Anda di halaman 1dari 140

ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI

KOTA DEPOK

TESIS

BINARGA GUCHANY
1106028683

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN GAS


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2014
ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI
KOTA DEPOK

TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Teknik

BINARGA GUCHANY
1106028683

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN GAS


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2014

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat Nya Tesis ini dapat diselesaikan.
Penulisan Tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Magister Teknik Departemen Teknik Kimia pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa dari masa perkuliahan hingga penyusunan Tesis ini, telah banyak pihak yang
membantu sehingga semua proses dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Asep Handaya Saputra, MEng selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Tesis
ini.
2. Seluruh staf pengajar Pasca Sarjana Magister Manajemen Gas Universitas Indonesia
3. Ibu Dr. Ing. Evita H Legowo selaku Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang telah
memberi izin penulis untuk menambah ilmu kembali di Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
4. Keluarga besar Ditjen Migas terutama Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas atas bantuan
data dan dukungan moral yang telah diberikan.
5. Kedua orang tua penulis, (Alm) H. Abdul Gafar dan Ibu Hajjah Marnis yang telah
membimbing dan mendidik penulis dari buaian hingga sekarang. Semoga Allah SWT
membalas jasa-jasa beliau yang tak terhitung.
6. Istri penulis tercinta , Hartini Rahayu and dan Empat permata hatiku, Farras, Felda Voila,
Sadra atas doa dan support nya.
7. Pihak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan wawasan dalam penyusunan Tesis ini
sehingga segala kritik dan saran yang bermanfaat diharapkan dapat memperbaiki penelitian ini di
masa yang akan datang.
Akhir kata, Saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga Tesis in membawa manfaat.
Jakarta, Januari 2014

Binarga Guchany

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK K EPENTIN GAN AKADEM IS

Sebaga i civ itas akad emi k Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Binarga Guchany
NPM : 1106028683
Progr am Studi : Manajem en Gas
Depart emen : Teknik Kimia
Fak ultas : Teknik
Jenis Karya : T esis

D em i pe ngembanga n ilmu pengetahu an, meny etujui untuk mernberikan kepada Un iversitas
Indone sia Hak Bebas Ro yalt i No neks klusif ( No n-Exclu sive Roya lty Free R ight) atas karya
ilmiah saya berjudul
"A nalisis Keekonomian Pengembangan Jaringan Gas Bumi Kota Depok"

Beserta per angkat yang ada (jika d iperlu kan). Dengan Hak Bebas Ro yalti No n eksklusif ini
Universitas Ind on esia berhak menyimpan , menga lih med ia/ formatkan, mengelo la da,lam bent uk
pangka lan data (database) , meraw at dan mempubli kasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebaga i penulis/pe ncipta dan sebagai pemi lik hak c ipta.

Dem ikian pemyataan ini saya buat dengan se benamya

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal Janu ari 2014

Yang me~
y ta.kan
.d ,
G
.
(Binarga Guchany)

VI

~ IIIIIl
ABSTRAK

Nama : Binarga Guchany


Program Studi : Manajemen Gas
Judul : Analisis Keekonomian Pengaembangan Jaringan Gas Bumi Kota Depok

Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala
pemanfaatan gas bumi. Kurang berkembangnya infrastruktur gas bumi tersebut dikarenakan
kendala keekonomian sehingga badan usaha belum tertarik mengembangkannya. Oleh karena itu
perlu keterlibatan Pemerintah untuk mempercepat penggunaan bahan bakar gas tersebut melalui
Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga (Jargas) yang salah satunya
di Kota Depok pada Tahun Anggaran 2010. Jargas ini selanjutnya pada tahun 2011 diserahkan
oleh Pemerintah kepada PT A sebagai operator yang ditunjuk Menteri ESDM untuk
mengelolanya. Untuk tetap eksis maka PT A diharuskan untuk mengembangkan jaringan yang
telah diserahkan

Gas sebesar 1 MMSCFD yang dipasok dari PT B baru dikonsumsi sebesar 0,07 MMSCFD untuk
4000 SR. Sisa 0,93 MMSCFD digunakan untuk pengembangan jargas di sektor rumah tangga
dan komersil. Studi ini menganalisis keekonomian terhadap pengembangan jaringan dengan 5
skenario pengembangan: 100% untuk rumah tangga, 75% untuk rumah tangga dan 25% untuk
komersil; 50% rumah tangga dan 50% komersil; 25% rumah tangga dan 75% komersil: dan
100% komersil.

Dari studi dihasilkan Investasi untuk masing-masing skenario sebagai berikut: Rp


75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ; Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp
25.548.567.780. NPV untuk masing-masing skenario: - Rp 56.005.906.943; - Rp
15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp 97.298.270.687. Internal Rate of
Return (IRR) untuk masing-masing skenario: - 5%, 4,4%; 13% ; 28% ;48%. Payback Period
untuk masing-masing skenario adalah: tidak bisa dihitung,13,8,4,2 tahun.

Dengan asumsi bahwa Minimum IRR 13% dan Payback Period maksimal 8 tahun maka skenario
3,4 dan 5 saja yang layak. Dengan berbagai pertimbangan maka skenario 4 yang layak untuk
direkomenadasikan ke PT A untuk pengembangan Jaringan Gas Bumi di Kota Depok.

Kata kunci : analisis keekonomian, jaringan gas bumi, kota depok

vii
ABSTRACT

Name : Binarga Guchany


Study Program: Gas Management
Title : Development Economic Analysis of Depok’s Gas Pipeline Distribution
Network

Lack of gas infrastructure to consumer is barrier in utilizing natural gas. Undeveloped of gas
infrastructure is caused by economic threat in which companies are not interesting to develop.
That is why it is needed government’s role to speed up utilization of natural gas fuel through
construction of gas pipeline network for household in which Depok is chosen as a city which is
built at 2010. The network then was given to Jabar Energi as company appointed as operator of
Depok’s gas pipeline network to develop. To become exist, PT A is obliged to develop network
which was constructed.

1 MMSCFD of natural gas supplied by PT B is only consumed 0,07 MMSCFD for 4000 house
hold. 0.93 MMSCFD excess gas is used to household and commercial. This study is to analyze
economic feasibily for 5 scenarios i.e: 100% for household; 75% for household and 25%
commercial; 50% for household 50% commercial; 25% household and 75% commercial; and
100% commercial.

Study shows amount of Investment for each scenarios: Rp 75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ;


Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.780. NPV for each scenarios: - Rp
56.005.906.943; - Rp 15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp
97.298.270.687. Internal Rate of Return (IRR) for each scenarios – 5% ; 4,4%; 13% ; 28% ;48%.
Payback Period for each scenarios: can’t be calculated,13,8,4,2 years.

By assumption Minimum IRR 13% study shows 4th and 5th will be feasible and Maximum
Payback Period 8 yeras, study show 3th, 4th and 5th will be feasible. By various consideration
4th is the most feasible to be recommended to PT A to develop the gas network within Depok.

Keywords : economic analysis, gas pipeline network, Depok city

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iii


HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. PERMASALAHAN 3
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 4
1.4. BATASAN PENELITIAN 4
1.5. SISTIMATIKA PENULISAN 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. GAS BUMI 7
2.1.1. Komposisi Kimia & Spesifikasi Gas Bumi 7
2.1.2. Transportasi Gas Bumi 8
2.1.3. Pemanfaatan Gas Bumi 8
2.1.4. Kandungan Energi 9

2.2. HARGA GAS BUMI 9

2.3 REGULASI DI INDONESIA 10

ix
2.4. ANALISIS TEKNIS 16
2.4.1. Hidrolika Gas 16
2.4.1.1. Persamaan Umum Untuk Gas 17
2.4.1.2 Perhitungan Penurunan Tekanan (Pressure Drop) 18
2.4.2. Ukuran Pipa 19
2.4.3. Persamaan Disain Pipa Poly Ethilene (PE) 22
2.4.4. Mekanika Fluida Gas 22
2.4.4.1. Bilangan Reynold 22
2.4.4.2. Kehilangan Tekanan Akibat Friksi 23

2.5. KOTA DEPOK 26

2.6. ANALISIS KEEKONOMIAN 28

BAB III METODOLOGI 35


3.1. ANALISIS SUPLAI DAN DEMAND 35
3.1.1. Suplai 35
3.1.2. Demand 36

3.2. SURVEI DAN PEMBUATAN JALUR PIPA 37


3.2.1. Analisis Data 38
3.2.2. Mengumpulkan Data Geografis 38
3.2.3. Menentukan Aspek Teknis 39
3.2.4. Menentukan Jalur Optimal 39

3.3. DISAIN TEKNIS 40


3.3.1. Process Flow Diagram 40
3.3.2. Material Take Off (MTO) 41
3.3.3. Bill of Quantity (BQ) 41

x
3.4. PERHITUNGAN INVESTASI 41
3.4.1. Pengumpulan Harga Satuan Material 41
3.4.2. Analisis Harga Satuan 42
3.4.3. Rencana Biaya 42

3.5. ANALISIS EKONOMI 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43


4.1. ANALISIS SUPLAI DAN DEMAND 43
4.1.1. Hasil Survai Potensi Demand 45
4.1.2. Perhitungan Demand Jaringan Gas Kota Depok 48

4.2. PERENCANAAN AWAL PENGEMBANGAN JARINGAN GAS 48


GAS KOTA DEPOK
4.2.1. Sumber gas dan titik tapping 48
4.2.2. Pemilihan Diameter Pipa 49
4.2.3. Plot Plan, PFD dan PID 52
4.2.4. Analisis Pengaturan Tekanan 54
4.2.5. BQ dan RAB 55

4.3. ANALISIS KEEKONOMIAN 58


4.3.1. ANALISIS INVESTASI TERKAIT INVESTASI 66
4.3.2. ANALISIS IRR 68
4.3.3. ANALISIS PAYBACK PERIOD 69
4.3.4. ANALISIS BENEFIT COST RATIO 69

BAB V KESIMPULAN 71

DAFTAR PUSTAKA 73

xi
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1.1. Diagram Pengiriman Gas dari PT B ke MRS Jargas 3


Depok (Beji) 5
Gambar 2.1. Komponen Harga Gas Bumi 10
Gambar 2.2 Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi 12
Nasional Indonesia (RIJTDGBN)
Gambar 2.3. Aliran gas dalam pipa 18
Gambar 3.1. Alur Metodologi 35
Gambar 3.2. Diagram Alir Metode Pengambailan Jalur Pipa 40
Gambar 4.1. Grafik Investasi vs NPV untuk tiap skenario 66
Gambar 4.2. Grafik IRR untuk tiap skenario 68
Gambar 4.3. Grafik PBP untuk tiap skenario 69
Gambar 4.4. Grafik BCR untuk tiap skenario 69

xii
DAFTAR TABEL
HALAMAN

Tabel 2.1. Spesifikasi Gas Bumi Komersial 7


Tabel 2.2. Perbandingan Nilai Kalor Bahan Bakar 9
Tabel 2.3. Besara Iuran 14
Tabel 2.4. Klasifikasi Lokasi Penggelaran Pipa Transmsi Minyak, Pipa 15
Transmisi Gas dan Pipa Induk
Tabel 2.5. Jarak Minimum Pipa Penyalur 15
Tabel 2.6. Tipe Disain Berdasarkan Kelas Lokasi 20
Tabel 2.7. Faktor Disain Konstruksi Pipa Baja 20
Tabel 2.8. Pengaruh Temperatur terhadap Pipa 21
Tabel 2.9. Kekuatan Pipa Minimum 21
Tabel 2.10. Kekasaran permukaan beberapa jenis material 23
Tabel 2.11. Panjang Ekivalen (Le/D) untuk berbagai jenis fitting 24
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk kota Depok(tahun 2011) 27
Tabel 4.1. Data Kependudukan Kecamatan Beji Kota Depok 45
Tabel 4.2. Daftar Sektor Komersil di Sepanjang Jalan Margonda 45
Tabel 4.3. Analisis Diameter Pipa DTM skenario 1 51
Tabel 4.4. Analisis Diameter Pipa DTR skenario 1 51
Tabel 4.5. Hasil analisa Jenis Pipa untuk Laju Alir Gas 1 MMSCFD 52
Tabel 4.6. Skenario Pengembangan Jaringan Gas Depok 57
Tabel 4.7. Perkiraan Rincian Biaya Operation and Maintence sken- 1 59
Tabel 4.8. Perkiraan Rincian Biaya Operation and Maintence sken- 2 61
Tabel 4.9. Perkiraan Rincian Biaya Operation and Maintence sken- 3 62
Tabel 4.10. Perkiraan Rincian Biaya Operation and Maintence sken- 4 64
Tabel 4.11. Perkiraan Rincian Biaya Operation and Maintence sken- 5 65
Tabel 4.12. Perhitungan NPV, IRR, PBP dan BCR untuk tiap skenario investasi 66

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1: Daftar Pertanyaaan kuisioner survei potensi demand L1


Lampiran 2: Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap L2
Regulator Sektor
Lampiran 3: Plot Plan L3
Lampiran 4: Process Flow Diagram (PFD) L4
Lampiran 5: Process and Instrument Drawing (P&ID) L5
Lampiran 6: Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) L6

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peningkatan jumlah penduduk di beberapa kota/kabupaten di Indonesia cukup pesat.


Hal tersebut mendorong peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai bidang.
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah peningkatan penggunaan gas bumi
sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan sektor komersial. Pemenuhan kebutuhan gas
bumi sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan sektor komersial harus ekonomis, aman
dan tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah sedang
menggalakkan penggunaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk rumah
tangga dan sektor komersial.
Saat ini upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi untuk rumah tangga
dan sektor komersial terhambat karena terbatasnya infrastruktur yang menghubungkan gas
bumi dari sumbernya ke konsumen. Kurang berkembangnya infrastruktur gas bumi tersebut
dikarenakan kendala keekonomian sehingga badan usaha belum tertarik
mengembangkannya. Oleh karena itu perlu keterlibatan Pemerintah untuk mempercepat
penggunaan bahan bakar gas tersebut melalui Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi
untuk Rumah Tangga (Jargas).
Sampai dengan tahun 2012 Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
(Ditjen Migas) telah membangun Jargas di 16 kota/kabupaten seluruh Indonesia sejumlah
57.460 sambungan rumah (SR). Tahun 2009 Jargas telah dibangun di kota Palembang
sebanyak 3303 SR, kota Surabaya 2900 SR. Tahun 2010 telah dibangun jargas di kota
Depok sebanyak 4000 SR, kota Sidoarjo 4000 SR, kota Tarakan 3966 SR, kota Bekasi 1800
SR. Tahun 2011 Jargas dibangun untuk kota Sengkang 4172 SR, kota Bontang 3960 SR,
dibangun lagi di kota Sidoarjo (lanjutan) 2500 SR, dibangun lagi di kota Bekasi (lanjutan)
2828 SR dan dibangun di Rumah Susun Jabotabek 5234 SR. Tahun 2012 Jargas dibangun
di kota Jambi 4000 SR, kota Prabumulih 4650 SR, dibangun lagi di Sidoarjo (lanjutan) 2147
SR, dibangun di Kabupaten Bogor 4000 SR dan kota Cirebon 4000 SR.
Sebelum Jargas dibangun/dikonstruksi, disiapkan terlebih dahulu perangkat
pendukungnya berupa penyusunan regulasi dan kebijakan pendukung, Feasiblity Study (FS)
yang dilakukan oleh Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
dan pengangkutan gas bumi melalui pipa (BPH Migas), Front End Engineering Design

1
Universitas Indonesia
(FEED) dan Detail Engineering Drawing and Construction (DEDC) serta kajian Upaya
Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) di masing-masing
kota/kabupaten.
Kriteria pemilihan kota/kabupaten yang akan dibangun Jargas yaitu adanya alokasi
gas bumi untuk Jargas, dekat dengan jaringan distribusi gas bertekanan rendah, lebar jalan
menuju rumah lebih dari 2 (dua) meter, tersedia anggaran dari Ditjen Migas serta ada
pertimbangan dari Pemerintah Daerah setempat.
Pemerintah c.q. Ditjen Migas membangun dan memberikan jaringan gas ini secara
cuma-cuma kepada masyarakat sampai ke kompor. Untuk kompor disediakan masing-
masing rumah tangga. Program ini ditujukan lebih kepada masyarakat ekonomi menengah
ke bawah walau pada kenyataannya jaringan ini juga melewati rumah-rumah mewah karena
kendala teknis jaringan pipa.
Setelah Jargas dikonstruksi, maka sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber daya Mineral (ESDM) No. 19 tahun 2009 tentang Tatacara Penawaran
Pengoperasian Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun oleh
Pemerintah, dilakukan lelang operator oleh Ditjen Migas untuk menentukan operator yang
akan mengoperasikan dan mengembangkan Jargas yang telah dibangun.
Sektor komersial meliputi hotel, toko, gedung perkantoran, rumah sakit dan restoran.
Dalam 5 tahun terakhir permintaan sektor komersial tumbuh rata-rata 5,7% per tahun
dengan pangsa berkisar antara 4,0% - 4,6% (diluar biomassa). Permintaan energi sektor ini
diperkirakan akan terus tumbuh dengan berkembangnya sektor komersial di masa
mendatang. Trend permintaan energy sektor komersial akan tumbuh sekitar 5,1% per tahun.
Kota Depok adalah salah satu kota terpilih yang dibangun Jargas untuk Rumah
Tangga pada Tahun 2010 dan telah dioperasikan tahun 2011. Tahap pengembangan
diperkirakan pada tahun 2014 yang akan dilakukan oleh PT. A sebagai Badan Usaha yang
ditunjuk oleh Menteri ESDM atas usulan Ditjen Migas sebagai operator Jargas di kota
Depok. Dengan mendapat suplai gas dari PT. B sebesar 1 MMSCFD yang melakukan
Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT. A selama 5 (lima) tahun. Pada tahun 2011 gas
telah mengalir ke Kelurahan Beji dan Beji Timur sebanyak 4000 Sambungan Rumah
(SR).Harga gas yang dibayar US$ 2.79/MMBTU dengan eskalasi 3% per tahun dimana
pada tahun 2013 menjadi $ 2.96/MMBTU.

Selain melakukan PJBG dengan PT. B, PT. A juga melakukan Kesepakatan


Pengaliran Gas melalui pipa milik PT. C yang dituangkan dalam Gas Transportation

2
Universitas Indonesia
Agreement (GTA). Gas bumi disediakan oleh PT. B di Citarik, Jawa Barat yang disalurkan
melalui pipa milik PT. C yang melewati wilayah kota Depok. Gas ini diambil melalui
Tapping Out - 07 (TO-07)yang terdapat di wilayah Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota
Depok untuk kemudian disalurkan ke Jargas Depok melalui MRS (Metering Regulation
Station).

Beji

Gambar 1.1. Diagram Pengiriman Gas dari PT. B ke MRS Jargas Depok (Beji)

Saat ini terdapat 13 Regulator Sektor (RS) yang tersebar di wilayah Beji dan Beji
Timur yang digunakan untuk melayani pengaliran gas ke 4000 Sambungan Rumah. Satu RS
didisain untuk menampung 400 SR sehingga jaringan gas bumi yang dibangun pemerintah
di kota Depok untuk saaat ini mampu menampung maksimal 400 x 13 RS = 5200 SR.

Anggaran sebesar Rp 48.488.271.000 telah dikeluarkan Ditjen Migas untuk


membangun 4000 Sambungan Rumah (SR) yang rata-rata pemakaian per bulannya hanya
sebesar 15 m3/ SR atau total pemakaian sebulan sebesar 60.000 m3 atau setara dengan
60.000 x 35,29 ft3 = 2.117.400 ft3 atau 2.117.400 /30 = 70580 ft3/day = 0,07 MMSCFD.
Artinya masih terdapat 0,93 MMSCFD untuk dapat dikembangkan.

Berapa banyak sambungan rumah tangga dan/atau sambungan untuk komersial yang
perlu ditambah agar PT. A dapat menikmati untung dan berapa komposisinya, studi ini akan
mencoba menjawab skenario terbaik mana yang dapat direkomendasikan kepada PT. A
untuk pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Depok. Dari lima
skenario ini akan dilihat skenario mana yang paling layak untuk direkomendasikan ke PT.
A untuk mengembangkan aset yang telah diserahkan pengelolaannya.

3
1.2 PERMASALAHAN
Analisis keekonomian sangat diperlukan mengingat PT. A dituntut untuk
menghasilkan keuntungan (profit) dari pengembangan yang dilakukan agar perusahaan ini
bisa eksis dan tujuan akhir dari pembangunan jargas di kota Depok tercapai yaitu menuju
Depok sebagai kota gas (Gas City).

Suplai 0,93 MMSCFD akan dicoba dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan dan
pemanfaatan gas sebagai bahan bakar untuk Sektor Komersial (Hotel, Restoran, Rumah
Sakit Swasta, Perkantoran Swasta, Pertokoan/Ruko/Rukan/Pasar/Mall/Swalayan dan
Kegiatan Komersial sejenisnya). Penelitian ini akan mengkaji dan membandingkan sisi
keekonomian 5 skenario.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penulisan Tesis ini adalah melakukan analisis kekonomian terhadap
pengembangan pembangunan jargas di kota Depok, sedangkan tujuannya adalah sebagai
berikut:

1. Menganalisis pasar pengembangan jaringan gas bumi kota Depok dengan


mempertimbangkan suplai dan demand LPG untuk rumah tangga dan sektor komersial
yang akan digantikan oleh jaringan gas kota.

2. Menentukan lokasi dan jumlah sambungan rumah (SR) dan sambungan komersial (SK)
yang paling optimal dari pengembangan jaringan existing gas bumi untuk rumah
tangga kota Depok.

3. Menentukan aspek teknis dari rancangan jalur pengembangan jargas depok

4. Menghitung Investasi dari masing-masing skenario

5. Menganalisis dan membandingkan keekonomian dari pemanfaatan gas bumi untuk


bahan bakar gas rumah tangga dan untuk sektor komersiaL.

1.4 BATASAN PENELITIAN


Batasan masalah dari Tesis ini sebagai berikut:

 Jaringan gas bumi kota Depok adalah jaringan gas bumi yang dibangun tahun 2010 dan
diserahkan pengoperasiannya oleh Ditjen Migas kepada PT. A tahun 2011.

4
Universitas Indonesia
 Jaringan yang dirancang sampai pipa Distribusi Tekanan Rendah (DTR) depan rumah
atau komersial.

 Sumber gas memanfaatkan ekses 0,93 MMSCFD dari PT. B yang belum terserap.

 Umur teknis jargas adalah 20 (dua puluh) tahun.

1.5 SISTIMATIKA PENULISAN


Dalam penulisan Tesis ini dibagi dalam beberapa bab dan sub bab dengan perincian
lengkap seperti pada daftar isi. Secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang mengapa perlu


dilakukan analisis keekonomian terhadap pengembangan jargas di kota Depok,
permasalahan, maksud dan tujuan, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab landasan teori dan peraturan perundangan mengenai jargas untuk
rumah tangga dan sektor komersil yang meliputi teori gas bumi, harga gas bumi,
regulasi di Indonesia, perhitungan pipa, kompresi gas bumi, kota Depok, analisis
teknis dan ekonomi

BAB III METODOLOGI

Merupakan bab yang berisi pembahasan mengenai metode yang akan digunakan
dalam membantu perhitungan dalam analisis teknis dan ekonomis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Merupakan bab pembahasan analisis teknis dan ekonomis pengembangan jargas


Depok dengan melakukan pengembangan jaringan distribusi gas bumi untuk Rumah
Tangga dan untuk Sektor Komersial.

BAB V KESIMPULAN

Merupakan bab kesimpulan dan saran dari hasil penulisan secara keseluruhan.
Dalam lembaran akhir dicantumkan lampiran-lampiran lain yang menunjang bab-
bab sebelumnya.

5
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GAS BUMI

2.1.1 Komposisi Kimia & Spesifikasi Gas Bumi

Gas bumi atau Natural Gas merupakan gas yang mudah terbakar yang mengandung
senyawa-senyawa hidrokarbon dalam jumlah besar. Seperti minyak bumi dan batubara, gas
bumi juga merupakan bahan bakar fosil. Gas bumi biasanya mengandung sebanyak 85%
metana (CH4) dan sekitar 10% etana (C2 H6), serta mengandung sejumlah kecil propana
(C3H8), butana (C4H10), pentana (C5H12) dan alkana lainnya. Secara umum kandungan
hidrokarbon di dalam gas bumi bervariasi tergantung terutama pada lokasi reservoir gas
bumi. Gas bumi mengandung sejumlah kecil senyawa-senyawa pengotor, termasuk
didalamnya karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S) dan nitrogen.

Spesifikasi gas bumi yang umum digunakan untuk komersial seperti tercantum pada
tabel 2.1. adalah sebagai berikut:[1]

Tabel 2.1. Spesifikasi Gas Bumi Komersial


No Parameter Keterangan

1 Nilai Kalor ˃ 9,050 BTU/ft3

2 Kemurnian Bebas dari debu, minyak bumi dan hidrokarbon yang


dapat dicairkan pada temperatur lebih dari 15oF pada
tekanan 800 psig

3 Kandungan Sulfur ˂ 1 grain H2S per 100 ft3 gas

4 Kandungan CO2 ˂ 2%

5 Kandungan H2O ˂ 7 lb/MMSCF (14,4 psia, 60oF)

6 Temperatur Temperatur maksimum pada titik pengiriman 120 oF

Gas bumi terbagi atas Gas Associated dan Non Associated, dimana gas associtaed
adalah gas yang terikut di dalam tambang minyak bumi sedangkan gas non associated
adalah gas yang dihasilkan oleh tambang gas bumi. Untuk gas associated didapatkan dari
pengolahan minyak bumi, dan untuk gas non associtaed didapatkan dari proses pemurnian

6
Universitas Indonesia
awal tanpa melalui proses pengolahan minyak dan gas bumi. Pada proses pengolahan gas
bumi, umumnya mengahasilkan produk Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified
Petroleum Gas (LPG).

2.1.2 Transportasi Gas Bumi

Pada dasarnya sistem transportasi gas bumi meliputi :

 Transportasi melalui pipa salur.


 Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG
untuk pengangkutan jarak jauh.
 Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan
road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah
(antar pulau).

Di Indonesia, BPH Migas telah menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk
Transmisi Gas Nasional Terpadu". Saat ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PT.
PERTAMINA dan PT. PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah
tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

2.1.3 Pemanfaatan Gas Bumi

Secara garis besar pemanfaatan gas bumi dibagi atas 3 kelompok yaitu :

 Gas bumi sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar
kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga,
hotel, restoran dan sebagainya.
 Gas bumi sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,
metanol,bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low
density polyethylene, HDPE = high density polyethylene, PE= poly ethylene, PVC=poly
vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet
makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
 Gas bumi sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG).

7
Universitas Indonesia
2.1.4 Kandungan Energi

Gas bumi ini memiliki nilai panas yang bervariasi. Satuan yang biasa digunakan
untuk mengukur kualitas gas bumi adalah panas pembakaran kotor (gross heating value)
yang disingkat GHV atau biasa disebut HHV (Higher Heating Value). Satuan lain yang
juga biasa digunakan adalah LHV (Lower Heating Value) atau Net Heating Value (NHV)
yang merupakan panas pembakaran bersih dimana H2O (air) yang dihasilkan berada dalam
fase uap. Nilai panas gas bumi bervariasi sesuai dengan komposisinya. Dalam penelitian
ini nilai panas yang digunakan adalah 960 BTU/SCF.

Tabel 2.2. Perbandingan nilai kalor bahan bakar[2]

Jenis Nilai Kalor Efisiensi pembakaran

Gas bumi 1.054.236MJ/MMSCF 55%

Solar 38,1 MJ/liter -

Minyak Diesel 38,8 MJ/liter -

Minyak Bakar 40,2 MJ/liter -

Minyak Tanah 34,8 MJ/liter 40%

LPG 49,8 MJ/liter 60%

2.2 HARGA GAS BUMI

Komponen harga gas bumi seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, dimana harga gas
sampai ke konsumen terdiri dari harga gas bumi dan harga non gas bumi. Pada tahap
monopoli harga gas diregulasi, kemudian adanya pipeline to pipeline competition diregulasi
secara terbatas dan tergantung kepada tingkat kompetisinya. Sedangkan tahapan pasar
bebas sudah tidak diregulasi lagi. Secara umum harga gas bumi sampai konsumen
merupakan penjumlahan dari gas (wellhead) ditambah tarif transportasi dan distribusi gas,
dimana umumnya tarif diregulasi.

8
Universitas Indonesia
Gambar 2.1. Komponen Harga Gas Bumi[3]

2.3 REGULASI DI INDONESIA

Di dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
yang mengatur mengenai gas bumi melalui pipa adalah Pemerintah bersama Badan
Regulasi, maka pada tahun 2002 dibentuklah suatu Badan Regulasi yang disebut Badan
Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa (BPH Migas) yang mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan
pengangkutan gas bumi melalui pipa, selain tugas tersebut BPH Migas juga mengatur serta
menetapkan:
 Ketersediaan dan distribusi BBM
 Cadangan BBM Nasional
 Pemanfaatan fasilitas Pengangkutan dan Penyimpanan BBM
 Tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa
 Harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil
 Pengusahaan transmisi dan distribusi gas bumi

Badan Pengatur dalam hal ini BPH Migas melakukan pengaturan dan pengawasan
atas pelaksanaan dan penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi

9
Universitas Indonesia
melalui pipa yang diselenggarakan Badan Usaha (BU) yang telah mendapat Izin Usaha dari
Menteri ESDM.
Dalam memenuhi ketentuan Pasal 27 ayat 1 UU Nomor 22 tahun 2001, Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan tentang Rencana Induk jaringan Transmisi
dan Distribusi Nasional yang dapat dipergunakan oleh Badan Pengatur bersama Pemerintah,
maupun pelaku usaha seperti Swasta, BUMN/BUMD dan Koperasi, sehingga penyaluran
gas bumi mempunyai cakupan nasional yang selaras antara jaringan transmisi dan distribusi.
Setiap Badan Usaha yang akan membangun jaringan pipa transmisi dan jaringan
pipa distribusi gas bumi harus mengacu pada Rencana Induk Jaringan Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). Pada gambar 2.2. disajikan RITJGBN sesuai
dengan Kepmen ESDM No. 2950/K/21/MEM/2006.

RITJTDGBN tersebut dibuat untuk:


 Memberikan acuan kepada Pemerintah dalam membina dan mengawasi pengembangan
serta pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi.
 Memberikan acuan kepada BPH Migas dalam mengatur dan mengawasi kegiatan usaha
hilir gas bumi agar terselenggara secara sehat, wajar, transparan dan akuntabel.
 Memberikan acuan kepada BPH Migas dalam menetapkan dan melelangkan ruas
transmisi dan wilayah jaringan distribusi serta memberikan hak khusus kepada Badan
Usaha.
 Sebagai acuan bagi Badan Usaha untuk mengembangkan dan membangun jaringan
transmisi dan distribusi di wilayah Indonesia.
 Memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam pelayanan penyaluran gas bumi
secara merata.

RIJTDGBN terdiri atas:


 Peta Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional
 Matriks Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional per Wilayah.

Peta Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional dilengkapi dengan Legenda
yang menggambarkan kategori jenis Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional
yang terdiri atas 5 (lima) jenis kategori yaitu meliputi:

10
Universitas Indonesia
 Kategori 1 (Open Access) yaitu Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi
dengan mempertimbangkan sumber gas dalam kerangka Kegiatan Usaha Hilir yang
pengusulan, pendanaan dan pelaksanaannya oleh pemerintah untuk dapat dimanfaatkan
para pengguna jaringan pipa (shipper) yang pengaturan pemanfaatannya ditetapkan
Badan Pengatur.
 Kategori 2 (Open Access) yaitu menggambarkan Jaringan Transmisi dan/ atau Distribusi
Gas Bumi dengan mempertimbangkan sumber gas dalam kerangka Kegiatan Usaha
Hilir yang pengusulannya oleh Pemerintah dengan pendanaan Badan Usaha melalui
mekanisme lelang dalam rangka pemberian Hak Khusus oleh Badan Pengatur untuk
dapat dimanfaatkan para pengguna jaringan pipa (shipper) secara komersial
 Kategori 3 (Open Access) yaitu menggambarkan Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi
Gas Bumi dengan mempertimbangkan sumber gas dalam kerangka Kegiatan Usaha
Hilir yang pengusulan dan pendanaannya oleh Badan Usaha melalui mekanisme lelang
dalam rangka pemberian Hak Khusus oleh Badan Pengatur untuk dapat dimanfaatkan
para pengguna jaringan pipa (shipper) secara komersial;
 Kategori 4 (Dedicated Hilir) yaitu menggambarkan Jaringan Transmisi dan/atau
Distribusi Gas Bumi dalam kerangka Kegiatan Usaha Hilir untuk dapat dimanfaatkan
bagi kepentingan sendiri (fully dedicated)
 Kategori 5 (Dedicated Hulu) yaitu menggambarkan Jaringan Transmisi dan/atau
Distribusi Gas Bumi dalam kerangka Kegiatan Usaha Hulu untuk dapat dimanfaatkan
bagi kepentingan sendiri (shared dedicated) sebagai kelanjutan Kegiatan Usaha Hulu.

Gambar 2.2. Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional
Indonesia (Kepmen ESDM No. 2950/K/21/MEM/2006)

11
Universitas Indonesia
Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
Untuk penetapan besarnya tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa diatur oleh
BPH Migas dengan dikeluarkannya Peraturan Nomor: 04/P/BPH Migas/II/2005, di dalam
peraturan itu dimuat aturan yang mengatur:
Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa mengajukan usulan tarif pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa kepada Badan Pengatur secara tertulis dengan melampirkan:
 Perhitungan dan usulan besaran tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa
 Volume gas bumi yang akan dialirkan
 Peta lokasi beserta koordinat
 Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan Sistem Perangko (postage stamp) dan sistem
jarak (distance)
 Penggunaan sistem perangko adalah penetapan tarif yang sama dari sumber gas sampai
kepada pelanggan di setiap titik penyerahan pada wilayah tertentu
 Penggunaan sistem jarak adalah penetapan tarif yang berbeda tergantung jarak dari
sumber gas bumi sampai kepada setiap titik penyerahan.
 Usulan besaran tarif uang diajukan Badan Usaha dalam perhitungan harus
menggunakan Metode Internal Rate of Return (IRR).
 Parameter yang digunakan dalam metode IRR adalah investasi, pendapatan, biaya
operasi, pemeliharaan, depresiasi, pajak dan lain-lain.

Badan Pengatur juga menarik iuran untuk setiap Badan Usaha yang melakukan
kegiatan usaha Niaga Gas Bumi dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran
Badan Usaha Dalam Kegiatan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.

Untuk kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa:


Iuran BPH = Volume (MMSCF)/tahun x toll fee x 3%……………………………..…(2.1)
Untuk kegiatan usaha niaga gas bumi yang memiliki fasilitas:
Iuran BPH = Volume (MMSCF)/tahun x harga gas x 0,3% ….………………………..(

12
Universitas Indonesia
Tabel 2.3. Besaran Iuran (PP Nomor 1 Tahun 2006)
Lapisan Volume Gas Bumi yang diangkut Besaran persentase dari tarif pengangkutan
melalui pipa gas bumi per standard kaki kubik
Sampai dengan 100 (seratus) miliar 3%
Standard Kaki kubik per tahun
Diatas 100 (seratus) Miliar Standard Kaki 2%
Kubik per tahun

Banyak faktor harus dipertimbangkan di dalam rancang bangun penyaluran pipa


distribusi, meliputi spesifikasi gas yang dialirkan, kondisi desain, lokasi pasokan dan pasar,
kode dan standar, akses jalur dan topografi, dampak lingkungan, dampak hidrologi, dampak
seismik dan volkanik serta keekonomian.
Di dalam pembangunan jaringan distribusi pipa gas bumi diperlukan beberapa tahapan yang
terdiri dari: feasibility study, routing, volume gas yang dialirkan, kontur geografi, ukuran
pipa dan aksesoris pipa.

Regulasi Penggelaran Pipa


Untuk menentukan klasifikasi lokasi penggelaran pipa dimana pipa itu akan
dibangun, maka kita perlu mengacu pada peraturan yang telah dikeluarkan oleh Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.MPE/1997 (mengacu pada ASME B 31.8),
dimana didalam peraturan tersebut diatur untuk penggelaran, pengoperasian, perbaikan,
perawatan pipa transmisi dan pipa penyalur, diantaranya adalah:
 Pipa transmisi gas dan pipa induk yang digelar di daratan wajib ditanam dengan
kedalaman minimum 1 ,5 (satu setengah) meter dari permukaan tanah.
 Disain konstruksi dan klasifikasi lokasi penggelaran pipa penyalur wajib memenuhi
Standard Pertambangan Migas.
 Klasifikasi lokasi penggelaran Pipa Transmisi ditetapkan seperti tercantum dalam tabel
2.4.
Dalam penggelaran pipa, Pemerintah membagi kelas-kelas berdasarkan jumlah
bangunan yang terdapat pada setiap jarak wilayah 1,6 km dan lebar 0,4 km dan berdasarkan
kondisi lokasi dari daerah penggelaran pipa tersebut.

13
Universitas Indonesia
Tabel 2.4. Klasifikasi Lokasi Penggelaran Pipa Transmisi Minyak, Pipa Transmisi Gas dan
Pipa Induk. Lampiran I Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 300 K/38/M.PE/1997

Jumlah Bangunan Dalam Wilayah


Kelas Kondisi Lokasi
Sepanjang 1,6 Km dengan lebar 0,4 Km
Hutan, gunung laut, tanah
1 0 s.d. 10
tapang/pertanian
2 >10 s.d. 46 Tanah pertanian, perkampungan
Terdapat pasar, perkampungan, kota
3 >46
kecil
Hunian padat, Kota besar, lokasi
4 >46 dan bertingkat
jaringan kabel

Dalam membangun pipa harus mempunyai jarak minimum antara pipa penyalur
dengan bangunan atau hunian tetap disekitarnya Pengusaha wajib menyediakan tanah untuk
tempat digelarnya pipa penyalur dan ruang untuk Hak Lintas Pipa (Right of Way/ROW)
serta memenuhi ketentuan jarak minimum, seperti tercantum dalam Tabel 2.5. ROW adalah
hak yang diperoleh Perusahaan untuk memanfaatkan tanah dalam menggelar,
mengoperasikan dan memelihara pipa penyalur.

Tabel 2.5. Jarak Minimum Pipa Penyalur [Lampiran II Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/ 1997]
Konstruksi
Diameter Pipa Jarak Minimum (Meter)
Tekanan 4 s.d. 16 Tekanan > 16 s.d. 50 Tekanan > 50 s.d. 100
Inch
Bar Bar Bar
2–6 2 -
8 2 3 3
10 2 3 3,5
12 3,5 4
14 4 4,5
16 4 4,5

14
Universitas Indonesia
Konstruksi
Diameter Pipa Jarak Minimum (Meter)
Tekanan 4 s.d. 16 Tekanan > 16 s.d. 50 Tekanan > 50 s.d. 100
Inch
Bar Bar Bar
18-22 4,5 5
24 4,5 6
28-30 5 6
36 6 6
42 7 7
48 7 7,5

Untuk material pipa yang biasa digunakan pada pipa distribusi adalah carbon steel,
polyethylene, dan ada juga yang menggunakan polyvinylchloride.Tetapi penggunaan
material terbesar pada penggunaan pipa dengan material jenis logam (besi, bijih besi, atau
tembaga) dan polyethylene.
Untuk pipa distribusi yang menggunakan bahan dari logam dapat menimbulkan
masalah korosi yang akan menimbulkan biaya untuk monitoring terhadap korosi, dan biaya
yang dikeluarkan dapat mencapai 10% dari biaya operasi dan perawatan pipa. Untuk pipa
baja karbon, biasanya digunakan bahan pelapis anti karat yang dapat melindungi
permukaaan pipa dari korosi.

2.4 ANALISIS TEKNIS

2.4.1 Hidrolika Gas


Tujuan utama dari sistem perpipaan distribusi gas adalah mengantarkan gas dari
suatu sumber gas kepada konsumen.Perancangan sistem perpipaan distribusi gas adalah
mengantarkan gas dari suatu sumber gas kepada konsumen. Perancangan sistem perpipaan
distribusi gas tidak akan lepas dari dasar-dasar perhitungan mekanika fluida dari gas itu
sendiri.
Gas kota merupakan compressible gas atau suatu fluida gas yang dapat ditekan.
Suatu aliran compressible gas berarti terjadi variasi densitas pada fluida gas tersebut.
Variasi yang terjadi dapat disebabkan oleh perubahan tekanan dan suhu dari satu titik
terhadap titik yang lain. Berikut ini adalah beberapa persamaan dasar gas yang perlu
diketahui[4]:

15
Universitas Indonesia
2.4.1.1 . Persamaan Umum untuk Gas
Gas merupakan fluida yang dapat dimampatkan.Akibat adanya pemampatan ini,
maka densitas fluida gas dapat berubah.Hubungan yang menyatakan perubahan densitas
fluida gas ditunjukkan oleh persamaan 2.3.dimana z merupakan faktor kompressibilitas
fluida.

ρ= ……………………………………………………………...(2.3)

dimana:
ρ = densitas gas
P = tekanan gas
M = berat molekul gas
R = konstanta Boltzmann = 0,08205 L atm/mol K
T = temperatur gas
Z = faktor kompressiblitas

Faktor kompressiblitas (Z) merupakan parameter tidak berdimensi yang


menunjukkan deviasi gas yang sesungguhnya terhadap gas ideal. Pada tekanan dan
temperatur rendah, Z bernilai 1,00 sedangkan pada tekanan dan temperatur yang lebih
tinggi, nilai Z bervariasi antara 0,75 – 0,90. Untuk mencari besarnya nilai Z, ada beberapa
cara yang biasa dilakukan. Z dapat dicari dengan menggunakan compressibility chart yang
telah dibuat khusus untuk gas alam[5]. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk
menentukan faktor kompressiblitas adalah menggunakan persamaan CNGA[6] berikut ini:

Z=
.
……………………………(2.4)
.

Dimana:
Pavg =tekanan gas (psig)
T f = temperature gas (oR)
G = specific gravity gas

16
Universitas Indonesia
Persamaan CNGA di atas akan valid digunakan ketika tekanan gas rata-rata Pavg
lebih besar dari 100 psig. Untuk tekanan kurang dari 100 psig, faktor kompressiblitas dapat
dianggap 1,00.

2.4.1.2 . Perhitungan Penurunan Tekanan (Pressure Drop)


Di dalam fluida yang mengalir baik gas maupun cair, total energi di dalam fluida
tetap konstan. Bermacam-macam komponen dalam energi fluida hanya berubah dari satu
bentuk energi ke bentuk energi lain. Kondisi ini dijelaskan oleh persamaan Bernoulli yang
menerapkan prinsip kekekalan energi.

ρB
νB
hB
ρA
νA
hA

Datum

Gambar 2.3. Aliran gas dalam pipa

Dengan prinsip kekekalan massa, massa yang mengalir di titik A dan B adalah tetap
jika tidak ada gas yang masuk atau keluar di antar titik A dan B.

Mass flow = AA νA ρA = AB νB ρB …………………………………………………...(2.5)


Jika diameter pipa tetap, maka persamaan di atas menjadi :
νA ρA = νB ρB ………………………………………………………………………..(2.6)

Untuk aliran gas dalam pipa (gambar 2.3) energi per unit massa dari gas pada titik A
dapat dinyatakan dalam tiga komponen, yaitu energi tekanan (PA/ρA), energi kinetic (νA2/2g)
dan energi potensial (ZA).
Perbedaan tekanan di antara titik A dan titik B sebagian kecil disebabkan karena
perbedaan elevasi dan sebagian besar karena adanya kehilangan tekanan akibat friksi
(friction loss) antara aliran gas dengan dinding pipa. Semakin besar kekasaran relatif
dinding pipa, maka friction loss juga akan semakin besar. Kecepatan gas, ν, yang
proporsional dengan laju volumetric, Q, juga berubah sepanjang pipa.Kecepatan gas

17
Universitas Indonesia
tergantung pada luas penampang aliran pipa (cross sectional area), tekanan dan temperature
gas.
Jika kehilangan energi akibat friksi (head loss) dari titik A ke titik B adalah hf, maka
persamaan kekekalan energi (Bernoulli) dari sistem tersebut adalah:

+ + ZA = + + ZB + hf ………………………………….(2.7)

2.4.2 Ukuran Pipa


Ketebalan pipa dihitung dengan menggunakan persamaan standar ASME B 31.8-
2010 [7], dimana standar ini memperhitungkan beberapa faktor, yaitu faktor disain pipa,
diameter dan tekanan pipa, serta jenis pipa yang digunakan.
Ketebalan minimum pipa diperoleh menggunakan persaman :
.
t= ……………………………………………..………………...(2.8)
.( . . . )
dimana:
t = ketebalan pipa (inch)
P = tekanan masuk (psia)
D = nominal diameter luar pipa (inch)
S = minimum strength pipa (psi)
F = faktor disain pipa
E = efisiensi sambungan (joint factor)
T = faktor derating temperatur

Nilai ketebalan yang diperoleh harus dibulatkan kedalam ketebalan standard yang
ada. Dari persamaan matematis (2.8) salah satu faktor yang berpengaruh adalah faktor
disain pipa (F) yang berhubungan erat dengan kelas lokasi pada jalur yang akan dilalui pipa,
adapun nilai F dapat dilihat dengan melihat ketentuan yang ada pada Tabel 2.6. dan 2.7.
Berdasarkan data pada Tabel 2.6.nilai dari faktor disian F dapat dikelompokkan menjadi
empat kelas lokasi dengan nilai faktor disain yang lebih seragam seperti tertera pada Tabel
2.7.
Faktor lain yang mempengaruhi ketebalan pipa adalah nilai faktor sambungan (joint factor),
E, ketentuan yang berlaku untuk sambungan pipa distribusi berdasarkan standar API 5L
dapat dilihat dibawah ini:

18
Universitas Indonesia
 1,00 untuk seamless, electrical resistance welded
 1,00 untuk electrical flash welded
 1,00 untuk Submerged Arc Welded
 0,60 untuk furnace butt welded pipe

Tabel 2.6. Tipe Disain Pipa Berdasarkan Kelas Lokasi


Kelas Tipe Disain Faktor Disain
1 Kelas lokasi 1, parallel dengan jalan kelas lokasi, crossing 0,72
dengan jalan tanpa casing milik kelas lokasi 1, crossing
dengan jalan umum dengan casing
2 Kelas lokasi 2, parallel dengan crossing dengan jalan kelas 0,60
lokasi 2, area semi berkembang, fasilitas kurang
3 Kelas lokasi 3, parallel dan crossing jalan tanpa casing, area 0,50
dimana ada stasiun compressor
4 Kelas lokasi 4, area dengan banyak gedung, area komersial 0,40

Tabel 2.7. Faktor Disain Konstruksi Pipa Baja [10]


Kelas lokasi
Fasilitas Jalur Pipa 1 2 3 4
Div.1 Div. 2
Jalur pipa 0,80 0,72 0,60 0,50 0,40
Crossing dengan jalan dan rel kereta api tanpa casing

a. Jalan perorangan /pribadi 0,80 0,72 0,60 0,50 0,40


b. Jalan umum sederhana (belum ada perkerasan) 0,60 0,60 0,60 0,50 0,40
c. Jalan umum dengan perkerasan dan rel kereta api 0,60 0,60 0,60 0,50 0,40
Crossing dengan jalan dan rel kereta api dengan casing

a. Jalan perorangan /pribadi 0,80 0,72 0,60 0,50 0,40


b. Jalan umum sederhana (belum ada perkerasan) 0,72 0,72 0,60 0,50 0,40
c. Jalan umum dengan perkerasan dan rel kereta api 0,72 0,72 0,60 0,50 0,40
Paralel dengan jalan dan rel kereta api
a. Jalan perorangan /pribadi 0,80 0,72 0,60 0,50 0,40

19
Universitas Indonesia
Kelas lokasi
Fasilitas Jalur Pipa 1 2 3 4
Div.1 Div. 2
b. Jalan umum sederhana (belum ada perkerasan) 0,80 0,72 0,60 0,50 0,40
c. Jalan umum dengan perkerasan dan rel kereta api 0,60 0,60 0,60 0,50 0,40
Fabricated Assembly 0,60 0,60 0,60 0,50 0,40
Jalur pipa diatas jembatan 0,60 0,60 0,60 0,50 0,40
Perpipaan stasiun kompressor 0,50 0,50 0,50 0,50 0,40
Dekat dengan konsentrasi permukiman 0,50 0,50 0,50 0,50 0,40

Faktor derating temperatur (T) adalah besarnya pengaruh temperatur terhadap keadaan pipa.
Semakin besar temperatur dalam pipa, maka akan semakin mempengaruhi keadaan dari
pipa sendiri. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Pengaruh Temperatur terhadap Pipa [8]
Temperatur (oF) Faktor Derating Temperatur
-20 – 250 1,0
300 0,967
350 0,933
400 0,900
450 0,867

Beberapa nilai kekuatan minimum spesifik (S) dari pipa baja adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9. Kekuatan Pipa Minimum
Spesifikasi Grade Tipe Kekuatan minimum, (psi)
API 5L A25 BW, ERW, S 25.000
API 5L A ERW, FW, S 30.000
API 5L B ERW, FW, S 35.000
API 5 LX X46 ERW, FW, S 46.000
API 5 LX X52 ERW, FW, S 52.000
ASTM A53 A ERW, S 30.000
ASTM A53 B ERW, S 35.000
ASTM A 333 1 S, ERW 30.000
ASTM A333 8 S, ERW 75.000

20
Universitas Indonesia
2.4.3 Persamaan Disain Pipa Poly Ethilene (PE)
Design pressuredimana diameter dan ketebalan pipa diketahui adalah sebagai
berikut:

P = 2S x 0,32 ……………………………...………………………………..(2.9)

Dimana:
P = design pressure (psig)
S = kekuatan piap (psi)
t = ketebalan dinding pipa (inch)
D = diameter luar pipa (inch)

Persamaan disain pipa PE tidak memperhitungkan kelas lokasi.

2.4.4 Mekanika Fluida Gas


2.4.4.1 Bilangan Reynold
Jenis aliran gas dalam pipa dikelompokkan dalam aliran laminar, transisi dan
turbulen berdasarkan bilangan Reynold.Bilangan Reynold (Re) tergantung pada sifat-sifat
gas, diameter pipa dan kecepetan aliran gas dalam pipa. Persamaan dasar untuk mencari
bilangan Reynold adalah[10]:

Re = ……………………………………………….……(2.10)
Dimana:
Re = bilangan Reynold
ρ = densitas gas rata-rata, lb/ft3
ν = kecepatan gas rata-rata sepanjang pipa, ft/s
D = diameter pipa bagian dalam, ft
μ = viskositas gas, lb/ft.s

Aliran gas dalam perpipaan dianggap laminar apabila bilangan Reynold dari gas
tersebut dibawah 2100.Aliran gas dikatakan turbulen apabila bilangan Reynold gas tersebut
diatas 4000.Sedangkan aliran transisi memiliki bilangan Reynold antara 2100 – 4000.Pada

21
Universitas Indonesia
praktiknya, kebanyakan perpipaan gas dioperasikan pada laju alir yang menghasilkan
bilangan Reynold yang tinggi, sehingga alirannya turbulen.

2.4.4.2 Kehilangan Tekanan akibat Friksi


Hal yang menjadi perhatian utama dalam mekanika fluida gas di dalam sistem
perpipaan distribusi adalah permasalahan kehilangan tekanan akibat friksi (pressure
loss).Friksi merupakan gesekan antar fluida dengan pipa yang menyebabkan kehilangan
energy tekanan dari fluida.Besarnya friksi merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan
kekasaran pipa.
Faktor friksi dapat dicari dengan menggunakan Moody Diagram atau menggunakan
persamaan Colebrook-White. Kedua metode ini menggunakan parameter yang sama yaitu
kekasaran pipa (ε) dan bilangan Reynold (Re). Berikut ini tabel kekasaran permukaan pipa
(ε) berdasarkan persamaan Colebrook-White untuk mencari factor friksi f pada aliran
turbulen[8]:
Tabel 2.10. Kekasaran permukaan beberapa jenis material
Bahan pipa Kekasaran permukaan pipa, ε, inch
Drawn tubing (brass, lead, glass, etc) 0,00006
Commercial steel or wrought iron 0,0018
Galvanized iron 0,006
Cast Iron 0,010
Polyethinlene 0,000197

Sistem perpipaan tidak terdiri atas pipa, namun juga terdapat berbagai instrumen
lainnya seperti fitting. Efek dari fitting ini seperti adanya valve, elbow, dan lain-lain pada
jalur pipa perlu diperhatikan karena kehadiran komponen-komponen tersebut akan
menyebabkan kehilangan energi akibat adanya friksi (fitting losses) bertambah besar.
Besarnya friksi (F) sepanjang fitting ini dapat dicari dengan korelasi berikut[10]:

F sepanjang fitting =(konstanta) x ( Fsepanjang pipa yang sama dengan 1 diameter pipa) ………………...(2.11)

Untuk menghitung friksi total dari suatu perpipaan yang mengandung fitting, maka
perlu dicari panjang ekivalen dari fitting kemudian panjang pipa yang digunakan dalam

22
Universitas Indonesia
perhitungan friksi total adalah panjang pipa awal ditambah dengan panjang ekivalen total
(Le) dari fitting. Panjang ekivalen dari fitting (Le/D) dapat dilihat pada tabel 2.11[8]

Tabel 2.11. Panjang Ekivalen (Le/D) untuk Berbagai Jenis Fitting


Jenis fitting Le/D
Gate valve 13
Globe valve 340
Angle valve 145
Check valve (swing type) 135
Standard elbow 90o 30
o
Standard elbow 45 16
o
Long radius elbow 90 20

Darcy-Weisbach menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara


kehilangan energiakibat friksi dengan faktor friksi, kecepatan fluida, panjang pipa dan
diameter pipa sebagai berikut[8]:

F=-4f ………………………………………………...(2.12)
Dimana:
dL = panjang pipa
D = diameter pipa bagian dalam
v = kecepatan gas di dalam pipa
g = konstanta gravitasi
F = kehilangan energi akibat friksi
f = factor friksi pipa

Hubungan antara penurunan tekanan fluida dengan faktor friksi, kecepatan fluida, panjang
pipa dan diameter pipa dinyatakan sebagai berikut [8]:

dP = - 4 f ρ ………………………………………(2.13)
Dimana:
dP = penurunan tekanan akibat friksi

23
Universitas Indonesia
dL = panjang pipa
D = diameter pipa bagian dalam
v = kecepatan gas di dalam pipa
ρ = densitas gas rata-rata
f = faktor friksi pipa

Lebih jauh, dengan mempertimbangkan adanya fitting di dalam jalur pipa, maka persamaan
(2.13) dapat diturunkan menjadi [8] :

Δ P = 3.242278 . (f. +∑ )ρ …….…………………(2.14)


Dimana:
Q = lajua alir volumetric dari gas, ft3/s
ρ = densitas gas rata-rata, lb/ft3
Δ P = pressure loss, psi
D = diameter pipa bagian dalam, ft
f = factor friksi pipa
L = panjang pipa, ft
K =panjang ekivalen dari fitting

Dalam sistem perpipaan gas dikenal istilah kecepatan erosi (erosional


velocity).Kecepatan erosi menunjukkan batas atas dari kecepatan gas di dalam pipa. Jika
kecepatan gas terus dinaikkan, maka akan terjadi getaran dan bunyi. Kecepatan yang lebih
tinggi akan menyebabkan erosi pada dinding pipa selama periode operasi yang lama.
Kecepatan erosi Vmax dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut [8]:

Vmax= 100 ………..………………………………………(2.15)

Dimana:
Z = factor kompressibilitas
R = konstanta gas = 10, 73 ft3. Psia/lbmol.0R
T = temperature gas rata-rata, 0R
G = specific gravity dari gas
P = tekanan gas rata-rata, psia

24
Universitas Indonesia
Pada praktiknya, kecepatan fluida dalam perpipaan gas biasanya dibuat agar berada
di bawah kecepatan maksimum Vmax.Kecepatan maksimum yang direkomendasikan adalah
sebesar 100 ft/s [8].

