TANGERANG SELATAN
Diajukan oleh:
Fitri Annisa Lasahido
NPM: 2302160014
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Tugas Akhir (KTTA) ini dengan tepat waktu. Tidak lupa penulis haturkan salawat serta
KTTA dengan judul “Tinjauan Tata Cara Penilaian Apartemen pada Pemerintah
Kota Tangerang Selatan tahun 2019” ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan dari
penulis juga berharap bahwa KTTA ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat
menambah ilmu dan wawasan mengenai penilaian bangunan non standar, khususnya
apartemen.
KTTA ini telah ditulis dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak dalam
melancarkan penulisan KTTA ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua, adik, dan keluarga besar penulis atas doa dan dukungan moral yang
2. Bapak Rahmadi Murwanto, Ak., M.Acc., Ph.D., selaku Direktur PKN STAN.
3. Bapak Fadlil Usman, Ak., M.Acc., CA., selaku Ketua Jurusan Pajak.
v
5. Bu Hanik Susilawati Muamarah, S.S.T., M.Acc., sebagai Dosen Pembimbing
sekaligus Dosen Penilai I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
6. Bapak Oke Wibowo, S.S.T., Ak., M. Ak., sebagai Dosen Penilai II.
8. Pak Dadan, Bu Indri, Pak Mamat, yang telah mengizinkan penulis mendapat
9. Pak Ishak, Pak Deni, Pak Icie, Pak Ricky, yang telah membagi ilmu dan
10. Devy, Lala, Una (grup Otw Way Kambas) yang telah bersedia direpotkan dan
11. Valuer 26, teman-teman sekelas dan seangkatan yang telah membersamai penulis
12. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis namun tidak dapat disebutkan satu
per satu.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat dipahami oleh siapa pun yang
membacanya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kata-kata yang kurang
berkenan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI KARYA TULIS TUGAS AKHIR iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 4
D. Metode Penelitian 4
E. Sistematika Penulisan 6
1. Persiapan .................................................................................................................. 14
2. Pengecekan Lokasi................................................................................................... 14
vii
4. Penilaian Bangunan dengan Pendekatan Biaya ....................................................... 18
A. Landasan Teori 22
2. Penilaian PBB P-2 sesuai Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 23 Tahun
2012 ......................................................................................................................... 22
3. Apartemen ................................................................................................................ 23
4. Tata Cara Penilaian sesuai Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor
23 tahun 2012........................................................................................................... 27
B. Pembahasan 34
1. Persiapan .................................................................................................................. 37
2. Pengecekan Lokasi................................................................................................... 40
BAB IV SIMPULAN 51
A. Simpulan 51
B. Saran 53
DAFTAR PUSTAKA xi
LAMPIRAN xi
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 2014, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan
Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan
Perkotaan sebagai Pajak Daerah. PBB-P2 kini dikelola oleh masing-masing daerah dan
digolongkan ke dalam pajak daerah. Laman www.pajak.go.id pada tanggal 3 Juni 2012
PBB-P2 dikenakan atas objek berupa bumi dan bangunan. Menurut Peraturan
Walikota Tangerang Selatan No. 38 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, bumi adalah permukaan bumi yang meliputi
1
2
tanah dan perairan pedalaman daerah. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam
bangunan umum (objek pajak umum) dan bangunan khusus (objek pajak khusus).
perubahan Kedua atas Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, objek pajak umum
adalah objek pajak yang memiliki jenis konstruksi dan material pembentuk yang umum
digunakan dan terbagi 2 (dua) jenis, yaitu objek pajak standar dan objek pajak non
standar. Objek pajak standar adalah objek pajak yang memiliki luas bangunan <1000
m2 dan jumlah lantai <4 (empat) serta luas tanah <10.000 m2. Contoh dari objek pajak
standar adalah rumah 2 (dua) lantai, sedangkan objek pajak non standar dapat berupa
bangunan yang memiliki luas bangunan di atas 1.000 m2. Objek pajak khusus adalah
objek pajak yang memiliki jenis konstruksi khusus baik ditinjau dari segi material
udara, pelabuhan laut, lapangan golf, pabrik semen/kimia, jalan tol, dan sejenisnya.
Dalam menentukan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang akan dijadikan sebagai
dasar pengenaan PBB, perlu diadakan penilaian terhadap objek PBB-P2. Peraturan
dan bangunan yang selanjutnya disebut penilaian PBB-P2 sebagai kegiatan untuk
menentukan Nilai Jual Objek Pajak yang akan dijadikan dasar pengenaan PBB-P2,
penilaian individual. Penilaian massal diterapkan pada bangunan dengan tipe yang
diaplikasikan untuk menentukan nilai bangunan khusus atau nilai bangunan non
standar.
menggali potensi pajak daerahnya khususnya dari bidang yang berkontribusi besar
terhadap PAD yaitu PBB-P2. Tangerang Selatan merupakan salah satu contoh daerah
yang memiliki PAD yang meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2017, PAD Tangerang
menyebabkan keberhasilan ini adalah karena Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus
berupaya meningkatkan pajak daerah, retribusi daerah, serta pendapatan lainnya yang
sah. Dari penerimaan PBB-P2, tidak hanya menggali potensi dari properti hunian
berupa bangunan standar seperti perumahan yang berkontribusi besar pada PAD namun
juga dari bangunan non standar yang juga banyak terdapat di Tangerang Selatan seperti
apartemen.
Nomor 23 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Basis Data Sistem
Informasi Manajemen Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang salah
satunya memuat tata cara penilaian objek pajak. Untuk mengetahui praktik lebih lanjut
tersebut dengan judul “Tinjauan Terhadap Tata Cara Penilaian Apartemen pada
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dengan Karya Tulis Tugas Akhir (KTTA) ini adalah:
Tangerang Selatan.
meliputi tata cara penilaian apartemen yang tertuang dalam peraturan yang dibuat oleh
dilakukan oleh pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), serta kendala atau
hambatan yang muncul selama pelaksanaan penilaian tersebut. Data dan fakta terkait
penilaian apartemen yang digunakan dalam karya tulis ini didapat dari Bapenda
Tangerang Selatan.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun Tugas Akhir,
yaitu:
mempelajari data dari sumber-sumber tertulis. Melalui metode ini, penulis berusaha
ilmiah berupa jurnal, policy paper, working paper, ataupun literatur lainnya yang
mendukung bahasan topik ini serta mendapatkan data sekunder yang valid dan relevan
a. Observasi
logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011).
Metode ini dilakukan dengan mengamati objek penelitian secara langsung di lapangan
terkait dengan pembahasan topik ini guna menemukan fakta terkait yang bisa dijadikan
b. Wawancara
pertanyaan dan prosedur yang muncul, data yang dikumpulkan dalam pengaturan
partisipan, analisis data secara induktif yang membangun dari tema khusus ke tema
umum, dan interpretasi makna data (Creswell, 2007). Metode ini dilakukan dengan cara
mewawancarai pejabat yang berwenang, dalam hal ini di lingkungan Pemerintah Kota
Tangerang Selatan yang berhubungan langsung dengan topik pembahasan ini guna
E. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup
Bab ini membahas mengenai data-data yang telah dikumpulkan dan gambaran-
Bab ini membahas mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan
serta membahas hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penilaian apartemen dalam
BAB IV SIMPULAN
Bab ini membahas kesimpulan dari materi yang dibahas pada karya tulis ini
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir
kesejahteraan masyarakat.
7
8
54 (lima puluh empat) kelurahan, serta mempunyai luas wilayah 147,19 ribu km² atau
14.719 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1.540.000 jiwa pada Tahun 2015.
Jelupang, Pondok Jagung, Pondok Jagung Timur, Pakulonan, Paku Alam dan Paku
Jaya.
Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Udik, Pondok Cabe Ilir, Kedaung,
Pondok Kacang Barat, Pondok Kacang Timur, Perigi Lama, Pondok Pucung,
Pondok Jaya, Pondok Aren, Jurang Mangu Barat, Jurang Mangu Timur, Pondok
Gambar II. 1
Peta Kota Tangerang Selatan
menjadi tempat tinggal alternatif bagi mereka yang bekerja di pusat kota. Selain itu,
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Pamulang, dan perguruan tinggi
area 147,19 ribu km2 dan jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa pada tahun 2018,
Oleh karena itu, banyak pengembang yang ingin menanamkan investasi di Tangerang
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang bersumber dari sektor hunian, cukup mendominasi Pendapatan Asli
(properti.kompas.com/read/2018/02/17/190000721/pendapatan-tangerang-selatan-
didominasi-pbb-dan-bphtb).
Saat ini terdapat 57 (lima puluh tujuh) apartemen yang tersebar di seluruh
Tangerang Selatan dan mayoritas terdapat di Kecamatan Serpong, Serpong Utara dan
Pondok Aren. Daftar apartemen tersebut terdapat pada Lampiran I. Selain itu, masih
terdapat banyak proyek apartemen yang sedang berjalan. Seperti dilansir dari laman
ekonomi.bisnis.com/read/20180305/49/746281/28-proyek-apartemen-hadir-di-
serpong, Vice President Coldwell Banker Commercial Advisory Group Dani Indra
Bharata mengatakan ada sekitar 28 (dua puluh delapan) proyek apartemen di kawasan
Serpong dan sekitarnya. Khususnya, di Bumi Serpong Damai (BSD), Alam Sutera, dan
Summarecon Serpong.
Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Bapenda telah berdiri sejak setelah Kota Tangerang Selatan secara resmi
dibentuk pada tahun 2008. Pada saat itu, Badan Pendapatan Daerah masih bergabung
II.2.
Gambar II. 2
Struktur Organisasi Bapenda Kota Tangerang Selatan
Bapenda Kota Tangerang Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Kepala
Kepala Bidang Pendapatan Pajak Daerah II, Kepala Bidang Pemeriksaan Pajak Daerah,
dan Kepala Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi dan Keberatan Pajak Daerah.
a. Tugas:
b. Fungsi:
Pajak Daerah I, Bidang Pendapatan Pajak Daerah II, Bidang Pemeriksaan Pajak
Daerah;
Badan;
Pendapatan Pajak Daerah II, Bidang Pemeriksaan Pajak Daerah dan Bidang
8) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi lingkup Badan; dan
9) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsi.
tahun 2015. Hingga April 2019, apartemen yang telah dinilai adalah sebanyak 12 (dua
Wajib Pajak, belum ada penilaian apartemen yang dilakukan berdasarkan inisiasi
penilai di Bapenda Tangerang Selatan mengingat masih banyaknya objek lain yang
diprioritaskan untuk dinilai dan terbatasnya jumlah penilai, yaitu hanya 4 (empat)
petugas penilai. Salah satu penilaian yang dilakukan adalah penilaian terhadap
lokasi, perhitungan nilai tanah dan bangunan, konversi NJOP, dan penyusunan laporan
penilaian. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiap-tiap tahapan penilaian
apartemen.
1. Persiapan
b. menyiapkan disto meter sebagai alat ukur, kamera sebagai alat dokumentasi, serta
pengecekan lokasi.
2. Pengecekan Lokasi
Pengecekan lokasi dilakukan oleh Pak Deni dan Pak Ishak di lokasi apartemen,
dilakukan terhadap satu bangunan apartemen karena bangunan lain belum dibangun.
Saat tiba di lokasi, petugas meminta pihak dari pengelola apartemen untuk mengisi
15
Pajak, pihak pengelola apartemen sangat kooperatif dalam pemberian data apartemen.
berkeliling lokasi untuk melihat kondisi tanah maupun bangunan apartemen. Petugas
antara pengelola apartemen dengan penjaga apartemen, petugas penilai tidak dapat
basement dan kolam renang, maka pengukuran hanya dilakukan terhadap bagian luar
bangunan apartemen untuk mengetahui luas bangunan. Perhitungan luas bangunan per
lantai dilakukan dengan mengalikan panjang dan lebar bangunan dari hasil pengukuran
tersebut. Hasil pengukuran menunjukkan luas bangunan per lantainya adalah 932 m2.
a. Pengumpulan Data
merupakan produk buatan Bapenda Tangsel. Laman tersebut berisi data terkait PBB
dan BPHTB di Tangerang Selatan. Data yang diambil merupakan data transaksi untuk
Untuk mendapatkan analisis data yang wajar, kriteria data pembanding yang
1) Memiliki kesesuaian penggunaan dengan objek yang dinilai. Penilai akan memilih
2) Memiliki waktu transaksi yang wajar. Data yang diambil adalah data transaksi yang
berasal dari tahun yang sama dengan tahun penilaian. Jika tidak terdapat data yang
sesuai di tahun tersebut, maka data diambil dari satu tahun sebelumnya; dan
3) Memiliki lokasi yang sesuai, yaitu berada zona yang sama. Jika tidak terdapat data
yang sesuai pada zona yang sama, maka data diambil dari blok yang sama. Jika
masih belum terdapat data yang sesuai pada blok yang sama, maka data diambil
dari kelurahan yang sama. Untuk mengetahui zona dapat dilihat dari kode ZNT.
b. Proses Penilaian
Penilaian tanah dilakukan menggunakan Formulir Data Harga Jual yang dibuat
di aplikasi Microsoft Excel. Formulir Data Harga Jual berisi 3 (tiga) formulir, yaitu
17
tabulasi data harga jual/data pembanding, analisis penentuan nilai transaksi bumi per
m2, dan analisis penentuan nilai indikasi rata-rata (NIR) dari data pembanding.
Penilai mengisi data harga jual/data pembanding pada formulir tabulasi data
harga jual/data pembanding. Komponen yang diisi adalah NOP, nama WP, alamat OP,
sumber data, jenis data, tanggal transaksi, nilai transaksi, jenis penggunaan, luas bumi,
lebar sisi depan, tinggi dari paras jalan, bentuk tanah, dan kedudukan tanah.
kedua formulir yang lain. Pada formulir analisis penentuan nilai transaksi bumi per m2,
penilai memasukkan besarnya penyesuaian jenis data dan penyesuaian waktu dalam
bentuk persentase. Nilai bumi per m2 akan terkalkulasi secara otomatis setelah angka
penyesuaian dimasukkan.
Pada formulir analisis penentuan nilai indikasi rata-rata (NIR), penilai mengisi
penawaran), penggunaan tanah, elevasi, lebar depan, bentuk tanah, dan jenis hak atas
tanah.
setelah penyesuaian per m2 secara otomatis akan muncul dari tiap data pembanding
tersebut. Ketiga nilai tanah setelah penyesuaian per m2 akan dirata-rata dan
menghasilkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR). Perhitungan NIR secara ringkas terdapat
Tabel II. 2. Perhitungan Nilai Indikasi Rata-rata Tanah untuk Apartemen ABC
Data Pembanding
1 2 3
Harga Transaksi/ 1.032.000 3.816.794 1.032.000
Penawaran (Rp/m2)
Penyesuaian jenis 8,9% 9,14% 35%
data dan waktu (%)
Penyesuaian faktor - - -
lain (%)
Nilai Tanah setelah 1.123.848 4.165.489 1.393.200
penyesuaian (Rp/m2)
NIR Tanah (Rp/m2) 2.224.512
Sumber: Diolah dari Formulir Analisis Penentuan Nilai Transaksi Bumi per m2
penilai di Bapenda Tangsel. Penilai akan melakukan trial dan error dalam pemilihan
yang wajar. Trial dan error dilakukan untuk menghasilkan nilai tanah yang berada
dalam suatu klasifikasi NJOP yang menurut penilai setelah melalui pertimbangannya
a. Pengumpulan Data
Pemberitahuan Obyek Pajak (LSPOPD) yang sebelumnya telah diisi oleh pihak
pengelola apartemen,
2) data lain yang belum tertampung, dicatat dalam catatan tersendiri oleh petugas.
19
Komponen Ukuran
Tahun Selesai Bangun 2019
Jumlah Lantai 24
Luas Bangunan 22.373 m2
Konstruksi Beton
Material Dinding Dalam Bata Ringan
Material Dinding Luar Beton Precast
Pelapis Dinding Dalam Cat
Pelapis Dinding Luar Cat
Langit-langit Beton Ekspos
Atap Dak Beton
Pelapis Lantai Keramik
AC Ada
Lift 3 Lift Penumpang, 2 Lift Barang
Daya Listrik Terpasang 1.110 KVA
Sistem Pengolahan Limbah Ada
Hydran/Sprinkler/Alarm/Intercom Ada
Penangkal Petir Ada
Sistem Tata Suara Ada
Sistem TV CCTV
Sumber: LSPOPD Apartemen ABC
b. Proses Penilaian
Pajak, baik komponen utama, komponen material, dan komponen fasilitas bangunan
dilakukan menggunakan DBKB sebagai alat bantu dalam penilaian. Semua komponen
20
Setelah semua data dimasukkan, secara otomatis akan muncul nilai bangunan
dan nilai bangunan per meter persegi. Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan
DBKB, nilai bangunan apartemen ABC adalah Rp75.385.680.620 dan nilai bangunan
5. Konversi NJOP
Dasar pengenaan pajak untuk PBB-P2 adalah NJOP. Maka, nilai tanah (Bumi)
dan nilai bangunan per meter persegi hasil dari analisis penilai selanjutnya akan
dikonversi menjadi NJOP bumi dan NJOP bangunan per meter persegi sesuai dengan
klasifikasi NJOP dalam lampiran IV Perwali Nomor 16 tahun 2012 tentang Tata Cara
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Hasil konversi NJOP
bumi dan NJOP Bangunan Apartemen ABC terdapat pada Tabel II.4.
6. Laporan Penilaian
Hasil perhitungan nilai tanah dan bangunan yang telah dikonversi dituang ke
dalam laporan penilaian lalu ditandatangani oleh Penilai yang bersangkutan, Kepala
Seksi Pendataan dan Penilaian, serta Kepala Bidang Pajak Daerah I. Laporan tersebut
21
memuat sertifikasi nilai, ringkasan laporan penilaian, pernyataan, asumsi, dan syarat
yang membatasi, tujuan dan basis penilaian, tanggal pemeriksaan dan tanggal penilaian,
identifikasi wilayah dan fasilitas lingkungan, data properti, pendekatan penilaian, hasil
dalam laporan tersebut juga dilampirkan surat perintah tugas, analisis perhitungan nilai
bangunan, lembaran SPOPD dan LSPOPD, denah/peta lokasi objek penilaian, serta
A. Landasan Teori
1. Objek PBB-P2
Pajak adalah Bumi dan /atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau Badan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
meliputi tanah dan perairan pedalaman daerah. Bangunan adalah kontruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka apartemen merupakan salah satu objek PBB-
P2.
Tahun 2012
Penilaian objek pajak dan subjek pajak adalah kegiatan dinas untuk menentukan
NJOP yang akan dijadikan dasar pengenaan PBB, dengan menggunakan pendekatan
22
23
data pasar, pendekatan biaya, dan pendekatan kapitalisasi pendapatan. Penilaian dibagi
penilaian terhadap objek pajak dengan cara memperhitungkan semua karakteristik dari
setiap objek pajak. Penilaian massal adalah penilaian yang sistematis untuk sejumlah
objek pajak yang dilakukan pada saat tertentu secara bersamaan dengan menggunakan
individual dilakukan terhadap bangunan non standar dan bangunan khusus. Bangunan
standar adalah objek pajak yang memiliki luas bangunan <1.000 m2 dan jumlah lantai
<4 (empat) serta luas tanah <10.000 m2. Bangunan non standar adalah objek pajak yang
tidak memenuhi kriteria objek pajak standar. Bangunan khusus adalah objek pajak yang
memiliki jenis konstruksi khusus baik ditinjau dari segi material pembentuk maupun
keberadaannya yang memiliki arti khusus, mencakup pelabuhan udara, pelabuhan laut,
memiliki luas di atas 1.000 m2 dan terdiri atas lebih dari 4 (empat) lantai. Apartemen
juga tidak memiliki konstruksi khusus karena jika ditinjau dari keberadaannya
dimaksudkan untuk hunian. Karena apartemen merupakan bangunan non standar, maka
3. Apartemen
dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan
24
(1968) yang menyebutkan bahwa apartemen adalah sebuah unit tempat tinggal yang
terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, ruang santai yang berada pada
satu lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
sebagai tempat tinggal yang terdiri atas ruang duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur,
dan sebagainya yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan
mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dan
sebagainya). (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/apartemen)
adalah hunian yang terdapat pada satu lantai bangunan bertingkat, yang dilengkapi
3) Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur dan
kamar mandi.
4) Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen.
25
berupa koridor.
b. Klasifikasi Apartemen
Berdasarkan kategori tinggi dan besar bangunan (Akmal, 2007) terdiri atas:
• High-rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area
parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih
komplek sehingga desain unit apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun
di pusat kota.
• Mid-Rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenis
• Low-Rise Apartemen
Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan menggunakan tangga
• Walked-Up Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai sampai dengan enam lantai.
Apartemen ini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini
26
disukai oleh keluarga yang besar (keluarga inti ditambahkan dengan orang tua). Gedung
• Garden Apartemen
Bangunan apartemen dua sampai empat lantai. Apartemen ini memiliki halaman
dan taman di sekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang
memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk
yaitu :
• Studio
Unit apartemen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya multi fungsi
sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-
satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif
kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas minimal
20-35 m2.
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur
terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang biasa terbuka dalam satu ruang
atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta
• Loft
Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian dialihfungsikan
sebagai apartemen dengan menyekat bangunan besar ini menjadi beberapa hunian.
Keunikan apartemen adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua
lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan industrial.
Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan
mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru. Sesungguhnya ini salah
kaprah karena kekhasan loft justru pada konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya.
• Penthouse
Unit hunian ini berada di lantai paling atas sebuah bangunan apartemen.
Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang-kadang satu lantai
hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga sangat private
karena memiliki lift khusus untuk penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m2.
Perwali Nomor 23 Tahun 2012 membagi tata cara penilaian dalam beberapa
1) Persiapan
LKOK;
c) penyeleksian data Objek Pajak yang perlu dilakukan Penilaian Individual; dan
d) mengumpulkan data lama sebagai pelengkap dari Objek Pajak yang akan dinilai.
2) Proses Penilaian
Pada saat ini, untuk kepentingan penilaian Objek Pajak PBB, Pendekatan Data
menggunakan Formulir Data Harga Jual untuk penentuan nilai tanah secara massal.
Untuk mendapatkan analisis data yang wajar harus mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut:
(a) kesesuaian penggunaan dan luas tanah data pembanding dengan Objek Pajak yang
(2) Penilaian
adalah membandingkan secara langsung data pembanding dengan Objek Pajak yang
secara detail dan dibandingkan dengan faktor yang sama pada data pembanding,
Petugas penilai dapat memilih paling sedikit 3 (tiga) data pembanding yang sesuai dari
dilakukan, meliputi faktor lokasi, aksesibilitas, waktu transaksi, jenis data (harga
transaksi atau harga penawaran), penggunaan tanah, elevasi, lebar depan (terutama
untuk Objek Pajak yang bersifat komersil), bentuk tanah, jenis hak atas tanah, dan lain
sebagainya.
i. Jika diperoleh nilai tanah yang selisihnya terhadap NIR masih di bawah 10%
(sepuluh per seratus), yang digunakan sebagai dasar ketetapan PBB Objek Pajak
ii. Jika selisih nilai tanah terhadap NIR sebesar 10% (sepuluh per seratus) atau lebih,
maka nilai tanah hasil penilaian secara individu tersebut dijadikan sebagai bahan
rekomendasi untuk penentuan NIR Tahun Pajak yang akan datang dan merupakan
nilai tanah.
30
Pada dasarnya pengumpulan data tanah dilakukan dengan cara mengisi SPOPD.
Di samping itu penilai juga diminta untuk mengumpulkan data tanah yaitu luas, lebar
depan, aksesibilitas, kegunaan, elevasi, kontur tanah, lokasi tanah, lingkungan sekitar,
ii. data lain yang belum tertampung, dicatat dalam catatan tersendiri.
(2) Penilaian
pasar.
bangunan baru. Penghitungan nilai perolehan baru Bangunan ini meliputi biaya
31
komponen utama, komponen material dan fasilitas Bangunan. Biaya tersebut sesuai
karakteristik dari seluruh Objek Pajak. DBKB dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam penilaian, akan tetapi jika karakteristik dari Objek Pajak baik untuk komponen
utama, komponen material dan komponen fasilitas Bangunan belum tertampung dalam
(a) Nilai tanah (Bumi) per meter persegi hasil dari analisis penilai dikonversi ke dalam
"Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai Dasar Pengenaan PBB" sesuai dengan
tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan.
(b) Nilai Bangunan per meter persegi hasil dari analisis penilai dikonversi ke dalam
"Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai Dasar Pengenaan PBB" sesuai dengan
tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan.
(c) Untuk Objek Pajak yang terdiri lebih dari 1 (satu) Bangunan, konversi dilakukan
dengan cara menjumlahkan nilai seluruh Bangunan dan dibagi luas seluruh
PBB" BAB IV Pasal 19 ayat (2) Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
seluruh pendapatan dalam 1 (satu) tahun dari Objek Pajak yang dinilai dikurangi
(a) Seluruh pendapatan dalam 1 (satu) tahun (diupayakan data pendapatan 3 (tiga)
tahun terakhir) dari hasil operasi Objek Pajak. Pendapatan dapat dibedakan
ii. Pendapatan dari penjualan, seperti Objek Pajak pompa bensin (SPBU), hotel,
(b) Tingkat kekosongan, yaitu besarnya tingkat persentase, akibat dari terdapatnya:
luas lantai yang tidak tersewa, jumlah kamar hotel yang tidak terisi, jumlah kursi
yang tidak terjual untuk gedung bioskop, dalam masa 1 (satu) tahun.
(c) Biaya operasi dalam 1 (satu) tahun yang dikeluarkan, seperti gaji karyawan,
diperoleh data biaya lain, misalnya pemberian diskon atau komisi yang diberikan
(d) Bagian pengusaha (operator's share), biasanya sebesar 25% (dua puluh lima per
sertatus) sampai dengan 40% (empat puluh per seratus) dari keuntungan bersih.
Data ini hanya untuk Objek Pajak dengan perolehan pendapatan dari hasil
penjualan.
(e) Tingkat kapitalisasi, besarnya tergantung dari jenis penggunaan Objek Pajak.
(2) Penilaian
Tingkat kapitalisasi ditentukan dari harga pasar properti yang sejenis dengan
B. Pembahasan
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB P-2 di Kota Tangerang Selatan. Dengan terus
apartemen sangat diperlukan untuk menunjang pemasukan PBB P-2 dari sektor hunian
vertikal.
apartemen high rise, yaitu memiliki ketinggian lebih dari 10 (sepuluh) lantai.
