Anda di halaman 1dari 19

10

BAGIAN 2
DINAMIKA PARTIKEL

2.1. Pengertian
Dinamika adalah cabang ilmu mekanika yang mempelajari
gerakan benda-benda dengan memperhatikan gaya-gaya yang
bekerja pada benda tersebut.
Karena benda-benda ini diperlakukan sebagai partikel maka
disebut Dinamika Partikel.

2.2. Berat
Berat suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda yang
disebabkan oleh tarikan bumi. Gaya tarik bumi disebut Gaya
Gravitasi.

Secara Matematik dapat dituliskan:


w
w = m g atau m =
g
Dengan : w = gaya berat (N = kg m/s2)
g = percepatan gravitasi, (m/s2)
m = massa benda (kg)
atau w = gaya berat (lb = slug ft/s2)
g = percepatan gravitasi, (ft/s2)
m = massa benda (slug)

2.3. Hukum I Newton (Kesetimbangan)


“Setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan, kecuali bila benda tersebut dipaksa untuk
mengubah keadaannya oleh gaya-gaya yang dikerjakan
padanya”.
Atau:

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
11

“Bila Resultan gaya pada suatu benda nol, maka


percepatannya nol maka benda diam atau bergerak lurus
beraturan dan terjadi kesetimbangan” .
Secara matematis dituliskan :

 F = 0,
jika gaya dijabarkan terhadap arah sumbu X dan sumbu Y,

F x
=0
maka :
F y
=0
Hukum I Newton juga disebut Hukum Kelembaman (Inersia),
karena pada dasarnya setiap benda itu bersifat lembam (ingin
mempertahankan keadaannya).

2.4. Hukum II Newton


“Percepatan yang timbul pada suatu benda karena pengaruh
suatu gaya tertentu, besarnya berbanding lurus dan searah
dengan gaya itu sendiri dan berbanding terbalik dengan
massa benda tersebut”.

m F

Secara Matematis dituliskan :

F
a=
m
atau F =m a

dengan : F = Resultan Gaya (Newton, N=kgm/s2)

m = Massa benda (Kg)


a = Percepatan pada benda (m/s2).
Hal khusus, jika a = 0, benda memiliki kecepatan tetap atau diam,
maka keadaan ini melukiskan Hukum I Newton.

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
12

2.5. Hukum III Newton (Aksi-Reaksi)


“Terhadap setiap aksi senantiasa ada reaksi yang sama
besar dan berlawanan arahnya atau interaksi timbal-balik
antar dua benda senantiasa sama dan arahnya berlawanan”.
Gaya bekerja pada sebuah benda berasal dari benda lain
yang merupakan lingkungannya, dengan kata lain merupakan
hasil interaksi antara dua benda. Jika salah satu adalah ‘gaya
aksi’ maka gaya lainnya ‘gaya reaksi’. Kedua gaya ‘aksi’ dan
‘reaksi’ ini bukanlah timbul sebagai sebab akibat, tetapi dua
gaya yang selalu timbul bersama-sama, sehingga yang satu
bukanlah merupakan sebab atau akibat dari yang lain.
Faksi = - Freaksi

Sebagai ilustrasi :

Bukan Aksi- Reaksi

F1’
F

F F1

F2

Aksi-Reaksi Bukan Aksi-Reaksi Aksi-Reaksi

Gambar 3.2. Gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang sama


(jadi F2’ dan F1’ serta F1 dan F2 bukan aksi-reaksi)

2.6. Gaya Gesek (Gesekan)


Sebagai ilustrasi : Sebuah buku diluncurkan diatas suatu lantai
rata dan horizontal akan berkurang dan kemudian berhenti. Jelas
terdapat suatu gaya dalam arah horizontal yang bekerja pada

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
13

buku dan arahnya berlawanan dengan gerak buku. Gaya tersebut


adalah gaya gesekan (fg).

Gaya gesekan antara dua permukaan benda yang dalam


keadaan diam relatif satu dengan yang lain disebut gaya gesek
statik (fs).
Gaya gesekan antara dua permukaan benda yang bergerak
relatif satu terhadap yang lain disebut gaya gesek kinetik (fk).
Gaya gesek statik maksimum sama dengan gaya terkecil yang
diperlukan benda untuk mulai bergerak.

Gaya gesek statik maksimum dan gaya gesek kinetik antara dua
permukaan kering tanpa pelumas mengikuti hukum empiris, yaitu:
* Gaya gesek tersebut tidak tergantung pada
luas permukaan yang saling bergesekan.
* Besarnya sebanding dengan gaya Normal.

Gaya Normal adalah gaya yang dilakukan benda terhadap benda


lain dalam arah tegak lurus bidang antar permukaan benda.
Secara Matematis dituliskan :
f s   s N dan f k = k N
Bila Gaya gesek statik maksimum maka :
fs = s N

Dengan : fs = gaya gesek statik

f k = gaya gesek kinetik


s = koefisien gesek statik

k = koefisien gesek kinetik

N = gaya Normal

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
14

N Jika
F  f g : benda diam
F = f g : benda tepat
F
fg akan bergerak
F  fg : benda bergerak
0   s ,  k
 1
w

[ Tidak ada gerak ]


dimana Fs < μs.N
P=N
P N

fs

W W

(a) Benda setimbang (diam) (b) Benda ditarik dengan gaya


F tetapi masih belum bergerak

[Gerak mulai]
dimana fs = μs.N [Gerak sudah ada]
dimana fk = μk.N
P N P N

F F

fs fk

W W
(c) F diperbesar sehingga gerak (d) F diperbesar lagi sehingga
mulai, gaya gesek statik (fs) gerak sudah ada, gaya
menjadi maksimum gesek menjadi kinetik (fk)
statik fs menjadi maksimum

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
15

Contoh-contoh Kasus Dinamika Partikel :


Contoh 2.1 :

T2 Aksi - Reaksi

Aksi - Reaksi W2
W2
T2’
T1

T1’

W1

W1
[a] [b] [c] [d]

Misal : w1 = berat buku = 20 N


w2 = berat tali = 1 N
[a] Buku yang tergantung diam pada seutas tali vertikal.
F = 0
[b] Terhadap sumbu X, F
x
= 0 , tidak ada gaya terhadap
sumbu X.
Terhadap Sumbu Y, F y
= 0 , (Hukum I Newton)
T1 - W1 = 0 ; T1 = W1 = 20 N

Dari Hukum III Newton :


T1 = T1’ = 20 N
[c] F y
= 0 , Hukum I Newton
T2 – W2 – T1’ = 0
T2 = W2 + T1’ = 1 + 20 = 21 N
Dari Hukum III Newton :
T2’ = T2 = 21 N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
16

Contoh 2.2 :

A
A   B T3’ T2’ B
T3 T2 [c]
[a]

O T1’
[b]

W
Jika W = 100 N
 = 450 :  = 600
Misal : T1, T2 dan T3 adalah gaya-gaya yang dikerjakan oleh
ketiga tali pada simpul dan T1’, T2’ dan T3’ merupakan reaksi
terhadap gaya-gaya tersebut.
Hitung gaya yang bekerja pada T1, T2, T3, T1’, T2’ dan T3’

[a] Hukum I Newton,


T1’ F y
= 0  T1' − W = 0
T1' = 100 N

W =100 N

[b] Hukum III Newton T1' = T1  T1 = 100 N


[c] Hukum I Newton

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
17

T3 T3Y
 Fy = 0  T3 y + T2 y − T1 = 0
T2Y T2
T3 sin  + T2 sin  − 100 = 0
T3 sin600 + T2 sin 450 − 100 = 0
T3X T2X 0,866 T3 + 0,707 T2 = 100......... (1)
T1

