Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PENELITIAN

SURVEI PEREGANGAN AKTIF DAN PASIF DALAM MENCEGAH


CEDERA PADA ATLET PENCAK SILAT PEMULA DI SATLAT
FKM UNDANA

OLEH
JEFRIO DEMITRIMUS NUBATONIS
NIM.1701150077

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Nama : Jefrio Demitrimus Nubatonis


Nim : 1701150077
Semester : 9
Dengan Judul “Survei Peregangan Aktif Dan Pasif Dalam
Mencegah Cedera Pada Atlet Pencak Silat Pemula Di Satlat FKM
Undana”

Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Maria A.B Ladjar,S.Si,M.Pd Al Ihzan Tajuddin,S.Pd,M,Pd


NIP.19900326 201903 2 015 NIP.19900402 201903 1 012

Mengesahkan

Dekan FKIP Ketua


Program Studi Penjaskesrek

Dr.Malkisedek Taneo,M.Si Veramyta M.M Flora Babang, S.Pd. Jas., M.Or


NIP.19670402 199403 1 003 NIP. 19860209 201404 2 001

ii
LEMBARAN PERSETUJUAN

Nama : Jefrio Demitrimus Nubatonis


Nim : 1701150077
Semester : 9
Dengan Judul “Survei Peregangan Aktif Dan Pasif Dalam
Mencegah Cedera Pada Atlet Pencak Silat Pemula Di Satlat FKM
Undana”

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Maria A.B Ladjar,S.Si,M.Pd Al Ihzan Tajuddin,S.Pd,M.Pd


NIP.19900326 201903 2 015 NIP.19900402 201903 1 012

Menyetujui
Ketua program Studi Penjaskesrek

Veramyta M.M Flora Babang, S.Pd. Jas., M.Or


NIP. 19860209 201404 2 001

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal yang berjudul:


“Survei Peregangan Dalam Mencegah Cedetra Latihan Atlet
Pencak Silat Pada Pusat Latihan Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) Undana Tahun 2021” yang disusun oleh Jefrio Demitrimus
Nubatonis NIM. 1701150077 ini benar karya saya sendiri.sepanjang
pengetahuan saya, tidak terdapat karyia atau pendapat orang lain kecuali
sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulis karyia ilmiah
yang telah lazim.
Tanda tangan dosen pembimbing yang tertera dalam halaman
persetujuan adalah asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium
pada periode berikutnya.

Kupang……
Yang bertada tangan di bawah ini

Jefrio D.Nubatonis
NIM.1701150077

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa,karena


atas kasih karunianya,-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal dengan judul “Survei Perengan Aktif Dan Pasif Dalam
Mencagah Terjadinya Cedera Pada Atlet Pencak silat Pemula Di
Satlat FKM Undana”.
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terima kasih
dari lubuk hati yang paling dalam kepada semua pihak yang telah
membantu penulis sehingga proposal ini dapat di selesaikan,oleh karena
itu pada kesempatan ini dengan tulus penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Ir.Fredrik L.Benu,M.Si,P.HD Selaku Rektor Universitas
Nusa Cendana karena sudah mengijinkan penulis menempuh
pendidikan mulai dari awal semester 1 sampai dengan semester 9.
2. Bapak Dr.Malkisedek Taneo,M.Si Selaku Dekan Fakultas Kegurua
Dan Iilmu Pendidikana Universitas Nusa Cendana
3. Bapak Dr.Lukas M.Boleng,M.Kes Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Nusa
Cendan yang dengan ketulusan hati memberi perhatian dan arahan
kepada penulis selama berkuliah sampai dengan penyususan proposal.
4. Ibu Maria A,B Ladjar,S.Pd,M.Pd,Selaku Dosen pembimbing I yang
telah bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal
penelitian .
5. Bapak Al Ihzan Tajuddin, S.Pd,M.Pd, Selaku Dosen pembimbing II
yang telah bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan
proposal penelitian.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Nusa Cendan yang telah
membekali penulis dengan ilmu yang tak ternilai.

v
7. Kedua orang tua tercinta Bapak Felipus Nubatonis dan Mama
Merintje Leo, serta kedua saudara tercinta kaka Jekson Nubatonis dan
Adik Denis Nubatonis yang dengan tulus dan ikhlas telah
mendukung, membiayai, Memotivasi dan mendoakan penulis dalam
setiap langkahnya.
8. Teman-teman Seperjuangan pada program studi pendidikan jasmani
kesehatan dan rekreasi universitas nusa cendana,yang selalau
memberi motivasi,yang menjadi teman seperjuangan selama
perkuliahan mulai dari awal masuk hingga sekarang ini dan untuk
masa-masa indah yang telah dilewati bersama yang tidak cukup di
tulisakan dengan kata-kata.
9. Saudara-saudaraku organisasi Persaudaraan setia hati terate (PSHT)
Komisariat Undana kupang yang telah membantu memberi dukungan
kepada penulis selama penyusunan proposal berlangsung. Bung/Usi
Gerakan mahasiswa kristen Indonesia kupang ( GMKI) terkhususnya
Komisariat Rabi yang selalu memberi dukungan dan mendoakan
penulis selama penulisan proposal.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak di
sebutkan satu-persatu,yang turut membantu penulis hingga dapat
menyelesaikan proposal ini,kiranya Tuhan Yesus Selalu menyertai
dan memberkati kita semua.
Akhirnya,dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa
penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.oleh keran
itu,penulissangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan proposal ini,semoga proposal ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Kupang 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN........................................................ ii
LEMBARAN PERSETUJUAN .....................................................iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................x
DAFTAR TABEL ...........................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .........................................................................1
B.Identifikasi Masalah .................................................................6
C.Batasan Masalah .......................................................................6
B.Rumusan Masalah....................................................................7
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian..............................................7
E.Defenisis Operasioanal Veriabel...............................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Peregangan Aktif......................................................................9
B. Pengertian Peregangan Pasif.....................................................10
C. Pengertian Cedera.....................................................................11
D. Cedera Pada Atlet Pencak Silat ................................................16

BAB III METODE PENELITIAN


A.Jenis Penelitian...........................................................................21
B.Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................21
C.Populasi dan Sampel Penelitian ................................................21
D.Metode Pengumpulan Data .......................................................22
E.Instrumen Penelitian...................................................................23
F.Teknik Analisis Data .................................................................23

vii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................29

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Wawancara Dengan Pelatih...................................... 3


Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Dengan Pelatih................................. 23
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Dengan Atlet.................................... 26

XI 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam melakukan aktifitas fisik khususnya olahraga baik dalam
kegiatan pendidikan maupun pelatihan, kita selalu dihadapkan pada
kemungkinan terjadinya cedera dan pada akhirnya dapat berakibat
terganggunya aktifitas fisik, psikis dan prestasi. Cedera sendiri adalah
masalah yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya rasa
sakit, dan menimbulkan gangguan pada bagian yang mengalami masalah
(Ali Satia Graha dkk, dalam Nurhayati Simatupan 2016 : 33).
Cedera biasanya tercadi sangat cepat dan sulit dihindari. Cedera
olahraga merupakan gangguan pada otot dan bagian tubuh lainnya
dikarenakan kegiatan olahraga yang timbul pada saat berlatih, bertanding
ataupun setelah berolahraga Berdasarkan pengamatan pra peneliti pada
atlet pencak silat satlat FKM Undana, tingkat kesadaran dalam
melakukan latihan peregangan sebelum berolahraga sangat rendah. Hal
ini , dikarenakan kurangnya pemahaman tentang manfaat peregangan.
Inilah yang mengakibatkan sering terjadinya cedera pada atlet pencak
silat dalam melakukan latihan maupun saat pertandingan. Kurangnya
pemahaman pelatih tentang manfaat peregangan juga menjadi1aktor
penting dalam mencegah terjadi cedera bagi atlet pencak silat.
Atlet pencak silat membutuhkan latihan yang rutin dan terus menerus
untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam latihan tersebut ada
beberapa tahapan penting yang harus dilaksanakan atau dilakukan oleh
seorang atlet pencak silat. Diantaranya adalah, pembimbingan, motivasi
dan pemahaman tentang tahapan-tahapan latihan yang sesuai dari
seorang pelatih.
Pencak silat silat sendiri merupakan olahraga bela diri yang berasal
dari Indonesia induk organisasi pencak silat Indonesia adalah Ikatan

1
Pencak Silat Indonesia ( IPSI). Satlat Pencak silat FKM Undana berdiri
pada tahun 2018 sehingga melum memiliki sumbangsi prestasi dari atlet
untuk satlat tersebut Berdasarkan hasil wawancara melalui via zoom
dengan Kristanus Ninu selaku pelatih pencak silat pada satuan latihan
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana. Kedua jenis latihan
peregangan baik aktif maupun pasif diterapkan tanpa mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari masing –masing metode. Secara lebih rinci
dapat dilihat dari hasil wawancara tabel 1.1
Tabel 1.1 Hasil Wawancara Dengan Pelatih
No Pertanyaan Jawaban responden

1. Berapa kali latihan Dua kali dalam seminggu,


dalam satu minggu yaitu hari sabtu dan hari
/sepekan? minggu
2. Berapa jumlah atlet Untuk atlet pencak silat khusus
dan jumlah pada satlat di satlat FKM Undana ada 12
FKM Undana ? orang
3. Adakah program Ya, tetapi dalam memberikan
pelatihan peregangan pelatiahan peregangan kami
aktif dan perengan hanya lakukan pada saat awal
pasif memulai latihan
4. Adakah atlet yang Ya,cedar yang sering dialami
mengalami cedera oleh atlet biasanya seperti
pada saat melakukan terkilir, kejang pada otot betis
latihan ?

2
5. Apakah dalam Tidak mengetahui karena
melakukan proses latihan peregangan yang kami
latihan, pelati lakukan itu sebagai kegiatan
mengetahui kelebihan rutinitas
dan kekurangan
peregangan baik aktif
maupun pasif ?

