Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISIS JOURNAL

Dosen Pengampu : Yogi Andrian Zunaeidy, M.Pd

Disusun Oleh :

Leli Zurlina

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
RAUDHATUL AKMAL (STAIRA)
BATANG KUIS
2022/2023
REVIEW JURNAL 1
Judul SINTESIS MASKER GEL NANOSELULOSA DARI BAHAN
DAUN UBI JALAR MERAH
Jurnal Jurnal Ilmiah Indonesia
Volume & Vol.2 & 16-27
Halaman
Tahun 2017
Penulis Ahmad Fikri
Reviewer Leli Zurlina
Tanggal 29 Oktober 2022
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kayak akan flora dan fauna. Banyak
sekali jenis-jenis makana dan buah-buahan yang ada di Indonesia.
Negara kita mbanyak mengkonsumsi beras(padi) sebagai bahan pokok
dan komoditas pangan utama.

Dewasa ini ternyata ada salah satau komditas pangan Indonesia


lainnya, yakini ubi jalar. Indonesia sendiri mampu memroduksi ubi
jalar ini dengan jumlah yang sangat banyak, yakni kisaran 2,4jt ton
tepatnya pada tahun 2015.

Tanaman ubi jalar ini salah satunya banyak di budidayakan di provinsi


jawa, terutama jawa barat. Dari angka 2,4 juta ton tadi, ternaya jawa
barat menymbang setidaknya 456.000 ton pada tahun 2015.

Produksi ubi jalar diprovinsi jawa barat tersebar di berbagai kabupaten


besar di jawa barat. Salah satu kabupatennya yakni kabupaten
kuningan. Produksi ubi jalar yang banyak tentu juga akan
menghasilkan limbah yang banyak. Benar saja, ternayat dalam
produksinya, limbah-limbah seperti batang, daun, akar ubi jalar tidak
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Banyak factor yang melatarbelakangi masalah ini, latar belakang yang


paling jelas adalah karna kurangnya pengetahuan pemanfaatnya
limbah-limbah ini. Jika ditinjau dari ilmu pengetahuan, sebenarnya
banyak manfaat yang dapat di ambil dari limbah-limbah ini. Misalnya
adalah bahan aktif pada limbah tersebut seperti karbohidrat protein
dan lipid.

Untuk itulah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai


pemanfaatan limbah-limbah tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
mencoba memanfaatkan dan mengambil zat aktif dalam limbah ubi
jalar. Khsusunya adalah karbohidrat. Daun ubi jalar, batang dan
kulitnya ternyata memiliki nilai karbohidrat sebanyak 8.82%.
karbohidrat ini bias di extraksi menjadi selulosa dan di hidrolisis
menjadi nanoselulosa.

Nanoselulosa sendiri merupakah bahan atau senyawa yang memiliki


material anti bakteri, bias dimanfaatkan sebagai penyembuh luka dan
memperbaiki kultur jaringan. Dari sekian banyak manfaat yang telah
disebutkan diatas dan dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dari
suatu produk yang akan di olah, maka dipilihlah pembuatan masker
gel dari Nanoselulosa karna banyak manfaatnya untuk kulit dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode pra-eksperimen one-
Penelitian shot case study. Dimana maksudnya adalah metode penelitian ini
memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian yang serupa
dengan eksperimen namum dalam pelaksanaanya tidak sebagaimana
eksperimen pada umumnya. Sebab eksperimen yang digunakan pada
penelitian ini tidaklah menggunakan kelas control.

Selain metode diatas, ternayata ada tambahan metode penelitian lain


yakni peneliti memberlakukan studi literatur untuk membantu
memudahkan proses penelitian. Studi literatur disini adalah metode
penelitian yang memungkinkan kita sebagai peneliti untuk
mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber literasi yang
dimiliki dan dibaca oleh penliti.

Adapun setting penelitiannya berada dilaboraturium kampus


Universitas islam Al-Ihya kuningan jawa barat. Kecamatan cigugur.
Pembahasan 1. Uji karbohidrat
Adapun secara singkat dapat ditunjukan pada table dibawah
ini. Dalam table terlihat jelas bahwa nilai kadar karbohidrat
lebih tinggi dari pada protein.

