Anda di halaman 1dari 53

HUBUNGAN PERNIKAHAN DINI DENGAN KESEHATAN

REPRODUKSI PADA WANITA USIA SUBUR


BERDASARKAN LITERATUR JURNAL

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar NERS

Pandu Setyo Darmawan, S.Kep


2001031049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH
JEMBER
2021

i
HUBUNGAN PERNIKAHAN DINI DENGAN KESEHATAN
REPRODUKSI PADA WANITA USIA SUBUR
BERDASARKAN LITERATUR JURNAL

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar NERS

Pandu Setyo Darmawan, S.Kep

2001031049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN U
NIVERSITAS MUHAMMMADIYAH JEMBER
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Pandu Setyo Darmawan, S.Kep


NIM : 2001031049
Hubungan Pernikahan Dini Dengan Kesehatan Reproduksi Pada
Judul Karya Ilmiah :
Wanita Usia Subur

Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini


telah Disetujui Pembimbing

Jember, 20 September 2021

Pembimbing,

Asmuji, S.KM., M.Kep


NIP: 197206152005011004

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Pandu Setyo Darmawan, S.Kep


NIM : 2001031049
Judul Karya Ilmiah : Hubungan Pernikahan Dini Dengan Kesehatan Reproduksi Pada
Wanita Usia Subur

Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini


telah Disetujui, Disahkan

Jember, 20 September 2021

Pembimbing,

Asmuji, S.KM., M.Kep


NIP.197206152005011004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners

Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep.M.Kep


NPK. 19750920 1 0804491

Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember

Ns. Sasmiyanto, S.Kep.M.Kes


NPK. 19790416 1 0305358

iv
Halaman Pernyataan Karya Sendiri

Karya Ilmiah Akhir ini (KIA) ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber,
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika
dikemudian hari didapatkan bukti bahwa KIA saya hasil plagiasi orang lain, saya
bersedia menerima sanksi sesuai undang–undang dan peraturan yang berlaku.

Jember, 22 September 2021

Nama : Pandu Setyo Darmawan


NIM : 2001031049
Tanda Tangan :

Nb : Tanda Tangan Bermaterai 10.000

v
MOTTO

Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak ketika
sukses.
(Pandu Setyo Darmawan)

Ilmu itu lebih baik dari harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta,
ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum, harta itu kurang apabila
dibelanjakan tapi, ilmu bertambah apabila dibelanjakan
(Ali bin Abi Thalib)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah hirobbilalamin saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya
yang selalu memberikan kekuatan, kesabaran kelancaran serta kemudahan dalam menyusun
Karya Ilmiah Akhir ini. Semua ini tidak terlepas dari segala bantuan do’a dan motivasi dari
orang-orang yang saya sayang.
1. Untuk kedua orang tuaku yang sangat aku cintai Bapak Kasesi, Ibu Lilik Maulidah, Kakak
Silfi, teman-teman. terima kasih banyak atas segala kasih sayang, motivasi, dukungan dan
do’a selama ini dan tidak bosan – bosannya kalian memberiku semangat. Kesuksesanku
tidak akan terlepas dari do’a yang selalu bapak dan ibu panjatkan setiap saat. Kalianlah
kekuatan yang aku miliki.
2. Untuk dosen-dosen saya yang telah menjadi orang tua kedua saya yang tidak bisa saya
sebut satu per satu terimakasih atas ilmu yang di berikan selama saya menuntut ilmu di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember ini.
3. Terimakasih kepada dosen pembimbing Asmuji, S.KM., M.Kep yang selalu memberikan
motivasi untuk saya, selalu peduli dan perhatian, ucapan terimakasih yang tak terhingga
atas ilmu yang telah diberikan sangatlah bermanfaat untuk saya.
4. Terimakasih kepada sahabat dan teman-teman seperjuangan saya angkatan A11 Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.

vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyesaikan
Review Jurnal yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik, Suplemen
Vitamin D3 Dan Suplemen Kalsium Terhadap Penurunan PreeklampsiaPada Ibu
Hamil”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan petunjuk jalan kebenaran serta ilmu pengetahuan bagi
seluruh umat manusia. Selesainya Review ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Hanafi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Ns.Sasmiyanto, S.Kep., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada kami untuk pembuatan laporan ini.
3. Ns. Susi Wahyuning Asih, M.Kep, selaku Kaprodi Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Jember
4. Diyan Indriyani, S. Kp., M.Kep., Sp. Mat. selaku penanggungjawabdepartemen
praktika senior Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
5. Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat yang menjadi dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi terselesaikannya
laporan akhir ini
6. Asmuji, S.KM., M.Kep selaku pembimbing akademik praktika senior.
7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran dari praktik
profesi Praktika Senior.
Seiring doa dan ucapan terima kasih penulis, semoga Allah SWT membalas
budi baik kepada semua yang membantu. Penulis menyadari bahwa belum
sempurnanya penyusunan review jurnal ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.

Jember, September 2021

Praktikan

viii
HUBUNGAN PERNIKAHAN DINI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA
WANITA USIA SUBUR

Pandu Setyo Darmawan


Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember. Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957


Email: Fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id
Email: winatap050@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin berupa penyatuan antara laki-
laki dan perempuan atas dasar keinginan untuk memiliki keturunan dan keluarga. Pada dasarnya
pernikahan dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kematangan dalam segi fisik,
psikologis, dan ekonomi. Namun, di Indonesia sekitar 12 - 20% masih bisa ditemukan pernikahan
yang belum disertai dengan kesiapan dari berbagai aspek seperti fisik, ekonomi, dan pengetahuan
mengenai kehidupan rumah tangga. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan
deskriptif yang akan menggali lebih dalam mengenai pernikahan dini dan keterkaitannya dengan
kesehatan reproduksi. Pernikahan usia dini dilakukan oleh seseorang yang rata-rata berusia
dibawah 19 tahun yang rata-rata belum siap dalam berbagai aspek dalam pernikahan. Hal ini
kemungkinan akan berdampak terhadap kesehatan reproduksi baik untuk perempuan maupun
laki-laki. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang dari berbagai aspek dalam melaksanakan
pernikahan sehingga upaya untuk menghindari dampak buruk pernikahan usia dini terhadap
kesehatan reproduksi dapat diminimalisir.
Kata kunci: Pernikahan dini, Dampak, Kesehatan Reproduksi

ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kesehatan Reproduksi ............................................................ 2
B. Konsep Pernikahan Dini ........................................................................ 6
C. Konsep Wanita Usia Subur .................................................................. 12
BAB III CRITICAL APPRAISAL
A. Artikel Ilmiah 1 .................................................................................... 16
B. Artikel Ilmiah 2 .................................................................................... 23
C. Artikel Ilmiah 3 .................................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 44
B. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernikahan yaitu seseorang yang telah melakukan ikatan lahir batin antara pria
dengan wanita sebagai seorang suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, baik
yang dilakukan secara hukum maupun secara adat / kepercayaan (Desiyanti, 2015).
Dalam Undang-Undang perkawinan NO.1 tahun 1974 menyatakan bahwa batasan
usia menikah adalah 16 tahun. Pernikahan usia muda dalam UU perkawinan sudah
tidak releven lagi karena selain membahayakan dari segi kesehatan, juga berujung
pada penceraian. Pentingnya pemerintah merevisi UU perkawinan ini, setidaknya
batas usia minimal menikah adalah mengikuti UU Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak pada pasal 26 ayat (1) huruf (c) menyatakan orang tua
berkewajiban bertanggung jawab mencegah terjadinya perkawinan muda. Undang
– Undang perlindungan anak yang menetapkan bahwa batasan usia menikah adalah
18 tahun atau sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No. 11 tahun 2007 tentang
pencatatan nikah Bab IV pasal 7 “Apabila seseorang calon mempelai belum
mencapai umumr 21 tahun, harus mendapat ijin tertulis dari kedua orang tua”. Izin
ini sifatnya wajib, karena usia itu di pandang masih memperlukan bimbingan orang
tua/wali”. Desa Tabongo Timur merupakan salah satu desa yang berada di
Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo yang memiliki tingkat pernikahan dini
tertinggi ke tiga di kabupaten Gorontalo. Dampak pernikahan dini terhadap
kehidupan keluarga di desa Tabongo Timur Kabupaten Gorontalo sangat
berengaruh terhadap kehidupan keluarga yang berdampak pada perceraian,
ekonomi, resiko penyaki kanker Rahim pada wanita dan psikis dan mental. Selain
itu dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi wanita adalah Alat
reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri,
Resiko anemia dan meningktkan 1angka kejadian depresi, beresiko pada kematian
usia dini, meningkatkan angka kematian ibu (AKI), resiko terkena penyakit
menular seksual. Hal ini mendorong tim dari Universitas Muhammadiyah
Gorontalo untuk memberikan penyuluhan tentang dampak pernikahan dini terhadap
kesehatan Reproduksi wanita.

1
Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisa jurnal melalui pendekatan critical apprasial


denganmasalah pernikahan dini
2. Tujuan Khusus

a. Mampu mencari literatur jurnal yang telah terindex sehingga penelitian


yang dikritisi bersifat paten dan keabsahan dapat dipertanggungjawabkan
utamanya pada kasus kesehatan reproduksi pada pernikahan dini wanita.

b. Mampu menganalisa literatur jurnal melalui critical aprasial sesuai isi jurnal
utamanya pada kasus kesehatan reproduksi pada pernikahan dini wanita.
c. Mampu menganalisa intervensi pada kesehatan reproduksi pada pernikahan
dini wanita muda

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kesehatan Reproduksi


1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosialsecara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakitatau kecacatan
dalam semua halyang berkaitan dengan sistim reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya.-Remaja atauadolescence, berasal dari bahasa
latinadolescereyang berarti tumbuh kaarah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisiksaja, tetapi juga kematangan
sosial dan psikologis.-Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosidan psikis. Masa remajaadalah suatu periode
masa pematangan organ reproduksimanusia, dan sering disebut masa
peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihandari masa anak ke masa
dewasa.
2. Tahap Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial
dan seksual,semua remaja akan melewati tahapan berikut :
a. Masa remaja awal/dini (early adolescence): umur 11–13 tahun.Dengan
ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir
abstrakdan lebih banyak memperhatikan keadaantubuhnya.
b. .Masa remaja pertengahan (middle adolescence): umur 14–16
tahun.Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayaltentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
c. Masa remaja lanjut (late adolescence): umur 17–20 tahun. Dengan khas
:mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman
sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta,
pengungkapankebebasan diri.

