Berikut ini beberapa pengertian atau definisi peramalan (forecasting) dari beberapa Ahli:
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:29), peramalan adalah proses untuk memperkirakan
beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Menurut Sumayang (2003:24), peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan
menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang.
Menurut Supranto (2000), ramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya
suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan bisa bersifat kualitatif,
artinya tidak berbentuk angka dan bisa bersifat kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan
dalam bilangan.
Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan
pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk
model matematis. Selain itu, bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau
dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan
dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Menurut Murahartawaty (2009:41), peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah
variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Jika
kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah kebiasaan
kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa yang akan datang. Hal ini
disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang
relatif dekat.
Peramalan Kualitatif
Ialah peramalan yang berdasarkan data-data kualitatif di masa lampau. Hasil pembuatan ramalan
sangat dipengaruhi pada penyusunnya. Hal tersebut penting sebab peramalan itu ditentukan
menurut pemikiran yang sifatnya pendapat, intuisi, pengetahuan, pengalaman dari penyusun.
Umumnya peramalan kualitatif berdasarkan hasil penyelidikan misalnya pendapat sales manajer,
salesman, para ahli dan survey konsumen.
Peramalan Kuantitatif
Ialah peramalan yang berdasarkan data-data penjualan di masa sebelumnya. Hasil pembuatan
peramalan sangat dipengaruhi dari metode yang dipakai dalam peramalan itu. Pemakaian
metode yang berbeda tentu akan mendapatkan hasil yang berbeda juga.
Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Hutan dan Non Hutan Menurut Provinsi
Tahun 2014-2020 (Ribu Ha)
2014 2015
1 ACEH 3 156,7 55,9 2 490,6 44,1 5 647,3 3 161,9 56,0 2 485,4 44,0 5 647,3 3 270,9 57
2 SUMATERA UTARA 1 826,9 25,7 5 275,1 74,3 7 102,0 1 759,9 24,8 5 342,1 75,2 7 102,0 1 813,1 25
3 SUMATERA BARAT 1 927,7 46,1 2 256,2 53,9 4 183,9 1 934,7 46,2 2 249,2 53,8 4 183,9 1 924,1 46
4 RIAU 2 562,3 28,8 6 320,6 71,2 8 882,8 2 350,0 26,5 6 532,9 73,5 8 882,8 2 617,6 29
5 JAMBI 1 358,2 28,1 3 474,1 71,9 4 832,3 1 341,3 27,8 3 491,1 72,2 4 832,3 1 385,6 28
6 SUMATERA SELATAN 1 523,6 17,7 7 103,3 82,3 8 626,9 1 200,6 13,9 7 426,3 86,1 8 626,9 1 536,4 17
7 BENGKULU 693,0 34,6 1 309,9 65,4 2 002,9 688,9 34,4 1 314,0 65,6 2 002,9 681,5 34
8 LAMPUNG 364,5 10,6 3 070,9 89,4 3 435,4 339,1 9,9 3 096,3 90,1 3 435,4 354,9 10
9 KEP. BANGKA BELITUNG 250,9 15,1 1 408,8 84,9 1 659,7 233,3 14,1 1 426,5 85,9 1 659,7 229,7 13
10 KEP. RIAU 282,6 34,6 534,4 65,4 817,0 245,0 30,0 572,0 70,0 817,0 268,7 32
11 DKI JAKARTA 0,3 0,5 65,1 99,5 65,3 0,3 0,5 65,0 99,5 65,3 0,3 0
12 JAWA BARAT 643,4 17,4 3 055,2 82,6 3 698,6 634,7 17,2 3 063,9 82,8 3 698,6 650,0 17
13 JAWA TENGAH 776,7 22,5 2 679,9 77,5 3 456,6 1 019,5 29,5 2 437,1 70,5 3 456,6 787,3 22
14 DI YOGYAKARTA 34,5 10,8 285,0 89,2 319,4 34,3 10,7 285,2 89,3 319,4 45,9 14
15 JAWA TIMUR 1 367,9 28,3 3 469,8 71,7 4 837,7 1 365,8 28,2 3 471,9 71,8 4 837,7 1 435,6 29
16 BANTEN 154,8 16,5 784,4 83,5 939,2 151,4 16,1 787,8 83,9 939,2 167,1 17
17 BALI 102,7 18,1 464,1 81,9 566,9 102,1 18,0 464,7 82,0 566,9 91,6 16
18 NUSA TENGGARA BARAT 842,4 42,5 1 137,7 57,5 1 980,2 791,2 40,0 1 188,9 60,0 1 980,2 920,0 46
19 NUSA TENGGARA TIMUR 1 245,2 26,4 3 477,4 73,6 4 722,5 1 967,0 41,7 2 755,5 58,3 4 722,5 1 760,8 37
14
20 KALIMANTAN BARAT 5 788,7 39,7 8 784,1 60,3 14 572,8 5 754,9 39,5 8 817,8 60,5 5 583,1 38
572,8
15
21 KALIMANTAN TENGAH 7 866,9 51,5 7 399,3 48,5 15 266,2 7 866,9 51,5 7 399,3 48,5 7 609,1 49
266,2
22 KALIMANTAN SELATAN 940,3 25,3 2 773,7 74,7 3 713,9 899,6 24,2 2 814,3 75,8 3 713,9 897,0 24
19
23 KALIMANTAN TIMUR 13 564,8 69,5 5 940,0 30,5 19 504,8 12 873,7 66,0 6 631,1 34,0 13 122,9 67
504,8
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA 563,8 39,2 875,7 60,8 1 439,5 560,1 38,9 879,4 61,1 1 439,5 555,3 38
26 SULAWESI TENGAH 3 806,6 63,1 2 228,1 36,9 6 034,7 3 907,9 64,8 2 126,8 35,2 6 034,7 3 854,3 63
27 SULAWESI SELATAN 1 481,3 32,9 3 017,1 67,1 4 498,4 1 433,6 31,9 3 064,8 68,1 4 498,4 1 415,4 31
28 SULAWESI TENGGARA 1 929,4 53,4 1 682,2 46,6 3 611,6 1 914,4 53,0 1 697,2 47,0 3 611,6 1 896,8 52
29 GORONTALO 710,8 59,3 487,7 40,7 1 198,5 707,5 59,0 491,0 41,0 1 198,5 692,7 57
30 SULAWESI BARAT 838,7 49,9 841,5 50,1 1 680,2 822,1 48,9 858,1 51,1 1 680,2 823,2 49
31 MALUKU 3 030,7 65,6 1 591,4 34,4 4 622,1 3 016,8 65,3 1 605,3 34,7 4 622,1 3 030,0 65
32 MALUKU UTARA 2 110,1 67,4 1 020,5 32,6 3 130,6 2 070,9 66,1 1 059,7 33,9 3 130,6 1 946,8 62
33 PAPUA BARAT 8 864,5 92,1 760,4 7,9 9 624,9 8 790,0 91,3 834,9 8,7 9 624,9 8 821,6 91
31
34 PAPUA 25 155,5 80,9 5 921,4 19,1 31 076,9 25 088,4 80,7 5 988,5 19,3 25 082,6 80
076,9
92 49, 187
INDONESIA 95 766,4 51,0 91 985,5 49,0 187 751,9 95 028,0 50,6
723,9 4 751,9 27
Sumber: Buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia 2014-2020, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Keterangan: Data provinsi Kalimantan Timur merupakan data gabungan antara Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara