Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No.

2, September 2022

Pengaruh Kurs, Inflasi, Ekspor dan Impor terhadap Pertumbuhan


Ekonomi di Negara Austria Tahun 2000 – 2020

Andi Triyawan1*, Sya’na Sekar Izaty2


1,2
Universitas Darussalam Gontor
anditriyawan@unida.gontor.ac.id, syanasekar94@gontor.ac.id

ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of Exchange Rate, Inflation, Exports and Imports on
Economic Growth in Austria in 2000–2020. The method used in this study is Multiple Linear
Regression. Exchange rate data, exports and imports were taken from the Worldbank (World
Bank), Inflation data was taken from the IMF. The results showed that the exchange rate,
inflation, exports and imports had no effect on economic growth in Austria. Likewise with a
partial test of the exchange rate which has a positive effect on economic growth in Austria,
inflation does not have a significant effect on economic growth, the level of exports does not
have a significant effect on economic growth in this country, and imports have a positive and
significant effect on economic growth. in GDP countries.

Keywords: Inflation, Export, Import, Economic Growth

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kurs, Inflasi, Ekspor dan Impor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Negara Austria tahun 2000–2020. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Regresi Linier berganda. Data kurs, ekspor dan impor diambil dari
Worldbank (Bank Dunia), data Inflasi diambil dari IMF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kurs, inflasi, ekspor dan impor tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara Austria. Begitupula dengan pengujian parsial terhadap kurs yang memiliki
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Austria, inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat ekspor tidak memiliki pengaruh yang
signifikan pula terhadap pertumbuhan ekonomi negara ini, dan impor memiliki pengaruh yang
positif dan sigifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara GDP.

Kata Kunci : Inflasi, Ekspor, Impor, Pertumbuhan Ekonomi

Naskah diterima: 13-06-2022, direvisi: 06-07-2022, diterbitkan: 01-09-2022

PENDAHULUAN Dengan perkembangan ekonomi


Austria menempati 20 besar dari urutan internasional yang semakin pesat, hubungan
negara di dunia yang memiliki nominal PDB ekonomi antarnegara mengakibatkan
perkapita tertinggi. Pada tahun 2018, negara keterkaitan dan peningkatan arus perdagangan
ini meraih standar kehidupan tertinggi dan barang maupun uang serta modal antar
menempati peringkat terbaik menurut indeks negara. Perdagangan internasional sangat
pembangunan manusia. Sehingga dari memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
penelitian ini ingin menganalisis sejauh mana negara, karena dalam perdagangan
pengaruh Kurs, inflasi, Ekspor dan impor internasional tercipta persaingan di pasar
terhadap pertumbuhan Ekonominya (Holst, H. internasional. Salah satu manfaat dari
2008). perdagangan internasional adalah