2. Karakterisasi FTIR
Hasil FTIR pada sampel selulosa ditunjukan pada gambar
dibawah ini. Jika dianalisis spektrum berikut maka kita tahu
bahwa pada sampel menunjukan adanya gugus fungsi -OH dan
C-O. kita tahu bahwa selulosa memiliki 3 gugus fungsi -OH
dan C-O. hal tersebut menunjukan selulosa berhasil di isolasi
dari daun ubi jalar merah.
3. Karakteristik TEM
Gambar berikut ini (bawah) menunjuka marfologi
nanoselulosa yang bentuknya sepeti kristalin. Hal ini
disebabkan karna putusnya amorp pada rantai selulosa. Bagian
amorp adalah bagia yang tidak teratur. Sendangkan bagian
kristalin adalah bagian yang teratur. Ion H+ dan H2SO4
berikatan dengan unsur O sehingga menjadikan unsur O tidak
setabil, sehingga menyebabkan ranta pada bagian amoprh
putus dan membentuk sebuah nonoselulosa kristalin (NC).

4. Karakteristik SEM
Gambar A dan B dibawah ini memberikan gambaran hasil
karakteristik SEM masker GEL nanosilika pada perbesaran
5000X dan 10.000X. perbesaran tersebut menunjukan
permukaan yang halus dan tertutup. Hal tersebut menunjukan
nanoselulosa memiliki permukaan yang halus dan menempel
kuat pada matriks PVA.

(Gambar A)
(Gambar B)

5. Uji Tarik
Gambar A dan B dibawah ini menunjukan kekuatan tari dan
perpanjangan (elongasi) yang menurun dari 0% NC ke 3% NC.
Setelah diamati ternyata penurunan nilai kekuatan tari dan
perpanjangan ini disebabkan oleh ikatan intramolekul antara
PVA dengan Nanoselulosa. Menurut sun-young lee gaya
intermolekul mempengaruhi nilai kekuatan pada PVA film.

(Gambar A)

(Gambar A)

Adapun nila modulus estilasi yang meningkat dari sampel 0%


NC sampai 7% NC. Hal ini karna nanoselulosa yang diguanan
cenderung memiliki bentuk kristalin. Struktur inilah yang
membuat nanoselulosa memiliki MPa yang meningkat
(Gambar C).
(Gambar C)

6. Uji UV-VIS
Pada sampel NC setelah dianalisi menunjukan hasil seperti
pada gambar dibawah ini.

Pola grafik pada sampel NC 3%, NC 5% dab NC 7%


menunjukan pola yang fluktuatif. Penyebabnya karna adanya
tonjolan pda permukaan sampel. Dimana tonjolan pada sampel
dan ketebalan sampel yang bebrda menunjukan nilai transmisi
menjadi fluktuatif.

Kelebihan 1. Dijelaskan secara lengkap berbagai macam pengujian seperti


uji karbohidrat, uji karakteristik FTIR, uji karakteristik TEM,
karakteristik SEM, uji Tarik dan UV-VIS.
2. Urutan dan pedoman untuk sitesis masker gel sudah di
jabarkan secara mendetail, sehingga bias diikutin dengan jelas.
3. Pada pengujian Nanoselulosa dari tiap-tiap uji yang ada.
Peneliti memberikan banyak sekali informasi karna perbedaan
varisai pada masing2 sampel seperti 3% NC 5%NC 7% NC
dan seterusnya.
Kekurangan 1. Tidak dijelaskan manfaat masing-masing pengujian
2. Tidak disebutkan atau tidak ada gambaran mengenai
standarisai uji yang layak.
3. Tidak dijelaskna variasi mana yang paling baik pada masing-
masing nanoselulosa.
Kesimpulan Setidaknya ada 4 kesimpulan dalam penelitian ini, yang saya ringkas
sebagai berikut:
1. Sintesis atau pembuatan masker gel nanoselulosa dari bahan
daun ubi jalar merah berhasil dilakukan
2. Morfologi dari permukaan masker gel nanoselulosa
menunjukan permukaan yang halus dan tertutup (bagus)
3. Sifat optik menunjukan nilai transmitansi tertinggi ditunjukan
pada sampel NC 5%. Nilai transmitansi dipengaruhi
banyaknya fiber nanoselulosa,
4. Nilai modulus elastisitas yang optimum ditunjukan pada NC
7% yaitu 2,60 N/mm2. Nilai tersebut masih rendah jika
dibandingkan dengan produk masker gel komersial yaitu 11,23
N/mm2.
REVIEW JURNAL 2
Judul Pembuatan Komposit Selulosa Asetat-Silika Sekam Padi
Jurnal Prosiding Seminar Nasional MIPA
Volume & -
Halaman
Tahun 2016
Penulis Faisal Putra Syahrani*, E. Evy Ernawati, Solihudin, Haryono,
Roekmi-ati Tjokronegoro
Reviewer Leli Zurlina
Tanggal 29 Oktober 2022