3. Perubahan Fisik Pada Remaja


Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting
dalam kesehatanreproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik
yang sangat cepatuntukmencapai kematangan, termasuk organ-organ
3
reproduksi sehingga mampu melaksanakanfungsi reproduksinya. Perubahan
yang terjadi yaitu :

Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche) pada
remajaperempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah
besar,terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih
besar, badanberotot, tumbuh kumis diatas bibir,cambang dan rambut di
sekitar kemaluan danketiak.
b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, tumbuhrambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara
membesar.

4. Masalah Kesehatan Reproduksi


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu
akan berdampakpada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan
seksualitas terintegrasikan kedalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak
reformasi bergulir halini telah diupayakanoleh sejumlah pihak seperti
organisasi- organisasi non pemerintah (NGO), dan juga pemerintah sendiri
(khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasuk kansek
sualitas dalam mata pelajaran ’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal
ini belumsepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja.
Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih
banyakdihadapi oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain:
a. Perkosaan.Kejahatan perkosaan ini biasanyabanyak sekali modusnya.
Korbannya tidak hanyaremaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi).
Remaja perempuan rentanmengalami perkosaan oleh sang pacar, karena
dibujuk dengan alasan untukmenunjukkan bukti cinta.
b. Free sex.Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang
berganti- ganti. Seks bebaspada remaja ini (di bawah usia 17 tahun)
secara medis selain dapat memperbesarkemungkinan terkena infeksi
menular seksual dan virus HIV (Human ImmunoDeficiency Virus), juga
dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remajaperempuan.
Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami
perubahanaktif pada sel dalam mulut rahimnya.Selain itu, seks bebas

4
biasanya juga dibarengidengan penggunaan obat-obatan terlarang di
kalangan remaja. Sehingga hal ini akansemakin memperparah persoalan
yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
c. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Hubungan seks pranikah di
kalangan remaja di dasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah
seksualitas. Misalnya saja, mitosberhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwaberhubungan seksual hanya
sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahalhubungan seks
sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama
siremaja perempuan dalammasa subur.
d. Aborsi. Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelumwaktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong
dalam kategori aborsiprovokatus, atau pengguguran kandungan yang
sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara
alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karenaberbagai hal antara lain
karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya
tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan.
e. Perkawinan dan kehamilan dini. Nikah dini ini, khususnya terjadi di
pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat
dalam menentukanperkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan.
Alasan terjadinya pernikahan diniadalah pergaulan bebas seperti hamil
di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remajayang menikah dini, baik
secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak
sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat
melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani
kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini
berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan
ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.6.IMS (Infeksi Menular
Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan HIV/AIDS.IMS ini
sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular
melalui hubunganseksual baik melaluivagina,mulut, maupundubur.
5
Untuk HIV sendiri bisa menulardengan transfusi darah dan dari ibu
kepada janin yang dikandungnya.
Dampak yangditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai
dari gangguan organ reproduksi,keguguran, kemandulan, kanker
leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

5. Kesimpulan
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja
adalah sekitar 22%yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1%
remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11–20tahun
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut masa peralihan.Memasuki masa remaja yangditandai
denganperubahan fisik primer maupun sekunder, maka remaja akan
dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
menerima perubahan- perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan
terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan remaja. Keterbatasan akses dan informasi yang kurang tepat
mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja di Indonesia
dapat berdampak negatif dalam kehidupannya, misalnya banyaknya
kasus free seks,KTD, aborsi remaja, dan lain-lain.Bila remaja dibekali
pengetahuan kesehatan reproduksi yang komprehensif, makaremaja
dapat lebih bertanggung jawab dalam berbuat dan mengambil
keputusan sehubungan dengan kesehatan reproduksinya. Peran keluarga,
sekolah, lingkungan maupundinas terkait sangat penting agar tercipta
generasi remaja yang berkualitas.

6
B. Konsep Pernikahan Dini

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019


Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Pasal 1 yang berbunyi “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan
wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”. Dalam hal ini batas
minimal umur perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan batas minimal umur
perkawinan bagi pria, yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Jadi, jika masih dibawah
umur tersebut, maka dinamakan pernikahan dini. Menurut Kementerian Kesehatan
RI Tahun 2014, Pernikahan adalah akad/janji nikah yang diucapkan atas nama
Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin
untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan
atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah). Pernikahan adalah awal
terbentuknya sebuah keluarga. Pengertian secara umum, pernikahan dini yaitu
merupakan institusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja
dalam satu ikatan keluarga. Remaja itu sendiri adalah anak yang ada pada masa
peralihan antara masa anak-anak ke dewasa, dimana anak- anak mengalami
perubahan-perubahan cepat disegala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik
bentuk badan, sikap,dan cara berfikir serta bertindak, namun bukan pula orang
dewasa yang telah matang.

Menurut WHO tahun 2010, Pernikahan dini (early married) adalah


pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih
dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 18 tahun.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pernikahan dini adalah
pernikahan yang dilakukan oleh anak yang masih remaja atau dibawah usia 19
tahun.
A. Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Penikahan Dini
1. Sosial Budaya
Faktor adat dan budaya dibeberapa daerah masih terdapat pemahaman
tentang perjodohan oleh orang tua. Pernikahan dini terjadi karena
masyarakat terutama orang tua memiliki persepsi bahwa anak akan menjadi
perbincangan di lingkungan tempat tinggal jika tidak menikahkan anak
mereka di usia muda. Budaya berasal dari bahasa sansekerta (buddhayah)
yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti

7
“budi” atau “akal”, semua hal-hal yang berkaitan dengan akal.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota msasyarakat. Perkawinan
usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan
tua sehingga segera dikawinkan. Orangtua menganggap bahwa
perkawinan dalam usia muda mempunyai suatu faktor pematangan.
Dibalik motivasi orang tua yang ingin sekali untuk segera mengawinkan
anak-anaknya ialah demi melepaskan mereka dari tanggung jawab atas
perilaku kejahatan dan kenakalan anaknya. Faktor budaya yang sudah
melekat di masyarakat bahwa jika punya anak perempuan harus segera
dinikahkan agar tidak menjadi perawan tua.
2. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap perilaku. Tingkat
pengetahuan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan,
pengalaman dan usia. Semakin ringgi tingkat pendidikan seseorang
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Wijayanti tahun 2017 tentang hubungan status ekonomi,
pengetahuan, dan perilaku seksual pra nikah dengan pernikahan dini di
Kecamatan Selo Boyolali menyebutkan bahwa, ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan pernikahan dini Responden yang
menikah dini lebih banyak yang memiliki pengetahuan rendah
dibandingkan dengan responden yang tidak menikah dini. Terdapat 44
orang (57,9%) dengan pengetahuan rendah yang menikah dini, dan 32
orang (42,1%) yang memiliki pengetahuan tinggi yang menikah dini.
Sedangkan responden yang tidak menikah dini sebanyak 54 orang (71,1%)
yang memiliki pengetahuan tinggi dan 22 orang (28,9%) yang memiliki
pengetahuan rendah.
3. Pendidikan
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini adalah
pendidikan. Pendidikan individu yang rendah dikarenakan putus sekolah,
tingkat pendidikan keluarga, dan tingkat pendidikan masyarakat secara
keseluruhan menikahkan anaknya dalam usia yang masih muda.

8
4. Pergaulan Bebas
Perkawinan usia muda terjadi karena akibat kurangnya pemantauan dari
orang tua yang mana mengakibatkan kedua anak tersebut melakukan
tindakan seks tanpa sepengetahuan orang tua. Masa-masa remaja adalah
masa ketika pertumbuhan seksualnya meningkat dan psikis berkembang
menuju kedewasaan. Jadi, bisa saja dalam hubungannya mereka memiliki
daya nafsu seksual yang tinggi dan tak tertahan atau terkendali lagi
sehingga mereka berani melakukan hubungan seksual hanya demi
penunjukkan rasa cinta. Seorang gadis yang telah hamil sebelum menikah,
biasanya orang tua akan menikahkan anak mereka. Hal ini dilakukan oleh
orang tua agar terhindar dari malu. Keputusan menikahkan diambil tanpa
memperhatikan usia anak.
5. Perceraian Orang Tua
Perceraian kedua orang tua akan memberikan dampak negatif bagi
kepribadian dan kebahagiaan remaja yang pada akhirnya mencari kasih
sayang dan pelarian ke pergaulan dan perilaku yang menyimpang di luar
lingkungan keluarga.
6. Ekonomi
Perkawinan usia muda terjadi karena keaadaan keluarga yang hidup
digaris kemiskinan. Hal tersebut dilakukan untuk meringankan beban
orang tua. Hampir semua aktifitas manusia terkait dengan ekonomi, karena
pada umumnya semua aktifitas manusia berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dalam kehidupannya. Di sisi lain
juga terlihat bahwa apapun profesi dan pekerjaan yang dilakukan
seseorang tujuannya tidak terlepas dari pemenuhan keperluan hidup baik
sekarang maupun masa depan, baik untuk keperluan sendiri atau generasi
berikutnya. Orang tua menikahkan anaknya untuk meringankan beban
ekonomi keluarga. Anak perempuan dinikahkan bahkan dengan laki-laki
yang usianya jauh diatasnya yang memiliki status ekonomi cukup, sehingga
bisa membiayai keluarga perempuan
7. Keluarga
Pengasuhan orang tua yang bersifat melalaikan atau tidak terlibat dalam
perkembangan remaja berkaitan dengan perilaku remaja yang tidak baik
secara sosial, khususnya kurangnya pengendalian diri.

9
Dukungan keluarga yang tinggi seperti selalu memberi perhatian,
membimbing anak, kasih sayang, selalu memberikan bantuan merupakan hal
yang sangat penting dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia remaja. Dukungan keluarga yang rendah seperti tidak memberi perhatian,
kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan bimbingan akan
berkaitan dengan kenakalan remaja. Komunikasi antara orang tua dan anak
seperti kurangnya fungsi kontrol dan perhatian dari orang tua yang menjadi
peyebab anak memutuskan untuk melakukan pernikahan dini.
B. Dampak Pernikahan Dini
1. .Dampak Fisik
Dampak perempuan yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahunmemiliki
risiko tinggi terhadap ibu dan bayi. Menurut Reeder (2011), dampak fisik ibu
hamil yang berusia remaja sering melahirkan bayi prematuritas (lahir sebelum
waktunya), berat badan lahir rendah, sindrom gawat pernafasan dan
pneumonia merupakan penyebab terbesar terjadinya tingginya angka
kematian bayi, besar kemungkinan ibu terkena penyakit menular seksual
seperti HIV/AIDS dan kanker serviks. Hal tersebut akan mengakibatkan
tingginya tingkat kematian ibu. Terjadinya kelainan saat kehamilan maupun
setelah persalinan usia muda akan menyebabkan terjadinya kecacatan atau
abnormalitas pada saat anak dilahirkan, berisiko meningkatkan angka
kematian bayi, dan bayi lahir dengan berat badan lahirrendah.
2. Dampak Psikologis
Dampak psikologi yang juga dapat diakibatkan dari pernikahan dini yaitu
remaja belum siap untuk menikah dan memiliki bayi akan mengakibatkan
timbulnya kecemasan dan stres bahkan depresi saat menjalani rumah tangga
dan merawat bayinya (Malehah, 2010). Kesiapan peran baru sebagai ibu pada
remaja putri yang baru memiliki anak akan sangat penting dalam merawat
anak. Ibu yang melahirkan bayi di usia muda, bayinya rentan mengalami
kematian.
3. Dampak Sosial
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang masih rawan dan belum stabil,
pada usia remaja emosi masih sangat labil, remaja masih kurang mampu untuk
bersosialisasi dan beradaptasi, sifat ego remaja yang masih tinggi serta belum
matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga, tingkat kemandirian yang

10
masih rendah sehingga banyak ditemukanya kasus perselingkuhan, kekerasan
dalam rumah tangga dan berujung pada perceraian.
4. Dampak Biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
pertumbuhan menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan
hubungan seksual, apalagi sampai terjadi hamil dan melahirkan, jika
dipaksakan justru akan terjadi trauma, robekan jalan lahir yang luas dan
infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya dan membahayakan
jiwa. Pernikahan ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki saling
menghormati dan menghargai satu sama lain. Akan tetapi, apabila hal diatas
tidak terjadi, maka hal-hal yang harus dihindari dalam pernikahan adalah
melakukan :
a. Kekerasan secara fisik (misal : memukul, menendang, menampar,
menjambak rambut, menyundut dengan rokok, melukai).
b. Kekerasan secara psikis (misal : menghina, mengeluarkan komentar-
komentar yang merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara atau
teman-temannya, mengancam).
c. Kekerasan seksual (misal: memaksa dan menuntut berhubungan seksual).
d. Penelantaran (misal : tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja).
e. Eksploitasi (misal : memanfaatkan, memperdagangkan, dan
C. Dampak Pernikahan Dini pada Kehamilan
Perempuan yang hamil pada usia remaja cenderug memiliki resiko kehamilan
dikarenakan kurang pengetahuan dan ketidaksiapan dalam menghadapi
kehamilannya. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian yang terjadi pada usia 20-29 tahun Menurut Kementerian
Kesehatan RI (2014), masalah-masalah yang mungkin terjadi selama
kehamilan adalah:
a. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit

b. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala

c. Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari

d. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan

e. Muntah terus dan tidak mau makan


11
f. Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3
g. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak samasekali.
h. Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin pada darah, kekurangan zat
besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan padapertumbuhan dan
perkembangn sel otak janin dalam kandungan. Remaja putri yang hamil
ketika kondisi gizinya buruk beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah sebesar 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan oleh wanita berusia25-34 tahun.
i. Keguguran (abortus), yaitu berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab-
sebab tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu (Saifudin,
2010). Secara fisik, remaja masih terus

D. Dampak Pernikahan Dini pada Proses Persalinan


Melahirkan mempunyai resiko bagai setiap perempuan. Bagi seorang
perempuan melahirkan di bawah usia 20 tahun memiliki resiko yang lebih
tinggi.2 Resiko yang mungkin terjadi adalah :
a. Prematur, yaitu kalahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Kekurangan berbagai zat yag diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran premature.
b. BBLR (berat badan lahir rendah), yaitu berat badan bayi lahir kurang dari
2500 gram, remaja putri yang mulai hamil ketika kondisi gizinya buruk
beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebesar 2-3 kali
lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berstatus gizi baik.
E. Pencegahan
Menurut Noorkasiani, dkk, (2009) upaya untuk menanggulangi perkawinan
usia muda antara lain sebagai berikut :
a. Remaja yang belum berkeluarga dapat diberikan pengarahan melalui
kegiatan pendidikan dalam arti meningkatkan pengetahuan remaja tentang
arti dan peran perkawinan serta akibat negatif yang ditimbulkan
perkawinan pada usia yang sangat muda dengan melakukan kegiatan yang
positif.
b. Remaja yang telah berkeluarga yaitu mencegah remaja berkeluarga
agar tidak segera hamil, salah satunya dengan kegiatan pendidikan
keluarga untuk meningkatkan pengetahuankeluarga muda.
c. Penyuluhan kepada keluarga agar menghilangkan kebiasaan keluarga

12
untuk mengawinkan anak dalam usia muda dan meningkatkan status
ekonomi sehingga dapat menghindari terjadinya perkawinan usia muda
dengan alasan ekonomi.
d. Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah muda,
memperbanyak kesempatan kerja dan berperilaku tegas dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenaiperkawinan, yaitu
memberi sanksi bagi yang melanggarnya, meningkatkan status kesehatan
masyarakat, dan menyukseskanprogram keluarga berencana.

C. Konsep WUS

Yang dimaksud dengan wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur
ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia
20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia
30-an persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan
hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal
10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang
sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga
dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan
rajin membersihkannya.oleh karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri.
Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain :
1. Siklus haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu
putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid
datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena
itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita
subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan
yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan
fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator
klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim
(serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode
kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan
payudara.
2. Alat pencatat kesuburan
Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan sebagai
alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat
perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih
13
keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2 derajat
celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami perubahan
suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur.
3. Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali
atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini,
beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak
lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon
yang berperan pada kesuburan seorang wanita.
4. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh
seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada
leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin
berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan
buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan
hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui
sistem reproduksinya normal atau tidak.
5. Track record
Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang
terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan
menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi.
PERHITUNGAN MASA SUBUR
Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung masa subur
seorang wanita. Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan
pendekatan berbagai indikator biasanya perubahan suhu yang dikombinasikan
dengan perubahan lendir serviks. Indikator indikator ini secara ilmiah telah terbukti
merefleksikan perubahan hormonal dan status kesuburan secara akurat. Perhitungan
masa subur dengan menggunakan sistem kalender adalah cara natural atau alamiah yang
digunakan hanya bila seorang wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur.
Perhitungan masa subur ini didasarkan saat ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari menstruasi
yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma dapat hidup selama 48 jam setelah
ejakulasi serta ditambahkan 2 hari karena sel telur dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah
dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:
1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi.
2. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum.

14
BAB III

CRITICAL APRAISAL

A. Artikel Ilmiah 1

Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi


Shafa Yuandina Sekarayu, 2Nunung Nurwati
1 shafa19014@mail.unpad.ac.id, 2 nngnurwati@yahoo.co.id
1,2Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin berupa penyatuan antara laki-laki
dan perempuan atas dasar keinginan untuk memiliki keturunan dan keluarga.
Pada dasarnya pernikahan dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki
kematangan dalam segi fisik, psikologis, dan ekonomi. Namun, di Indonesia
sekitar 12 - 20% masih bisa ditemukan pernikahan yang belum disertai dengan
kesiapan dari berbagai aspek seperti fisik, ekonomi, dan pengetahuan mengenai
kehidupan rumah tangga. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dan deskriptif yang akan menggali lebih dalam mengenai pernikahan dini dan
keterkaitannya dengan kesehatan reproduksi. Pernikahan usia dini dilakukan
oleh seseorang yang rata-rata berusia dibawah 19 tahun yang rata-rata belum
siap dalam berbagai aspek dalam pernikahan. Hal ini kemungkinan akan
berdampak terhadap kesehatan reproduksi baik untuk perempuan maupun laki-
laki. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang dari berbagai aspek dalam
melaksanakan pernikahan sehingga upaya untuk menghindari dampak buruk
pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi dapat diminimalisir.
Kata kunci: Pernikahan dini, Dampak, Kesehatan Reproduksi

Pendahuluan
Pernikahan ialah momentum yang sangat berarti untuk setiap hidup manusia yang
berupa jalinan lahir batin antara seseorang laki-laki dan perempuan sebagai suami
dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang harmonis dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain mempersatukan dua orang yang
berbeda, pernikahan akan secara otomatis mengubah status keduanya. Undang-
undang mengenai perkawinan tertera dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974,

15
pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa pekawinan dizinkan apabila pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita telah mencapai umur 16 tahun. Namun
dilakukan perubahan dan revisi kembali menjadi perkawinan bisa dilakukan
apabila pihak dari laki-laki dan pihak perempuan berusia minimal 19 tahun,
kemudian dilanjut ayat 2 yang menyatakan bahwa pernikahan masing-masing
calon yang belum mencapai usia 21 tahun, harus mendapatkan izin dari kedua
orang tua. Kemudian, pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) juga telah mengeluarkan aturan bahwa usia ideal menikah
pihak perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pihak pria (BKKBN,
2020).
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian
deskriptif dan penelitian kualitatif. Metode penelitian deskriptif menurut Nazir
(1988) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, adalah suatu metode yang
digunakan dalam meneliti kondisi, sistem pemikiran, atau peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian deskriptif ini, bertujuan untuk mendeskripsikan atau
membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta yang ada. Dalam
penelitian ini penulis mengenakan pendekatan kualitatif sebagai metode
penelitian yang menghasilkan informasi deskriptif berbentuk kata-kata yang
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan, R., &
Taylor, 1993)

16
Hasil
bahwa seseorang yang menikah sebelum umur yang ditentukan berdasarkan
undang- undang adalah termasuk pernikahan dini. Pernikahan dini atau kawin
muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu
padangan yang masih dikategorikan remaja yang berusia dibawah 19 tahun.
Menurut Dlori (2005) Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan dibawah umur
yang dapat dikatakan memiliki persiapan yang bisa dikatakan belum maksimal
secara fisik, psikologis, maupun ekonomi. Pernikahan usia muda adalah
perkawinan yang dilakukan di bawah usia 20 tahun (BKKBN, 2010). Bila
merujuk pada bidang kesehatan, menujukkan bahwa pernikahan atau perkawinan
yang ideal adalah perempuan yang sudah berusia diatas 20 tahun, hal ini
berdasarkan pertimbangan kesehatan reproduksinya. Pernikahan yang dilakukan
dibawah umur 20 tahun dapat menimbulkan risiko terkena kanker leher rahim,
sel-sel rahim yang belum siap, dan kemungkinan terkena penyakit Human
Papiloma Virus (HIV).

Pembahasan
Pernikahan yang dilakukan pada usia yang lebih muda akan memperpanjang masa
reproduksinya. Di sisi lain untuk orang yang umur pernikahannya lebih tua akan
memiliki kesempatan reproduksi yang relatif pendek. Dengan melangsungkan
pernikahan di usia dini ini, akan membuka peluang lebih panjang seorang wanita
mempunyai masa reproduksi. Masa reproduksi wanita yang sedang subur-
suburnya ialah saat pertama mendapatkan masa menstruasi sampai berakhirnya
menstruasi tersebut (menopause).

Kesimpulan dan saran


Pernikahan dengan usia yang belum tepat pada waktunya akan banyak
menimbulkan masalah, baik masalah fisik atau pun masalah secra psikologis.
Dengan demikian membagikan penjelasan megenai hal apa yang bisa dilakukan
serta perihal yang tidak bisa dilakukan yang berkaitan dengan alat reproduksinya,
menghindari penyakit yang menular serta mengenali apa saja alat organ tubuh
manusia bersama kegunaannya. Sebab tidak hanya manfaat mengedukasi,
kesehatan reproduksi, pula bisa jadi salah satu metode melindungi dalam upaya
untuk menghindari dampak buruk pernikahan usia dini.

17
B. Critical Appraisal (Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi)

CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL


APPRAISAL
Pada jurnal ini, peneliti sudah mencantumkan abstrak di halaman
Apakah penelitian mencantumkan pertama. Di dalam abstrak ini sudah tercantum latarbelakang, tujuan,
abstrak di dalam jurnal? metode penelitian, hasil hingga kesimpulan.
ABSTRAK
Pada jurnal ini, peneliti sudah menyebutkan tujuan penelitiannya,
Apakah tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui damapk dari pernikahan dini terhadap
disebutkan? kesehatan reproduksi

Kata di dalam judul tersebut tidak memenuhi persyaratan penulisan


Apakah judul memenuhi kaidah judul penelitian, dimana syarat-syarat judul penelitian yaitu:
penulisan judul? 1. Diketik dengan huruf kapital. Pada artikel ini sudah sesuai
2. Menggunakan huruf Times New Roman, pada judul huruf
menggunakan Arial
3. Ukuran huruf minimal 12, ukuran pada artikel ini yaitu 14
4. Format ketikan harus dalam bentuk piramida terbalik,
JUDUL penulisan judul pada artikel ini menggunakan rata kiri
5. Menggunakan spasi 2 jika lebih dari satu baris dan spasi 1 jika
lebih dari dua baris, judul sesuai dengan syarat penelitian
6. Jumlah kata pada judul penelitian antara 12-20 kata. Pada
artikel ini menggunakan 13 kata
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Apakah penulisan judul Pada penulisan judul jurnal yang telah dipilih tidak menggunakan
menggunakan tanda baca (?) (!) tanda baca (?) (!)atau tanda hubung (-)
atau tanda hubung (-)
Apakah nama penulis Nama peneliti sudah tercantum dalam jurnal di halaman pertama
dicantumkan? yaitu terdiri dari syafa yuandina sekarayu, nunung nurwati
Apakah asal institusi penulis Jurnal penelitian yang telah dipilih mencantumkan asal institusi
dicantumkan? yaitu Universitas Padjajaran
PENULIS
Apakah asal institusi penulis Berdasarkan jurnal yang kami critical, asal institusi penulis sesuai
sesuai dengan topik penelitian? dengan topik penelitian
Apakah bidang ilmu penelitian Bidang ilmu peneliti dalam jurnal ini sudah sesuai dengan judul
BIDANG ILMU sesuai dengan judul penelitian? risetnya

Apakah peneliti mencantumkan Pada jurnal yang telah di critical peneliti mencantumkan beberapa
LITERATUR literatur review dalam literatur review untuk memperkuat hasil dari penelitiannya.
REVIEW penelitiannya?
Apakah peneliti menampilkan Didalam jurnal, peneliti tidak menampilkan kerangka konsep
KERANGKA kerangka konsep dalam sehingga membuat pembaca pada saat awal membaca kurang
KONSEP penelitiannya? memahami konsep dari penelitiannya.
Apakah peneliti mencantumkan
DEFINISI definisi operasional pada Definisi operasional juga tidak dicantumkan pada jurnal.
OPERASIONAL penelitiannya?
Apakah desain penelitian sesuai Desain penelitian yang dipakai peneliti untuk penelitiannya yaitu
METODE dengan model penelitian? qualitatif deskriptif, Populasi dalam penelitian ini 20 responden
PENELITIAN
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Apakah sesuai level of evidence Level of evidence pada jurnal penelitian ini berada pada derajat “IIa”,
(fakta) dari desain penelitian? yaitu evidence yang tidak ada pembanding dalam penelitian ini

Apakah sesuai pemilihan sampel Pemilihan sampel pada penelitian tersebut sesuai yaitu 20 responden
dalam penelitian tersebut? dengan hipertensi
Apakah peneliti menggunakan Peneliti menggunakan analisis Uji Paired simple t-test dan Uji
ANALISA analisa data yang tepat atau tidak? Repeated ANOVA
DATA Apakah peneliti mencantumkan Jenis uji statistik IBM SPSS
jenis uji statistik yang digunakan?
Dalam bentuk apa hasil penelitian Peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel serta
disajikan? keterangannya atau hasil dari penelitiannya.
HASIL Apakah hasil penelitian dapat Hasil penelitian yang didapatkan dapat diimplementasikan di
PENELITIAN diimplementasikan di keperawatan
keperawatan?
Peneliti mencantumkan rekomendasi kepada Penelitian selanjutnya
Apakah ada rekomendasi khusus untuk dapat mengembangkan dengan teknik yang lain
terkait hasil penelitian?
Apakah daftar pustaka yang Pada jurnal ini terdapat 12 daftar pustaka. Dari 12 daftar pustaka
digunakan up to date? tersebut semua up to date (dengan kurun waktu jurnal 5 tahun dan
buku 10 tahun dari tahun penelitian)
DAFTAR Apakah daftar pustaka yang Daftar pustaka yang dipakai dalam jurnal tersebut sangat sesuai
PUSTAKA digunakan sesuai?
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL

Apakah daftar pustaka Berhubungan dengan penelitian ini daftar pustaka yang di gunakan
yang digunakan dari sumber termasuk jurnal dan buku yang sesuai dengan bidang ilmunya.
yangterpercaya?
Dalam jurnal ini telah mencantumkan kesimpulan hasil penelitian dan
KESIMPULAN Apakah dalam jurnal penelitian kalimat yang dijelaskan dalam kesimpulan telah menjelaskan hasil
terdapat kesimpulan ? dari tujuan penelitian.

SARAN Dalam jurnal ini peneliti mencantumkan saran. Sehingga pembaca


Apakah dalam jurnal penelitian maupun peneliti selanjutnya tidak mengembangkan saran tersebut
terdapat saran ?
A. Artikel Ilmiah 2
Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Dan Mental Perempuhan Di
Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma Provensi Bengkulu
Lezi Yovita Sari, Desi Aulia Umami, Darmawansyah
Universitas Dehasen Bengkulu Jalan Merapi Raya Seraya No.43 Kebun Tebeng Bengkulu, 21977
Email: Leziyovitas@gmail.com
Desiumami@gmail.com
darmawansyah467@yahoo.com
ABSTRAK
Pernikahan dini merupakan suatu pernikakan yang dilakukan oleh seseorang yang
relatif muda. Umur yang relatif muda yang dimaksud adalah usia pubertas yaitu usia
antara 10- 19 tahun. Suatu daerah di Indonesia salah satunya Kecamatan Ilir Talo
Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, banyak terjadi pernikahan dini. masyarakat
pribumi di sana masih menganut suatu budaya yang sebenarnya secara tidak sadar
dapat meningkatkan angka pernikahan dini yang berakibat pada dampak kesehatan
fisik dan mental. Budaya tersebut adalah budaya selarian, budaya selarian adalah
fenomena pernikahan paksa yang dilakukan oleh laki-laki untuk menculik
perempuan supaya bisa dinikahinya dengan tanpa meminta restu dari orang tua
perempuan. Adapun tujuan penelitian ini di lakukan untuk menggali informasi
tentang kejadian dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dan mental
perempuan di Wilaya Kecamatan Ilir Talo Kabuaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi fenomenologi , pengumpulan
data penelitian ini menggunakan, observasi (pengamatan), wawancara mendalam,
focus group discussion (FGD), studi dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 17
orang yang melakukan pernikahan dini, dan obyek penelitiannya adalah dampak
yang ditimbulkan pernikahan dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab
kejadian pernikahan di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
yaitu hami di luar nikah, seks pranikah, kemauan sendiri, ekonomi, teman sebaya dan
budaya selarian yang berkembang di wilaya tersebut, dampak yang di timbulkan
terjadinya Anemia, panggul sempit, BBLR, Hipertensi, dan dampak lain yang di
timbulkan tejadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Berdasarkan penelitian
dapat di simpulkan bahwa kejadian pernikahan dini berdampak pada kesehatan
reprosuksi perempuan.
Kata Kunci : Pernikahan Dini. Dampak, dan Budaya Selarian
22
Pendahuluan
Pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar
Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Tahun 1974). Dalam UU No. 1
tahun 1974, pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa perkawinan hanya diijinkan bila laki-
laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun, usulan perubahan pada pasal 7
tahun 1974 ayat (1) perkawinan dapat dan dilakukan jika pihak laki-laki dan
perempuan berusia minimal 19 tahun, pasal 6 ayat (2) untuk melangsungkan
pernikahan masing-masing calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun,
harus mendapat izin kedua orang tua
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan kualitatif studi
fenomenologi, digunakan untuk mempelajari secara mendalam kasus pernikahan dini
di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, meliputi penyebab serta dampak yang
ditimbulkannya. Subyek Penelitian Seluruh Perempuan yang melakukan pernikahan
dini di Kecamtan Ilir Talo Tahun 2017 sebanyak 17 orang. Obyek penelitian adalah
penyebab dan dampak yang di timbulkan oleh pernikahan dini pada perempuan di
Kecamatan Ilir Talo Tahun 2017. Pengumpulan Data kualitatif menggunakan
observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan FGD ( focus group
discussion). Teknik Analisis Data ini adalah proses mengidentifikasi mengkategori
mengambi kesimpulan berdasarakan informasi yang diperileh melalui pedoman
observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi dan FGD ( focus group
discussion). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (content
analys).
Hasil
Variabel yang di analisis menggunakan data kualitatif dalam penelitian ini adalah
variabel penyebab dan dampak pernikahan dini dan vaiabel budaya selarian. Pada
penelitian ini banyak sekali informan yang menikah karena hamil diluar nikah, hal
ini terjadi karena pergaulan bebas dan sangat rentan terhadap perilaku seksual yang
membuat informan melakukan aktivitas seksual sebelum menikah, sehingga terjadi
pernikahan dini yang disebabkan (Marriged By Acident).

23
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dari tujuh belas responden yang menjadi objek
penelitian. Menikah pada usia masih sangat muda pasti banyak memiliki kekurang
seperti belum adanya kematangan yang di miliki. Dari 17 kasus pernikahan dibawah
umur diatas dapat diketahui bahwa faktor-faktor terjadinya pernikahan di sebabkan
oleh berbagai macam permasahan, ada yang menikah karena kemauan sendiri, ada
juga karena permasalahan ekonomi orang tua dan ada juga karena kehamilan di luar
nikah. Serta ada pula yang karena sudah melakukan seks pranikah dan kemauan
sendiri.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaprkan pada bab-bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Angka pernikahan dini yang tinggi di Kecamtan Ilir Talo Kabupaten Seluma di
sebabkan oleh hamil di luar nikah (Marriged by accident), seks pranikah, teman
sebaya, peran orang tua, kemauan sendiri, dan budaya.
2. Dampak yang ditimbukan dari pernikhan dini adalah kurangnya pengetahuan
terhadap kesehatan reproduksi sehingga terjadinya anemi, BBLR dan Hipertensi.
Serta dampak lain yang ditimbulkan dari pernikahan dini terjadinya kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) yang di akibatkan karena ekonomi, kurangnya
komunikasi yang bisa berujung dengan perceraian.
3. Budaya selarian sudah turun temurun menjadi tradisi dari zaman dahulu dan
masih di anut sampai sekarang .
4. Penanganan kasus pernikahan dini di kecamatan ilir talo kabupaten seluma tim
kesehatan mengajak untuk lintas sector bersama-sama untuk menurunkan angka
pernikahan dini, dengan cara penyuluhan ke sekolah-sekolah menenga pertama
dan sekolah

24
B. Critical Appraisal
(Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Dan Mental Perempuhan Di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma
Provensi Bengkulu)
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Pada jurnal ini, peneliti sudah mencantumkan abstrak di halaman
Apakah penelitian mencantumkan pertama. Di dalam abstrak ini sudah tercantum latarbelakang, tujuan,
abstrak di dalam jurnal? metode penelitian, hasil hingga kesimpulan.
ABSTRAK
Pada jurnal ini, peneliti sudah menyebutkan tujuan penelitiannya,
Apakah tujuan penelitian yaitu mengetahui kejadian dampak dari pernikahan dini dan mental
disebutkan? pada perempuhan
Kata di dalam judul tersebut memenuhi persyaratan penulisan judul
Apakah judul memenuhi kaidah penelitian, dimana syarat-syarat judul penelitian yaitu:
penulisan judul? 1. Diketik dengan huruf kapital.
2. Menggunakan huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf minimal 12, ukuran pada artikel ini yaitu 12
sesuai
4. Format ketikan harus dalam bentuk piramida terbalik,
JUDUL penulisan judul pada artikel ini sesuai
5. Menggunakan spasi 2 jika lebih dari satu baris dan spasi 1 jika
lebih dari dua baris, judul sesuai dengan syarat penelitian
6. Jumlah kata pada judul penelitian antara 12-20 kata. Pada
artikel ini menggunakan 19 kata

CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL


APPRAISAL
Apakah penulisan judul Pada penulisan judul jurnal yang telah dipilih tidak menggunakan
menggunakan tanda baca (?) (!) tanda baca (?) (!)atau tanda hubung (-)
atau tanda hubung (-)
Apakah nama penulis Nama peneliti sudah tercantum dalam jurnal di halaman
dicantumkan? pertama yaitu terdiri dari Lezi Yovita Sari, Desi Aulia Umami,
Darmawansyah

25
Apakah asal institusi penulis Jurnal penelitian yang telah dipilih mencantumkan asal institusi
dicantumkan? yaitu FiKes Univ. Dahasen Bengkulu
PENULIS
Apakah asal institusi penulis Berdasarkan jurnal yang kami critical, asal institusi penulis sesuai
sesuai dengan topik penelitian? dengan topik penelitian dimana berlatar belakang kesehatan
Apakah bidang ilmu penelitian Bidang ilmu peneliti dalam jurnal ini sudah sesuai dengan
BIDANG ILMU sesuai dengan judul penelitian? judulrisetnya, peneliti mengambil jurusan kesehatan sesuai dengan
topik risetnya yang meneliti dalam bidang kesehatan.
Apakah peneliti mencantumkan Pada jurnal yang telah di critical peneliti mencantumkan beberapa
LITERATUR literatur review dalam literatur review untuk memperkuat hasil dari penelitiannya.
REVIEW penelitiannya?
Apakah peneliti menampilkan Didalam jurnal, peneliti tidak menampilkan kerangka konsep
KERANGKA kerangka konsep dalam sehingga membuat pembaca pada saat awal membaca kurang
KONSEP penelitiannya? memahami konsep dari penelitiannya.
Apakah peneliti mencantumkan
DEFINISI definisi operasional pada Definisi operasional juga tidak dicantumkan pada jurnal.
OPERASIONAL penelitiannya?
Apakah desain penelitian sesuai Desain penelitian yang dipakai peneliti untuk penelitiannya
METODE dengan model penelitian? yaitu observasi wawancara dan pengamatan, Populasi dalam
penelitian ini 17
PENELITIAN responden.

CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL


APPRAISAL
Apakah sesuai level of evidence Level of evidence pada jurnal penelitian ini berada pada derajat“IIa”,
(fakta) dari desain penelitian? yaitu evidence yang berasal dari paling sedikit satu uji klinik dengan
pembanding, tetapi tanpa randomisasi
Apakah sesuai pemilihan sampel Pemilihan sampel pada penelitian tersebut sesuai yaitu responden
dalam penelitian tersebut? dengan usia remaja dengan pergaulan antar gender
Apakah peneliti menggunakan Peneliti menggunakan content analysis
ANALISA analisa data yang tepat atau tidak?
DATA Apakah peneliti mencantumkan Jenis uji statistik IBM SPSS
jenis uji statistik yang digunakan?
Dalam bentuk apa hasil penelitian Peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel serta
disajikan? keterangannya atau hasil dari penelitiannya.
26
HASIL Apakah hasil penelitian dapat Hasil penelitian yang didapatkan dapat diimplementasikan di
PENELITIAN diimplementasikan di keperawatan
keperawatan?
Peneliti mencantumkan rekomendasi kepada profesi keperawatan
Apakah ada rekomendasi khusus penelitian ini diharapakan mampu meningkatkan pengetahuan
terkait hasil penelitian? perawat dalam memodifikasi agar dapat sesuai dan optimal dalam
melakukan kunjungan di setiap remaja

Apakah daftar pustaka yang Pada jurnal ini terdapat 30 daftar pustaka. Dari 44 daftar pustaka
digunakan up to date? tersebut, 24 up to date (dengan kurun waktu jurnal 5 tahun dan buku
10 tahun dari tahun penelitian) dan 6 out of date (dengan kurun
DAFTAR waktu jurnal lebih dari 5 tahun dan buku lebih dari 10 tahun dari
PUSTAKA tahun penelitian).
Apakah daftar pustaka yang Daftar pustaka yang dipakai dalam jurnal tersebut sangat sesuai
digunakan sesuai?
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL

Apakah daftar pustaka Berhubungan dengan penelitian ini daftar pustaka yang di gunakan
yang digunakan dari sumber termasuk jurnal dan buku yang sesuai dengan bidang ilmunya.
yangterpercaya?
Dalam jurnal ini telah mencantumkan kesimpulan hasil penelitian dan
KESIMPULAN Apakah dalam jurnal penelitian kalimat yang dijelaskan dalam kesimpulan telah menjelaskan hasil
terdapat kesimpulan ? dari tujuan penelitian.

SARAN Dalam jurnal ini tidak mencantumkan saran. Seharusnya saran


Apakah dalam jurnal penelitian diberikan untuk penelitian kedepannya ataupun untuk intervensi yang
terdapat saran ? telah dilakukan penelitian.

27
A. Artikel Ilmiah 3
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan
Reproduksi Di SMA Budaya Bandar Lampung
Nurul Isnaini1) , Ratna Sari2)
1Dosen Fakultas Kedokteran Program Studi Diploma IV Kebidanan Universitas Malahayati.
Email: isnaininurul50@yahoo.co.id
2Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Malahayati.
Email: ratnasari@gmail.com
ABSTRAK
Pernikahan dini atau kawin muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan ataupun salah satu pasangannya masih dikategorikan remaja yang
berusia dibawah 19 tahun. Praktik pernikahan usia dini paling banyak terjadi di
Afrika dan Asia Tenggara. Di Asia Tenggara didapatkan data bahwa sekitar 10
juta anak usia dibawah 18 tahun telah menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan
42% dari populasi anak, menikah sebelum mereka berusia 18 tahun. Indonesia
termasuk negara dengan presentase pernikahan usia muda tertinggi di dunia
(ranking 37), dan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Data Riskesdas
2013 menunjukkan bahwa prevalensi umur pernikahan pertama antara 15-16
tahun sebanyak 41,9 persen. Secara nasional rata-rata usia kawin pertama di
Indonesia 19,70 persen/ tahun. BKKBN Lampung mencatat, sepanjang tahun
2015 lalu, sebanyak 9675 masyarakat melakukan pernikahannya di bawah umur
atau dibawah usia 20 tahun atau pernikahan dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMA Budaya Bandar
Lampung. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian deskriptif, populasi
108 orang, sampel 93 orang, pengambilan sampel dengan teknik random
sampling, analisa data menggunakan analisa univariat.
Hasil analisa univariat didapatkan pengetahuan remaja putri tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 50 responden (53.8%)
dalam kategori baik, 43 responden (46.2%) kategori kurang baik.
Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan
reproduksi dalam kategoribaik 53.8%.
Kata Kunci: Pengetahuan, Pernikahan Dini

28
Pendahuluan
Pernikahan dini atau kawin muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan ataupun salah satu pasangannya masih dikategorikan remaja yang berusia
dibawah 19 tahun (WHO,2013). Pernikahan usia muda merupakan pernikahan
remaja dilihat dari segi umur masih belum cukup atau belum matang dimana
didalam UU Nomor 1 tahun 1974 pasal 71 yang menetapkan batas maksimum
pernikahan diusia muda adalah perempuan umur 16 tahun dan laki-laki berusia 19
tahun itu baru sudah boleh menikah.Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi umur pernikahan pertama antara 15-16 tahun sebanyak 41,9 persen.
Secara nasional ratarata usia kawin pertama di Indonesia 19,70 persen/ tahun, rata-
rata usia kawin didaerah perkotaan 20,53persen/ tahun dan didaerah pedesaan 18,94
persen/tahun, masih terdapat beberapa propinsi rata-rata umur kawin pertama
dibawah angka nasional, yaitu provinsi Jambi 19,26persen/ tahun, Lampung
19,38persen/tahun, Banten 19,40persen/ tahun, Jawa Tengah 19,43persen/ tahun,
Kalimantan Tengah 19,43persen/ tahun, Bengkulu 19,48persen/ tahun, Nusa
Tenggara Barat 19,69persen/ tahun, Sulawesi Utara 19,71persen/ tahun, Sumatara
Selatan 19,80persen/ tahun, Sulawesi Barat 19,84 tahun, Sulawesi Tengah 19,96
tahun (Riskesdas, 2013). Banyak remaja yang menikah dini berhenti sekolah saat
mereka terikat dalam lembaga pernikahan, mereka sering kali tidak memahami
dasar kesehatan reproduksi, termasuk di dalamnya risiko terkena infeksi HIV.
Infeksi HIV terbesar didapatkan sebagai penularan langsung dari partner seks yang
telah terinfeksi sebelumnya. Lebih jauh lagi, perbedaan usia yang terlampau jauh
menyebabkan anak hampir tidak mungkin meminta hubungan seks yang aman
akibat dominasi pasangan. Pernikahan usia muda juga merupakan faktor risiko
untuk terjadinya karsinoma serviks. Keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
dukungan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena terbentur kondisi ijin
suami, keterbatasan ekonomi, maka penghalang ini tentunya berkontribusi terhadap
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada remaja yang hamil (Fadlyana
,2016)

METODE
Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif, rancangan penelitian deskriptif,
populasi dalam penelitian ini seluruh remaja putrid yang ada di SMA Budaya
berjumlah 108 orang, dari populasi yang tersedia diambil sampel dengan

29
menggunakan rumus solvin didapatkan jumlah sampel 93 orang, pengambilan
sampel dengan teknik random sampling, penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018,
analisa data menggunakan analisa univariat.

HASIL
Berdasarkan table diatas distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMA Budaya yaitu 50 orang
(53.8%) kategori baik, 43 orang (46.2%) kategori kurang baik, hal ini menunjukan
bahwa ada 50% remaja yang belum mengerti dampak dari pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi
PEMBAHASAN
Menurut pendapat penelitian sebagian besar remaja putri berpengetahuan baik,
sebanyak 50 responden (53.8%) hal ini didapat berdasarkan pengisian kuisioner,
hal ini dipengaruhi oleh informasi yang didapat melalui wawancara kepada
beberapa remaja putri, pengetahuan baik didapat dari penyuluhan yang diberikan
oleh guru selaku pihak sekolah, terkait masa remaja yang sehat dan produktif,
penyuluhan yang dilakukan bertemakan tentang kesehatan reproduksi, dan
pendidikan seks bagi remaja putri di SMA Budaya Bandar Lampung. Namun masih
terdapat beberapa mahasiswi yang memiliki pengetahuan kurang baik, hal ini
dikartenakan status siswi merupakan siswi yang baru masuk sekolah di SMA
Budaya, sehingga belum mendapatkan penyuluhan dari pihak sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN


Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan
reproduksi dalam kategori baik 53.8%.
Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian tentang factor – factor
penyebab terjadinya pernikahan dini.

30
B. Critical Appraisal
(Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di SMA Budaya Bandar
Lampung)
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Pada jurnal ini, peneliti sudah mencantumkan abstrak di halaman
Apakah penelitian mencantumkan pertama. Di dalam abstrak ini sudah tercantum latarbelakang, tujuan,
abstrak di dalam jurnal? metode penelitian, hasil hingga kesimpulan.
ABSTRAK Pada jurnal ini, peneliti sudah menyebutkan tujuan penelitiannya, yaitu
Apakah tujuan penelitian mengetahui pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini
disebutkan? pada kesehatan reproduksi di SMA Budaya Bandar Lampung.

Kata di dalam judul tersebut memenuhi persyaratan penulisan judul


Apakah judul memenuhi kaidah penelitian, dimana syarat-syarat judul penelitian yaitu:
penulisan judul? 1. Diketik dengan huruf kapital
2. Menggunakan huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf minimal 12, ukuran pada artikel ini yaitu 12
sesuai
4. Format ketikan harus dalam bentuk piramida terbalik,
JUDUL penulisan judul pada artikel ini sesuai
5. Menggunakan spasi 2 jika lebih dari satu baris dan spasi 1 jika
lebih dari dua baris, judul sesuai dengan syarat penelitian
6. Jumlah kata pada judul penelitian antara 12-20 kata. Pada
artikel ini menggunakan 18 kata

31
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Apakah penulisan judul Pada penulisan judul jurnal yang telah dipilih tidak menggunakan
menggunakan tanda baca (?) (!) tanda baca (?) (!)atau tanda hubung (-)
atau tanda hubung (-)
Apakah nama penulis Nama peneliti sudah tercantum dalam jurnal di halaman
dicantumkan? pertama yaitu terdiri dari Nurul Isnaini, Ratna Sari
Apakah asal institusi penulis Jurnal penelitian yang telah dipilih mencantumkan asal institusi
dicantumkan? yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
PENULIS kebidanan Universitas Malahayati
Apakah asal institusi penulis Berdasarkan jurnal yang kami critical, asal institusi penulis sesuai
sesuai dengan topik penelitian? dengan topik penelitian dimana berlatar belakang kesehatan

Apakah bidang ilmu penelitian Bidang ilmu peneliti dalam jurnal ini sudah sesuai dengan
BIDANG ILMU sesuai dengan judul penelitian? judul risetnya, peneliti mengambil jurusan keperawatan sesuai
dengan topik risetnya yang meneliti dalam bidang keperawatan
Apakah peneliti mencantumkan Pada jurnal yang telah di critical peneliti mencantumkan
LITERATUR literatur review dalam beberapa literatur review untuk memperkuat hasil dari
REVIEW penelitiannya? penelitiannya.
Apakah peneliti menampilkan Didalam jurnal, peneliti tidak menampilkan kerangka konsep
KERANGKA kerangka konsep dalam sehingga membuat pembaca pada saat awal membaca kurang
KONSEP penelitiannya? memahami konsep dari penelitiannya.
Apakah peneliti mencantumkan
DEFINISI definisi operasional pada Definisi operasional juga tidak dicantumkan pada jurnal.
OPERASIONAL penelitiannya?
Apakah desain penelitian sesuai Desain penelitian yang dipakai peneliti untuk penelitiannya yaitu Jenis
METODE dengan model penelitian? penelitian kuantitatif, rancangan penelitian deskriptif, populasi 108
PENELITIAN orang, sampel 93 orang, pengambilan sampel dengan teknik random
sampling, analisa data menggunakan analisa univariat.

32
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Apakah sesuai level of evidence Level of evidence pada jurnal penelitian ini berada pada derajat“IIb”,
(fakta) dari desain penelitian? yaitu evidence yang berasal dari paling sedikit satu hasil penelitian
dengan rancangan kuantitatif deskriptif
Apakah sesuai pemilihan sampel Pemilihan sampel pada penelitian tersebut sesuai yaitu responden
dalam penelitian tersebut? dengan hipertensi
Apakah peneliti menggunakan Peneliti menggunakan content analysis
ANALISA analisa data yang tepat atau tidak?
DATA Apakah peneliti mencantumkan Jenis uji statistik IBM SPSS
jenis uji statistik yang digunakan?
Dalam bentuk apa hasil penelitian Peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel serta
disajikan? keterangannya atau hasil dari penelitiannya.
HASIL Apakah hasil penelitian dapat Hasil penelitian yang didapatkan dapat diimplementasikan di
PENELITIAN diimplementasikan di keperawatan
keperawatan?
Apakah ada rekomendasi khusus Peneliti tidak mencantumkan rekomendasi khusus, namun hanya
terkait hasil penelitian? menjelaskan simpulan pernikahan dini pada kesehatan reproduksi

Apakah daftar pustaka yang Pada jurnal ini terdapat 11 daftar pustaka. Dari 11 daftar pustaka
digunakan up to date? tersebut up to date (dengan kurun waktu jurnal 5 tahun dan buku10
tahun dari tahun penelitian)
DAFTAR Apakah daftar pustaka yang Daftar pustaka yang dipakai dalam jurnal tersebut sangat sesuai
PUSTAKA digunakan sesuai?

33
CRITICAL POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL

Apakah daftar pustaka Berhubungan dengan penelitian ini daftar pustaka yang di gunakan
yang digunakan dari sumber termasuk jurnal dan buku yang sesuai dengan bidang ilmunya.
yangterpercaya?
Dalam jurnal ini telah mencantumkan kesimpulan hasil penelitian dan
KESIMPULAN Apakah dalam jurnal penelitian kalimat yang dijelaskan dalam kesimpulan telah menjelaskan hasil
terdapat kesimpulan ? dari tujuan penelitian.

SARAN Dalam jurnal ini tidak mencantumkan saran. Seharusnya saran


Apakah dalam jurnal penelitian diberikan untuk penelitian kedepannya ataupun untuk intervensi yang
terdapat saran ? telah dilakukan penelitian.

34
BAB IV

PEMBAHASAN
Pernikahan dini merupakan suatu pernikakan yang dilakukan oleh seseorang yang
relatif muda. Umur yang relatif muda yang dimaksud adalah usia pubertas yaitu usia
antara 10- 19 tahun. Badan Pusat Statestik dan UNICEF mencatat indikasi
pernikahan anak terjadi di hampir semua wilayah ndonesia. Ratarata prevalensi
perkawinan usia anak (perempuan 20-24 tahun yang perna menikah sebelum umur
18 tahun) 2008- 2012 tertinggi adalah Sulawesi Barat (37,0), Kalimantan tengah
(36,3), Sulawesi Tengah (34,9), Papua (33,6), sedangkan Provinsi Bengkulu
menempati posisi ke 19 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Berdasarkan hasil dari penelitian pada artikel jurnal yang pertama oleh syafa
yuandina sekarayu dan nunung nurwati (2021) yang berjudul ’’Dampak Pernikahan
Usia Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi’’ mengatakan bahwa: Beberapa
masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah akan cenderung untuk menikahkan
anaknya dalam usia masih muda. Berencana Nasional (BKKBN) yang telah
melakukan kerjasama dengan MOU yang menyatakan bahwa Usia Perkawinan
Pertama diizinkan apabila pihak pria mencapai umur 25 tahun dan wanita mencapai
umur 20 tahun Rokhim & Sirait, 2016).
Maka akan diperoleh kesimpulan bahwa seseorang yang menikah sebelum umur
yang ditentukan berdasarkan undang- undang adalah termasuk pernikahan dini.
Pernikahan dini atau kawin muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan atau salah satu padangan yang masih dikategorikan remaja yang berusia
dibawah 19 tahun. Menurut Dlori (2005) Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan
dibawah umur yang dapat dikatakan memiliki persiapan yang bisa dikatakan belum
maksimal secara fisik, psikologis, maupun ekonomi. Pernikahan usia muda adalah
perkawinan yang dilakukan di bawah usia 20 tahun (BKKBN, 2010). Terdapat
beberapa faktor-faktor didalamnya yaitu seperti faktor pendidikan, faktor ekonomi,
dan faktor budaya Ketika jutaan anak yang melakukan pernikahan usia dini, mereka
secara otomatis baru melewati masa pubertas mereka. Apabila ditinjau dari sisi
kesehatan, pernikahan remaja pada usia muda dapat menimbulkan resiko kematian
jika fisik remaja yang belum siap untuk hamil dan melahirkan (UNICEF, 2005).
Dengan kesimpulan pernikahan usia dini bisa disebabkan karena minimnya
bimbingan dalam hal kesehatan reproduksi serta seluruh akibat lain kala
melaksanakan pernikahan di usia dini. Pernikahan di usia dini pula amat
35
mempengaruhi kepada banyak perihal mulai dari kesehatan ibu serta anak yang
rawan tersendat, kematian ibu atau anak, terbentuknya penyakit seks yang beresiko.
Hingga itu butuh untuk kita untuk memahami secara keseluruhan dengan lebih
memami apa itu pernikahan umur dini serta sebagian perihal akibat terhadap
kesehatan reproduksi. Oleh karenanya diperlukan sekali bimbingan yang besar sejak
mulai usia dini kepada para anak muda mengenai hal kesehatan reproduksi.
Pernikahan dengan usia yang belum tepat pada waktunya akan banyak menimbulkan
masalah, baik masalah fisik atau pun masalah secra psikologis.
Hasil penelitian pada artikel jurnal yang kedua oleh Lezi Yovita Sari, Desi Aulia
Umami,(2020) Darmawansyah dengan judul ‘’ Dampak Pernikahan Dini Pada
Kesehatan Reproduksi Dan Mental Perempuhan ‘’ menunjukan bahwa masyarakat
pribumi di sana masih menganut suatu budaya yang sebenarnya secara tidak sadar
dapat meningkatkan angka pernikahan dini yang berakibat pada dampak kesehatan
fisik dan mental. Budaya tersebut adalah budaya selarian, budaya selarian adalah
fenomena pernikahan paksa yang dilakukan oleh laki-laki untuk menculik
perempuan supaya bisa dinikahinya dengan tanpa meminta restu dari orang tua
perempuan. Hasil dari jurnal ini mengemukakan bahwa kasus terbanyak adalah kasus
pernikahan dini dimana usia nya masih 12-15 tahun yang artinya ada pengaruh dari
adat istiadat dan juga pergaulan dari anak-anak tersebut didorong oleh rendahnya
pendidikan dan ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Angka pernikahan dini yang tinggi di Kecamtan Ilir Talo Kabupaten Seluma di
sebabkan oleh hamil di luar nikah (Marriged by accident), seks pranikah, teman
sebaya, peran orang tua, kemauan sendiri, dan budaya.
2. Dampak yang ditimbukan dari pernikhan dini adalah kurangnya pengetahuan
terhadap kesehatan reproduksi sehingga terjadinya anemi, BBLR dan Hipertensi.
Serta dampak lain yang ditimbulkan dari pernikahan dini terjadinya kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) yang di akibatkan karena ekonomi, kurangnya
komunikasi yang bisa berujung dengan perceraian, serta tidak dapat melanjutkan
pendidikan, tidak tercapai cita-cita yang diinginkan dan merasa tidak ada
kebebasan lagi untuk berkumpul dan bermain dengan teman-teman sebaya.
3. Budaya selarian sudah turun temurun menjadi tradisi dari zaman dahulu dan
masih di anut sampai sekarang .