6. Apa yang di lakukan Yang dilakukan adalah


oleh pelatih jika dalam memberi waktu bagi atlet untuk
proses latihan ada atlet istirahat dan melakukan pijat
yang menagalami pada pagian yang mengalami
cedara ? cedera

Cedera dapat terjadi pada bagian tubuh pada saat melakukan


aktifitas atau sebagian dari pada tubuh sedang melakukan aktifitas dimana
melebihi kemampuan tubuh, untuk mengatasinya, hal ini bisa berlangsung
dengan cepat atau jangka lama, Salah satu upaya dalam mencegah
terjadinya cedera yaitu dengan melakukakan latihan peregangan.
Peregangan merupakan sesi latihan yang sangat penting dilakukan oleh
seorang atlet pencak silat sebelum dan sesudah latihan atau pertandingan.
Kegiatan olahraga di lakukan tanpa di awali dengan latihan peregangan
yang terarah dan terkoordinasi akan sangan berbahaya bagi seorang atlet
pencak silat dan dapat mengakibatkan cedara berat, Peregangan dapat
dikatakan sebagai aktivitas fisik yang paling sederhana dan merupakan
penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif bergerak
dalam waktu lama, Peregangan teratur di sela latihan akan mengurangi
ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi kecemasan,
perasaan tertekan, kelelahan, membuat pekerja merasa lebih baik
( Anderson dalam Daryono,dkk 2016 : 18 ).
Peregangan aktif dapat mengurangi resiko cedera karena teknik
yang dilakukan dengan menggunakan oto-otot tenpa mendapatkan tekanan

3
dari orang lain, peregangan pasif karena dibantu oleh tenaga dari luar
maka sistim koordinasi yang mensarafi otot yang dilatih ( sistim), otot
tidak akan mendapat implus (stimulus) sehingga pada peregangan pasif
yang terlatih hanya kinetik dan fisiknya saja. Peregangan pasif juga dapat
mengurangi cedera karena gerakannya pelan sehingga meraih lingkup
gerak sendi secara penuh, kemudian dipertahankan pada posisi tersebut
beberapa saat ( Susilo , dalam Luh Putu Ayu Vitalistyawati dkk 2012 :
34).
Fokus dari penelitian ini adalah survei peregangan aktif dan
peregangan pasif yang dapat mengurangi resiko terjadinya cedera bagi
atlet pencak silat. Peregangan dilakukan dengan benar dan terkordinasi
akan membuat tubuh seorang atlet menjadi rileks, santai dan mengurangi
danpak cedera. Banyak manfaat yang dapat di peroleh dari melakukan
peregangan yang benar yakni, dapat meningkatkan kebugaran fisik
seorang atlet, bisa mengoptimalkan daya tangkap latihan dan penampilan
atlet pada berbagai bentuk gerakan yang terlatih.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan survei dengan judul “Survei Peregangan Aktif Dan Pasif
Dalam Mencegah Cedera Pada Atlet Pencak Silat Pemula Di Satlat FKM
Undana”.

4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, barbagai gejala
memperlihatkan adanya masalah yang menimbulkan pernyataan sehingga
dapat timbul masalah baru.
Fokus identifikasi masalah yang perlu dilihat dalam penelitian ini adalah :
1. Peregangan aktif dan pasif Atlet pencak silat
2. Kemungkinan terjadi cedera Atlet pencak silat

C. Batasan Masalah
Mengingat luasanya cakupan masalah dalam penelitian maka pokok
masalah yang akan diteliti adalah Survei Peregangan Aktif Dan Pasif
Dalam Mencegah Cedera Pada Atlet Pencak Silat Pemula Satlat
Fkm Undana.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan
permasalahannya adalah bagaimana Analisis pelatihan peregangan aktif
dan pasif

E. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Sebagai bahan informasi dan perhatian bagi para pelatih pencak silat
di NTT.
2. Sebagai bahan informasi dan wawasan bagi para atlet pencak silat
3. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi mahasiswa pendidikan jasmani
kesehatan dan rekreasi.
4. Menambah wawasan penulis dalam mempelajari cara melakukan
peregangan yang benar pada atlet pencak silat.

5
Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional variable sebagai berikut :
1. Peregangan merupakan kegiatan fisik yang paling sederhana dan
merupakan penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif
bergerak dalam waktu lama. Peregangan teratur di sela pekerjaan akan
mengurangi ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi
kecemasan, perasaan tertekan, kelelahan, membuat pekerja merasa lebih
baik (Anderson, 2010 dalam Daryono, dkk: 18 ).
2. Cedera sendiri dapat dikatakan sebagai kerusakan pada bagian otot dan
rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olahraga yang timbul pada
saat berlatih, bertanding ataupun setelah berolahraga (Irawan, dalam jurnal
Moh Bahruddin 2013 : 2).
3. Peregangan pasif merupakan gerakan yang pelan untuk meraih lingkup
gerak sendi secara penuh, kemudian dipertahankan pada posisi tersebut
beberapa saat (Susilo, 2012 dalam jurnal Luh Putu Ayu dkk : 34).
4. peregangan aktif dapat mengurangi resiko terjadinya cedera karena
ketegangan otot dalam memperbaiki peredaran darah, sehingga tubuh
akan lebih siap dalam bekerja dan dapat mengurangi resiko terjadinya
ceder ( Anderson 2010 : 11).

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peregangan Aktif
1. Pengertian Peregangan Aktif
Peregangan aktif merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan
menggunakan oto-otot tenpa mendapatkan bantuan dari kekuatan dari
luar atau eksternal . Peregangan aktif sangat penting karena akan
membangun kelenturan otot secara aktif, yang mana telah diketahui
memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan prestasi olahraga ( Alter
2003 : 12). Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh ( Anderson dalam
Daryono dkk 2010 : 18 ) menyebutkan bahwa peregangan aktif dapat
mengurangi resiko terjadinya cedera karena ketegangan otot dalam
memperbaiki peredaran darah, sehingga tubuh akan lebih siap dalam
bekerja dan dapat mengurangi resiko terjadinya cedera

2. Tekink – Teknik Dalam Melakukan Peregangan Aktif


Adapun teknik – teknik dalam melakukan peregangan aktif yaitu
dapat dilahat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Duduk togok tegak lurus di lantai


Sumber: Dukumentasi Pribadi

7
Gambar 2.2 Tungkai lurus menjulur ke depan
Sumber: Dukumentasi Pribadi

Gambar 2.3 Gerakan badan untuk menyentuh paha dengan cara


hembuskan nafas kemudian lakukan gerakan mencium paha
Sumber: Dukumentasi Pribadi

Gambar 2.4 kemudian relaksasi


Sumber: Dukumentasi Pribadi

8
3. Manfaat Peregangan Aktif
Manfaat dari latihan peregangan ini adalah:
a. Memerlukan energi yang lebih sedikit.
b. Memerlukan waktu cukup utuk megulang kembali kepekaan
(sensitivity) reflek regang .
c. Boleh di lakukan dengan cara merubah jangka waktu dan tidak tetap
d. Menyebabkan rileksnya otot (Alter,2003 :52 ).

C. Peregangan Pasif
1. Pengertian Peregangan Pasif
Peregangan Pasif Merupakan salah satu teknik peregangan
dimana tubuh dalam keadaan relaksasi tanpa mengadakan kontribusi
pada daerah gerakan. Gerakan peregangan dilakukan dengan bantuan.
(Hendri dalam M.Teguh Hutrimas 2017 : 123).
Pada peregangan pasif karena dibantu oleh tenaga dari luar maka
sistim koordinasi yang mensarafi otot yang dilatih ( sistim), otot tidak
akan mendapat implus (stimulus) sehingga pada peregangan pasif yang
terlatih hanya kinetik dan fisiknya saja. Peregangan pasif merupakan
gerakan yang pelan untuk meraih lingkup gerak sendi secara penuh,
kemudian dipertahankan pada posisi tersebut beberapa saat ( Susilo,
dalam Luh Putu Ayu Vitalistyawati dkk : 34).

2. Teknik – Teknik Dalam Melakukan Peregangan Pasif.


Adapun teknik – teknik dalam melakukan peregangan pasif yaitu dapat
dilahat pada gambar di bawah ini :

9
Gambar 2.5 Duduk tegak lurus pada lantai,
Sumber: Dukumentasi Pribadi

Gambar 2.6, Teman berdiri di belakang untuk membantu menekan gerakan


mencium paha
Sumber: Dukumentasi Pribadi

Gambar 2.7 Hembusan nafas dan teman yang ada di belakang membantu
menekan dengan perlahan dilakukan dengan hati-hati
Sumber :Dukumentasi Pribadi

10
Gambar 2.8 kemudian relaksasi
Sumber: Dukumentasi Pribadi

3. Manfaat Peregangan Pasif


Adapun manfaat dari peregangan pasif :
a. lamanya waktu melakukan peregangan dan intensitasnya dapat di ukur
dan dapat menjauhkan kekompakan tim bila mana peregangan di
lakukan bersama-sama dengan atlit lain nya
b. Adanya pemanfaatan relaksasi dan kerugiannya berpeluang cedera jika
tidak di lakukan secara hati-hati ( Alter, 2003 : 54 ).

C. Cedera
1. Pengertian Cedera
Cedera merupakan suatu akibat dari terjadi pada bagian tubuh pada
saat bekerja atau sebagian dari pada tubuh sedang melakukan aktifitas
dimana melampaui kemampuan tubuh, untuk mengatasinya, gaya-gaya
ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama ( Andun Sudijandoko
dalam Moh Bahrudi 2013 : 3).
Cedera adalah hasil suatu kekuatan lebih yang diberikan pada
tubuh dan tubuh tidak dapat menahan atau menyesuaikan diri dengan
beban tersebut. Cedera olahraga merupakan kerusakan pada bagian otot
karena aktivitas olahraga yang melebihi kemampuan (Irawan,dalam Moh
Bahrudin 2013: 7).

11
2. Jenis – Jenis cedera
a.. Memar
jenis cedera ini biasanyanya terjadi akibat benturan sehingga
menyebabkan rasa sakit, nyeri, dan bengkak dalam jangka waktu yang
bias berbulan (Irawan dalam Moh barudin 2013 : 3).
Adapun penanganan pada cedera memar adalah sebagai berikut:
yang pertama .Kompres denagn es atau air dingin yang kedua. Bungkus
dengan pembalut atau kain dan tekan, akan tetapi tekanan harus
disesuaikan

b. Spasme atau kram


jenis cedera ini merupakan kejadian akibat tertariknya otot
sehingga dapat mengakibatkan rasa sakit yang besar.penyababnya
karena:
1) .tubuh kekurangan cairan ( dehidrasi)
2) Kadar karbohidrat rendah.
3) Otot dalam keadaan kaku.
4) Kurangnya pemanasan (Irawan,dalam Moh Bahrudin 2013 : 3).
Penanganan kram otot yang di lakukan sebagai berikut:
1) .lakukan peregangan pada otot yang mengalami kejang atau
karam.
2) .Setelah itu diurut otot tersebut.
3) .jika terjadi pada daerah yang cukup panas maka dipindahkan
orang yang mengalami cedar ketempat yang dingin dan berikan
air garam

c. Pingsan
Pingsan meruapakan Suatu kejadian tubuh di mana seseoarang
yang mengalimnya tidak sadarkan diri seperti orang tertidur pada
seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan

12
darah, keracunan, terkejut, lapar, kondisi fisik melemah dan sebagainya
(irawan,dalam Moh Bahrudin 2013 : 3 ).

d.Sprain
Sprain meruapakan cedera yang terjadi pada bagaian ligament
atau jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang, atau kapsul
persendihan. Kerusakan yang beresiko tinggi pada sendi akan
menyebabkan sendi menjadi tidak stabil. Kejadian yang ditimbulkan
adalah rasa sakit, bengkak, memar, ketidak stabilan dan kehilangan
kemampuan untuk bergerak. (Andun,dalam Moh Bahrudin 2013 : 4).

e. Strain
Jenis cedera ini terjadi akibat kurangnya pemanasan sehingga
pecahnya otot dan tendom, cedera ini juga bisa terjadi karena tekanan
yang dilakukan dalam merubah posisi secara tiba-tiba (Andun,Moh
Bahrudi 2013 : 4)

f. Patah tulang
Patah tulang adalah putusnya tulang yang terjadi ketika adanya
tekanan yang berlebihan pada tulang. Kejadiannya dapat terjadi dengan
tanpa adanya pergeseran tulang ( Iriawan,dalam Moh Bahrudin
2013:4 ).

g. Dislokasi
jenis cedera ini seperti lepasnya jaringan tulang dari tempat
awalnya cedera ini biasanya terjadi pada bagian bahu,pinggul,dan paha
dan menyebabkan rasa sakit (Irawan, dalam Moh Bahrudin 2013:4).

13
3. Metode Penanganan Cedera.
Yang dapat di lakukan dalam penangana cedera atau penaganan
awal yang bisa diberikan adalah dengan RICE (Rest, Ice, Compression
dan Elevation).
a. Rest (Istirahat).
Ketika melakukan aktifitas fisik baik ringan maupun berat
diharuskan untuk beristirahat sehingga terhindar dari cedara ( Ali
Setia Graha dan Bambang Priyonoadi 2008:68)

b. Ice (Es )
Proses pendinginan dengan memberikan es pada bagian yang
mengalami cedera atau terluka dapat mengatasi pembengkakan . (Ali
Satya Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009 : 68).

c. Compression (Tekan).
Manfaat dari proses penerapan tekanan yang sedang dengan
menggunakan kain elastis dapat mengurangi cedera karena memiliki
manfaat penyempitan pembuluh darah (Ali Satya Graha dan Bambang
Priyonoadi, 2009 : 68).

d. Elevation.
Pada proses ini yang paling terpenting yaitu meninggikan bagian
yang mangalami cedara sehingga melewati jantung penerapannya biasa
pada bagian pergelangan kaki dan tangan (Ali Satya Graha dan
Bambang Priyonoadi, 2009 : 69).

D. Cedera Pada Pencak Silat


1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Cedera Pada Atlet Pencak Silat
Faktor penyebab terjadinya cedera adalah: olahragawan,atau
olahragawati itu sendiri, umur, pengalaman, tingkat latihan teknik,
pemanasan, kondisi tubuh yang kurang fit, keseimbangan nutrisi, dan hal

14
umum lainnya adapun factor ekstrinsik dan juga karakter dari olahraga
itu sendir (Andun dalam Moh. Bahrudi, 2013 : 20). Untuk pertandingan
pencak silat ada dua macam situasi yang mempengaruhi cedar yaitu
faktor dari dalam, dan faktor dari luar. Faktor dari dalam meliputi
kelemahan pada bagian jaringan, kelebihan beban, kesalahan
biomekanika, kurangnya penyesuaian, gaya bertanding yang
salah.Sedangkan factor dari luar meliputi kelengkapan yang salah, bagian
permukaan bermain dan keadaan.
Faktor yang mengakibatkan terjadinya cedera pada atlet
penyebabnya teknik yang salah, benturan dengan badan teman atau
lawan itu sendiri dan benturan dengan matras serta pemberian program
latihan yang salah pada atlet setiap pertandingan atau latihan, para pesilat
sering mengalami cedera, baik cedera ringan maupun berat, maka di
perlukan pengetahuan baik dari pesilat, pelatih serta tim, medis sehingga
pencegahan cedera dapat dilakukan (Eva Wulaning dalam Nor
Mohammad Koiril, dkk, 2021:5).
Atlet Pencak Silat diperkirakan memiliki reaksi emosional yang
tinggi dalam bertanding, reaksi emosional merupakan terjadinya
perubahan tingkat kegairahan yang dapat memudahkan atau justru
menghambat keinginan seseorang untuk bertindak sesuai dengan
kemauannya sendiri dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
kondisi mental sangatlah penting dan perlu disiapkan sebaik-baiknya,
bahkan tidak menutup kemungkinan juga menjadi faktor penentu dalam
pertandingan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seorang atlet
Pencak Silat untuk memiliki persiapan mental yang baik sehingga dapat
mengatasi gangguan seperti kecemasan yang dapat mempengaruhi
performa dalam pertandingan (Sukadiyanto dalam Fajar Bayu Raynadi
dkk 2017 :150 ).
Untuk itu proses pertandingan harus dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip latihan. Untuk dapat melakukan teknik serangan dan
belaan, seorang pesilat harus menguasai fisik, teknik, taktik, dan mental

15
yang baik. Dengan demikian penerapan prinsip-prinsip pertandingan
yang benar harus dilakukan agar kemungkinan terjadinya cedera relatif
kecil. Untuk itu pesilat harus memiliki kemampuan biomotor yang baik
agar meminimalisir terjadinya cedera.

2. Cedera yang sering di alami oleh pesilat


Salah satu cedera yang sering terjadi pada atlet adalah cedera
pada pergelangan kaki atau anklesprain. Ankle sprain merupakan
penguluran atau perobekan total atau parsial pada ligamen penyangga
yang mengelilingi sebuah sendi (jaringan penghubung tulang dengan
tulang) atau kapsul sendi di engkel. Kondisi ini biasa terjadi sesudah
gerakan memutir yang tajam (Sumartiningsih dalam Eki Restiana Saputri
2012 : 4 ). Cedera yang sering dialami juga dapat berupa cedara pada
otot paha, cedara pada otot bahu, cedar pada otot lengan resikonya cukup
tinggi bagi atlet pencak silat dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi maka perlu dilakukan penanganan secara farmakologis
maupun non farmakologis (Nurwijayanti dalam Eki Restiana Saputri,
2016 : 4 ).

Penanganan pertama terjadinya ankle sprain adalah dengan


menggunakan teknik Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation
(PRICE). Price adalah tehnik yang digunakan untuk pertolongan petama
ketika terjadi keseleo pergelangan kaki dimulai dalam waktu 24 jam dari
terjadinya cedera, yang berfokus untuk meminimalkan rasa sakit,
pembengkakan, dan membatasi penyebaran cedera (Eki Restiana Saputri
dkk, 2012 : 4 ).

Atlet pencak silat sering kali mengalami cedera dari pribadinya


maupun sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung :
a. Karena bodycontact sport pencak silat, yang tidak sesuai.
b. Karena alat-alat olahraga, kurang mendukukng.
c. Karena situasi dalam ruang pertandingan

16
Kondisi lapangan atau tempat pertandingan yang tidak
memenuhi syarat juga mempengaruhi conotohnya matras yang
digunakan tidak sesuai standar sehingga bida terjadi luka robek,bengkak
dll.Program latihan juga menentukan prestasi atlet contohnya program
latihan yang tidak sesuai

3. Pencegahan Cedera pada atlet Pencak silat


Cedera bisa terjadi pada atlet pencak silat baik cedera ringan
maupun cedera berat. Sebelum melakukan pertandingan pelatih harus
mempersiapkan terlebih dahulu antara lain:
a.Pemeriksaan kesehatan,
Adapun pemeriksaan tersebut meliputi :
1) Keluhan sakit / penyakit yang perna diderita.
2) Keadaan umum ( tinggi dan berat badan )
3) Tekana darah, susunan syaraf, mata hidung, telinga, gigi, dan
mulut.
4) Keadaan jantung,paru-paru dan perut
5) Pemeriksaan persendian dan otot-otot. (Moh. Bahrudin, 2004:7).
b.Pemeriksaan kesehatan menjelang pertandingan
Pemeriksaan ini meliputi
1) Pemeriksaan cedera – cedera yang ada pada pertandingan
sebelum apakah akan mengganggu pada pertandingan berikutnya.
Bila cedera itu dipandang dokter dapat membahayakan maka
pesilat dinyatakan unfit ( tidak dapat melakukan pertandingan
berikutnya.
2) Pengecekan berat badan pada penimbangan ini justru lebih teliti
karena berat badan amata menentukan kelas yang diikutinya.Bila
berat badan melebihi kelas yang ditentukan maka pesilat
dinyatakan diskualifikasi. (Moh. Bahrudin, 2004:7).

c. Persiapan bagi pesilat.

