Nama Sub-Zona untuk Wilayah Administrasi Tingkat Administrasi
Nama Sub-Zona Struktur Ruang lampiran Kode Blok Angka
Pola Ruang atau Ordo 4 Kecamatan
Permen 14 halaman 189-
untuk Struktu Ruang Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona 198 Kode Sub-Blok Huruf Kapital/Tidak Ada
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Kawasan Keselamatan
Klasifikasi KKOP/ Dihitung ulang dalam Ha
Operasi Penerbangan Kawasan Cagar Budaya Isian Bebas/Tidak Ada Kawasan Migrasi Satwa Ada/Tidak Ada
Tidak Ada menggunakan
(KKOP) Luas Area
(Cylindrical Equal Area -
Lahan Pertanian Pangan LP2B/LCP2B/
Kawasan Resapan Air Ada/Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Ada/Tidak Ada World)
Berkelanjutan (LP2B) Tidak Ada
Klasifikasi dan Tingkat Klasifikasi Sempadan/
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan f h
Bencana/Tidak Ada Tidak Ada
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada PENGISIAN TPZ PENGISIAN SUMBER DATA
Transit (TOD) Keamanan
Tempat Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir/Tempat Evakuasi
Kawasan Karst Ada/Tidak Ada
Bencana Sementara/
Teknik Pengaturan Lihat lampiran Permen Diisi menggunakan asal
Tidak Ada Sumber Data
Zonasi 14 halaman 44-47 dan tahun data
Klasifikasi
Kawasan Pertambangan
Pusat Penelitian Isian Bebas/Tidak Ada Pertambangan/
Mineral dan Batubara
Tidak Ada
31
31
I. BASIS DATA (6)
Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA
6. Kesesuaian geodatabase rencana tata Penamaan GDB yaitu _[Kode Wilayah]_[Nama RDTR]_[Tahun]
ruang dengan Permen ATR/ Kepala BPN Contoh
No. 14 Tahun 2021 (termuat dalam tautan
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR) Penamaan Set Data Fitur Pola Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis
a) GDB Permen ATR/ Kepala BPN No. 14 Rencana]_[Nama RDTR]_[Tahun]
Tahun 2021 Penamaan Set Data Fitur Struktur Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis
b) Penamaan Set Data Fitur dan Kelas Fitur Rencana]_[Nama Unsur Rencana Struktur Ruang]_[Nama RDTR]_[Tahun]
Contoh
Penamaan selalu disesuaikan dengan kode
di Kemendagri nama legal RTR tersebut

32
32
I. BASIS DATA (6)
Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA
6. Kesesuaian geodatabase rencana tata Penamaan Kelas Fitur Pola Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk
ruang dengan Permen ATR/ Kepala BPN Geometri]_[Jenis Rencana]_[Nama RDTR]_[Tahun]
No. 14 Tahun 2021 (termuat dalam tautan Penamaan Kelas Fitur Struktur Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk Geometri]_
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR) [Jenis Rencana]_[Nama Unsur]_[Nama RDTR]_[Tahun]
a) GDB Permen ATR/ Kepala BPN No. 14 Contoh
Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur dan Kelas Fitur

Penamaan selalu disesuaikan dengan kode


di Kemendagri nama legal RTR tersebu

33
33
I. BASIS DATA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Pengisian atribut WP 6. Pada tahap ini terdapat dua pilihan, yaitu “Load all of the source
Load data digunakan agar pemindahan data” atau “Load only the features that statisfy a query. Pilih “Load
field yang akan digunakan dari satu only the features that statisfy a query,” kemudian klik query builder
dan masukkan persamaan query yang dimasukkan. Jika sudah
feature data ke feature data lain tidak
selesai
mengalami perubahan bentukan 7. klik next. Klik finish dan coba panggil data yang sudah kelas fitur
yang sudah dimasukkan data sebelumnya

6 7

34
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


8. Pengisian atribut Admin Metode Pengisian:

Pengisian WP dimulai dari angka romawi I


Pengidian WP dapat dimulai dari angka > I apabila dalam
Batang tubuh ranperkada dijelaskan mengenai nama WP
Sebelumnya. Adapun contoh WP yang sudah diisi:

35
35
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


7. Pengisian atribut WP Metode Pengisian:

Pengisian atribut nama administrasi harus disertai dengan tingkatan


Administrasinya, misalnya Provinsi XXX, Kabupaten XXX, Kecamatan XXX,
Desa XXX, atau Kelurahan XXX.
Khusus pengisian nama administrasi khusus daerah,
ex: Kecamatan → Kapanewon hanya boleh dilakukan jika sudah diatur/
diakui oleh kemendagri. Namun pada basis data tetap menggunakan
Istilah umumnya.
Adapun contoh atribut admin yang sudah diisi:

36
36
36
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


8. Pengisian atribut Ketentuan Pengisian atribut ketentuan khusus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
Khusus No Tingkat RTR Jenis Ketentuan Khusus Bentuk Isian
1 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) Dengan kodefikasi
2 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota KAWASAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (KP2B) Dengan kodefikasi
3 RDTR LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) Dengan kodefikasi
4 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) Isian Bebas
5 RDTR KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT (TOD) Dengan kodefikasi
6 RDTR TEMPAT EVAKUASI BENCANA (TEB) Dengan kodefikasi
7 RDTR PUSAT PENELITIAN (PUSLIT) Isian Bebas
8 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN CAGAR BUDAYA (CAGBUD) Isian Bebas
9 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RESAPAN AIR (RESAIR) Dengan kodefikasi
10 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN SEMPADAN (KSMPDN) Dengan kodefikasi
11 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN (HANKAM) Dengan kodefikasi
12 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KARST (KKARST) Dengan kodefikasi
13 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (PTBGMB) Dengan kodefikasi
14 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN MIGRASI SATWA (MGRSAT) Dengan kodefikasi
15 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR RUANG DALAM BUMI (RDBUMI) Dengan kodefikasi
16 RTRW Provinsi DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN (DLKPEL) Dengan kodefikasi
17 RTRW Provinsi BAGAN PEMISAH ALUR (BPALUR) Dengan kodefikasi
18 RTRW Provinsi KAWASAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM LAUT (KPEKLT) Dengan kodefikasi
19 RTRW Provinsi AREA PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL (APKINT) Dengan kodefikasi

• Untuk jenis ketentuan khusus yang memiliki kodefikasi domain harus diisi sesuai dengan kriteria pengkelasan
domain
• Untuk jenis ketentuan khusus isian bebas dapat diisi secara manual tanpa kode sesuai dengan ketentuan. 37
37
37
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


8. Pengisian atribut Ketentuan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (1):
a. Dapat dilakukan dengan klik pada kolom atribut ketentuan khusus yang kosong lalu memilih atribut yang sesuai
Khusus

Tabel kodefikasi: http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR

38
38
38
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


8. Pengisian atribut Ketentuan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (2):
b. Dapat dengan melakukan select atribut lalu mengisinya menggunakan field calculator.
Khusus
Pada kolom field calculator
dapat diisikan kode domain
yang sesuai. Kode domain
dapat dilihat pada table
kodefikasi yang termuat
dalam
http://bit.ly/basisdataRTRW
danRDTR

Tabel
kodefikasi

39
39
I. BASIS DATA (8)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


8. Pengisian atribut Ketentuan Metode pengisian atribut ketentuan khusus tanpa domain/isian bebas:
a. KRB
Khusus Ketentuan khusus KRB harus diisi sesuai dengan jenis dan tingkatan bencana yang terdapat pada daerah tersebut.
Pengisian ketentuan khusus KRB hanya diisikan pada kawasan/zona budidaya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
perlindungan setempat. Hal ini dikarenakan kawasan lindung selain dari RTH dan perlindungan setempat
seharusnya dalam penetapannya sudah memperhatikan jenis dan tingkatan bencana yang ada beserta mitigasinya.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Rawan Bencana Banjir Tingkat Sedang
• Kawasan Rawan Bencana Tsunami Tingkat Tinggi

b. PUSLIT
Ketentuan khusus PUSLIT harus diisi apabila daerah tersebut dalam perencanaannya akan difungsikan sebagai
wilayah yang akan dipertahankan karena memberikan nilai dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh Isian Bebas:
• Plasma Nutfah
• Observatorium

c. CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus diisi pada daerah yang dalam perencanaannya (Pola Ruang) memiliki fungsi
utama selain Cagar Budaya, namun memiliki SK cagar budaya atau memiliki fungsi cagar budaya yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai pada daerah tersebut.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
• Makam Kerajaan Majapahit 40
40
I. BASIS DATA (9)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