36
4. Penanganan kasus pernikahan dini di kecamatan ilir talo kabupaten seluma tim
kesehatan mengajak untuk lintas sector bersama-sama untuk menurunkan angka
pernikahan dini, dengan cara penyuluhan ke sekolah-sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian dari artikel jurnal ketiga oleh Nurul Isnaini, Ratna
Sari (2019) dengan judul ‘’Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan
Dini Pada Kesehatan Reproduksi’’ mengatakan bahwa BKKBN Lampung mencatat,
sepanjang tahun mengalami peningkatan. Sebanyak 9675 masyarakat melakukan
pernikahannya di bawah umur atau dibawah usia 20 tahun atau pernikahan dini
Hasil analisa univariat didapatkan pengetahuan remaja putri tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 50 responden (53.8%)
dalam kategori baik, 43 responden (46.2%) kategori
kurang baik. Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi dalam kategori baik 53.8%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riska (2012) dengan
judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Risiko Pernikahan Dini
Terhadap Kehamilan Dan Persalinan Di SMA N 1 Sinjai Utara” Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di SMA Negeri I Sinjai Utara menunjukkan bahwa dari 97
siswi, terdapat responden 89 (91,76%) yang tahu tentang rsiko pernikahan dini
terhadap kehamilan, dan responden 8 (8,24%) yang tidak tahu tentang risiko
pernikahan dini terhadap kehamilan.
Menurut pendapat penelitian sebagian besar remaja putri berpengetahuan baik,
sebanyak 50 responden (53.8%) hal ini didapat berdasarkan pengisian kuisioner , hal
ini dipengaruhi oleh informasi yang didapat melalui wawancara kepada beberapa
remaja putri, pengetahuan baik didapat dari penyuluhan yang diberikan oleh guru
selaku pihak sekolah, terkait masa remaja yang sehat dan produktif, penyuluhan yang
dilakukan bertemakan tentang kesehatan reproduksi, dan pendidikan seks bagi
remaja putri di SMA Budaya Bandar Lampung. Namun masih terdapat beberapa
mahasiswi yang memiliki pengetahuan kurang baik, hal ini dikartenakan status siswi
merupakan siswi yang baru masuk sekolah di SMA Budaya, sehingga belum
mendapatkan penyuluhan dari pihak sekolah.
Berdasarkan hasil dari telaah tiga jurnal diatas penelaah berpendapat bahwa untuk
mengurangi angka kejadian pernikahan dini dan kesehatan reproduksi diperlukanlah hal-hal
seperti arahan-arahan dan dukungan dari para tokoh-tokoh besar seperti: guru, kyai,dkk
dalam membimbing para remaja dan orang tua untuk di berikan pendidikan tentang dampak
37
pernikahan dini dan kesehatan reproduksi, agar tidak menjadi kebiasaan buruk untuk
generasi kedepannya.
Dengan menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
melalui penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif. Metode penelitian deskriptif
menurut Nazir (1988) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, adalah suatu metode
yang digunakan dalam meneliti kondisi, sistem pemikiran, atau peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian deskriptif ini, bertujuan untuk mendeskripsikan atau membuat
gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta yang ada. Dalam penelitian
ini penulis mengenakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitian yang
menghasilkan informasi deskriptif berbentuk kata-kata yang tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan, R., & Taylor,)

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat tiga artikel jurnal dengan indeks sinta Indonesia yang digunakan
dalam telaah artikel jurnal terhadap pernikahan dini terhadap kesehatan
reproduksi. Dimana masing-masing dalam artikel jurnal terdapat hasil yang
signifikan sesuai dengan tujuan critical appraisal
2. Hasil dari analisis artikel jurnal diantaranya
a. Hasil Penelitian menunjukkan Hal ini dikarenakan beragai faktor yang
dapat mempengaruhi disebabkan adat istiadat serta keyakinan yang
sudah turun temurun di lingkungan setempat dan hal tersebut berbaur
pada remaja. Tidak hanya itu pula pernikahan usia dini bisa disebabkan
karena minimnya bimbingan dalam hal kesehatan reproduksi. Oleh
karenanya diperlukan sekali bimbingan yang besar sejak mulai usia dini
kepada para anak muda mengenai hal kesehatan reproduksi. Pernikahan
dengan usia yang belum tepat pada waktunya akan banyak menimbulkan
masalah, baik masalah fisik atau pun masalah secra psikologis. Dengan
demikian membagikan penjelasan megenai hal apa yang bisa dilakukan
serta perihal yang tidak bisa dilakukan yang berkaitan dengan alat
reproduksinya, menghindari penyakit yang menular serta mengenali apa
saja alat organ tubuh manusia bersama kegunaannya.
b. Hasil Penelitian menunjukan jumlah terbanyak yaitu kasus pernikahan
dini dengan jumlah 53,3% menikah di usia SD, 46,7% menikah di usia
SMP, 13,3% menikah usia SMA. Hal ini didorong oleh kebiasaan adat
istiadat setiap warganya, ketidak efektifan pendidikan tentang
pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi, ekonomi, kemauan anak,
sosial media, dll.
c. Hasil penelitian menunjukan Berdasarkan table diatas distribusi
frekuensi pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini
pada kesehatan reproduksi di SMA Budaya yaitu 50 orang (53.8%)
kategori baik, 43 orang (46.2%) kategori kurang baik. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riska (2012) dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Risiko Pernikahan Dini
Terhadap Kehamilan Dan Persalinan Di SMA N 1 Sinjai Utara”
39
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri I Sinjai
Utara menunjukkan bahwa dari 97 siswi, terdapat responden 89
(91,76%) yang tahu tentang risiko pernikahan dini terhadap kehamilan,
dan responden 8 (8,24%) yang tidak tahu tentang risiko pernikahan dini
terhadap kehamilan.
B. Saran
Hasil dari beberapa literature review yang dilakukan terkait pernikahan
dini dan kesehatan reproduksi dapat di kembangakan dengan berbagai
metode, seperti memerlukan tokoh besar seperti guru,kyai,orangtua, agar
dapat memberikan pendidikan tentang pentingnya kesehatan reproduksi
dalam memilih usia untuk menikah, dengan melakukan penyuluhan
setiap 1 bulan sekali agar para remaja dan orangtua dapat merubah pola
pikir untuk lebih baik, namun peneliti perlu memikikan intervensi
selanjutnya agar lebih baik dan tepat dalam menangani kasus pernikahan
dini, dan menciptakan generasi yang baik.

40
DAFTAR PUSTAKA
Astuty, S. Y. (n. d.(n.d.). FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
PERKAWINAN USIA MUDA. 2–3.

Badan Pusat Statistik. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak ; Percepatan yang Tidak
Bisa Ditunda. x–xii.

BKKBN. (2017). USIA PERNIKAHAN IDEAL 21-25 TAHUN. Retrieved from


https://www.bkkbn.go.id/detailpost/b kkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25 tahun

Rokhim, A., & Sirait, L. (2016). Tinjauan Yuridis Perkawinan Di Bawah Umur Dan
Perceraian Di Pengadilan Agama Kelas Ia Samarinda.

Sahrizal, N., Handayani, P. S., Chamami, A., & dkk. (2020). Pencegahan Perkawinan
Anak: Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda. Jakarta: PUSKAPA.

Sangaji, I. S. (2017). Analisi Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi


pada Remaja Putri Kecamatan Gamping Kabupaten
Unicef. Kemajuan yang Tertunda: Analisis Data Perkawinan Usia Anak Di Indonesia.
Badan Pusat Statistik,
Jakarta Indonesia. 2015. BPS Provinsi Bengkulu. Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu 2015. BPS Provinsi Bengkulu. 2016.

Zuraidah. Analisis Pencapaian Pendewasaan Usia Perkawinan di Kecamatan


Pancurbatu Kabupaten Deli Serdang tahun 2015. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes: Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098. 2016.

Sri hartini. Psikologi Pendidikan. Surakarta:BP-FKIP UMS. 2014.


Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung :
ALFABETA
Yulmaini, S. (2015). Pengembangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Klinik Dan
Pengguna Alat Kontrasepsi Di Bandar Lampung. Jurnal Informatika, 14(1), 36-
49.
Wawan, A & Dewi (2009), Pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.Yogyakarta :Nuha
Medika
Widyastuti (2009). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta

41
LAMPIRAN

42
STATUS IDENTITAS JURNAL

Penelusuran Nama Penulis Tahun Penerbit Judul DOI/ISSN


Sinta Indonesia Shafa Yuandina 2021 Jurnal Pengabdian Dampak Pernikahan Usia Dini E ISSN: 2775 - 1929
Sekarayu, Nunung dan Penelitian Terhadap Kesehatan Reproduksi P ISSN: 2775 - 1910
Nurwati Kepada Masyarakat
(JPPM)
Sinta Indonesia Nurpratiwi & Elveni 2020 Jurnal Bidang Ilmu Dampak Pernikahan Dini Pada E ISSN : 2622-948X
Novari Kesehatan Kesehatan Reproduksi Dan Mental
e-ISSN : 2622-948X Perempuan (Studi Kasus Di Kecamatan P ISSN : 1693-6868
Vol. 10, No. 1 Juni Ilir Talo Kabupaten Seluma Provinsi
2020 Bengkulu)
Sinta Indonesia Nurul Isnaini , Ratna Sari 2017 JURNAL Pengetahuan Remaja Putri Tentang -
KEBIDANAN Dampak Pernikahan Dini Pada
Vol 5, No 1, Januari Kesehatan Reproduksi Di SMA
2019 : 77-80 Budaya Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai