Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAHAN

MILITERISME
JEPANG
Materi Sejarah Indonesia Kelas XI

Disusun Oleh Putri Amalia, S.Pd


SUB-
MATERI 01 Terbentuknya Pemerintahan
Sementara
Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang segera membentuk
pemerintahan sementara yang sifatnya darurat untuk menciptakan
keamanan.

02 Struktur Pemerintahan
Militer Jepang
Struktur pemerintahan militer Jepang tidak jauh berbeda dengan
pemerintahan sementara yang sudah dibuat Jepang sebelumnya,
hanya saja adanya perubahan terhadap pemegang-pemegang
jabatan tertinggi, yang tadinya ditempati oleh orang-orang Indonesia
kini setelahnya diduduki oleh orang-orang asli Jepang.
TERBENTUKNYA
PEMERINTAHAN
SEMENTARA
IDE PEMERINTAHAN SEMENTARA

Dari penyerahan tersebut, maka secara resmi berakhirnya


pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia dan secara
resmi juga berdirinya pemerintahan Jepang di Indonesia.

Untuk langkah awal, Jepang membentuk pemerintahan


sementara yang sifatnya militer.

MENGAPA???
Letnan Jenderal Letnan Jenderal
Ter Poorten Hitoshi Imamura
Setelah Jepang berhasil mengalahkan Belanda dan juga sekutunya
(ABDACOM), pada saat itu berita tidak seperti sekarang yang dengan
cepat bisa tersiar, melainkan pada saat itu harus melalui beberapa
proses terlebih dahulu. Oleh karena itu, setelah mengambil alih
8 Maret 1942 di Kalijati pemerintahan dari tangan Belanda, perwakilan Jepang di Indonesia
(Perundingan Kalijati) memutuskan untuk membentuk pemerintahan sementara, sebelum
Name Here
mendapatkan keputusan resmi dari kemaharajaan Jepang
PEMERINTAHAN SEMENTARA
Didalam pemerintahan sementara, Indonesia pada saat itu dipegang atau dikendalikan
oleh dua angkatan perang Jepang, yaitu yang tergabung dalam angkatan darat
(Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing dari angkatan tersebut memiliki
wilayah kekuasaan, yang mana nantinya Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah
kekuasaan.

WILAYAH I
Sumatera dengan pusatnya di Bukittinggi, dikuasai dan
dikendalikan oleh pemerintahan militer angkatan darat.

WILAYAH II
Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta, dikuasai dan
dikendalikan oleh pemerintahan militer angkatan darat.

WILAYAH III
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di
Makassar, dikuasai dan dikendalikan oleh pemerintahan militer
angkatan laut.
SISTEM YANG MENGATUR TENTANG
PEMERINTAHAN SEMENTARA

PASAL SATU PASAL DUA


Bala tentara Nippon melangsungkan

1 2
Pembesar bala tentara
pemerintah militer sementara waktu memegang kekuasaan
di daerah-daerah yang telah pemerintah militer yang tertinggi
ditempati supaya mendatangkan dan juga segala kekuasaan yang
keamanan yang sentosa dengan dahulu berada di tangan Gubernur
segera. Jenderal Hindia-Belanda.
POKOK-POKOK
PERATURAN
NEGARA
PASAL TIGA PASAL EMPAT

3 4
Semua badan-badan pemerintah dan
kekuasaan hukum dan undang- Bala tentara Jepang akan
undang dari pemerintah yang dahulu menghormati kedudukan dan
tetap diakui sah untuk sementara kekuasaan pegawai-pegawai
waktu, asal saja tidak bertentangan yang setia pada Jepang.
dengan aturan pemerintah militer.
PENGANGKATAN ORANG INDONESIA DI
BADAN PEMERINTAHAN JEPANG
Seiring berjalannya NAMA PEGAWAI INDONESIA JABATAN YANG DIDUDUKI
pemerintahan sementara
R. Pandu Suradiningrat Wakil Gubernur Jawa Barat
militerisme Jepang, karena
belum adanya keputusan- Atik Suardi Pembatu Wakil Gubernur Jawa Barat
keputusan dari pemerintah
Rd. Muhammad Chalil Wakil Gubernur Jawa Tengah
pusat dari kemaharajaan
Jepang, ditambah usaha Salamun Residen Jawa Tengah
koordinasi dengan berbagai
provinsi juga tidak berjalan
R. Adipati Aria Hilman Djajadiningrat Residen Banten (Serang)
lancar karena Jepang R.A.A. Surjadjajanegara Residen Bogor
kekurangan orang untuk
menjadi tenaga pemerintahan, R.A.A. Wiranatakusumah Residen Bandung
sehingga dengan sangat Pangeran Ario Suriadi Residen Cirebon
terpaksa orang-orang
Indonesia lah yang sementara R.A.A. Surjo Residen Pekalongan
akan diangkat menjadi R.A.A. Sudjiman Martadiredja Residen Banyumas
pegawai-pegawai Gandasubrata
pemerintahan, sampai
menunggu utusan orang-orang H. Dahlan Abdullah Kepala Pemerintah Kotapraja Batavia
Jepang datang ke Indonesia. Mas Sutandoko Kepala Polisi
KEBIJAKAN (NON MILITER)
Tertuang didalam Undang-undang No. 4

KEBIJAKAN
Hanya bendera Jepang (hinomaru) yang
Waktu Jepang-lah yang harus digunakan,

1
boleh dipasang pada hari-hari besar dan
lagu kebangsaan yang boleh dengan perbedaan waktu antara Jepang
diperdengarkan hanyalah lagu dengan Indonesia (pada saat itu) adalah 90
kebangsaan jepang, Kimigayo. Menit.

UU NO. 4 (NON UU NO. 4 (NON


MILITER) MILITER)
Tarikh yang harus dipakai ialah tarikh Setiap tahun rakyat Indonesia

KEBIJAKAN
4
Sumera dan tahun Masehi adalah sama diwajibkan merayakan hari raya
dengan tahun 2602 Sumera. Tencosetsu, yakni hari lahirnya Kaisar
Hirohito atau yang disebut dengan
Tenno Heika (Sri Baginda).

3
Kepentingan jual-beli dan pembayaran lainnya, mata uang yang berlaku ialah uang Rupiah Hindia Belanda. Penggunaan mata
uang lain dilarang keras oleh pemerintah Jepang.
STRUKTUR
PEMERINTAHAN
MILITER JEPANG
STRUKTUR PE-
MERINTAHAN POIN PENTING

JEPANG  Mengenai struktur pemerintahan militer Jepang sebenarnya sama


ketika diterapkannya pemerintahan sementara, hanya saja struktur
pemerintahan militer Jepang yang baru secara resmi sudah diputuskan
dan secara resmi diberlakukan ketika dikeluarkannya Undang-undang
No.27 dan No.28 tentang aturan pemerintah daerah dan aturan
pemerintah wilayah, yang mana dengan dikeluarkan dua undang-
undang tersebut maka secara resmi berakhirlah masa pemerintahan
sementara.

 Kedua undang-undang tersebut merupakan pelaksanaan struktur


pemerintahan yang baru setelah datangnya tenaga pemerintahan sipil
Jepang ke Pulau Jawa.

 Dikarenakan orang-orang Jepang sudah sampai ke Indonesia, maka


selanjutnya terjadi penyingkiran pegawai-pegawai orang Indonesia
yang pernah digunakan untuk sementara waktu.

 Selanjutnya, orang-orang Jepang tersebutlah yang akan menggantikan


posisi orang-orang Indonesia pada badan-badan pemerintahan Jepang.
STRUKTUR PE-
MERINTAHAN POIN PENTING

JEPANG  Selanjutnya, tidak ada perubahan secara struktural dalam


pemerintahan Jepang yang baru, jadi masa pemerintahan yang baru ini
sama susunannya dengan pemerintahan sementara, seperti yang
memegang kendali di Indonesia adalah kepala pemerintahan militer
(gunseikan) yaitu Letnan Jenderal Hitoshi Imamura dibantu dengan
kepala staf dan beberapa departemen, dan tetap adanya koordinator
provinsi (gunseibu).

 Hanya saja, pada struktur pemerintahan yang baru, lebih diuraikan lagi
pada masalah kewilayahan.