9. Pengisian Pengisian holding Khusus pada kawasan holding zone, kode subzona diisi secara manual tanpa menggunakan domain
zone

Pengisian Nama Objek menggunakan nama hutannya, serta pengisian


Kode Sub-Zona juga menggunakan kode hutan yang di holding zone.
Contoh Pengisian:

41
41
I. BASIS DATA (10)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA


10. Pengisian sumber data Menurut Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
Sumber data menerangkan asal sumber data dan tahun data diterbitkan misalnya “Dinas Perhubungan, 2019”,
“Analisis RTRW, 2019”.

Pengisian sumber data mengikuti format : sumber data, tahun penerbitan data. Pengisiannya dapat dilakukan
dengan field calculator. Adapun contoh pengisian data atributnya adalah sebagai berikut:

Atau penulisan dengan Tahun seperti berikut:

42
42
I. BASIS DATA (10)
2. Mengikuti Penamaan Geodatabase dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-BLOK
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Zona Hutan Produksi Kode WP I Provinsi Aaa
Provinsi
Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Kode Zona KHP Kode Sub-WP A Kabupaten Bbb
dapat Dikonversi/ Kabupaten/Kota
Nama Objek
Tempat Evakuasi Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Nama Sub-Zona Kode Blok 2 Kecamatan Ccc
Sementara dapat Dikonversi Kecamatan
Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona HPK/PL-1 Kode Sub-Blok Tidak Ada Desa Ddd
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan Tidak Ada Kawasan Cagar Budaya Situs Megalitikum Kawasan Migrasi Satwa Tidak Ada
(KKOP) Luas Area 50
Lahan Pertanian Pangan
Tidak Ada Kawasan Resapan Air Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Tidak Ada
Berkelanjutan (LP2B)
Rawan Bencana Longsor
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan Tidak Ada f h
Tingkat Sedang
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Tidak Ada Tidak Ada PENGISIAN TPZ PENGISIAN SUMBER DATA
Transit (TOD) Keamanan

Tempat Evakuasi
Tidak Ada Kawasan Karst Tidak Ada
Bencana
Teknik Pengaturan
i,j Sumber Data Hasil Analisis Tahun 2022
Zonasi
Kawasan Pertambangan
Pusat Penelitian Tidak Ada Tidak Ada
Mineral dan Batubara

43
43
II. PENYAJIAN PETA

b INFORMASI
c c TEPI PETA
d e a. nama dan logo;
f b. keterangan
lampiran peta
c. judul;
MUKA PETA a g d. arah mata angin;
a. Simbolisasi; e. Skala;
b. unsur dasar; b f. keterangan
c. notasi peta; proyeksi;
d. koordinat (grid g. diagram lokasi;
peta dan h. keterangan peta;
gratikul); dan i. sumber data dan
e. inset peta. h riwayat peta; dan
j. tanda tangan.

d i
j

44
II. PENYAJIAN PETA (1)
Poin a: Judul Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Judul Peta RTRW pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Judul Peta RDTR pada file .PDF/.JPEG/.JPG

Nama Judul Peta RTRW pada file .MXD Nama Judul Peta RDTR pada file .MXD

Nama Judul Peta RTRW pada Informasi Tepi Peta Nama Judul Peta RDTR pada Informasi Tepi Peta

* RTRW menggunakan kata “SISTEM” * RDTR menggunakan kata “RENCANA”


45
45
II. PENYAJIAN PETA (1)
Poin b: Keterangan Lampiran Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Keterangan Lampiran Peta pada Batang Tubuh
Pasal 3 ayat 5

Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .MXD


Pasal 5 ayat 2

Pasal 6 ayat 4
Nama Keterangan Lampiran Peta pada Informasi Tepi Peta

Pasal 7 ayat 16

46
46
II. PENYAJIAN PETA (2)
Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
– Skala angka dibulatkan

Contoh skala angka dan/atau skala batang yang belum Contoh skala angka dan/atau skala batang yang sudah
dibulatkan dibulatkan

– Skalaskala angka dan/atau skala batang tidak diperbolehkan di convert to graphics. Pilihan convert to
graphics masih aktif

47
47
II. PENYAJIAN PETA (2)
Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
– Untuk separator ribuan pada skala angka memakai tanda titik (.)
Untuk merubah tanda koma (,) menjadi titik (.) pada separator ribuan di windows 11 menggunakan
cara Windows > Settings > Time & language > Language & region > kemudian download dan install
Bahasa Indonesia menggunakan tool Add a language

48
48
II. PENYAJIAN PETA (3)

Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading, terdapat beberapa bagian
yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:

a) Memberi heading dengan ‘new heading’


b) Memberi Heading Jaringan Transportasi menjadi Transportasi Darat, Transportasi Laut, dan Transportasi
Udara
c) Memberi informasi kode kawasan atau subzona pada peta pola ruang
d) Menerapkan simbol secara otomatis menggunakan ‘match symbol’
e) Pewarnaan simbol Holding Zone
f) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
g) Kondisi peletakkan Badan Air dan Badan Jalan
h) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Pantai

49
49
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Bentuk teks
termasuk heading dan sub-heading

a) Memberi heading dengan ‘new heading’

Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks

50
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘new heading’ (1)
termasuk heading dan sub-heading

a) Memberi heading dengan ‘new heading’

Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks

51
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘new heading’ (2)
termasuk heading dan sub-heading

a) Memberi heading dengan ‘new heading’

Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks

52
II. PENYAJIAN PETA (3)
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA

Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi


termasuk heading dan sub-heading

b) Memberi Heading Jaringan Transportasi


menjadi Trasnportasi Darat, Transportasi
Laut, dan Transportasi Udara

❖ Transportasi Darat
Point: Terminal Penumpang, Terminal Barang, Jembatan,
Jembatan Timbang, Halte, Stasiun KA, Pelabuhan Sungai
& Danau, Pelabuhan Penyeberangan
Polyline: Jaringan Jalan Umum, Jaringan Jalan Khusus,
Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalur KA, Lintas
Penyeberangan, Alur Pelayaran Sungai & Danau

❖ Transportasi Laut
Point: Pelabuhan Laut, Pelabuhan Perikanan, Pangkalan
Pendaratan Ikan, Terminal Umum, Terminal Khusus
Polyline: Alur Pelayaran Laut

❖ Transportasi Udara
Point: Bandar Udara
Polyline: - 53
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Bentuk teks
termasuk heading dan sub-heading

c) Memberi informasi kode kawasan atau


subzona pada peta pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

54
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘description’ (1)
termasuk heading dan sub-heading

c) Memberi informasi kode kawasan atau


subzona pada peta pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

55
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘description’ (2)
termasuk heading dan sub-heading

c) Memberi informasi kode kawasan atau


subzona pada peta pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

56
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi
termasuk heading dan sub-heading

d) Menerapkan simbol secara otomatis


menggunakan ‘match symbol’

57
II. PENYAJIAN PETA (3)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi
termasuk heading dan sub-heading

e) Pewarnaan simbol Holding Zone

❖ Kode subzona ditampilkan pada tepi peta dan muka peta

58
II. PENYAJIAN PETA (4)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Apabila tidak diatur dalam peraturan
termasuk heading dan sub-heading • Bersifat sebagai unsur dasar

Geometri Badan Air Badan Jalan


f) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
Polygon
/
Polygon +
line
+ = -
Apabila diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur rencana

Geometri Badan Air Badan Jalan


Polygon

59
II. PENYAJIAN PETA (4)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Apabila tidak diatur dalam peraturan
termasuk heading dan sub-heading • Bersifat sebagai unsur dasar

g) Kondisi peletakkan Badan Air dan


Badan Jalan

Apabila diatur dalam peraturan


• Bersifat sebagai unsur rencana

60
II. PENYAJIAN PETA (4)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Simbol Garis Pantai berdasarkan data BIG
termasuk heading dan sub-heading

h) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Simbol Garis Pantai yang direncanakan dalam RDTR
Pantai

Peletakkan simbol
Keterangan
Perbedaan simbol garis pantai dapat terjadi, jika garis
pantai berdasarkan data BIG tidak sama dengan garis
pantai yang direncanakan oleh daerah

61
II. PENYAJIAN PETA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Kembali lagi pada simbologi. Letakkan arsir merah
termasuk heading dan sub-heading Sesuaikan warna RGB dengan ‘holding zone’ pada
dokumen. bagian atas → OK
d) Pewarnaan simbol Holding Zone

Hasil simbologi Holding Zone


Atur ‘Separation’:
RTRW → 3
RDTR → 10

62
II. PENYAJIAN PETA (5)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Ukuran simbol struktur ruang dapat disesuaikan apabila:
termasuk heading dan sub-heading • Dirasa terlalu kecil, sehingga tidak terlihat
• Dirasa terlalu besar, sehingga menutupi informasi di sekitarnya
h) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur
Ruang

63
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin b: Batas dan notasi perencanaan (WP, Label notasi wilayah perencanaan dibuat dalam format berikut dengan
SWP, Blok dan Sub-Blok (jika ada)) separator titik

a) Memberi label Kode WP Tampilan di muka peta

• Apabila tidak ada sub-blok, maka keterangan sub-blok di Penjelasan


Kode Lokasi disesuaikan
• Apabila tidak ingin menampilkan kode WP karena hanya ada satu kode
saja, maka Penjelasan Kode Lokasi disesuaikan
• Penjelasan Kode Lokasi ditampilkan sebagai informasi tepi peta

64
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: Kode Subzona dan TPZ (jika ada) Cara menampilkan kode subzona atau kawasan

a) Menampilkan kode subzona atau Klik kanan pada layer Pola Ruang → Properties → Labels → Centang
kawasan ‘Label features in this layer’ → Method : ‘Label all the features the same
way’ → Label Field : ‘Kode Sub-Zona’ → OK

Tampilan kode
subzona atau
kawasan

65
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: Kode Subzona dan TPZ (jika ada) Cara untuk tidak menampilkan label kode BA dan BJ

b) Pengecualian tampilan kode subzona BA Apabila BA (Badan Air) dan BJ (Badan Jalan) tidak diatur dalam peraturan,
dan BJ maka label kode subzona atau kawasan tersebut tidak ditampilkan.

Klik kanan pada layer Pola Ruang → Labels → Method: Define classes of
features and label each class differently → SQL Query

Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur

66
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: Kode Subzona dan TPZ (jika ada) Berikut tampilan SQL Query.
Masukkan rumus berikut untuk mengeluarkan BA dan BJ dari tampilan label
b) Pengecualian tampilan kode subzona BA → OK
dan BJ

Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur

67
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: Kode Subzona dan TPZ (jika ada) Cara menampilkan kode TPZ

c) Menampilkan TPZ Apabila subzona memiliki TPZ, maka ditampilkan dengan cara berikut

Klik kanan pada layer Pola Ruang → Properties → Labels → Expression

68
II. PENYAJIAN PETA (6)

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: Kode Subzona dan TPZ (jika ada) Centang ‘Advanced’ → Masukkan rumus berikut kedalam kotak → OK

c) Menampilkan TPZ
Function FindLabel ( [TPZ_00] , [KODSZN] )
If [TPZ_00] = "Tidak Ada" then
FindLabel = [KODSZN]
Else
FindLabel = [KODSZN] +"."+ [TPZ_00]
End if
End Function

Tampilan subzona yang sudah ada kode TPZ

69
Peta
adminis
trasi
Peta
rencana
struktur
ruang
Peta
rencana
pola
ruang
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai