Jurnal - A1 - 202162121029 - Putu Adiasa
Jurnal - A1 - 202162121029 - Putu Adiasa
NIM :202162121029
KELAS :A1
Pemerintah Kota serius berkomitmen menjadikan Bekasi sebagai Kota Layak Anak (KLA). Pemkot pun
berupaya membenahi sejumlah fasilitas publik untuk memberikan hak dan perlindungan pada anak.
Sementara itu, pada kenyataanya sejumlah fasilitas dan ruang terbuka publik di Bekasi belum
sepenuhnya ramah anak bahkan masih banyak kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas
ruang publik yang dapat menampung kegiatan bermain anak serta interaksi warga seperti di lingkungan
RT 04/06 Kelurahan Cikiwul ini. Di kawasan permukiman ini hampir semua kegiatan interaksi warga
seperti ibu-ibu mengobrol, anak-anak bermain serta bapak-bapak minum kopi bersama banyak dilakukan
di teras rumah warga, jalan lingkungan, atau bahkan hanya di pos ronda yang tidak digunakan di siang
hari.
Anak-anak sering kali bermain di jalan dengan memanfaatkan saat-saat tidak ada kendaraan yang berlalu
hanya sekedar untuk bermain bola, petak umpet, atau bermain lompat tinggi dengan karet. Hal ini
tentunya tidak memberikan rasa aman bagi anak-anak dan orang tua serta membatasi kreatifitas dan
ruang gerak bagi mereka, belum lagi juga mengganggu laju kendaraan yang melintas di jalan lingkungan
permukiman ini.
Melihat kondisi tersebut, beberapa tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan seperti ketua RT 04
melakukan musyawarah serta diskusi untuk menghadirkan sebuah ruang publik sederhana namun tetap
dapat mewadahi aktivitas bermain anak dan interaksi warga sehingga warga di lingkungan RT 04 RW 06
ini bisa lebih berkembang kreatif dan bahagia serta tercukupi semua kebutuhan ruangnya.
SINTESIS MASKER GEL NANOSELULOSA DARI
Judul
BAHAN DAUN UBI JALAR MERAH
Volume &
Vol.2 & 16-27
Halaman
Tahun 2017
1. Uji karbohidrat
Adapun secara singkat dapat ditunjukan pada
table dibawah ini. Dalam table terlihat jelas
bahwa nilai kadar karbohidrat lebih tinggi dari
pada protein.
2. Karakterisasi FTIR
Hasil FTIR pada sampel selulosa ditunjukan pada
gambar dibawah ini. Jika dianalisis spektrum
berikut maka kita tahu bahwa pada sampel
menunjukan adanya gugus fungsi -OH dan C-O.
kita tahu bahwa selulosa memiliki 3 gugus fungsi
-OH dan C-O. hal tersebut menunjukan selulosa
berhasil di isolasi dari daun ubi jalar merah.
4. Karakteristik SEM
Gambar A dan B dibawah ini memberikan
gambaran hasil karakteristik SEM masker GEL
nanosilika pada perbesaran 5000X dan 10.000X.
perbesaran tersebut menunjukan permukaan
yang halus dan tertutup. Hal tersebut
menunjukan nanoselulosa memiliki permukaan
yang halus dan menempel kuat pada matriks
PVA.
(Gambar A)
(Gambar B)
5. Uji Tarik
Gambar A dan B dibawah ini menunjukan
kekuatan tari dan perpanjangan (elongasi) yang
menurun dari 0% NC ke 3% NC. Setelah diamati
ternyata penurunan nilai kekuatan tari dan
perpanjangan ini disebabkan oleh ikatan
intramolekul antara PVA dengan Nanoselulosa.
Menurut sun-young lee gaya intermolekul
mempengaruhi nilai kekuatan pada PVA film.
(Gambar A)
(Gambar A)
(Gambar C)
6. Uji UV-VIS
Pada sampel NC setelah dianalisi menunjukan
hasil seperti pada gambar dibawah ini.
Pola grafik pada sampel NC 3%, NC 5% dab NC
7% menunjukan pola yang fluktuatif.
Penyebabnya karna adanya tonjolan pda
permukaan sampel. Dimana tonjolan pada
sampel dan ketebalan sampel yang bebrda
menunjukan nilai transmisi menjadi fluktuatif.
Volume &
–
Halaman
Tahun 2016
B. Dewaxing
1. Sekam padi (50mesh)
– Sebnayak 82 gram direfluks selama 6 jam
– Dibilas dan disaring
– Dikeringkan (90 OC selama 14 jam)
C. Perlakuan alkali
– Dilarutkan Residu hasil dewaxing dalam H2O2
(1,5%)
– Ditambah NaOH 5M hingga pH 10
– Didamkan selama 14 jam (T=45 OC)
– Diaduk dengan pengaduk magnetic
– Disaring
– Dibilas dng etanol an akuades
– Dikeringkan ( 55 OC selama 16Jam)
D. Delignifikasi
– Endapan hasil perlakuan alkali pertama
direfluks selama 15 menit dengan asam asetat
80%:asam nitrat 70% (10:1) dengan rasio 1:27,5
– Larutan disaring dan dicuci dengan etanol dan
akuades
– kemudian dikeringkan pada suhu 60oC selama
16 jam.