Sedangkan untuk tipe apartemen yang banyak terdapat di apartemen tersebut adalah
tipe studio dan tipe apartemen dengan 2 (dua) kamar tidur. Bangunan apartemen banyak
Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pembentukan dan
Pemeliharaan Basis Data Sistem Informasi Manajemen Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan. Perwali tersebut hanya mengatur tentang penilaian objek
PBB-P2 secara massal dan individual, tidak diatur mengenai penilaian khusus untuk
apartemen. Tata cara penilaian apartemen menganut tata cara penilaian individual
dalam perwali tersebut. Tidak ada peraturan atau standard operating procedure (SOP)
khusus yang mengatur tentang penilaian apartemen. Hal ini dikarenakan apartemen
bukan merupakan bangunan khusus yang memiliki karakteristik yang berbeda dari
bangunan pada umumnya, seperti lapangan golf, jalan tol, bandar udara, dan bangunan
35
khusus lainnya yang memerlukan aturan tersendiri untuk mengatur tata cara
penilaiannya.
mengatur mengenai kriteria atau persyaratan untuk menjadi petugas penilai. Ketentuan
mengenai Penilai PBB P-2 terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Muda dengan golongan II/a atau minimal lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
II/b;
b. telah mendapat pendidikan dan/atau pelatihan teknis terkait Penilaian PBB-P2 serta
kepentingan negara.
penilaian individu tidak diatur baik dalam Perwali maupun PMK. Namun, pada
pelaksanaannya penilaian apartemen dilakukan oleh satu atau terkadang dua petugas
36
pasif, yaitu atas permintaan Wajib Pajak maupun secara aktif atau secara jabatan, belum
ada penilaian apartemen yang dilaksanakan berdasarkan inisiasi penilai atau secara
jabatan mengingat banyaknya permintaan penilaian objek pajak dan terbatasnya jumlah
sumber daya manusia untuk menilai, yakni hanya 4 (empat) petugas penilai. Wajib
Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) apartemen
apartemen.
23 tahun 2012 adalah persiapan dan proses penilaian. Proses penilaian dibagi menjadi
penilaian dengan pendekatan data pasar, penilaian dengan pendekatan biaya, dan
lokasi, penilaian tanah dengan pendekatan data pasar, penilaian bangunan dengan
Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012 dengan pelaksanaannya adalah tidak terdapat
tahapan pengecekan lokasi dan tahapan penyusunan laporan penilaian di dalam perwali.
Tahapan konversi NJOP terdapat di dalam perwali tepatnya di bagian penilaian dengan
pendekatan biaya dan tidak menjadi suatu tahapan tersendiri. Perbedaan lainnya adalah
37
pendapatan.
Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012, pendekatan tersebut belum
penilaian apartemen. Hal ini dikarenakan penilai di Bapenda Tangsel berasumsi bahwa
pendekatan tersebut biasanya hanya digunakan dalam penilaian objek Pajak Bumi dan
kapitalisasi pendapatan karena selain data yang diperlukan lebih mudah didapat, penilai
juga terbantu dengan adanya Aplikasi Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)
Kota Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012 dengan pelaksanaannya serta kendala-
kendala yang kerap ditemui dalam tiap tahapan penilaian apartemen adalah sebagai
berikut.
1. Persiapan
LKOK, penyeleksian data Objek Pajak yang perlu dilakukan Penilaian Individual, dan
mengumpulkan data lama sebagai pelengkap dari Objek Pajak yang akan dinilai.
38
Surat Perintah Tugas, menyiapkan disto meter sebagai alat ukur, kamera sebagai alat
dokumentasi, serta alat tulis, dan menghubungi pemilik atau pengelola apartemen untuk
Proses penyusunan Rencana Kerja tidak diatur secara mendetail dalam Perwali
Nomor 23 tahun 2012 untuk pelaksanaan Penilaian. Yang diatur hanya penyusunan
Rencana Kerja dalam pelaksanaan Pendataan Objek Pajak dan Subjek Pajak. Padahal,
tahapan pelaksanaan kedua hal tersebut sangat berbeda dan tidak dapat disamakan.
Maka, tidak diketahui apakah Rencana Kerja dalam pelaksanaan Penilaian harus
disusun dalam bentuk dokumen atau tidak. Namun, pada eksekusinya penyusunan
Rencana Kerja tidak dilaksanakan secara formal atau secara tertulis, melainkan hanya
secara lisan.
Penyeleksian data Objek Pajak yang perlu dilakukan Penilaian Individual dan
pengumpulan data lama sebagai pelengkap dari Objek Pajak yang akan dinilai
apartemen baru belum terdapat data lama sehingga tidak dilakukan penyeleksian data
Objek Pajak maupun pengumpulan data lama. Penyeleksian data Objek Pajak juga tidak
dilaksanakan karena dalam proses penilaian telah diketahui secara jelas data yang
struktur bangunan yang unik dan tidak dimiliki bangunan lain. Dokumen lain yang
39
harus disiapkan namun tidak diatur dalam perwali adalah Surat Perintah Tugas. Surat
lokasi.
Selain dokumen, perlu juga disiapkan peralatan seperti disto meter sebagai alat
ukur, kamera sebagai alat dokumentasi, serta alat tulis. Peralatan tersebut akan
peralatan, hal yang harus dilakukan dalam tahapan persiapan adalah menghubungi
pemilik atau pengelola apartemen untuk membuat janji temu pengecekan lokasi. Tanpa
menghubungi pemilik atau pengelola apartemen, petugas penilai akan kesulitan untuk
Kegiatan lain dalam tahapan persiapan sebenarnya juga dilakukan namun tidak setiap
saat penilaian karena tidak selalu diperlukan. Sebaliknya, kegiatan yang penting untuk
Pada tahapan persiapan, kendala yang pernah ditemui adalah kesulitan dalam
mendapat izin dari pemilik/pengelola apartemen. Pak Ishak, sebagai salah satu petugas
penilai mengatakan bahwa pernah ada WP (wajib pajak) yang tidak ingin objeknya
dikunjungi, padahal dalam proses penilaian, objek yang dinilai harus dilakukan
mengizinkan penilai untuk datang ke objek penilaian tersebut. Belum pernah ada WP
yang setelah diberikan pengertian tetap menolak untuk dilakukan pengecekan lokasi.
40
2. Pengecekan Lokasi
pengecekan lokasi meskipun tahapan tersebut tidak diatur dalam Peraturan Walikota
Kota Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012. Pengecekan lokasi ini wajib dilakukan
untuk memeriksa apakah data yang telah diisi WP pada SPOPD dan LSPOPD telah
bangunan apartemen baru yang belum diisi SPOPD dan LSPOPDnya, pengecekan
lokasi dilakukan untuk mendapat data apartemen secara langsung dan secara tidak
langsung dari pengelola apartemen yang kemudian diminta untuk mengisi LSPOPD
dan menandatanganinya.
Karena tahapan pengecekan lokasi tidak diatur dalam perwali, maka tidak dapat
diketahui bagaimana proses pengecekan lokasi yang ideal. Sejenis dengan pengecekan
penilaian individual. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-24/PJ/2016 tentang Tata Cara Penilaian Untuk Penentuan Nilai Jual Objek
Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan. Pasal 6 ayat (1) mengatur
bahwa dalam peninjauan lapangan, Penilai mengumpulkan data dan informasi terkait:
e. kegiatan usaha subjek pajak atau Wajib Pajak yang terkait dengan objek pajak
41
umum juga bertujuan untuk mengetahui hal yang sama. Karakteristik fisik yang
diketahui saat pengecekan lokasi adalah mengenai kondisi fisik tanah, antara lain
spesifikasi teknis bangunan, berupa jenis bangunan, jenis konstruksi, jumlah lantai,
penunjang bangunan. Dari sisi legalitas, diketahui mengenai dokumen kepemilikan hak
adalah Hak Guna Bangunan (HGB). Untuk lingkungan objek pajak, dapat diperoleh
Kendala yang terdapat dalam tahapan pengecekan lokasi, menurut Pak Deni,
salah satu petugas penilai di Bapenda, adalah terkadang pihak dari objek pajak tidak
memenuhi data penilaian apartemen sering tidak lengkap. Padahal, data tersebut akan
Selain itu, Wajib Pajak tidak selalu jujur mengenai spesifikasi bangunan,
dengan harapan nilai bangunan menjadi tidak terlalu tinggi. Namun, semua data yang
tidak sesuai tersebut dapat diperbaiki setelah petugas melakukan pengecekan lokasi dan
dengan pendekatan perbandingan data pasar adalah pengumpulan data dan proses
perbandingan data pasar juga terdiri dari pengumpulan data dan proses penilaian.
Dalam pengumpulan data, kriteria yang terdapat dalam perwali yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan data pembanding adalah kesesuaian penggunaan dan luas
tanah data pembanding dengan Objek Pajak yang dinilai secara individu, lokasi, dan
waktu transaksi yang wajar. Dalam realisasinya, yang diperhatikan adalah kesesuaian
penggunaan data pembanding dengan apartemen yang dinilai, waktu transaksi, dan
lokasi, dengan urutan prioritas dalam satu zona, satu blok, dan satu kelurahan. Luas
tanah data pembanding juga diperhatikan namun tidak terlalu menjadi prioritas. Jika
tidak ditemukan data pembanding di lokasi yang sesuai, maka luas tanah diabaikan.
Asal data pembanding yang perlu dikumpulkan tidak diatur dalam Perwali
Tangerang Selatan yang diisi secara mandiri oleh notaris. Data pembanding yang
data dapat menggunakan Formulir Data Harga Jual untuk penentuan nilai tanah secara
Data Harga Jual untuk penentuan nilai tanah secara individual yang berisi 3 (tiga)
formulir, yaitu tabulasi data harga jual/data pembanding, analisis penentuan nilai
43
transaksi bumi per m2, dan analisis penentuan nilai indikasi rata-rata (NIR) dari data
pembanding.
membandingkan secara langsung data pembanding dengan Objek Pajak yang dinilai
oleh petugas penilai berdasarkan pengetahuan penilai terkait wilayah tersebut dan
pengalaman penilai selama menjadi penilai. Konsep tersebut telah sesuai dengan
realisasinya.
Dalam Perwali Nomor 23 tahun 2012, jika hasil penilaian tanah dengan
pendekatan perbandingan data pasar diperoleh nilai tanah yang selisihnya terhadap NIR
masih dibawah 10% (sepuluh per seratus), yang digunakan sebagai dasar ketetapan
PBB Objek Pajak yang dinilai adalah NIR. Jika selisih nilai tanah terhadap NIR sebesar
10% (sepuluh per seratus) atau lebih, maka nilai tanah hasil penilaian secara individu
tersebut dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk penentuan NIR Tahun Pajak yang
akan datang dan merupakan sumber informasi bagi Dinas. Pada pelaksanaannya, hasil
dari penilaian tanah dengan pendekatan perbandingan data pasar akan dikonversi ke
dalam klasifikasi NJOP untuk dijadikan nilai tanah apartemen tersebut. Aturan dalam
perwali mengenai hasil penilaian tanah tersebut tidak diterapkan karena telah
Tata cara penilaian tanah dengan pendekatan perbandingan data pasar dalam
tata cara tersebut sudah terlaksana, namun pada realisasinya urutan pengerjaannya
44
terbalik, yaitu menentukan NJOP tanah terlebih dahulu berdasarkan pengetahuan dan
Formulir Data Harga Jual. Data yang dimasukkan pun dipilih sebisa mungkin agar
mendapatkan nilai yang berada dalam klasifikasi NJOP yang telah ditentukan setelah
dilunasi maka akan menjadi beban bagi Bapenda Tangsel dalam hal
Secara garis besar, pelaksanaan penilaian tanah tidak sesuai dengan tahapan
penilaian tanah dengan pendekatan perbandingan data pasar yang terdapat dalam
Perwali Nomor 23 tahun 2012. Hal ini dapat dilihat dari terbaliknya urutan pengerjaan
perbandingan data pasar adalah kesulitan dalam menemukan data pembanding yang
sesuai kriteria sehingga perlu dilakukan kompromi yang dapat menurunkan keakuratan
nilai. Meskipun data yang didapat dari notaris tidak wajar karena biasanya notaris
menginput harga transaksi sekitar hanya 40-60% dari harga transaksi yang sebenarnya,
penilai tetap menggunakan data tersebut dan tidak mencoba mencari nilai yang
sebenarnya karena lebih efisien jika tidak dilakukan pengecekan lokasi tanah satu per
satu. Selain itu, kurang akuratnya suatu data dapat diatasi dengan pemberian
penyesuaian.
45
tahapan penilaian bangunan dengan pendekatan biaya adalah pengumpulan data, proses
dengan pendekatan biaya terdiri dari pengumpulan data dan proses penilaian. Konversi
NJOP dalam pelaksanaannya menjadi tahapan tersendiri karena diterapkan tidak hanya
pada hasil dari penilaian bangunan dengan pendekatan biaya namun juga pada hasil
Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (LSPOPD), LKOK, serta data lain yang belum
diambil saat pengecekan lokasi. Data yang digunakan juga sesuai dengan perwali, yaitu
SPOPD dan LSPOPD. LKOK tidak digunakan dalam penilaian apartemen. Data lain
yang belum tertampung yang dicatat dalam catatan tersendiri jarang digunakan karena
biasanya data dari SPOPD dan LSPOPD sudah cukup untuk dijadikan pertimbangan
penilaian bangunan dengan pendekatan biaya menggunakan aplikasi atau alat tertentu.
dilakukan dengan bantuan aplikasi DBKB. Meskipun sebenarnya nilai yang dihasilkan
oleh Aplikasi DBKB tidak selalu mewakili nilai yang sebenarnya, namun aplikasi
metode lain dalam pendekatan biaya yang lebih rinci lagi seperti menggunakan Rincian
Anggaran Biaya (RAB). Hal ini disebabkan oleh banyaknya objek yang perlu dinilai
dan terbatasnya jumlah penilai di Bapenda Tangsel sehingga perlu aplikasi tersebut
untuk mempermudah dan mempercepat proses penilaian. Selain itu, pada objek
penilaian juga dapat dilakukan penilaian ulang sehingga dapat menunjang keakuratan
nilai objek.
bersangkutan. NJOP yang dihasilkan tersebut merupakan NJOP untuk satu bangunan
apartemen. Setelah apartemen tersebut siap untuk dihuni, agar tiap unit di apartemen
menentukan NJOP untuk masing-masing unit. Oleh karena itu, pengelola apartemen
penilai memasukkan harga resource, yakni berupa biaya upah dan biaya bahan
bangunan. Setiap tahun penilai melakukan survei terhadap harga resource tersebut
untuk dapat melakukan pembaruan harga menjadi harga terkini di Tangerang Selatan
agar menunjang keakuratan nilai. Namun, tidak semua komponen dalam harga resource
penilaian tanah, yaitu dengan menentukan terlebih dahulu NJOP bangunan apartemen,
perhitungan nilai tersebut dilakukan dengan cara menginput data bangunan apartemen
ke dalam aplikasi DBKB sesuai pilihan yang ada. Setelah semua data bangunan
apartemen dimasukkan, nilai bangunan akan terkalkulasi secara otomatis. Jika nilai
yang dimasukkan terlalu tinggi atau terlalu rendah, data yang dimasukkan akan diganti
agar menyesuaikan nilai. Meskipun sebenarnya cara tersebut tidak sesuai prosedur,
namun tetap dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh penentuan NJOP yang tidak hanya
pembayaran PBB P-2. Jika WP tidak membayar PBB P-2, maka akan menjadi piutang
Bapenda Tangsel. Piutang tersebut harus dibayar atau dihapuskan jika tidak tertagih.
bukti bahwa piutang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih lagi. Untuk mendapatkan
bukti tersebut, petugas di Bapenda Tangsel harus mengunjungi objek pajak dan wajib
pajak satu per satu. Dengan banyaknya piutang dari penunggakan pembayaran PBB-P2
dari tahun-tahun sebelumnya, diperlukan banyak sumber daya untuk mengunjungi tiap
objek. Oleh karena itu, nilai NJOP biasanya ditentukan sepertiga dari nilai pasar.
biaya adalah dalam penggunaan aplikasi DBKB sering terjadi error. Contohnya adalah
48
pada hasil perhitungannya di salah satu komponen yang tidak terbaca. Aplikasi tersebut
juga sangat sensitif. Jika dalam input data penilai menekan tombol enter, maka
seterusnya harus menekan tombol enter. Begitu juga jika yang digunakan adalah
kursor, seterusnya harus menggunakan kursor. Karena jika tidak, terkadang dapat
menyebabkan kegagalan untuk beralih ke halaman berikutnya. Jika terjadi error dalam
pengisian data, biasanya penilai akan menutup aplikasi DBKB tersebut lalu
5. Konversi NJOP
langkah pengonversian NJOP bumi adalah dengan mengonversi nilai tanah (Bumi) per
meter persegi hasil dari analisis ke dalam "Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai
Dasar Pengenaan PBB" sesuai dengan ketentuan dalam BAB IV Pasal 18 Peraturan
Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Cara tersebut juga diterapkan pada nilai Bangunan
Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012. Namun, dalam
penggunaan aplikasi DBKB, penilai belum pernah menilai apartemen dengan jumlah
bangunan lebih dari satu sehingga belum pernah menerapkan konversi NJOP poin 3
dalam tata cara penilaian individual di Perwali Nomor 23 tahun 2012, yaitu “Untuk
Objek Pajak yang terdiri lebih dari 1 (satu) Bangunan, konversi dilakukan dengan cara
menjumlahkan nilai seluruh Bangunan dan dibagi luas seluruh Bangunan. Nilai
49
"Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai Dasar Pengenaan PBB" BAB IV Pasal 19
ayat (2) Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan
pelaksanaan tahapan ini tergolong mudah, yaitu mencari klasifikasi NJOP yang
memiliki jangkauan nilai yang sesuai dengan nilai tanah atau nilai bangunan.
Penyusunan laporan penilaian bertujuan untuk menyajikan opini nilai tanah dan
nilai bangunan apartemen. Di dalam tata cata penilaian individual yang terdapat di
Peraturan Walikota Nomor 23 tahun 2012, tidak diatur mengenai tahapan ini.
gaya mereka masing-masing. Oleh karena itu, keempat format penilaian berbeda-beda
namun tetap mengandung unsur-unsur yang harus ada dalam laporan penilaian. Unsur-
unsur tersebut antara lain adalah sertifikasi nilai, ringkasan laporan penilaian,
pernyataan, asumsi, dan syarat yang membatasi, tujuan dan basis penilaian, tanggal
pemeriksaan dan tanggal penilaian, identifikasi wilayah dan fasilitas lingkungan, data
dinilai. Format laporan penilaian itu sendiri tidak tercantum di dalam Perwali Nomor
23 tahun 2012. Penilai menggunakan aturan format yang pernah diberikan saat
mendapatkan pelatihan penilaian dari PKN STAN pada tahun 2015 yang lalu. Dalam
50
pelatihan penilaian tersebut, PKN STAN memberikan aturan format penilaian sesuai
tidak dapat diketahui tata cara penyusunan laporan penilaian yang seharusnya, apa saja
yang perlu dimasukkan dalam laporan penilaian, serta format penulisan yang digunakan
agar format penilaian antara satu penilai dan penilai lain lebih seragam.
Dalam proses penyusunan laporan, belum pernah ditemui kendala yang berarti
karena pelaksanaan tahapan ini cukup mudah, yakni hanya mengisi data terkait
apartemen maupun hasil analisis perhitungan nilai tanah dan nilai bangunan.
BAB IV
SIMPULAN
A. Simpulan
penilaian apartemen yang mengacu pada Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan
Nomor 23 tahun 2012 dengan pelaksanaan penilaian apartemen oleh Badan Pendapatan
1. Pelaksanaan penilaian apartemen di kota Tangerang Selatan sampai saat ini masih
2. Pelaksanaan penilaian apartemen yang dilakukan secara umum telah sesuai dengan
terdapat tahapan yang belum diatur dalam Peraturan Walikota Kota Tangerang
Selatan Nomor 23 tahun 2012, yakni pengecekan lokasi dan penyusunan laporan
penilaian.
3. Pada tahapan persiapan, terdapat kegiatan yang dilaksanakan namun tidak terdapat
pengelola apartemen untuk membuat janji temu pengecekan lokasi. Kendala yang
51
52
pernah ditemui pada tahapan persiapan adalah kesulitan dalam mendapat izin dari
4. Tahapan pengecekan lokasi tidak diatur dalam perwali meskipun memiliki peran
penting dalam proses penilaian, yaitu untuk pengumpulan atau validasi data.
Kendala yang terdapat dalam tahapan pengecekan lokasi adalah pihak Wajib Pajak
5. Pelaksanaan penilaian tanah belum sesuai dengan tahapan penilaian tanah dengan
pendekatan perbandingan data pasar yang terdapat dalam Perwali Nomor 23 tahun
2012. Hal ini dapat dilihat dari terbaliknya urutan pengerjaan perhitungan nilai
pembanding yang sesuai kriteria. Kesulitan dalam menemukan data pembanding ini
pendekatan kapitalisasi pendapatan. Hal ini dikarenakan data yang diperlukan lebih
mudah didapat dan penilai terbantu dengan adanya Aplikasi Daftar Biaya
53
Pajak (DJP).
8. Konversi NJOP bumi dan bangunan telah sesuai pelaksanaannya dengan Peraturan
Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 23 tahun 2012. Pada tahapan ini belum
9. Tahapan penyusunan laporan penilaian tidak diatur dalam perwali sehingga tidak
dapat diketahui tata cara penyusunan laporan penilaian yang seharusnya, apa saja
yang perlu dimasukkan dalam laporan penilaian, serta format penulisan yang
digunakan. Dalam proses penyusunan laporan, belum pernah ditemui kendala yang
berarti.
B. Saran
Berdasarkan data, fakta, dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-
untuk mengakomodasi tahapan yang belum diatur, yaitu pengecekan lokasi dan
2. Perlu diberikan contoh format laporan penilaian agar terdapat keseragaman dalam
3. Sebaiknya dalam penentuan NJOP tanah dan NJOP bangunan dilakukan sesuai
ditetapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Creswell, J. 2007. Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five
Approaches, 2nd ed. California: Sage Publication.
De Chiara, Joseph., dan John Hancock.1968. Callender Time Server Standart: For
Building Type NY. New York: McGraw-Hill Book Company.
xi
Republik Indonesia. 2014.Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Tangerang Selatan: Sekretariat Daerah.
3. Internet (Website)
www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/
diakses tanggal 14 Desember 2018 pukul 12.40 WIB
id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan#Daftar_perguruan_tinggi diakses
tanggal 19 Mei 2019 pukul 15.19 WIB
properti.kompas.com/read/2018/02/17/190000721/pendapatan-tangerang-selatan-
didominasi-pbb-dan-bphtb diakses tanggal 17 Mei 2019 pukul 21.16 WIB
ekonomi.bisnis.com/read/20180305/49/746281/28-proyek-apartemen-hadir-di-
serpong diakses tanggal 17 M ei 2019 pukul 21.25 WIB
xii
LAMPIRAN
LAPORAN PENILAIAN
OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
TAHUN PENILAIAN
2019
DAFTAR ISI
SAMPUL
LAPORAN SINGKAT PENILAIAN
DAFTAR ISI
1. Sertifikasi Nilai
2. Ringkasan Laporan Penilaian
3. Pernyataan, Asumsi dan Syarat yang Membatasi
4. Tujuan dan Basis Penilaian
5. Tanggal Pemeriksaan dan Tanggal Penilaian
6. Identifikasi Wilayah dan Fasilitas Lingkungan
7. Data Properti
8. Pendekatan Penilaian
9. Hasil Penilaian
10. Perbandingan NJOP
11. Definisi dan Pengertian
12. Lembar Pengesahan
LAMPIRAN
1. SURAT PERINTAH TUGAS
2. ANALISIS NILAI BANGUNAN
3. SPOP/LSPOP
4. PETA LOKASI
5. FOTO OBYEK PENILAIAN
6. DATA PENDUKUNG LAINNYA
1. SERTIFIKASI NILAI
Alamat Wajib Pajak : JALAN XXXX KEL PARIGI KEC PONDOK AREN
TANGERANG SELATAN
Jumlah 141.878.577.454
Jumlah 146.144.941.000
7. DATA PROPERTI
a. Data Tanah
Nama Obyek Pajak : APARTEMEN ABC
Alamat Obyek Pajak : JALAN XXXX KELURAHAN PARIGI KECAMATAN
PONDOK AREN TANGERANG SELATAN
Luas Tanah : 29.891 m2, dengan rincian dokumen kepemilikan
sebagai berikut.
Tanggal
Nomor Pemegang Tanggal Luas
Berakhir
Sertifikat/AJB Hak Diterbitkan (m2)
Hak
XX XXXX
HGB Nomor:
XXXX 7 Februari
25/HGB/BPN.36/201 - 29.891
XXXXXXXX, 2014
4 Tahun 2014
XXX.
8. PENDEKATAN PENILAIAN
a. Penilaian Tanah. Pendekatan penilaian yang digunakan untuk
menentukan NJOP tanah berdasarkan Peraturan walikota Tangerang
Selatan Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Klasifikasi Nilai Jual
Obyek Pajak Bumi Untuk Obyek Pajak Sektor Perdesaan Dan Perkotaan
Tahun 2019.
b. Penilaian Bangunan. Pendekatan penilaian yang digunakan untuk
menentukan NJOP bangunan adalah Metode Biaya Pengganti
Baru/Biaya Reproduksi Baru, yaitu suatu pendekatan penentuan nilai
dengan cara menghitung keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh bangunan pada kondisi baru sesuai tanggal penilaian,
dikurangi dengan penyusutan yang terjadi pada bangunan sesuai hasil
pengamatan langsung, dilihat dari aspek penyusutan fisik, fungsi dan
ekonomi. Perhitungan biaya pembuatan baru bangunan berdasarkan
Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) yang berlaku di wilayah
Kota Tangerang Selatan. DBKB disusun berdasarkan harga satuan per
m2 yang dihitung dengan melibatkan semua biaya material, upah, dan
jasa arsitek. Harga satuan per m2 dikalikan dengan luas bangunan.
Hasil perkalian tersebut merupakan biaya pembuatan baru dari
bangunan obyek penilaian.
9. HASIL PENILAIAN
a. Hasil Penilaian Tanah
Berdasarkan Klasifikasi Nilai Jual Obyek Pajak Bumi Untuk Obyek Pajak
Sektor Perdesaan Dan Perkotaan yang berlaku di wilayah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019, nilai jual obyek pajak untuk
penggunaan yang ada atas tanah obyek penilaian adalah sebagai
berikut:
Lokasi Luas (m2) Nilai (Rp/m2) Total Nilai (Rp.)
JALAN XXXX KELURAHAN
PARIGI KECAMATAN
29.891 2.176.000 65.042.816.000
PONDOK AREN
TANGERANG SELATAN
(Seratus empat puluh enam miliar seratus empat puluh empat juta sembilan ratus empat puluh
satu ribu rupiah)
d. Nilai Jual Obyek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah harga
rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara
wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan
melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai
perolehan baru, atau NJOP pengganti; (Perwal Tangerang Selatan
Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 1)
Mengetahui:
LEMBAR SPOP/LSPOP
LAMPIRAN -4