Anda di halaman 1dari 7

DASAR-DASAR PERKOPERASIAN

DISAMPAIKAN PADA PENYULUHAN


PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
Di Desa Tinabogan dan Malala tgl : 27 September 2019
OLEH MARKUS D.TODAN,SE
KABID PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI

DINAS KOPERASI DAN UMKM KAB.TOLITOLI

I.DASAR :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor 09 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.

II. PENGERTIAN :
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang menjalankan usaha
Simpan Pinjam sebagai satu-satunya usaha.

III. PRINSIP KOPERASI :


1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka :
- Sukarela : Anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun
- Terbuka : anggota tidak dilakukan pembatasan dan diskriminasi.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
- Pengelolaan koperasi dilakukan atas keputusan anggota.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
- Tidak melebihi suku bunga di pasar.
5. Kemandirian :
- Diusahakan agar modal sendiri yang dikembangkan.

IV. SYARAT PENDIRIAN KOPERASI :


1. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.
2. Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 Koperasi
Primer.
V. TATA CARA PEMBENTUKAN KOPERASI :
1. Rapat Pembentukan Koperasi
a. Dihadiri oleh minimal 20 orang bagi Koperasi Primer, Koperasi
Sekunder minimal 3 Koperasi Primer.
b. Sekaligus dilaksanakan penyuluhan Perkoperasian dari Pejabat yang
berwenang
c. Dapat dihadiri oleh Notaris yang sudah terdaftar di Kementerian
Koperasi dan UKM
d. Penetapan nama-nama Pendiri dan yang mewakili (Pengurus dan BP
Pertama)
e. Penetapan Nama Koperasi (minimal 3 kata)
f. Penyusunan Anggaran Dasar Koperasi.

2. Permohonan Pengesahan Anggaran Dasar Koperasi :


Para pendiri mengajukan permohonan kepada Menteri Koperasi dan
UKM RI melalui petugas SISMINBHKOP (Sistim Administrasi Badan
Hukum Koperasi), dengan melampirkan :
a. 2(dua) rangkap Akta Pendirian Koperasi
b. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi, yang dilampiri Daftar Hadir
dan Foto Copy KTP seluruh Pendiri.
c. Rencana Awal Kegiatan Usaha
d. Rekomendasi dari Instansi terkait sesuai usaha yang dijalankan.
e. Bukti penyetoran Modal, minimal sebesar jumlah Simpanan Pokok.

3. Khusus KSP, persyaratan tambahan :


a. Bukti Penyetoran Modal Sendiri ke Bank Umum
b. Rencana Kerja paling kurang 3 tahun
c. Pernyataan kelengkapan Administrasi
d. Nama dan riwayat hidup calon pengelola
e. Daftar sarana kerja yang sudah dimiliki

4. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi :


Setelah Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi sudah
diterima dan dinyatakan lengkap oleh Kementerian Koperasi dan UKM,
maka diterbitkan Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian
Koperasi, dan nomor Keputusan Pengesahan Akta Pendirian
merupakan Nomor Badan Hukum Koperasi yang bersangkutan dan
dimuat dalam Berita Negara.

VI. MODAL KOPERASI :


1. Modal Sendiri :
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Dana Cadangan
- Hibah

2. Modal Pinjaman , berasal dari :


- Anggota
- Koperasi lain dan atau anggotanya
- Bank dan Lembaga Keuangan lainnya
- Penerbitan obligasi
- Sumber-sumber yang sah lainnya

VII. KEANGGOTAAN KOPERASI :


1. Anggota Koperasi Primer adalah setiap warga Negara Indonesia yang
mampu melakukan tindakan hukum dan memiliki kepentingan
ekonomi yang sama dengan anggota lain.
2. Telah melunasi Simpanan Pokok.
3. Anggota Koperasi Sekunder adalah Koperasi Primer yang sudah
berbadan Hukum.
4. Setiap anggota adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
5. Dicatat dalam buku daftar anggota koperasi.
6. Calon anggota adalah perorangan atau badan hukum koperasi yang
sudah dilayani tetapi belum melunasi Simpanan Pokok.
7. Calon anggota mempunyai hak usul tetapi tidak mempunyai hak
suara.

VIII. PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI :


1. Rapat Anggota :
a. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
pengambilan keputusan koperasi sebagai pelaksanaan prinsip
demokrasi, transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola
koperasi.
b. Harus dilaksanakan paling sedikit 1 kali dalam satu tahun buku.
c. Rapat anggota dapat dilaksanakan dengan sistim kelompok.
d. Rapat Anggota yang meminta pertanggungjawaban Pengurus dan
BP disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT), dan dilaksanakan
paling lambat 6 bulan setelah tutup buku.
- Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus terdiri dari bidang
Organisasi dan Management, bidang Permodalan serta bidang
Keuangan.
- Khusus bidang keuangan minimal terdiri dari Neraca akhir,
perhitungan SHU, penjelasan serta lampiran-lampirannya.

2. Pengurus :
a. Pengurus Koperasi minimal 3 orang dan harus ganjil.
b. Untuk Pertama kalinya susunan nama Pengurus dicantumkan
dalam Akta Pendirian Koperasi.
c. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
d. Masa jabatan Pengurus maksimal 5 tahun dan dapat dipilih
kembali
e. Pengurus bertugas :
- Mengelola Koperasi
- Mengajukan Program Kerja dan RAPBK
- Menyelenggarakan Rapat Anggota
- Mengajukan Laporan Keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas
f. Pengurus Berwenang :
- Mewakili Koperasi didalam dan diluar Pengadilan
- Menerima, menolak calon anggota baru dan memberhentikan
anggota sesuai Anggaran Dasar.
- Melakukan tindakan sesuai Keputusan Rapat Anggota.
- Jika terjadi kekosongan, maka Pengurus yang masih ada
mengadakan Rapat bersama Pengawas untuk menetapkan
pejabat sementara, menunggu pelaksanaan Rapat Anggota untuk
meminta pengesahan.
3. Pengawas :
a. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
b. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota
c. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota
Pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar
d. Pengawas bertugas :
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi
- Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya
e. Pengawas berwenang :
- Meneliti catatan yang ada pada koperasi
- Pengawas harus merasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak
ketiga
f. Jika Pengurus mengangkat Pengelola, maka pengangkatan
Pengawas dapat ditiadakan dan dapat diangkat pada saat
diperlukan.

IX. PEMBUBARAN KOPERASI :


Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan :

1. Keputusan Rapat Anggota


2. Keputusan Pemerintah

1. Keputusan Rapat Anggota :


a. Dihadiri paling kurang ¾ dari jumlah anggota yang terdaftar
b. Disetujui minimal 2/3 dari jumlah anggota yang hadir
c. Dibentuk Tim Penyelesaian Pembubaran yang berasal dari Anggota.
d. Hasil Keputusan Pembubaran dilaporkan ke Menteri Koperasi dan
UKM
2. Keputusan Pemerintah :
a. Tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Perkoperasian dan
Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan
b. Tidak melaksanakan RAT selama 3 tahun berturut-turut
c. Tidak melaksanakan kegiatan Usaha selama 2 tahun sejak
Pengesahan Akta Pendirian Koperasi.

Terima kasih
Perihal : Tanggapan atas Naskah
Hasil Pemeriksaaan Tolitoli, 20 Maret 2019

Kepada Yth.
Inspektur Inspektorat Kabupaten Tolitoli
Di –
Tolitoli

Menindaklanjuti surat Ketua Tim Pemeriksa Inspektorat Kabupaten


Tolitoli Nomor 700/75.01/RHS/ITKAB-TLI tanggal 14 Maret 2019 perihal
Penyampaian Naskah Hasil Pemeriksaan, yang ditujukan kepada Kepala
Dinas Koperasi, UMKM Kabupaten Tolitoli, maka bersama ini kami
memberikan tanggapan sebagai berikut :
1. Pada Surat Perintah Tugas No.85/SPT/2.11.01.03/Diskop UMKM tanggal
22 Oktober 2018 dan SPPD No.184/SPPD/2.11.01.03/Diskopumkm
tanggal 22 Oktober 2018, kami tidak melaksanakan tugas tersebut karena
tidak ada penyampaian dari PPTK Kegiatan tersebut.
2. Saya tidak pernah tanda tangan dokumen Perjalanan Dinas tersebut,
namun tanda tangan saya dipalsukan.

Demikian kami sampaikan agar dapat dijadikan pertimbangan.

Hormat kami,

MARKUS D.TODAN,SE

Nip.19630301 199303 1 009


A. HARTA TIDAK BERGERAK :
1. Tanah dan Bangunan seluas 180 m2 dan 63 m2 di Tolitoli yang berasal dari hasil
sendiri, perolehan tahun 1997, NJOP Rp. 50.000.000,-
2. Tanah dan bangunan seluas 362 m2 dan 104 m2 di Tolitoli yang berasal dari
hasil sendiri, perolehan tahun 2016, NJOP Rp. 300.000.000,-
3. Tanah seluas 1.406 m2 di Kabupaten Sigi yang berasal dari hasil sendiri,
perolehan tahun 2011, NJOP Rp. 75.000.000,-
4. Tanah seluas 824 m2 di Kabupaten Sigi yang berasal dari hasil sendiri, perolehan
tahun 2013 NJOP Rp. 50.000.000,-

B. HARTA BERGERAK :
a. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN LAINNYA :
1. Motor merk Honda, tahun pembuatan 2009, yang berasal dari hasil sendiri,
perolehan tahun 2011, nilai jual Rp. 3.500.000,-
2. Motor merk Yamaha Jupiter, tahun pembuatan 2016 yang berasal dari hasil
sendiri, perolehan tahun 2016, nilai jual Rp. 15.000.000,-

b. PERKEBUNAN :
1. Perkebunan Cengkeh di Tolitoli sebanyak 70 pohon yang berasal dari hasil
sendiri, perolehan tahun 2002, dengan nilai jual Rp. 35.000.000,-
2. Tanah Perkebunan di Kec. Basidondo seluas 4.100 m2, yang berasal dari
hasil sendiri, perolehan tahun 2002, nilai jual Rp. 20.000.000,-
3. Tanah Perkebunan di Kecamatan Lampasio seluas 10.000 M2 yang berasal
dari hasil sendiri, perolehan tahun 2004, nilai jual Rp. 15.000.000,-

C. GIRO DAN SETARA KAS :


1. Tabungan BRI, yang berasal dari hasil sendiri, dengan nilai Rp. 57.572.722,-

TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp. 621.072.722,-

Anda mungkin juga menyukai