Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH

Pengantar Rekayasa dan Desain Teknik Mesin


(Energi Terbarukan)

DOSEN PEMBIMBING:
INDRA SURYA

DISUSUN OLEH:
Readyn Tri Pamungkas NPM : 21321005

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS TEHNIK TEHNIK MESIN
2021
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Energi Terbarukan" dengan baik.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain Teknik

Mesin . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Energi Terbarukan bagi

para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Indra selaku dosen Mata kuliah Pengantar

Rekayasa dan Desain Teknik Mesin..

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang

membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 28 Desember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh

ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi terbarukan adalah

sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan

kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber

tradisional lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan sangat terkait dengan

masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak orang. Banyak orang biasanya menunjuk

energi terbarukan sebagai antitesis untuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil memiliki

tradisi penggunaan yang panjang, sementara sektor energi terbarukan baru saja mulai

berkembang dan ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan masih sulit bersaing

dengan bahan bakar fosil. Energi terbarukan masih perlu ditingkatkan daya saingnya,

karena sumber energi yang terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif

dengan bahan bakar fosil dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa

perkembangan teknologi pada energi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya

masalah waktu energi terbarukan akan memiliki harga yang kompetitif tanpa subsidi

dibandingkan bahan bakar tradisional). Selain dalam hal biaya, energi terbarukan juga perlu

ditingkatkan efisiensinya.. Sektor energi terbarukan bisa memutuskan untuk "wait and see"

karena bahan bakar fosil pada akhirnya akan habis dan energi terbarukan kemudian akan

menjadi alternatif terbaik guna memuaskan rasa dahaga dunia akan energi. Tapi ini akan

1
menjadi strategi yang buruk karena dua alasan: keamanan energi dan perubahan iklim.

Sebelum bahan bakar fosil habis, sektor energi terbarukan harus dikembangkan untuk

cukup menggantikan batubara, minyak bumi, dan gas alam dan ini hanya dapat dilakukan

jika kemajuan teknologi energi terbarukan berlanjut di tahun-tahun mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

Keterbatasan indonesia dalam melakukan pengembangan energi baru terbarukan membuat

negara lain dan organisasi internasional turut berperan dalam mengembangkan energi baru

terbarukan di Indonesia salah satunya ialah Amerika serikat. Melalui lembaga bantuan luar

negerinya yaitu USAID, Amerika membentuk sebuah program energi bersih yang tak lain

adalah ICED (indonesia clean energy Development) dimana program ini bertujuan untuk

membantu pemerintah indonesia dalam mengembangkan energi bersih di indonesia,

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menjelaskan bagaimana Kerjasama Indonesia – USAID melalui Program

Indonesia Clean Energy Development

2. Untuk menganalisa bagaimana Implementasi Program Indonesia Clean Energy

Development (ICED)

I.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademis : Penelitian ini dapat memberikan manfaat mengenai gambaran

kerjasama Indonesia – USAID melalui Program ICED

2. Manfaat praktis : penelitian ini dapat memberikan wawasan dan informasi terkait dengan

kerjasama Indonesia – USAID melalui program ICED dengan data-data yang diperoleh.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Energi

Energi merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tetapi dapat

dirasakan adanya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the

capability for doing work)1. Sedangkan energi alam adalah sesuatu yang dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih

sejahtera, energi alam bisa terdapat dimana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan

tanah, udara dan lain sebagainya. Secara umum energi dapat dikategorikan menjadi

beberapa macam, yaitu:

1. Energi mekanik

Bentuk transisi dari energi mekanik adalah kerja. Energi mekanikyang tersimpan

adalah energi potensial atau energi kinetik. Energi mekanik digunakan untuk

menggerakkan atau memindahkan suatu benda, misalnya untuk mengangkat batu

pada pembangunan gedung, untuk memompa air, untuk memutar roda kendaraan dan

lain sebagainya.

2. Energi listrik

Energi listrik adalah energi yang berkaitan denngan akumulasi arus elektron,

dinyatakan dalam watt-jam atau kilo watt-jam. Bentuk transisinya adalah aliran

elektron melalui konduktor jenis tertentu. Energi listrik dapat disimpan sebagai

energi medan elektromagnetik yangmerupakan energi yang berkaitan dengan medan

3
listrik yang dihasilkan oleh terakumulasinya muatan elektron pada pelat-pelat

kapasitor. Energi medan listrik ekivalen dengan medan elektromagnetik yang sama

dengan energi yang berkaitan dengan medan magnet yang timbul akibat aliran

elektron melalui kumparan induksi.

3. Energi elektromagnetik

Energi elektromagnetik merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi

elektromagnetik. Energi radiasi dinyatakan dalam satuan energi yang sangat kecil,

yakni elektron-Volt (eV) atau mega elektron-Volt (MeV) yang juga digunakan dalam

evaluasi energi nuklir. Radiasi elektromagnetik merupakan bentuk energi murni dan

tidak berkaitan dengan massa.

4. Energi kimia

Energi kimia merupakan energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron dimana

dua atau lebih atom/molekul berkombinasi sehingga menghasilkan senyawa kimia

yang stabil. Energi kimia hanya dapat terjadidalam bentuk energi tersimpan.

5. Energi nuklir

Energi nuklir adalah energi dalam bentuk tersimpan yang dapat dilepas akibat

interaksi partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini dilepas sebagai hasil

usaha partikel-partikel untuk memperoleh kondisi yang lebih stabil. Energi nuklir

juga merupakan energi yang dihasilkan dari reaksi peluruhan bahan radioaktif.

Bahan radioaktif sifatnya tidak stabil, sehingga bahan ini dapat meluruh menjadi

molekul yang stabil dengan mengeluarkan sinar alpha, sinar beta, sinar gamma dan

mengeluarkan energi yang cukup besar. Energi yang dihasilkan dapat digunakan

untuk menghasilkan energi listrik ataupun untuk keperluan pegobatan dan lain-lain.

4
6. Energi termal (panas)

Energi termal merupakan bentuk energi dasar, yaitu semua energi yang dapat

dikonversi secara penuh menjadi energi panas. Sebaliknya, pengonversian dari

energi termal ke energi lain dibatasi oleh Hukum Termodinamika Kedua.

2.2 Sumber-Sumber Energi2

Berdasarkan sumbernya, energi dapat dibedakan menjadi energi yang berasal dari bumi

(terrestrial) dan yang berasal dari luar bumi (extraterrestrial). Sumber energi juga dapat

diklasifikasikan berdasarkan sifatnya.

Sumber energi dari bumi dikategorikan menjadi jenis renewable atau non- depleted

energy dan non-rennewable atau deplated energy. Sumber energi yang renewable atau

dapat didaur ulang, seperti energi kayu, biomassa, biogas. Sumber energi dari luar bumi,

misalnya energi surya dan resources. Sedangkan energi seperti minyak bumi, batubara

dan gas alam adalah sumber energi yang bersifat tidak dapat diperbaharui atau dapat

habis.

Renewable
(non-depleted)

Bumi
(Terresterial)

Non-Renewable
Asal Sumber
(depleted)
Energi

Luar Bumi
(Non-depleted)
(Extra-Terresterial)

Gambar 2.1 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Asal Energi

(Sumber: Mesin Konversi Energi, 2013)


5
2.2.1 Sumber Energi Tak Terbarukan

Sumber energi tidak terbarukan (non-renewable) didefinisikan sebagai sumber

energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang

singkat. Sumber energi yang tak dapat diperbaharui diantaranya adalah:

- Minyak Bumi

Minyak bumi adalah zat cair licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian

besar karena hidrokarbon. Menurut teori, minyak bumi berasal dari sisa-sisa

binatang kecil dan tumbuhan yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu yang

mengendap dan mendapat tekanan dari lempengan bumi sehingga secara

alami larut dan berubah menjadi minyak bumi.

- Batubara

Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik

(organoclastic sedimentary rock), yang memiliki kandungan utama berupa

karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara ini merupakan hasil akumalasi

dan material organik pada suatu lingkungan pengendapan tertentu.

Gambar 2.2 Proses Pembentukan Batubara

(Sumber: https://ghozaliq.com/2015/07/16/persebaran-sumber-daya-alam)

6
Batubara yang kita kenal dibentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang terkubur di

dasar rawa selama jutaan tahun yang lalu. Pertama, sisa-sisa tumbuhan

berubah menjadi bahan yang padat disebut gambut akibat tekanan dan

pemanasan dari lapisan bagian atas, sisa-sisa tumbuhan tersebut berubah

menjadi batubara.

- Nuklir

Sumber energi ini merupakan sumber energi hasil tambang yang lain, yang

dapat dibudidayakan melalui proses fisi dan fusi. Energi nuklir, meskipun

bersih, mengandung risiko bahaya radiasi yang mematikan sehingga

pengolahannya harus ekstra hati-hati, di samping memerlukan modal yang

besar untuk investasi awalnya.

2.2.2 Sumber Energi Terbarukan

Sumber energi terbarukan (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi

yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang

termasuk sumber energi terbarukan:

- Matahari

Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen dari

panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi

listrik.

7
Gambar 2.3 Sel Surya Matahari

Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat di

memanfaatkan siapapun secara gratis dan merupakan salah satu sumber

energi alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih

lanjut, terutama bagi Negara-negara tropis seperti Indonesia.

Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di

permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi mekanik untuk

menghasilkan usaha. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak

negara-negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik

tambahan.

Gambar 2.4 Turbin Angin

(Sumber: http://uniqpost.com)

- Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi

panas ini dihasilkan di dalam inti bumi yang ditimbulkan oleh peristiwa

peluruhan partikel-partikel radioaktif di dalam batuan. Inti bumi terbentuk

dari magma yang mengalir menembus berbagai lapisan batuan di bawah

tanah. Saat mencapai reservoir air bawah tanah, terbentuklah air panas

bertekanan tinggi yang keluar ke permukaan bumi melalui celah atau

8
retakan di kulit bumi, maka timbul sumber air panas yang biasa disebut uap

panas.

Gambar 2.5 Uap Panas

(Sumber: www.kompasiana.com)

Biomassa

Biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena

tumbuh-tumbuhan dapat kita tanam setiap saat. Dari berbagai macam bahan

bakar biomassa, kayu merupakan kebutuhan yang sangat bbanyak

digunakan, seperti pada rumah tangga dan ketel uap. Membakar biomassa

bukan cara satu-satunya untuk menghasilkan energi karena biomassa dapat

dikonversi ke bentuk energi lain diantaranya gas metana atau etanol dan

biosolar.

9
Gambar 2.6 Jenis-Jenis Biomassa

(Sumber: http://www.indoenergi.com)

2.2.3 Sifat Sumber Energi

Dari gambar 2.7 dapat dilihat bahwa energi dapat berasal dari bumi (terrestrial)

atau dari luar bumi (extraterrestrial). Energi yang berasal dari luar bumi harus

bersifat tak dapat musnah (non-depleted). Energi yang berasal dari bumi dapat

bersifat terbarukan atau tak dapat musnah (renewable atau non- depleted), artinya

dapat diproduksi ulang atau dapat habis. Energi yang berasal dari bumi juga

dapat bersifat tak terbarukan atau dapat musnah (non-renewable atau depleted),

artinya tak data diproduksi ulang atau dapat habis (musnah).

Gambar 2.7 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Sifat Energi

(Sumber: Mesin Konversi Energi, 2013)

2.2.3.1 Sumber energi yang tidak dapat didaur ulang

Sumber-sumber energi yang dapat habis dan tidak dapat didaur ulang (Depleted/Non

10
Renewable Energy Resources) yang berasal dari bumi (terrestrial) adalah sumber

energi konvensional yang pada umumnya merupakan energi tambang atau energi fosil

yang berasal dari perut bumi, seperti

- Angin, minyak gas, batubara dan energi nuklir

- Sumber energi fosil (fossil fuel energy)

Bahan bakar minyak, khususnya akan segera habis, paling lambat akhir abad

XXI. Gas alam diprediksi para ahli akan habis lebih kurang 100 tahun lagi,

sedangkan cadangan batubara akan habis lebih kurang 200 tahun lagi sampai

dengan 300 tahun yang akan datang. Ketiga jenis bahan bakar fosil tersebut

dikategorikan sebagai energi yang tidak ramah lingkungan karena kadar

polusinya cukup tinggi. Kadar CO2 di udara semakin meningkat tahun-tahun

terakhir ini, menyebabkan suhu udara meningkat, mengakibatkan sebagian

es di kutub mencair dan tinggi permukaan air laut terus meningkat yang

lambat laun akan mengakibatkan banjir besar dikota-kota yang berada di tepi

pantai di seluruh dunia. Sumber energi fosil, khususnya minyak, di samping

jumlahnya terbatas, memerlukan waktu pembentukan sampai ratusan juta

tahun. Untuk itu pemanfatannya harus dialihkan ke sumber energi yang

terbarukan.

- Sumber energi nuklir

Sumber energi ini merupakan sumber energi hasil tambang yang lain, yang

dapat dibudidayakan melalui proses fisi dan fusi. Energi nuklir, meskipun

bersih, mengandung risiko bahaya radiasi yang mematikan sehingga

pengolahannya harus ekstra hati-hati, di samping memerlukan modal yang

besar untuk investasi awalnya.

2.2.3.2 Sumber energi yang dapat didaur ulang


11
Dibedakan sumber energi yang dapat didaur ulang (renewable) seperti biomassa,

biofuel, kayu bakar dan sumber energi yang tidak habis-habisnya sepanjang

massa (non-depleted energy resources) seperti sumber energi panas bumi yang

berasal dari perut bumi (terrestrial). Energi yang dari luar bumi (ekstra-

terresterial) adalah energi matahari yang dimanfaatkan secara langsung, yaitu:

fotovoltaik (photovoltaik) dan secara tidak langsung, yaitu energi radiasi dan

termal (radiation energy, thermal energy). Sumber-sumber energi ini mempunyai

sifat pembentukan yang lebih singkat, bahkan banyak yang sudah tersedia di alam

dan tidak merusak lingkungan, diantaranya:

- Biomassa

Biomassa adalah proses daur ulang pada tumbuhan melalui fotosintesis

dimana energi surya memegang peran penting. Daun menyerap energi

surya untuk proses pertumbuhannya dan mengeluarkan gas CO2. Pada

tumbuh-tumbuhan, energi surya diproses menjadi energi kimia sebagai

energi dalam bentuk tersimpan. Tumbuh-tumbuhan tersebut akan

mengeluarkan energi tersimpannya pada proses pengeringan maupun saat

dibakar langsung dan pula melalui berbagai proses untuk menghasilkan

bahan bakar yang cukup potensial seperti etanol, metana atau gas lain,

bahan bakar dalam bentuk cair (minyak nabati). Nilai kalor bakar dari

tumbuh-tumbuhan kering dapat mencapai 4800 kkal/kg.

- Biofuel

Biofuel adalah bahan bakar perantara yang terbentuk dari material organik

umpan kimiawi (chemical feedstock) sebagai transformasi proses melalui

radiasi surya secara fotosintesis untuk menghasilkan etanol cair, biodiesel

(etanol cair dan biodiesel biasa diseebut biofuel), biogas dan charcoal solid

(arang akar padat).

- Biogas

12
Biogas merupakan sumber energi yang bersih dan murah, diproduksi dari

kotoran binatang melalui binatang melalui proses anaerobik yang merupakan

kegiatan microbial organism. Gas yang terjadi mengandung 70% metana.

- Energi gradien suhu

Energi gradien suhu adalah sumber energi yang berasal dari perbedaan suhu

air laut di permukaan laut dan pada kedalaman tertentu, yang dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan sistem konversi energ. Gradien suhu air

laut yang dikenal dengan OTEC (Ocean Temperature Energy Conversion,

pesawat pengonversi energi termal samudra) dapat dilaksanakan baik dengan

sistem terbuka maupun tertutup.

- Energi angin (wind energy)

Energi angin merupakan sumber energi yang juga dapat dikatakan berasal

dari energi matahari melalui radiasi panas matahari di permukaan bumi yang

berbeda-beda sehingga menimbulkan perbedaan temperature dan rapat

massa udara di permukaan bumi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan

tekanan hingga kemudian menjadi aliran udara. Aliran udara tersebut dapat

dipercepat dengan adanya perputaran bumi pada porosnya dengan kecepatan

putar konstan.

- Air

Air adalah sumber energi yang dapat didaur ulang, dapat dibedakan menurut

tenaga air (hydropower), energi gelombang laut, energi pasang surut dan

energi gradient suhu.

- Energi gelombang laut (wave energy)

13
Energi gelombang laut (wave energy) merupakan sumber energi yang

berasal dari gelombang laut yang dikonversi melalui sistem mekanisme torak

yang bekerja maju mundur mengikuti irama gerak gelombang laut.

- Energi pasang surut (tidal)

Energi pasang surut (tidal) adalah sumber energi laut pada daerah- daerah

tertentu di belahan dunia ini dimana pasang-surut air laut lebih dari 10 meter.

Selisih ketinggian tersebut cukup potensial untuk menggerakkan turbin air

berskala besar dengan tinggi jatuh rendah tetapi dapat menghasilkan tenaga

listrik dengan daya besar dengan tinggi jatuh rendah tetapi dapat

menghasilkan tenaga listrik dengan daya besar sampai ratusan megawatt.

- Energi panas bumi (geothermal energy)

Energi panas bumi (geothermal energy) merupakan sumber energi yang tidak

habis-habisnya sepanjang zaman selama tata surya ini berfungsi normal

sesuai peredarannya. Energi panas bumi merupakan energi terrestrial

yang berlimpah adanya dan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik

tenaga panas bumi.

- Energi surya (solar energy)

Energi surya (solar energy) adalah sumber energi yang melimpah- ruah

adanya, bersih, bebas polusi dan tidak akan habis sepanjang masa,

merupakan extra-terrestrial energi yang dapat dimanfaatkan melalui

konversi langsung, seperti pada fotovoltaik dan secara tidak langsung

melalui pusat listrik tenaga termal surya.

Disamping itu energi surya juga dapat dimanfaatkan untuk:

1. Pemanas air untuk keperluan domestik, secara komersial maupunindustri.

2. Pemanas udara untuk ruangan dan pengering biji tumbuh-tumbuhan.


14
3. Destilasi air laut untuk air minum.

4. Untuk pemompaan air.

5. Penggerak air conditioning, refrigerator ataupun chiller.

2.3 Energi Surya

Matahari memberikan sinar surya terus-menerus sepanjang masa. Sinar surya ini sampai

ke bumi digunakan untuk sumber energi bagi semua makhluk hidup di bumi, tiada

kehidupan apabila tiada energi ini. Matahari paling penting bagi kehidupan sehari-hari

manusia sebagai sumber energi. Walau bagaimanapun oleh karena matahari begitu

penting dan diperlukan oleh manusia, maka pada kebanyakan masa bintang ini dianggap

sebagai sebuah bintang yang amat istimewa dan luar biasa.

Energi surya adalah energi yang dihasilkan oleh cahaya matahari yang dapat diubah

menjadi energi panas atau energi listrik. Proses pengubahan energi ini bukan saja bebas

dari pencemaran, bahkan dapat diperoleh secara gratis dan terus-menerus. Hal ini dapat

dipahami, Karena jumlah energi surya pada planet bumi adalah sebesar 170 triliun kW.

Dari jumlah I ini sebanyak 30% dipantulkan ke ruang angkasa, 47% diubah menjadi

panas pada suhu rendah dan dipancarkan

lagi ke ruang angkasa dan 23% adalah untuk energi peresapan atau penguapan pada

kisaran alam tumbuh-tumbuhan. Kurang dari 5% ditampilkan dalam bentuk energi kinetik

dari angin dan gelombang dan juga pada penguapan photosintesis dari tanaman3.

Energi yang dihasilkan oleh matahari dan sampai ke bumi dalam bentuk cahaya.

Kemudian cahaya ni diubah menjadi energi untuk banyak keperluan. Sinar surya

dinyatakan sebagai sumber energi utama di bumi. Tanaman menggunakan energi dari

matahari untuk proses photosintesis. Air dan gas karbon dioksida diubah menjadi senyawa

karbon oleh klorofil karena adanya sinar matahari.

Sistem pembangkit listrik tenaga surya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan
15
dengan sistem pembangkit listrik dengan energi lain seperti hidrolistrik, nuklir dan

batubara. Pembangkit listrik energi surya dapat dibangun di kawasan-kawasan yang

berdekatan dengan pengguna, tidak seperti pembangkit listrik energi hidrolistrik yang

harus dibangun di sungai-sungai yang mempunyai aliran yang deras dan mencukupi.

Pembangkit listrik energi surya juga tidak mempunyai efek pencemaran alam sekitar

seperti halnya pembangkit energi nuklirdan batubara4.

Energi surya dapat dijadikan sebagai sumber energi utama, karena Indonesia terletak di

kawasan iklim khatuliswa. Sinar surya rata-rata harian adalah 4000-5000 Wj/m2,

sedangkan rata-rata jumlah jam sinaran antara 4 hingga 8 jam. Indonesia mengalami

jumlah hari hujan sekitar 170 hari pertahun, rata-rata suhu udara antara 26 hingga 32̊C

dan kelembapan relatif rata-rata 80 hingga 90% dan tidak pernah turun di bawah 60%.

Sinar surya mempunyai dua komponen yaitu: sinar surya langsung dan sinar tak langsung

(terpedar).

Komponen sinar surya langsung adalah yang dihantar tanpa diserap dalam awan dan

langsunng menimpa bumi, sedangkan sinar surya tak langsung adalah setelah mengenai

awan dan menimpa bumi. Jumlah kedua-duanya dikenal sebagai sinar surya global atau

sinaran surya sejagat. Keadaan langit di kawasan tropika ini berawan, karena komponen

sinar surya langsung kurang dari 40%. Perincian ini penting untuk pengkajian energi

surya, terutama sistem surya termal, terutama dalam membuat dan pemilihan pengumpul

surya.

2.3.1 Sel Surya (Solar Cell)

Sel surya dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat

secara langsung mengubah energi surya menjadi tenaga listrik secara efisien.

Alat ini digunakan secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera

maupun digabung seri atau parallel untuk memperoleh suatu harga tegangan

16
listrik yang dikehendaki sebagai pusat penghasil tenaga listrik.