2.5 KOTA DEPOK

Kota Depok yang dulu disebut Kota Madya Tingkat II Depok dibentuk berdasarkan
Undang – Undang No. 15 tahun 1999 yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan
diresmikan tanggal 27 April 1999. Kota dengan luas wilayah sekitar 200, 29 km2[9] ini
mempunyai potensi sebagai wilayah penyangga kawasan lalu lintas Jakarta-Bogor-
Tangerang-Bekasi. Potensi ini mendukung kota Depok untuk dijadikan sebagai tempat
bermukim, tempat berusaha, dan sebagai daerah pusat pemerintahan. Saat ini, kota Depok
memiliki 11 kecamatan yaitu Sawangan, Bojongsari, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya,
Cilodong, Cimanggis, Tapos, Beji, Limo, Cinere [10].

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat Lintang Selatan 6º 19’00’’ -6º
28’00’’dan 106º43’00’’ -106º55’30’’ Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke
Utara merupakan dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara
50-140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya antara 2-15%.

Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi, yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatandan


Wilayah DKI Jakarta.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan
Gunung Puteri Kabupaten Bogor.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede
Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur
Kabupatan Bogor.

Kepadatan penduduk kota Depok di tahun 2011 mencapai 9055 jiwa/km2 dengan
jumlah penduduk mencapai 1.813.612 jiwa yang terdiri dari 918.836 laki-laki dan 894.7777
perempuan. Dengan jumlah penduduk yang besar dan tingkat kepadatan yang tinggi maka

25
Universitas Indonesia
Depok memiliki potensi pengguna jaringan gas bumi dan pemanfaatangas bumi untuk
sektor komersial yang besar.

Tabel 2.12. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk kota Depok (tahun 2011)[10]

Kepadatan Penduduk
Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km2)
(jiwa/km2)

Sawangan 128.905 25,90 4.977

Bojongsari 104.040 19,79 5.257

Pancoran Mas 219.601 18,21 12.059

Cipayung 133.439 11,63 11.474

Sukmajaya 242.335 18,04 13.433

Cilodong 130.410 16,09 8.105

Cimanggis 252.424 21,22 11.896

Tapos 225.547 32,33 6.976

Beji 173.064 14,30 12.102

Limo 91.749 12,32 7.447

Cinere 112.099 10,47 10.707

Kota Depok 1.813.612 200,29 9.055

Kota Depok bukan merupakan kota industri namun masih terdapat beberapa industri
berdasarkan Sensus Ekonomi 2006 sebanyak 129 perusahaan. Industri yang paling banyak
di kota Depok adalah industri makanan dan minuman ada 26 perusahaan, kemudian industri
pakaian jadi ada 20 perusahaan. Selain industri besar dan menengah, kota Depok juga
memiliki berbagai macam industri kecil (tenaga kerja 5-19 orang), diantaranya industri
makanan dan industri perkayuan. Industri makanan ini merupakan salah satu konsumen gas
yang potensial selain industri lainnya.

26
Universitas Indonesia
2.6 ANALISIS KEEKONOMIAN

Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu pembangunan sistem perpipaan


distribusi gas, selain mempertimbangkan kelayakan dari faktor teknis, juga perlu ditinjau
secara finansial. Pada perhitungan kelayakan keekonomian pembangunan pipa jaringan
distribusi gas bumi untuk rumah tangga ini digunakan dua jenis analisis yaitu analisis secara
mikro dan analisis secara makro.
Analisis mikro mencakup Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV)
dan Pay Back Period (PBP). Ketiga faktor tersebut dijadikan suatu dasar kelayakan dalam
berinvestasi dengan variasi pada harga margin. Sedangkan analisis makro dilakukan dengan
meninjau Benefit Cost Ratio (B/C Ratio).

Internal Rate of Return (IRR)

Laju pengembalian modal atau IRR adalah indikator yang menunjukkan kemampuan
pengembalian modal suatu proyek.
[1 − (1 + ]
0= − +

atau
[ ( ]
= ………………………………………..(2.16)

dimana CI adalah Capital Investment


Kriteria ini menghitung tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari suatu
arus kas yang diharapkan dimasa yang akan datang, dengan pengeluaran investasi awal.
Persamaan lain untuk menghitung tingkat hasil pengembalian Internal Rate of
Return (IRR) adalah sebagai berikut:

( )
+( )
+ ……. + ( )
- I0 = 0 …………………………………..(2.17)

Dimana :
CF1, CF2 dan seterusnya = adalah arus kas bersih pada tahun kesatu dan seterusnya sampai
tahun ke n
n = adalah umur proyek yang diharapkan

27
Universitas Indonesia
I0 = adalah biaya awal investasi dan IRR yang dicari untuk menjadikan present value dari
arus kas bersih sama dengan present value dari biaya awal proyek/investasi
Suatu proyek dapat dinyatakan berhasil bila memenuhi 2 (dua) syarat berikut:
1. Nilai NPV positif
2. IRR >Minimum Acceptable Rate of Return (MARR)

Nilai MARR pada dasarnya merupakan Weighted Average Cost of Capital (WACC),
dimana nilainya bergantung pada seberapa nilai yang diberikan terhadap modal sendiri dan
pinjaman.
WACC dapat dinyatakan dengan persamaan:
WACC = x Re + x Rd x (1-Tc) ………………………………………………(2.18)

Dimana:
Re = nilai yang diberikan untuk model sendiri (%)
Rd = nilai yang diberikan untuk pinjaman (%)
E = nilai modal sendiri
D = nilai pinjaman
V = adalah jumlah E dan D
Tc = tingkat pajak

Net Present Value(NPV)


Net Present Value adalah nilai akumulasi penerimaan atau cash flow (setelah
dipotong pajak, pengembalian modal, pinjaman dan bungan pinjaman) yang dihitung untuk
jangka waktu tertentu. Indikator ini bermanfaat untuk menunjukkan apakah dalam jangka
waktu suatu proyek sudah untung atau belum. NPV yang bernilai positif menunjukkan
bahwa dalam jangka waktu tersebut rencana bisnis telah menunjukkan adanya keuntungan.
Nilai NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:
[ ( )]
NPV = - CI + ……………………………………………...(2.19)

Dimana:
NPV (Net Present Value) : akumulasi cash flow
CI (Capital Investment) : nilai investasi proyek
A (Annual Revenues) : penerimaan bersih setiap periode
i (Interest Rate) : tingkat diskonto
n : periode waktu misalnya dalam tahun

28
Universitas Indonesia
Metode perhitungan secara matematis yang hampir sama dapat dilihat pada persamaan
dibawah ini:

NPV = [ ( )
+( )
+ ……. + ( )
] – I0………………………………………(2.20)

Dimana CF1, CF2, dan seterusnya = arus kas bersih dari present value yang diharapkan
I0 = biaya awal investasi
i = discount rate yang dipergunakan dalam analisis

Nilai NPV positif atau lebih besar daripada nol menandakan bahwa proyek layak untuk
dilaksanakan.

Pay Back Period (PBP)


Pay Back Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk pengembalian biaya
investasi yang dikeluarkan dengan menggunakan Net Cash Flow. Pay Back Period
menggambarkan seberapa cepat investasi yang dilakukan dapat kembali dalam satuan
waktu. Semakin singakt waktu Pay Back Period maka proyek tersebut dianggap layak untuk
dijalankan (feasible).

Benefit Cost Ratio (B/C)


Secara analisis makro dilakukan perhitungan dengan menggunakan kriteria Benefit
Cost Ratio (B/C Ratio). Kriteria ini menggambarkan perbandingan antara keuntungan yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan (biaya investasi dan biaya operasi). Semakin besar
harga dari B/C ratio maka semakin layak invesatasi proyek untuk dijalankan.

Secara Matematis B/C ratio dapat dihitung dengan persamaan:


B/C ratio = …………………………………..(2.21)

Dimana:
PV atau Present Value = Nilai Sekarang
Persamaan 2.21 dianggap sebagai rasio efisiensi pada suatu proyek, manfaatnya berupa
uang pada discounted cash flow dibagi biaya terdiskon. Pilihan untuk melakukan investasi
diambil jika harga B/C> 1. Jika harga B/C = 1, maka investor tidak memperolah perbedaan
dalam hal memilih untuk berinvestasi dan jika B/C < 1 maka lebih baik tidak berinvestasi.

29
Universitas Indonesia
Komponen- komponen Biaya
Komponen biaya terdiri dari biaya investasi, biaya operasi, biaya pinjaman, biaya
pinjaman dan biaya depresiasi.

Biaya Investasi Pengembangan Jaringan


Biaya Investasi meliputi biaya persiapan proyek, pengadaan material, penggalian,
penyambungan elektrofusion dan buttfusion, penurunan pipa dan pengurugan, perlintasan
jalan raya dan sungai, pembangunan dan pemasangan MRS, pengujian, komisioning,
pemeliharaan, asuransi jasa konstruksi.
Besarnya biaya investasi satu segmen pipa yang harus dikeluarkan tiap tahunnya, termasuk
biaya pemasangannya [11], yaitu :

( ) ( )
= ( )
…………………………………………..(2.22)

Dimana:
CIP = biaya tahunan untuk investasi pipa (US$/tahun)
r = tingkat suku bunga tahunan
Rp = fraksi antara biaya pemasangan pipa dengan harga pipa
Cp = harga pipa per satuan panjang dan diameter (US$/ft.inci) (diperoleh
dari konstanta hasil regresi harga pipa)
L = panjang pipa
d = diameter pipa
m = konstanta ketidakliniearan antara harga pipa dengan besarnya diameter
n = jangka waktu operasi

Biaya Operasi Jargas


Biaya operasi Jargas adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan sistem jaringan gas
bumi selama dipergunakan. Biaya ini meliputi biaya langsung yaitu: gaji karyawan, sewa
kantor operasi, telekomunikasi, listrik dan PDAM. Biaya tak langsung meliputi kalibrasi
meter, sewa peralatan kerja, asuransi, pemeliharaan MRS, biaya kendaraan operasi, biaya
pemeliharaan dan perbaikan.

30
Universitas Indonesia
Pendapatan
Pendapatan dari pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tanggadan sektor komersial
berasal dari iuran dari pengguna jaringan gas rumah tangga dan sektor komersial
berdasarkan pemakaiannya.

Bunga pinjaman
Bunga pinjaman merupakan tingkat pengembalian pinjaman yang harus dibayar. Besar
biaya bunga sangat ditentukan dari pokok pinjaman. Bunga pinjaman diasumsikan sebesar
8% (untuk US $) dan merupakan bunga pinjaman yang diberikan oleh Bank Komersial.

Biaya Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai aset seiring berjalannya waktu. Metode depresiasi terdiri
dari 2 (dua) yaituStraight Line Depreciation dan Double Declining Balance.
Straight Line Depreciation, pada metode ini, mengurangi nilai aset secara garis lurus,
artinya pengurangan nilai aset setiap periode besarnya tetap. Untuk mendapatkan nilai
bersih pendapatan setiap periode dapat dilakukan dengan mengurangkan nilai pendapatan
kotor dengan biaya depresiasi, biaya bunga dan pajak.
Double Declining Balance, pada metode ini, penurunan aset pada tahun awal lebih besar
dan akan berkurang dengan bertambahnya periode.

Depresiasi dengan metode Double Declining Balance dinyatakan dengan persaman sebagai
berikuta:

dk = B (1 − ) r …………………………………………………………………..(2.23)
r= …………………………………………………………………………………..(2.24)

Dimana:
dk = besarnya depresiasi tahun ke k
B = besarnya investasi yang terdepresiasi
r = faktor depresiasi
n = umur proyek

31
Universitas Indonesia
Metode yang dipilih dalam perhitungan ini adalah metode Double Declining Balance,
dimana pemilihan ini mempertimbangkan strategi perhitungan nilai pajak, dengan
penurunan awal yang relatif besar pada tahun pertama, maka pengeluaran pajak menjadi
lebih rendah.

Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merupakan perubahan nilai uang sebagai fungsi waktu. Pada analisis ini,
tingkat diskonto yang digunakan sebesar 5% berdasarkan tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dalam US$.

Pajak Pendapatan
Pajak pendapatan mengurangi pendapatan yang berasal dari margin, selain biaya bunga dan
biaya depresiasi. Tingkat pajak pendapatan diasumsikan besarnya 20%.

Tarif Tol Pipa (Toll Fee)


Tarif tol ditetapkan berdasarkan laju pengembalian investasi yang dipengaruhi oleh
berbagai batasan. Perhitungan toll fee sebenarnya melibatkan berbagai macam faktor
ekonomi seperti depresiasi. Besarnya toll fee secara sederhana untuk tiap segmen pipa
adalah :

= × ×
………………………………………………..(2.25)

Dimana:
TFi = tarif tol untuk segmen ke –i (US$/mscf)
CIPi = biaya tahunan untuk investasi pipa untuk segmen ke-i (US$/tahun)
OCpipe = biaya operasi pipa (US$/tahun)
CICi = biaya tahunan untuk investasi kompresor segemen ke-i(US$/tahun)
OCcompi = biaya operasi kompresor segmen ke-i (US$/tahun)
Q = laju alir gas (MMSCFD)
F = faktor klasifikasi lokasi

Penentuan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa(toll fee)di Indonesia tergantung
atas skema pipa, apakah masuk dalam kategori pipa dedicated hulu atau kategori pipa open
access. Untuk skema pipa dedicated hulu, besarnya tarif ditentukan oleh kesepakatan

32
Universitas Indonesia
antara pihak produsen gas dengan pihak konsumen secara business to business. Sedangkan
untuk skema pipa open access, besarnya tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa
ditetapkan oleh Badan Pengatur.

33
Universitas Indonesia
BAB III
METODOLOGI
Metodologi yang akan dilakukan dalam analisis terdapat pada gambar 3.1:

Analisis Suplai dan Demand

Survei dan Pembuatan Jalur Pipa

Disain Teknis

Perhitungan Investasi

Analisis Keekonomian

Penentuan Alternatif Terbaik

Gambar 3.1. Alur Metodologi

Tahapan tersebut dapat dijelaskan lebih rinci dengan langkah-langkah lebih lanjut:

3.1 ANALISIS SUPLAI DAN DEMAND

3.1.1 Suplai

Excess rata-rata jargas Depok sebesar 0,93 MMSCFD akan digunakan sebagai basis
perhitungan untuk suplai pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga dan

34
Universitas Indonesia
sektor komersial dengan titik tapping sebagaimana yang telah disediakan pada
pembangunan jaringan gas bumi eksisting (lihat lampiran). Dari kelebihan sebesar 0,93
MMSCFD akan dibuat 5 (lima) skenario :

1. 100% dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga

2. 75% dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga
dan 25% untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk sektor komersial

3. 50% dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga
dan 50% untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk sektor komersial

4. 25% dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga
dan 75% untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk sektor komersial

5. 100% dimanfaatkan untuk untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk sektor
komersial

3.1.2 Demand

Melakukan analisis terhadap permintaan elpiji di sektor rumah tangga dan sektor
komersial sekitar Jargas Depok eksisting pada tahun sebelumnya kemudian dilakukan
switching kepada gas bumi. Proyeksi dapat diperoleh dari data historis GDP, dan beberapa
asumsi yang terkait dengan permintaan gas di waktu yang akan datang.

Proyeksi kebutuhan LPG di Kota Depok yang akan dilakukan dengan menggunakan
tiga skenario, yaitu berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), konsumsi
perkapita dan Kebijakan Pemerintah yang menegaskan bahwa pada tahun 2015 keberadaan
minyak tanah subsidi sudah tidak ada lagi di pasaran. Proyeksi dilakukan sampai dengan
tahun 2025 untuk skenario pertama dan kedua. Sedangkan untuk skenario ketiga hanya
sampai dengan tahun 2015 sesuai dengan kebijakan pemerintah. Berdasarkan hasil studi
yang dilakukan, volume kenaikan permintaan LPG terbesar terjadi pada Skenario ketiga,
yaitu mencapai 41,696,571 Kg/tahun, sehingga total permintaan LPG untuk Kota Depok
mencapai 121,243,098 Kg/tahun pada tahun 2015 .

35
Universitas Indonesia
Perhitungan konversi dari LPG ke gas bumi dilakukan berdasarkan nilai kalor dan
efisiensi pembakaran sebagaimana tercantum pada table 2.2.

Perhitungan kebutuhan gas untuk sektor perumahan dan sektor komersial


menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Sektor Rumah Tangga menggunakan bahan bakar sebanyak 15 m3/bulan.

2. Sektor komersial menggunakan bahan bakar 20 kali dari sektor Rumah Tangga atau
sekitar 300 m3/bulan.

3.2 SURVEI DAN PEMBUATAN JALUR PIPA

Pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Depok dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:

a. Menyisip atau memasang instalasi pada pelanggan yang telah dilewati jalur pipa;
b. Memasang instalasi jaringan pipa baru di sisi luar jaringan pipa gas yang telah ada.
Pada penelitian ini akan difokuskan pada pengembangan jaringan gas untuk
instalasi jaringan pipa baru di sisi luar jaringan pipa gas yang telah ada. Data penelitian
akan diperoleh dengan melakukan survei ke lokasi sasaran.

Survei akan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

 Survei potensi demand rumah tangga dan komersil


 Survei jalur jaringan gas kota

Data potensi kebutuhan (demand) gas bumi untuk pemasangan instalasi jaringan pipa
baru diperoleh dengan melakukan survei ke rumah-rumah dan ke tempat usaha komersil
yang terdapat di sekitar lokasi jaringan gas yang telah ada. Survei dilakukan dengan metoda
sampling kuisioner. Penentuan titik sampling dilakukan secara acak.

Survei demand dilaksanakan di wilayah Kelurahan Pondok Cina dan Kelurahan Kemiri
Muka. Survei ditujukan pada dua katagori yaitu:

a. Rumah tangga

b. Komersil (Usaha kecil, menengah, dan usaha besar)

36
Universitas Indonesia
Untuk menentukan jalur pipa dipilih rute yang paling optimal berdasarkan titik suplai
dan data permintaan. Jalur pipa distribusi yang dibuat harus memperhatikan aspek-aspek
dasar, yaitu geografis , suplai serta teknis. Langkah-langkah dalam penentuan routing pipa
distribusi adalah sebagai berikut:

3.2.1. Analisis Data

Melakukan analisis data berupa:

a. Data peta umum kota Depok skala 1:250.000, peta digital kota Depok, dan citra
satelit untuk kota Depok.

b. Data fasilitas kota meliputi jalan, jalur pipa distribusi air bersih dan jalur pipa
distribusi gas.

Data ini digunakan dalam pertimbangan pembuatan jalur pipa distribusi gas. Data
fasilitas jalan dan jaringan air bersih diperoleh dari BAPPEDA kota Depok
sedangkan data peta jalur pipa distribusi gas yang melintasi kota Depok diperoleh
dari PT. PGN (Persero) Tbk.

c. Data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Depok

Data ini digunakan dalam memperkirakan perkembangan kota Depok di masa


datang. Data RTRW yang diperoleh adalah data RTRW hingga tahun 2015. RTRW
kota Depok diperbaharui setiap 5 tahun. Data RTRW ini diperoleh dari BAPPEDA
kota Depok.

3.2.2. Mengumpulkan Data Geografis

Jalur awal dibuat sebagai dasar untuk menentukan titik survei berdasarkan data peta
georgrafis dan peta topografi. Pertimbangan pemilihan jalur awal adalah jarak
terpendek dan tidak melewati daerah-daerah tinggi dan rawan bencana. Pekerjaan
ini kemudian dilanjutkan dengan survei untuk memeriksa kelayakan jalur yang
dibuat dan melihat kondisi yang sesungguhnya di lapangan. Pada perancangan
sistem perpipaan distribusi ini digunakan dua alternatif jalur. Selain mengumpulkan
data peta, juga dilakukan survei dengan menggunakan GPS (Global Positioning
System), peta Kota Depok dan metode visual. Survei dilakukan untuk mendapatkan

37
Universitas Indonesia
data primer terkait kondisi topografi kota Depok terutama data koordinat dan
ketinggian, memperoleh gambaran nyata mengenai kondisi lingkungan di sekitar
titik survei dan mengamati lokasi persebaran konsumen di titik survei.

3.2.3. Menentukan Aspek Teknis

Aspek teknis yang diperhitungkan adalah:

 Jalur pipa dibuat sependek mungkin agar lebih ekonomis dan pressure drop
minimal.

 Jalur pipa yang dipilih harus seminimal mungkin jumlah crossing dengan jalan,
sungai, jalur kereta api, transmisi tegangan tinggi dan utilitas umum yang
sejenisnya.

 Jalur pipa harus dipilih pada daerah yang aman secara konstruksi sehingga
tidak menimbulkan banyak masalah pada masa instalasi. Jalur pipa harus
diseleksi dengan dengan mempertimbangkan hal-hal yang dapat menimbukan
kerusakan seperti adanya jaringan pipa dan kabel yang telah ada, aktivitas
seismik dan lain-lain.

3.2.4. Menentukan Jalur Optimal

Data teknis yang dikumpulkan sebagai bahan perancangan:

a. Data standar perancangan sistem perpipaan transmisi dan distribusi gas ASME
B.31-8 2010. Standar ini akan digunakan dalam perancangan sistem perpipaan
distribusi gas.

b. Dengan data-data diatas ditambah data standar komposisi gas, nilai kalor bahan
bakar diamasukkan ke dalam perhitungan untuk mendapatkan flow dan tekanan
gas untuk disimulasi untuk mendapatkan jalur pipa yang optimal.

Data teknis ini kemudian digabungkan dengan data-data yang diperoleh dari 3.2.1
dan 3.2.2 disimulasikan untuk mendapatkan jalur pipa yang optimal. Alur survei
jalur dan pembuatan jalur pipa dapat dilihat pada gambar 3.2.

38
Universitas Indonesia
Analisis Data

Suplai dan Demand Kondisi Geografis dan Teknis

Jalur Pipa

Optimasi

Jalur yang diambil

Gambar 3.2. Diagram Alir Metode Pengambilan Jalur Pipa

3.3. DISAIN TEKNIS

3.3.1. Process Flow Diagram (PFD)

Pekerjaan pembangunan jaringan gas bumi di Depok dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian besar kegiatan yaitu: Engineering, Procurement, dan Constructions atau
biasa disebut sebagai EPC. Kegiatan engineering terdiri dari Survei Topografi, Plot
Plan, Process Flow Diagram (PFD), Piping & Instrument Diagram (P&ID), Data
Sheet dan Gambar-gambar teknis.

Process Flow Diagram (PFD) disusun berdasarkan Basic Design hasil kajian
engineering yang telah sesuai dengan kaidah teknis dan standar yang berlaku. Pada
PFD dapat dilihat gambaran proses aliran gas secara umum pada jaringan gas bumi
Depok. Pada PFD tergambar jenis pipa yang digunakan, letak titik Regulator Sektor
(RS), Tekanan (pressure) input tiap regulator dan flow gas yang mengalir pada tiap
sektor.

39
Universitas Indonesia
3.3.2. Material Take Off (MTO)

Dari hasil engineering ini dapat diperoleh jumlah kebutuhan material untuk
konstruksi jaringan gas bumi atau yang biasa disebut sebagai Material Take off
(MTO). MTO disusun berupa tabel yang terdiri dari jenis material, satuan material
dan volume material. Volume dan satuan material yang terdapat pada table MTO
harus sesuai dengan spesifikasi pada Plot Plan, PFD dan P&ID.

3.3.3. Bill of Quantity (BQ)

Bill of Quantity merupakan tabel kebutuhan dan spesifikasi teknis semua material
yang dibutuhkan sampai konstruksi jaringan gas bumi. Pada MTO hanya
ditampilkan kebutuhan material utama seperti pipa, fitting, meter regulator (M/RS)
dan Regulator Sektor (RS). Sementara pada BQ akan ditampilkan sampai kebutuhan
material sipil untuk konstruksi yang termasuk kebutuhan marker tape, batako, pasir
dan urukan tanah.

Pada BQ ditampilkan secara lengkap spesifikasi teknis dari masing-masing material.


Spesifikasi teknis ini disusun berdasarkan Basic Design hasil dari kajian
engineering.

3.4. PERHITUNGAN INVESTASI

3.4.1. Pengumpulan Harga Satuan Material

Setelah diketahui jenis material, satuan material, dan spesifikasi teknis sesuai
dengan Bill of Quantity (BQ), maka langkah selanjutnya adalah melakukan survei
harga material sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Survei harga material
dimulai dengan menyusun list merek dan vendor material. Dari hasil list tersebut,
peneliti mencari harga masing-masing material. Persyaratan merek dan vendor
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Ditjen Migas.

Dari hasil beberapa pencarian harga material akan dilakukan analisis dengan
menambahkan komponen transportasi, pajak dan inflasi. Kemudian disusun suatu
tabel harga satuan material untuk tiap jenis material yang dibutuhkan. Salah satu
persyaratan tabel harga satuan material tersebut adalah bahwa spesifikasi teknis dan
harga material benar-benar merupakan harga real material sampai di lokasi
pekerjaan.

40
Universitas Indonesia
3.4.2. Analisis Harga Satuan

Analisa harga satuan dilakukan untuk memperkirakan biaya pekerjaan untuk tiap
satuan pekerjaan. Komponen harga satuan terdiri dari: Biaya Bahan, Biaya Tenaga
Kerja dan Biaya Peralatan. Analisa dilakukan dengan metoda tabel yang terdiri dari:
Jenis Pekerjaan, Satuan Volume Pekerjaan, Koefisien Komponen Biaya, dan Harga
Satuan Bahan/Tenaga Kerja/Peralatan.

Pada analisa harga satuan dapat ditambahkan persentasi keuntungan pelaksana


pekerjaan dan pajak yang berlaku. Pada analisa harga satuan ini, yang paling
penting diperhatikan adalah penentuan koefisien komponen biaya harus sesuai
dengan karakter unik tiap pekerjaan, sehingga harga yang dihasilkan benar-benar
real menggambarkan biaya yang sesungguhnya.

3.4.3. Rencana Biaya

Dari hasil MTO, BQ, Daftar Harga Satuan Material, dan Analisa Harga Satuan
dapat disusun suatu Rencana Anggaran Biaya atau RAB. RAB melingkupi semua
biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan, survei, engineering, pengadaan,
konstruksi, pengujian, sampai komisioning. Biasanya pada konstruksi jaringan gas
bumi, biaya pengadaan material berkisar antara 60% sampai dengan 70%, dan biaya
konstruksi berkisar antara 30% sampai dengan 35%. Selebihnya adalah biaya
engineering, pengujian dan komisioning.

