3.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan output berupa Peta ABL, Peta Regional, Peta Lokal, Peta FHD Y dan Pemodelan 2,5 D. Langkah – angkah tersebut diantaranya: 1. Mengumpulkan studi literatur mengeni daerah yang akan diteliti serta penelitian terdahulu dengan target yang sama. Langkah ini dilakukan untuk memperlancar kegiatan interpretasi. 2. Menentukan area penelitian dan melakukan plotting titik koordinat penelitian. Langkah ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan daerah yang akan diteliti. 3. Mencari peta geologi daerah penelitian. Peta geologi dapat menunjang kegiatan penelitian sebagai data pendukung. 4. Memasukkan koordinat yang telah ditentukan ke website GGM Plus Gravity Data Extraction di https://murray- lab.caltech.edu/GGMplus/index.html untuk diolah. Hasil pengolahan yang didapatkan dari website ini berupa nilai x, y, z dam G-Obs. 5. Menghimpun data yang telah didapatkan dari GGM Plus lalu memasukkan ke dalam Ms. Excel. Data yang dimasukkan kemudia diolah dengan koreksi sedemikian rupa hingga menjadi nilai ABS. 6. Mengumpulkan Data DEM Daerah Penelitian. Langkah ini dilakukan untuk menunjang pengolahan koreksi medan. 7. Menyimpan data koordinat dalam format .dat atau .txt untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam Global Mapper bersama dengan data DEM Pulau Jawa – Bali. Setelah dimasukkan maka akan terlihat plotting dari tiap titik koordinat penelitian. 8. Mengekspor layer data kordinat yang telah diplotting pada peta DEM. Layer diekspor dalam bentuk lokal dengan mengurangkan 1000 dari nilai koordinat barat dan selatan serta menambahkan 1000 dari koordinat utara dan timur. Untuk data regional dilakukan langkah yang sama, namun angka yang ditambah atau dikurangkan diganti menjadi 10000. 9. Memasukkan data DEM lokal dan regional ke dalam Geosoft Oasis Montaj. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan nilai koreksi medan. 10. Mencari nilai Anomali Bouguer Lengkap. Nilai ini didapatkan dari penjumlahan nilai ABS dengan koreksi medan. 11. Membuat Peta ABL. Peta ABL dibuat dengan data ABL hasil pengolahan. Peta ini dibuat dengan Geosoft Oasis Montaj. 12. Membuat Peta overlay ABL dengan Geologi menggunakan Global Mapper. Tujuan dari overlay kedua peta ini adalah untuk memberikan gambaran lebih jelas terkait hubungan anomali gravitasi dengan litologi daerah penelitian. 13. Membuat peta regional & residual dengan terlebih dahulu melakukan filtering upward continuation dengan base map Peta ABL. Proses selanjutnya dilakukan dengan fitur grid math, dimana Peta Regional dibuat dengan filtering Upward Continuation, sedangkan Peta Lokal dibuat dengan mengurangkan Peta ABL dengan Peta Upward Continuation. 14. Membuat sayatan pada Peta Regional. Dari sayatan yang dibuat, muncul kolom baru pada data dengan nama G_ABL. 15. Menyimpan data G_ABL dalam format .txt ke dalam folder yang sama dengan file FFT kemudian memasukkan data G_ABL ke Math lab untuk diolah. Hasil dari pengolahan berupa data X, Y serta FFT. 16. Memasukkan data X, Y dan FFT ke dalam Ms. Excel. Dari langkah ini kemudian dibuat Grafik FFT untuk memisahkan anomali regional, residual dan noise. 17. Membuat pemodelan 2,5D dari data litologi dan kedalaman yang didapatkan dari pengolahan Fast Fourier Transformation. Pemodelan ini dibuat dengan menyayat Peta ABL. Tujuan dari pemodelan ini adalah memperjelas anomali yang menjadi point of interest penelitian ini. 18. Membuat pembahasan berupa interpretasi dari tiap – tiap output yang telah dibuat. Hal ini dilakukan untuk memperkuat praduga awal akan adanya struktur di kawasan penelitian. 19. Membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah dibuat. Kesimpulan mencakup seluruh kegiatan serta menjawab rumusan masalah dari penelitian.