TENTANG
DESA GUNUNGPUTRI
KECAMATAN GUNUNGPUTRI
KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
KEPALA DESA GUNUNGPUTRI
KECAMATAN GUNUNGPUTRI
KABUPATEN BOGOR
TENTANG
2. Undang-Undang ...
-2-
MEMUTUSKAN :
Menetapkan ...
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bogor.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bogor.
3. Bupati adalah Bupati Bogor.
4. Kecamatan adalah perangkat daerah sebagai unsur
pelaksana kewilayahan pada tingkat kecamatan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, merupakan
wilayah kerja Camat.
5. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan
kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan.
6. Kecamatan adalah Kecamatan Gunungputri.
7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan
dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Desa adalah Desa Gunungputri.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
11. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
12. Perangkat Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang
terdiri dari sekretariat desa atau Sekretaris Desa dan
Kepala Urusan, pelaksana kewilayahan atau Kepala
Dusun dan pelaksana teknis atau Kepala Seksi.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Maksud disusunnya Peraturan Desa ini adalah
memberikan pedoman dalam menata kewenangan desa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Desa ini adalah :
a. untuk memberikan kepastian hukum dalam penetapan
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa;
b. sebagai dasar bagi kebijakan, program, dan administrasi
desa dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa;
c. menyelaraskan penyusunan perencanaan dan
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa
dengan Program Pemerintah; dan
d. meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa
yang efektif dan efesien.
(3) Ruang lingkup Peraturan Desa ini meliputi:
a. pembentukan Tim Penyusun;
b. jenis dan daftar kewenangan desa;
c. mekanisme pelaksanaan kewenangan desa;
d. pungutan desa;
e. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kewenangan desa;
f. pembinaan dan pengawasan; dan
g. pembiayaan.
BAB III ...
-8-
BAB III
PERSIAPAN
Bagian Kesatu
Pembentukan Tim Penyusun
Pasal 3
(1) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Desa,
Pemerintah Desa membentuk Tim Penyusun Rancangan
peraturan desa paling banyak 5 (lima) orang, yang terdiri
dari:
a. Sekretaris Desa selaku Ketua;
b. Kepala Urusan Perencanaan atau Kepala Urusan Tata
Usaha dan Umum selaku Sekretaris; dan
c. Unsur Kelembagaan atau Perwakilan Masyarakat
sebanyak 3 (tiga) orang anggota.
(2) Tim penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan keputusan kepala desa.
(3) Tugas Tim penyusun antara lain:
a. melakukan pengkajian terhadap kondisi dan
perkembangan dan potensi wilayah;
b. melakukan identifikasi terhadap kegiatan yang sudah
ditangani/dilaksanakan dan kegiatan yang mampu
ditangani/dilaksanakan tetapi belum dilaksanakan;
c. melakukan konsultasi kepada masyarakat diutamakan
kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang
terkait langsung dengan substansi materi pengaturan;
d. menyusun draf rancangan peraturan desa;
e. melakukan konsultasi kepada kecamatan dalam
penyusunan draf rancangan peraturan desa; dan
f. menyampaikan draf rancangan peraturan desa kepada
kepala desa untuk dikonsultasikan kepada BPD.
(4) Dalam menunjang program kegiatan mengenai penyusunan
peraturan desa dimasukan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Musyawarah Desa
Pasal 4
(1) Kepala desa setelah menerima draf rancangan peraturan
desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (3) huruf f,
mengkonsultasikan kepada BPD untuk dibahas dan
disepakati bersama.
(2) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kepala desa bersama BPD melakukan musyawarah desa.
BAB III
JENIS DAN DAFTAR KEWENANGAN DESA
Bagian Kesatu
Jenis Kewenangan Desa
Pasal 5
(1) Jenis Kewenangan desa yang diatur dan diurus oleh desa
dalam Peraturan Desa meliputi:
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul; dan
b. kewenangan lokal berskala Desa.
(2) Selain Kewenangan desa sebagaimana dimaksud ayat (1),
terdapat kewenangan yang diatur dalam Peraturan Bupati
tersendiri, yaitu:
a. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten; dan
b. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Jenis kewenangan desa masuk dalam Rencana Kerja
Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Paragraf 1
Daftar Kewenangan Desa
Pasal 6
Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala desa, meliputi:
a. Bidang Pemerintahan Desa;
b. Bidang Pembangunan Desa;
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa; dan
d. Bidang ...
-10-
Paragraf 2
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Pasal 7
(1) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5ayat (1) huruf a, paling sedikit
terdiri dari:
a. sistem organisasi masyarakat;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat;
c. pembinaan lembaga dan hukum;
d. pengelolaan tanah kas Desa; dan
e. pengembangan peran masyarakat dalam pembangunan
desa.
(2) Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi, dan hasil
musyawarah desa, rincian kewenangan Desa berdasarkan
hak asal- usul sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa:
1. Penataan organisasi pemerintahan desa;
2. Penataan tata ruang desa;
3. Peningkatan kapasitas SDM bagi perangkat desa,
lembaga kemasyarakatan di desa dan masyarakat;
4. peningkatan penyelenggaraan pemerintahan desa
berbasis IT;
5. Tertib administrasi penyelenggaraan pemerintahan
desa;
6. Penerbitan produk hukum di desa;
7. Pengeloaan tanah-tanah kas desa;
8. Pengelolaan aset desa lainnya yang dimiliki oleh
desa;
9. Penataan tertib penetapan dan penegasan batas
desa;
10. Pendataan dan pengembangan potensi desa;
11. Fasilitasi sengketa tanah di desa;
12. Penataan dan pemetaan tata guna lahan desa;
13. Pengadaan juru kunci makam, penjaga kantor desa;
14. Peningkatan Kerjasama desa;
15. Perencanaan desa; dan
16. Keadaan dadurat.
b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa:
1. Sarana dan prasarana desa;
2. Pelestarian budaya gotong royong kerja bakti dan
bakti sosial;
3. Pemugaran makan, situs, leluhur diutamakan dari
ahli waris; dan
4. Bersih-bersih makam.
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa:
1. Pembinaan ...
-11-
Paragraf 3
Kewenangan Lokal Berskala Desa
Pasal 8
(1) Rincian kewenangan lokal berskala Desa paling sedikit
terdiri dari:
a. Pengelolaan pasar desa;
b. Pengelolaan tempat pemandian umum;
c. Pengelolaan jaringan irigasi perdesaan;
d. Pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa;
e. Pembinaan Kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos
pelayanan terpadu;
f. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan
pelajar;
g. Pengelolaan perpustakaan desa dan taman bacaan;
h. Pengelolaan embung desa;
i. Pengelolaan ...
-12-
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA
Pasal 9
BAB V
PUNGUTAN DESA
Pasal 10
(1) Sesuai kewenangan desa dalam rangka peningkatan
Pendapatan Asli Desa, Pemerintah Desa dapat
melaksanakan pungutan dengan ketentuan:
a. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. dapat dilakukan dengan bagi hasil dari usaha bersama
antara Pemerintah Desa dengan masyarakat desa; dan
c. adanya kesepakatan bersama dengan masyarakat dan
pihak terkait.
(2) Kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf c, ditempuh dengan mekanisme dan langkah-
langkah:
a. musyawarah desa, yang hasilnya dituangkan dalam
berita acara;
b. ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa atau
Keputusan Kepala Desa; dan
c. Hasil Pendapatan Asli Desa masuk dalam rekening desa
dan tercatat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
dan/atau APBdesa.
BAB VI
EVALUASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Evaluasi
Pasal 11 ...
-15-
Pasal 11
(1) Evaluasi pelaksanaan kewenangan desa di desa dilakukan
oleh Camat.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan
kepada Bupati melalui Kepala DPMD Kabupaten Bogor
dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah dan Perangkat
Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 12
(1) Pemerintah Desa melaksanakan pelaporan atas penataan
kewenangan desa dilaksanakan secara berjenjang paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau sesuai
kebutuhan.
(2) Kepala Desa melaporkan secara tertulis sebagaimana
dimaksud ayat (1) kepada camat dijadikan lebih lanjut
sebagai bahan laporan kepada Bupati Bogor.
(3) Hasil pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (2) dijadikan
bahan lebih lanjut oleh Bupati untuk menyusun kebijakan
terkait pelaksanaan penataan kewenangan desa.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 13
Pembiayaan bagi pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi,
sosialisasi, pembuatan berita acara dan penyusunan peraturan
desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) Desa Gunungputri Kecamatan Gunungputri.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14
(1) Dengan telah ditetapkan Peraturan Desa ini, maka
Peraturan Desa terdahulu yang mengatur tentang
Kewenangan Desa dinyatakan tidak berlaku dan dicabut.
(2) Dengan diundangkannya Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud ayat (1), Peraturan Desa lainnya yang telah
ditetapkan dan diundangkan sebelum diterbitkannya
Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa ini dinyatakan
tetap berlaku selagi tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini
sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 16
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
TTD
DAMAN HURI
TTD
MUHAMMAD MUSTAQIM