Anda di halaman 1dari 16

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI

KANWIL Direktorat Jendral Kekayaan Negara Sumatera Selatan, Jambi, dan


Bangka Belitung
GEDUNG KEUANGAN NEGARA PALEMBANG

BAB I
NAMA, WILAYAH KERJA, ALAMAT, IDENTITAS, DAN HARI KERJA

Pasal 1
1. Koperasi yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga ini bernama
Koperasi .............................Wilayah kerja Koperasi di Kota Palembang, Sumatera
Selatan.
2. Koperasi DJKN Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung beralamat di Gedung
Keuangan Negara Jalan Kapten A. Rivai No. 2-4, Palembang, Sumatera Selatan.
3. Jam kerja Koperasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah Senin sampai dengan
Jumat, pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
4. Penetapan hari libur nasional mengikuti ketetapan pemerintah.

BAB II
LANDASAN, AZAS, DAN TUJUAN

Pasal 2
1. Koperasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara berlandasan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia dan landasan operasional Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Azas dan tujuan sesuai dengan pasal 2 ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Koperasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

BAB III
LAPANGAN USAHA

Pasal 3
Untuk mencapai maksud dan tujuan, maka Koperasi menyelenggarakan lapangan usaha
yang meliputi usaha simpan pinjam dan usaha pertokoan sebagai berikut:
a. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada Koperasi secara teratur
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Simpanan Pokok sebesar Rp75.000,-
2) Simpanan Wajib Rp50.000,- per bulan
3) Simpanan sukarela tidak ditentukan jumlah minimal dan maksimalnya, dan bersifat
sukarela dari anggota koperasi.
b. Menghimpun dana dan menyetorkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan
untuk anggota.
c. Memberikan pinjaman yang bermanfaat kepada para anggota, sebagai salah satu
kegiatan usaha simpan pinjam dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Biaya administrasi sebesar 1% per bulan dari jumlah pinjaman.
2) Jangka waktu peminjaman maksimal selama 10 (sepuluh) bulan.
3) Maksimal jumlah pinjaman sebesar Rp8.000.000,-.
4) Pinjaman dapat dilakukan kembali walaupun masih ada sisa pinjaman di koperasi
dengan terlebih dahulu melunasi sisa pinjaman atau dipotong langsung dari
pinjaman yang baru.
5) Pinjaman dapat diberikan kepada anggota dengan terlebih dahulu melakukan
analisis terhadap penghasilan calon peminjam. Apabila ternyata sudah banyak
tagihan/potongan dari penghasilan calon peminjam, maka pengurus koperasi
berhak menentukan apakah memberikan pinjaman atau tidak.
d. Menyediakan barang-barang keperluan pokok anggota secara kontan maupun kredit,
yang dapat diperoleh anggota di Toko Koperasi dengan batas maksimum pembelian
kredit sebesar Rp1.000.000,-.
e. Anggota koperasi dapat membeli barang selain di toko koperasi, yang mana koperasi
membelikan terlebih dahulu barang tersebut, selanjutnya anggota koperasi membayar
dengan cara mencicil sebesar harga barang di tambah keuntungan sebesar 1% per
bulan dari harga barang tersebut (akad jual beli). Maksimum jumlah pembelian sebesar
Rp10.000.000,-.
f. Melakukan usaha lain-lain untuk menambah keuntungan Koperasi antara lain menjalin
kerjasama dengan lembaga keuangan atau lembaga usaha lain untuk pengembagan
usaha pertokoan koperasi.
g. Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 5
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Yang dapat diterima menjadi anggota adalah:
a. Perseorangan yang berstatus PNS di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Provinsi Sumatera Selatan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Palembang.
b. Mereka yang komitmen dengan nilai-nilai yang berlaku di Koperasi Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Menyetujui isi AD dan ART serta ketentuan koperasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
c. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib

Pasal 6
Tata cara permohonan dan persetujuan keanggotaan Koperasi Direktorat jenderal Kekayaan
Negara adalah sebagai berikut:
a. Seorang PNS yang dimutasi ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Provinsi Sumatera Selatan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Palembang
secara otomatis menjadi anggota koperasi terhitung sejak pegawai tersebut
melaksanakan tugas di Palembang.
b. Keanggotaan dinyatakan sah sebagai jika anggota yang bersangkutan sudah
membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai anggota koperasi.
1. Seseorang yang ingin menjadi anggota koperasi harus berada di lingkungan kantor
Gedung Keuangan Negara antara lain Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
NAD, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Provinsi NAD dan Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara provinsi NAD.
2.
3. Diluar lingkup Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharan, seorang calon anggota harus
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir anggota.
4. Keputusan terhadap permohonan menjadi anggota KPN NAPAKAT Gedung Keuangan
Negara, diberitahukan langsung pada saat permohonan.

Pasal 7
1. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun.
2. Anggota koperasi yang sudah diberhentikan dari keanggotaan masih dapat diterima
menjadi anggota untuk kedua kalinya setelah ada keputusan Rapat Pengurus.
3. Anggota yang sudah mengundurkan diri dari keanggotaan dapat diterima kembali
berdasarkan keputusan Ketua pengurus, dengan batasan tidak lebih dari tiga kali
keanggotaan.
4. Keanggotaan berakhir, bilamana anggota:
a. Meninggal dunia;
b. Berhenti atas kehendak sendiri;
c. Diberhentikan oleh pengurus sesuai dengan pasal (7) butir c, d dan e Anggaran
Dasar Koperasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Pasal 9
Setiap anggota wajib:
a. Sebagaimana yang tercantum di Bab V Pasal 8 ayat (1) Anggaran Dasar Koperasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
b. .Menjaga persatuan dan kebersamaan dalam pelaksanaan operasi Koperasi Tri Bhakti
Perbendaharaan.
c.
Pasal 10
Setiap anggota berhak:
a. Sebagaimana yang tercantum di Bab V Pasal 8 ayat (2) Anggaran Dasar.
b. Memberikan saran dan pendapat untuk kemajuan Koperasi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara.
c. Mendapat sisa hasil usaha dari simpanan pokok, simpanan wajib atau simpanan
sukarela.

BAB VII
PENGURUS

Pasal 11
1. Pengurus adalah anggota koperasi yang ditunjuk berdasarkan musyawarah rapat
anggota yang berfungsi melaksanakan aktifitas pengelolaan Koperasi Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara.
2. Pemilihan anggota pengurus dilaksanakan dalam rapat anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah:
a. Sudah terdaftar sebagai anggota koperasi.
b. Mempunyai hak memilih dan dipilih.
c. Jujur, loyal, dan memegang amanah.
d. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perkoperasian.
e. Mempunyai tanggung jawab, dan semangat yang tinggi untuk memajukan KPN
NAPAKAT Gedung Keuangan Negara
f. Mempunyai pengetahuan tentang kewirausahaan, dan keuangan
g. Mampu berkomunikasi dengan baik
4. Pengurus yang sudah terpilih segera melaksanakan serah terima tugas dan tanggung
jawab dengan pengurus lama selambat-lambatnya 15 hari setelah terpilih.

Pasal 12
Jika pergantian pengurus sesuai Bab VI pasal 10 ayat 1 Anggaran Dasar KPN NAPAKAT
Gedung Keuangan Negara terjadi maka :
1. Pengurus membentuk panitia pencalonan sekurang-kurangnya 30 hari sebelum rapat
anggota diadakan.
2. Panitia pencalonan terdiri dari 3 orang yang salah satunya anggota pengurus. Tugas
panitia pencalonan adalah mengajukan calon-calon untuk setiap lowongan pengurus , yang
perlu diisi dengan jalan pemilihan dalam rapat anggota.
3. Sesudah nama-nama calon diumumkan oleh panitia pencalonan, pimpinan rapat anggota
meminta tambahan calon dari anggota yang hadir dan mempunyai hak suara, kemudian
pimpinan rapat mensyahkan calon.
4. Rapat anggota melakukan pemilihan pengurus dari calon-calon yang telah disyahkan
tanpa menentukan jabatan masing-masing calon. Pemilihan dilakukan dengan pemungutan
suara yang menggunakan surat suara. Hanya anggota yang mempunyai hak suara yang
dapat memilih secara bebas dan rahasia.
5. Calon yang menduduki surat terbanyak satu, dua dan tiga secara otomatis akan
menduduki sebagai Ketua, Bendahara dan Sekretaris dalam kepengurusan koperasi.

BAB VIII
TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 13
Jabatan para anggota Pengurus adalah sebagai berikut :
Tugas, Wewenang dan Kewajiban KETUA :
a. Menjalankan tugas-tugas memimpin rapat anggota dan rapat pengurus.
b. Ikut menanda tangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang bertalian dengan
penyelenggaraan keuangan KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara
c. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara
d. Memberikan laporan berkala (tahunan) pada rapat anggota
e. Mengangkat dan memberhentikan manejer koperasi
f. Mewakili KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara terhadap pihak ketiga
g. Mendelegasikan hak pengelolaan keuangan
h. Dan / atau tugas-tugas lain menurut AD / ART KPN NAPAKAT Gedung Keuangan
Negara.
Tugas, Wewenang dan Kewajiban SEKRETARIS :
a. Menjalankan tugas-tugas ketua bila ketua tidak hadir atau berhalangan
b. Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya
c. Membuat serta memelihara berita acara yang asli dan lengkap dari rapat-rapat anggota
dan pengurus
d. Bertanggungjawab atas pemberitahuan kepada anggota sebelum rapat diadakan sesuai
dengan ketentuan AD / ART
e. Bertanggung jawab atas dokumen, arsip, dan surat –surat terkait dengan operasional
KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara

Tugas, Wewenang dan Kewajiban BENDAHARA :


a. Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan masalah
keuangan koperasi
b. Menyimpan dan mengeluarkan uang koperasi setelah mendapat persetujuan dari ketua
c. Melakukan pembukuan atas semua transaksi keuangan koperasi
d. Menyusun laporan keuangan koperasi.

BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 14
1. Selain yang telah disebutkan Pasal 11 Anggaran Dasar, Pengurus berhak untuk:
a. Mengawasi akuntansi, inventarisasi, dan administrasi koperasi meliputi tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

• Buku daftar simpanan anggota


• Data pengurusdan manajer koperasi
• Pembukuan dan administrasi lainnya
• Neraca keuangan, laba-rugi, pembiayaan
b. Membuat pedoman pelaksanaan administrasi, akuntansi, peraturan koperasi,dan
ketentuan pelaksanaan lainnya.
c. Menyelesaikan perselisihan yang timbul diantara anggota yang berhubungan dengan
kegiatan koperasi
d. Melakukan kerjasama dengan pihak lain, baik di lingkungan koperasi, atau pihak ketiga
lainnya atas dasar saling menguntungkan
e. Mengesahkan laporan keuangan koperasi.

2. Pengurus dalam melaksanakan tugas selain yang disebut dalam Bab IX Pasal 13,
berkewajiban:
a. Melaksanakan kebijaksanaan Bagi Hasil KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara dan
mengawasi pelaksanaannya.
b. Memberikan penjelasan kepada anggota supaya mengetahui tentang ketentuan dalam
AD dan ART, keputusan rapat anggota, serta peraturan lainnya.

3. Selain itu Pengurus berhak dan berkewajiban menyusun dan menggariskan pola
kebijakan umum KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara, bertindak atas nama KPN
NAPAKAT Gedung Keuangan Negara dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota KPN
NAPAKAT Gedung Keuangan Negara atas pelaksanaan kebijakan yang telah digariskan,
meliputi:
a. Kebijakan mengenai penerimaan dan pemberhentian anggota

b. Kebijakan mengenai penerimaan karyawan (Manajer Koperasi) dan berhak


memberhentikan jika dianggap perlu
c. Kebijakan mengenai pembagian SHU dan saran-saran yang mendasar terhadap
perubahan AD / ART kepada rapat anggota tahunan/ khusus.
d. Kebijakan mengenai prosedur pembiayaan , jumlah maksimal pembiayaan dan jangka
waktu pengembalian serta bagi hasil simpanan.
e. Kebijakan tentang penghapusan piutang atau sisa piutang anggota yang tidak mungkin
lagi dikembalikan.
f. Kebijakan mengenai anggaran belanja KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara
termasuk didalamnya honor / gaji yang akan diberikan kepada para pengurus dan manajer
koperasi.
g. Kebijakan tentang program KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara.
h. Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh rapat anggota

BAB X
PENGAWAS

Pasal 15
1. Pemilihan anggota pengawas KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara dilaksanakan
dalam rapat anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengawas adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Dasar KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara pasal 17 ayat 3
BAB XI
TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS

Pasal 16
1. Pengawas bertugas untuk:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan, kebijaksanaan dan pengelolaan
Koperasi, sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
c. Pemeriksaan dijalankan oleh anggota Pengawas yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang anggota Koperasi ini.
2. Pengawas mempunyai wewenang untuk:
a. Meneliti catatan yang ada pada Koperasi.
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Mengoreksi kebijakan yang dibuat oleh pengurus
d. Mendapat keterangan dari manajer koperasi tentang operasi sehari-hari.
e. Menegur/meluruskan pengurus dan manajer koperasi apabila dalam pelaksanaan operasi
sehari-hari dianggap telah melanggar AD/ART KPN KPN NAPAKAT Gdeung Keuangan
Negara
3. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
a. Pengawas dapat diberhentikan atau diganti oleh rapat anggota setiap waktu bila terbukti:
Melakukan tindakan yang menyimpang dari AD/ART koperasi
b. Melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik KPN NAPAKAT Gedung Keuangan
Negara
c. Tidak melakukan tindakan pengawasan terhadap KPN NAPAKAT Gedung Keuangan
Negara
Pasal 17
Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan
keputusan dalam rapat anggota.

BAB XII
DEWAN PENASEHAT

Pasal 18
1) Bagi kepentingan Koperasi Rapat Anggota dapat membentuk Dewan Penasehat.
2) Rapat Anggota dapat mengangkat orang bukan anggota yang mempunyai pengertian
tentang Koperasi dan keahlian dalam Koperasi untuk menjadi anggota Dewan Penasehat.
3) Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota atau rapat
Pengurus.
4) Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberi uang jasa, yang
disetujui oleh Rapat Anggota.
5) Dewan Penasehat member saran/anjuran pada Pengurus untuk kemajuan Koperasi baik
diminta maupun tidak.

BAB XIII
PEMBINAAN

Pasal 19
Pembinaan yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga ini, sebagaimana tersebut
dalam BAB XI pasal 21 dan 22 Anggaran Dasar KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara.

BAB XIV
RAPAT ANGGOTA

Pasal 21
1. Pengurus wajib mengadakan rapat anggota sebagaimana yang tercantum di Bab XII
Pasal 23 Anggaran Dasar KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara.
2. Undangan rapat disampaikan selambat-lambatnya tiga hari sebelum rapat dimulai.
3. Dalam keadaan istimewa, rapat anggota dapat pula diselenggarakan oleh pengurus.
Rapat ini dianggap sah walau tidak memenuhi kuorum sebagaimana disebutkan dalam Bab
XII Pasal 26 ayat 1 Anggaran Dasar KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara. Rapat
dapat diteruskan dengan jumlah anggota yang hadir, sepanjang keputusan yang diambil
berdasarkan kepentingan anggota atau untuk menyelamatkan KPN NAPAKAT Gedung
Keuangan Negara.
4. Yang dimaksud keadaan istimewa adalah salah satu dari kondisi di bawah ini:
a. Keadaan negara atau peraturan tidak memungkinkan untuk memenuhi syarat kuorum.
b. Biaya untuk mengadakan rapat tersebut tidak mungkin ditanggung KPN NAPAKAT
Gedung Keuangan Negara
c. Keadaan kritis dimana diperlukan tindakan untuk menyelamatkan KPN NAPAKAT
Gedung Keuangan Negara.
Pasal 22
1. Rapat anggota sekaligus membahas:
a. Laporan pertanggung jawaban pengurus
b. Rencana kerja tahun berikutnya
c. Pemilihan pengurus dan pengawas bila diperlukan
d. Laporan pembagian sisa hasil usaha buat anggota
e. Usulan-usulan lain
2. Rapat anggota juga mempunyai wewenang untuk:
a. Mensahkan atau menolak laporan pertanggung jawaban pengurus
b. Mensahkan atau menolak rencana kerja tahun berikutnya
c. Memberhentikan atau mengganti pengurus dan pengawas

Pasal 23
1. Untuk mengubah Anggaran Dasar harus diadakan rapat anggota yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui
oleh suara terbanyak dari jumlah suara yang hadir.
2. Untuk membubarkan Koperasi harus diadakan Rapat Anggota Khusus yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus
disetujui oleh suara sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah suara yang hadir.
3. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan adanya perubahan
Undang-undang, atau peraturan pelaksanaannya Rapat Anggota sah menurut ketentuan
pasal 27 ayat 3 (tiga).

Pasal 24
Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah berita acara dan ditandatangani
oleh ketua dan penulis rapat.

BAB XV
PERMODALAN

Pasal 25
1. Permodalan koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar KPN NAPAKAT
pasal 29 ayat 1 s.d. 3
2. Modal pinjaman dari perbankan atan lembaga keuangan atau perseorangan untuk
pengembangan usaha koperasi harus terlebih dahulu diputuskan dalam rapat pengurus.
3. Modal pinjaman sebagaimana tersebut dalam pasal 25 ayat 2 di atas maksimal 100 juta
rupiah dan harus memperhatikan keadaan keuangan koperasi.
BAB XVI
SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 26
1) Setiap anggota harus menyimpan atas nama pada Koperasi, simpanan pokok sejumlah
Rp. 75.000,- (lima putuh ribu rupiah).
2) Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus, akan tetapi Pengurus dapat mengizinkan
anggota untuk membayar dalam sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali angsuran bulanan.
3) Tiap anggota yang akan mengangsurkan simpanan pokok harus menyatakan
kesanggupan itu secara tertulis.
4) Setiap anggota harus membayar simapanan wajib seperti yang tercantum dalam pasal 3
ayat a.
5) Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela atas namanya pada
Koperasi menurut kehendak sendiri.

Pasal 27
1) Uang simpanan pokok dan wajib tidak dapat diminta kembali sebelum berhenti menjadi
anggota.
2) Uang simpanan sukareta dapat diminta kembali menurut keputusan pengurus atau
keputusan Rapat Anggota dan dapat diminta kembali setiap saat.
3) Koperasi dapat mengadakan simpanan khusus bagi anggota dan mendapatkan
remunerasi dengan bunga yang lebih rendah dari bungan pinjaman anggota koperasi.
Besarnya remunerasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengurus dan anggota.

BAB XV
MANAGER

Pasal 28
1) Pengurus Koperasi dapat mengangkat Manager yang diberi wewenang dalam
pengelolaan usaha pertokoan Koperasi.
2) Pemberhentian dan pengangkatan Manager Koperasi adalah wewenang Pengurus,
dengan surat pengangkatan dan pemberhentian resmi dari Pengurus dan harus disertai
perjanjian/kontrak kerja yang isinya disetujui bersama-sama antara Pengurus dan Manager
yang bersangkutan.
3) Dalam memperhatikan ayat 1 (satu) tersebut, maka Manager Koperasi harus profesionat
dalam arti:
a. Memenuhi syarat-syarat keahlian dan keterampilan dalam bidangnya khususnya
pengetahuan bisnis dan akuntansi
b. Bekerja secara full time.
c. Mencurahkan perhatian, pikiran dan tenaganya terhadap tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
4) Manager bertanggung jawab kepada Pengurus dalam mengelola usahanya.
5) Manajer diberikan gaji setiap bulannya yang besarnya ditentukan oleh pengurus yang
mana jumlah gaji tersebut dapat dinaikkan sesuai dengan kinerja manajer.

BAB XVI
SISA HASIL USAHA

Pasal 29
1. Ketentuan pembagian Sisa Hasil Usaha tercantum dalam Anggaran Dasar KPN
NAPAKAT Gedung Keuangan Negara.
2. Besarnya/prosentase dana cadangan, Pengurus/kesejahteraan karyawan, pendidikan
koperasi, dan sosial diputuskan dalam Rapat Anggota.

Pasal 30
1. Uang cadangan adalah kekayaan Koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian
sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah
seturuh cadangan untuk perluasan Koperasi.
3. Sekurang-kurangnya 25% dari uang cadangan harus disimpan dengan bersifat giro pada
Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah.

BAB XVII
SANKSI

Pasal 34
1. Setiap pelanggaran terhadap AD/ART dan ketentuan KPN NAPAKAT Gedung Keuangan
Negara lainnya akan menyebabkan diterapkannya sanksi atau hukuman terhadap
sipelanggar.
2. Sanksi atau hukuman yang diberikah haruslah seimbang dengan tingkat pelanggaran
yang terjadi.
3. Sanksi dapat dikenakan pada anggota, manajer, pengurus, dan pengawas.
4. Sanksi yang diberikan bisa berupa :
a. Peringatan tertulis pertama
b. Perberhentian sementara 6 bulan
c. Pemberhentian
d. Perberhentian dengan tuntutan
5. Pelanggaran yang dilakukan harus dapat dibuktikan
6. Yang dapat memberikan hukuman adalah pengurus bersama dengan pengelola dan
pengawas

BAB XVIII
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN

Pasal 35
Pembubaran dan penyelesaian koperasi adalah sebagaimana disebutkan dalam Anggaran
Dasar KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara Bab XVIII pasal 37 s.d 39.
BAB XIX PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 36
1. Perubahan anggaran rumah tangga ini hanya dapat dilakukan oleh rapat anggota
berdasarkan setidak-tidaknya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dan mempunyai hak suara
dalam rapat anggota tahunan / khusus yang diadakan untuk itu.
2. Perubahan terhadap anggaran rumah tangga dapat dibicarakan dalam rapat anggota atas
usulan pengurus atau sekurang-kurangnya 10 orang anggota koperasi.
3. Jika tidak memungkinkan dilaksanakan sebagaiman dalam ketentuan ayat 2 di atas,
pengurus dapat merubah anggaran rumah tangga ini apabila dalam kondisi mendesak untuk
kebaikan koperasi.
4. Jika terjadi perubahan terhadap anggaran rumah tangga ini, maka perlu dibuatkan
catatan perubahan anggaran ruamah tangga dan disampaikan kepada seluruh anggota
selambat-lambatnya satu bulan setelah terjadi perubahan

BAB XX
PENUTUP

Pasal 31
1. Anggaran rumah tangga ini berlaku sejak ditetapkan oleh rapat anggota.
2. Anggaran rumah tangga ini dibuat dengan mempertimbangkan saran-saran dari anggota

Ditetapkan di : Banda Aceh Pada tanggal : September 2009 Kecamatan : Baiturrahman


Kotamadya : Banda Aceh Propinsi : Nanggroe Aceh Darussalam
Atas nama seluruh anggota KPN NAPAKAT Gedung Keuangan Negara

Pengurus
Ketua :
Sekretaris : Agus Ilhami
Bendahara : Saputra Ignal Tanjung

Anda mungkin juga menyukai