Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSERVASI BIODIVERSITAS

Disusun Oleh:
MARCELINO SUPIT (18 502 022)
RIVALDO TATEBALE (18 502 047)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN ILMU BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin-Nya saya dapat menulis makalah ini dan menyelesaikannya tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
biodiversitas sulawesi. Makalah ini berjudul, KONSERVASI BIODIVERSITAS

Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada


seluruh pihak, khususnya dosen mata kuliah yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini serta kepada orang tua dan teman-teman yang telah
mendukung saya.

Makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi
sempurna.

Tondano, 09 APRIL 2022


Penulis

Marcelino Supit
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merupakan suatu aspek lingkungan


yang harus dijaga. Keanekaragaman ini menjadi indikator sistem ekologi dan
sarana untuk mengetahui perubahan spesies.
Secara umum, biodiversitas adalah keberagaman makhluk hidup yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah.
Keragaman ini mencakup perbedaan bentuk, ukuran, warna, tekstur, hingga sifat.

Hilangnya biodiversitas secara mendadak akibat gelombang panas laut yang


memutihkan terumbu karang sudah terjadi di laut tropis.Berdasarkan skenario
kenaikan gas rumah kaca tertinggi, risiko ini diproyeksikan akan meningkat di
tahun 2030-an dan 2040-an, lalu mempengaruhi hutan tropis dan ekosistem
beriklim sedang pada tahun 2050-an.Proyeksi suram ini menggunakan model
temperatur historis untuk menemukan batas atas dari tiap spesies untuk bertahan
hidup, sejauh yang kami ketahui.
PEMBAHASAN

PENGERTIAN BIODIVERSITAS
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah suatu
istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah
dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses
ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan
sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma
tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan
sistem biologis.

PENGERTIAN KONSERVASI

Konservasi alam adalah filsafat moral dan gerakan konservasi yang


berfokus pada perlindungan spesies dari kepunahan, pemeliharaan dan pemulihan
habitat, peningkatan jasa ekosistem, dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Istilah konservasi ada sejak tahun 1940an dengan terbitnya buku dari
pakar Cornell University. Dalam buku tersebut ide konservasi dituliskan sebagai
pemanfaatan lingkungan secara bijaksana untuk kepentingan manusia (Gustafson
et al., 1947 dalam Brewer, 1994). Secara lebih detail dituliskan sebagai
pemanfaatan sumberdaya, pengaturannya agar sisanya dapat digunakan bagi
generasi mendatang, restorasi, dan pengelolaan sumberdaya terbarukan secara
hati-hati, termasuk pembuatan rencana penggunaannya untuk kepentingan
manusia, secara abadi dan kegunaan sepenuhnya. Mulai tahun tersebut konservasi
lebih ditujukan untuk konservasi tanah, kepentingan pengelolaan satwa liar dan
ikan, serta pengelolaan hutan.

Dua puluh tahun kemudian, pakar lingkungan lebih memahami bahwa


kerusakan yang ada dikarenakan oleh problem besar di dunia, yaitu degradasi
bumi oleh manusia. Pada tahun 1980an saat biologi konservasi menjadi satu
cabang ilmu yang terpisah, ditandai dengan terbitnya buku Conservation Biology
– an Evolutionary-Ecological Perspective, dengan editor Michael Soule dan
Bruce Wilcox (1987). Biologi konservasi lebih menekankan atas perlunya
mengkonservasi spesies dan habitat, dua hal yang utama menjadi orientasi para
pakar lingkungan yang humanistik. Biologi konservasi lebih fokus pada gambaran
besar ekologi suatu ekosistem, bukan pada sumberdaya hayati sebagai komoditas,
juga studi mutakhir tentang ekologi populasi, genetika, sampai modelling. Karena
sebelumnya manajemen satwa liar lebih dilihat untuk industri penangkapan
hewan, sedang kehutanan lebih pada industri kayunya (Brewer, 1994).

Tujuan biologi konservasi adalah menyiapkan prinsip dan alat untuk


melestarikan keragaman biologi (Soule, 1985). Kegiatan konservasi difokuskan
pada keragaman ekosistem, keragaman species, dan keragaman genetik.
Konservasi ekosistem dapat disamakan dengan istilah konservasi in situ,
sedangkan konservasi species di luar habitatnya disebut konservasi ex situ.
Perencanaan dalam konservasi dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu:
pendekatan habitat atau ekosistem dan pendekatan species (Groombridge, 1992).

Konservasi dengan pendekatan tipe habitat atau ekosistem

Konservasi dengan pendekatan habitat (wilayah terproteksi, misalnya


kawasan suaka alam, taman nasional) berupaya agar contoh yang mewakili tipe
habitat dan ekosistem dipelihara dengan baik, sehingga species yang tinggal di
dalam habitat tersebut akan terpelihara. Perlindungan terhadap kawasan
konservasi ini di bawah Undang-Undang No 5 tahun 1990, dan Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait. Cara konservasi semacam ini sangat
sederhana karena tidak memerlukan pengetahuan tentang status dan distribusi
species, akan tetapi sulit diketahui kecukupan habitat bagi populasi yang berstatus
‘rare’ ataupun populasi yang benar-benar sudah terancam. Di Indonesia terdapat
sekitar 50 Taman Nasional, baik untuk ekosistem pegunungan, dataran rendah,
lahan basah, maupun laut.

Konservasi dengan pendekatan species

Penyelamatan species prioritas, umumnya yang berstatus species langka


yang kritis oleh IUCN, misalnya badak, komodo dan orang utan, untuk hewan
langka, serta bunga bangkai untuk tumbuhan; dilakukan melaui penciptaan habitat
yang sesuai untuk keperluan pelestariannya. Konservasi untuk hal ini biasanya
dilakukan pengelolaan dengan cara in situ dan ex situ, karena sangat diperlukan
dukungan perencanaan konservasi yang terpadu dan memerlukan studi mendasar
yang cermat.

Konservasi in situ untuk tumbuhan dan tanaman pangan

Konservasi untuk jenis tumbuhan, salah satu cara yang dilakukan adalah
perlindungan in situ terhadap habitat, dan melakukan kontrol terhadap
penggunaan lahan di sekitarnya. Di sebagian besar daerah terproteksi, baik Taman
Nasional maupun cagar alam, maka berbagai tumbuhan yang berada di
lingkungan zona inti secara tidak langsung akan terkonservasikan secara in situ.

Konservasi ex situ untuk tumbuhan

Konservasi tumbuhan secara ex situ dilakukan di berbagai Kebun Raya,


baik skala kecil maupun skala yang cukup besar. Di Indonesia, kebun raya yang
berkembang dengan tujuan konservasi lebih banyak berada di Pulau Jawa, dan
umumnya digabungkan dengan area wisata, misalnya Kebun Raya Bogor, Kebun
Raya Cibodas, dan Kebun Raya Purwodadi.

Upaya dalam Melakukan Konservasi Keanekaragaman hayati

Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati.


Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
1. Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan
penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat
tanaman setelah ditanam.
2. Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan
keanekaragaman hayati.
3. Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan
perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab
itu pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan
keanekaragaman gen.
4. Pembiakkam
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan
pembiakan secara in situ dan ex situ.
a. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya
mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
b. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun
suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di
kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan materi sebelumnya tentang konservasi keanekaragaman


hayati, maka dapat ditarik kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup


tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap
sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda.
Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran,
warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://dlh.blitarkab.go.id/biodiversitas/
https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi
https://kumparan.com/berita-hari-ini/biodiversitas-pengertian-manfaat-tingkatan-
dan-contoh-1v43Op3zYZg
https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati

Anda mungkin juga menyukai