 Fx = 0  T2 x − T3 x = 0
T2 cos  − T3 cos  = 0
T2 cos 450 − T3 cos 600 = 0
−0,5 T3 + 0, 707 T2 = 0
T3 = 1, 414 T2............................................ ......... ( 2 )

Dari persamaan [2] disubstitusikan ke [1] diperoleh :

0,866 T3 + 0, 707 T2 = 100


T3 = 1, 414 T2
0,866 (1, 414 T2 ) + 0, 707 T2 = 100
Y
(1, 225 + 0, 707 ) T2 = 100 C
1, 932 T2 = 100
T2
100
T2 = = 51, 76 N
1, 932
  X

B
T3 = 1, 414(51, 76) = 73,189 N
T1

[d] Hukum III Newton, T3’ = T3


T3’ = 73.189 N
[e] Hukum III Newton, T2’ = T2
T2’ = 51.76 N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
18

Contoh 2.3 :

T2
A

β B  B
 

Penopang
T1
T1’
C C

Engsel
W

T2 adalah Gaya yang dilakukan Tali miring.


T1 adalah Gaya yang dilakukan Tali Vertikal.

C adalah Gaya Engsel, Gaya C telah dipindahkan sepanjang


garis kerjanya sampai di titik perpotongan B dari ketiga gaya
tersebut.

Diketahui :
Massa bola, m = 5 kg
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Sudut  = 600 dan sudut  = 300
Hitung : Gaya Tali T1 dan T2 serta gaya Penopang C (Engsel)
Penyelesaian :
W = m g = 5 kg 10 m/s2 = 50 kg m/s2 = 50 N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
19

Hukum I Newton :
T1’
F = 0  T1 − W = 0
'
y

T1 = 50 N
'

W Hukum III Newton :


T1 = T1’ = 50 N

Y Hukum I Newton :
Cy
T2 C
 Fy = 0  C y + T2 y − T1 = 0
T2y C sin  + T2 sin  − 50 = 0

0
600 C sin600 + T2 sin300 = 50
30 X
B
0,866 C + 0,5 T2 = 50......... (1)
Cx
T2y
T1  Fx = 0  C x − T2 x = 0
C cos  − T3 cos  = 0
C cos 600 − T3 cos 300 = 0
0,5 C − 0,866 T2 = 0
0,5 C = 0,866 T2
C = 1,732 T2 ......... ( 2 )

Dari persamaan [2] disubstitusikan ke [1] diperoleh :

0,866 C + 0,5 T2 = 50
C = 1, 732 T2
0,866 (1, 732 T2 ) + 0,5 T2 = 50

(1,5 + 0,5) T2 = 50
2 T2 = 50
50
T2 = = 25 N
2
C = 1.732 ( 25) N = 43.3N
 T1 = 50 N : T2 = 25 N : C = 43.3 N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
20

Contoh 2.4 :
Balok A seberat w1 terletak diatas bidang miring tanpa gesekan
dengan sudut miring . Pusat berat balok berada ditengah-
tengah benda. Seutas tali diikatkan pada tengah-tengah
permukaan balok B yang beratnya w2. Berat Tali dan gesekan
kerekan dapat diabaikan. Jika w1 = 100 lb dan  = 300 maka
tentukanlah berat w2 yang menyebabkan sistem dalam keadaan
diam atau bergerak ke salah satu arah dengan kecepatan tetap.

A
B
 = 30 0

Penyelesaian :
Benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap Hukum I Newton), maka F x
=0 ; F y
=0
Tinjau Benda B:
T

F y
= 0  T − W2 = 0
T = W2 B

W2

Tinjau Benda A :
Pada Benda A bekerja : W1 = Berat benda
T = Gaya Tali
N = Gaya Normal yang dilakukan oleh
bidang pada balok.

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
21

N
T
F x
= 0  T − W1 sin  = 0

A T = 100 sin 30 0 = 50 lb
W1 Sin 
 T = W2 = 50 lb.

 = 300 

W1 Cos 
W1=100 lb

Contoh 2.5 :
Dua Buah benda m1 dan m2 dihubungkan ke
katrol. Apabila massa tali diabaikan dan
gaya gesekan antara tali dengan katrol
diabaikan.
Jabarkan Percepatan Sistem tersebut.
Hukum II Newton :

 F = ma
T
T
Untuk m1 < m2 maka sistem akan bergerak
T
ke arah m2 dengan percepatan a. a

Tinjau benda m1:


T
T = m1 g + m1 a ……….......………(1)
Tinjau benda m2: m1g
T = m2 g - m2 a ……………………(2)
a
Karena gaya tegangan tali (T) dimana-mana m2 g
sama maka dari pers. (1) dan pers. (2)
diperoleh:
m1 g + m 1 a = m 2 g + m2 a
(m1 + m2)a = (m2 + m2)g

a=
(m2 − m1 ) g
(m1 + m2 )

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
22

Contoh 2.6 :
Diketahui :
Benda
F m1 = 10 kg dan benda
m1 m2 = 15 kg dihubungkan

dengan tali melalui sebuah
katrol. Jika F=200 N, =300 dan
koefisien gesek kinetik antara
T m2 dan bidang, k = 0.5, g = 10
m/s2.
m2

Hitung :
[a] Percepatan (a) sistem
tersebut
a [b] Gaya Tegangan Tali (T)

FY N F
Penyelesaian :

FTinjau
x benda m1 = 10 kg
W1= m1 g = 10 kg 10 m/s2
fk
W1 = 100 N
W1 Hukum II Newton :

 F = m a  T −W 1 = m1 a
T − 100 = 10 a ...........................[1]
W2
Tinjau benda m2 = 15 kg
W2= m2 g = 15 kg 10 m/s2
W1 = 150 N

F y = 0  N − W2 + Fy = 0
N − 150 + F sin 30 0 = 0
N = 150 − 200 0.5
N = 50 N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
23

F x = m2 a
Fx − f k − T = m2 a
F cos30 0 −  k N − T = 15 a
200 (0.866 ) − 0.5(50) − T = 15 a
148 .2 − T = 15 a
− T + 148 .2 = 15 a......................[2]

Dari Persamaan [1] dan [2] diperoleh :


T − 100 = 10 a ...........................[1]
− T + 148.2 = 15 a......................[2]
48.2
a= = 1.928
25
T − 100 = 10(1.928)  T = 119.28 N
 [a] Percepatan sistem (a) = 1.928 m/s2
[b] Gaya Tegangan Tali (T) = 119.28 N

Contoh 2.7:
Sebuah Balok berat 20 lb jika gaya tegangan F yang bekerja
pada balok diperbesar sampai melebihi 8 lb maka balok mulai
meluncur. Begitu balok sudah bergerak dengan tambahan gaya
sebesar 4 lb menyebabkan balok bergerak dengan kecepatan
konstan. Tentukan koefisien gesekan statik dan koefisien
gesekan kinetik.

Penyelesaian :

N Balok masih diam dan gaya


gesek statik maksimum :
F=8 lb s = s N

s fs
s =
N

F y = 0  N −W = 0
W=20 lb N = 20 lb

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
24

F x = 0  F − fs = 0
f s = 20 lb
8 lb
s = = 0.4
20 lb
Gerak
N

F=4 lb Balok bergerak dengan kecepatan


konstan :
s
k = k N
fk
k =
W=20 lb N

F y = 0  N −W = 0
N = 20 lb

F x = 0  F − fk = 0
f k = 4 lb
4 lb
k =
20 lb
 k = 0.2

Contoh 2.8:
Hitung besar gaya F yang membentuk sudut 300 diatas
horizontal, yang diperlukan untuk menyeret sebuah balok yang
massanya 2 kg kekanan dengan kecepatan tetap. Jika koefisien
gesekan kinetik antara balok dan permukaan ialah 0.2 dan
percepatan gravitasi 10 m/s2.

Penyelesaian :
Balok bergerak dengan
keceapatan tetap :
W = m g = 20 N
s = s N

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
25

Fy
N fs
F s =
N
300 F y = 0  N − W + Fy = 0
N − 20 + F sin 300 = 0
k Fx
N = 20 − 0.5 F

F x = 0  Fx − f k = 0
W=m g F cos30 0 −  k N = 0
0.866 F − 0.2(20 − 0.5 F ) = 0
0.866 F + 0.1F − 4 = 0
0.966 F = 4
4
F= = 4.141 N
0.966
Contoh 3.9 :
Penjabaran rumus mencari percepatan dalam suatu sistem.

a
NA NB

kA mA mB F

kB
WA=mA g WB=mA g

NA
Tinjau benda A : a

F y = 0  N A − WA = 0
kA mA
T
N A = WA

F x = mA a  T − f kA = mA a WA=mA g
T −  kA N A = mA a...................[1]
NB
Tinjau benda B : a

F y = 0  N B − WB = 0 T
mB
F
N B = WB kB

WB=mB g

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
26

F x = mB a  F − T − f kB = mB a
F − T −  kB N B = mB a...................[2]

Persamaan [1] disubstitusikan ke persamaan [2], maka diperoleh :

F − kA N A − kB N B
a=
mA + mB

Soal-Soal :
Soal 1.
Tentukan gaya tegangan tiap tali, jika berat benda 100 N.

[a] [b]
0 0
450
30 45 B
A B 900
A C
C

W W

[c] [d]
450
B A 370 B 370 A
0 0 0
60 53 53
C C
A
W
W

Soal 2.
Tentukan gaya tegangan T2 dan T3 jika berat balok 25 N.
[a] Jika 2 = 3 = 600
[b] Jika 2 = 3 = 100
[c] Jika 2 = 600 dan 3 = 300
[d] Jika AB = 5 m, AO = 3 m dan OB = 4 m

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
27

A 3 2 B
T3 T2
O
T1

Soal 3.
Tentukan gaya tegangan T dalam kabel dan besar serta arah
gaya C yang dilakukan oleh engsel pada balok penopang dalam
tiap struktur. Jika berat benda tergantung adalah 500 N, berat
penopang diabaikan.

[a] [b]

300
300

Engsel Engsel

Penopang Penopang

[d]
[c]
450 Penopang

600 Engsel

Penopang

450
300
Engsel

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.
28

Soal 4 : Dua buah balok, beratnya 8 lb dan 16 lb,


dihubungkan oleh seutas tali dan
16 lb
meluncur turun di atas sebuah bidang
8 lb miring 300. Koefisien gesekan kinetik
antara balok 8 lb dan bidang 0,25 dan
antara balok 16 lb dan bidang 0,5.
 = 300
[a].Hitung percepatan tiap balok.
[b].Hitung tegangan dalam tali
Soal 5 : Hitung percepatan sistem dan tegangan-
tegangan dalam tali yang menahan
benda-benda bermassa m1 dan m2.
m3 Abaikan gaya gesekan dan massa
m2 kedua karekan.

m1

Soal 6: Balok A beratnya 3 lb dan balok B


B
beratnya 30 lb. Koefisien gesekan
antara B dan permukaan horizontal 0,1
[a].Berapa berat balok C jika
percepatan B 6 ft/s2.
A C
[b].Berapa tegangan dalam tiap tali
apabila percepatan B sebesar 6 ft/s2.
Soal 7: Dua buah balok dihubungkan dengan
tali melalui sebuah kerekan kecil tanpa
100 lb
50 lb gesekan.

300 530 [a].Arah kemana sistem bergerak.


[b].Berapa Percepatan.
[c].Berapa tegangan tali.

MATRIKULASI : Fisika Dasar (Dinamika Partikel) oleh Ir. Fauzi Rahman, M.T.

Anda mungkin juga menyukai