3.5. ANALISIS EKONOMI

Analisis ekonomi dihitung menggunakan prinsip-prinsip estimasi biaya yang umum


berlaku. Penentuan kelayakan ekonomi untuk investasi berdasarkan pada Internal Rate of
Return (IRR), Net Present Value (NPV) , Pay Back Period (PBP) dan Benefit and Cost
Ratio (BCR).

Dari hasil analisis data suplai dan demand, geografis dan teknis maka akan dibuat
beberapa skenario pengembangan Jargas Depok. Masing-masing skenario akan dianalis
kekonomiannya dilihat dari IRR, NPV,PBP dan BCR. Dari hasil analisis maka kita akan
merangking skenario terbaik pengembangan Jargas Depok.

41
Universitas Indonesia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. ANALISIS SUPLAI DAN DEMAND

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Depok, pada tahun 2010 Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok mencapai 6,36. Nilai tersebut lebih tinggi dari
laju LPE Propinsi Jawa Barat yang hanya 6,22 dan LPE nasional yang hanya 6,10. Kota
Depok memiliki potensi komersial yang cukup tinggi.

Kota Depok terdiri dari 11 kecamatan sebagai berikut:

1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur,
Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan
Kelurahan Tanah Baru.

2. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas,


Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan
Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.

3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan


Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan
Kelurahan Pondok Jaya.

4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan


Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan
Kelurahan Cisalak.

5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan


Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.

6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung,


Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.

7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul,


Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.

8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan


Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan
Harjamukti, dan Kelurahan Curug.

42
Universitas Indonesia
9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan
Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan
Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.

10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan, Kelurahan


Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan,
Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.

11. Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan


Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug,
Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.

Jaringan gas bumi untuk rumah tangga Kota Depok terletak pada dua wilayah
kelurahan yaitu Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur pada Kecamatan Beji. Jaringan
pipa gas bumi yang telah terpasang dikelilingi oleh beberapa kelurahan yaitu:

Sebelah timur : Kelurahan Kemiri Muka & Kelurahan Pondok Cina


Sebelah barat : Kelurahan Tanah Baru
Sebelah utara : Kelurahan Kukusan
Sebelah selatan : Kelurahan Depok Jaya
Karena konsep pengembangan jaringan gas kota Depok adalah mengembangkan
jaringan gas dari fasilitas yang telah ada, maka wilayah / kelurahan yang paling
memungkinkan untuk dipasang jaringan gas pengembangan adalah kelurahan yang
bersebelahan dengan fasilitas yang telah ada yaitu Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan
Pondok Cina, Kelurahan Tanah Baru, Kelurahan Kukusan dan Kelurahan Depok Jaya.

Perkembangan sektor komersil dan pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Depok


banyak terdapat di Kecamatan Beji, khususnya sepanjang jalan Margonda pada Kelurahan
Kemiri Muka dan Pondok Cina. Sektor komersil tersebut terdiri dari Pusat Perbelanjaan,
Perkantoran, Pertokoan, Restauran, Universitas dan Rumah Sakit.

Kelurahan dengan potensi komersil paling besar adalah Kelurahan Kemiri Muka
dan Kelurahan Pondok Cina. Sehingga survei pengembangan gas kota Depok difokuskan
di kedua kelurahan tersebut.

Rata-rata kelebihan pasokan jargas Depok sebesar 0,93 MMSCFD akan digunakan
untuk pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga dan sektor komersial
dengan titik tapping sebagaimana yang telah disediakan pada pembangunan jaringan gas

43
Universitas Indonesia
bumi eksisting (lihat lampiran). Dari kelebihan sebesar 0,93 MMSCFD akan dibuat 5 (lima)
scenario (gambar terdapat di lampiran) :

1. 100% untuk rumah tangga


2. 75% untuk rumah tangga dan 25% untuk komersial
3. 50% untuk rumah tangga dan 50% untuk komersial
4. 25% untuk rumah tangga dan 75% untuk komersial
5. 100% komersial

4.1.1. Hasil Survei Potensi Demand

Pada Tabel 4.1, disuguhkan data kependudukan Kecamatan Beji tahun 2012.
Jumlah rumah (KK) sasaran penelitian di Kelurahan Kemiri Muka dan Kelurahan Pondok
Cina adalah 8.492 + 3.414 KK atau sama dengan 11.906 KK.

Tabel 4.1. Data Kependudukan Kecamatan Beji Kota Madya Depok 2012

JML PENDUDUK BULAN INI PEMILIK KTP


NO KELURAHAN
LK PR JML KK Wjb KTP Mlk KTP Blm
1 Kemiri Muka 15.230 14.173 29.403 8.492 19.067 18.318 749
2 Beji 18.129 17.276 35.405 15.719 22.818 22.000 818
3 Tanah Baru 11.057 10.763 21.820 8.023 0 0 0
4 Kukusan 7.799 7.446 15.245 4.972 1.158 1.129 29
5 Pondok Cina 5.859 5.077 10.936 3.414 5.255 4.591 664
6 Beji Timur 4.006 4.111 8.117 2.025 6.693 6.541 152
JUMLAH 62.080 58.846 120.926 42.645 54.991 52.579 2.412
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Depok Tahun 2012

Jumlah sampel rumah tangga pada survei ini adalah 80 KK atau sama dengan 1%
dari semua populasi kepala keluarga di kedua kelurahan. Pada tabel 4.2, disuguhkan daftar
sektor komersil dan pusat pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalan Margonda pada
Kelurahan Kemiri Muka dan Pondok Cina.

Tabel 4.2, Daftar Sektor Komersil di Sepanjang Jalan Margonda

No Sektor Komersil No Sektor Komersil


1 RSIA Hermina Depok 42 Margonda Jaya Keramik
2 JNE Tugu Margonda 43 Bank DKI Syariah
3 RDC Margonda Branch 44 Belinda Bronice Morgonda
4 House of Shamira 45 Pahala Express Margonda
5 RS Mitra Keluarga Depok 46 BNI KCU Margonda

44
Universitas Indonesia
No Sektor Komersil No Sektor Komersil

6 Bank Sinarmas Margonda 47 Margonda Auto


7 Indomaret Margonda 48 Pizza Hut
8 Apotik K 24 49 LP3I Margonda
9 Bread Box Margonda 50 The Harvest Margonda
10 Depok Mall 51 Hotel Bumi Wiyata Margonda
11 Laboratorium Klinik Margo 52 Batavia Air Margonda
12 BCA Syariah Margonda 53 Matahari Margonda
13 Merpati Airline Margonada 54 Klenger Burger Margonda
14 CIMB Niaga Margonda 55 Pecel Lele Lela Margonda
15 Optik Melawai Margonda 56 Soto Ayam Ambengan Depok
16 Apotik Kimia Farma 57 Gudek Margonda
17 Bakmi Japos Cab Margonda 58 PT. Margonda Star
18 Margonda Residence 59 Future ETS Margonda
19 Depok Town Sqare 60 Alfamidi Margonda
20 Margo City Margonda 61 Bebek Ireng Suroboyo
21 ITC Margonda 62 RSU Bunda Margonda
22 Mie Aceh Margonda 63 Burger & Grill Margonda
23 Suzuki Mobil Margonda 64 Klub Nutrisi Margonda
24 Cemerlang Studio Foto 65 Ayam Bakar Wong Solo
25 Bolo Bolo Margo Restaurant 66 Bank DKI
26 Nurul Fikri Komputer 67 Waroeng Sate Ayam Ponorogo
27 Indomaret Margonda 3 68 Bimbel Primagama
28 RS Bayangkara Brimob 69 Gramedia Margonda
29 Universitas Indonesia 70 Universitas Pancasila
30 Universitas Gunadarma 71 Pusat Pasar Depok
31 Pempek Pak Raden 72 RM Sederhana
32 Warung Makan SS 73 Surabi Bandung
33 The Harvest 74 Ayam bakar mas mono
34 Warung Steak and Shake 75 Roti Bakar Edy
35 RM Cibiuk 76 Meat Lover
36 Istana Martabak 77 RM Bakmi Buncit
37 Hot Cwie Mie Malang 78 RM Ibu Yulianti
38 RM Sekar Malam 79 Laundry BB
39 Majestyk 80 Mie aceh pidie 2000
40 Warung Sate 81 Soto gebrak
41 Martabak Kupang

Jumlah tempat usaha yang telah terdata oleh surveior ada sekitar 81 tempat usaha,
tetapi menurut data kelurahan pada Kelurahan Kemiri Muka dan Pondok Cina terdapat
sekitar 360 tempat usaha komersil pada tahun 2012. Sampel pada survei sektor komersil
adalah 20 tempat usaha atau sekitar 6% dari jumlah tempat usaha yang terdata di sepanjang
jalan Margonda pada kedua kelurahan.

Pada lampiran 1 disuguhkan rekapitulasi hasil kuisioner untuk sektor rumah tangga dan
sektor komersil. Hasil rekapitulasinya adalah sebagai berikut:

Sektor Rumah Tangga

Pertanyaan I : A = 0; B = 0; C = 78; D = 0

45
Universitas Indonesia
Pertanyaan II : A = 1; B = 19; C = 52; D = 5
Pertanyaan III : A = 59; B = 0; C = 19
Pertanyaan IV : A = 37; B = 0; C = 41

Sektor Komersil

Pertanyaan I : A = 0; B = 0; C = 22; D = 0
Pertanyaan II : A = 1; B = 1; C = 1; D = 9; E = 11
Pertanyaan III : A = 4; B = 3; C = 15
Pertanyaan IV : A = 5; B = 0; C = 17

Dari hasil survei dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan responden menggunakan
gas elpiji, baik untuk sektor rumah tangga dan sektor komersial. Pengeluaran rata-rata
sektor rumah tangga untuk konsumsi energi adalah antara Rp. 50.000 s/d Rp. 100.000.
Sementara untuk sektor komersil, pengeluaran rata-rata untuk konsumsi bahan bakar diatas
Rp. 1.000.000 (lebih kurang Rp 1.500.000).

Minat masyarakat terhadap gas bumi relatif tinggi. Ini terlihat dari hasil survei
untuk sektor rumah tangga, 75,6 % menyatakan berminat dan selebihnya pikir-pikir (ragu-
ragu). Hasilnya agak berbeda dengan sektor komersial, hanya 18,2% yang langsung
menyatakan berminat, sementara 68,2% masih ragu-ragu.

Kemampuan/kemauan bayar untuk sektor komersil rata-rata antara Rp. 1.000.000


s/d Rp. 2.000.000 tergantung dari kondisi lapangan.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil survei adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat di sekitar jaringan gas bumi kota Depok berminat terhadap pemakaian gas
bumi (natural gas);

b. Perlu dilakukan sosialisasi atau edukasi terhadap masyarakat calon pemakai gas bumi;

c. Potensi permintaan sektor komersil terhadap gas bumi rata-rata diatas Rp. 1.000.000
per tempat usaha.

d. Potensi permintaan sektor rumah tangga terhadap gas bumi rata-rata antara Rp. 50.000
s/d Rp. 100.000 per rumah.

46
Universitas Indonesia
4.1.2. Perhitungan Demand Jaringan Gas Depok

Berdasarkan hasil survei, pengeluaran rata-rata pembelian LPG perbulan untuk


sektor komersil adalah sekitar Rp. 1.500.000,- Jika terdapat lebih kurang 360 tempat usaha
komersil di Kelurahan Kemiri Muka dan Pondok Cina, maka minimal pengeluaran untuk
pembelian LPG adalah Rp. 540.000.000,- atau setara dengan (540.000.000 / 82.000) x 12
kg = 79.024,59 kg LPG per bulan atau 2.634,15 kg LPG per hari.

Untuk sektor rumah tangga, berdasarkan hasil survei, pengeluaran rata-rata


pembelian LPG perbulan adalah Rp. 50.000,- Jika terdapat lebih kurang 11.906 KK di
Kelurahan Kemiri Muka dan Pondok Cina, maka minimal pengeluaran rumah tangga untuk
pembelian LPG adalah Rp. 595.300.000,- atau setara dengan (892.950.000 / 82.000) x 12
kg = 87.117,07 kg LPG per bulan atau 2.903,90 kg LPG per hari.

Total potensi kebutuhan bahan bakar LPG per hari di kedua kelurahan tersebut adalah
2.634,15 kg + 2.903,9 kg = 5.538,05 kg LPG per hari.

Berdasarkan pengalaman pengoperasian jaringan gas bumi untuk rumah tangga di


Kota Depok selama tahun 2012, diketahui bahwa konsumsi gas alam untuk ± 4.000
konsumen adalah sekitar ± 0,08 MMSCFD. Untuk 11.906 konsumen (KK) diperkirakan
dibutuhkan sebanyak (11.903/4.000)*0,08= 0,23806 MMSCFD. Karena 1 MMSCFD =
28.316,85 m3/d. Maka 0,23806 MMSCFD = 5898,47 m3/day.

4.2. PERENCANAAN AWAL PENGEMBANGAN JARINGAN GAS KOTA


DEPOK

4.2.1. Sumber Gas Dan Titik Tapping

Sumber gas berasal dari jaringan gas bumi untuk rumah tangga yang telah
terpasang. Referensi berdasarkan gambar P&ID (As Build Drawing) Jaringan Pipa Gas Kel.
Beji & Kel. Beji Timur Kota Depok yang dikeluarkan oleh DJ Migas, PT. Kelsri dan PT.
Dellasonta tahun 2011. Berdasar gambar tersebut dapat dilihat bahwa sumber gas pada
jaringan gas bumi untuk rumah tangga Kota Depok berasal dari pipa Ø 16” milik PT
Pertamina Gas dengan tekanan 17 barg. Kemudian gas alirkan melalui pipa CS Ø4” menuju
M/RS untuk diturunkan tekanannya menjadi 3,7 barg. Dari M/RS, gas dialirkan looping
melalui pipa MDPE Ø 180 mm dengan tekanan ± 3,7 barg melewati Jl. M Ridwan Rais, Jl.
Datuk Kuningan, Jl. Kembangan Beji, Jl. H Asmawi, Jl. Nangka, dan Jl. Baitur Rohim.

47
Universitas Indonesia
Jaringan gas Kota Depok memiliki 13 Regulator Sektor (RS) yang berfungsi sebagai
penurun tekanan dari 3,7 bar menjadi 0,1 barg yang kemudian dialirkan ke rumah-rumah.

Pada jaringan gas Kota Depok terdapat 3 (tiga) titik pengembangan - future
connection (FC) yaitu yang terletak di:

1. Ujung Jl. Nangka (FC1);


2. Jl. Nusantara (FC2);
3. Ujung Jl. Kembangan Beji (FC3).

Dua titik pengembangan (FC) tersebut yaitu yang berada di ujung Jl. Nangka dan
di Jl. Nusantara berada pada sisi barat dari jaringan gas Kota Depok. Sementara satu titik
pengembangan (FC) di ujung Jl. Kembangan Beji berada pada sisi selatan jaringan gas Kota
Depok.

4.2.2. Pemilihan Diameter Pipa

Analisis jaringan gas harus dilakukan untuk menguji kehandalan dan kelayakan
jaringan pada kondisi beban yang berbeda-beda, baik dari segi distribusi penggunaan, dan
fluktuasi beban sehingga dapat diperoleh desain jaringan yang optimum dari segi diameter
pipa. Kebutuhan diameter pipa tersebut sangat berkaitan erat dengan tekanan gas, sehingga
keduanya perlu dilakukan analisis.

Secara umum terdapat beberapa hal yang menjadi dasar untuk pemilihan diameter
pipa, di antaranya adalah:

a. Pertimbangan Biaya
Semakin besar diameter pipa yang digunakan maka akan semakin tinggi biaya
yang dikeluarkan. Selain itu, semakin tebal pipa yang digunakan (schedule pipa
besar) maka akan semakin tinggi biaya yang digunakan.
b. Pressure Drop
Pemilihan diameter pipa berdasarkan pertimbangan pressure drop sekecil
mungkin sehingga gas tersebut dapat mengalir sampai ke rumah-rumah.
c. Jarak Distribusi (panjang pipa yang digunakan)
Jarak distribusi gas yang panjang kemungkinan menyebabkan gas tidak akan
mengalir sampai ke pelanggan. Hal ini terjadi apabila pemilihan diameter pipa
yang digunakan tidak tepat sehingga terjadi banyak kehilangan pressure drop
yang tinggi akibat jarak distribusi yang panjang. Apabila diameter kecil,
ekspansi gas dengan pressure drop yang besar, menghasilkan aliran yang sangat
48
Universitas Indonesia
cepat. Kecepatan aliran gas yang diperbolehkan maksimal yaitu antara 10-60 ft/s
untuk single gas phase (Sumber: API RP 14E-2007).

Analisis diameter pipa gas dan pengaturan tekanan gas dilakukan dengan melakukan
simulasi jaringan gas di Kota Depok sesuai dengan spesifikasi peralatan sebagai berikut:

Spesifikasi RS dan Meteran Rumah


1. Regulator Sektor (RS)
- Tekanan inlet maksimal : 10,3 barg (150 psig)
- Pressure drop minimal : 0,035 barg
- Range tekanan outlet : 0,01 s.d. 0,5 barg
2. Meteran Rumah
Meteran rumah terdiri atas regulator dan meteran.
- Tekanan inlet maksimal : 400 mbarg
- Tekanan operasi outlet : 20 mbarg
- Pressure drop : 2 mbarg
- Range tekanan operasi : 0,005 – 1 bar

Standard and Code


1. API RP 14E-2007 mengenai kecepatan aliran gas yang diijinkan
2. ISO 4437-2007 mengenai spesifikasi dan dimensi pipa polyethylene (PE) yang
tertimbun untuk distribusi gas.

Hasil Analisis Diameter Pipa

a. Pipa induk DTM untuk pipa outlet FC


Dari gambar Plot Plan terukur panjang jalur pipa DTM dari FC1 di ujung Jl.
Nangka sampai ke FC3 di ujung Jl. Kembangan Beji sejauh 4.126,78 meter. Hasil analisis
diameter pipa DTM untuk Ø90, Ø125 dan Ø180, terdapat pada tabel 4.3.

49
Universitas Indonesia
Tabel 4.3. Analisis Diameter Pipa DTM Scenario 1

Ø90 Ø125 Ø180


FC1 Temprature 24,35°C 24,35°C 24,35°C
Pressure Out FC1 3,7 barg 3,7 barg 3,7 barg
Pressure Out DTM 1,791 barg 2,455 barg 2,958 barg
Molar Flow 0,93 mmscfd 0,93 mmscfd 0,93 mmscfd
Maximum Velocity - 37,33 ft/s 12,71 ft/s
Cell Axial Length 4.126,78 m 4.126,78 m 4.126,78 m
DTM
Nominal Diameter 90 mm 125 mm 180 mm
Uncovered Optimal High Cost

Kesimpulan: Berdasarkan gambar hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pipa yang
paling tepat digunakan sebagai pipa outlet MRS yaitu pipa 125 mm.

b. Pipa induk DTR


Untuk penggunaan pipa induk DTR karena tipikal antara RS 01 dengan RS lainnya
maka dilakukan analisis hanya pada satu RS saja yaitu pada RS 01.

Pada RS 01 jangkauan terjauh untuk pipa induk DTR yaitu 2.154 m. Oleh karena
itu, rencana awal akan dibagi menjadi dua penggunaan diameter pipa untuk pipa induk
DTR yaitu pipa PE 63 mm dan pipa PE 90 mm. Namun demikian dilakukan juga analisis
untuk menggunakan pipa PE 63 mm saja. Pada Tabel 4.4 terdapat hasil analisis diameter
pipa induk DTR untuk wilayah pelayanan RS 01.

Tabel 4.4. Analisis Diameter Pipa DTR Scenario 1

Ø63 Ø90
Temprature 24,35°C 24,35°C
Out RS1 0,3801 barg 0,2374 barg
Molar Flow 0,084 mmscfd 0,084 mmscfd
Maximum Velocity 25,15 ft/s 11,64 ft/s
Cell Axial Length 2.154 m 2.154 m
Nominal Diameter 63 mm 90 mm

50
Universitas Indonesia
Tabel 4.4, diatas merupakan hasil simulasi analisis diameter pipa DTR dengan
alternatif keseluruhan menggunakan pipa PEØ63 mm atau PEØ90 mm. Pada PEØ63mm,
tekanan keluar RS 01 menjadi 0,3801 barg. Nilai tersebut mendekati batas maksimal keluar
RS yaitu 0,4 barg tetapi masih dapat digunakan. Pipa PEØ90 mm, tekanan gas keluar RS
yang dibutuhkan menjadi 0,2374 barg.

Kesimpulan: dapat digunakan pipa PEØ63 mm untuk pipa DTR sehingga tekanan
keluar RS masih berada dalam range 0,1 – 0,4 barg. Pada table 4.5, merupakan hasil analisa
pada pipa service diameter 32 mm dan 20 mm pada sambungan rumah (SR) dan pipa
galvanish ½ inch pada sambungan kompor .

Tabel 4.5 Hasil Analisa Jenis Pipa Untuk Laju Alir Gas 1 MMSCFD

Diameter
Kecepatan gas
Fungsi Pipa Jenis Pipa Nominal Keterangan
(ft/s)
Pipa
Pipayang
mengalirkan gas
PE 32 mm 0,2723 dari Pipa DTR PE
63 mm ke pipa PE
Pipa Servis 20 mm
Pipa PE 20 mm
yang mengalirkan
PE 20 mm 0,2723
gas dari Pipa PE 32
ke MGRT
Pipa Galvanis: pipa
yang mengalirkan
gas setelah
Sambungan Galvanized
½ inch 0,4621 MGRT/sebelum
Rumah iron
selang kompor
pelanggan

4.2.3. Plot Plan, PFD dan P&ID

Jalur pipa utama MDPE Ø125mm dirancang sama untuk tiap skenario (1 sampai
5). Pipa MDPE Ø125mm merupakan kerangka jalur utama. Perbedaan pada tiap scenario 1
sampai dengan 5 terletak dari sebaran konsumen sasaran yang akan mempengaruhi letak
titik Regulator Sektor (RS) dan jumlah pelanggan rumah tangga dan komersil.

51
Universitas Indonesia
Aliran gas pada jaringan pipa MDPE Ø125mm akan diperoleh dari titik
pengembangan (FC1) di ujung Jl. Nangka, titik pengembangan (FC3) di ujung Jl.
Kembangan Beji, dan future conection setelah M/RS untuk pengembangan pada daerah
Margonda, Pondok Cina dan Kemiri Muka. Sambungan akan dilakukan dengan pipa MDPE
Ø125mm di ujung Jl. Nangka, kemudian looping sampai ujung Jl. Kembangan Beji. Lalu,
sambungan dari future conection (FC) setelah M/RS dialirkan menyusuri Jl. Juanda, Jl.
Margonda, kemudian looping pada FC3 di ujung Jl. Kembangan Beji. Total panjang pipa
MDPE Ø125mm lebih kurang 13.634,47 meter.

Pada Skenario 1, akan terdapat 110 Regulator Sektor (RS) yang berfungsi sebagai
pembagi arus gas ke masing masing sektor. Dari pipa MDPE Ø125mm, digunakan Fitting
MDPE T. Equal 125mm, lalu disambung dengan Reducer 125mm x 90mm. Kemudian
disambung dengan pipa MDPE Ø90mm menuju Regulator Sektor. Total panjang pipa
MDPE Ø90mm lebih kurang 806,12 meter.

Dari tiap Regulator Sektor akan diteruskan dengan menggunakan pipa MDPE
Ø63mm menuju ke jalan lingkungan di depan rumah calon pelanggan. Total panjang pipa
MDPE Ø63mm lebih kurang 134.234,77 meter. Penentuan ukuran pipa yang digunakan
diperoleh dari perhitungan simulasi dengan hasil dirangkum dalam PFD Skenario 1 dan
P&ID Skenario 1 pada lampiran. Sementara Plot Plan detail Skenario 1 disajikan dalam
bentuk gambar pada lampiran.

Pada Skenario 2, akan terdapat 87 Regulator Sektor (RS) pada sisi barat dan timur
jaringa gas Depok yang digunakan untuk sambungan rumah tangga dan sebahagian lagi
untuk sambungan komersil. Digunakan pipa MDPE Ø90mm menuju Regulator Sektor
dengan total panjang lebih kurang 806,12 meter. Dari tiap Regulator Sektor akan diteruskan
dengan menggunakan pipa MDPE Ø63mm menuju ke jalan lingkungan di depan rumah
atau tempat usaha calon pelanggan. Total panjang pipa MDPE Ø63mm lebih kurang
102.354,01 meter.

Penentuan ukuran pipa yang digunakan diperoleh dari perhitungan simulasi dengan hasil
dirangkum dalam PFD dan P&ID Skenario 2 pada lampiran. Sementara Plot Plan detail
Skenario 2 disajikan dalam bentuk gambar pada lampiran.

Pada Skenario 3, terdapat 71 Regulator Sektor (RS) yang tersebar pada sisi barat
dan timur jaringan gas Depok, seperti terdapat pada gambar 4.4. Pengembangan jaringan
gas akan dilakukan dengan ketentuan 50% untuk rumah tangga dan 50% untuk komersil.

52
Universitas Indonesia
Dari tiap Regulator Sektor akan diteruskan dengan menggunakan pipa MDPE
Ø63mm menuju ke jalan lingkungan di depan rumah atau tempat usaha calon pelanggan.
Total panjang pipa MDPE Ø63mm untuk scenario 3 lebih kurang 70.473,25 meter.

Penentuan ukuran pipa yang digunakan diperoleh dari perhitungan simulasi dengan hasil
dirangkum dalam PFD dan P&ID Skenario 3 pada lampiran. Sementara Plot Plan detail
Skenario 3 disajikan dalam bentuk gambar pada lampiran.

Pada Skenario 4, seperti terdapat pada gambar 4.5, pengembangan jaringan gas
akan dilakukan dengan ketentuan 25% untuk rumah tangga dan 75% untuk komersil.
Berbeda dari Skenario 1, 2, & 3, pada Skenario 4 ini, tujuan utama pengembangan adalah
sektor komersil (75%), adapun 25% pelanggan rumah tangga adalah para calon pelanggan
rumah tangga yang dilewati oleh jalur pipa. Setiap rumah yang dilewati oleh jalur pipa
sebaiknya diberi kesempatan untuk memasang jaringan gas kota agar tidak terjadi benturan
sosial pada saat pelaksanaan konstruksi dan pengoperarian gas kota.

Jumlah Regulator Sektor (RS) untuk scenario 4 sebanyak 42 RS yang tersebar


pada sisi barat dan timur jaringan gas Depok. Panjang jaringan pipa MDPE Ø63mm yang
menuju ke jalan lingkungan di depan rumah atau tempat usaha calon pelanggan tidak terlalu
panjang, atau hanya lebih kurang 38.592,5 meter. Penentuan ukuran pipa yang digunakan
diperoleh dari perhitungan simulasi dengan hasil dirangkum dalam PFD dan P&ID
Skenario 4 pada lampiran. Sementara Plot Plan detail Skenario 4 disajikan dalam bentuk
gambar pada lampiran.

Pada Skenario 5, seperti terdapat pada gambar 4.6, pengembangan jaringan gas
akan dilakukan dengan ketentuan 100% untuk komersil. Jumlah Regulator Sektor (RS)
yang digunakan sebanyak 36 RS, dengan total panjang jaringan pipa MDPE Ø63mm yang
digunakan sebanyak 6.711,79 meter. Pada Skenario 5, tidak terdapat sambungan rumah
tangga. Hanya ada sambungan untuk komersil berupa tempat usaha kecil, menengah dan
besar.

4.2.4. Analisis Pengaturan Tekanan

Gas alam dialirkan dari titik serah (tapping point) kemudian tekanan diturunkan
agar memenuhi syarat untuk distribusi tekanan menengah (DTM). Jalur pipa DTM juga
kemudian dibagi menjadi jalur pipa untuk future connection, pipa DTM menggunakan pipa
PEØ125 mm menuju ke RS001 sampai dengan RS110 dan future connection ditujukan
untuk mengantisipasi pengembangan kapasitas pengaliran gas. Tekanan dari pipa DTM

53
Universitas Indonesia
selanjutnya diturunkan lagi menjadi jaringan Distribusi Tekanan Rendah (DTR) atau pipa
DTR. Analisis pengaturan tekanan untuk tiap skenario dapat dilihat pada tabel 4.6 sampai
dengan table 4.10.
Cell axial length dari M/RS adalah jarak significant pipa dari titik sambung pada
M/RS menuju titik sambung sector (RS). Jarak ini telah mengkonversikan keberadaan
fitting yang meliputi elbow, T equal, reducer, kopler dan sambungan buttfusion. Jumlah
pelanggan adalah perkiraan jumlah pelanggan rumah (rumah tangga) dan komersil yang
akan dilayani oleh masing-masing regulator sektor (RS). Jumlah pelanggan ini dihitung dari
perkiraan kepadatan rumah dan tempat usaha komersil yang terdapat pada ruas jalan yang
dilalui oleh pipa.
Tekanan (pressure) merupakan perkiraan tekanan yang diperoleh pada titik
sambung sebelum regulator sektor (RS). Sementara flow merupakan perkiraan jumlah aliran
gas (dalam mmscfd) yang akan dikonsumsi oleh masing-masing sektor. Dasar perhitungan
adalah tiap pelanggan rumah akan mengkonsumsi gas sebesar 0,0000175 mmscfd dan tiap
pelanggan komersil akan mengkonsumsi gas sekitar 0,00035 mmscfd.
Tekanan gas yang keluar dari M/RS ditetapkan sebesar 3,7 barg dengan flow
sebesar 1 mmscfd. Sebesar 0,07 mmscfd gas alam telah dikonsumsi oleh 4.000 sambungan
rumah yang telah terpasang pada jaringan gas Depok, oleh karena itu sisa flow gas yang
akan disalurkan pada pengembangan jaringan gas ini sebesar 0,93 mmscfd.
Pada lampiran L dapat dilihat bahwa tekanan sebelum titik sambung sektor (RS)
berkisar antara 1,889 barg sampai dengan 3,502 barg. Tekanan tertinggi diterima oleh RS
001 pada skenario 1 yaitu sebesar 3,502 barg, dan tekanan terendah diterima oleh RS 052
pada scenario 1 yaitu sebesar 1,889 barg.

4.2.5. BQ dan RAB

Bill of Quantity (BQ) merupakan daftar kebutuhan material dan spesifikasinya


yang dibutuhkan untuk pembangunan pengembangan jaringan gas Kota Depok. Rencana
Anggaran Biaya (RAB) adalah rincian biaya pembangunan pengembangan jaringan gas
Kota Depok. BQ dan RAB dari tiap Skenario terdapat pada lampiran dan diringkas pada
tabel berikut ini.

Pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa biaya Pembangunan Pengembangan Jaringan
Gas Kota Depok bervariasi dari Skenario 1 sampai Skenario 5. Biaya terbesar terdapat pada
Skenario 1 yaitu sekitar Rp. 75.288.221.200,- dan biaya terkecil terdapat pada Skenario 5

54
Universitas Indonesia
yaitu sekitar Rp. 25.548.567.780,-. Hal ini terjadi karena variasi panjang pipa MDPE pada
tiap Skenario.

55
Universitas Indonesia
Tabel 4.6. Skenario Pengembangan Jaringan Gas Depok

NO KETERANGAN SCENARIO 1 SCENARIO 2 SCENARIO 3 SCENARIO 4 SCENARIO 5

1 Sambungan Rumah 100% 75% 50% 25% 0%


2 Sambungan Komersil 0% 25% 50% 75% 100%

3 Pipa MDPE
3.1 Ø125 13,634.47 Meter 13,634.47 Meter 13,634.47 Meter 13,634.47 Meter 13,634.47 Meter
3.2 Ø90 4,137.20 Meter 3,679.04 Meter 3,360.32 Meter 2,254.00 Meter 1,086.40 Meter
3.3 Ø63 134,234.77 Meter 92,354.01 Meter 75,473.26 Meter 36,723.42 Meter 8,712.93 Meter

4 Regulator Sektor (RS) 110 Sektor 87 Sektor 71 Sektor 42 Sektor 36 Sektor

RAB Pelaksanaan (dalam


5 000)
5.1 Persiapan 962,443.80 1.3% 962,443.80 1.6% 962,443.80 1.9% 962,443.80 2.9% 962,443.80 3.8%
5.2 Material 51,366,606.97 68.2% 40,737,369.42 68.5% 34,407,425.37 67.3% 21,500,859.09 64.6% 17,408,364.81 68.1%
5.3 Konstruksi 21,306,246.39 28.3% 16,235,050.74 27.3% 14,296,787.81 27.9% 9,453,866.08 28.4% 5,873,909.85 23.0%
5.4 Pengujian 1,652,924.04 2.2% 1,537,973.87 2.6% 1,491,277.31 2.9% 1,383,067.84 4.2% 1,303,849.32 5.1%
Total 75,288,221.20 100% 59,472,837.83 100% 51,157,934.29 100% 33,300,236.80 100% 25,548,567.78 100%

56
Universitas Indonesia
4.3. ANALISIS KEEKONOMIAN

Setelah diketahui total investasi untuk masing-masing skenario maka dibuatlah


proyeksi cash flow untuk masing-masing skenario. Dengan menggunakan asumsi:
 Konsumsi untuk rumah tangga sebesar 15 m3/bulan atau tagihan Rp 50.000 per
rumah tangga per bulan.

 Konsumsi untuk sektor komersil 20 (dua puluh) kali lebih besar dari konsumsi
Rumah Tangga.

 Umur teknis jargas adalah 20 (dua puluh) tahun.

 Depresiasi dengan metode straight line

 Harga gas bumi dari PT. B ke PT. A naik 3% per tahun sesuai eskalasi harga dari
BPH Migas.

 Harga jual gas bumi ke masyarakat naik 3% per 5 ( lima) tahun

 Manajemen fee 15% dari total O&M

 Faktor diskonto 8%

 Pajak sebesar 20% dari Net operational income

 toll fee sebesar Rp 7555,82,


 tingkat diskonto sebesar 8%,
 perbandingan Debt to equity 70:30 ;
 cost debt dan equity yaitu 0 dan 15%
 1 ft sama dengan 960 BTU
 1 US $ sama dengan Rp 11.500,-

SKENARIO 1
Pada skenario 1 berdasarkan hasil perhitungan investasi diketahui bahwa total
investasi untuk membangun 53.142 Sambungan untuk rumah tangga (SR) tanpa
membangun sambungan untuk sambungan untuk sektor komersial (SK) adalah sebesar Rp
75.288.221.196,-. Dengan menggunakan Surat Ketetapan Kepala BPH Migas tentang harga
gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan komersil maka harga jual gas ke konsumen
adalah sebesar Rp 2790,-. Dengan volume pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 15

57
Universitas Indonesia
m3/bulan maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp
1.242.530.570,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 998.031.607 sebagaimana tabel 4.7 maka
didapatkan total pengeluaran perbulan sebesar Rp 1.036.558.250, . Perhitungan rinci dapat
dilihat di lampiran
Data- data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam microsoft excel perhitungan
cash flow (perhitungan rinci dapat dilihat di lampiran) yang menghasilkan parameter
keekonomian sebagai berikut:
NPV = - Rp 56,005,906,943;
IRR = - 5 %;
PBP = tidak dapat dihitung; dan
BCR = 0,19.

TABEL 4.7. PERKIRAAN RINCIAN BIAYA OPERATION AND MAINTENANCE

No Rincian Biaya Jumlah Satuan Biaya Sat Total


Biaya Langsung Rp 180,000,000
1 Tenaga Kerja 20 Orang Rp 2,500,000 Rp 50,000,000
2 Kantor Operasi 10 Unit Rp 5,000,000 Rp 50,000,000
3 Telekomunikasi 20 Unit Rp 2,500,000 Rp 50,000,000
4 Listrik 10 Unit Rp 2,000,000 Rp 20,000,000
5 PDAM 10 Unit Rp 1,000,000 Rp 10,000,000

Biaya Tidak langsung Rp 687,853,571


1 Kalibrasi meter 53,143 unit Rp 10,000 Rp 531,428,571

2 Peralatan kerja (sewa) 10 Paket Rp 5,000,000 Rp 50,000,000


3 Asuransi 1 Paket Rp 18,925,000 Rp 18,925,000
4 Pemeliharaan MR/S 1 Buah Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
5 Transportasi 5 Unit Rp 7,500,000 Rp 37,500,000
6 Manager 1 Orang Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
7 Teknisi 10 Orang Rp 3,000,000 Rp 30,000,000
Pemeliharaan &
8
perbaikan 1 Unit Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

Jumlah 867,853,571

Management Fee 130,178,036

Total Keseluruhan 998,031,607

58
Universitas Indonesia
SKENARIO 2

Pada skenario 2 berdasarkan hasil perhitungan investasi diketahui bahwa total


investasi untuk membangun 75% dari volume gas sisa (=0,93 MMSCFD) sebesar 39.857
sambungan untuk rumah tangga (SR) dan membangun 25% atau 664 sambungan untuk
sektor komersial (SK) adalah sebesar Rp 59.472.837.830 ,-. Dengan menggunakan Surat
Ketetapan Kepala BPH Migas tentang harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan
komersil maka harga jual gas ke konsumen adalah sebesar Rp 2790,-. Dengan volume
pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 15 m3/bulan dan 300 m3/bulan untuk sektor
komersial maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp
1.346.055.429,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 809.760.179,- sebagaimana tabel 4.8,
maka didapatkan total pengeluaran perbulan sebesar Rp 931.683.179,-. . Perhitungan rinci
dapat dilihat di lampiran
Data- data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam microsoft excel perhitungan
cash flow yang menghasilkan parameter keekonomian sebagai berikut:
NPV = - Rp 15.733.305.454;
IRR = 4,4%;
PBP = 13 tahun; dan
BCR = 0,71

59
Universitas Indonesia
TABEL 4.8. PERKIRAAN RINCIAN BIAYA OPERATION AND MAINTENANCE

No Rincian Biaya Jumlah Satuan Biaya Total


Biaya Langsung Rp 152,000,000
1 Tenaga Kerja 16 Orang Rp 2,500,000 Rp 40,000,000
2 Kantor Operasi 9 Unit Rp 5,000,000 Rp 45,000,000
3 Telekomunikasi 16 Unit Rp 2,500,000 Rp 40,000,000
4 Listrik 9 Unit Rp 2,000,000 Rp 18,000,000
5 PDAM 9 Unit Rp 1,000,000 Rp 9,000,000

Biaya Tidak
langsung Rp 552,139,286
1 Kalibrasi meter 40,521 Meter Rp 10,000 Rp 405,214,286

2 Peralatan kerja (sewa) 9 Paket Rp 5,000,000 Rp 45,000,000


3 Asuransi 1 Paket Rp 17,425,000 Rp 17,425,000
4 Pemeliharaan MR/S 1 Buah Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
5 Transportasi 5 Unit Rp 7,500,000 Rp 37,500,000
6 Manager 1 Orang Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
7 Teknisi 9 Orang Rp 3,000,000 Rp 27,000,000
Pemeliharaan &
8
perbaikan 1 Unit Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

Jumlah 704,139,286

Management Fee 105,620,893

Total Keseluruhan 809,760,179

SKENARIO 3

Pada skenario 3 berdasarkan hasil perhitungan investasi diketahui bahwa total


investasi untuk membangun 50% dari volume gas sisa (=0,93 MMSCFD) sebesar
26.571sambungan untuk rumah tangga (SR) dan membangun 50% atau 1329 sambungan
untuk sektor komersial (SK) adalah sebesar Rp 51.157.934.290 ,-. Dengan menggunakan
Surat Ketetapan Kepala BPH Migas tentang harga gas bumi untuk rumah tangga dan
pelanggan komersil maka harga jual gas ke konsumen adalah sebesar Rp 2790,-. Dengan
volume pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 15 m3/bulan dan 300 m3/bulan untuk sektor
komersial maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp

60
Universitas Indonesia
1.417.798.286,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 627.181.250,- sebagaimana tabel 4.9,
maka didapatkan total pengeluaran perbulan sebesar Rp 794.104.250,-. Perhitungan rinci
dapat dilihat di lampiran
Data- data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam microsoft excel perhitungan
cash flow yang menghasilkan parameter keekonomian sebagai berikut:
NPV = Rp 17.502.346.902;
IRR = 13%;
PBP = 8 tahun; dan
BCR = 1.37

TABEL 4.9. PERKIRAAN RINCIAN BIAYA OPERATION AND MAINTENANCE

No Rincian Biaya Jumlah Satuan Biaya Total


Biaya Langsung Rp 129,000,000
1 Tenaga Kerja 13 Orang Rp 2,500,000 Rp 32,500,000
2 Kantor Operasi 8 Unit Rp 5,000,000 Rp 40,000,000
3 Telekomunikasi 13 Unit Rp 2,500,000 Rp 32,500,000
4 Listrik 8 Unit Rp 2,000,000 Rp 16,000,000
5 PDAM 8 Unit Rp 1,000,000 Rp 8,000,000

Biaya Tidak langsung Rp 416,375,000


1 Kalibrasi meter 27,900 Unit Rp 10,000 Rp 279,000,000

2 Peralatan kerja (sewa) 8 Paket Rp 5,000,000 Rp 40,000,000


3 Asuransi 1 Paket Rp 15,875,000 Rp 15,875,000
4 Pemeliharaan MR/S 1 Buah Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
5 Transportasi 5 Unit Rp 7,500,000 Rp 37,500,000
6 Manager 1 Orang Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
7 Teknisi 8 Orang Rp 3,000,000 Rp 24,000,000
Pemeliharaan &
8
perbaikan 1 Unit Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

Jumlah 545,375,000

Management Fee 81,806,250

Total Keseluruhan 627,181,250

61
Universitas Indonesia
SKENARIO 4

Pada skenario 4 berdasarkan hasil perhitungan investasi diketahui bahwa total


investasi untuk membangun 25% dari volume gas sisa (=0,93 MMSCFD) sebesar 13.286
sambungan untuk rumah tangga (SR) dan membangun 75% atau 1993 sambungan untuk
sektor komersial (SK) adalah sebesar Rp 33.300.236.800 ,-. Dengan menggunakan Surat
Ketetapan Kepala BPH Migas tentang harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan
komersil maka harga jual gas ke konsumen adalah sebesar Rp 2790,-. Dengan volume
pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 15 m3/bulan dan 300 m3/bulan untuk sektor
komersial maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp
1.489.541.143,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 438.794,- sebagaimana tabel 4.10, maka
didapatkan total pengeluaran perbulan sebesar Rp 560.717.821,-. . Perhitungan rinci dapat
dilihat di lampiran
Data- data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam microsoft excel perhitungan
cash flow yang menghasilkan parameter keekonomian sebagai berikut:
NPV = Rp 59.477.612.337;
IRR = 28%;
PBP = 4 tahun; dan
BCR = 2,94.

62
Universitas Indonesia
TABEL 4.10. PERKIRAAN RINCIAN BIAYA OPERATION AND MAINTENANCE

No Rincian Biaya Jumlah Satuan Biaya Total


Biaya Langsung Rp 101,000,000
1 Tenaga Kerja 9 Orang Rp 2,500,000 Rp 22,500,000
2 Kantor Operasi 7 Unit Rp 5,000,000 Rp 35,000,000
3 Telekomunikasi 9 Unit Rp 2,500,000 Rp 22,500,000
4 Listrik 7 Unit Rp 2,000,000 Rp 14,000,000
5 PDAM 7 Unit Rp 1,000,000 Rp 7,000,000

Biaya Tidak
langsung Rp 280,560,714
1 Kalibrasi meter 15,279 Unit Rp 10,000 Rp 152,785,714

2 Peralatan kerja (sewa) 7 Paket Rp 5,000,000 Rp 35,000,000


3 Asuransi 1 Paket Rp 14,275,000 Rp 14,275,000
4 Pemeliharaan MR/S 1 Buah Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
5 Transportasi 5 Unit Rp 7,500,000 Rp 37,500,000
6 Manager 1 Orang Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
7 Teknisi 7 Orang Rp 3,000,000 Rp 21,000,000
Pemeliharaan &
8
perbaikan 1 Unit Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

Jumlah 381,560,714

Management Fee 57,234,107

Total Keseluruhan 438,794,821

SKENARIO 5

Pada skenario 5 berdasarkan hasil perhitungan investasi diketahui bahwa total


investasi untuk membangun 100% dari volume gas sisa (=0,93 MMSCFD) sebesar 2657
sambungan untuk sektor komersial (SK) tanpa untuk sektor rumah tangga (SR) adalah
sebesar Rp 25.548.567.780,-. Dengan menggunakan Surat Ketetapan Kepala BPH Migas
tentang harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan komersil maka harga jual gas
ke konsumen adalah sebesar Rp 2790,-. Dengan volume pemakaian rata-rata 300 m3/bulan
untuk sektor komersial maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas
sebesar 0,93 MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan
sebesar Rp 1.561.284.000,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar
$0.38/MSCF dan biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 208.374.250,-

63
Universitas Indonesia
sebagaimana tabel 4.11, maka didapatkan total pengeluaran perbulan sebesar Rp
330.298.893,-. Perhitungan rinci dapat dilihat di lampiran.
Data- data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam microsoft excel perhitungan
cash flow yang menghasilkan parameter keekonomian sebagai berikut:
NPV = Rp 97.298.270.687
IRR = 48%;
PBP = 2 tahun; dan
BCR = 5,13.
NPV = Rp 97.298.270.687;
IRR = 48%

TABEL 4.11. PERKIRAAN RINCIAN BIAYA OPERATION AND MAINTENANCE

No Rincian Biaya Jumlah Satuan Biaya Total


Biaya Langsung Rp 57,000,000
1 Tenaga Kerja 5 Orang Rp 2,500,000 Rp 12,500,000
2 Kantor Operasi 4 Unit Rp 5,000,000 Rp 20,000,000
3 Telekomunikasi 5 Unit Rp 2,500,000 Rp 12,500,000
4 Listrik 4 Unit Rp 2,000,000 Rp 8,000,000
5 PDAM 4 Unit Rp 1,000,000 Rp 4,000,000

Biaya Tidak langsung Rp 120,625,000


1 Kalibrasi meter 2657 Unit Rp 10,000 Rp 26,570,000

2 Peralatan kerja (sewa) 4 Paket Rp 5,000,000 Rp 20,000,000


3 Asuransi 1 Paket Rp 12,625,000 Rp 12,625,000
4 Pemeliharaan MR/S 1 Buah Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
5 Transportasi 4 Unit Rp 7,500,000 Rp 30,000,000
6 Manager 1 Orang Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
7 Teknisi 5 Orang Rp 3,000,000 Rp 15,000,000
Pemeliharaan &
8
perbaikan 1 Unit Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

Jumlah 181,195,000

Management Fee 27,179,250

Total Keseluruhan 208,374,250

64
Universitas Indonesia
Dari perhitungan cash flow dapat dibuatkan rekapitulasi sebagai berikut:

TABEL 4.12
PERHITUNGAN NPV, IRR, PBP DAN BCR UNTUK TIAP SKENARIO INVESTASI

Skenario Investasi NPV IRR PBP BCR

1 75.288.221.196 - 56.005.906.943 -5% 0 0,19

2 59.472.837.826 - 15.773.305.454 4,4% 13 0,71

3 51.157.934.293 17.502.346.902 13 % 8 1,37

4 33.300.236.800 59.477.612.337 28% 4 2,94

5 25.548.567.781 97.298.270.687 48% 2 5,13

4.3.1 ANALISIS INVESTASI TERKAIT NPV

Grafik dibawah ini menunjukkan grafik Investasi terkait investasi untuk masing-masing
skenario.

120,000,000,000

100,000,000,000

80,000,000,000

60,000,000,000

40,000,000,000 Investasi
20,000,000,000 NPV

-
1 2 3 4 5
(20,000,000,000)

(40,000,000,000)

(60,000,000,000)

Gambar 4.1. Gambar Grafik Investasi Vs NPV Untuk Tiap Skenario

65
Universitas Indonesia
Dari hasil perhitungan sebelumnya terlihat jelas bahwa proyek jargas ini memang
proyek yang tidak menarik secara ekonomis namun memiliki dampak sosial dan ekonomi
yang cukup tinggi dan sangat bermanfaat bagi rakyat (pro rakyat). Dengan investasi yang
relatif tinggi dan konsumsi yang rendah apalagi dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) terlihat investasi ini cukup berat untuk dilaksanakan sehingga
diperlukan strategi-strategi pendanaan. Dari skenario 1,2 terlihat NPV yang masih negatif,
mulai dari skenario 3 baru NPV menjadi positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika
pengembangan dititik beratkan pada sektor rumah tangga maka terlihat parameter-parameter
ekonomi yang tidak menarik tapi bila dititik beratkan pada sektor komersil maka tujuan dari
proyek ini supaya rakyat merasakan energi yang bersih, murah dan aman sedikit terhalang.
Jika kita mengambil asumsi bahwa konsumsi rumah tangga menengah rata-rata
adalah 1 tabung LPG 12 Kg sebelum tanggal 1 Januari 2014 sebesar Rp 75.000 maka
konsumsi per rumah tangga adalah 22,5 m3/bulan. Maka untuk menghabiskan sisa 0,93
MMSCFD diperlukan invesatasi untuk menambah jaringan 35.429 Sambungan untuk
rumah tangga (SR) tanpa membangun sambungan untuk sambungan untuk sektor komersial
(SK) adalah sebesar Rp 52.000.000.000 ,-. Dengan menggunakan menggunakan asumsi
harga jual gas bumi untuk rumah tangga sama dengan harga jual gas bumi untuk komersial
sebesar Rp 3150,- per m3 dan dengan volume pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 22,5
m3/hari maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp
1.561.284.000,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 787.503.571 maka didapatkan total
pengeluaran perbulan sebesar Rp 909.426.571. Hasil perhitungan menunjukan perubahan
cukup significan sebagai berikut:
NPV = Rp 14.0777.777.527;
IRR = 12 %;
PBP = 8 tahun; dan
BCR = 1.29.

Tapi bila kita meningkatkan asumsi bahwa konsumsi rumah tangga mewah rata-rata
adalah 2 tabung LPG 12 Kg sebelum tanggal 1 Januari 2014 sebesar Rp 150.000 maka
konsumsi per rumah tangga adalah 45 m3/bulan. Maka untuk menghabiskan sisa 0,93
MMSCFD diperlukan invesatasi untuk menambah jaringan 17.714 Sambungan untuk
rumah tangga (SR) tanpa membangun sambungan untuk sambungan untuk sektor komersial
(SK) adalah sebesar Rp 44.398.644.000 ,-. Dengan menggunakan menggunakan asumsi

66
Universitas Indonesia
harga jual gas bumi untuk rumah tangga sama dengan harga jual gas bumi untuk komersial
sebesar Rp 3150,- per m3 dan dengan volume pemakaian rata-rata tiap rumah tangga 22,5
m3/hari maka total pendapatan bruto dari jargas jika diasumsikan semua gas sebesar 0,93
MMSCFD habis dikonsumsi maka akan mendapatkan pendapatan perbulan sebesar Rp
1.561.284.000,- . Dengan asumsi pengeluaran untuk biaya toll fee sebesar $0.38/MSCF dan
biaya operation and maintence (O&M) sebesar Rp 583.789.286 maka didapatkan total
pengeluaran perbulan sebesar Rp 705.512.286.. Hasil perhitungan menunjukan perubahan
sangat significan sebagai berikut:
NPV = Rp 41.906.805.223;
IRR = 19,5 %;
PBP = 5 tahun; dan
BCR = 2,02

Dengan asumsi bahwa jargas ini dimanfaatkan untuk kalangan rumah tangga
menengah keatas pun terlihat bahwa proyek jargas ini masih kurang menarik sehingga
diperlukan studi mengenai kiat-kiat peningkatan konsumsi gas rumah tangga bukan saja
digunakan untuk kompor tapi digunakan untuk alat-alat kebutuhan rumah tangga lain
seperti water heater atau bahan bakar mobil.

4.3.2. ANALISIS IRR

Dengan memakai asumsi bahwa Minimum Acceptable Rate of Return adalah 13% maka
hanya skenario 3,4 dan 5 yang dapat dianggap layak untuk direalisasikan

IRR
50.00%

40.00%

30.00%

20.00% IRR

10.00%

0.00%
1 2 3 4 5
-10.00%

Gambar 4.2. Grafik IRR Untuk Tiap Skenario

67
Universitas Indonesia
4.3.3. ANALISIS PAY BACK PERIOD (PBP)

Dengan memakai asumsi bahwa Payback Period maksimal sehingga proyek ini layak
dijalankan adalah 8 tahun maka skenario 3,4,5 layak direalisasikan

PBP (tahun)
12
10
8
6
PBP (tahun)
4
2
0
1 2 3 4 5

Gambar 4.3. Grafik PBP Untuk Tiap Skenario

4.3.4. ANALISIS BENEFIT COST RATIO (BCR)

Dengan memakai asumsi bahwa minimum BCR sebesar 1,2 maka hanya skenario 3,4,5
yang layak untuk dijalankan.

BCR
6.00

5.00

4.00

3.00
BCR
2.00

1.00

0.00
1 2 3 4 5

Gambar 4.4. Grafik BCR Untuk Tiap Skenario

68
Universitas Indonesia
Dari parameter-parameter keekonomian terlihat bahwa yang paling menarik dari ke-5
skenario adalah skenario ke-5, namun jika diambil skenario ke-5 maka tujuan pembangunan
jaringan gas bumi untuk rumah tangga tidak tercapai karena gas ini sebenarnya ditujukan
untuk konsumsi rumah tangga bukan komersial. Namun, melihat konsumsi rendah dan
investasi besar maka proyek pengembangan jargas yang mengharuskan PT. A untuk
mencari profit maka skenario ke-4 sudah cukup menarik sehingga skenario ke-4 ini lah
yang paling layak untuk direkomendasikan ke PT. A.

69
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN

1.1. KESIMPULAN

Dari uraian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Jargas Depok potensial untuk dikembangkan. Dengan sisa gas yang belum terpakai dari
jargas eksisting senilai 0,93 MMSCFD yang dapat dimanfaatkan 100% untuk rumah
tangga sebesar 53.142 sambungan rumah tangga (SR) lagi (skenario1) atau 100%
komersil sebesar 2657 sambungan komersil (SK) baru (skenario 5) dan kombinasi dari
masing-masing skenario ekstrim tersebut.

2. Pengembangan dilakukan dengan menambah jaringan di sekitar Kelurahan Kemiri


Muka, Pondok Cina, Tanah Baru, Kukusan dan Depok Jaya.

3. Penambahan jaringan pipa dengan menambah pipa berdiameter 125 mm, 90 mm dan
63 mm serta menambah Regulator Sektor (RS) untuk masing-masing skenario: 110,
87, 71, 41, 36.

4. Hasil perhitungan Investasi untuk masing-masing skenario adalah: Rp 75.288.221.196,

Rp 59.472.837.826, Rp 51.157.934.293, Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.781.

5. Pengembangan jargas yang layak dilakukan dengan mengkombinasikan dari kedua


skenario ekstrim diatas adalah skenario 3,4 dan 5 dengan masing-masing IRR
13%,28% dan 48%; masing-masing PBP: 8,4 dan 2 tahun; BCR untuk masing-masing
skenario: 1,37, 2,94 dan 5,13.

6. Dari hasil analisi keekonomian maka terlihat skenario 4 lebih layak untuk diambil
mengingat jika diambil skenario 5 tidak mungkin karena peruntukkan gas tersebut
adalah untuk rumah tangga.

1.2. SARAN

1. Diperlukan penelitian mengenai dampak pengembangan jargas depok terhadap sosial


ekonomi masyarakat depok.

2. Diperlukan penelitian mengenai analisis keekonomian penambahan suplai gas dari


PT. B ke PT. A sehingga seluruh masyarakat Depok dapat merasakan gas kota.
70
Universitas Indonesia
3. Diperlukan studi mengenai alternatif pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga
selain untuk kompor.

71
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

[1] Mc Allister, E.W., ”Pipeline Rules of Thumb Handbook 2nd”.,Gulf Publishing


Companay, Texas, 1992

[2] Unit Pelayanan Pada Masyarakat,”Pra Studi kelayaka Pipa Transmisi Jatim-Jateng-
Jabar”, UPPM TGP FTUI, Depok, 2003

[3] IEA,” Natural Gas Security Study and Distribution Study”, 1998

[4] Campbell, Jhon.M, “Gas Conditioning and Processing”, Jhon M. Campbell and
Company, Oklahoma U.S.A, 1998

[5] Compressiblitiy Chart, www.ou.edu


[6] Gas pipeline Hydraulics, http://www.pdhengineer.com/
[7] ASME B31.8 – 2010 Edition,” Gas Transmission and Distribution Piping Systems”
[8] Nevers, Noel de,” Fluid Mechanics For Chemical Engineers, 2th ed.” McGraw-Hill,
Inc.,New York, 1991
[9] Subarna, et al.,” Bunga Rampai Kota Depok”, Pandu Karya Depok, 2002
[10] Kota Depok dalam angka 2011, BAPPEDA Kota Depok dengan BPS Kota Depok
[11] M. Mohitpour, H. Golshan, A. Murray, "Pipeline Design and Construction, A Practical
Approach", New York, 2000

72
Universitas Indonesia
LAMPIRAN

Lampiran 1, Daftar pertanyaan kuisioner survei potensi demand

Maksud dan
No Pertanyaan Pilihan Jawaban tujuan
pertanyaan
1 Apakah Sumber bahan bakar A. Minyak Tanah Untuk menghitung
(energi) yang saat ini saudara B. Kayu Bakar konversi kalor
gunakan untuk kebutuhan sehari- C. Gas elpiji penggunaan bahan
hari? D. Lainnya bakar
2 Berapakah biaya bulanan yang A. Kurang dari Untuk mengetahui
dikeluarkan untuk memenuhi Rp.20.000,- potensi kebutuhan
kebutuhan sumber energi B. Antara Rp.20.000,- (demand) bahan
sebagaimana dimaksud dalam sampai dengan bakar
pertanyaan pertama Rp.50.000,-
C. Antara Rp.50.000,-
sampai dengan
Rp.100.000,-
D. Antara Rp.100.000,-
sampai dengan
Rp.500.000,-
E. Diatas Rp.1.000.000,-
(industri/usaha)
3 Apakah saudara berminat A. YA Untuk mengetahui
memanfaatkan layanan jaringan gas B. Tidak minat dan
bumi melalui pipa untuk memenuhi C. Masih pikir-pikir pemahaman
kebutuhan sumber energi rumah terhadap jaringan
tangga sehari-hari? gas bumi
4 Berapa kesanggupan saudara untuk A. Rp.1.000.000,- sampai Untuk mengetahui
membayar pemasangan instalasi dengan Rp.2.000.000,- kesanggupan dan
pipa gas jika anda mau menjadi B. Rp.2.000.000,- sampai kemauan bayar
pelanggan jaringan gas bumi? dengan Rp.3.500.000,- (willing to pay)
C. Dilihat kondisi
lapangan
(industri/usaha)
Lampiran 2, Rekapitulasi hasil kuisioner potensi demad di Kelurahan Kemiri Muka dan
Kelurahan Pondok Cina

Alamat Pertanyaan
No Kategori Nama Keterangan
(Kelurahan) I II III IV

1 Rumah Tangga Aldi Kemiri Muka C C A A


2 Rumah Tangga Adrian Kemiri Muka C C A A
Mau pasang kalau
3 Rumah Tangga Elis Kemiri Muka C C C A harganya murah
Mau pasang kalau
4 Rumah Tangga Wiwin Kemiri Muka C C C A harganya murah
5 Rumah Tangga Nurwandi Kemiri Muka C C A A
6 Rumah Tangga Haryoto Kemiri Muka C B A C
7 Rumah Tangga Karyati Kemiri Muka C B A C
8 Rumah Tangga Karniah Kemiri Muka C B A C
9 Rumah Tangga Tihama Kemiri Muka C B A A
10 Rumah Tangga Anugrah Saputra Kemiri Muka C B A C
11 Rumah Tangga Kadariah Kemiri Muka C B A C
12 Rumah Tangga Kadarwati Kemiri Muka C B A C
13 Rumah Tangga Budhiono Kemiri Muka C C C A
14 Rumah Tangga Supatmi Kemiri Muka C C A A
15 Rumah Tangga Nineng Kemiri Muka C C A A
Mau pasang kalau
16 Rumah Tangga Iing Kemiri Muka C C C A harganya murah
17 Rumah Tangga Supinah Kemiri Muka C C A A
Mau pasang kalau
18 Rumah Tangga Maryati Kemiri Muka C C C A harganya murah
19 Rumah Tangga Tabrani Kemiri Muka C C A A
20 Rumah Tangga Rafika Kemiri Muka C B A A
21 Rumah Tangga Nurjanah Kemiri Muka C B A C
22 Rumah Tangga Refdila Haris Kemiri Muka C A A C
23 Rumah Tangga Rumyati Kemiri Muka C c A C
24 Rumah Tangga Siti Jamilah Kemiri Muka C B A C
Pemilik industri kecil
25 Rumah Tangga Nuryati Kemiri Muka C D A A rumahtangga
26 Rumah Tangga Hardoyo Kemiri Muka C B A C
27 Rumah Tangga Suwardi Kemiri Muka C B A C
28 Rumah Tangga Een Kurniasih Kemiri Muka C D A A
29 Rumah Tangga Bambang Sriwahyono Kemiri Muka C C A C
30 Rumah Tangga Nurlela Kemiri Muka C C A A
31 Rumah Tangga Ngudiono Kemiri Muka C C A A
32 Rumah Tangga Ernawati Kemiri Muka C C A A
33 Rumah Tangga Yoyoh Kemiri Muka C D A A
Mau pasang kalau
gratis biaya
34 Rumah Tangga Asmani Kemiri Muka C C C A pemasangan
35 Rumah Tangga Nining Kusrini Kemiri Muka C C A A
Alamat Pertanyaan
No Kategori Nama Keterangan
(Kelurahan) I II III IV
36 Rumah Tangga Maryati Kemiri Muka C C A A
37 Rumah Tangga Fatimah Kemiri Muka C C A A
38 Rumah Tangga Epa Kemiri Muka C C A C
39 Rumah Tangga Mayani Kemiri Muka C C A C
40 Rumah Tangga Zainuddin Kemiri Muka C C A C
41 Rumah Tangga Mayasari Pondok Cina C C A C
42 Rumah Tangga Chairun Pondok Cina C C A C
43 Rumah Tangga Saprudin Yusuf Pondok Cina C B A C
44 Rumah Tangga M.H. Aruan Pondok Cina C C A C
Menunggu yang lain
pasang untuk
meringankan uang
45 Rumah Tangga Suparlan Pondok Cina C A C C muka
46 Rumah Tangga Dewi Pondok Cina C C C C Takut bocor
47 Rumah Tangga Ramdonih Pondok Cina C C A C
48 Rumah Tangga Fitri Pondok Cina C D A C
49 Rumah Tangga Ewin Yohana Tavia Pondok Cina C C A C
50 Rumah Tangga Yuliani Pondok Cina C C C C
51 Rumah Tangga Indarti Pondok Cina C C A C
52 Rumah Tangga Mukrodi Pondok Cina C D A C
Karena biaya
53 Rumah Tangga Dena Pondok Cina C B C C pemasangan mahal
Karena biaya
54 Rumah Tangga Sukyati Pondok Cina C C C C pemasangan mahal
55 Rumah Tangga Sa'diyah Pondok Cina C C A A
56 Rumah Tangga Muani Pondok Cina C C A C
57 Rumah Tangga Sumini Pondok Cina C C A C
58 Rumah Tangga Tuti Harniati Pondok Cina C C A A
Ingin gratis biaya
59 Rumah Tangga Heri Unggul Pondok Cina C B A C pemasangan
Ingin gratis biaya
60 Rumah Tangga Hj. Zaenab Pondok Cina C C C C pemasangan
61 Rumah Tangga M.Dasuki Pondok Cina C B A A
62 Rumah Tangga Niin Sutisna Pondok Cina C C A A
63 Rumah Tangga Neneh Pondok Cina C C A A
64 Rumah Tangga Nasrudin Chaidar Pondok Cina C C A A
Ingin gratis biaya
65 Rumah Tangga Mardiawan Pondok Cina C B C C pemasangan
66 Rumah Tangga Nurdin Pondok Cina C C A A
Ingin gratis biaya
67 Rumah Tangga Aisah Pondok Cina C C C C pemasangan
68 Rumah Tangga Ajat Sudrajat Pondok Cina C C A A
Ingin gratis biaya
69 Rumah Tangga Ece Samati Pondok Cina C B C C pemasangan
70 Rumah Tangga Suhani Pondok Cina C C A A
71 Rumah Tangga Jajang Uwes Pondok Cina C C A A
72 Rumah Tangga Inah Pondok Cina C C A A
73 Rumah Tangga Ibu Hery Pondok Cina C B C C
74 Rumah Tangga Chandra Gunawan Pondok Cina C C A A
Ingin gratis biaya
75 Rumah Tangga Wiwik Pondok Cina C C C C pemasangan
Ingin gratis biaya
76 Rumah Tangga Jumiati Pondok Cina C C C C pemasangan
77 Rumah Tangga Arfandi Hatam Pondok Cina C C A A
Alamat Pertanyaan
No Kategori Nama Keterangan
(Kelurahan) I II III IV
Ingin gratis biaya
78 Rumah Tangga Rizky Pondok Cina C C C C pemasangan
79 Komersil Faisal (Pempek Pak Raden) Kemiri Muka C E C A
Rudi Harianto (Warung
80 Komersil Makan SS) Kemiri Muka C E C A
81 Komersil The Harvest Kemiri Muka C E C C
Warung Steak and Shake
82 Komersil (Yuli) Kemiri Muka C D C C
83 Komersil A Darman (RM Cibiuk) Kemiri Muka C D A C
84 Komersil Istana Martabak Kemiri Muka C D C C
85 Komersil Hot Cwie Mie Malang Kemiri Muka C D C C
86 Komersil RM Sekar Malam Kemiri Muka C D C C
87 Komersil Arty (Majestyk) Kemiri Muka C E C C
Belum paham benar
88 Komersil Nani (warung Sate) Kemiri Muka C D C C tentang gas
Belum mengetahui
89 Komersil Hendri (Martabak Kupang) Pondok Cina C E C C tentang gas
90 Komersil Yanto (RM Sederhana) Pondok Cina C E A C
Belum mengetahui
91 Komersil Agus (Surabi Bandung) Pondok Cina C E C C tentang gas
konversi dengan
peralatan yang sudah
92 Komersil Sumitro (Margo City) Pondok Cina C B C C ada
Ahmad (Ayam bakar mas
93 Komersil mono) Pondok Cina C E C C
Harus mengetahui
dengan jelas manfaat
dan keuntungan dari
94 Komersil Roti Bakar Edy (Evan) Pondok Cina C E C C instalasi pipa gas
Belum mengetahui
95 Komersil Ulfani Triadhani (Meat Lover) Pondok Cina C D C C tentang gas
96 Komersil Yeni (RM Bakmi Buncit) Pondok Cina C E A A
97 Komersil RM Ibu Yulianti Pondok Cina C D A A
98 Komersil Sekar Melati (Laundry BB) Pondok Cina C D B C
99 Komersil Odi (Mie aceh pidie 2000) Pondok Cina C C B C
100 Komersil Retno Subagio (soto gebrak) Pondok Cina C E B A
Lampiran Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap Regulator Sektor (RS)
Skenario 1 (Pressure Out M/RS = 3,7 barg)
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
1 951.20 0.00 15.30 456 0 3.502 0.00798
2 973.32 0.00 15.93 451 0 3.498 0.00789
3 1291.64 0.00 12.76 463 0 3.437 0.00810
4 1320.81 0.00 199.40 432 0 3.314 0.00756
5 1320.81 0.00 598.87 455 0 3.065 0.00796
6 1320.81 0.00 955.19 500 0 2.843 0.00875
7 1328.13 0.00 13.29 520 0 3.429 0.00910
8 2099.53 915.84 34.23 398 0 2.932 0.00697
9 2099.53 384.96 32.68 423 0 3.125 0.00740
10 2099.53 155.45 40.92 498 0 3.203 0.00872
11 2099.53 1310.04 34.83 465 0 2.789 0.00814
12 2099.53 915.84 543.71 487 0 2.614 0.00852
13 2099.53 915.84 1031.74 412 0 2.310 0.00721
14 2099.53 915.84 901.93 437 0 2.391 0.00765
15 1288.31 0.00 17.86 521 0 3.434 0.00912
16 1320.81 0.00 580.56 462 0 3.077 0.00809
17 1320.81 0.00 804.60 475 0 2.937 0.00831
18 1320.81 0.00 849.24 467 0 2.909 0.00817
19 2099.53 850.32 366.55 435 0 2.748 0.00761
20 1747.22 0.00 16.65 448 0 3.344 0.00784
21 1777.93 0.00 17.27 491 0 3.338 0.00859
22 1777.93 0.00 304.53 398 0 3.158 0.00697
23 2286.71 0.00 7.28 468 0 3.243 0.00819
24 2319.95 0.00 15.15 502 0 3.232 0.00879
25 2099.53 850.32 1003.59 490 0 2.351 0.00858
26 2099.53 850.32 660.30 512 0 2.565 0.00896
27 2099.53 1310.04 285.16 521 0 2.633 0.00912
28 2099.53 1310.04 458.84 462 0 2.524 0.00809
29 2099.53 1310.04 546.21 475 0 2.470 0.00831
30 2099.53 1310.04 490.18 467 0 2.505 0.00817
31 2099.53 1310.04 653.92 435 0 2.403 0.00761
32 2099.53 1310.04 713.72 448 0 2.365 0.00784
33 2099.53 2005.70 480.62 491 0 2.259 0.00859
34 2099.53 2005.70 20.98 398 0 2.546 0.00697
35 2099.53 2029.35 14.74 468 0 2.541 0.00819
36 2099.53 2130.73 35.51 502 0 2.491 0.00879
37 2099.53 2230.80 26.83 499 0 2.460 0.00873
38 2099.53 2130.73 221.54 553 0 2.375 0.00968
39 2099.53 2444.61 29.50 564 0 2.381 0.00987
40 2099.53 2569.98 43.87 523 0 2.327 0.00915
41 2099.53 2638.75 43.36 453 0 2.302 0.00793
42 2099.53 1636.49 70.52 498 0 2.648 0.00872
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
43 2099.53 1684.41 35.44 476 0 2.653 0.00833
44 2771.64 0.00 474.75 567 0 2.856 0.00992
45 2955.30 0.00 21.53 543 0 3.102 0.00950
46 2955.30 0.00 201.44 551 0 2.990 0.00964
47 2783.12 0.00 77.64 578 0 3.101 0.01012
48 2955.30 0.00 386.00 524 0 2.875 0.00917
49 3624.14 315.76 62.05 513 0 2.830 0.00898
50 3624.14 357.39 69.22 521 0 2.811 0.00912
51 3624.14 357.39 332.71 462 0 2.646 0.00809
52 2099.53 2323.77 890.00 475 0 1.889 0.00831
53 3624.14 738.79 54.93 467 0 2.682 0.00817
54 3624.14 738.79 395.07 435 0 2.469 0.00761
55 3624.14 738.79 699.78 448 0 2.279 0.00784
56 3624.14 738.79 513.87 495 0 2.395 0.00866
57 3624.14 738.79 662.31 396 0 2.303 0.00693
58 3624.14 738.79 461.24 466 0 2.428 0.00816
59 3624.14 738.79 738.79 502 0 2.255 0.00879
60 3624.14 33.16 295.68 455 0 2.787 0.00796
61 3624.14 33.16 59.15 501 0 2.934 0.00877
62 3624.14 33.16 597.97 543 0 2.598 0.00950
63 3624.14 33.16 638.16 521 0 2.573 0.00912
64 3624.14 33.16 780.83 452 0 2.484 0.00791
65 3624.14 610.90 91.98 497 0 2.705 0.00870
66 2099.53 850.32 353.89 475 0 2.756 0.00831
67 2099.53 2323.77 573.22 568 0 2.086 0.00994
68 0.00 858.10 32.79 544 0 3.369 0.00952
69 2832.14 0.00 71.46 551 0 3.095 0.00964
70 3624.14 738.79 54.93 578 0 2.682 0.01012
71 3624.14 738.79 395.07 524 0 2.469 0.00917
72 3624.14 738.79 699.78 513 0 2.279 0.00898
73 3624.14 738.79 513.87 448 0 2.395 0.00784
74 3624.14 738.79 662.31 491 0 2.303 0.00859
75 3624.14 738.79 461.24 398 0 2.428 0.00697
76 0.00 2857.23 30.86 468 0 2.646 0.00819
77 0.00 2857.23 172.95 502 0 2.558 0.00879
78 3624.14 601.52 83.91 499 0 2.713 0.00873
79 0.00 2629.37 29.53 523 0 2.730 0.00915
80 0.00 2606.23 22.68 520 0 2.742 0.00910
81 0.00 2629.37 507.04 398 0 2.432 0.00697
82 0.00 2606.23 315.80 423 0 2.560 0.00740
83 0.00 2258.92 7.00 498 0 2.878 0.00872
84 0.00 2183.60 17.78 465 0 2.898 0.00814
85 0.00 1754.05 5.00 487 0 3.062 0.00852
86 0.00 3002.33 31.87 412 0 2.593 0.00721
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
87 0.00 2970.25 10.74 437 0 2.618 0.00765
88 0.00 2063.06 38.31 521 0 2.929 0.00912
89 0.00 1685.34 153.28 462 0 2.994 0.00809
90 0.00 1217.96 11.66 475 0 3.252 0.00831
91 0.00 1183.97 39.85 467 0 3.247 0.00817
92 0.00 1629.03 13.78 436 0 3.102 0.00763
93 0.00 1361.01 31.92 448 0 3.187 0.00784
94 0.00 1207.12 31.24 495 0 3.244 0.00866
95 0.00 1275.34 189.46 398 0 3.120 0.00697
96 0.00 1477.73 11.11 468 0 3.158 0.00819
97 0.00 1497.33 28.80 502 0 3.140 0.00879
98 0.00 858.10 40.98 499 0 3.364 0.00873
99 0.00 1428.67 17.76 512 0 3.172 0.00896
100 0.00 1633.89 19.78 464 0 3.096 0.00812
101 0.00 911.53 17.01 423 0 3.359 0.00740
102 0.00 1063.22 26.05 387 0 3.299 0.00677
103 0.00 1063.22 139.22 499 0 3.228 0.00873
104 0.00 1063.22 518.87 477 0 2.992 0.00835
105 0.00 1063.22 856.57 567 0 2.781 0.00992
106 0.00 911.53 395.77 543 0 3.123 0.00950
107 0.00 1518.58 25.85 551 0 3.134 0.00964
108 0.00 1884.20 24.56 578 0 3.003 0.01012
109 0.00 1922.47 24.33 524 0 2.989 0.00917
110 0.00 1998.07 24.21 513 0 2.962 0.00898
53142 0.929985

Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap Regulator Sektor (RS)
Skenario 2 (Pressure Out M/RS = 3,7 barg)
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
1 951.2 0 15.3 456 7 3.50233 0.01043
2 973.32 0 15.93 451 7 3.497562 0.010343
3 1291.64 0 12.76 463 7 3.436581 0.010553
4 1320.81 0 199.4 432 7 3.314429 0.01001
5 1320.81 0 598.87 455 7 3.065333 0.010413
6 1320.81 0 955.19 458 7 2.843144 0.010465
7 1328.13 0 13.29 458 7 3.429033 0.010465
8 2099.53 915.84 34.23 458 7 2.931873 0.010465
9 2099.53 384.96 32.68 423 7 3.125019 0.009853
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
10 2099.53 155.45 40.92 498 7 3.202963 0.011165
11 2099.53 1310.04 34.83 465 7 2.788799 0.010588
12 2099.53 915.84 543.71 487 7 2.614179 0.010973
13 2099.53 915.84 1031.74 458 7 2.309859 0.010465
14 2099.53 915.84 901.93 437 7 2.390805 0.010098
15 1288.31 0 17.86 458 7 3.434059 0.010465
16 1320.81 0 580.56 462 7 3.076751 0.010535
17 1320.81 0 804.6 475 7 2.937047 0.010763
18 1320.81 0 849.24 467 7 2.909211 0.010623
19 2099.53 850.32 366.55 458 7 2.748368 0.010465
20 1747.22 0 16.65 448 7 3.34405 0.01029
21 1777.93 0 17.27 491 7 3.33759 0.011043
22 1777.93 0 304.53 458 7 3.158464 0.010465
23 2286.71 0 7.28 468 7 3.243192 0.01064
24 2319.95 0 15.15 458 7 3.23171 0.010465
25 2099.53 850.32 1003.59 490 8 2.351131 0.011375
26 2099.53 850.32 660.3 458 8 2.565195 0.010815
27 2099.53 1310.04 285.16 458 8 2.632701 0.010815
28 2099.53 1310.04 458.84 462 8 2.5244 0.010885
29 2099.53 1310.04 546.21 475 8 2.469919 0.011113
30 2099.53 1310.04 490.18 467 8 2.504858 0.010973
31 2099.53 1310.04 653.92 435 8 2.402755 0.010413
32 2099.53 1310.04 713.72 448 8 2.365466 0.01064
33 2099.53 2005.7 480.62 491 8 2.25899 0.011393
34 2099.53 2005.7 20.98 458 8 2.545606 0.010815
35 2099.53 2029.35 14.74 468 8 2.540936 0.01099
36 2099.53 2130.73 35.51 458 8 2.491285 0.010815
37 2099.53 2230.8 26.83 499 8 2.460472 0.011533
38 2099.53 2130.73 221.54 458 8 2.375283 0.010815
39 2099.53 2444.61 29.5 458 8 2.381408 0.010815
40 3624.14 315.76 62.05 458 8 2.830215 0.010815
41 3624.14 357.39 69.22 458 8 2.810674 0.010815
42 3624.14 357.39 332.71 462 8 2.646371 0.010885
43 3624.14 738.79 54.93 467 8 2.681518 0.010973
44 3624.14 738.79 513.87 495 8 2.395339 0.011463
45 3624.14 738.79 662.31 458 8 2.302776 0.010815
47 3624.14 738.79 738.79 502 8 2.255086 0.011585
48 3624.14 33.16 295.68 458 8 2.786833 0.010815
49 3624.14 33.16 59.15 458 8 2.934325 0.010815
50 3624.14 33.16 597.97 458 8 2.598335 0.010815
51 3624.14 33.16 638.16 458 8 2.573274 0.010815
46 3624.14 738.79 662.31 491 8 2.302776 0.011393
53 0 2857.23 30.86 468 8 2.646439 0.01099
54 0 2857.23 172.95 458 8 2.557837 0.010815
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
55 3624.14 601.52 83.91 499 8 2.713139 0.011533
56 0 2629.37 29.53 458 8 2.729754 0.010815
57 0 2606.23 22.68 458 8 2.742402 0.010815
58 0 2629.37 507.04 398 8 2.431995 0.009765
59 0 2606.23 315.8 423 8 2.559622 0.010203
60 0 2258.92 7 498 8 2.877906 0.011515
61 0 2183.6 17.78 465 8 2.89845 0.010938
62 0 1754.05 5 487 8 3.061916 0.011323
63 0 3002.33 31.87 458 8 2.593283 0.010815
64 0 2970.25 10.74 437 8 2.618072 0.010448
65 0 2063.06 38.31 458 8 2.929283 0.010815
66 0 1685.34 153.28 462 8 2.994327 0.010885
67 0 1217.96 11.66 475 8 3.251828 0.011113
68 0 1183.97 39.85 467 8 3.246554 0.010973
69 0 1629.03 13.78 458 8 3.101698 0.010815
70 0 1361.01 31.92 448 8 3.18741 0.01064
71 0 1207.12 31.24 495 8 3.243542 0.011463
72 0 1275.34 189.46 458 8 3.120186 0.010815
73 0 1477.73 11.11 468 8 3.158134 0.01099
74 0 1497.33 28.8 458 8 3.140008 0.010815
75 0 858.1 40.98 499 8 3.363814 0.011533
76 0 1428.67 17.76 458 8 3.171747 0.010815
77 0 1633.89 19.78 464 8 3.096198 0.01092
78 0 911.53 17.01 458 8 3.359419 0.010815
79 0 1063.22 26.05 458 8 3.29887 0.010815
80 0 1063.22 139.22 499 8 3.228301 0.011533
81 0 1063.22 518.87 477 8 2.991564 0.011148
82 0 1063.22 856.57 458 8 2.780986 0.010815
83 0 911.53 395.77 458 8 3.123237 0.010815
84 0 1518.58 25.85 458 8 3.134155 0.010815
85 0 1884.2 24.56 451 8 3.002605 0.010693
86 0 1922.47 24.33 458 8 2.988894 0.010815
87 0 1998.07 24.21 458 8 2.961602 0.010815

39856 664 0.92988

Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap Regulator Sektor (RS)
Skenario 3 (Pressure Out M/RS = 3,7 barg)
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
1 951.2 0 15.3 375 18 3.5023 0.012863
2 973.32 0 15.93 375 18 3.4976 0.012863
3 1291.64 0 12.76 375 18 3.4366 0.012863
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
4 1320.81 0 199.4 375 18 3.3144 0.012863
5 1320.81 0 598.87 375 18 3.0653 0.012863
6 1320.81 0 955.19 375 18 2.8431 0.012863
7 1328.13 0 13.29 375 18 3.4290 0.012863
8 2099.53 915.84 34.23 375 18 2.9319 0.012863
9 2099.53 384.96 32.68 375 18 3.1250 0.012863
10 2099.53 155.45 40.92 375 18 3.2030 0.012863
11 2099.53 1310.04 34.83 375 18 2.7888 0.012863
12 2099.53 915.84 543.71 375 18 2.6142 0.012863
13 2099.53 915.84 1031.74 375 18 2.3099 0.012863
14 2099.53 915.84 901.93 375 18 2.3908 0.012863
15 1288.31 0 17.86 375 18 3.4341 0.012863
16 1320.81 0 580.56 375 18 3.0768 0.012863
17 2099.53 1636.49 70.52 375 18 2.6484 0.012863
18 1320.81 0 849.24 374 18 2.9092 0.012845
19 2099.53 850.32 366.55 374 18 2.7484 0.012845
20 1747.22 0 16.65 374 18 3.3441 0.012845
21 1777.93 0 17.27 374 18 3.3376 0.012845
22 1777.93 0 304.53 374 19 3.1585 0.013195
23 2286.71 0 7.28 374 19 3.2432 0.013195
24 2319.95 0 15.15 374 19 3.2317 0.013195
25 2771.64 0 474.75 374 19 2.8558 0.013195
26 2955.3 0 21.53 374 19 3.1021 0.013195
27 2099.53 1310.04 285.16 374 19 2.6327 0.013195
28 2099.53 1310.04 458.84 374 19 2.5244 0.013195
29 2955.3 0 201.44 374 19 2.9899 0.013195
30 2099.53 1310.04 490.18 374 19 2.5049 0.013195
31 2099.53 1310.04 653.92 374 19 2.4028 0.013195
32 2783.12 0 77.64 374 19 3.1011 0.013195
33 2955.3 0 386 374 19 2.8748 0.013195
34 2099.53 2005.7 20.98 374 19 2.5456 0.013195
35 2099.53 2029.35 14.74 374 19 2.5409 0.013195
36 2099.53 2130.73 35.51 374 19 2.4913 0.013195
37 3624.14 315.76 62.05 374 19 2.8302 0.013195
38 2099.53 2130.73 221.54 374 19 2.3753 0.013195
39 3624.14 357.39 69.22 374 19 2.8107 0.013195
40 2099.53 2569.98 43.87 374 19 2.3271 0.013195
41 3624.14 357.39 332.71 374 19 2.6464 0.013195
42 0 2629.37 29.53 374 19 2.7298 0.013195
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
43 0 2606.23 22.68 374 19 2.7424 0.013195
44 0 2606.23 315.8 374 19 2.5596 0.013195
45 0 2258.92 7 374 19 2.8779 0.013195
46 0 2183.6 17.78 374 19 2.8984 0.013195
47 0 1754.05 5 374 19 3.0619 0.013195
48 0 3002.33 31.87 374 19 2.5933 0.013195
49 0 2970.25 10.74 374 19 2.6181 0.013195
50 0 2063.06 38.31 374 19 2.9293 0.013195
51 0 1685.34 153.28 374 19 2.9943 0.013195
52 0 1217.96 11.66 374 19 3.2518 0.013195
53 0 1183.97 39.85 374 19 3.2466 0.013195
54 0 1629.03 13.78 374 19 3.1017 0.013195
55 0 1361.01 31.92 374 19 3.1874 0.013195
56 0 1207.12 31.24 374 19 3.2435 0.013195
57 0 1275.34 189.46 374 19 3.1202 0.013195
58 0 1477.73 11.11 374 19 3.1581 0.013195
59 0 1497.33 28.8 374 19 3.1400 0.013195
60 0 858.1 40.98 374 19 3.3638 0.013195
61 0 1428.67 17.76 374 19 3.1717 0.013195
62 0 1633.89 19.78 374 19 3.0962 0.013195
63 0 911.53 17.01 374 19 3.3594 0.013195
64 0 1063.22 26.05 374 19 3.2989 0.013195
65 0 1063.22 139.22 374 19 3.2283 0.013195
66 0 1063.22 518.87 374 19 2.9916 0.013195
67 0 1063.22 856.57 374 19 2.7810 0.013195
68 0 911.53 395.77 374 19 3.1232 0.013195
69 0 1518.58 25.85 374 19 3.1342 0.013195
70 0 1922.47 24.33 374 19 2.9889 0.013195
71 0 1998.07 24.21 374 19 2.9616 0.013195

26571 1328 0.929792

Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap Regulator Sektor (RS)
Skenario 4 (Pressure Out M/RS = 3,7 barg)
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
1 1291.64 0 12.76 325 48 3.436581 0.022488
2 2099.53 155.45 40.92 324 48 3.202963 0.02247
3 2286.71 0 7.28 324 48 3.243192 0.02247
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
4 2319.95 0 15.15 324 48 3.23171 0.02247
5 1320.81 0 598.87 324 48 3.065333 0.02247
6 2099.53 1636.49 70.52 324 48 2.648369 0.02247
7 2099.53 1684.41 35.44 324 48 2.652897 0.02247
8 2771.64 0 474.75 324 48 2.855783 0.02247
9 2955.3 0 21.53 324 48 3.102071 0.02247
10 2955.3 0 201.44 324 48 2.989886 0.02247
11 2783.12 0 77.64 324 48 3.101137 0.02247
12 2955.3 0 386 324 48 2.8748 0.02247
13 3624.14 315.76 62.05 324 48 2.830215 0.02247
14 3624.14 357.39 69.22 324 48 2.810674 0.02247
15 3624.14 357.39 332.71 324 48 2.646371 0.02247
16 0 2629.37 29.53 324 48 2.729754 0.02247
17 0 2258.92 7 324 48 2.877906 0.02247
18 0 2183.6 17.78 324 48 2.89845 0.02247
19 0 1754.05 5 324 48 3.061916 0.02247
20 0 3002.33 31.87 324 49 2.593283 0.02282
21 0 2970.25 10.74 324 49 2.618072 0.02282
22 0 2063.06 38.31 324 49 2.929283 0.02282
23 0 1685.34 153.28 324 49 2.994327 0.02282
24 0 1217.96 11.66 324 49 3.251828 0.02282
25 0 1183.97 39.85 324 49 3.246554 0.02282
26 0 1629.03 13.78 324 49 3.101698 0.02282
27 0 1361.01 31.92 324 49 3.18741 0.02282
28 0 1207.12 31.24 324 49 3.243542 0.02282
29 0 1477.73 11.11 324 49 3.158134 0.02282
30 0 1497.33 28.8 324 49 3.140008 0.02282
31 0 1922.47 24.33 324 49 2.988894 0.02282
32 0 858.1 40.98 324 49 3.363814 0.02282
33 0 1428.67 17.76 324 49 3.171747 0.02282
34 0 1633.89 19.78 324 49 3.096198 0.02282
35 0 911.53 17.01 324 49 3.359419 0.02282
36 0 1063.22 26.05 324 49 3.29887 0.02282
37 0 1063.22 139.22 324 49 3.228301 0.02282
38 0 911.53 395.77 324 49 3.123237 0.02282
39 0 1518.58 25.85 324 49 3.134155 0.02282
40 0 1884.2 24.56 324 50 3.002605 0.02317
41 0 1998.07 24.21 324 50 2.961602 0.02317

13285 1992 0.929687


Hasil Perhitungan Tekanan dan Flow Pada Tiap Regulator Sektor (RS)
Skenario 5 (Pressure Out M/RS = 3,7 barg)
Cell Axial Length dari M/RS Pelanggan Pressure Flow
RS
Ø180 Ø125 Ø90 Rumah Komersil (bar.g) (mmscfd)
1 1291.64 0 12.76 0 75 3.436581 0.02625
2 2099.53 155.45 40.92 0 75 3.202963 0.02625
3 2319.95 0 15.15 0 75 3.23171 0.02625
4 2099.53 1636.49 70.52 0 76 2.648369 0.0266
5 2099.53 1684.41 35.44 0 76 2.652897 0.0266
6 2783.12 0 77.64 0 76 3.101137 0.0266
7 2955.3 0 21.53 0 76 3.102071 0.0266
8 2099.53 2569.98 43.87 0 76 2.327064 0.0266
9 3624.14 315.76 62.05 0 76 2.830215 0.0266
10 3624.14 357.39 69.22 0 76 2.810674 0.0266
11 0 2629.37 29.53 0 76 2.729754 0.0266
12 0 2606.23 22.68 0 76 2.742402 0.0266
13 0 2258.92 7 0 76 2.877906 0.0266
14 0 2183.6 17.78 0 76 2.89845 0.0266
15 0 1754.05 5 0 76 3.061916 0.0266
16 0 3002.33 31.87 0 76 2.593283 0.0266
17 0 2970.25 10.74 0 76 2.618072 0.0266
18 0 2063.06 38.31 0 76 2.929283 0.0266
19 0 1685.34 153.28 0 76 2.994327 0.0266
20 0 1217.96 11.66 0 76 3.251828 0.0266
21 0 1183.97 39.85 0 76 3.246554 0.0266
22 0 1629.03 13.78 0 76 3.101698 0.0266
23 0 1361.01 31.92 0 76 3.18741 0.0266
24 0 1207.12 31.24 0 76 3.243542 0.0266
25 0 1477.73 11.11 0 76 3.158134 0.0266
26 0 1497.33 28.8 0 76 3.140008 0.0266
27 0 858.1 40.98 0 76 3.363814 0.0266
29 0 1428.67 17.76 0 76 3.171747 0.0266
30 0 911.53 17.01 0 76 3.359419 0.0266
31 0 1063.22 26.05 0 76 3.29887 0.0266
32 0 911.53 395.77 0 76 3.123237 0.0266
33 0 1518.58 25.85 0 76 3.134155 0.0266
34 0 1884.2 24.56 0 76 3.002605 0.0266
28 0 1922.47 24.33 0 76 2.988894 0.0266
35 0 1998.07 24.21 0 76 2.961602 0.0266

0 2657 0.92995
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
SCENARIO 1: 100% RUMAH TANGGA

Satuan Kerja : DITJEN MIGAS


Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH & KOMERSIL
KOTA DEPOK

NOMINAL TOTAL HARGA x Rp


NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

A PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey, Marking dan Levelling Ls 1 52,370.50 52,370.50
Papan Nama Proyek Unit 1 1,704.30 1,704.30
Sewa Direksi Kit 120 m² Bulan 8 12,000.00 96,000.00
Sewa Gudang 1000 m² Bulan 8 4,000.00 32,000.00
Baricade Pengaman (Daerah Cross Section) Set 10 2,211.90 22,119.00
Traffic Signage / Rambu-2 Jalan Set 1 55,000.00 55,000.00
SOP Pelaksanaan Konstruksi Ls 1 29,500.00 29,500.00
Shop Drawing: Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Biaya Sewa Crossing Rell Kereta Api (2 titik per 5 tahun) 2 280,000.00 560,000.00

SUB TOTAL A 962,443.80

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Menengah (Termasuk Asesoris)


1.1 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 90 mm mm 90 mᶦ 4,137.20 111.51 461,338.52
1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 125 mm mm 125 mᶦ 13,634.47 232.86 3,174,980.78

1.3 Fitting pipa PE Ø 125 mm terdiri :


Elbow 45° mm 125 unit 45 3,392.27 152,652.09
Elbow 90° mm 125 unit 15 2,963.85 44,457.73
Tee Equal mm 125 unit 11 4,887.81 53,765.92
Reducer 180x125 mm unit 3 1,965.86 5,897.59
Coupler mm 125 unit 100 1,110.31 111,030.85
End Cap mm 125 unit 4 2,190.68 8,762.73
Ball Valves PE 125 mm mm 125 unit 13 12,391.29 161,086.75
Box Valve PE unit 13 1,048.30 13,627.90

1.4 Fitting pipa PE Ø 90 mm terdiri :


Elbow 90° mm 90 unit 21 745.72 15,660.07
Tee Equal mm 90 unit 36 1,367.95 49,246.17
Reducer 180x125 mm unit 11 1,965.86 21,624.49
Reducer 125x90 mm unit 83 1,140.98 94,701.34
Coupler mm 90 unit 811 323.77 262,576.19
Ball Valves PE 90 mm 90 unit 330 9,201.45 3,036,479.12
Box Valve PE unit 330 1,048.30 345,939.00

1.5 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 36 3,312.00 117,719.56

1.6 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 90, & 125 mm unit 355 50.00 17,771.67

SUB TOTAL B 1 8,149,318.47

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Jalan inch 6" mᶦ 60.00 427.92 25,675.19
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Saluran Air inch 6" mᶦ 25.00 427.92 10,697.99
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Jalan inch 10" mᶦ 256.00 1,033.75 264,641.19
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Sungai & Saluran Air inch 10" mᶦ 125.00 1,033.75 129,219.33

SUB TOTAL B 2 430,233.71

3 RS Sektor, unit 110 259,475 28,542,195.00


Terdiri dari:
Inlet Flange #150 Ø3"
Consentric red 3" X 2"
Inlet Ball Valve (floating) #150 Ø2"
Inlet Presure Indicator dial 4,5" Range 0 s/d 4000 mbar
Isolation Ball Valve #150 Ø1/2"
Regulator (minimal kapasitas 800 rumah) + SSV (pilot operated) #150 Ø1"
Relieve Valve (self operated) 1/2" x 1"
Pipa Venting
Out Let Presure Indicator dial 4" Range 0 s/d 400 mbar
Outlet Flange #150 Ø3"
Housing Cabinet

Marking RS unit 110 350.00 38,500.00


Name Plate unit 110 350.00 38,500.00
Pondasi RS m³ 110.00 8,314.82 914,630.20
Paving Block (8,5 m²) m² 935.00 113.74 106,346.90
Stub End PE Ø3" inch 3 unit 220 417.13 91,769.15
Backing Ring Ø3" #150 inch 3 unit 220 557.69 122,692.35
Pagar BRC untuk RS (keliling 14 m) m¹ 1,540.00 350.00 539,000.00

SUB TOTAL B 3 30,393,633.60

4 Pekerjaan Penggalian
4.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 125 mm m³ 11,517.27 79.41 914,586.19
Pipa PE Dia 90 mm m³ 2,206.42 61.75 136,246.61

4.2 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 125 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 795.21 183.22 145,698.07

Page 1
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000
Pembongkaran Jalan Beton m² 477.12 285.53 136,233.50
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 318.08 94.64 30,103.41
4.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 90 mm
Pembongkaran Jalan Aspal m² 243.13 183.22 44,546.65
Pembongkaran Jalan Beton m² 145.88 285.53 41,652.89
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 97.25 94.64 9,204.00

SUB TOTAL B 4 1,458,271.31

5 Pekerjaan Penyambungan Pipa


Penyambungan Buttfusion Pipa PE 125 mm Titik 2,272 267.94 608,870.07
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 125 mm Titik 178 133.97 23,846.66
Penyambungan Buttfusion Pipa PE 90 mm Titik 690 267.94 184,753.56
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 90 mm Titik 962 133.97 128,879.14

SUB TOTAL B 5 817,470.29

6 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

6.1 Pipa PE Dia 125 mm


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 2,432.58 229.97 559,420.45
Batako Pengaman Pipa unit 26,506.94 4.46 118,167.96
Marker Tape m¹ 13,253.47 4.03 53,384.99
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 8,747.29 29.66 259,444.67
Perbaikan Jalan Aspal m² 795.21 136.98 108,927.64
Perbaikan Jalan Beton m² 477.12 154.19 73,567.90
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 318.08 61.53 19,571.67

6.2 Pipa PE Dia 90


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 620.54 229.97 142,704.79
Batako Pengaman Pipa unit 8,104.40 4.46 36,129.42
Marker Tape m¹ 4,052.20 4.03 16,322.26
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 1,560.10 29.66 46,272.48
Perbaikan Jalan Aspal m² 243.13 136.98 33,304.22
Perbaikan Jalan Beton m² 145.88 154.19 22,493.11
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 97.25 61.53 5,983.96

SUB TOTAL B 6 1,495,695.51

7 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Nasional mᶦ 0.00 2,575.27 0.00
Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan mᶦ 316.00 1,158.94 366,224.41
Pipa Perlintasan Saluran mᶦ 150.00 1,517.19 227,578.20

SUB TOTAL B 7 593,802.61

SUB TOTAL B 43,338,425.50

C PENGADAAN MATERIAL & PEKERJAAN PIPA SEKTOR

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Rendah (Termasuk Aksesoris)

1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 63 mm, mm 63 mᶦ 134,234.77 63.88 8,574,659.45

1.5 Fitting pipa PE Ø 63 mm terdiri :


Elbow 90° mm 63 unit 397 520.19 206,514.93
Tee Equal 63 mm 63 unit 325 672.44 218,543.68
End Cap 63 mm 63 unit 82 331.99 27,223.05
Coupler dia 63 mm 63 unit 1,024 169.31 173,370.08
Ball Valves PE 63 mm 63 unit 110 7,974.59 877,205.08
Box Valve PE unit 110 1,048.30 115,313.00

1.7 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 1,342 1,312.00 1,761,160.18

1.8 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 63 mm unit 2,685 50.00 134,234.77

SUB TOTAL C 1 12,088,224.22

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Jalan inch 4" mᶦ 745.00 272.50 203,010.48
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Sungai & Saluran Air inch 4" mᶦ 375.00 272.50 102,186.48

SUB TOTAL C 2 305,196.97

3 Pekerjaan Penggalian
3.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 63 mm m³ 70,504.24 61.75 4,353,636.69

3.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 63 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 3,194.75 183.22 585,342.92
Pembongkaran Jalan Beton m² 1,597.38 285.53 456,099.12
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 11,181.64 94.64 1,058,230.47

SUB TOTAL C 3 6,453,309.21

4 Pekerjaan Pemasangan & Penyambungan Pipa


Penyambungan Electrofusion Pipa PE 63 mm 0.04 Titik 804 133.97 107,711.88

SUB TOTAL C 4 107,711.88

5 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

Page 2
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

5.1 Pipa PE Dia 63


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 18,839.93 229.97 4,332,619.41
Batako Pengaman Pipa m 266,229.54 4.46 1,186,851.29
Marker Tape m 133,114.77 4.03 536,186.29
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 51,249.19 29.66 1,520,050.87
Perbaikan Jalan Aspal m² 3,194.75 136.98 437,617.47
Perbaikan Jalan Beton m² 1,597.38 154.19 246,299.60
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 11,181.64 61.53 688,006.35

SUB TOTAL C 5 8,947,631.28

6 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan m 745.00 1,158.94 863,408.81
Pipa Perlintasan Saluran m 375.00 1,517.19 568,945.50

SUB TOTAL C 6 1,432,354.31

SUB TOTAL C 29,334,427.86

M PEKERJAAN PEMERIKSAAN TEKNIS & PENGUJIAN

1 Pemeriksaan Teknis
Pemeriksaan Teknis Pipa PE Ls 1.00 240,000.00 240,000.00

2 Pengujian
Pneumatik Test Pipa PE Ls 1.00 353,405.00 353,405.00
Pengujian Prosedur dan Pipe Fitter Pipa PE Ls 1.00 87,000.00 87,000.00

SUB TOTAL M 680,405.00

N PEKERJAAN COMMISSIONING
Commissioning Ls 1.00 201,375.00 201,375.00

SUB TOTAL N 201,375.00

O PEKERJAAN PASCA KONSTRUKSI


Pembersihan Jalur Pipa / Cleaning m 152,006.44 2.72 412,697.49
As Build Drawing : Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Dokumen dan Peralatan Untuk Pengelola Jaringan Gas
- Manual Operational & Maintenance Ls 1 40,000.00 40,000.00
- Mesin Buttfusion, kapasitas 63 s/d 125 mm Ls 1 100,906.75 100,906.75
- Mesin Electrofusion, for MDPE & HDPE Ls 1 86,491.50 86,491.50
- Pressure Tool Kit Ls 1 17,298.30 17,298.30

SUB TOTAL O 771,144.04

TOTAL 75,288,221.20
Note : Harga sudah termasuk PPN dan Asuransi

Page 3
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
SCENARIO 2: 75% RUMAH TANGGA & 25% KOMERSIL

Satuan Kerja : DITJEN MIGAS


Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH & KOMERSIL
KOTA DEPOK

NOMINAL TOTAL HARGA x Rp


NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

A PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey, Marking dan Levelling Ls 1 52,370.50 52,370.50
Papan Nama Proyek Unit 1 1,704.30 1,704.30
Sewa Direksi Kit 120 m² Bulan 8 12,000.00 96,000.00
Sewa Gudang 1000 m² Bulan 8 4,000.00 32,000.00
Baricade Pengaman (Daerah Cross Section) Set 10 2,211.90 22,119.00
Traffic Signage / Rambu-2 Jalan Set 1 55,000.00 55,000.00
SOP Pelaksanaan Konstruksi Ls 1 29,500.00 29,500.00
Shop Drawing: Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Biaya Sewa Crossing Rell Kereta Api (2 titik per 5 tahun) 2 280,000.00 560,000.00

SUB TOTAL A 962,443.80

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Menengah (Termasuk Asesoris)


1.1 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 90 mm mm 90 mᶦ 3,679.04 111.51 410,249.17
1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 125 mm mm 125 mᶦ 13,634.47 232.86 3,174,980.78

1.3 Fitting pipa PE Ø 125 mm terdiri :


Elbow 45° mm 125 unit 45 3,392.27 152,652.09
Elbow 90° mm 125 unit 15 2,963.85 44,457.73
Tee Equal mm 125 unit 11 4,887.81 53,765.92
Reducer 180x125 mm unit 3 1,140.98 3,422.94
Coupler mm 125 unit 100 1,110.31 111,030.85
End Cap mm 125 unit 4 2,190.68 8,762.73
Ball Valves PE 125 mm mm 125 unit 13 12,391.29 161,086.75
Box Valve PE unit 13 1,048.30 13,627.90

1.4 Fitting pipa PE Ø 90 mm terdiri :


Elbow 90° mm 90 unit 17 745.72 12,677.20
Tee Equal mm 90 unit 33 1,367.95 45,142.32
Reducer 180x125 mm unit 11 1,965.86 21,624.49
Reducer 125x90 mm unit 56 1,140.98 63,894.88
Coupler mm 90 unit 639 323.77 206,888.02
Ball Valves PE 90 mm 90 unit 261 9,201.45 2,401,578.94
Box Valve PE unit 261 1,048.30 273,606.30

1.5 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 35 3,312.00 114,684.70

1.6 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 90, & 125 mm unit 346 50.00 17,313.51

SUB TOTAL B 1 7,291,447.23

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Jalan inch 6" mᶦ 45.00 427.92 19,256.39
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Saluran Air inch 6" mᶦ 25.00 427.92 10,697.99
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Jalan inch 10" mᶦ 367.00 1,033.75 379,387.96
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Sungai & Saluran Air inch 10" mᶦ 203.00 1,033.75 209,852.20

SUB TOTAL B 2 619,194.54

3 RS Sektor, unit 87 259,475 22,574,281.50


Terdiri dari:
Inlet Flange #150 Ø3"
Consentric red 3" X 2"
Inlet Ball Valve (floating) #150 Ø2"
Inlet Presure Indicator dial 4,5" Range 0 s/d 4000 mbar
Isolation Ball Valve #150 Ø1/2"
Regulator (minimal kapasitas 800 rumah) + SSV (pilot operated) #150 Ø1"
Relieve Valve (self operated) 1/2" x 1"
Pipa Venting
Out Let Presure Indicator dial 4" Range 0 s/d 400 mbar
Outlet Flange #150 Ø3"
Housing Cabinet

Marking RS unit 87 350.00 30,450.00


Name Plate unit 87 350.00 30,450.00
Pondasi RS m³ 87.00 8,314.82 723,389.34
Paving Block (8,5 m²) m² 739.50 113.74 84,110.73
Stub End PE Ø3" inch 3 unit 174 417.13 72,581.05
Backing Ring Ø3" #150 inch 3 unit 174 557.69 97,038.50
Pagar BRC untuk RS (keliling 14 m) m¹ 1,218.00 350.00 426,300.00

SUB TOTAL B 3 24,038,601.12

4 Pekerjaan Penggalian
4.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 125 mm m³ 11,353.03 79.41 901,543.81
Pipa PE Dia 90 mm m³ 1,965.12 61.75 121,346.30

4.2 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 125 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 783.87 183.22 143,620.35

Page 1
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000
Pembongkaran Jalan Beton m² 470.32 285.53 134,290.75
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 313.55 94.64 29,674.12
4.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 90 mm
Pembongkaran Jalan Aspal m² 216.54 183.22 39,674.90
Pembongkaran Jalan Beton m² 129.93 285.53 37,097.61
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 86.62 94.64 8,197.43

SUB TOTAL B 4 1,415,445.27

5 Pekerjaan Penyambungan Pipa


Penyambungan Buttfusion Pipa PE 125 mm Titik 2,272 267.94 608,870.07
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 125 mm Titik 178 133.97 23,846.66
Penyambungan Buttfusion Pipa PE 90 mm Titik 613 267.94 164,293.66
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 90 mm Titik 756 133.97 101,281.32

SUB TOTAL B 5 797,010.39

6 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

6.1 Pipa PE Dia 125 mm


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 2,397.89 229.97 551,442.88
Batako Pengaman Pipa unit 26,128.94 4.46 116,482.83
Marker Tape m¹ 13,064.47 4.03 52,623.69
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 8,622.55 29.66 255,744.88
Perbaikan Jalan Aspal m² 783.87 136.98 107,374.28
Perbaikan Jalan Beton m² 470.32 154.19 72,518.79
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 313.55 61.53 19,292.57

6.2 Pipa PE Dia 90


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 552.67 229.97 127,098.19
Batako Pengaman Pipa unit 7,218.08 4.46 32,178.20
Marker Tape m¹ 3,609.04 4.03 14,537.21
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 1,389.48 29.66 41,211.99
Perbaikan Jalan Aspal m² 216.54 136.98 29,661.98
Perbaikan Jalan Beton m² 129.93 154.19 20,033.20
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 86.62 61.53 5,329.54

SUB TOTAL B 6 1,445,530.25

7 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Nasional mᶦ 0.00 2,575.27 0.00
Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan mᶦ 412.00 1,158.94 477,482.46
Pipa Perlintasan Saluran mᶦ 228.00 1,517.19 345,918.86

SUB TOTAL B 7 823,401.32

SUB TOTAL B 36,430,630.13

C PENGADAAN MATERIAL & PEKERJAAN PIPA SEKTOR

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Rendah (Termasuk Aksesoris)

1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 63 mm, mm 63 mᶦ 92,354.01 63.88 5,899,396.89

1.5 Fitting pipa PE Ø 63 mm terdiri :


Elbow 90° mm 63 unit 374 520.19 194,550.59
Tee Equal 63 mm 63 unit 286 672.44 192,318.44
End Cap 63 mm 63 unit 76 331.99 25,231.12
Coupler dia 63 mm 63 unit 910 169.31 154,069.11
Ball Valves PE 63 mm 63 unit 87 7,974.59 693,789.47
Box Valve PE unit 87 1,048.30 91,202.10

1.7 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 924 1,312.00 1,211,684.61

1.8 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 63 mm unit 1,847 50.00 92,354.01

SUB TOTAL C 1 8,554,596.34

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Jalan inch 4" mᶦ 645.00 272.50 175,760.75
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Sungai & Saluran Air inch 4" mᶦ 212.00 272.50 57,769.43

SUB TOTAL C 2 233,530.18

3 Pekerjaan Penggalian
3.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 63 mm m³ 48,461.39 61.75 2,992,490.92

3.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 63 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 2,195.93 183.22 402,337.97
Pembongkaran Jalan Beton m² 1,097.96 285.53 313,501.70
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 7,685.75 94.64 727,379.27

SUB TOTAL C 3 4,435,709.85

4 Pekerjaan Pemasangan & Penyambungan Pipa


Penyambungan Electrofusion Pipa PE 63 mm 0.04 Titik 736 133.97 98,601.92

SUB TOTAL C 4 98,601.92

5 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

Page 2
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

5.1 Pipa PE Dia 63


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 12,949.71 229.97 2,978,044.60
Batako Pengaman Pipa m 182,994.02 4.46 815,787.34
Marker Tape m 91,497.01 4.03 368,549.96
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 35,226.35 29.66 1,044,813.51
Perbaikan Jalan Aspal m² 2,195.93 136.98 300,798.25
Perbaikan Jalan Beton m² 1,097.96 154.19 169,295.09
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 7,685.75 61.53 472,904.13

SUB TOTAL C 5 6,150,192.86

6 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan m 645.00 1,158.94 747,515.01
Pipa Perlintasan Saluran m 212.00 1,517.19 321,643.86

SUB TOTAL C 6 1,069,158.87

SUB TOTAL C 20,541,790.02

M PEKERJAAN PEMERIKSAAN TEKNIS & PENGUJIAN

1 Pemeriksaan Teknis
Pemeriksaan Teknis Pipa PE Ls 1.00 240,000.00 240,000.00

2 Pengujian
Pneumatik Test Pipa PE Ls 1.00 353,405.00 353,405.00
Pengujian Prosedur dan Pipe Fitter Pipa PE Ls 1.00 87,000.00 87,000.00