 Berdasarkan undang-undang no.27 yaitu tentang perubahan tata


pemerintahan daerah, adanya pembagian wilayah hingga unit yang
terkecil.

 Wilayah I (Pulau Sumatera) dibagi menjadi 4 unit; Wilayah II (Pulau


Jawa dan Madura) dibagi menjadi 6 unit; Wilayah III (Pulau Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku) dibagi menjadi 5 unit.
STRUKTUR PEMERINTAHAN MILITER JEPANG (BARU)
WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III
Pulau Sulawesi, Kalimantan,
WILAYAH Pulau Sumatera Pulau Jawa dan Madura
dan Maluku
6 Unit
5 Unit
4 Unit  Syu (Karesidenan) >> Syukocan
 Syu (Karesidenan)
 Syu (Karesidenan)  Syi (Kotapraja) >> Syico
PEMERINTAHAN  
 Ken (Kabupaten)
Bunsyu (Sub-Karesidenan) Ken (Kabupaten) >> Kenco
DAERAH  Bunken (Sub-Kabupaten)
 Gun (Kewedanan)  Gun (Kewedanan) >> Gunco
 Gun (Kewedanan)
 Son (Kecamatan)  Son (Kecamatan) >> Sunco
 Son (Kecamatan)
 Kun (Kelurahan) >> Kuco
Banten, Batavia, Bogor, Priangan,
Aceh, Sumatra Timur, Sumatra Utara,
Cirebon, Pekalongan, Semarang,
Jumlah Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi,
Banyumas, Pati, Kedu, Surabaya,
Sulawesi, Kalimantan, dan
Karesidenan (Syu) Palembang, Lampung, Bangka, dan
Bojonegoro, Madiun, Kediri, Malang,
Maluku
Belitung
Besuki dan Madura.
Departemen Dalam Negeri;
Departemen Kepolisian; Departemen
Departemen Pekerjaan Umum;
Kehakiman; Departemen Industri;
Departemen Keuangan,
Departemen Keuangan; Departemen  Naiseibu (Bagian Pemerintahan
Departemen Kehakiman,
Departemen dalam Pekerjaan Umum; Departemen Umum)
Departemen Perhubungan dan
Karesidenan Perhubungan; Departemen  Keizaibu (Bagian Ekonomi)
Pekerjaan Umum, Departemen
Penerangan; Departemen  Keisatsubu (Bagian Kepolisian)
Kesehatan Masyarakat, dan
Perindustrian dan Pengiriman;
Departemen Industri
Departemen Meteorologi
PENGANGKATAN KEMBALI ORANG INDONESIA DI
BADAN PEMERINTAHAN JEPANG
Untuk tetap mendapatkan dukungan NAMA PEGAWAI INDONESIA JABATAN YANG DIDUDUKI
dari Indonesia (baik SDA maupun
SDM), Jepang kembali Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat Kepala Departemen Urusan Agama
mempekerjakan orang-orang
Indonesia untuk duduk dan ambil Soetardjo Kartohadikoesoemo Residen Jakarta
bagian dalam pemerintahan Jepang. R.M.T.A. Surio Residen Bojonegoro
Keputusan tersebut tertuang dalam
pidato Perdana Menteri Jepang Ir. Soekarno Departemen Urusan Umum
yaitu Hideki Tojo pada sidang
parlemen ke-82 di Jepang, yang Biro Pendidikan dan Kebudayaan
Mr. Suwandi dan Dr. Abdul Rasyid
isinya memberikan kesempatan Departemen Dalam Negeri)
kepada orang-orang Indonesia
untuk turut ambil bagian dalam Prof. Dr. Mr. Supomo Departemen Kehakiman
pemerintahan negara. Keputusan ini
dibuat dikarenakan semakin
Mochtar bin Prabu Mangkunegoro Departemen Lalu Lintas
melemahnya posisi Jepang dalam Mr. Muh. Yamin Departemen Propaganda
Perang Dunia II melawan Sekutu di
Pasifik. Prawoto Sumodilogo Deparemen Ekonomi
SELESAI
PEMERINTAHAN MILITERISME JEPANG

Anda mungkin juga menyukai