Anda di halaman 1dari 6

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR SEKRETARIAT


DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

1.1 Sejarah berdirinya Pangandaran

Nama Pangandaran yang sekarang dipakai nama Kabupaten, awalnya


merupakan nama sebuah Kecamatan/Kewadanan yang menjadi bagian dari wilayah
Kab. Ciamis. Hal tersebut terungkap dalam sejarah pembangunan jembatan kereta api
Cikacepit dan terowongan Wihelmina di daerah Kalipucang oleh R. Adipati
Adikusumah atau Kanjeng Prebu

Tokoh masyarakat Cijulang bernama H. Abdul Gofar (anggota DPRD Ciamis


periode 1999-2004) mendapatkan informasi tentang konsep pemekaran Pesisir Selatan
Jabar dari warga Cikubang, Desa Selasari, Kec. Parigi yang menjadi pejabat di
Kotamadya Tanggerang bernama H. Affandi Permana. Informasi H. Affandi Permana
kepada H. Abdul Gofar ketika itu, bahwa Bappeda Jabar berencana melakukan
pemekaran wilayah di Jabar Selatan yang meliputi pesisir Ciamis Selatan dan
Tasikmalaya Selatan.

PMP (Paguyuban Masyarakat Pakidulan) menyelenggarakan deklarasi


pemekaran Kab. Ciamis Selatan di Ds. Karangbenda Kec. Parigi (Minggu, 18 Juli
2004). Setelah deklarasi, PMP mengadakan pertemuan di Cirebon dengan H. Affandi
Permana (Kamis, 5 Agustus 2004). Hal yang dibicarakan di Cirebon, tentang
pengajuan proposal pemekaran (07/PMP/IX/2004) untuk diserahkan kepada Bupati
dan ketua DPRD Ciamis (Sabtu, 2 Oktober 2004)Deklarasi Pembentukan Kab.
Pangandran digelar, Selasa 17 Juli 2007. Kawasan Star trush, menjadi saksi bisu
perhelatan akbar yang dihadiri masyarakat tidak kurang dari 35 ribu orang. Masa
yang datang dari 10 kecamatan, Padaherang, Mangunjaya, Kalipucang, Pangandran,
Sidamulih, Cigugur, Cimerak, Parigi, Cijulang dan Langkaplancar.

Sembilan bulan sejak usulan Pembentukan Kab. Pangandaran diserahkan, DPRD Kab.
Ciamis menyetujui Pembentukan Kab. Pangandaran yang dituangkan dalam SK Ketua
DPRD No 188.4/Kep.13/DPRD/2008 (Senin, 12 Mei 2008). Setahun setelah DPRD

1
2

Kab. Ciamis memberikan persetujuan, Bupati Ciamis mengeluarkan SK Bupati Ciamis


No: 135/Kpts.47-huk/2009 tentang persetujuan pembentukan calon Kab. Pangandaran.
Gubernur dan Ketua DRPRD Jawa Barat memberikan persetujuan tentang
Pembentukan Kab. Pangandaran yaitu dengan diterbitkanya SK Gubernur No
130/Kep.1503-Otdaksm/2009 dan ditindaklanjuti dengan usulan Pembenrtukan Kab.
Pangandaran Kepada Presiden RI yang dituangkan melalui SK Gubernur
130/3949/Otdaksm/2009. Disisi lain pimpinan DPRD Jawa Barat juga memberikan
persetujuan dengan mengeluarkan SK DPRD Provinsi Jawa Barat No
135/Kep.DPRD-23/2010.
Puncak perjuangan mewujudkan Kab. Pangandaran terjadi dalam Sidang
Paripurna DPR RI yaitu disahkanya Undang-undang No 21 tahun 2012 tentang
penetapan daerah otonom baru Kab. Pangandaran, Rabu 25 Oktober 2012. Sidang
Paripurna dipimpin Ketua DPR RI (Marzuki Ali). Hadir sebagai peserta siding yaitu
Ketua Komisi II DPR RI (Agun Gunanjar Sudarsa), Mentri Dalam Negeri (Gamawan
Fauzi), Mentri Hukum dan Perundang-undangan (Amir Syamsudin). Turut
menyaksikan jalanya siding, jajaran Presidium Pembentukan Kab. Pangandaran yaitu
H. Supratman, B.Sc (Ketua), H. Adang Hadari (Bendahara), H. Yos Rosby (Wakil
Bendahara), Andis Sose (Sekretaris), sejumlah angota DPRD Kab. Ciamis, dan ratusan
masyarakat dari berbagai daerah di wilayah Kab. Pangandaran.

Pasca Kab. Pangandaran ditetapkan menjadi daerah otonom, Mentri Dalam


Negeri melantik pejabat Bupati Pangandaran (Senin, 22 April 2013). Mengisi jabatan
tersebut yaitu Dr. Drs. H. Endjang Naffandy, M.Si. Tugas yang diemban pejabat
Bupati Pangandaran jilid 1 diantaranya menyusun Struktur Organisasi Perangkat
Daerah, mengangkat pejabat untuk mengisi perangkat daerah, memfasilitasi
terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), memfasilitasi
berlangsungnya Pemilihan Bupati dan wakil Bupati Pangandaran.

Karena masa jabatan, Dr. Drs. H. Enjang Naffandy, M.Si., berakhir kemudian
diganti oleh Drs. H. Daud Achmad. Pejabat Bupati Pangandaran jilid II dilantik Rabu,
22 April 2015 oleh Gubernur Jawa Barat atas nama Mentri Dalam Negeri. Tugas yang
diemban Drs. H. Daud Achmad melanjutkan program sebelumnya, terutama
memfasilitasi berlangsungnya Pemilihan Umum Kepala Daerah pertama di Kab.
Pangandaran (Rabu, 9 Desember 2015). Tugas yang berada di pundak pejabat Bupati
Pangandaran jilid 2 sangat strategis, karena akan menentukan terpilihnya pemimpin
3

pemerintah Kab. Pangandaran masa jabatan 2015-2020. Seiring dengan terpilihnya


Bupati dan Wakil Bupati hasil Pilkada Tahun 2015 yang dipilih langsung oleh rakyat
yaitu pasangan H. Jeje Wiradinata dan H. Adang Hadari yang dilantik oleh Gubernur
Jawa Barat dan secara resmi menjabat pada (17 Februari 2016) periode masa jabatan
2016-2021 dengan mengemban tugas mewujudkan Kabupaten Pangandaran sebagai
tujuan wisata berkelas dunia.

2.2 Latar belakang dan tujuan Sekretariat Daerah

2.2.1 Latar belakang

Dalam kerangka mewujudkan cita-cita bernegara sesuai dengan konstitusi negara


Republik Indonesia setiap penyelenggara pemerintahan, baik Pusat maupun Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota),wajib menyelenggarakan kepemerintahan yang baik.
Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan suatu sistem yang dapat
menunjang pelaksanaannya, sistem tersebut dikenal dengan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Sistem ini mencakup Perencanaan Strategis, Perencanaan
Kinerja, Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Pelaporan Kinerja. Penyusunan
SAKIP didasarkan pada Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme, Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara


yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 mewajibkan setiap
instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
mengelola sumber daya yang dimilikinya. Pertanggungjawaban tersebut disajikan
dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP
Pemerintah

Provinsi Jawa Barat berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Selain itu, penyusunan LKIP mengacu pada dokumen
Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
4

2018, Rencana Kinerja Tahun 2018, Perjanjian Kinerja Tahun 2018 serta Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD Tahun 2018.

2.2.2 Tujuan Sekretariat Daerah

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat


Tahun 2018 dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja
organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam satu tahun anggaran yang
dikaitkan dengan Proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan.
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi
Jawa Barat adalah sebagai sarana bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepada seluruh pemangku
kepentingan (presiden, DPRD dan masyarakat) atas Pelaksanaan tugas, fungsi
dan kewenangan pengelolaan sumberdaya yang telah Dipercayakan kepada
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain sebagai bahan evaluasi.

2.3 Bidang Aktivitas

2.3.1 Kinerja Pelayanan Sekretariat Daerah.

Penyelenggaraan pelayanan Sekretariat Daerah mendasarkan Pada Rencana


Strategis Sekretariat Daerah Tahun 2016 – 2021. Renstra Sekretariat Daerah
mengalami perubahan sebagai tindak lanjut Perubahan RPJMD Kabupaten
Pangandaran Tahun 2016 – 2021 dan Perubahan Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2021. Perubahan terakhir
Renstra tersebut sesuai dengan Keputusan Sekretaris Daerah
Nomor…………/Kept/Sekda/2018 tentang Perubahan atas Keputusan
Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor ……./Kept/Sekda/2014
tentang Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Kabupaten
Pangandaran. Kinerja pelayanan setelah Mengalami perubahan/revisi Renstra
Sekretariat Daerah Kabupaten
5

2.4 Letak Geografis Sekretariat Daerah

Ganbar 2.1 tentang letak geografis kantor sekretariat daerah

2.5 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah


No NAMA JABATAN

1 Drs. H. KUSDIANA., MM Sekretaris Daerah

2 RIDA NIRWANA KRISTIANA, S.Sos., Asisten Pemerintahan dan


M.M Kesejahteraan
Rakyat
3 Drs. H. Dadang Dimyati Asisten Perekonomian dan
Pembangunan
4 Drs. SUHERYANA, MM Asisten
Administrasi Umum
5 Untung Saeful Rokhman, S.Sos., M.Si Staf Ahli Bupati Bidang
Pemerintahan,
Hukum dan Politik
6 Drs. SAEPULOH, M.Si Staf Ahli Bupati Bidang
Pembangunan, Ekonomi dan
Keuangan
7 H. DEDE SAEPUL UYUN, SKM, M.Kes Staf Ahli Bupati Bidang
Kemasyarakatan dan Sumber
Daya
Manusia (SDM)
8 SAPTARI TARSINO, SE, M.Si Kepala Bagian
Pemerintahan
6

9 AGUS AMSAR, S.Pd, M.Pd Kepala Bagian


Kesejahteraan
Rakyat
10 YAYAT AHADIAT, SH., M.Si Kepala Bagian
Hukum
11 DADAN SUGISTHA, ST., MM Kepala Bagian Perekonomian
dan
Sumber Daya Alam
12 SOLIH, AP., M.Si Kepala Bagian Administrasi
Pembangunan
13 DINDIN SOLEHUDIN, A.Md Kepala Bagian
Pengadaan Barang
dan Jasa
14 H. USEP EPENDI, S.Pd., M.Pd Kepala Bagian Protokol dan
Komunikasi
Pimpinan
15 AEP HARIS, S.Hut Kepala Bagian
Umum
16 H. DODO KUSNADI, SP Kepala Bagian
Organisasi

Tabel 2.1 tentang struktur organisasi

Anda mungkin juga menyukai