Hampir semua sel surya dibuat dari bahan silikon berkristal tunggal, bahan ini

masih menduduki tempat paling atas dari urutan biaya pembuatan bila disbanding

energi listrik yang diproduksi oleh alat pengonversi konvensional. Hal ini

disebabkan oleh harga silikon murni yang masih sangat mahal. Meskipun

berbahan dasar pasir silikat (SiO2), tetapi untuk membuatnya diperlukan biaya

produksi yang tinggi.

Para ahli telah melakukan penelitian secara intensif untuk menekan ongkos

produksi sel silikon agar dapat bersaing dengan pembangkit tenaga listrik

konvensional. Dapat disebutkan bahwa untuk membuat pembangkit tenaga listrik

dengan sel surya pada perhtungan tahun 1970 adalah $15.000,00/kW-jam

terpasang, sedangkan yang menggunakan bahan bakar batubara

hanya $500,00/kW-jam terpasang dan yang menggunakan tenaga nuklir adalah $

150,00/kW-jam terpasang. Menurut Matthew Buresch, untuk sepuluh tahun

kemudian (tahun 1980) harga tiap kW-jam terpasang untuk pembangkit listrik

tenaga surya telah turun menjadi $7.000,00. Dengan kemajuan

teknologi pembuatan sel surya akhir-akhir ini diharapkan harganya dapat

ditekna hingga $500,00/kW-jam terpasang5.

Sel Surya terus memiliki empat generasi dalam perkembangan bahan yang

digunakan untuk membuat sel surya tersebut6:

1. Generasi Pertama (Sel Surya berbasis Wafer)

Sel fotovoltaik generasi pertama terdiri dari area besar, lapisan Kristal

tunggal, tunggal diode p-n junction, mampu menghasilkan energy listrik

yang dapat digunakan dari sumber cahaya dengan panjang gelombang sinar

matahari. Sel-sel ini biasanya dibuat dengan menggunakan proses difusi

dengan wafer silikon. Sel surya wafer silikon ini berbasis teknologi dominan
17
dalam produksi komersial sel surya, akuntansi lebih dari 85% dari pasar

sel surya terrestrial.

2. Generasi Kedua (Sel Surya berbasis Thin film)

Sel-sel ini didasarkan pada penggunaan tipis epitaksi (epitaksi mengacu pada

metode penyetoran film monocrystalline pada substrat monocrystalline)

deposito semikonduktor pada wafer kisi-cocok (Pencocokan struktur kisi

antara dua bahan semikonduktor yang berbeda, memungkinkan

pembentukan daerah perubahan celah pita dalam materi tanpa

memperkenalkan perubahan dalam struktur Kristal. Sebuah keuntungan dari

teknologi film tipis yaitu berkurangnya massa yang memungkinkan panel

pas pada bahan cahaya atau fleksibel, bahkan pada tekstil. Sel surya generai

kedua sekarang terdiri dari segmen kecil dari pasar fotovoltaik terrestrial

dan sekitar 90% dari pasar ruang.

3. Generasi Ketiga (Sel Surya berbasis Sel fotovoltaik)

Generasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja listrik yang rendah dari

sel-sel generasi kedua dan menjaga biaya rendah. Sel surya ini tidak

bergantung pada p-n junction tradisional untuk memisahkan foto pembawa

muatan yang dihasilkan. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam hal ini

Multijunction sel, nano sel Kristal, pewarna-sel peka, sel polimer,

memodifikasi spectrum kejadian (konsentrasi), dan lain sebagainya dengan

potensi efisiensi produksi hingga 45%.

4. Generasi Keempat (Sel Surya berbasis Sel fotovoltaik komposit)

Sel surya yang terdiri dari teknologi fotovoltaik komposit terbuat dari bahan

polimer dengan nano-partikel yang dapat dicamput bersama-sama untuk

membuat lapisan multi-spektrum tunggal. Multi-spektrum lapisan dapat

ditumpuk untuk membuat sel-sel multi-spektrum matahari yang lebih

18
efisien dan lebih murah.

2.3.1.1 Cara Kerja Sel Surya (Solar Cell)

Gambar 2.8 Cara Kerja Sel Surya

(Sumber: http://tech.dbagus.com)

Sel surya konvensional bekerja dengan menggunakan prinsip p-n junction yaitu

seperti junction antara semikonduktor tipe-p dan juga tipe-n. Semikonduktor ini

berasal dari ikatan atom yang memiliki elektron sebagai penyusun dasarnya.

Setiap semikonduktor memiliki kelebihan sendiri seperti semikonduktor tipe-n

yang memiliki kelebihan elektron muatan negatif, sedangkan untuk

semikonduktor tipe-p memiliki kelebihan hole muatan positif.

Kondisi kelebihan elektron dan hole ini bisa terjadi dengan cara mendoping

material dengan atom dopant. Sebagai contoh dalam mendapatkan material

silikon tipe-p, silikon harus didoping dengan atom boron, sedangkan untuk

material silikon tipe-n, silikon harus didoping oleh atom fosfor.


19
Hubungan p-n junction ini berperan untuk membentuk medan listrik, sehingga

elektron dan juga hole dapat diekstrak oleh material kontak dalam menghasilkan

sebuah energi listrik. Oleh karena itu ketika semikonduktor tipe-p dan juga tipe-n

terkontak, kelebihan dari elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n

menuju ke tipe-p. Dengan begitu terbentuklah kutub positif pada semikonduktor

tipe-n, dan begitu pula sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p.

Akibat elektron dan hole akan terbentuk medan listrik, ketika cahaya matahari

mengenai susunan dari p-n junction akan mendorong elektron bergerak dari

semikonduktor menuju kontak negatif. Selanjutnya dimanfaatkan sebagai energi

listrik, dan begitu pula sebaliknya hole akan bergerak menuju kontak positif

menunggu datangnya sebuah elektron.

Sel surya yang merupakan sebuah media yang dapat menghasilkan arus listrik

yang berasal dari sinar matahari. Dengan memanfaatkan sel surya maka

penggunaan sumber energi yang berasal dari jasad renik jutaan tahun yang lalu

dapat berkurang. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk keadaan lingkungan,

karena tanpa menghasilkan polusi dan aman.

2.3.1.2 Jenis-Jenis Solar Cell

Berdasarkan teknologi pembuatannya, secara umum sel surya dibagi dalam tiga

jenis, yaitu7:

1. Solar Cell Mono-crystalline

Solar Cell Mono-crystalline ini merupakan jenis solar cell paling efisien yang

dihasilkan dengan teknologi terkini dan menghasilkan daya listrik persatuan

luas yang paling tinggi. Monokristal dirancang untuk penggunaan yang

memerlukan konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim

dan dengan kondisi alam yang sangat panas. Solar cell monokristal memiliki

efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan yang dimiliki oleh solar cell jenis

ini yaitu solar cell tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya
20
mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca

berawan.

2. Solar Cell Poly-Crystalline

Solar cell poly-crystalline memiliki susunan Kristal yang acak karena

dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan

yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan

daya listrik yang sama. solar cell jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah

dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung

lebih rendah.

3. Solar Cell Thin Film Photovoltaic

Solar cell jenis ini terdiri dari dua lapisan dengan struktur lapisan tipis

mikrokristal-silikon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%,

sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang

dihasilkan lebih besar daripada monokristal dan polikristal. Inovasi terbaru

adalah thin film triple junction PV (dengan tiga lapisan) dapat berfungsi

sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan

daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari solar cell jenis lain dengan daya

yang ditera setara.

2.4 Sejarah Mikrokontroler

Mikrokontroler (pengendali mikro) pada suatu rangkaian elektronik berfungsi sebagai

pengendali yang mengatur jalannya proses kerja dari rangkaian elektronik. Di dalam

sebuah IC mikrokontroler terdapat CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial dan

parallel, port input/output, ADC dan lain-lain.

Mikrokontroler digunakan dalam sistem elektronik modern, seperti: Sistem manajemen


21
mesin mobil, keyboard komputer, televisi, radio, telepon digital, printer, scanner, PLC

(Programmable Logic Controller), robot, sistem otomasi, sistem keamanan, peralatan

medis (MRI, CT SCAN, EEG, USG) dan lain sebagainya.

Sejarah mikrokontrokontroler tidak terlepas dari sejarah mikroprosesor.

Berikut ini sejarah mikroprosesor dan mikrokontroler 8:

- Tahun 1971, intel 4004 adalah Mikroprosesor pertama. Intel 4004 dibuat dan

dikembangkan oleh intel (Integrated Electronics). Intel membuat mikroprosesor Intel

4004 menggunakan 2250 transistor. Intel 4004 merupakan mikroprosesor 4 bit.

Kemudian pada tahun 1974, intel membuat mikroprosesor generasi kedua (intel

8008), intel 8008 merupakan mikroprosesor 8 bit.

- Tahun 1972, TMS1000 adalah mikrokontroler pertama. TMS1000 merupakan

mikrokontroler 4-bit. Mikrokontroler TMS1000 dibuat oeh Gary Boone dari Texas

Instrument.

- Tahun 1974, beberapa pabrikan IC menawarkan mikroprosesor dan pengendali

menggunakan mikroprosesor. Mikroprosesor yang ditawarkan pada saat itu yaitu

Intel 8080, 8085, Motorola 6800, Signetics 6502, Zilog Z80 dan Texas Instrument

9900 (16 bit).

- Tahun 1976, dibuat intel 4048, yang merupakan mikrokontroler intel pertama.

- Tahun 1978, mikroprosesor 16 bit menjadi umum digunakan yaitu intek 8086,

Motorola 68000 dan Zilog Z8000. Sejak saat itu pabrikan mikroprosesor terus

mengembangksn mikroprosesor dengan berbagau keistimewaa dan arsitektur.

Mikroprosesor yang dikembangkan termasuk 32 bit device seperti intel

mikrokontroler yang menggunakan ARM core.

22
- Tahun 1980, intel atau lebih dikenal dengan mikrokontroler MCS51.

MCS51 adalah mikrokontroler CISC 8 bit.

- Tahun 1996, mikrokontroler Atmel AVR dibuat oleh Atmel. Atmel AVR adalah

salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan sampai dengan saati ini. AVR

adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Computing) 8 bit berdasarkan

arsitektur Harvard.

2.5 Sejarah Arduino

Arduino dikembangkan dari thesis Hernando Barragan pada tahun 2004, seorang

mahasiswa asal Kolombia. Judul thesisnya yaitu “Arduino-Revolusi Open Hardware”.

Arduino diawali di ruang kelas Interactiv Design Institute di Ivrea (IDII), pada tahun

2005 di Ivrea, Italia. Arduino ditemukan oleh Massimo Banzi dan David Cuartielles

dengan tujuan awal yaitu untuk membantu para siswa membuat perangkat desain dan

interaksi dengan harga yang murah dibandingkan dengan perangkat lain yang tersedia

pada saat itu, seperti BASIC Stamp yang harganya cukup mahal bagi pelajar pada saat

itu. Arduino berasal dari bahasa Italia yang berarti teman yang berani. Pada bulan Mei

2011, arduino sudah terjual lebih dari 300.000 unit. Arduino saat ini sudah menjadi salah

satu platform OSHW (Open Source Hardware).