– Endapan hasil delignifikasi dilakukan
pengulangan perlakuan alkali berulang sebanyak
3 kali.
(Gambar)
Jika kita amati Pada gambar tersebut terlihat
jelas terjadi perubahan warna residu dari coklat
menjadi putih. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi
penurunan kadar lignin, mulai dari sekam padi
awal hingga perlakuan alkali ketiga. Perubahan
warna endapan yang signifikan terdapat pada
endapan hasil delignifikasi. Namun, endapan
hasil perlakuan alkali ketiga menghasilkan warna
endapan yang lebih putih dibandingkan dengan
endapan lainnya. Kita ketahui bahwa lignin
memiliki gugus kromofor, sehingga terekstraknya
lignin pada suatu suatu senyawa ditandai dengan
perubahan warna pada residu yang dihasilkan.
(Gambar)
Pada gambar terlihat adanya serapan pada
bilangan gelombang 3537, 1766, dan 1096 cm-1
yang masing-masing mengidentifikasikan adanya
vibrasi ulur O-H, C=O, dan C-O. Munculnya
pergeseran bilangan gelombang dari selulosa-
silika sekam padi menjadi komposit selulosa
asetat-silika sekam padi, menunjukkan gugus O-
H dari selulosa telah mengalami perubahan,
dimana sebagian gugus OH telah disubtitusi oleh
gugus asetil. Munculnya serapan pada bilangan
gelombang 1766, 1748, 1763, dan 1766 cm-1
untuk masing-masing selulosa asetat standar,
komposit selulosa asetatsilika perlakuan alkali
ketiga, komposit selulosa asetat-silika refluks
pertama, dan komposit selulosa asetat-silika
refluks kedua menunjukkan gugus C=O dari
gugus asetil. Berdasarkan spektogram selulosa
asetat standar, hanya komposit selulosa asetat-
silika esktraksi karbonat kedua yang tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Sehingga
hanya komposit selulosa asetat-silika refluks
kedua yang sudah sesuai dengan selulosa asetat
standar.
Volume &
Volume 14 Halaman 120-126
Halaman
Tahun 2017
Volume &
Halaman 223-236
Halaman
Tahun 2017
Liska Triyastiti
Penulis
Didik Krisdiyanto
Volume &
Volume 10 dan halaman 38-45
Halaman
Tahun 2018
2. Tahap Sintesis
– Dibuat precursor material komposit dengan
variasi bahan dasar karet yang digunakan (latex
cair, dan karet silicon).
Metode – Dicampurkan bahan kimia dalam table dibawah
Penelitian ini dengan mixer selama waktu tertentu.
– Table Formula of the material
(Tabel)
Pembahasan
Pada hasil karakterisasi komposisi lateks yang
lebih banyak, material akan memiliki kekuatan
yang lebih baik seiring dengan tingginya nilai
modulus young yang mengindikasikan
ketahanan suatu material saat ditarik. Kombinasi
karet alam dan karet silikon dapat menghasilkan
ketahanan tarik komposit yang baik pada
komposisi yang tepat.
Kekurangan
2. Dari hasil penelitian jurnal ini, meskipun
beberapa material sudah menyerupai organ
bagian dalam manusia, namun nilai ini masih
jauh dengan organ tubuh bagian luar dari
manusia seperti otot yang dapat mencapai 49
Mpa.
Volume &
Volume 6 dan Halaman 533-541
Halaman
Tahun 2018
1. Kadar Air
Pada uji kadar air dapat dilihat bahwa kombinasi
perbandingan ekstrak biji jintan hitam dengan
biji wijen dan jenis bahan penyalut memberikan
pengaruh berbeda yang sangat nyata. Hal ini
disebabkan karena kadar air yang dihasilkan oleh
enkapsulat berhubungan dengan kadar air
bahan yang digunakan.
2. Kadar Abu
Pada uji kadar abu diperoleh pengaruh berbeda
sangat nyata pada jenis bahan penyalut terhadap
kadar abu enkapsulat. Hasil kadar abu tertinggi
ditunjukan pada perlakuan N3 dan terendah
pada N1. Kadar abu dipengaruhi oleh kadar abu
dari masing-masing bahan penyalut yang
digunakan.
3. Kadar Protein
Pada uji kadar protein yang dilakukan didapatlah
bahwa terdapat pengaruh berbeda yang sangat
nyata antara penbandingan ekstrak biji jintan
hitam dengan bjji wijen dan jenis penyalut
terhadap kadar protein enkapsulat. Dengan nilai
kadar protein yang didapat 23,3900% pada biji
jintan hitam dan 22,8338% pada biji wijen
Tahun: 2016
Hasil
56,6% karyawan informal non PBI telah
Penelitian:
mengikuti program JKN.
43,5% karyawan tidak mengikuti program JKN.
83,3% memilih untuk menjadi bagian dari PBI.
25,4% memilih untuk tidak menjadi bagian dari
PBi dengan membayar denda.
Masyarakat yang mendukung seluruh
pelayanan JKN rata-ratanya sebesar 86,76%.
Masyarakat yang mendukung dana yang
dilaksanakan BPJS kesehatan rata-ratanya
sebesar 78,84%.