Latar Belakang Pemanfaatan limbah disektor pertanian dilakukan untuk


mengembangkan teknologi perngolahan limbah pertanian dan
diarahkan untuk kegiatan atau material yang bermanfaat. Potensi
limbah pertanian yang saat ini berada dalam ambang dan jumlah besar
adalah penggilingan padi berupa sekam padi. Dalam dunia
Pendidikan, sekam padi jika dianalisi ternyata mengandung selulosa
35%, hemiselulosa 25%, lignin 20%, dan silika 17%. Komponen-
kompnen tersebut dapat ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar untuk membuat berbagai material termasuk material komposit.

Banyak penelitian yang telah dicobakan dari bahan sekam padi, seperti
membuat serat nanoselulosa dengan fluoresensi tinggi, kristal
nanoselulosa, selulosa asetat dan penggunaan selulosa padi untuk
biomedis. Dari sinilah ternyata keberadam selulosa dalam sekam padi
memndapatkan perhatian khusus karena memungkinkan untuk dibuat
komposit selulosa-silika.

Selulosa ini dapat dimodifikasi melalui reaksi esterifikasi


menghasilkan selulosa asetat. Selnajutnya Selulosa asetat telah dipakai
secara luas antara lain produknya sebagai material membran, filter
rokok, tekstil, plastik, dan industri makanan serta farmasi. Komposit
selulosa asetat dengan silika dilakukan untuk meningkatkan sifat
fisiknya. Komposit selulosa asetat silika dapat digunakan sebagai
bahan pada pembuatan membran untuk pemisahan etilena/etana dan
propilena/propane, dimana membran osmosa ini adalah memberan
terbalik untuk pemurnian yang mempunyai sanitas tinggi.

Pada Penambahan silika pada pembuatan membran dari selulosa asetat


dapat meningkatkan diameter pori, porositas permukaan, dan
kerapatan pori. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa selulosa dan silika dari sekam paditernyata dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku suatu komposit. Khusunya Dalam penelitian ini
akan dijelaskna cara yang perlu dilakukan dalam pembuatan komposit
selulosa-silika dari sekam padi dengan metode perlakuan alkali,
delignifikasi, tiga kali pengulangan perlakuan alkali, dan dua kali
ekstraksi silika dengan larutan kalium karbonat. Komposit selulosa-
silika ini digunakan sebagai bahan untuk membuat membran komposit
selulosa asetat-silika.
Metode Adapun Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat
Penelitian gelas, corong Buchner, desikator, kui, oven, pengaduk magnetik,
tanur, termometer, dan FTIR Agilent Technologies tipe Cary 600.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sekam padi yang
diperoleh dari Desa Gegerkalong, Bandung.

Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah:


1. Akuades
2. asam asetat glasial p.a
3. asam asetat anhidrida p.a
4. asam nitrat p.a
5. asam sulfat p.a
6. etanol p.a
7. hidrogen peroksida p.a
8. nheksana p.a
9. natrium hidroksida p.a.

A. Preparasi sekam padi awal 50 mesh


1. Skam padi
- Dicuci dengan aquades
- Dikeringkan dengan oven (110 OC , 24J jam)
2. Sekam padi ketring
- Dihaluskan
- Diloloskan pada ayakan 50mesh
B. Dewaxing
1. Sekam padi (50mesh)
- Sebnayak 82 gram direfluks selama 6 jam
- Dibilas dan disaring
- Dikeringkan (90 OC selama 14 jam)
C. Perlakuan alkali
- Dilarutkan Residu hasil dewaxing dalam H2O2 (1,5%)
- Ditambah NaOH 5M hingga pH 10
- Didamkan selama 14 jam (T=45 OC)
- Diaduk dengan pengaduk magnetic
- Disaring
- Dibilas dng etanol an akuades
- Dikeringkan ( 55 OC selama 16Jam)
D. Delignifikasi
- Endapan hasil perlakuan alkali pertama direfluks
selama 15 menit dengan asam asetat 80%:asam nitrat
70% (10:1) dengan rasio 1:27,5
- Larutan disaring dan dicuci dengan etanol dan akuades
- kemudian dikeringkan pada suhu 60oC selama 16 jam.
- Endapan hasil delignifikasi dilakukan pengulangan
perlakuan alkali berulang sebanyak 3 kali.
E. Refluks dengan larutan kalium karbonat
- Endapan hasil perlakuan alkali ketiga direfluks dengan
larutan kalium karbonat dengan perbandingan mol
silika:kalium karbonat:air 1:2:150 selama 3 jam
- disaring dalam keadaan panas dengan corong Buchner
- Residu yang didapatkan, dibilas dengan etanol
- residu hasil refluks dengan larutan kalium karbonat
direfluks kembali menggunakan larutan kalium
karbonat dengan perbandingan mol yang berbeda, yaitu
1:1:150
Pembahasan 1. Preparasi Sekam Padi
Awalnya Sekam padi dicuci dengan air untuk memisahkan
kotoran (debu dan pasir) dalam sekam padi. Sekam padi yang
digunakan memiliki Strukur sekam padi yang liat dan kaku dan
akan mempersulit proses isolasi selulosa-silika sehingga
sekam padi dihaluskan lebih dahulu, dalam penelitian ini
sampai lolos saringan 50 mesh. Hasil analisis sekam padi
diperoleh kadar hemiselulosa, selulosa, dan lignin masing-
masing 31,43%, 22,44%, dan 20,12%. Adapun didapatkan
Kadar hemiselulosa dan lignin yang tinggi sangat berpengaruh
pada kualitas selulosa, sehingga perlu dilakukan pengurangan
kadar hemiselulosa dan lignin tersebut.

2. Pembentukan Selulosa-Silika Sekam Padi


Berikut disajikan gambar Fotograf residu dari setiap proses.

Jika kita amati Pada gambar tersebut terlihat jelas terjadi


perubahan warna residu dari coklat menjadi putih. Hal ini
menjelaskan bahwa terjadi penurunan kadar lignin, mulai dari
sekam padi awal hingga perlakuan alkali ketiga. Perubahan
warna endapan yang signifikan terdapat pada endapan hasil
delignifikasi. Namun, endapan hasil perlakuan alkali ketiga
menghasilkan warna endapan yang lebih putih dibandingkan
dengan endapan lainnya. Kita ketahui bahwa lignin memiliki
gugus kromofor, sehingga terekstraknya lignin pada suatu
suatu senyawa ditandai dengan perubahan warna pada residu
yang dihasilkan.

3. Pembuatan Komposit Selulosa Asetat-Silika Sekam Padi


Setelah di analisi, adapun Hasil analisis gugus fungsi pada
komposit selulosa asetat-silika sekam padi ditunjukkan pada
Gambar berikut.

Pada gambar terlihat adanya serapan pada bilangan gelombang


3537, 1766, dan 1096 cm-1 yang masing-masing
mengidentifikasikan adanya vibrasi ulur O-H, C=O, dan C-O.
Munculnya pergeseran bilangan gelombang dari selulosa-silika
sekam padi menjadi komposit selulosa asetat-silika sekam
padi, menunjukkan gugus O-H dari selulosa telah mengalami
perubahan, dimana sebagian gugus OH telah disubtitusi oleh
gugus asetil. Munculnya serapan pada bilangan gelombang
1766, 1748, 1763, dan 1766 cm-1 untuk masing-masing
selulosa asetat standar, komposit selulosa asetatsilika
perlakuan alkali ketiga, komposit selulosa asetat-silika refluks
pertama, dan komposit selulosa asetat-silika refluks kedua
menunjukkan gugus C=O dari gugus asetil. Berdasarkan
spektogram selulosa asetat standar, hanya komposit selulosa
asetat-silika esktraksi karbonat kedua yang tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Sehingga hanya komposit selulosa
asetat-silika refluks kedua yang sudah sesuai dengan selulosa
asetat standar.

Kelebihan 1. Semua analisi data dan pengujian di tunjukan dengan statistika


yang seusia dan bagus
2. Runtutan pemikiran dan ide latarbelakang pengambilan
masalah sudah bagus
3. Dijelaskan juga masing-masing variasi dan hasilnya
Kekurangan 1. Tidak dijelaskan manfaat masing-masing uji.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kadar hemiselulosa dan
lignin terendah adalah hasil tahap perlakuan alkali ketiga (3,55% dan
2,83%), sedangkan kadar silika terendah adalah hasil tahap refluks
dengan larutan kalium karbonat kedua (20,50%). Delignifikasi efektif
menurunkan kandungan hemiselulosa dan lignin sedangkan refluks
dengan larutan kalaium karbonat untuk menurunkan kadar abu (silika).
Analisis FTIR menunjukkan komposit selulosa asetat-silika sekam
padi ektraksi kalium karbonat kedua mempunyai serapan gugus fungsi
yang relatif sama dengan spektogram selulosa asetat standar.

Anda mungkin juga menyukai