Anda di halaman 1dari 9

Alur dan Proses Kerja Pembuatan produk

Membuat suatu aplikasi tidak cukup hanya dengan ide lalu langsung menuangkannya begitu saja ke dalam
kodingan pemgrograman. Semakin kompleks suatu aplikasi yang akan dibuat maka akan semakin sulit
mencapai target jika tidak ada desain yang bagus dari aplikasi tersebut. Salah satu bagian desain aplikasi
adalah penggunaan diagram modeling.

Ada banyak diagram pemodelan yang dapat kita gunakan, salah satunya adalah Unified Modelling
Language (UML).

Apa itu UML? Untuk membuat suatu aplikasi, kamu memerlukan suatu pemodelan. Pemodelan sama
halnya dengan perancangan, bedanya pemodelan sendiri merupakan bentuk implementasi sistem
bagaimana meletakkan suatu rancang bangun ke dalam sebuah gambar (visual) yang berbentuk diagram.

Seorang programmer dapat dengan mudah memahami, menganalisa dan, mempermudah pembuatan
suatu program menggunakan UML (Unified Modelling Language). Sebuah program aplikasi biasanya
berupa sistem yang digunakan dan diimplementasikan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Program
aplikasi bukan hanya digunakan pada saat itu saja, melainkan terus continue atau berlanjut.

Karena program aplikasi digunakan pada waktu yang panjang, maka perlu adanya suatu analisis
perencanaan, perancangan, dan pemodelan yang baik dan jelas, seperti flow untuk program aplikasi.
UML (Unified Modelling Language) adalah suatu metode dalam pemodelan secara visual yang digunakan
sebagai sarana perancangan sistem berorientasi objek.

UML diharapkan mampu mempermudah pengembangan piranti lunak (RPL) serta memenuhi semua
kebutuhan pengguna dengan efektif, lengkap, dan tepat. Hal itu termasuk faktor-faktor scalability,
robustness, security, dan sebagainya.

Perlu kamu ketahui bahwa sistem yang baik itu berawal dari perancangan dan pemodelan yang matang.
Salah satu yang bisa kamu praktekkan, yaitu dengan menggunakan UML. Adapun tujuan dan fungsi perlu
adanya UML yaitu sebagai berikut:

1. Dapat memberikan bahasa pemodelan visual atau gambar kepada para pengguna dari berbagai
macam pemrograman maupun proses umum rekayasa.

2. Menyatukan informasi-informasi terbaik yang ada dalam pemodelan.

3. Memberikan suatu gambaran model atau sebagai bahasa pemodelan visual yang ekspresif dalam
pengembangan sistem.

4. Tidak hanya menggambarkan model sistem software saja, namun dapat memodelkan sistem
berorientasi objek.

5. Mempermudah pengguna untuk membaca suatu sistem.

6. Berguna sebagai blueprint, jelas ini nantinya menjelaskan informasi yang lebih detail dalam
perancangan berupa coding suatu program.

UML juga dapat digunakan sebagai alat transfer ilmu tentang sistem aplikasi yang akan dikembangkan dari
developer satu ke developer lainnya. UML sangat penting bagi sebagian orang karena UML berfungsi
sebagai bridge atau jembatan penerjemah antara pengembang sistem dengan pengguna. Di sinilah
pengguna dapat memahami sistem yang nantinya akan dikembangkan. Perlu diketahui bahwa
sebenarnya UML mudah untuk dipelajari , tak hanya untuk developer, tetapi juga para pebisnis.

Contoh Diagram UML yang Sering Digunakan

1. Use Case Diagram


Use Case Diagram adalah satu jenis dari diagram UML ( Unified Modelling Language) yang
menggambarkan hubungan interaksi antara sistem dan aktor. Use Case dapat mendeskripsikan tipe
interaksi antara si pengguna sistem dengan sistemnya. Use Case merupakan sesuatu yang mudah
dipelajari. Langkah awal untuk melakukan pemodelan perlu adanya suatu diagram yang mampu
menjabarkan aksi aktor dengan aksi dalam sistem itu sendiri, seperti yang terdapat pada Use Case.

2. Activity Diagram

3. Sequence Diagram

4. Class Diagram
Apa itu Use Case Diagram?

Use case diagram adalah satu dari berbagai jenis diagram UML ( Unified Modelling Language) yang
menggambarkan hubungan interaksi antara sistem dan aktor. Use Case dapat mendeskripsikan tipe
interaksi antara si pengguna sistem dengan sistemnya.

Tentunya, use case diagram merupakan sesuatu yang mudah dipelajari. Langkah awal untuk melakukan
pemodelan, tentu perlunya suatu diagram yang mampu menjabarkan aksi aktor dengan aksi sistem itu
sendiri, seperti yang terdapat pada use case diagram.

Adapun, fungsi dari use case diagram sebagai berikut:

 Berguna memperlihatkan proses aktivitas secara urut dalam sistem.

 Mampu menggambarkan proses bisnis, bahkan menampilkan urutan aktivitas pada sebuah
proses.

 Sebagai bridge atau jembatan antara pembuat dengan konsumen untuk mendeskripsikan sebuah
sistem.

Manfaat dari use case di antaranya:

 Menggunakannya sebagai kebutuhan verifikasi.

 Menjadi gambaran interface dari sebuah sistem karena setiap sistem yang dibangun haruslah
memiliki interface.

 Mengidentifikasi siapa saja orang yang dapat berinteraksi dengan sistem, serta apa yang dapat
dilakukan oleh sistem.

 Memberikan kepastian mengenai kebutuhan sistem, sehingga tidak membingungkan.

 Memudahkan proses komunikasi antara domain expert dan end user.

Apa saja Komponen Use Case Diagram?

1. Sistem

Sebuah sistem digambarkan ke dalam bentuk persegi. Fungsinya untuk membatasi use case dengan
interaksi dari luar sistem.
Sistem pada umumnya diberikan label yang sesuai. Namun, umumnya sistem ini tidaklah diberi gamba
karena kita tidak terlalu memberikan makna pada sebuah diagram.

2. Actor

Banyak yang berspekulasi bahwa actor adalah bagian dari diagram. Padahal apabila kita mencari informasi
lebih dalam mengenai soal ini, ternyata actor bukanlah bagian dari diagram.

Peran actor sangat penting, tentunya menciptakan use case jadi lebih mudah. Fungsi Actor menjelaskan
siapa yang berinteraksi dengan sistem. Actor akan memberikan informasi kepada sistem, serta menerima
informasi dari sistem. Keduanya bisa terjadi secara bersamaan.

Aktor tidak memberikan kontrol terhadap sistem, namun hanya memberikan gambaran mengenai
hubungannya dengan sistem.

Ternyata, inilah beberapa alasan mengapa actor dapat berhubungan dengan sistem lain:

 Jika terdapat relasi sistem lain dengan sistem yang sedang dibuat.

 Terdapat eksternal resource yang digunakan oleh sistem.

 Adanya kepentingan terhadap sistem, yaitu alur informasi baik penerima maupun arus sistem
saling memiliki kepentingan.

 Terdapat seseorang atau pihak lain yang akan mengelola sistem.

3. Use Case

Use case adalah komponen gambaran fungsional dalam sebuah sistem. Sehingga konsumen maupun
pembuat saling mengenal dan mengerti mengenai alur sistem yang akan dibuat.

Simbol-Simbol pada Use Case Diagram


Beberapa Aplikasi untuk Membuat Use Case

Untuk membuat sebuah use case diagram, tentunya kamu membutuhkan tools atau aplikasi. Berikut ini
adalah beberapa aplikasi yang bisa kamu gunakan:

 Draw.io

 Star UML

 Visio

 UMLet
Contoh dari Use Case Diagram

Berikut beberapa contoh dari use case diagram beserta penjelasannya.

Pembayaran OVO

OVO adalah aplikasi pintar yang memberikan kemudahan dalam bertransaksi (OVO Cash), serta berfungsi
untuk mengumpulkan poin di banyak tempat (OVO Points). Inilah contoh use case diagram studi kasus
pada OVO.

Gambar di atas merupakan contoh use case diagram pada OVO, adapun penjelasannya sebagai berikut
ini:

 User: Orang yang dapat mengakses atau menggunakan aplikasi OVO, mulai dari login ke aplikasi
hingga melakukan aksi terhadap aplikasi seperti top up saldo, transfer, dan payment.

 Register: Register merupakan langkah pertama yang dilakukan user ketika ia tidak mempunyai
akses pada aplikasi OVO. Mendaftarkan data diri ke dalam aplikasi agar dikenali.
 Login: Setelah mendapatkan akun, user harus melakukan login agar dapat mengakses berbagai
fitur aplikasi OVO.

 Top up: Suatu kegiatan yang dilakukan user untuk mengisi ulang saldo OVO. Terdapat 2 pilihan
alternatif untuk melakukan top up saldo, yaitu melalui ATM dan internet banking.

 Transfer: Transfer berfungsi untuk mengirim atau membagikan saldo dalam aplikasi OVO ke
pengguna lain, baik sesama OVO atau ke rekening tertentu.

 Payment: Ketika user memilih menu payment, maka user dapat melakukan pembayaran lewat
aplikasi.

Mesin ATM
Aktor yang terlibat: Nasabah, Pihak Bank, dan Operator ATM.

Use Case yang ada: session, transaksi, transfer, Tarik tunai, cek saldo, system startup, dan system
shutdown. Di bawah ini beberapa penjelasan lengkap dari use case tersebut:

 System Startup: Sistem ini akan dihidupkan oleh operator ketika mengarahkan switch ke posisi
“ON”. Operator akan memasukkan sejumlah uang yang tersedia pada brankas ATM sehingga
mesin pun dapat terkoneksi ke bank dan nasabah dapat melakukan berbagai transaksi pada mesin
ATM.

 System Shutdown: Sistem akan dimatikan ketika operator sudah memastikan bahwa tidak ada lagi
nasabah yang menggunakan mesin dan biasanya ketika akan melakukan maintenance. Caranya
dengan mengarahkan switch ke posisi “OFF”.

 Session: Session akan dimulai ketika nasabah memasukan kartu ATM ke mesin ATM sampai kartu
ATM di cabut dari mesin ATM.

 Transaksi: Transaksi yang meliputi transfer, tarik tunai, dan cek saldo.

 Transfer: Transfer terbagi menjadi dua, yaitu transfer antar sesama bank atau berbeda bank. Jika
transfer berbeda bank, maka diperlukan memasukan kode bank tujuan.

 Tarik Tunai: Tarik tunai merupakan proses menarik uang dari saldo, biasanya tertera pada menu
tampilan utama.

 Cek Saldo: Cek saldo berfungsi untuk mendapatkan suatu informasi pada rekening seorang
nasabah terkait saldo yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai