Anda di halaman 1dari 6

Kajian Pustaka : Kardiomiopati dilatasi pada kucing

(DILATED CARDIOMYOPATHY IN CATS)

Nur Baiti1, I Gede Soma2


1
Mahasiswa Profesi Dokter Hewan,
2
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana,
Jl. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234
Telp/Fax: (0361) 223791
Email: baiti.nur0924@gmail.com
ABSTRAK
Feline dilated cardiomyopathy penyakit yang ditandai dengan kegagalan miokard
primer. Pembesaran ventrikel kiri yang parah dan miokardium hipokontraktil adalah fenotip
utama DCM pada kucing. Kucing dirujuk ke rumah sakit hewan dengan keluhan anoreksia dan
kelemahan, mukosa pucat pernfasan dengan mulut terbuka. Kasus ditangani dengan
pimobendan, furosemide, asam asetilsalisilat dan taurin.
Kata kunci : kucing, kardiomati dilatasi, taurin
ABSTRACK
Feline dilated cardiomyopathy is a disease characterized by primary myocardial failure.
Severe left ventricular enlargement and hypocontractile myocardium are the main phenotypes
of DCM in cats. The cat was referred to the veterinary hospital with complaints of anorexia
and weakness, pale respiratory mucosa with an open mouth. Cases were treated with
pimobendan, furosemide, acetylsalicylic acid and taurine.
Keywords: cat, dilated cardiomyopathy, taurine
PENDAHULUAN
Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang perlu mendapatkan perhatian
untuk dipelihara dan dikembangbiakkan, sebagai hewan kesayangan, kucing mempunyai daya
tarik tersendiri karena bentuk tubuh, mata dan warna bulu yang beraneka ragam. Kucing
dikenal sebagai hewan yang sering dianggap sebagai keluarga oleh manusia, bahkan saat ini
kucing termasuk salah satu hewan peliharaan yang cukup populer di dunia dan indonesia.
Berbagai penyakit infeksius maupun non infeksius dapat menyebabkan kematian pada kucing.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian mendadak pada kucing (Chetboul et
al., 2012).
Kardiomiopati adaah kelainan jantung yang paling umum ditemukan pada kucing
(Haggstrom et al., 2015). Persentase kejadian penyakit ini pada kucing sekitar 15-25% (Fuentes
dan Lois, 2017). Kardiomiopati dilatasi kucing (DCM) adalah penyakit yang ditandai dengan
kegagalan miokard primer. Pembesaran ventrikel kiri yang parah dan miokardium
hipokontraktil adalah fenotip utama DCM pada kucing. Tanda-tanda distres pernapasan,
takikardia, hipotensi, kolaps dan lesu yang menunjukkan gagal jantung kongestif dan
tromboemboli (Sevym et al., 2021). Feline DCM adalah penyakit yang mematikan, dalam studi
retrospektif kucing yang terinfeksi DCM waktu kelangsungan hidupnya rata-rata 12 hari
sampai 49 hari (Karp et al., 2020). Kekurangan taurin adalah penyebab paling penting dari
fenotip DCM pada kucing (Sevym et al., 2021).

MATERI DAN METODE

Metode penulisan yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah menggunakan
literatur dari jurnal penunjang/pendukung. Dengan melakukan pencarian data dari jurnal, buku
dan artikel yang terkait berkaitan dengan kardiomiopati dilatasi pada kucing. Jurnal yang di
gunakan merupakan jurnal 5 tahun terakhir. Data dari literatur kemudian dikumpulkan seperti
anamnesis, sinyalmen, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang untuk digunakan
sebagai pembanding antar kasus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kucing dirujuk ke rumah sakit hewan dengan keluhan anoreksia dan kelemahan,
mukosa pucat pernfasan dengan mulut terbuka, pemeriksaan fisik normotermia (3800C) , CRT
>3 detik, detak jantung >250 bpm, denyut nadi lemah, adanya murmur jantung. Pemeriksaan
penunjang berupa hitungan darah lengkap (CBC), analisi profil serum (Tabel 1) radiografi
toraks menunjukkan kerdiomegali dengan peningkatan permukaan kontal sternum.
Ekokardiografi mengkonfirmasi DCM (Gambar 1) menunjukkan kardiomegali berat dengan
edema paru (Gambar 2) takikardia sinus dan elevasi segmen ST depresi (Gambar 3)
ekordiografi menunjukkan penipisan septum interventrikular dan ventrikel kiri dan pancaran
regurgitasi terdeteksi di atas katup mitral dan trikuspid dengan gradien tekanan yang terdeteksi
doppler (Gambar 3, Tabel 2). Diagnosis definitif DCM dibuat berdasarkan riwayat temuan
pemeriksaan dan aplikasi diagnostik dan obat-obatan, pengobatan yang diberikan diantaranya :
pimobendan (0,2 mg/kg BID, PO) furosemide (mg/kg BID, PO) dan taurin (250 mg) setiap 72
jam secara PO.
Pembahasan

Fenotip DCM adalah miokardium yang ditandai dengan pembesaran lumen ventrikel
kiri dan penurunan fungsi miokardium sistolik, dengan penambahan taurin ke makanan
komersial, ejadian penyakit akan menurun pada kucing. Tetapi kucing dengan DCM tetap
ditemukan meskipun diberi makan dengan diet seimbang, karena faktor penyebab disfungsi
miokard sering terdeteksi. Fenotipe DCM juga mungkin terjadi pada penyakit katup stadium
akhir (Sevym et al., 2021). DCM ditandai oleh hilangnya kontraktilitas jantung secara progresif
sehingga curah jantung akan menurun. Peningkatan volume dan tekanan darah mengakibatkan
dilatasi jantung terutama atrium dan vebtrikel kiri. Kardiomiopari dapat menyebabkan gagal
jantung kongesif yang akan menyebabkan kematian, kardiomiopati mengalami dekompensasi
dan menyebabkan edema paru kardiogenik (Lutzi et al., 2022). DCM mengakibatkan
terjadinya penurunan output jantung untuk mensuplai darah ke seluruh tubuh sehingga
mengaktifkan mekanisme Renin Angiostenin Aldosteron System (RAAS). RAAS merupakan
mekanisme kompleks yang berfungsi untuk menjaga homeostatis dalam tubuh. Penurunan volume
darah menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah di glomerulus (hipotensi/renal artery stenosis)
(Ikhsan dn Putriningsih, 2021). Kehilangan asupan nutrisi dan cairan yang masuk kedala tubuh
tubuh kucing mengakibatkan timbul gejala-gejala tersebut.

Gambar 1. Kardiomegali pada tampilan ventrodorsal


(a). Edema paru yang nyata pada bidang paru
kaudal. Pandangan dorsoventral (b).
Terjadinya takikardia yang disebabkan ole, anemia, infrak miokard, miokarditis dan
gagal jantung stress, pemberian obat-obatan, latihan yang berat, dehidrasit anemia, infrak
miokard, miokarditis (Devi et al., 2009 dalam Ikhsan dn Putriningsih, 2021). Takikardia
berkelanjutan dapat menyebabkan DCM. Takikardia supraventrikulars diamati dalam evaluasi
elektrokardiografi, dengan tanda-tand kongesti, gangguan pernafasa, kolaps, kelesuan,
tromboemboli yang dapat di temukan pada penyakit DCM (Sevymi et al., 2020). Adanya ST
depresi dapat mengindikasikan kelainan pada jantung dalam bentuk infrak miokardium,
iskemia, miopericarditis, intoksikasi digitalis dan eneurisma ventrikel (Battler et al., 1980
dalam Ikhsan dn Putriningsih, 2021). Pemeriksaan darah rutin menunjukkan kucing mengalami
anemia mikrositik hiperkromik, anemia yang disebabkan defisiensi Fe (besi), cobalt protein
dan asam folat Defisien zat tersebut akibat kurangnya asupan dari luar karena hilangnya nafsu
makan dan minum pasien. Pembesaran jantung dapat disebabkan oleh dilatasi atau hipertropi
otot jantung. Dilatasi jantung merupakan perubahan morfologi jantung yang mengakibatkan
perluasan ruang jantung, jantung bagian kanan lebih sering mengalami dilatasi dibanding
jantung kiri. Dilatasi jantung kanan dapat disebabkan oleh degenerasi katup atrio ventrikular,
infeksi cacing jantung kronis, kelainan jantung bawaan (kongenital), dan penyakit infeksius
(Martin et al., 2009 dalam Ikhsan dn Putriningsih, 2021).

Gambar 3. Sinus takikardia dengan keterlambatan


konduksi interatrial (P mitrale dan P pulmonale)
menunjukkan dilatasi biatrial.
Gambar 4. Dilatasi LA dan LV yang parah
dengan penipisan septum interventrikular dan
dinding bebas ventrikel kiri.

Tabel 1. Analisis Darah Kasus


SIMPULAN

DCM adalah penyakit yang mematikan yang mengkhawatirkan sebagain hewan salah
satunya kucing, memperhatikan nutrisi dan kesehatan hewan perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya DCM. DCM akan bertambah parah jika tidak segera di tangani.

SARAN

Perlu dilakukannya penunjang sumber jurnal lainnya untuk mengetahui penyakit CDM
pada setiap hewan terutama anjing dan kucing.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak


pengampu Koasistensi Ilmu Penyalit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana yang telah bersedia membantu penulis dalam memfasilitasi dan
membimbing sampai terselesaikannya kajian pustaka ini.
DAFTAR PUSTAKA

Battler, A., Froelicher, V.F., Gallagher, K.P., Kemper, W.S., Ross, J., 1980. Dissociation
Between Regional Myocardial Dysfunction and ECG Changes During Ischemia in The
Conscious Dog. Am. Hear. Assoc. Vol. 62(4).
Devi, S., Jani, R., Singh, R.D., Fernandes, K.A., 2009. Study on Clinical Symtoms in Canine
Cardiac Disease. Vet. World Vol. 2(8), Pp. 307- 308.
Fuentes VL, Abbott J, Chetboul V, Cote E, Fox PR, Ha ggstro m J, Kittleson MD, Schober K,
Stern JA. 2020. ACVIM consensus statement guidelines for the classification, diagnosis,
and management of cardiomyopathies in cats. J Vet Intern Med.1062-1077 (34).
Haggstrom J, Andersson ÅO, Falk T, et al. 2015 Effect of body weight on echocardiographic
measurements in 19,866 pure-bred cats with or without heart disease. J Vet Intern Med
2016; 30: 1601–1611.
Ikhsan HM., Putriningsih PAS. 2021. Dilatated Cardiomyopathy In Two Month Old Puppy.
JAVeST. 43-49
Karp SI., Freeman LM., Rush JE., Arsenault WG., Cunningham SM., DeFrancesco TC., Karlin
ET., Laste NJ., Lefbom BK., Plante C., Rodriguez KT., Tyrrell WD., Yang VK., 2021.
Dilated cardiomyopathy in cats: survey of veterinary cardiologists and retrospective
evaluation of a possible association with diet. ELSEVIER. Journal Veteriner Cardiology.
1760-2734.
Lutzi B., Adeline T., Kovacevic A., Durand A., Gurtner C., Kaiponen TS., Kooistra H.,
Campos M., Cui Y. 2002. Dilated cardiomyopathy in a cat with congenital
hyposomatotropism. JFMS
Martin, M.W.S., Johnson, M.J.S., Celona, B., 2009. Canine Dilatated Cardiomyopathy: A
Restrospective Study of Signalment, Presentation and Clinical Findings in 369 Cases. J.
Small Anim. Pract. Vol. 50(1), Pp. 23-29.
Sevymi K dan Colakoglu EC. 2020. Non-taurine responsive dilated cardiomyopathy in 2 cats.
Ankara Univ Vet Fak Derg. 301-306 (68).

Anda mungkin juga menyukai