17
Sebelum masuk ke tahap pertandingan seorang pesilat terlebih
dahulu harus mempersiapkan diri fisik, teknik, maupun taktik di
samping mentaknya. Persiapan fisik inilah yang menentukan kualitas
otot dalam melakukan pertandingan pencak silat.Untuk itu kiranya
dipandang perlu seorang guru atau pelatih memberikan latihan fisik
dasar bagi pesilat pada periode persiapan. (Moh. Bahrudin 2004:7).

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah metode Deskriptif
Kualitatif. Penelitian bermaksud mengungkapkan kejadian dilapangan
atau tempat latihan agar dapat diketahui dan dijadikan dasar
pengembangan segala macam keperluan hidup manusia ( Made Perdata ,
2016 : 11 ).
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dan
menggunakan pendekatan Naturalistik yang bertujuan menemukan
realita dan memberikan pengertian fenomena serta dimensi waktu.
Pendekatan ( Etta M. Sangadji, 2010:107). Naturalistik berupaya untuk
mendapatkan fenomena-fenomena dan interprestasi yang tepat dengan
tujuan membuat deskripsi atau gambaran secara sistimatis, komprehenif
dan akurat.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan pada satuan latihan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Undana, Jl Adisucipto Penfui Kupang.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini kurang lebih

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan ( Narsulam, 2008:89). Populasi dalam penelitian ini adalah 12
orang atlet Pencak Silat pada satuan latihan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Undana.

19
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arkinto
2013:174 ). Penelitian ini melibatkan 12 orang yang merupakan atlet
pada satuan latihan Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling adalah metode menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono 2008:124). selanjudnya ditentukan menggunakan teknik
purposive sampling dengan criteria sebagai berikut: 1) Anggota Pencak Silat
pada Satlat FKM Undana, 2) Aktif mengikuti latihan, 3) Jenis kelamin laki
– laki, 4) Tidak sakit. 5) dilakukan seleksi kemudian dipililah 12 orang
untuk diberikannya peregangan Aktif dan Pasif.

D. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah satu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam
kelas dilihat dari sudut pandang yang lain, (Wiriaatmaja dalam Indah 2015 :
40). Wawancara merupakan petanyaan – pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang – orang yang dianggap dapat memberikan informasih
atau penjelasan hal – hal yang di pandang perlu, ( Hopkins dkk dalam Indah
2015 : 41).

2. Dokumentasi
Pengertian Dukumentasi yaitu pemberian atau pengumpulan
bukti – bukti dan keterangan seperti kutipan – kutipan dari surat kabar
dan gambar–gambar, ( Hani Dewi Arriesanti dkk dalam Poerwadarminta,
W.J.S 2007 : 194).

20
E. Instrumen Penelitian
1.Wawancara
a. Pelatih
Tabel 3.1 Instrument Wawancara “Peregangan Aktif Dan Pasif Dalam
Mencegah Cedera Pada Atlet Pencak Silat Di Satlat FKM Undana Bagi Pelatih
N0 Topik Indikator Item
Bahasan Wawancara

1. Peran pelatih Pelatih merupakan Apakah anda


seseorang yang memberikan
memiliki Pemahaman
kemampuan tentang
professional dalam peregangan
membantu seorang aktif kepada
atlet agar atlet pencak
menampilkan silat ?
kemampuannya
( sukandiyanto,
dalam achmat
purgatorio
paradiso 2021: 73)
Apakah anda
memberikan
Pemahaman
tentang
peregangan
pasif kepada
atlet pencak
silat ?

Apakah anda
memberikan

21
Pemahaman
tentang cedera
kepada atlet
pencak silat ?
2. Pelaksanaan Latihan Apakah
Latihan merupakan sebelum
kegiatan olahraga latihan
jasmani yang dilakukan
dilakukan secara peregangan
bertahap, untuk Aktif dan
mendapatkan Pasif ?
jasmanai (Rusli
Lutan dalam Banu
Setyo Adi 5 :2010)
Apakah
peregangan
aktif dan pasif
dilakukan
terus-menerus
setiap kali
latihan ?
Apakah saat
latihan
berlangsung
terjadi cedera
ringan pahadal
sudah
melakukan
peregangan ?
3. Perenganan Anderson dalam Apakah
aktif Daryono dkk 2010 diberikan
: 18 menyebutkan penjelasan dan

22
bahwa praktik tentang
peregangan aktif perengan aktif
dapat mengurangi untuk Otot
resiko terjadinya punggung ?
cedera karena
ketegangan otot
dalam
memperbaiki
peredaran darah,
sehingga tubuh
akan lebih siap
dalam bekerja dan
dapat mengurangi
resiko terjadinya
cedera

Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot
paha ?
Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot
perut ?
Apakah
diberikan

23
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot
bahu ?
Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot
pinggang ?
4. Perenganan Peregangan Pasif Apakah
pasif Merupakan salah diberikan
satu teknik penjelasan dan
peregangan dimana praktik tentang
tubuh dalam perengan Pasif
keadaan relaksasi untuk Otot
tanpa mengadakan punggung ?
kontribusi pada
daerah gerakan.
Gerakan
peregangan
dilakukan dengan
bantuan (Hendri
dalam M.Teguh
Hutrimas 2019 :
123).

Apakah
diberikan
penjelasan dan

24
praktik tentang
perengan pasif
untuk Otot
paha ?
Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan pasif
untuk Otot
perut ?
Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan pasif
untuk Otot
bahu ?
Apakah
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan pasif
untuk Otot
pinggang ?

b. Atlet
Tabel 3.2 Instrumen Wawancara “Pereganagn Aktif Dan Pasif Dalam Mencegah
Cedera Pada Atlet Pencak Silat Pemula Di Satlat FKM Undana”
No Topik Indikator Item Wawancara
Bahasan

25
1. Pemahaman Atlet Apakah dalam
Atlet merupakan melakukan
tentang seseorang yang olahraga pencak
perengan memiliki bakat silat baik sebelum
dan cedera tersendiri dan memulai dan
mahir dalam menganghiri anda
suatu cabang selalu melakukan
olahraga peregangan aktif
( Montay P dan pasif ?
dalam Mario
Zufri 2017:74)
Berapa lama anda
melakukan
pelatihan
peregangan aktif
dan pasif setiap
sesi latihan ?
Apakah anda
merasa nyaman
melakukan
pelatihan
peregangan aktif
dan pelatihan
peregangan
pasif ?
2. Peran Pelatih Apakah anda
Pelatih merupakan diberikan
Kepada seseorang yang Pemahaman
Atlet memiliki tentang
kemampuan peregangan
professional aktif ?
dalam

26
membantu
seorang atlet
agar
menampilkan
kemampuannya
( sukandiyanto,
dalam achmat
purgatorio
paradiso 2021:
73 )
Apakah anda
diberikan
Pemahaman
tentang
peregangan
pasif ?
Apakah anda
diberikan
Pemahaman
tentang cedera ?
Apakah saat
latihan
berlangsung
terjadi cedera
ringan pahadal
sudah melakukan
peregangan ?
4. Peregangan Anderson dalam Apakah anda
Daryono dkk
Aktif diberikan
2010 : 18
menyebutkan penjelasan dan
bahwa
praktik tentang
peregangan aktif
dapat mengurangi perengan aktif

27
resiko terjadinya untuk Otot
cedera karena
punggung ?
ketegangan otot
dalam
memperbaiki
peredaran darah,
sehingga tubuh
akan lebih siap
dalam bekerja
dan dapat
mengurangi
resiko terjadinya
cedera

Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot paha ?
Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot perut ?
Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot bahu ?
Apakah anda
diberikan
penjelasan dan

28
praktik tentang
perengan aktif
untuk Otot
pinggang ?
5. Peregangan Peregangan Apakah anda
Pasif Pasif diberikan
Merupakan penjelasan dan
salah satu teknik praktik tentang
peregangan peregangan Pasif
dimana tubuh untuk Otot
dalam keadaan punggung ?
relaksasi tanpa
mengadakan
kontribusi pada
daerah gerakan.
Gerakan
peregangan
dilakukan
dengan bantuan
(Hendri dalam
M.Teguh
Hutrimas 2017 :
123).

Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan Pasif
untuk Otot paha ?
Apakah anda

29
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan Pasif
untuk Otot perut ?
Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan Pasif
untuk Otot bahu ?

Apakah anda
diberikan
penjelasan dan
praktik tentang
perengan Pasif
untuk Otot
pinggang ?

30
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan
dari seperangkat data hasil pengumpulan. Analisis data dapat dibedakan
berdasarkan jumlah variabelnya yaitu analisis univariat dan bivariat
sebaiknya penulisan analisis data ditulis berdasarkan jumlah variabelnya
(Setiawan,Saryono, 2010 : 123). Penelitian ini menggunakan pendekatan
“Deskriptif Kualitatif”.
Pada saat pengumpulan data, penelitian sebagai instrument mengacuh
pada dua arah kegiatan, yaitu:
1. Mengumpulkan data dan ditinjaklanjuti
2. Mengembangkan strategi pengumpulan data untuk memperoleh
kejelasan pengungkapan maka dari data yang di kumpul sehingga peneliti
dapat mengambil alternatif pemecahan dan data diolah langsung
dilapangan dengan tujuan menghindari kelupaan

31
Lampiran Keterangan Gambarnya Lampiran 1.1 Dukumentasi Wawancara

Gambar 1.1 Dukumentasi Wawancara secara virtual Dengan Pelatih Pencak


Silat Satlat FKM Undana
Sumber: Dukumentasi Pribadi

32

Anda mungkin juga menyukai