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 216


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

meningkatkan pendapatan, bertambahnya waktu Tahun 2015-2018. Hasil penelitian


cadangan devisa, transfer modal, memperluas menjelaskan bahwa bahwa hipotesis diterima
lapangan pekerjaan dan mengingat banyaknya atau dengan kata lain inflasi (X1), Ekspor
persaingan dari negara lain dalam (X2) dan Impor (X3) secara simultan
perdagangan internasional maka dapat berpengaruh terhadap PDB (Y).
mendorong setiap negara untuk meningkatkan Nella Ayu Shintia Dewi (2018) meneliti
kualitas produknya sehingga dapat bersaing di menggunakan metode Error Correction
pasar internasional. Berdasarkan penghasilan Model (ECM). Variabel independen yang
per kapita, Austria adalah negara terkaya ke- digunakan dalam dalam penelitiannya
12 di dunia. Austria mempunyai ekonomi diantaranya Pertumbuhan Ekonomi (GDP),
pasaran maju dan taraf hidup yang tinggi. Inflasi dan Nilai Tukar (Exchange Rate)
Ekonomi Austria mempunyai hubungan yang sedangkan variabel dependen yaitu Ekspor
erat dengan ekonomi Kesatuan Eropa yang dan Impor di Indonesia Tahun 1980-2016.
lain terutama sekali Jerman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GDP,
inflasi, dan exchange rate berpengaruh
Perdagangan internasional akan signifikan terhadap ekspor jangka pendek di
mempengaruhi akun neraca pembayaran dan Indonesia. Namun variable impor tidak dapat
neraca perdagangan. Defisit neraca dijelaskan secara meluas karena hasil dari
perdagangan akan berdampak sistemik bagi penelitian tidak memenuhi ECM.
perekonomian suatu negara, oleh karena itu
setiap negara harus menghindari adanya
defisit neraca perdagangan. Peningkatan arus METODE PENELITIAN
perdagangan ini tentu akan berdampak positif Gambaran Umum Objek Penelitian
bagi Negara Austria jika perbandingan antara
nilai ekspor dan impor dari dan ke Austria Objek yang diteliti dalam penelitian ini
menunjukkan nilai yang positif dengan kata adalah negara Austria. Sampel yang
lain neraca perdagangan mengalami surplus digunakan adalah data inflasi, nilai mata uang,
terhadap negara lainnya. ekspor dan impor serta PDB negara Austria
dari tahun 2000 – 2020. Penelitian ini
Secara umum komponen dari neraca menganalisis pengaruh tingkat inflasi, nilai
perdagangan dapat dibedakan menjadi dua, mata uang, ekspor dan impor terhadap PDB.
yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah Penelitian ini menggunakan Regresi untuk
tindakan untuk mengeluarkan barang atau mengetahui pengaruh antara satu atau
komoditas dari dalam negeri dan dijual di beberapa variabel terhadap satu buah variabel.
pasar internasional. Sedangkan impor adalah Variabel yang memengaruhi sering disebut
memasukkan barang atau komoditas dari dengan variabel bebas, independen, atau
negara lain kedalam negeri yaitu barang dan penjelas, dalam hal ini adalah tingkat inflasi,
jasa dari luar negeri yang mengalir masuk ke nilai mata uang, ekspor dan impor. Sedangkan
negara tersebut. Ekspor dan impor sangat variabel yang dipengaruhi sering disebut
memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu dengan variabel terikat atau variabel
negara karena ekspor dan impor merupakan dependen, dalam hal ini adalah PDB.
salah satu komponen yang diperhitungkan Penelitian ini sengaja tidak menggunakan uji
untuk menghitung produk domestik bruto realibilitas dan validitas karena data yang
(PDB) (Gächter, A. 2017). digunakan adalah data time series.
Metode analisis yang digunakan dalam
KAJIAN LITERATUR penelitian ini adalah analisis regresi linier
Putri Sari Margaret Juliyanti Silaban, berganda. Tujuan utama regresi adalah
Raysa Rejeki (2020) melakukan penelitian mengestimasi fungsi regresi populasi
deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan berdasarkan fungsi regresi sampel (Kuncoro,
pengaruh inflasi, ekspor, impor terhadap PDB 2004). Data yang diambil dalam penelitian ini
di Indonesia. Variable yang dibahas adalah melalui pengumpulan data sekunder
diantaranya yaitu inflasi, ekspor, impor dan yang disediakan oleh pemerintah Indonesia
PDB di Indonesia yang diambil dalam runtun

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 217


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

dan luar negeri yang dapat diakses melalui sebagai alokator. Alokator yang
website. digunakan dapat berupa: nilai produk
bruto atau neto setiap sektor, jumlah
PEMBAHASAN produksi fisik, tenaga kerja, penduduk,
a. Definisi PDB dan alokator lainnya yang sesuai.
Produk Domestik Bruto atau GDP b. Definisi Inflasi
(Gross Domestic Product) merupakan Inflasi merupakan suatu keadaaan yang
statistika perekonomian yang paling memperlihatkan kondisi harga suatu barang
diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran meningkat secara terus menerus (Nopirin,
tunggal terbaik mengenai kesejahteraan 2009). Kenaikan harga barang atau jasa bukan
masyarakat. Hal yang mendasarinya karena berarti mengalami kenaikan dengan jumlah
GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan: persentasi yang sama. Kenaikan harga barang
total pendapatan semua orang dalam tersebut juga bukan berarti terjadi dalam
perekonomian dan total pembelanjaan negara waktu yang sama, tetapi meningkatnya harga
untuk membeli barang dan jasa hasil dari barang berlangsung pada waktu tertentu. Ada
perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan beberapa teori para ekonom mengenai inflasi,
pengukuran total pendapatan dan pengeluaran diantaranya: Teori Kuantitas, Teori Keynes
dikarenakan untuk suatu perekonomian secara dan Teori Struktural.
keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan Dalam teori kuantitas kaum klasik
pengeluaran (Mankiw, 2006). berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan
Pada umumnya perbandingan kondisi antar oleh jumlah uang yang beredar (JUB) di
negara dapat dilihat dari pendapatan masyarakat. Jika jumlah uang yang beredar
nasionalnya sebagai gambaran. Dalam tersebut semakin banyak maka harga suatu
menentukan apakah suatu negara berada barang atau jasa akan naik. Namun jika
dalam kelompok negara maju atau jumlah uang yang beredar ditambahkan
berkembang, maka Bank Dunia (The World menjadi dua kali lipat, sedangkan jumlah
Bank) melakukannya melalui pengelompokan barang yang ditawarkan tetap, maka cepat
besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama atau lambat harga akan naik menjadi dua kali
dengan total pengeluaran atas barang dan jasa lipat.
dalam perekonomian (Triyawan, et.al, 2021). Sedangkan Keynes berpendapat bahwa
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah inflasi terjadi karena keinginan manusia yang
nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan ingin memanfaatkan barang dan jasa yang
dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh tersedia secara berlebihan. Karena keinginan
negara dalam tahun tertentu atau periode untuk memenuhi kebutuhan secara berlebihan,
tertentu dan biasanya satu tahun. permintaan akan barang tersebut semakin
Metode perhitungan PDB ada dua bertambah, sedangkan penawaran yang terjadi
macam, yaitu atas dasar harga berlaku dan tetap, hal yang akan terjadi adalah harga akan
atas dasar harga konstan. PDB atas dasar naik, pemerintah dapat mengkonsumsi barang
harga berlaku dapat dihitung melalui dua dan jasa dengan mencetak uang, misalnya
metode, yaitu: inflasi bisa terjadi karena pengusaha berhasil
1. Metode Langsung memperoleh kredit. Dimana kredit ini akan
Metode langsung dapat dilakukan dengan digunakan untuk membeli barang atau jasa
menggunakan tiga macam cara, yaitu sehingga permintaan agregat meninggi
pendekatan produksi, pendekatan sedangkan penawaran agregat tetap (Eggar,
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. 2006). Kemudian pada teori struktural lebih
2. Metode Tidak Langsung berfokus pada penyebab adanya inflasi dari
Metode Tidak Langsung adalah metode segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen
penghitungan dengan cara alokasi, yaitu tidak bisa memprediksi secara cepat adanya
mengalokir Produk Domestik Bruto kenaikan permintaan yang disebabkan oleh
Nasional menjadi PDB Provinsi dengan bertambahnya jumlah penduduk. Maksudnya
menggunakan beberapa indikator ketika ada permintaan suatu barang atau jasa
dan/atau indikator lainnya yang cocok dan dibarengi dengan terjadinya kenaikan

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 218


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

jumlah penduduk, maka produsen akan sulit ekslusif dan landas kontinen yang di
untuk memprediksi produksinya. (Erika, dalamnya.
2020). Definisi lain mengenai Ekspor yaitu
Para ekonom telah memaparkan sebuah barang atau jasa yang telah diproduksi
beberapa faktor yang memengaruhi indeks oleh suatu negara dan dijual ke negara yang
laju inflasi, diantaranya: lainnya. Baik itu barang fisik maupun non
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price fisik (jasa). (Tim Panca Aksara, 2020:130)
Indeks) Dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa
Indek harga konsumen merupakan suatu ekspor merupakan kegiatan perdagangan
angka yang menggambarkan tingkat harga suatu perusahaan dengan mengeluarkan
jasa dan barang yang wajib dikonsumsi barang maupun jasa dari wilayah tertentu
oleh konsumen dalam kurun waktu untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan
tertentu. (Pratama, 2003) cara menghitung kepada wilayah pabean lainnya.
IHK dengan menghitung harga barang dan
jasa. Angka IHK didapatkan dari d. Import
menghitung harga barang dan jasa primer Impor adalah kegiatan memasukkan
yang telah dipergunakan masyarakat dalam barang ke dalam daerah pabean (UURI No.17
satu periode. Dimana setiap jenis harga Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No.
barang dan jasa itu diberi tanda sesuai 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan Pasal 1).
dengan kegunaannya, barang atau jasa Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah
yang dirasa penting diberi kode yang wilayah Republik Indonesia yang meliputi
besar. wilayah darat, perairan dan ruang udara di
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Whole atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Sale Index Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang
IHPB sebutan dari Indeks Harga Produsen. di dalamnya berlaku Undang-Undang ini.
IHPB merupakan tingkat harga barang atau Sedangkan menurut Susilo (2008)
jasa yang diperoleh oleh produsen dengan impor bisa diartikan sebagai kegiatan
tingkat produksi tertentu. Rumus yang bisa memasukkan barang dari suatu negara (luar
digunakan dalam menghitung inflasi negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain
berdasarkan IHPB adalah: (dalam negeri). Pengertian ini memiliki arti
bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua
negara. Dalam hal ini bisa diwakili oleh
kepentingan dua perusahaaan antar dua negara
tersebut, di mana satu pihak bertindak sebagai
……..(1)
penjual (eksportir) dan satunya sebagai
Keterangan:
pembeli (importir).
IHPBn : Indeks Harga Perdagangan Besar
pada periode n
e. Kurs
IHPBn-1 : Indeks Harga Perdagangan Besar
Valuta asing dapat disebut kurs mata
pada periode sebelum n Indeks Harga Implisit
uang asing yang menunjukkan harga/nilai
(GDP Deflator).
mata uang suatu negara dinyatakan dalam
harga/nilai mata uang negara lain (Sukirno,
c. Ekspor
2006). Dalam konteks penelitian ini kurs
Ekspor menurut keputusan menteri
dollar AS dibandingkan dengan mata uang
perdagangan dan perindustrian Nomor
Austria sehingga terdapat perbandingan
182/MPP/KEP/4/1998 tentang ketentuan
nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.
umum dibidang ekspor, menyatakan bahwa
Pengukurannya berdasarkan perbandingan
ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang
nilai tukar dollar terhadap mata Uang Austria
dan jasa dari daerah kepabeanan suatu negara.
yang dihitung secara tahunan, periode 2000-
Adapun daerah kepabeanan sendiri diartikan
2020.
sebagai wilayah Republik Indonesia yang
Dalam kehidupan perekonomian global
meliputi wilayah darat, perairan dan udara
dewasa ini, setiap negara dihadapkan kepada
serta tempattempat tertentu di zona ekonomi
terintegrasinya keuangan dunia melalui arus

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 219


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

barang, jasa, dan modal yang seakan-akan term of trade. Nilai tukar riil di antara kedua
telah menghilangkan batas-batas wilayah negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat
suatu negara. Umumnya setiap negara harga di kedua negara. Jika nilai tukar riil
memiliki mata uang sendiri yang digunakan tinggi, barang – barang luar negeri relatif
secara terbatas untuk bertransaksi dalam lebih murah, dan barang – barang domestik
wilayah negaranya. Arus barang, jasa dan relatif lebih mahal. Jika nilai tukar riil rendah,
modal lintas negara menyebabkan pengaruh barang – barang luar negeri relatif lebih
dan perubahan terhadap nilai tukar mata uang mahal, dan barang – barang domestik relatif
suatu negara terhadap mata uang negara lain. lebih murah.
Kurs mata uang yang dipergunakan dalam Analisis data ini menggunakan metode
perdagangan internasional pasti lebih dari satu Regresi Linear Berganda, Uji Koefisien
jenis. Hal itu pasti akan menimbulkan Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) dan Uji
perbedaan nilai mata uang. Karena adanya Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).
perbedaan mata uang, nilai tukar antar
keduanya harus ditetapkan. Hubungan nilai f. Analisis Regresi Linear Berganda
tukar mata uang ini dinyatakan dalam Analisis ini adalah regresi dimana
hubungan harga antar mata uang tersebut. variabel terikat (Y) dihubungkan atau
Nilai tukar terbagi atas nilai tukar dijelaskan oleh lebih dari satu variabel (X2,
nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar X3, X4, …, X4) namun, masih menunjukkan
nominal (nominal exchange rate) adalah nilai diagram hubungan yang linear. Dan adapun
yang digunakan seseorang saat menukar mata rumusnya sebagai berikut:
uang suatu negara dengan mata uang negara Y’ = a + b1 X1 + b2 X2
lain. Sebagai contoh, jika antara dollar Keterangan:
Amerika Serikat dan yen Jepang adalah 120 Y’ = GDP yang diprediksi
yen per dollar, maka orang Amerika Serikat a = Konstanta
bisa menukar 1 dollar untuk 120 yen di pasar b1 b2 = Koefisien regresi
uang. Sebaliknya orang Jepang yang ingin X1 = Inflasi
memiliki dollar akan membayar 120 yen X2 = Kurs
untuk setiap dollar yang dibeli. Nilai tukar X3 = Ekspor
valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan X4 = Impor
perubahan permintaan dan penawaran valuta Dan hasil penelitian melalui SPSS adalah
asing. Permintaan valuta asing diperlukan sebagai berikut:
guna melakukan pembayaran ke luar negeri Y’ = (-1822.535 )+ (-2.062)X1 + 12.417X2 +
(impor), diturunkan dari transaksi debit dalam 18.272X3 + 1.136X4
neraca pembayaran internasional. Suatu mata Y’ = -1.473 + 1.342 X1 - 0.037) X2 - 0.277)
uang dikatakan kuat apabila transaksi X3 + 0.216 X4
autonomous kredit lebih besar dari transaksi
autonomous debit (surplus neraca
g. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-
pembayaran), sebaliknya dikatakan lemah
apabila neraca pembayarannya mengalami sama (Uji F)
defisit, atau bisa dikatakan jika permintaan
Berdasarkan tabel, diperoleh F hitung
valuta asing melebihi penawaran dari valuta
sebesar 23.584. Dalam menentukan F tabel,
asing (Nopirin, 2000).
dapat menggunakan keyakinan 95%, = 5%,
Sedangkan nilai tukar riil (real exchange
df 1 (jumlah variabel – 1) dan df 2 ( n – k – 1
rate) adalah nilai yang digunakan seseorang
)
saat menukar barang dan jasa dari suatu
Keterangan:
negara dengan barang dan jasa dari negara
n = Jumlah kasus
lain (Mankiw, 2006). Nilai tukar riil
k = Jumlah variabel independen
menyatakan tingkat dimana kita bisa
Maka, hasil F tabel adalah
memperdagangkan barang – barang dari suatu
df 1 = 5-1 = 4
negara untuk barang – barang dari negara lain.
df 2 = 21-4-1 = 16
Nilai tukar atau kurs riil biasa disebut dengan

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

F tabel = 3.0069 (Bisa dibuktikan di Ms Excel Berdasarkan analisis data dan hasil
dengan cara cell kosong ketik penelitian yang sudah di uji, maka yang
=finv(0.05,4,16) lalu enter). menjadi hipotesis penelitian ini adalah hasil
Karena, F hitung > F tabel dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kurs,
(23.584>3.0069), maka Ho ditolak, artinya Inflasi, Ekspor dan Impor secara bersama-
ada pengaruh secara signifikan antara Kurs, sama berpengaruh terhadap GDP di negara
Inflasi, Ekspor dan Impor secara bersama- Austria. Artinya, apabila kurs, inflasi, ekspor
sama terhadap GDP. Jadi dari kasus ini dapat dan impor berpengaruh secara positif, maka
disimpulkan bahwa Kurs Inflasi, Ekspor dan GDP akan meningkat juga. Dan sebaliknya,
Impor secara bersama-sama berpengaruh apabila kurs, inflasi, ekspor dan impor
positif terhadap GDP di negara Astria. berpengaruh secara negatif, maka GDP akan
menurun juga.
h. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji Terdapat pengaruh parsial yang positif
t) dan signifikan dari Kurs terhadap GDP di
Tabel distribusi = 5% : 2 = 2,5% negara Austria. Artinya, ketika nilai kurs mata
dengan derajat kebebasan (df) n – k – 1 atau uang Shilling meningkat, maka pertumbuhan
21-4-1 = 16. Kita mengambil derajat ekonomi juga meningkat. Secara parsial,
signifikansi 2,5% = 0,025. Hasil diperoleh tingkat Inflasi tidak berpengaruh signifikan
untuk t tabel sebesar 1,496. (Bisa dibuktikan terhadap tingkat GDP. Artinya, Inflasi tidak
di Ms Excel dengan cell kosong ketik berpengaruh terhadap tingkat GDP di negara
=finv(0.25,4,14) lalu enter) Austria.
Oleh karena nilai t hitung (Kurs) > t Begitu pula dengan Ekspor, secara
tabel (2.792 >1,496) maka Ho ditolak artinya parsial tingkat Ekspor berpengaruh terhadap
secara parsial ada pengaruh signifikan antara tingkat GDP. Artinya, Ekspor berpengaruh
Kurs dan GDP di negara Austria. Jadi, dari besar terhadap tingkat GDP di negara Austria.
kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara Sedangkan Impor tidak berpengaruh secara
parsial Kurs berpengaruh positif terhadap signifikan terhadap GDP dinegara Austria.
GDP di negara Austria.
Nilai -t hitung (Inflasi) < t tabel (- REFERENSI
0.106) <1,496) maka Ho diterima artinya
secara parsial tidak ada pengaruh signifikan Astuti, Ismadiyanti Purwaning dan Fitri
antara Inflasi dengan GDP di negara Austria. Juniwati Ayuningtyas. (2018). Pengaruh
Jadi, dari kasus ini disimpulkan bahwa secara Ekspor dan Impor Terhadap
parsial Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Studi
GDP pada negara Austria.
Pembangunan. 19(1), 1-10.
Nilai -t hitung (Ekspor) > t tabel (8.396
> 1,496) maka Ho ditolak artinya secara Birtha, Arifudzaki; Soemantri, Maman;
parsial ada pengaruh signifikan antara Ekspor Abdian, F. (2010). Aplikasi Sistem
dengan GDP di negara Austria. Jadi, dari Informasi Persediaan Barang pada
kasus ini disimpulkan bahwa secara parsial Perusahaan Export Hasil Laut Berbasis
Ekspor berpengaruh terhadap GDP pada Web. Transmisi, 12(1), 1.
negara Austria.
Nilai t hitung (Impor) < t tabel (0.328 < Boediono. (2010). Ekonomi Moneter. Edisi
1,496) maka Ho diterima artinya secara Ketiga. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Egger, Peter. Url, Thomas. (2006). Public
Impor dengan GDP di negara Austria. Jadi, Export Credit Guarantees and Foreign
dari kasus ini disimpulkan bahwa secara Trade Structure: Evidence from Austria,
parsial Impor tidak berpengaruh terhadap The World Economy.29(4).
GDP pada negara Austria. https://doi.org/10.1111/j.1467-
9701.2006.00790.x
Feronika Erika. (2020). Pengaruh Inflasi
SIMPULAN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 221


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 6 No. 2, September 2022

Indonesia. Jourmal Of Modern : Perkembangan Pemikiran Dari


Management(SME’s), 13(3). Klasik Hingga Keynesian Baru. Edisi
Pertama. Jakarta : PT Raja Grafindo
Gächter, A. (2017). Trade unions and Persada.
migration in Austria, 1993-2015.
Sukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi
Trade Unions and Migrant Workers:
:Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali
New Contexts and Challenges in Pers.
Europe, 117-137
Triyawan, A., Latifa, H., Seriki, L. L., &
Hendra Kusuma. (2020). Analisis Pengaruh Alfaqeeh, A. (2021). Influence Of
Ekspor dan Impor Terhadap Export And Import Toward Economic
Pertumbuhan Ekonomi Studi Growth In Canada In 2010-2019. Fokus
Perbandingan Indonesia Thailand. Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ekonomi, 16(2),
Jurnal Optimum, 10(2). 341-355.

Holst, H. (2008). The political economy of Wijaya, Faried. (1997). Seri Pengantar
trade union strategies in Austria and Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE-
Germany: The case of call centres. UGM.
European Journal of Industrial Relations,
14(1), 25-45, ISSN 0959-6801,
https://doi.org/10.1177/09596801070861
10
Karlina Berlian. (2017). Pengaruh Tingkat
Inflasi, Indeks Harga Konsumen
Terhadap PDB di Indonesia Pada Tahun
2011-2015. 6(1).

Kuncoro, Mudrajad. (2008). Otonomi dan


Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang.
Jakarta: Erlangga
Mankiw, N. Gregory. (2003). Teori Makro
Ekonomi Terjemahan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Nopirin. (2009). Ekonomi Internasional. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Purwoto, E. (2016). Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi, Jurnal Cendekia Niaga, 1(1).
Rahardja, P., dan Manurung, Mandala.
(2008). Pengantara Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi).
Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Resmi Dara Asbiantari. (2016). Pengaruh
Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Pembangunan. 5(1)
Sukirno, Sadono. (2000). Makroekonomi
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 222
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

Anda mungkin juga menyukai