Anda di halaman 1dari 16

Mini Project

Metodologi System Dynamics – TI184946

Analisis Kota Surabaya Sebagai Smart Economy City (SEC)


Muhamad Alvin Ariq Ramadhan (02411640000083)
Hamzah Abdillah (02411640000219)
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Abstrak
Smart Economy City (SEC) adalah salah satu indikator untuk mencapai Smart City Dimana
gagasan ini dicetuskan oleh The International Business Machine Corp atau biasa disebut perusahaan
IBM. Gagasan mengenai kota modern ini memiliki beberapa aspek, yaitu ekonomi, sosial, energi dan
lingkungan. Surabaya yang telah menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia memiliki potensi besar
untuk menjadi Smart City khususnya dibidang ekonomi karena Surabaya memiliki perkembangan
yang cukup pesat dalam bidang ekonomi. Data dari Budan pusat statistik (BPS) Surabaya
menunjukkan bahwa sampai tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Surabaya mencapai di titik 6.20%
dibanding tahun sebelumnya, banyaknya usaha dan industri yang bertambah dan berkembang menjadi
sebab kuat dari pertumbuhan ekonomi tersebut, selain itu SEC juga memiliki peran penting terhadap
perkembangan teknologi yang ada, pun juga dengan perkembangan teknologi tersebut terhadap SEC,
sehingga teknologi tidak bisa dilepaskan dari analisa SEC. Berdasarkan ISO 3712 untuk menjadi
Smart Economy City salah satu indikator utamanya adalah Jumlah pengangguran dan kemiskinan,
dimana kedua hal tersebut nantinya akan berdampak pada berbagai sektor ekonomi kota, maka dari itu
diperlukan analisis dengan mengembangkan model simulasi dinamik SEC, nantinya akan dilakukan
permodelan dengan beberapa faktor utama seperti pengangguran dan kemiskinan, lalu dihubungakan
setiap faktor terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi Kota Surabaya untuk mencapai SEC.
Keywords: simulasi, system dynamics, Smart Economy City, technology, Pertumbuhan ekonomi,
Kemiskinan, Pengangguran

© 2019 System Dynamics.

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan dimana terdapat banyak sumber daya air
disekelilingnya baik lautan maupun suangai. Indonesia juga merupakan bagian dari 5 besar Negara
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Dunia. Banyaknya jumlah populasi di Indonesia
sebanding dengan banyaknya kebutuhan konsumsi air. Permintaan air bersih di Indonesia naik 1,33
kali sehingga diprediksi akan ada 321 Juta Penduduk yang kesulitan mendapat air bersih (rochmi,
2016). Padahal per 2030 dalam milestone sustainable development golas, setiap negara diharapkan
telah mampu mewujudkan 100% akses air minum layak untuk penduduknya. Kesulitan mendapat air
bersih tersebut perlu diatasi terutama di tiap daerah di Indonesia.
Surabaya merupakan pengguna air terbesar di Indonesia dengan rata-rata penggunaan antara
180 – 200 liter per hari per orang (Edi Rusianto, Anggota Badan Pengawas PDAM Surya Sembada
Surabaya).

1
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

Menurut Direktur utama Perusahaan Daerah Air Minium Surya Sembada Kota Surabaya di
Surabaya sendiri masih terdapat sejumlah kawasan yang masih mengalami krisis air bersih, yaitu
daerah Sumberejo, Pakal, Sememi, Kenjeran, Bulak Banteng, Tanggumung, dan sekitarnya.

2. Tinjauan Pustaka
Berisi teori yang mendukung penelitian dan berasal dari referensi yang terbagi atas beberapa
sub-bab berikut.
2.1. Simulasi
Menurut Emshoff & Simon Simulasi didefinisikan sebagai suatu model sistem, dimana
komponennya dipresentasikan oleh proses-proses aritmatika atau logika yang dijalankan computer
untuk memperkirakan sifat-sifat dinamis sistem tersebut, Sehingga bisa disimpulkan bahwa simulasi
adalah tiruan dalam sistem yang nyata dan diterjemahkan kedalam aturan model yang telah dibuat.
2.2. System Dynamics
Sistem Dinamik merupakan metodologi mengabstraksi fenomena di dunia sebenarnya
kedalam model yang eksplisit, yang dibuat dengan faktor faktor yang sedemikian rupa. Model sistem
dinamik disebabkan oleh hubungan sebab-akibat yang mempengaruhi struktur baik secara langsung
dengan struktur lainnya hingga membentuk umpan balik (causal loop) .[2]
2.3. Validasi dan Verifikasi
Menurut Hoover dan Perry (1989) Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika
operasional model sesuai dengan logika diagram alur. Dimana dapat disederhanakan untuk
menemukan apakah ada kesalahan pada program tersebut untuk meperiksa apakah program simulasi
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Law dan Kelton (1991) Verifikasi memeriksa
penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman
secara benar.
Pada standar ISO/IEC dijelaskan bahwa pengertian dari validasi adalah konfirmasi melalui
pengujian dan penyediaan bukti objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dapat
dipenuhi. Sedangkan pengertian dari verifikasi sendiri dijelaskan pada sumber yang sama bahwa
verifikasi adalah konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan yang ditentukan
telah dipenuhi

2.3. Review Penelitian Sebelumnya


Penelitian skenario terkait kota Surabaya sebagai Smart Economy City (SEC) bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi Surabaya dalam menjadi SEC, dan juga terkait
titik kritis dan tingkat pengaruh untuk setiap faktor, sehingga dengan membuat simulasi dinamisnya
dapat mengerti dan terbuka dalam membuat kebijakan dan improvement untuk meningkatkan investasi
SEC pada Surabaya. Pada saat ini rerata pertumbuhan ekonomi setiap orang pada Surabaya mencapai
Rp 188,731- Jika dibandingkan dengan kota Jakarta yang telah disebut sebagai kota dengan label SEC
pertama di Indonesia telah memiliki rerata pertumbuhan ekonomi untuk setiap oragnya sebesar Rp
255,321- perbedaan ini tentunya menjadi gap dan pekerjaan rumah tersendiri bagi kota Surabaya untuk
menganalisa dan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta
menurukan tingkan pengangguran dan kemiskinan.

3. Metodologi Penelitian

Model STELLA merupakan salah satu model yang berbasis sistem yang bersifat dinamis.
Model sistem ini dapat memudahkan memecahkan masalah di alam yang sangat kompleks, dengan
mempelajari bagian-bagian atau komponen-komponen dari sistem yang saling berinteraksi dan
menghasilkan sesuatu yang baru sebagai hasil interaksi yang terjadi (Voinov, 2008). Model atau

2
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

analisis sistem dapat diartikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi proses/
interaksi yang terjadi antar komponen dalam sistem, dalam rangka menyelesaikan permasalahan/
tujuan penelitian (Grant, Ellen, & Sandra, 2003; Voinov, 2008).

Berdasarkan pada alurnya, analisa akan dilakukan dengan metode sebagaimana berikut.

Gambar 1 , Metodologi penelitian

Dimana terdapat tiga buah proses inti yang akan dilakukan yaitu :
1. Identifikasi Variabel Sistem
Tahapan ini bertujuan membentuk model kuantitatif untuk simulasi model. Pembuatan
model dilakukan dengan menerjemahkan setiap hubungan antara variabel dan komponen

3
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

penyusun model sistem ke dalam struktur kuantitatf umum model, unit ,satuan,notasi untuk
simulasi, agar dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk fungsional dari persamaan model

2. Formulasi model konseptual


Tahapan ini bertujuan untuk menentukan konsep dan tujuan model yang dibuat. Formulasi
model konseptual berdasarkan kondisi nyata yang ada di alam ke dalam model sistem dalam
komputer. Kenyataan yang ada di alam dimasukkan dalam simulasi dengan memperhatikan
komponen-komponen yang terkait sesuai dengan konsep dan tujuan penyusunan model.

3. Verifikasi Model dan Validasi Model


Verifikasi dan validasi model bertujuan untuk mengevaluasi keterandalan model sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dari pembuatan model tersebut dengan validasi, dimana
verifikasi dilakukan untuk memeriksa menemukan apakah ada kesalahan pada program tersebut
untuk meperiksa apakah program simulasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan kemudian
validasi dilakukan untuk menentukan akurasi sebuah data

4. Perancangan Model Simulasi


Model merupakan representasi dari sistem. Representasi bisa berbentuk diagram, gambar,
verbal, simbol, rumus atau yang lebih dikenal dengan model matematis. Model dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada sistem sementara Simulasi merupakan imitasi atau
tiruan dari suatu sistem nyata. Simulasi digunakan ketika model matematis maupun model analitik
tidak mampu mengakomodir dan memecahkan masalah yang ada karena tingkat kompleksitas yang
cukup tinggi
4.1 Identifikasi Variabel System
Dalam Membuat model Simulasi diperlukan adanya identifikasi variabel beserta dengan
keterangannya. Pada tabel dibawah ini akan ditampilkan data variabel beserta keterangannya.

N
Variabel Keterangan Satuan Notasi
o
1 Investasi Smart Economy Jumlah uang yang tersimpan pada
City oleh kota Surabaya dan dibuat untuk Rupiah Stock
investasi Smart Economy
2 Pertumbuhan Ekonomi Jumlah perbandingan pemasukan
Surabaya eknomi ke pemerintah berdasarkan
Rupiah Rate
kegiatan ekonomi yang ada pada
kota tersebut
3 Anggaran Pemerintah Anggaran yang dikeluarkan
untuk Investasi pemerintah untuk investasi SEC Rupiah Aux
setiap tahunnya
4 Rasio Wirausaha Perbandingan Jumlah peningkatan
Wirausaha tahun ini dengan tahun % Aux
sebelumnya
5 Pertumbuhan Modal Selisih jumlah modal wirausaha yang
beredar pada tahun ini dengan tahun Rupiah Aux
sebelumnya
6 Ratio pertumbuhan Perbandingan Jumlah peningkatan % Aux
Startup yang beredar Startup tahun ini dengan tahun

4
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

N
Variabel Keterangan Satuan Notasi
o
sebelumnya
7 Integrasi teknologi dan Jumlah persentase orang yang
kesehatap menerapkan informasi teknologi dan
% Aux
bisnis berdasarkan orang yang
mengaplikasikan teknologi
8 Aplikasi Teknologi Jumlah persentase orang yang
menerapkan aplikasi teknologi
% Aux
berdasarkan orang yang menyerap
informasi teknologi
9 Penyerapan Teknologi Jumlah persentase orang menyerap
informasi teknologi berdasarkan
% Aux
orang yang mendapatkan informasi
teknologi
10 Penerimaan Informasi Jumlah persentase orang yang
Teknologi mendapatkan informasi teknologi
% Rate
berdasarkan Jumlah pengguna
internet pada kota Surabaya
11 Pengguna Internet Jumlah orang yang menggunakan
Manusia Stock
Internet pada Surabaya
12 Jumlah pertumbuhan Jumlah pertumbuhan pabrik industri
pabrik Industri yang bertambah tahun ini dibanding Industri Aux
dengan tahun lalu
13 Kadar Polusi Kadar polusi yang ada pada
PPM Aux
Surabaya
14 Penyakit pernafasan Persentase orang yang terkena
penyakit pernafasan di Surabaya
% Aux
berdasarkan Jumlah populasi
manusia Surabaya
15 Tingkat kesembuhan dari Jumlah persentase orang yang
penyakit berhasil sehat setelah terkena % Aux
penyakit di Surabaya
16 Rate Kematian Persentase orang mati di Surabaya
Manusia Rate
dibanding Jumlah populasi Manusia
17 Populasi Manusia Jumlah orang di Surabaya Manusia Stock
18 Rate kelahiran Persentase kelahiran di Surabaya
Manusia Rate
dibanding Jumlah populasi Manusia
19 Pengeluaran keluarga Jumlah rata-rata pengeluaran suatu
Rupiah Aux
pertahun keluarga dalam satu tahun
20 Daya beli masyarakat Jumlah uang yang bisa digunakan
pertahun untuk membeli dari masyarakat Rupiah Aux
Surabaya
21 Tingkat Kemiskinan Jumlah orang miskin di Surabaya
Manusia Aux
(berpenghasilan dibawah Rp 600.00)
22 Jumlah pengangguran Jumlah orang yang tidak bekerja
Manusia Aux
tetapi pada usia siap kerja

5
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

N
Variabel Keterangan Satuan Notasi
o
23 Tingkat Orang Jumlah orang yang berpendidikan
% Aux
berpendidikan minimal SMP pada Surabaya
24 Total Angkatan Kerja Jumlah orang yang siap kerja
berdasarkan usia produktif (15-60)
Manusia Rate
dan memiliki Pendidikan yang cukup
dalam bekerja (minimal SMP)
25 Total Orang yang Bekerja Total orang yang bekerja di Surabaya Manusia Stock
26 Total orang yang Total orang yang setiap periode
Manusia Rate
berpendapatan terntentu memiliki pendapatan
27 Tingkat pertumbuhan Persentase peningkatan nilai ekspor
% Aux
Ekspor dibanding tahun sebelumnya
28 Tingkat pertumbuhan Persentase peningkatan nilai Impor
% Aux
impor dibanding tahun sebelumnya
29 Jumlah ekspor di Surabaya pada
Rate Ekspor Rupiah Rate
tahun tersebut
30 Jumlah impor di Surabaya pada
Rate Impor Rupiah Rate
tahun tersebut
31 Nilai ekspor wilayah Akumulasi nilai ekspor di Surabaya Rupiah Stock
32 Nilai Impor Wilayah Akumulasi nilai impor disurabaya Rupiah Stock
33 Akumulasi pengurangan antara nilai
Net Ekspor Rupiah Aux
ekspor dengan nilai impor
34 Jumlah orang yang dapat
Kebutuhan orang IT mengoperasikan perangkat digital di Manusia Aux
Surabaya
35 Jumlah lowongan kerja Jumlah lowongan kerja di Surabaya Manusia Aux
36 Jumlah orang yang sakit Jumlah orang yang sakit di Surabaya Manusia Aux

4.2 Asumsi dan Batasan Model


 Asumsi
Dalam pengerjaan tugas ini diasumsikan bahwa:
 Jumlah data yang diambil relevan dengan data saat ini
 Tingkat kesembuhan mewakili semua populasi orang yang sakit disurabaya
 Orang yang dianggap berpendidikan adalah orang yang minimal telah mendapatkan
Pendidikan dijenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
 Batasan
Dalam pengerjaan tugas ini memiliki batasan:
 Model memiliki lingkup kota Surabaya
 Variabel yang diuji terbatas pada populasi manusia dan ekspor-impor dalam
hubungannya antara kedua variabel tersebut dengan pertumbuhan ekonomi di Smart
Economy City.
 Golongan yang termaksud pada angkatan kerja adalah masyarakat yang berusia 15-60
Tahun

6
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

4.5 Model Konseptual

Gambar 2, Model Konseptual dengan Causal Loop Diagram

Model konseptual dengan Causal Loop Diagram menggambarkan hubungan antar


variabel yang berpengaruh terhadap objek penelitian. Hubungan yang terbangun akan diberi tanda
(+) atau (-) sebagai relasi antar variabel tersebut. Tanda (+) menunjukkan bahwa relasi berbanding
lurus, sehingga apabila satu variabel meningkat/menurun maka variabel lainnya juga akan
meningkat/menurun. Sedangkan, tanda (-) menunjukkan bahwa relasi yang terbentuk berbanding
terbalik, sehingga apabila satu variabel meingkat maka variabel lainnya akan menurun begitu juga
sebaliknya apabila satu variabel menurun maka variabel lainnya akan meningkat.
Pada model konseptual Causal Loop Diagram ini, dapat diperhatikan bahwa terdapat
empat aliran pada causal loop yang dimodelkan atas dasar permasalahan pada hasil penelitian
sebelumnya yang dapat dinyatakan sebagai empat sektor yang difokuskan, yakni sektor teknologi
yang terfokus pada pengaruh perkembangan teknologi berbasis internet pada aplikasi dan
integrasinya untuk menjadi salah satu inti investasi dalam proses menuju smart economy city yang
menjadi imbal balik positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kemudian terdapat sektor pertumbuhan
ekonomi yang menjadi salah satu faktor pembeda antara sebuah kota yang termasuk pada smart
economy city dengan kota yang bukan termasuk pada golongan smart economy city, dimana hal
ini merupakan hasil dari imbal balik positif sebagian besar variabel yang turut serta dalam
pembentukan smart economy city dengan ada pula variabel yang memberikan imbal balik negatif
terhadap smart economy city sepertihalnya kemiskinan yang mempengaruhi pengangguran dimana
hal ini berlanjut kepada imbal balik kepada sektor ketiga yaitu angkatan kerja yang apabila dapat
terserap seluruhnya dengan adanya smart economy city, maka imbal balik negatif seperti
pengangguran dan variabel penyebabnya yaitu kemiskinan dan pendidikan yang rendah dapat
diturunkan dengan signifikan dan tidak terlepas pula dari sektor keempat yakni sektor populasi
manusia yang juga dipengaruhi oleh variabel yang bersifat sosial dan kemanusiaan seperti
kondisi-kondisi khusus yang dialami manusia seperti level pendapatan baik tinggi ataupun rendah
dan juga tinggi rendahnya daya beli masyarakat yang terkait pula dengan sektor pertumbuhan

7
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

ekonomi. Sektor ini juga mendapatkan imbal balik negatif seperti angka kematian, penyakit dan
kadar polusi yang merupakan faktor daripada lingkungan hidup.

4.5 Model Simulasi (Stock & Flow Diagram)


Dalam pembuatan model Stock & Flow Diagram, digunakan software STELLA dengan
beberapa aturan untuk mendefinisikan model, salah satunya adalah penggunaan variabel dan notasi
dalam mendefinisikan perilaku sistem seperti yang sudah dijabarkan pada subbab 4.1 dengan tabel
variabel serta notasinya masing-masing. Berikut adalah Stock & Flow Diagram yang dibuat
berdasarkan variabel beserta notasi untuk keempat sektor dasar yang menjadi faktor yang membentuk
sebuah Smart Economy City.

Gambar 3 , Stock and Flow Diagram Sektor pertumbuhan ekonomi

Gambar 4, Stock and Flow Diagram Sektor teknologi

8
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

Gambar 5 , Stock and Flow Diagram Sektor angkatan kerja

Gambar 6 , Stock and Flow Diagram Sektor populasi manusia

Keempat sektor utama yang menjadi alur dari Causal Loop Diagram menjadi dasar atas
pembuatan Stock and Flow Diagram disini dengan memperhatikan variabel dan unitnya menjadi
kedalam bentuk notasi Stock and Flow Diagram dimana sama-sama memiliki 36 variabel yang terbagi
atas variabel Stock, variabel Rate/rasio dan variabel Auxiliary.

5. Diskusi dan Analisis


5.1 Verifikasi
Berdasarkan model Stock and Flow Diagram yang telah dikembangkan sebelumnya dari
Causal Loop Diagram, maka dilanjutkan dengan melakukan uji coba simulasi pada model tersebut.
Dimana akan dilakukan verifikasi dan validasi untuk mengetahui apakah model dapat berjalan dengan
mampu menjadi representatif daripada sistem aslinya.
Verifikasi model bertujuan untuk memeriksa kesalahan dan memastikan bahwa model tersebut
berperilaku sesuai dengan logika penelitian. Pada model STELLA ini, verifikasi dilakukan dengan
memeriksa formulasi matematis dan memeriksa satuan (unit) variabel model. Jika ada kesalahan
dalam model atau saat menjalankan model maka model tidak dapat dikatakan terverifikasi, dimana hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua fitur yang ada pada STELLA yaitu pengujian
konsistensi model berserta pengujian verifikasi dengan fungsi verifikasi pada entitas model stock flow
diagram. Berikut ini adalah pengujian verifikasi pada keseluruhan model STELLA Smart Economy
City dengan fungsi uji konsistensi dan verifikasi.

9
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

Gambar 7, Uji Konsistensi model

Gambar 8, Uji Verifikasi model

Berdasarkan hasil uji konsistensi dan verifikasi dengan menggunakan fasilitas yang ada pada
software Stella, dapat disimpulkan model simulasi smart economy city yang dikembangkan sudah
terverifikasi memiliki 40 entitas yang terdiri diantaranya 36 variabel dengan tidak diketemukannya
error beserta konsistensi model sudah teruji.

5.2 Validasi

Validasi bertujuan menentukan model simulasi dapat diterima dan mewakili sistem nyata atau
tidak, dengan membandingkan struktur dan perilaku model yang dikembangkan dengan struktur dan
perilaku sistem pada situasi nyata. Menurut Hartisari (2007) “Validasi model dilakukan terhadap dua
hal yaitu uji validasi struktur model dan uji validasi kinerja model dimana pengujian validasi struktur
model bertujuan untuk melihat kesesuaian struktur model dengan perilaku system pada dunia nyata”.
Untuk pengujian ini dilakukan dengan memperhatikan grafik pada sektor populasi manusia dan sektor
pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan realita yang terjadi di lapangan.

10
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

1: Populasi Manusia
1: 3700000

1: 3300000 1

1
1: 2900000
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00
Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019
Untitled

Gambar 9, Grafik hasil struktur model

Dapat dilihat pada grafik berdasarkan pada model Stock and Flow Diagram yang sudah di jalankan
pada sektor populasi manusia, hal ini sesuai dengan kondisi existing yang menyatakan bahwa populasi
manusia terus naik sebelum mengaplikasikan skenario pengujian. Berdasarkan badan pusat statistik
jawa timur, populasi di kota Surabaya naik dikisaran 0.5% setiap tahunnya dimana hal ini dipengaruhi
oleh variabel-variabel yang dimasukkan kedalam penelitian ini. Asumsi pada model dapat berbeda
dengan kondisi existing meskipun variabel yang digunakan menyerupai sehingga model dapat
dinyatakan valid karena sesuai dengan kondisi existing.

1: Inv estasi SEC


1: 2e+013

1: 1e+013 1

1
1: 0
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00
Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019
Untitled

Gambar 10, Grafik peningkatan investasi Smart Economy City

Berdasarkan pada grafik, dapat diperhatikan peningkatan investasi dalam smart economy city
yang dimaksudkan sebagai peningkatan infrastruktur teknologi informasi disimulasikan cukup
meningkat dimana apabila dilakukan pada kondisi existing dengan betul dan sewajarnya dengan saling
berjalannya setiap variabel dalam memberikan imbal balik positif, maka akan memberikan grafik
seperti berikut

1: Inv estasi SEC 2: Orang y ang bekerja 3: Orang y ang … Internet di SEC 4: Populasi Manusia

1: 2e+013
2: -350000
3: 3000000
4: 3700000 4

2
4

1: 1e+013
2: -550000 2
3: 1500000 1
4: 3300000
4
1
2

3
1
4
1: 0 2
2: -750000
3: 0 1
4: 2900000 3 3 3
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00

Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019

Untitled

Gambar 11, Grafik kombinasi variabel sektor Smart Economy City

Akan memberikan hasil grafik yang cenderung meningkat untuk variabel populasi, ekonomi, dan
angkatan kerja, sementara untuk grafik yang menggambarkan simulasi mengenai menurunnya jumlah
masyarakat yang tertinggal akan teknologi dapat menggambarkan imbal balik dari keseluruham
peningkatan tersebut dan dapat dinyatakan valid karena sesuai dengan kondisi existing.

11
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

5.3 Analisis Hasil Kondisi Eksisting

Pada hasil simulasi existing, kota yang diteliti dianggap telah mengaplikasikan Smart
Economy City dengan catatan bahwa hasil simulasi yang dilakukan dianggap sesuai dengan kondisi
existing. Hal ini dapat dipadukan dengan data yang didapatkan dari badan pusat statistik mengenai
pertumbuhan penduduk, peningkatan ekonomi berdasarkan ekspor impor, penurunan kemiskinan dan
pengangguran serta peningkatan penggunaan teknologi.

1: Inv estasi SEC 2: Orang y ang bekerja 3: Orang y ang … Internet di SEC 4: Populasi Manusia

1: 2e+013 1: Orang y ang bekerja


2: -350000
3: 3000000 1: 2300000
1 1
4: 3700000 4 1

2
4

1: 1e+013
2: -550000 2
3: 1500000 1
4: 3300000 1: 1900000
4
1
2
1
3
1
4
1: 0 2
2: -750000
3: 0 1
4: 2900000 3 3 3
1: 1500000
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00
Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019Page 1 Time 11: 22 AM Wed, Nov 27, 2019
Untitled Untitled
1: Orang y ang menggunakan Internet di SEC
1: 3000000 1: Inv estasi SEC
1: 2e+013

1: 1500000
1: 1e+013 1

1
1: 0 1 1 1
1: 0
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00
Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019Page 1 Time 8:07 AM Tue, Dec 3, 2019
Untitled Untitled

Gambar 12, Grafik kondisi existing jika diaplikasikan Smart Economy City

Berdasarkan grafik yang valid dalam peningkatan dan penurunannya jika dibandingkan dengan
kondisi riil, untuk akurasi data kuantitatif pada simulasi relatif lebih sederhana ketimbang data dari
badan pusat statistik seperti rasio yang disimulasikan tidak sepenuhnya sama dengan data dari badan
pusat statistik tetapi lebih kepada similaritas data saja karena didasarkan pada asumsi dari data riil.

5.4 Analisis Skenario Kebijakan


Terdapat dua skenario dalam rangka meningkatkan dampak daripada implementasi Smart
Economy City, dimana hal ini dibuat untuk melihat perubahan yang terjadi pada model simulasi
apabila terdapat variabel yang dirubah kuantitasnya dengan tetap menggunakan entitas yang sama,
skenario yang disarankan demi meningkatkan perekonomian dengan diaplikasikannya Smart Economy
City adalah sebagai berikut.

1. Skenario Peningkatan Ekspor dan Penurunan Impor


Pada skenario ini, disimulasikan apabila wirausaha ditingkatkan dan dipacu untuk bisa meningkatkan
ekspor dengan diberikan investasi yang termasuk pada investasi Smart Economy City seperti
penggunaan teknologi internet dan aplikasi yang ditingkatkan secara secara signifikan. Apabila
disimulasikan, maka grafik akan menjadi sebagaimana berikut.

12
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

Gambar 13, Grafik kondisi skenario 1 Smart Economy City

Berdasarkan pada skenario 1 dimana wiraswasta berusaha ditingkatkan secara signifikan dengan
menurunnya import dan meningkatnya ekspor, dapat diperhatikan peetumbuhan ekonomi mengalami
peningkatan yang signifikan tetapi mengalami penurunan yang besar dan dilanjutkan dengan kembali
naik-turunnya grafik hingga kondisi rasio pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi daripada kondisi
tertinggi sebelumnya.

Gambar 14, Tabel peningkatan pertumbuhan ekonomi berdasar kondisi skenario 1 Smart Economy City

Hal ini diasumsikan dengan terus dilakukannya investasi dalam bidang Smart Economy City,
dimana investasi selalu meningkat stagnan tiap tahunnya dan laju impor yang lebih rendah dari laju
ekspor turut meningkatkan perekonomian, meskipun rasio ekspor tidak sebesar rasio wirausaha, dapat
diartikan tidak semua wirausaha melakukan ekspor dan diantaranya ada yang masih melakukan impor

13
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

secara konstan, pertumbuhan ekonomi yang menurun disebabkan oleh tetap konstannya dilakukan
impor oleh sebagian badan wirausaha tetapi dengan konstannya ekspor dilakukan, pertumbuhan
ekonomi dapat kembali membaik dan meningkat. Dalam hal ini, Smart Economy City cukup
berpengaruh tetapi tidak untuk merubah rasio ekspor impor tetapi lebih kepada kemampuan
berwirausaha demi meningkatkan perekonomian.

2. Skenario Peningkatan penerimaan informasi Teknologi pada Angkatan Kerja

Pada Smart Economy City, peningkatan populasi manusia tetap akan terjadi dengan jumlah
angkatan kerja akan terus meningkat, hal ini perlu diimbangi dengan adanya pekerjaan sehingga
jumlah orang yang bekerja akan terus meningkat dan menghindarkan sebagian dari angkatan kerja
menjadi pengangguran, untuk itu diaplikasikan salah satu keunggulan dari Smart Economy City yaitu
dilakukannya penyebaran informasi mengenai teknologi agar dapat diterima masyarakat, kemudian
peningkatan integrasi terhadap teknologi dan bisnis yang akan meningkatkan rasio start-up di Smart
Economy City.

Gambar 15, Grafik kondisi skenario 2 Smart Economy City

Berdasarkan pada skenario 2 dimana penerimaan informasi dan teknologi terus ditingkatkan
kepada masyarakat yang populasinya terus meningkat terutama pada masyarakat golongan angkatan
kerja, dengan ditingkatkannya integrasi antara teknologi dan bisnis dengan naiknya rasio start-up.
Lowongan kerja akan dapat meningkat dengan terus bertambahnya jumlah orang yang bekerja secara
stagnan, apabila diperhatikan grafik populasi manusia yang cenderung naik turun turut dipengaruhi
oleh angka kelahiran dan kematian, tetap saja menunjukan jumlah angkatan kerja yang cenderung naik
sehingga kebutuhan lowongan kerja dapat ditamoung salah satunya dengan keberadaan Start-up yang
diskenariokan untuk ditingkatkan.

14
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

Gambar 16, Tabel peningkatan pertumbuhan ekonomi berdasar kondisi skenario 2 Smart Economy City

Hal ini diasumsikan dengan terus dilakukannya investasi dalam bidang Smart Economy City,
dalam sektor penerimaan teknologi serta upaya meningkatkan integrasi antara teknologi dan bisnis
yang dapat diupayakan dengan jumlah individu yang terus bertambah dan memerlukan pekerjaan,
sehingga sebagian besar angkatan kerja terutama yang sudah menerima teknologi dan informasi
dengan baik dapat menuntaskan permasalahannya masing-masing pada lowongan kerja dengan jenis-
jenis pekerjaan baru yang timbul dari integrasi antara teknologi dan bisnis. Salah satunya adalah
dengan bisnis daring serta kelahiran startup-startup baru, sehingga jumlah orang yang bekerja akan
terus naik dan dapat menurunkan pengangguran yang secara langsung dapat menurunkan kemiskinan
serta meningkatkan daya beli, berujung pada peningkatan perekonomian.

6. Kesimpulan dan Rekomendasi


6.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dengan mengaplikasikan Smart Economy City secara benar dan
memperhatikan variabel dan entitas yang diperlukan, dapat meningkatkan perekonomian suatu kota,
dimana suatu kota yang dapat menyelesaikan masalah-masalahnya dengan adanya integrasi teknologi,
penerimaan teknologi informasi serta investasi dalam bidang aspek Smart Economy City, dapat
dikategorikan sebagai Smart Economy City, dimana dapat diketahui dengan masing-masing entitas
terkaitnya disimulasikan sebagai variabel dengan beberapa kondisi dan skenario. Dengan tetap harus
memperhatikan faktor lain tidak disimulasikan tapi diasumsikan dapat berpengaruh pula seperti sosial,
budaya, hukum dan kebiasaan sekitar
Dengan mensimulasikan investasi dan aspek-aspek dari Smart Economy City, Surabaya
diharapkan dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan yang termasuk pada variabel-variabel
yang digunakan simulasi ini seperti kemiskinan, pengangguran dan daya beli yang rendah.

6.2 Rekomendasi
Dalam mengaplikasikan Smart Economy City, diperlukan juga perhatian pada manajemen
resiko dari hal-hal yang diterapkan karena tidak diasumsikan pada simulasi ini, beserta pula dengan
hal-hal yang dapat mempengaruhi skenario sehingga menyebabkan timbulnya skenario dan
kemungkinan baru yang perlu disimulasikan dan menjadi bahan pertimbangan mengenai langkah yang
dilakukan apabila Smart Economy City diaplikasikan.

15
Muhamad Alvin Ariq Ramadhan & Hamzah Abdillah / System Dynamics Project 2019

7. Referensi
[1] Sargent, Robert G., 2009. Verification and Validation of Simulation Models, Proceedings of the
2009 Winter Simulation Conference, pp. 162-165. New York:IEEE.
[2] Satrio, P and Suryani, E, “Penerapan Model Sistem Dinamik Untuk Melakukan Pemeliharaan
Operasional Aset Unit Transmisi dan Visualisasi Luaran Model Dengan Menggunakan
Dashboard, “Jurnal Teknik ITS , vol 6, no. 2, pp. A327-A332, 2017.
[3] Hidayah, N.A, “Analisis dan Manajemen Risiko Logistik Obat Pada Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik” ,Universitas Islam Indonesia, 2018

Catatan:
- Tidak ada batasan halaman, namun minimal 8 halaman

16

Anda mungkin juga menyukai