Arduino adalah sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source, dimana desain

skematik dan PCB bersifat open surce, sehingga kita dapat menggunakannya maupun

melakukan modifikasi. Board Arduino menggunakan Chip/IC mikrokontroler Atmel

AVR, misalnya: Arduino NG or older w/ATmega8 (Severino), Arduino Duemilanove or

Nano w/ATmega328, Arduino Uno,Arduino Mega2560 dan lain-lain.

Software untuk membuat, mengkompilasi dan meng-upload program yaitu Arduino IDE

atau disebut Arduino Software yang juga bersifat open source. Software ini dapat diunduh

pada situs http://www.arduino.cc. Arduino IDE (Arduino Software) menghasilkan file

hex dari baris kode instruksi program yang menggunakan bahasa C yang dinamakan
23
sketch setelah dilakukan compile denganperintah Verify/Compile. Motorola Drago

2.5.1 Board Arduino Uno

Arduino uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Board ini

memiliki 14 digital input atau output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator Kristal, koneksi USB jack listrik

tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung

mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber

tegangan bisa didapat dari adaptor atau baterai untuk menggukannya.

Gambar 2.9 Board Arduino Uno

(Sumber: http://www.jameco.com)

Adapun data teknis board Arduino Uno adalah sebagai berikut:

24
- Mikrokontroler: ATmega328

- Tegangan Operasi: 5V

- Tegangan Input (recommended): 7-12 V

- Tegangan Input (Limit): 6-20 V

- Pin digital I/O: 14 (6 diantaranya pin PWM)

- nBal Pin Analog input: 6

- Arus DC per pin I/O: 40 mA

- Arus DC untuk pin 3.3 V: 150 mA

- Flash Memory: 32 KB dengan 0.5 KB digunakan untuk bootloader.

- SRAM: 2 KB

- EEPROM: 1 KB

- Kecepatan Pewaktuan: 16 MHz

Beberapa pin power pada Arduino Uno:

- GND, pin negatif.

- Vin, pin yang digunakan jika anda ingin memberikan power langsung ke

board Arduino dengan rentang tegangan yang disarankan 7V-12V.

- Pin 5V, pin output dimana ada pin tersebut mengalir tegangan 5V yang

telah melalui regulator.

- 3V3, pin output dimana pada pin tersebut disediakan tegangan 3,3V yang

telah melalui regulator.

- IOREF, pin yang menyediakan referensi tegangan mikrokontroler. Biasanya

digunakan pada board shield untuk memperoleh tegangan yang sesuai,

apakah 5V atau 3.3V.


25
Chip ATmega328 pada Arduino Uno memiliki memori 32 KB, dengan 0.5 KB

dari memori tersebut telah digunakan untuk bootloader. Jumlah SRAM 2 KB dan

EEPROM 1 KB yang dapat di baca tulis dengan menggunakan EEPROM library

saat melakukan pemograman.

Arduino Uno memiliki 14 buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input

atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite() dan

digital(Read).

Pin-pin tersebut bekerja pada tegangan 5V dan setiap pin dapat menyediakan atau

menerima arus 20mA dan memiliki tahanan pull-up sekitar 20- 50 KΩ (secara

default dalam posisi disconnect). Nilai maximum adalah 40mA yang sebisa

mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroler.

Beberapa pin memiliki fungsi khusus:

- Komunikasi Serial, terdiri dari 2 pin: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang

digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) data serial.

- External Interrupt, yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat digunakan

untuk mengaktifkan interrupt. Gunakan fungsi attachInterrupt().

- PWM (Pulse-Width Modulation): pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11 menyediakan

output PWM 8-bit dengan menggunakan fungsi analogWrite().\

- SPI (Serial Peripheral Interface): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) dan

13 (SCK) mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI Library.

- LED: pin 13, pada pin ini terhubung built-in led yang dikendalikan oleh

digital pin no 13.

- TWI (Two Wire Interface): pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang

mendukung komunikasi TWI dengan menggunakan Wire Library.

26
Arduino Uno memiliki 6 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0- A5.

Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 10 bit (jadi bisa memiliki

1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke 5V, namun bisa

juga menggunakan pin AREF dengan menggunakan fungsi analogReference().

Beberapa pin lainnya pada board ini adalah :

- AREF. Sebagai referensi tegangan untuk input analog.

- Reset. Hubungkan ke LOW untuk melakukan reset terhadap mikrokontroler.

Sama dengan penggunaan tombol reset yang tersedia.

Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler. Perangkat

lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah mikrokontroler

dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada

dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya.

Bahasa Pemrograman Arduino adalah bahasa pemrograman utama yang

digunakan untuk membuat program untuk arduino board. Bahasa pemrograman

arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya.

2.6 AKI (Accumulator)/Baterai

Accumulator atau sering disebut accu adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga

listrik dari tenaga surya. Tanpa aki/baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat

ada sinar matahari. Berdasarkan aplikasi maka aki dapat dibedakan untuk engine starter

(otomotif) dan deep cycle.

- Aki untuk engine starter (otomotif), umumnya dibuat dengan plat timbal yang

permukaannya lebih besar. Dengan demikian aki ini bisa menyuplai arus listrik yang

besar pada saat awal untuk menghidupkan mesin.

27
- Aki deep cyle, biasanya digunakan untuk sistem fotovoltaik (Solar Cell) dan back up

power, dimana aki mampu mengalami discharge hingga muatan listriknnya tinggal

sedikit.

(a) (b)

Gambar 2.10 (a) AKI Jenis Starter (otomotif) dan (b) AKI Jenis Deep Cycle

(Sumber: http://www.akibaterai.com)

Secara umum Aki terdiri dari beberapa macam yaitu:

- Aki Kering

Aki kering dikenal juga sebagai baterai. Dalam aki kering ini tidak mengandung

cairan sama sekali. Dilihat dari dapat atau tidaknya diisi ulang, baterai ini

dikategorikan sebagai baterai yang sekali pakai dan dapat diisi ul sampai tercanggih

terbuat dari Lithium Polymer. Aki kering ini, biasanya dipakai untuk peralatan

elektronik karena lebih ringkas. Contohnya dapat diaplikasikan pada ponsel,

kamera digital atau laptop. Kelemahan dari aki ini memiliki daya tahan yang

rendah dan memiliki ampere yang rendah.

- Aki Basah

Aki basah merupakan salah satu jenis accumulator yang diisi oleh larutan elektrolit

asam sulfat. Larutan elektrolit ini akan bereaksi dengan lempengan timah (Pb) yang

terdapat pada aki basah. Larutan elektrolit yang dapat digunakan sebagai isi ada

dua jenis, yaitu larutan elektrolit berupa asam sulfat yang biasanya merupakan

botol merah (zuur), dan yangberbotol biru yang isinya air murni (aqua demineral).

- Aki MF (Maintenance Free)

28
Aki MF (maintenance free) merupakan aki dari pengembangan dari aki basah. Aki

jenis ini tidak memerlukan tambahan cairan elektrolit lagi. Aki MF ini hanya diisi

sekali saja. Aki jenis ini dapat menguap, hanya air hasil penguapannya ditampung

kembali dalam aki. Setelah dingin, air hasil penguapan tersebut disirkulasikan lagi

dalam ruang sel aki. Dengan demikian, air aki akan terus berputar.

Tegangan solar cell yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk

mengisi baterai. Untuk menghidupkan tegangan AC (alternating current) seperti

pada lampu, televisi dan lain-lain, arus baterai disupply oleh inverter. Energi yang

disimpan pada baterai atau aki inilah yang digunakan pada malam hari.

2.7 RTC (Real Time Clock) DS3231

RTC (Real Time Clock) merupakan sebuah IC yang memiliki fungsi untuk menghitung

waktu, mulai dari detik, menit, jam, tanggal, bulan, serta tahun. Ada beberapa RTC yang

dijual di pasaran, seperti: DS1307, DS1302, DS12C887,DS3234 dan DS3231.

DS3231 adalah jenis RTC dengan biaya yang cukup rendah, I2C (RTC) sangat akurat

dengan temperature compensated terintegrasi osilator Kristal (TCXO) dan Kristal.

Perangkat ini menggabungkan masukan baterai dan memelihara ketepatan waktu yang

akurat ketika listrik utama ke perangkat terganggu. Integrasi resonator Kristal

meningkatkan akurasi jangka panjang perangkat juga sebagai mengurangi jumlah

potongan-bagian dalam garis manufaktur.

RTC mempertahankan detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan informasi tahun. Jam

dapat diatur dengan format 24 jam atau dengan format 12 jam (PM/AM).

29
Gambar 2.11 RTC DS3231

(Sumber: http://indo-ware.com)

Modul RTC (Real Time Clock) ini memiliki akurasi dan presisi yang sangat tinggi dalam

mencacah waktu dengan menggunakan IC RTC DS3231 extremely accurate temperature

compensated RTC (TCXO). IC RTC DS3231 ini memiliki kristal internal dan rangkaian

kapasitor tuning dimana suhu dan Kristal dimonitor secara berkesinambungan dan

kapasitor diatur secara otomatis untuk menjaga kestabilan detak frekuensi.

Biasanya Real Time Clock berbentuk suatu chip (IC) yang memiliki fungsi sebagai

penyimpan waktu dan tanggal. Dan dalam proses penyimpanannya RTC memiliki register

yang dapat menyimpan data detik, menit, jam, tanggal, bulan dan tahun. RTC ini

memiliki 128 lokasi RAM yang terdiri dari 15 Byte untuk data waktu serta kontrol dan

113 byte sebagai RAM umum.

Tabel 2.1 Keterangan pin LCD

No Nama Fungsi Keterangan

1 Vss Catu daya (0 V atau GND)

2 Vcc Catu daya +5 V

3 Vee Tegangan LCD

30
4 RS Register Select, untuk “0” memilih register perintah

memilih mengirim perintah atau dan “1” register data

data (Input)

5 R/W Read/Write, pin untuk “0” untuk proses tulis dan “1”

pengendali baca atau tulis untuk proses baca, dalam

(Input) banyak aplikasi tidak ada proses

pembacaan data dari LCD,

sehingga R/W bisa

langsung dihubungkan ke GND

6 E Enable, untuk mengaktifkan Pulsa: Rendah–Tinggi –

LCD untuk memulai operasi Rendah

baca tulis

7- DB0 – Bus data (Input/Output) Pada operasi 4 bit hanya DB4 -

DB7 DB7 yang digunakan, yang lain


14
dihubungkan ke GND. DB7 dapat

digunakan sebagai bit

status sibuk (busy flag)

15 V+ 4,2 V

16 V- GND

Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah:

- Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.

- Mempunyai 192 karakter tersimpan.

- Terdapat karakter generator terprogram.

- Dapat dialamati dengan mode 4bit dan 8bit.

2.8 Dilengkapi d Relay

31
Relay adalah saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen

Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni

Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (Separangkat kontak saklar/switch).

Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan kontak saklar sehingga

dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan

lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50

mA mampu meggerakkan Armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk

menghantarkan listrik 220V 2A.

Gambar 2.12 dan gambar 2.13 merupakan bentuk relay dan simbol relay yang

sering ditemukan di rangkaian Elektronika.

Gambar 2.13 Bentuk-Bentuk Relay

(Sumber: http://teknikelektronika.com)

Gambar 2.14 Simbol Relay

(Sumber: http://teknikelektronika.com)

Pada dasarnya, relay terdiri dari 4 komponen dasar, yaitu:

32
1. Electromagnet (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar)

4. Spring

Gambar 2.15 Bagian-Bagian Relay

(Sumber: http://teknikelektronika.com)

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi CLOSE (tertutup)

- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan

Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil

diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik

Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga

menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi

33
dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak

terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi

Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close

pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

2.9 Motor DC Power Window

Secara teori, cara kerja motor power window adalah dengan mensupply tegangan untuk

menurunkan jendela/mengunci pintu adalah dengan membalikkan kutup tegangan tadi.

Berikut ini gambar motor DC power window:

Gambar 2.16 Motor Power Window

(Sumber: https://www.tetrixrobotics.com)

Spesifikasi

Voltage No Load Load Rating Locked Locked

Rating Speed Current Torque Speed Current Torque Current

(V) (Kgf.cm) (A)


(r.p.m) (A) (Kgf.cm) (r.p.m) (A)

12 85 ± 25 ≤3 30 70 ± 20 ≤7 85 ± 25 ≤ 20

Gambar 2.17 Konstruksi Motor Power Window

34
Motor DC adalah suatu motor yang mengubah energi listrik searah menjadi mekanis

yang berupa tenaga penggerak torsi. Motor DC digunakan dimana kontrol kecepatan dan

kecepatan torsi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bagian motor DC yang paling

penting adalah rotor dan stator. Yang termasuk bagian stator adalah badan motor, sikat-

sikat dan innti kutub magnet. Bagian rotor adalah bagian yang berputar dari suatu motor

DC. Yang termasuk rotor yaitu lilitan kangkar, jangkar, komutator, tali, isolator, poros,

bantalan dan kipas.

Motor DC biasanya digunakan dalam rangkaian yang memerlukan kepresisian yang

tinggi untuk pengaturan kecepatan, pada torsi yang konstan. Semua motor DC beroperasi

atas dasar arus yang melewati konduktor yang berada dalam medan magnet motor DC

disini digunakan sebagai motor penggerak utama. Terdapat dua tipe motor DC

berdasarkan prinsip medannya, yaitu:

1. Motor DC dengan magnet permanen.

2. Motor DC dengan lilitan yang terdapat pada stator.

Motor DC dapat bekerja hanya dengan memberi polaritas tegangan pada motornya.

Untuk pengaturan penggunaannya diperlukan suatu rangkaian driver. Fungsi dari

rangkaian driver ini adalah agar motor DC tersebut dapat diaturberjalan atau berhenti.

Untuk menentukan torsi dan kecepatan yang dikehendaki oleh motor DC. Diatur melalui

besar beda potensial yang diberikan. Semakin besar potensial yang diberikan maka torsi

yang dihasilkan akan semakin kecil sedangkan kecepatannya akan semakin besar.

Alasan penggunaan motor power window karena banyak faktor seperti torsi tinggi

dengan rating tegangan input yang rendah yaitu 12VDC dan dimensi motor yang relatif

simple (ramping) dilengkapi dengan internal gearbox sehingga memudahkan untuk

instalasi mekanik.

Aplikasi orisinil motor ini dipakai sebagai actuator open-close jendela mobil, akan tetapi

banyak pula ditemui pemakaian motor ini dalam sistem actuator robot sebagai modul

yang membutuhkan spek kecepatan rendah dan torsi yang tinggi. Motor Power Window

35
(made in Jerman) memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Rate voltage : DC 12 Volt Operating

Voltage Range : DC 10-16 Volt Operating

Temperature Range : -30̊ C – (+) 80̊ C (-

22̊ F – (+) 176̊ F

Speed : 40 ± 5 rpm

Load : 4 N.m

Power Window : 200 mA (coil load)

12 V 10 A

Seri :4R

36
BAB III

ISI

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi kekayaan alam dan energi yang

besar, serta apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan mampu mencukupi kebutuhan

energi masyarakat banyak. Energi dikelompokan menjadi energi tak terbarukan dan energi

terbarukan. Indonesia memiliki ke dua potensi energi tersebut dan tersebear di beberapa

wilayahnya.

Energi tak terbarukan (konvensional) sudah lama digunakan sebagai sumber energi bahkan

menjadi mayoritas dalam neraca energi nasional. Semakin menipisnya cadangan sumber energi

konvensional dan meningkatnya konsumsi energi setiap tahun mendorong pemerintah untuk

meninjau ulang kebijakan energinya untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan

(EBT) dan mengurangi ketergantungan kepada energi fosil.

Dalam konteks pemanfaatan energi terbarukan, beberapa kebijakan untuk mendukung energi

terbarukan selain PP. No. 79 tahun 2014 telah banyak dikeluarkan, beberapa diantaranya yang

menjadi bahasan adalah :

- UU. No. 30/2007 tentang Energi

- UU. No. 21/2014 tentang Panas Bumi

- UU. No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan.

- PP. RI No. 70/2009 tentang KonservasiEnergi.

- Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Ketenagalistrikan

- Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2016tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTS

Fotvoltaik oleh PT. PLN (Persero).

37
- Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari

Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan Kapasitas sampai dengan 10 MW oleh PT. Perusahaan

Listrik Negara.

- Peraturan Menteri ESDM No. 44 Tahun 2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT.

Perusahaan Listrik Negara (Persero) dariPembangkit Listrik Berbasis Sampah Kota.

Peraturan Menteri ESDM No. 21 Tahun 2016 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas oleh PT.

Perusahaan Listrik Negara.

- Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari

PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).

- Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2017tentang Peraturan Jual Beli TenagaListrik.

- Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi

Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

3.1 Kondisi Energi Indonesia

DEN (Dewan Energi Nasional) mengukur nilai ketahanan energi Indonesia dengan

menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Proces) yang meliputi 20 indikator

ketahanan energi. Aspek availability terdiri dari :Cadangan dan sumber daya migas, cadangan

dansumber daya batu bara, impor minyak mentah, impor BBM/LPG, cadangan BBM/LPG

Nasional, cadangan penyangga energi, pencapaian energi mix (TPES; Total utamapasokan

energi) dan DMO (Domestic Market Obligation) gas dan batu bara. Aspek accesstability yaitu

penyediaan BBM/LPG,penyediaan gas bumi, penyediaan tenaga listrik, pelayanan distribusi

gas bumi dan pelayanan listrik. Aspek affordability: harga gas bumi, harga BBM/LPG, harga

listrik dan produktivitas energi. Aspek acceptability: peranan EBT, efisiensi energi dan

intensitas GRK (gas rumah kaca).produktivitas energi. Aspek acceptability: peranan EBT,

efisiensi energi dan intensitas GRK (gas rumah kaca). Nilai ketahanan energi Indonesia tahun

2014 dengan di hitung menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah

38
5,82, nilai tersebut dikategorikan masih tergolong rendah. Ditambah permintaan energi di

Indonesia masih didominasioleh energi fosil. (Dewan Energi Nasional, 2014)

Gambar 1. Bauran Energi Primer di Indonesia(Sumber : Statistik EBTKE 2016)

Pada tahun 2015, energi fosil menyumbang 93,7

% dari total kebutuhan energi (1.357 juta barel setara minyak). Sisanya, 6,2 % dipenuhi dari

EBT. Dari jumlah persentase energi fosil

tersebut, minyak menyumbang 43 %, gas alam22 %, dan batubara 28,7 %. Hampir separuh dari

minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri harus diimpor, baik dalam bentuk minyak

mentah (crude oil) maupun produk minyak. Dengan kondisi tersebut, ketahanan energi Indonesia

tentu menjadi sangat rentan terhadap gejolak yang terjadi di pasar global.

Tahun 2016 kapasitas pembangkit listrik di Indonesia mencapai 90,15% dengan kapasitas

terpasang 59 GW. Sekitar 74% diantaranya berada di wilayah Jawa Bali, 15% di wilayah

Sumatera, 3% di wilayah Kalimantan dan sisanya di wilayah Pulau lainnya (Sulawesi, Maluku,

NTB-NTT, dan Papua). Dilihat dari segiinput bahan bakar, pembangkit berbahan bakar batubara

dan gas mempunyai pangsa yang paling tinggi, yaitu masing-masing sebesar 47% dan 26%,

diikuti kemudian oleh pembangkit berbahan bakar minyak dengan pangsa sekitar 15%. Hal

tersebut menunjukan pangsa pembangkit BBM masih tergolong tinggi.Namun dibalik dominasi

pemakaian energi fosil, ada peningkatan pangsa pembangkit berbahan bakar energi terbarukan,

seperti PLTP (panas bumi), dengan pangsa mendekati 2% (1,6 GW), serta PLTA (air) dengan

pangsa dikisaran 6% (4 GW). Disamping itu, pembangkit listrik energi terbarukan lainnya (PLTS,

PLTSa, PLTMH, PLTU Biomassa) juga sudah mulai banyak beroperasi sekitar (2 GW) atau

39
sebanyak 4% dan jika ditotalkan pada tahun 2016 maka kapasitas terpasang dari seluruh

pembangkit energi terbarukan di Indonesia mencapai sekitar 7.722 MW.

3.2 Potensi Energi Baru Terbarukan diIndonesia

Potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia cukup besar namun, potensi yang sangat besar

ini belum dapat dimanfaatkan dengan optimal, bahkan pada beberapa potensi energi terbarukan

mengalami penyusutan seperti pada potensi energi air (PLTA) dari 75 GW menjadi 26 GW. Ini

didapat berdasarkan hasil penelitian Master Plan Study for Hydro Power Development in

Indonesia oleh Nippon Koei (Jepang) pada tahun 2011, setelah menjalani screening lebih lanjut

(aspek ekonomi, sosial danlingkungan termasuk status kehutanan, sertaaspek demand), didapat

potensi energi air adalah

26.321 MW. Terdiri dari proyek yang sudah beroperasi, proyek yang sudah direncanakan dan

sedang konstruksi serta potensi baru. (RUPTL, 2016)

Berikut merupakan tabel 1. Potensi dan kapasitasterpasang energi baru terbarukan

Tabel 1. Potensi dan Kapasitas TerpasangEnergi Baru Terbarukan Indonesia


Kapasitas
No. Jenis Energi Sumber Daya Cadangan
Terpasang
1. Panas Bumi 12.386 MW 16.524 MW 1.643 MW*)
- 4.010
2. Hydro MW**)
75.000 MW
Mini- -
3. Microhydro 212 MW
1.656 MW
32.654 MW (Off Grid)
4. Bioenergi -
131,4 MW
(On Grid)
4,8 -
5. Energi Surya kWh/m2/hari 70 MW***)
970 MW (4-6
6. Energi Angin m/s) - -
7. Uranium 3.000 MW - -
Gas Methana
8. 456,7 TSCF - -
Batubara
9. Shale Gas 574 TSCF - -
1.995,2 MW
Gelombang
10. (Potensi - -
Air Laut Praktis)
41.012 MW
Energi Panas
11. (Potensi - -
Laut
Praktis)
Energi 4.800 MW
12. Pasang Surut (Potensi - -
(Arus) Praktis)
Sumber : BPPT Outlook Energi Indonesia 2016Keterangan :

Selain dari sumber yang tertera, beberapa datapada tabel 1. diambil dari

- Laporan Kinerja EBTKE 2016*www.energynusantaranews.com.bisnis.com**)

40
3.2 Permasalahan Umum Energi Terbarukandi Indonesia

Secara umum pembangkit listrik berbasiskan energi terbarukan masih menghadapi beberapa

hambatan dalam perkembangannya diantaranya karena faktor :

• Masih menemui kendala ke ekonomian karena beberapa komponennya belum diproduksi

massal secara nasional, kandungan lokalnya masih minim, sehingga komponen-

komponen yang ada memilik harga yang mahal dan tentunya memiliki biaya investasi

yang tinggi pula.

• Harga jual tarif pembangkit listrik ET ke masyarakat masih tergolong tinggi jika

dibandingkan dengan energi fosil, misalnya minyak bumi, solar, dan batubara, di

Indonesia masih tergolong rendah.

• Banyak teknologi untuk pembangunan dan pengelolaan ET yang belum dikuasai oleh tenaga

ahli di Indonesia.

• Beberapa pembangkit listrik ET memiliki keterbatasan untuk mengimbangi pertumbuhan

beban listrik yang cepat dan besar seperti PLTS dan PLT Bioenergi.

• Masih terbatasnya studi dan penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teknologiET.

Selain itu penelitian tersebut juga terkendala oleh biaya dan sumber daya manusia.

• Hal lain yang menguntungkan namun menjadikelemahan Indonesia adalah khususnya potensi

panas bumi, wilayah ring of fire yang membentang dari Sumatera, Jawa sampai Sulawesi

memiliki medan yang cukup sulit untuk ditempuh dan dijangkau serta memerlukan waktu

yang lama untuk membuka jalan dalam memproduksi energiterbarukan.

• Kondisi letak geografis Indonesia yang membawa keuntungan dalam hal energi-pun disisi lain

juga membawa kelemahan dalam hal pengembangan dikarenakan Indonesia terdiri dari ribuan

pulau yang terpisahkan oleh laut dan selat. Ini dapat menyebabkan pembangunan

infrastruktur produksi dan distribusi energi menjadi lebih sulit dikarenakan harus terpartisi di

setiap daerah yang berbeda.

• Kondisi sosial masyarakat setempat yangterkadang menjadi penghalang dalam pembangunan

sumber energi terbarukan.

41
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa kondisi pembangunan energi listrik nasional

Kesejahteraan akan kebutuhan energi bagi rakyat Indonesia belum sepenuhnya terpenuhi.

Rasio elektrifikasi Indonesia hingga saat ini sampai tahun 2016 mencapai angka 90%

mendominasi pulau Jawa, sedangkan beberapa pulau lain diluar pulau jawa masih minim

dalam rasio elektrikasi. Adapun tiga daerah dengan rasio eletrifikasi terendah di Indonesia

adalah Sulawesi Tenggara: 68,84%, Nusa Tenggara Timur: 58,64% dan Papua 45,93%.

Peringkatrasio elektrifikasi di Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Vietnam (98%),

dan yang tertinggi adalah Singapura 100%.

Realisasi untuk mewujudkan targetan dari kebijakan-kebijkan energi yang sudah di

rencanakan secara bertahap sedang dilakukan terutama untuk mencapai bauran energi

yang di targetan, sekaligus untuk menanggulangi kebutuhan konsumsi energi listrik yang

terus meningkat. Namun dalam pelaksanaanya mengalami banyak hambatan. Sebutlah

program FTP (Fast Track Programme) 10.000 MW tahap1 yang sudah dimulai dari tahun

2006 dan ditargetkan selesai tahun 2009 mengalami keterlambatan dan sampai akhir tahun

2014 baru terealisasi sekitar 7401 MW. Kemudian FTP tahap 2 yang ditargetkan selesai

pada tahun 2014 kondisinya tidak berbeda jauh dengan FTP 1. Keterlambatan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni engineering (perizinan/ rekomendasi, pengadaan

/pembebasan lahan, impor barang, pendanaan) dan masalah konstruksi (material,

kurangnya manajemen, eskalasi).

Selain itu proyek baru yang saat ini sedang berjalan adalah proyek 35.000 MW yang di

patok dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, hal tersebut sebagaimana tercantum
42
dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.

0074.K/21/MEM/2015,

tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN Tahun

2015-2024. Proyek ini sebagian besar di kerjakan oleh badan usaha swasta dengan total

sekitar 25.904 MW dan sisanya di pegang oleh badan usaha milik negara. Proyek

pembangkit listrik oleh PLN yang sudah selesai pelelangan dan sedang tahap konstruksi

sebesar 2.301 MW, contohnya PLTA Upper Cisokan, Jawa Barat (1040 MW), proyek

pembangkit listrik oleh swasta / Independent Power Producer (IPP) yang sudah selesai

pelelangan dan sedang tahap konstruksi sebesar 9.348 MW, contohnya antara lain PLTU

Jawa 1 Cirebon ekspansi (1x1000 MW), dan PLTU Jawa-7 Banten (2x1000 MW).

Dari yang sudah terjadi sebelumnya khususnya pada proyek FTP, maka bukan tidak

mungkin akan timbul suatu kepesimisan dari berbagai kalangan khususnya mengenai

proyek baru

35.000 MW ini. Banyak pihak menerawang, proyek ini sulit terwujud karena waktu yang

dialokasikan hanya 5 tahun. Sedangkan pembangunan pembangkit listrik di Indonesia

rata-rata adalah 3.500 – 4.000 MW/tahun dan masih terbilang fluktuatif. Program

percepatan 10.000 MW tahap 1 yang membangun murni tenaga fosil hingga kini masih

dalam kondisi belum jelas. Demikian juga fast track programme tahap 2, nasibnya tak

jauh berbeda dengan tahap 1. Proyek FTP masih tetap dibangun bersamaan dengan proyek

35.000 MW yakni sebesar 7000 MW. Terdapat 34 (633,8 MW) proyek FTP yang

mengalami masalah, 12 proyek pembangkit yang tidak bisa dilanjutkan

pembangunannya karena terkendala masalah kualitas infrastruktur yang jauh dibawah

rata- rata, dan 21 proyek (432 MW) dapat terselamatkan atau dilanjutkan

pembangunannya.Di tengah kegagalan tersebut, pemerintahmeluncurkan program 35.000

MW.

Ketiga proyek tersebut yakni FTP 1, FTP 2 dan proyek 35.000 MW memiliki persentase

pembangunan pembangkit listrik fosil yang lebihbesar dibandingkan dengan pembangkit


43
listrik energi baru terbarukan yang mendapat porsi jika ditotalkan sekitar 9564 MW,

seperti gencarnya dalam pembangunan PLTU dan PLTGU. Proyek FTP merencanakan

6658 MW dan proyek 35.000 MW merencanakan 2906 MW dari energi terbarukan. Hal

ini tentunya menjadi suatu ketidak singkronan antara kebijakan – kebijakanenergi yang

telah dicanangkan oleh pemerintahuntuk memprioritaskan pengembangan energiramah

lingkungan dan energi terbarukan serta halini juga merupakan suatu ketidak singkronan

dengan beberapa pertemuan dunia terkait emisiGRK. Dimana pada pertemuan terakhir

padaclimate change conferences /conference ofparties (COP21)

tahun 2015 di Prancismenghasilkan kesepakatan yang mengikat

secarahukum, dengan partisipasi semua bangsa,menurunkan pemanasan global di bawah

ambang2 derajat celcius. Namun melihat pembangunanenergi yang sedang berlangsung

di Indonesia,langkah Indonesia untuk memprioritaskan energiramah lingkungan masih

sedikit lebih lambandibanding gencarnya pembangunan pembangkitlistrik energi fosil,

hal ini akan membuatintegritas bangsa Indonesia di mata dunia akanmenurun dan

terancam untuk terkena sangsi. Fakta lain dalam perkembangan energi di Indonesia

adalah kurang berpihaknya politikanggaran energi di Indonesia. Sampai tahun 2016ada

perubahan pola subsidi energi dicabut yaitusubsidi BBM, sehingga diharapkan tercipta

ruang fiskal yang cukup besar yang bisadigunakan

Untuk membangun infrastruktur,termasuk infrastruktur energi terbarukan. Namunmeski

ada anggaran membangun infrastrukturenergi, pembangunan lebih banyak dilakukan

untuk membangun infrastruktur migas dan hal tersebut membuktikan bahwa energi

terbarukanbelum menjadi prioritas pembangunan.

4.2 Analisa Harga Tarif Energi TerbarukanNasional

Berkaitan masalah harga energi, untuk saat ini batubara memiliki efsiensi tertinggi

dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Hargatarif listrik 1 kWh dari batubara sekitar

Rp.1.000,-. Ini merupakan sekaligus faktor penyebab mengapa sampai detik ini

pembangunan PLTU batubara masih menjadi primadona di Indonesia. Posisi kedua tingkat
44
efsiensi adalah PLTA (sesuai dengan feed in tariff) dengan harga (jika di rata-ratakan)

adalah Rp. 1.364,- per kWh (belum dihitung dengan faktor F disetiap wilayahnya, lihat

Permen 19 Tahun 2015). Selanjutnya, nomor tiga adalah pembangkit Tenaga Biogas

(PLTBg), PLN harus membeli listrik dari pengembang PLTBg dengan rata-rata harga yaitu

Rp. 1.383,- per kWh. Posisi keempat adalah gas dengan harga sekitar Rp. 1.500,- per kWh.

Posisi ke lima adalah PLTBm (Biomassa) dengan kisaran harga rata-rata sesuai peraturan

peraturan menteri Rp. 1.733,- per kWh, kemudian BBM dengan kisaran harga sekitar Rp.

1.800,- per kWh, PLTSa (Pembakaran) dengan harga rata-rata Rp. 2.276,- per kWh, PLTS

(Tenaga Surya) dengan harga rata-rata Rp. 2.339,- per kWh, PLTSa (Landfill Gas) dengan

harga rata-rata Rp. 2.457,- dan yang tertinggi PLTP (Panas Bumi) dengan harga rata-rata

Rp. 2.736,- per kWh.

Berikut ditampilkan perbandingan harga energi per-kWh dari beberapa sumber energi fosil

dan harga rata-rata energi terbarukan di Indonesia yang diambil dari beberapa peraturan

menteri :

Gambar 2. Grafik Rata-Rata Perbandingan Harga Tarif Pembangkit Listrik Energi

Terbarukan per kWh dengan Bahan Bakar Fosil

Sumber : Peraturan Menteri ESDM (No. 19 Tahun 2016,No. 19 Tahun 2015, No.

44 Tahun 2015, No. 21 Tahun 2016 dan No. 17 Tahun 2014)

Keterangan :

45
Selain dari sumber yang tertera, beberapa datapada gambar 2. diambil dari

- Beritasatu.com

- Liputan6.com

- Data mengenai harga energi listrik energi terbarukan per-kWh terbaru dari peraturan

Menteri yang diterbitkan tersebut merupakan salah satu langkah yang diambil oleh

pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Mengingat pada

harga feed in tariff sebelumnya kurang menarik perhatian investor dari kalangan non

BUMN untuk mengembangkan energi terbarukan. Disisi lainPLN selaku BUMN belum

mampu untuk mengakomodasi biaya seluruh pembangkit listrikdi Indonesia.

- Dengan harga batubara dunia yang mencapai US$ 110 atau setara dengan Rp.

1.472.790,-/ton atau Rp 1.472,-. PLTU batubara memiliki parameter yang digunakan

yaitu SCC (Specific Coal Consumption) dengan satuan kg/kWh. PLTU batubara kalori

rendah (4500 KKal/kg), SCC empiris adalah 0,68 kg/kWh. Harga beli batubara adalah

1.472 rupiah / Kg.

- Maka biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kWh listrik adalah: 0,68 kg/kWhx

Rp. 1.472/Kg = Rp. 1.000 / kWh. Sedangkan BBM memiliki SFC (specific Fuel

Consumption) sebesar 0,26 liter/kWh. Harga BBM khususnya solar sebagai sumber

tenaga diesel memiliki harga sekitar Rp. 7.200,-/liter, maka tarif untuk menghasilkan

listrik per kWh adalah 0,26 x Rp. 7.200,- = Rp. 1.872 / kWh. Dengan harga tarif listrik

batubara sekitar Rp. 1.000,-/kWh masih tergolong murah dan menguntungkan di mata

investor apabila dibandingkan dengan hargaenergi terbarukan yang tertera pada grafik

4.1. Sedangkan untuk harga pembangkitan dengan BBM dengan harga demikian sudah

tergolong mahal, serta untuk harga gas masih tergolongmurah.

-
46
- Gambar 3. Grafik Rata-Rata Harga Feed in Tariff Energi Terbarukan Setelah Mengalami

Perubahan pada Peraturan Menteri

- (Sumber : Peraturan Menteri ESDM)

- Pada grafik 4.2. perubahan harga rata-rata feed in tariff energi terbarukan (ET) di

Indonesia menunjukan hampir semua jenis ET menunjukan peningkatan harga yang

ditujukan untuk

- banyak terdapat PLTP yang COD (Commercial Operating Date). Sedangkan untuk

bioenergi dikarenakan ketertarikan investor terhadap kebijakan Permen No 21 tahun

2016 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT. PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik

Berbasis Biomasssa dan Pembangkit Listrik BerbasisBiogas. Menurut laporan kinerja

EBTKE tahun 2016 tercatat ada sekitar 15 badan usaha yang berinvestasi di sektor

bioenergi.

- Kecenderungan investor adalah lebih tertarik pada hal yang memiliki resiko kecil dan

keuntungan yang besar. Jika melihat keadaan dan tantangan dari pengembangan energi

terbarukan, salah satu contohnya adalah berkaitan dengan masalah harga peralatan,

teknologi, kemudian jaminan bahan baku pembangkit listrik (dalam hal ini bioenergi),

menjadi salah satu faktor pertimbangan investor untuk mengembangkan energi

terbarukan di Indonesia.

- Sebagai contoh, berdasarkan data dari laporanIRENA (International

Renewable EnergyAgency) Juni 2016, trend biaya panel surya daritahun 2009

sampai hasil tahun 2016 mengalamipenurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar

80%. Biaya total PLTS terpasang tahun 2009 sekitar 4,5-5 USD/watt, masih

didominasi olehbiaya solar panel dan inverter yang porsinyamencapai 63% dan biaya

BOS (Balance OfSystem) yang terdiri dari biaya pemasangan,peralatan dan perizinan

sebesar 37%. Namun,tren biaya berubah seiring perkembangan teknologi dan

produksi massal dari panel surya, sebagai contoh pada tahun 2015 biaya totalPLTS

terpasang menurun menjadi 1,8 USD/wattdengan porsi biaya BOS sekitar 60% dimana

sisanya adalah biaya panel surya dan inverteryang harganya terus menurun secara cukup

47
drastis, dan biaya BOS meningkat porsinyakarena menyangkut upah pekerja, perizinan

danlahan.

- Untuk lebih memperjelas penjelasan, berikut ditampilkan beberapa data grafik dari

IRENA mengenai harga pemasangan instalasi photovoltaik dan energi angin pada tahun

2014 (USD/Watt) (Gambar 4), perbandingan komposisi Balance of System PV di

beberapa negara (Gambar 5), tren harga teknologi modul surya (Gambar 6) dan

perbandingan harga Instalasi energi terbarukan beberapa negara dunia (Gambar 7) :

- Gambar 4. Biaya Instalasi Pemasangan, Faktor Kapasitas dan Level Biaya Energi PV

dan AnginSkala Utilitas Tahun 2010 dan 2014

- (Sumber : Renewable Power Cost 2014(IRENA))

48
-

- Gambar 5. Perbandingan Komposisi BOS PLTSdi Beberapa Negara

- (Sumber : Power Generation Cost 2014)

- Gambar 6. Tren Harga Modul BerdasarkanKeluaran Teknologi PV

- (Sumber : Power Generation Cost 2014)

Gambar 7. Perbandingan Harga Instalasi EnergiTerbarukan Dunia

Sumber : Power Generation Cost 2014 (IRENA)

49
Di Indonesia sendiri biaya peralatan energiterbarukan masih tergolong mahal karena

mayoritas peralatan ET masih skala impor.Sebagai contoh, harga modul surya yang

biasa digunakan untuk skala utilitas berdaya 300 Wp di pasaran seharga sekitar Rp.

5,1 Juta,- dan yangberdaya 200 Wp seharga sekitar Rp. 3,8 Juta. Artinya harga modul

mencapai Rp.17.000 – Rp. 19.000 per-Watt. Kemudian harga solar charger controller

dengan harga kisaran Rp. 11 Juta tergantung teknologi dan merk. Belum kemudian

ditambah dengan biaya inverter yang mencapai kisaran puluhan juta keatas serta

perizinan dan pembebasan lahan. Begitupun dengan dengan energi terbarukan lainnya

seperti panas bumi, biomassa, dan energi air tentunya memilikikendala yang hampir

serupa seperti mengenai penerapan teknologi, pengelolaan dan bahan baku energi

terbarukan. Ketiga hal tersebut mempengaruhi sumber pendanaan karena, pihak

penyedia pendanaan tentunya memerlukan jaminan ketersediaan bahan baku,

teknologi dan pengelolaan yang baik dalam mengembangkaninvetasi di bidang energi

terbarukan.

Oleh karena itu, untuk mendorong pihak-pihak penyedia pendanaan pada tahap awal

diperlukan peran besar pemerintah dalam menciptakan ikliminvestasi yang kondusif.

Dengan melihat keadaan faktor harga komponen yang memiliki tingkat kandungan

dalam negeri yang masih rendah dan perjuangan pengembang dalam hal perizinan dan

pembebasan lahanhendaknya pemerintah memberikan dukungan birokrasi tetapi juga

bantuan tambahan investasi sekitar 20%-30% dari biaya keseluruhan dalam

pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan untuk menjaga gairah

perkembangan energi terbarukan di Indonesia.

4.3 Analisa Perizinan Pembangunan EnergiTerbarukan di Indonesia

Masalah klasik yang masih melanda perkembangan ketenagalistrikan Indonesiaadalah

masih pada kendala perizinan dan pembebasan lahan. Kendala perizinan yang

memperlama kinerja proyek adalah perizinan lingkungan, pinjam kawasan hutan, dan
50
fasilitas perpajakan (pajak penghasilan/pajakpertambahan nilai) yang menurut Perpres

No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan

masing-masingdiselesaikan dalam waktu 60, 30 dan 28 hari kerja. Sedangkan untuk

pembebasan lahan, salah satu contoh kasusnya adalah masalah pembangunan PLTA

tahun 2017 di kawasan Kalimantan Utara yang tidak mendapatkan izin dari pemerintah

daerah karena kawasan tersebut adalah hutan lindung dan kemudian masalah yang

serupa-pun dialami PLTA Peusangan di Aceh. Namun masalah perizinan dan

pembebasan lahan ini dapat tertanggulangi dengan penerapan Perpres No. 4 Tahun 2014

secra utuh. Masalah mengenai perizinan dan pembebasan lahan sifatnya tidak

menghentikan proyek melainkan hanya memperlama pembangunan proyek, dan hal ini

tentu saja akan menyebabkan proyek pembangkit listrik kurang menarik di mata

investor. Maka pemerintah daerah perlu menerapkan kebijakan Perpres No.4 Tahun

2014 dengan penuh komitmen tanpamengutamakan ego sektoral.

4.4 Analisa Peluang Perkembangan EnergiTerbarukan di Indonesia

Peluang perkembangan energi terbarukan di Indonesia ditinjau dari 3 hal yaitu faktor

kedaulatan energi, target kebijakan kapasitas pembangkit listrik dan dukungan kebijakan

pengembangan.

a. Faktor Kedaulatan Energi

Ditinjau dari aspek sustainability (jaminan pasokan energi) semua pembangkit energi

terbarukan yang di usung oleh pemerintah memiliki potensi kriteria sustainability

tersebut (walaupun relatif) jika dilihat dari keadaan alam yang ada di Indonesia, selama

keadaan alam dan potensi ET yang sudah dijadikan data oleh kalangan peneliti tidak

berubah. Kemudian faktor sustainability juga dinilai dari teknologi dan metode

perencanaan pembangkit yang digunakan untuk menjaga kontinuitas daya, terutama

ketika sedang mengalami kendala fluktuasi potensi ET yang sifatnya menurun. PLTS

dapat menjamin pasokan energinya dengan perencanaan waktu otonomi untuk

menentukan kapasitas baterai yang digunakan berdasarkan intensitas radiasi matahari

51
yang ada,lama intensitas radiasi per-hari dan kapasitas modul dalam menerima radiasi

modul serta disesuaikan dengan beban yang ada. PLTB bayu dengan sistem manajemen

penyimpanan baterai yang digunakan atau ditopang dengan ET lain semisal energi surya

(yang memiliki potensi kontinuitas lebih tinggi). Kemudian PLTA (energi air) dengan

pengaturan kolam penampungan air yang dimiliki atau menggunakan teknologi energy

storage (PLTA Pompa), PLTP (panas bumi) yang sumurnya masih memproduksi uap

panas atau campuran air panas, dan PLT Bioenergi yang masih memiliki cadangan

biomassa yang tersedia di alam atau sampah yang diproduksi.

Ditinjau dari faktor reliability, maka yang lebih unggul dari kelima pembangkit ET

tersebut adalah PLTP dan PLTA karena dapatmenghasilkan daya yang besar dan dapat

menjadisalah satu pemikul beban puncak sistem kelistrikan Indonesia, walaupun selama

ini masihdibantu oleh sebagian besar pembangkit listrik fosil. Sedangkan energi angin

dan energi surya memiliki kendala jika diterapkan untuk daya - daya berskala besar,

yakni terkendala membutuhkan lahan yang sangat luas untuk membangkitkan daya yang

besar. Jika PLTS skala besar diterapkan di hampir kebanyakan diseluruh wilayah

Indonesia, maka akan sangat tidak memungkinkan, karena beberapa lahan di wilayah

Indonesia sudah sangat padat dan terpakai serta belum lagi terkendala perizinan yang

sulit jika hendak membuka lahan. Sedangkan untuk pemanfaatan energi angin di

Indonesia pun demikian, karena potensi energi angin di Indonesia kebanyakan di daerah

pesisir pantai, maka semakin besar kapasitas PLTB yang dipakai akan memakan banyak

tempat. Sedangkan jika pemanfaatan energi angin menggunakan daerah lepas pantai

untuk memerlukan biaya yang lebih besar dalam pembangunannya dan dapat

menggangggu transportasi laut. Disamping itu energi angin yang ada di Indonesia

memiliki rasio fluktuatif yang cukup besar, sehingga untuk menjagajaminan pasokan

perlu di pakai sistem penyimpanan (baterai) dan dihubung –on gridatau di topang oleh

pembangkit lain yang memiliki kestabilan dalam menghasilkan daya.

52
Ditinjau dari keterjangkauan harga (Affordability) energi terbarukan yang ada di

Indonesia, berdasarkan pemaparan sebelumnya menunjukan harga yang cukup tinggi.

Dilihat dari ke ekonomian penduduk Indonesia saat ini terkait harga energi listrik yang

dipakai oleh masyarakat, 25 golonga37 golongan berdasarkan beban listrik yang

dipakai, masih dibantu oleh subsidi daripemerintah, maka dapat dikatakan bahwa dari

sebelum ditetapkan harga pembeliaan listrik dari energi terbarukan oleh pemerintah

dengan harga yang cukup tinggi untuk menggencarkan pembangunan energi terbarukan,

beberapa golongan masyarakat masih belum bisa menjangkau tarif listrik yang

sesungguhnya. Artinya aspek affordability atau keterjangkauan harga energi di Indonesia

belum terjangkau jika tanpa adanya subsidi. Hal tersebut tentunya akan memperparah

keadaan jika pemerintah tidak membuat solusi untuk menurunkan harga, dikarenakan

menambah disparitas antara kemampuan masyarakat dengan harga energi yang ada jika

memanfaatkan energi terbarukan.

b. Kebijakan Target Kapasitas PembangkitListrik

Kapasitas terpasang pembangkit listrik padatahun 2016 telah mencapai sekitar 59

GW (tahun2016). Dengan populasi 253 juta maka kapasitas daya per kapita adalah 233

watt per orang dengan rata-rata pembangunan yang dapat dicapai berdasarkan

pengalaman pembangunan pembangkit listrik di Indonesia adalah 3,5 - 4 GW/tahun

(sekalipun yang dibangun mayoritas energi fosil). Sesuai dengan kebijakan energi

nasional yang ada pada tahun 2025 target mencapai kapasitas terpasang sebesar 115

GW. Kementerian ESDM merencanakan penambahan 56 GW sampai 2025, artinya

harus meningkatkan kapasitas rasio peningkatan pembangkit dari 4 GW/tahun

manjadi 6GW/tahun (dari tahun 2017-2025) sehinggamenjadi 115 GW pada 2025.

Setelah itu untuk mencapai targetan sebesar 430 GW pada tahun 2050, maka

setelahnya minimal perlu peningkatan minimal 12,6 GW/tahun. Dengan asumsi

populasi 300 juta orang pada tahun 2025 maka kapasitas terpasang perkapita

adalahs ebesar 400 watt per orang.

53
Dengan kapasitas terpasang energi terbarukan sekitar 7,7 GW ditahun 2016 dengan

targetan

sebesar 26 GW (23% dari 115 GW) pada tahun 2025 dan 133 GW (31% dari 430

GW) tahun 2050 yang ingin dicapai berdasarkan kebijakan energi nasional Indonesia

dengan catatan, bahwa energi tersebut bersih, ramah lingkungan, menghasilkan daya

yang tinggi dan dapat menjangkau sampai ke daerah-daerah terpencil Indonesia yang

sulit dijangkau. Kemungkinan harapan tersebut dapat dicapai dengan sebuah terobosan

dan perencanaan matang dan sistem yang handal serta dibangun dalam skala besar.

Target terciptanya energi bersih dengan skala konsumen listrik dari besar

kemungkinan akan tercapai jika seluruh potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia

dimanfaatkan secara maksimal melalui pembangunan-pembangunan konkret di seluruh

wilayah Indonesia dengan mengentaskan seluruh kendala yang mempersulit

pengembangan. Adapun pemanfaatan energi air (PLTA) skala utilitas dan panas bumi

(PLTP) adalah yang dapat menghasilkan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan

dan besar, bahkan kinerjanya satu-satunya yang dapat menggantikan peran PLTU

batubara dari kalangan energi terbarukan, yaitu untuk mensuplai sebagian besar beban

puncak sistem kelistrikan yang ada di Indonesia. Hendaknya pembangunan PLTP dan

PLTA skalautilitas dapat diutamakan dan digencarkan pengembangannya.

c. Dukungan kebijakan pengembangan

Melihat dukungan pemerintah untuk mengembangkan pembangunan dan pemanfaatan

energi terbarukan dengan upaya menaikan harga patokan tarif yang harus dibeli oleh

PLN dan usahanya mempermudah birokkrasi, perizinan serta pembebasan lahan, dinilai

cukup baik. Namun jika ditinjau kembali akan realita pembagunan energi terbarukan,

efek dari penaikan tarif terhadap penekanan pemanfaatan energi fosil masih belum

siginifikan, kendala yang memperlambat pengembangan seperti perizinan serta

pembebasan lahan masih tetap ada, dan pembangunan pembangkit untukpemanfaatan

energi fosil masih mendominasi disetiap pulaunya. Mengingat bahwa pada kebijakan

energi nasional (PP. No.79/2014) tertulis beberapa point yakni :

54
- Memaksimalkan energi terbarukan sesuai dengan ke ekonomiannya.

- Prioritas pengembangan energi dengan mempertimbangkan keseimbangan

keekonomian energi, keamanan pasokan dan pelestarian lingkungan.

Dua point tersebut yang tertulis dalam PP. No.79/2014 penerapannya belum sesignifikan

point yang bertuliskan menjadikan batubara sebagai pasokan energi andalan dan

mengoptimalkan penggunaan gas di lapangan. Jadi sesungguhnya secara kebijakan yang

diterbitkan pemerintah, telah mendukung namun secara realita belum mendukung.

Sedangkan jika ditinjau dari hal lain terutamakendala untuk mengembangkan energi

terbarukan seperti harga operasional untuk membangun pembangkitan energi terbarukan

yang cenderung mahal, faktor perizinan, biaya eksplorasi dan pengeboran (panas bumi),

pembelian bahan baku (biomassa), perencanaan.

Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor yang dapat menghambat gairah pengembang untuk

mengembangkan energiterbarukan khususnya swasta, meskipun telah di pancing dengan

biaya feed in tariff yang tinggi, karena membutuhkan biaya modal besar. Hal-haltersebut

sering terjadi terutama tidak hanya pengembangan energi terbarukan saja melainkan

pengembangan energi fosil juga demikian. Maka dari itu, selayaknya pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah yang menurut UU No. 30/2009 tentang ketenagalistrikan

memiliki kewenangan menetapkan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan

melaksanakan usaha penyediaan. Menerapkan kebijakan strategis tidak hanya untuk

memberikan tarif yang menarik untuk pengembang tetapi memberikan bantuan konkret

berupa perizinan dan investasi energi terbarukan untuk lebih menggairahkan

pembangunan, khususnya pembangunan PLTA dan PLTP yang diprioritaskan oleh

pemerintah. Jika hal-hal yang menjadi kendala tersebut tidak ditanggulangi maka akan

menghambat sejumlah perencanaan pembangunan energi terbarukanyang ada.

55
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dan analisa yangdilakukan dari segi kebijakan dan keadaan yang ada

untuk mendukung berkembangnya energi terbarukan di Indonesia, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Secara umum kebijakan energi Indonesia yang ada sangat mendukung terhadap prospek

pengembangan pemanfaatan energi terbarukan nasional dan efisiensi energi.

Energi fosil masih menjadi penopang terbesar kebutuhan energi listrik nasional ditengah-

tengah kebijakan prioritas pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk

menurunkan emisi gas rumah kaca. Dikarenakan harganya yang murah dan dapat

menghasilkan energi yang cukup besar untuk menutupi kebutuhan energi nasional yang

meningkat secara cepat.

Investasi merupakan kebutuhan vital bagi pengembangan energi terbarukan, untuk

meningkatkan dan menjaga iklim investasi tetap menarik ditengah biaya pokok

pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan yang mahal dan perizinan yang sulit,

maka bantuan dukungan investasi sangat dibutuhkan.

Perpres No. 4 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Ketenagalistrikan yang didalamnya mengandung kebijakan mempermudah perizinan,

perlu diterapkan secara konkret oleh pemerintah dan lembaga-lembaga pemerintahan

yang ada serta tidak mengedepankan ego sektoral, terutama dalam masalah pembebasan

lahan.

Harga energi listrik dari energi terbarukan yang dijual dari pengembang kepada PT. PLN

Persero tergolong tinggi, hal ini akan berdampak harga listrik yang dijual kepada

56
masyarakat Indonesia akan tinggi jika tidak disubsidi dan hanya menarik dari kalangan

investor. Sehingga faktor keterjangkauan harga (affordability) yang merupakan

komponen kedaulatan energi akan sangat sulit untuk dicapai untuk golongan energi

terbarukan.

Beberapa strategi untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia adalah dengan

penerapan pajak emisi C , menerapkan feed in tariff energi terbarukan yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah, memaksimalkan seluruh potensi energi terbarukan yang ada,

mempermudah perizinan pembangunanenergi terbarukan, memberikan bantuan investasi

energi terbarukan, mendukung industri energi terbarukan dalam negeri dan

mensosialisasikan serta memberi pendidikan masyarakat mengenai penerapan energi

terbarukan.

57
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Outlook Energy Indonesia 2016. Jakarta.2016

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Outlook Energy Indonesia 2015. Jakarta.2015

BeritaSatu.com. “Akhir 2016, Harga Batu Bara Acuan Tembus US$ 100 Per Ton”.

2016.(Diakses kembali pada tanggal 28 desember 2021).

Dewan Energi Nasional. Ketahanan Energi. 2014. Jakarta. 2014

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Renstra Ditjen EBTKE

2015-2019. Jakarta. 2015

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Laporan Kinerja EBTKE

2016. Jakarta. 2016

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Statistik EBTKE 2016.

Jakarta. 2016

Energynusantaranews.com.“Tahun 2017 EsdmTargetkan Listrik 539,6 Mega Watt Dari Energi

Terbarukan.” (Diakses 28 desember 2021).

Habibollah1972.wordpress.com/2015/07. “Menghitung Biaya Listrik”. 2015.

(Diakses kembali pada tanggal 28 desember 2021).

Hikam, M, A. Ketahanan Energi Indonesia 2015-2025 Tantangan dan Harapan. Jakarta. CV.

Rumah Buku. 2014

International Renewable Energy Agency (IRENA). Power Generation Cost 2014. 2015

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.Renstra KESDM 2015- 2019. Jakarta.

2015

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Rencana Umum Kelistrikan Negara. Jakarta.

2015

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.”5.000 MW PLTS Pada Tahun 2020”

www.esdm.go.id. 2016. (Diakses kembali pada tanggal 28 desember 2021).

Anda mungkin juga menyukai