SUB TOTAL M 680,405.00

N PEKERJAAN COMMISSIONING
Commissioning Ls 1.00 201,375.00 201,375.00

SUB TOTAL N 201,375.00

O PEKERJAAN PASCA KONSTRUKSI


Pembersihan Jalur Pipa / Cleaning m 109,667.52 2.72 297,747.32
As Build Drawing : Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Dokumen dan Peralatan Untuk Pengelola Jaringan Gas
- Manual Operational & Maintenance Ls 1 40,000.00 40,000.00
- Mesin Buttfusion, kapasitas 63 s/d 180 mm Ls 1 100,906.75 100,906.75
- Mesin Electrofusion, for MDPE & HDPE Ls 1 86,491.50 86,491.50
- Pressure Tool Kit Ls 1 17,298.30 17,298.30

SUB TOTAL O 656,193.87

TOTAL 59,472,837.83
Note : Harga sudah termasuk PPN dan Asuransi

Page 3
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
SCENARIO 3: 50% RUMAH TANGGA & 50% KOMERSIL

Satuan Kerja : DITJEN MIGAS


Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH & KOMERSIL
KOTA DEPOK

NOMINAL TOTAL HARGA x Rp


NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

A PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey, Marking dan Levelling Ls 1 52,370.50 52,370.50
Papan Nama Proyek Unit 1 1,704.30 1,704.30
Sewa Direksi Kit 120 m² Bulan 8 12,000.00 96,000.00
Sewa Gudang 1000 m² Bulan 8 4,000.00 32,000.00
Baricade Pengaman (Daerah Cross Section) Set 10 2,211.90 22,119.00
Traffic Signage / Rambu-2 Jalan Set 1 55,000.00 55,000.00
SOP Pelaksanaan Konstruksi Ls 1 29,500.00 29,500.00
Shop Drawing: Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Biaya Sewa Crossing Rell Kereta Api (2 titik per 5 tahun) 2 280,000.00 560,000.00

SUB TOTAL A 962,443.80

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Menengah (Termasuk Asesoris)


1.1 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 90 mm mm 90 mᶦ 3,360.32 111.51 374,708.75
1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 125 mm mm 125 mᶦ 13,634.47 232.86 3,174,980.78

1.3 Fitting pipa PE Ø 125 mm terdiri :


Elbow 45° mm 125 unit 45 3,392.27 152,652.09
Elbow 90° mm 125 unit 15 2,963.85 44,457.73
Tee Equal mm 125 unit 48 4,887.81 234,614.94
Reducer 180x125 mm unit 3 1,965.86 5,897.59
Coupler mm 125 unit 137 1,110.31 152,112.27
End Cap mm 125 unit 4 2,190.68 8,762.73
Ball Valves PE 125 mm mm 125 unit 13 12,391.29 161,086.75
Box Valve PE unit 13 1,048.30 13,627.90

1.4 Fitting pipa PE Ø 90 mm terdiri :


Elbow 90° mm 90 unit 11 745.72 8,202.89
Tee Equal mm 90 unit 14 1,367.95 19,151.29
Reducer 180x125 mm unit 48 1,965.86 94,361.43
Reducer 125x90 mm unit 37 1,140.98 42,216.26
Coupler mm 90 unit 536 323.77 173,539.87
Ball Valves PE 90 mm 90 unit 213 9,201.45 1,959,909.25
Box Valve PE unit 213 1,048.30 223,287.90

1.5 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 34 3,312.00 112,573.50

1.6 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 90, & 125 mm unit 340 50.00 16,994.79

SUB TOTAL B 1 6,973,138.71

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Jalan inch 6" mᶦ 48.00 427.92 20,540.15
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Saluran Air inch 6" mᶦ 25.00 427.92 10,697.99
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Jalan inch 10" mᶦ 485.00 1,033.75 501,371.01
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Sungai & Saluran Air inch 10" mᶦ 102.00 1,033.75 105,442.98

SUB TOTAL B 2 638,052.13

3 RS Sektor, unit 71 259,475 18,422,689.50


Terdiri dari:
Inlet Flange #150 Ø3"
Consentric red 3" X 2"
Inlet Ball Valve (floating) #150 Ø2"
Inlet Presure Indicator dial 4,5" Range 0 s/d 4000 mbar
Isolation Ball Valve #150 Ø1/2"
Regulator (minimal kapasitas 800 rumah) + SSV (pilot operated) #150 Ø1"
Relieve Valve (self operated) 1/2" x 1"
Pipa Venting
Out Let Presure Indicator dial 4" Range 0 s/d 400 mbar
Outlet Flange #150 Ø3"
Housing Cabinet

Marking RS unit 71 350.00 24,850.00


Name Plate unit 71 350.00 24,850.00
Pondasi RS m³ 71 8,314.82 590,352.22
Paving Block (8,5 m²) m² 603.50 113.74 68,642.09
Stub End PE Ø3" inch 3 unit 142 417.13 59,232.81
Backing Ring Ø3" #150 inch 3 unit 142 557.69 79,192.34
Pagar BRC untuk RS (keliling 14 m) m¹ 994.00 350.00 347,900.00

SUB TOTAL B 3 19,617,708.96

4 Pekerjaan Penggalian
4.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 125 mm m³ 11,338.25 79.41 900,370.68
Pipa PE Dia 90 mm m³ 1,789.95 61.75 110,529.15

4.2 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 125 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 782.85 183.22 143,433.47

Page 1
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000
Pembongkaran Jalan Beton m² 469.71 285.53 134,116.01
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 313.14 94.64 29,635.51
4.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 90 mm
Pembongkaran Jalan Aspal m² 197.24 183.22 36,138.17
Pembongkaran Jalan Beton m² 118.34 285.53 33,790.63
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 78.90 94.64 7,466.69

SUB TOTAL B 4 1,395,480.30

5 Pekerjaan Penyambungan Pipa


Penyambungan Buttfusion Pipa PE 125 mm Titik 2,272 267.94 608,870.07
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 125 mm Titik 252 133.97 33,760.44
Penyambungan Buttfusion Pipa PE 90 mm Titik 560 267.94 150,060.69
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 90 mm Titik 646 133.97 86,544.62

SUB TOTAL B 5 792,691.20

6 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

6.1 Pipa PE Dia 125 mm


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 2,394.77 229.97 550,725.32
Batako Pengaman Pipa unit 26,094.94 4.46 116,331.26
Marker Tape m¹ 13,047.47 4.03 52,555.22
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 8,611.33 29.66 255,412.09
Perbaikan Jalan Aspal m² 782.85 136.98 107,234.56
Perbaikan Jalan Beton m² 469.71 154.19 72,424.43
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 313.14 61.53 19,267.46

6.2 Pipa PE Dia 90


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 503.41 229.97 115,768.30
Batako Pengaman Pipa unit 6,574.64 4.46 29,309.75
Marker Tape m¹ 3,287.32 4.03 13,241.32
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 1,265.62 29.66 37,538.24
Perbaikan Jalan Aspal m² 197.24 136.98 27,017.83
Perbaikan Jalan Beton m² 118.34 154.19 18,247.39
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 78.90 61.53 4,854.45

SUB TOTAL B 6 1,419,927.62

7 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Nasional mᶦ 223.50 2,575.27 575,571.73
Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan mᶦ 309.50 1,158.94 358,691.31
Pipa Perlintasan Saluran mᶦ 127.00 1,517.19 192,682.88

SUB TOTAL B 7 1,126,945.91

SUB TOTAL B 31,963,944.84

C PENGADAAN MATERIAL & PEKERJAAN PIPA SEKTOR

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Rendah (Termasuk Aksesoris)

1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 63 mm, mm 63 mᶦ 75,473.26 63.88 4,821,086.98

1.5 Fitting pipa PE Ø 63 mm terdiri :


Elbow 90° mm 63 unit 294 520.19 152,935.49
Tee Equal 63 mm 63 unit 256 672.44 172,145.18
End Cap 63 mm 63 unit 65 331.99 21,579.24
Coupler dia 63 mm 63 unit 757 169.31 128,165.18
Ball Valves PE 63 mm 63 unit 71 7,974.59 566,196.01
Box Valve PE unit 71 1,048.30 74,429.30

1.7 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 755 1,312.00 990,209.17

1.8 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 63 mm unit 1,509 50.00 75,473.26

SUB TOTAL C 1 7,002,219.82

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Jalan inch 4" mᶦ 445.00 272.50 121,261.29
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Sungai & Saluran Air inch 4" mᶦ 202.00 272.50 55,044.45

SUB TOTAL C 2 176,305.75

3 Pekerjaan Penggalian
3.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 63 mm m³ 39,631.73 61.75 2,447,259.24

3.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 63 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 1,795.83 183.22 329,032.02
Pembongkaran Jalan Beton m² 897.92 285.53 256,381.70
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 6,285.41 94.64 594,850.81

SUB TOTAL C 3 3,627,523.77

4 Pekerjaan Pemasangan & Penyambungan Pipa


Penyambungan Electrofusion Pipa PE 63 mm 0.04 Titik 615 133.97 82,391.55

SUB TOTAL C 4 82,391.55

5 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

Page 2
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

5.1 Pipa PE Dia 63


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 10,590.27 229.97 2,435,445.04
Batako Pengaman Pipa m 149,652.52 4.46 667,150.93
Marker Tape m 74,826.26 4.03 301,400.18
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 28,808.11 29.66 854,448.55
Perbaikan Jalan Aspal m² 1,795.83 136.98 245,992.83
Perbaikan Jalan Beton m² 897.92 154.19 138,449.53
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 6,285.41 61.53 386,741.02

SUB TOTAL C 5 5,029,628.07

6 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan m 445.00 1,158.94 515,727.41
Pipa Perlintasan Saluran m 202.00 1,517.19 306,471.98

SUB TOTAL C 6 822,199.39

SUB TOTAL C 16,740,268.35

M PEKERJAAN PEMERIKSAAN TEKNIS & PENGUJIAN

1 Pemeriksaan Teknis
Pemeriksaan Teknis Pipa PE Ls 1.00 240,000.00 240,000.00

2 Pengujian
Pneumatik Test Pipa PE Ls 1.00 353,405.00 353,405.00
Pengujian Prosedur dan Pipe Fitter Pipa PE Ls 1.00 87,000.00 87,000.00

SUB TOTAL M 680,405.00

N PEKERJAAN COMMISSIONING
Commissioning Ls 1.00 201,375.00 201,375.00

SUB TOTAL N 201,375.00

O PEKERJAAN PASCA KONSTRUKSI


Pembersihan Jalur Pipa / Cleaning m 92,468.05 2.72 251,050.76
As Build Drawing : Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Dokumen dan Peralatan Untuk Pengelola Jaringan Gas
- Manual Operational & Maintenance Ls 1 40,000.00 40,000.00
- Mesin Buttfusion, kapasitas 63 s/d 180 mm Ls 1 100,906.75 100,906.75
- Mesin Electrofusion, for MDPE & HDPE Ls 1 86,491.50 86,491.50
- Pressure Tool Kit Ls 1 17,298.30 17,298.30

SUB TOTAL O 609,497.31

TOTAL 51,157,934.29
Note : Harga sudah termasuk PPN dan Asuransi

Page 3
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
SCENARIO 4: 25% RUMAH TANGGA & 75% KOMERSIL

Satuan Kerja : DITJEN MIGAS


Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH & KOMERSIL
KOTA DEPOK

NOMINAL TOTAL HARGA x Rp


NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

A PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey, Marking dan Levelling Ls 1 52,370.50 52,370.50
Papan Nama Proyek Unit 1 1,704.30 1,704.30
Sewa Direksi Kit 120 m² Bulan 8 12,000.00 96,000.00
Sewa Gudang 1000 m² Bulan 8 4,000.00 32,000.00
Baricade Pengaman (Daerah Cross Section) Set 10 2,211.90 22,119.00
Traffic Signage / Rambu-2 Jalan Set 1 55,000.00 55,000.00
SOP Pelaksanaan Konstruksi Ls 1 29,500.00 29,500.00
Shop Drawing: Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Biaya Sewa Crossing Rell Kereta Api (2 titik) 2 280,000.00 560,000.00

SUB TOTAL A 962,443.80

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Menengah (Termasuk Asesoris)


1.1 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 90 mm mm 90 mᶦ 2,254.00 111.51 251,343.18
1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 125 mm mm 125 mᶦ 13,634.47 232.86 3,174,980.78

1.3 Fitting pipa PE Ø 125 mm terdiri :


Elbow 45° mm 125 unit 45 3,392.27 152,652.09
Elbow 90° mm 125 unit 15 2,963.85 44,457.73
Tee Equal mm 125 unit 4 4,887.81 19,551.24
Reducer 180x125 mm unit 3 1,965.86 5,897.59
Coupler mm 125 unit 93 1,110.31 103,258.69
End Cap mm 125 unit 4 2,190.68 8,762.73
Ball Valves PE 125 mm mm 125 unit 13 12,391.29 161,086.75
Box Valve PE unit 13 1,048.30 13,627.90

1.4 Fitting pipa PE Ø 90 mm terdiri :


Elbow 90° mm 90 unit 10 745.72 7,457.18
Tee Equal mm 90 unit 4 1,367.95 5,471.80
Reducer 180x125 mm unit 4 1,965.86 7,863.45
Reducer 125 x 90 mm unit 36 1,140.98 41,075.28
Coupler mm 90 unit 266 323.77 86,122.40
Ball Valves PE 90 mm 90 unit 126 9,201.45 1,159,382.94
Box Valve PE unit 126 1,048.30 132,085.80

1.5 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 32 3,312.00 105,245.24

1.6 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 90, & 125 mm unit 318 50.00 15,888.47

SUB TOTAL B 1 5,496,211.24

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Jalan inch 6" mᶦ 41.00 427.92 17,544.71
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Saluran Air inch 6" mᶦ 25.00 427.92 10,697.99
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Jalan inch 10" mᶦ 525.00 1,033.75 542,721.20
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Sungai & Saluran Air inch 10" mᶦ 142.00 1,033.75 146,793.16

SUB TOTAL B 2 717,757.07

3 RS Sektor, unit 42 259,475 10,897,929.00


Terdiri dari:
Inlet Flange #150 Ø3"
Consentric red 3" X 2"
Inlet Ball Valve (floating) #150 Ø2"
Inlet Presure Indicator dial 4,5" Range 0 s/d 4000 mbar
Isolation Ball Valve #150 Ø1/2"
Regulator (minimal kapasitas 800 rumah) + SSV (pilot operated) #150 Ø1"
Relieve Valve (self operated) 1/2" x 1"
Pipa Venting
Out Let Presure Indicator dial 4" Range 0 s/d 400 mbar
Outlet Flange #150 Ø3"
Housing Cabinet

Marking RS unit 42 350.00 14,700.00


Name Plate unit 42 350.00 14,700.00
Pondasi RS m³ 42.00 8,314.82 349,222.44
Paving Block (8,5 m²) m² 357.00 113.74 40,605.18
Stub End PE Ø3" inch 3 unit 84 417.13 35,039.13
Backing Ring Ø3" #150 inch 3 unit 84 557.69 46,846.17
Pagar BRC untuk RS (keliling 14 m) m¹ 588.00 350.00 205,800.00

SUB TOTAL B 3 11,604,841.92

4 Pekerjaan Penggalian
4.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 125 mm m³ 11,268.73 79.41 894,850.10
Pipa PE Dia 90 mm m³ 1,191.37 61.75 73,566.85

4.2 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 125 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 778.05 183.22 142,554.01

Page 1
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000
Pembongkaran Jalan Beton m² 466.83 285.53 133,293.68
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 311.22 94.64 29,453.80
4.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 90 mm
Pembongkaran Jalan Aspal m² 131.28 183.22 24,053.12
Pembongkaran Jalan Beton m² 78.77 285.53 22,490.63
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 52.51 94.64 4,969.74

SUB TOTAL B 4 1,325,231.93

5 Pekerjaan Penyambungan Pipa


Penyambungan Buttfusion Pipa PE 125 mm Titik 2,272 267.94 608,870.07
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 125 mm Titik 164 133.97 21,971.08
Penyambungan Buttfusion Pipa PE 90 mm Titik 376 267.94 100,656.13
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 90 mm Titik 320 133.97 42,870.40

SUB TOTAL B 5 731,497.28

6 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

6.1 Pipa PE Dia 125 mm


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 2,380.09 229.97 547,348.58
Batako Pengaman Pipa unit 25,934.94 4.46 115,617.98
Marker Tape m¹ 12,967.47 4.03 52,232.98
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 8,558.53 29.66 253,846.04
Perbaikan Jalan Aspal m² 778.05 136.98 106,577.06
Perbaikan Jalan Beton m² 466.83 154.19 71,980.36
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 311.22 61.53 19,149.33

6.2 Pipa PE Dia 90


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 335.06 229.97 77,053.97
Batako Pengaman Pipa unit 4,376.00 4.46 19,508.21
Marker Tape m¹ 2,188.00 4.03 8,813.26
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 842.38 29.66 24,984.99
Perbaikan Jalan Aspal m² 131.28 136.98 17,982.73
Perbaikan Jalan Beton m² 78.77 154.19 12,145.24
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 52.51 61.53 3,231.06

SUB TOTAL B 6 1,330,471.79

7 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Nasional mᶦ 223.50 2,575.27 575,571.73
Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan mᶦ 342.50 1,158.94 396,936.27
Pipa Perlintasan Saluran mᶦ 167.00 1,517.19 253,370.40

SUB TOTAL B 7 1,225,878.39

SUB TOTAL B 22,431,889.61

C PENGADAAN MATERIAL & PEKERJAAN PIPA SEKTOR

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Rendah (Termasuk Aksesoris)

1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 63 mm, mm 63 mᶦ 36,723.42 63.88 2,345,821.58

1.5 Fitting pipa PE Ø 63 mm terdiri :


Elbow 90° mm 63 unit 204 520.19 106,118.50
Tee Equal 63 mm 63 unit 156 672.44 104,900.97
End Cap 63 mm 63 unit 45 331.99 14,939.48
Coupler dia 63 mm 63 unit 489 169.31 82,790.98
Ball Valves PE 63 mm 63 unit 42 7,974.59 334,932.85
Box Valve PE unit 42 1,048.30 44,028.60

1.7 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 367 1,312.00 481,811.27

1.8 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 63 mm unit 734 50.00 36,723.42

SUB TOTAL C 1 3,552,067.65

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Jalan inch 4" mᶦ 365.00 272.50 99,461.51
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Sungai & Saluran Air inch 4" mᶦ 112.00 272.50 30,519.70

SUB TOTAL C 2 129,981.21

3 Pekerjaan Penggalian
3.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 63 mm m³ 19,197.92 61.75 1,185,471.33

3.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 63 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 869.91 183.22 159,385.66
Pembongkaran Jalan Beton m² 434.96 285.53 124,193.28
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 3,044.70 94.64 288,150.34

SUB TOTAL C 3 1,757,200.62

4 Pekerjaan Pemasangan & Penyambungan Pipa


Penyambungan Electrofusion Pipa PE 63 mm 0.04 Titik 405 133.97 54,257.85

SUB TOTAL C 4 54,257.85

5 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

Page 2
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

5.1 Pipa PE Dia 63


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 5,130.01 229.97 1,179,748.44
Batako Pengaman Pipa m 72,492.84 4.46 323,173.08
Marker Tape m 36,246.42 4.03 146,000.58
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 13,954.87 29.66 413,901.49
Perbaikan Jalan Aspal m² 869.91 136.98 119,160.83
Perbaikan Jalan Beton m² 434.96 154.19 67,066.03
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 3,044.70 61.53 187,340.35

SUB TOTAL C 5 2,436,390.80

6 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan m 365.00 1,158.94 423,012.37
Pipa Perlintasan Saluran m 112.00 1,517.19 169,925.06

SUB TOTAL C 6 592,937.43

SUB TOTAL C 8,522,835.55

M PEKERJAAN PEMERIKSAAN TEKNIS & PENGUJIAN

1 Pemeriksaan Teknis
Pemeriksaan Teknis Pipa PE Ls 1.00 240,000.00 240,000.00

2 Pengujian
Pneumatik Test Pipa PE Ls 1.00 353,405.00 353,405.00
Pengujian Prosedur dan Pipe Fitter Pipa PE Ls 1.00 87,000.00 87,000.00

SUB TOTAL M 680,405.00

N PEKERJAAN COMMISSIONING
Commissioning Ls 1.00 201,375.00 201,375.00

SUB TOTAL N 201,375.00

O PEKERJAAN PASCA KONSTRUKSI


Pembersihan Jalur Pipa / Cleaning m 52,611.89 2.72 142,841.29
As Build Drawing : Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Dokumen dan Peralatan Untuk Pengelola Jaringan Gas
- Manual Operational & Maintenance Ls 1 40,000.00 40,000.00
- Mesin Buttfusion, kapasitas 63 s/d 125 mm Ls 1 100,906.75 100,906.75
- Mesin Electrofusion, for MDPE & HDPE Ls 1 86,491.50 86,491.50
- Pressure Tool Kit Ls 1 17,298.30 17,298.30

SUB TOTAL O 501,287.84

TOTAL 33,300,236.80
Note : Harga sudah termasuk PPN dan Asuransi

Page 3
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
SCENARIO 5: 100% KOMERSIL

Satuan Kerja : DITJEN MIGAS


Pekerjaan : PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH & KOMERSIL
KOTA DEPOK

NOMINAL TOTAL HARGA x Rp


NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

A PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey, Marking dan Levelling Ls 1 52,370.50 52,370.50
Papan Nama Proyek Unit 1 1,704.30 1,704.30
Sewa Direksi Kit 120 m² Bulan 8 12,000.00 96,000.00
Sewa Gudang 1000 m² Bulan 8 4,000.00 32,000.00
Baricade Pengaman (Daerah Cross Section) Set 10 2,211.90 22,119.00
Traffic Signage / Rambu-2 Jalan Set 1 55,000.00 55,000.00
SOP Pelaksanaan Konstruksi Ls 1 29,500.00 29,500.00
Shop Drawing: Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Biaya Sewa Crossing Rell Kereta Api (2 titik) 2 280,000.00 560,000.00

SUB TOTAL A 962,443.80

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Menengah (Termasuk Asesoris)


1.1 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 90 mm mm 90 mᶦ 1,086.40 111.51 121,144.29
1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 125 mm mm 125 mᶦ 13,634.47 232.86 3,174,980.78

1.3 Fitting pipa PE Ø 125 mm terdiri :


Elbow 45° mm 125 unit 45 3,392.27 152,652.09
Elbow 90° mm 125 unit 15 2,963.85 44,457.73
Tee Equal mm 125 unit 34 4,887.81 166,185.58
Reducer 180x125 mm unit 3 1,965.86 5,897.59
Coupler mm 125 unit 123 1,110.31 136,567.95
End Cap mm 125 unit 4 2,190.68 8,762.73
Ball Valves PE 125 mm mm 125 unit 13 12,391.29 161,086.75
Box Valve PE unit 13 1,048.30 13,627.90

1.4 Fitting pipa PE Ø 90 mm terdiri :


Elbow 90° mm 90 unit 8 745.72 5,965.74
Tee Equal mm 90 unit 0 1,367.95 0.00
Reducer 180x125 mm unit 34 1,965.86 66,839.35
Reducer 125x90 mm unit 30 1,140.98 34,229.40
Coupler mm 90 unit 288 323.77 93,245.30
Ball Valves PE 90 mm 90 unit 108 9,201.45 993,756.80
Box Valve PE unit 108 1,048.30 113,216.40

1.5 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 29 3,312.00 97,511.06

1.6 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 90, & 125 mm unit 294 50.00 14,720.87

SUB TOTAL B 1 5,404,848.31

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Jalan inch 6" mᶦ 41.00 427.92 17,544.71
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 6 " Cassing PE 90 Crosing Saluran Air inch 6" mᶦ 25.00 427.92 10,697.99
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Jalan inch 10" mᶦ 525.00 1,033.75 542,721.20
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 10 " Cassing PE 125 Crossing Sungai & Saluran Air inch 10" mᶦ 142.00 1,033.75 146,793.16

SUB TOTAL B 2 717,757.07

3 RS Sektor, unit 36 259,475 9,341,082.00


Terdiri dari:
Inlet Flange #150 Ø3"
Consentric red 3" X 2"
Inlet Ball Valve (floating) #150 Ø2"
Inlet Presure Indicator dial 4,5" Range 0 s/d 4000 mbar
Isolation Ball Valve #150 Ø1/2"
Regulator (minimal kapasitas 800 rumah) + SSV (pilot operated) #150 Ø1"
Relieve Valve (self operated) 1/2" x 1"
Pipa Venting
Out Let Presure Indicator dial 4" Range 0 s/d 400 mbar
Outlet Flange #150 Ø3"
Housing Cabinet

Marking RS unit 36 350.00 12,600.00


Name Plate unit 36 350.00 12,600.00
Pondasi RS m³ 36.00 8,314.82 299,333.52
Paving Block (8,5 m²) m² 306.00 113.74 34,804.44
Stub End PE Ø3" inch 3 unit 72 417.13 30,033.54
Backing Ring Ø3" #150 inch 3 unit 72 557.69 40,153.86
Pagar BRC untuk RS (keliling 14 m) m¹ 504.00 350.00 176,400.00

SUB TOTAL B 3 9,947,007.36

4 Pekerjaan Penggalian
4.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 125 mm m³ 11,268.73 79.41 894,850.10
Pipa PE Dia 90 mm m³ 555.61 61.75 34,308.78

4.2 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 125 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 778.05 183.22 142,554.01

Page 1
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000
Pembongkaran Jalan Beton m² 466.83 285.53 133,293.68
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 311.22 94.64 29,453.80
4.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 90 mm
Pembongkaran Jalan Aspal m² 61.22 183.22 11,217.46
Pembongkaran Jalan Beton m² 36.73 285.53 10,488.77
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 24.49 94.64 2,317.70

SUB TOTAL B 4 1,258,484.31

5 Pekerjaan Penyambungan Pipa


Penyambungan Buttfusion Pipa PE 125 mm Titik 2,272 267.94 608,870.07
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 125 mm Titik 224 133.97 30,009.28
Penyambungan Buttfusion Pipa PE 90 mm Titik 181 267.94 48,515.00
Penyambungan Electrofusion Pipa PE 90 mm Titik 360 133.97 48,229.20

SUB TOTAL B 5 687,394.35

6 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

6.1 Pipa PE Dia 125 mm


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 2,380.09 229.97 547,348.58
Batako Pengaman Pipa unit 25,934.94 4.46 115,617.98
Marker Tape m¹ 12,967.47 4.03 52,232.98
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 8,558.53 29.66 253,846.04
Perbaikan Jalan Aspal m² 778.05 136.98 106,577.06
Perbaikan Jalan Beton m² 466.83 154.19 71,980.36
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 311.22 61.53 19,149.33

6.2 Pipa PE Dia 90


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 156.26 229.97 35,935.04
Batako Pengaman Pipa unit 2,040.80 4.46 9,097.89
Marker Tape m¹ 1,020.40 4.03 4,110.17
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 392.85 29.66 11,652.05
Perbaikan Jalan Aspal m² 61.22 136.98 8,386.46
Perbaikan Jalan Beton m² 36.73 154.19 5,664.08
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 24.49 61.53 1,506.85

SUB TOTAL B 6 1,243,104.86

7 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Nasional mᶦ 223.50 2,575.27 575,571.73
Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan mᶦ 342.50 1,158.94 396,936.27
Pipa Perlintasan Saluran mᶦ 167.00 1,517.19 253,370.40

SUB TOTAL B 7 1,225,878.39

SUB TOTAL B 20,484,474.64

C PENGADAAN MATERIAL & PEKERJAAN PIPA SEKTOR

1 Material Pipa Distribusi Tekanan Rendah (Termasuk Aksesoris)

1.2 Pipa MDPE 80 SDR11, OD 63 mm, mm 63 mᶦ 8,712.93 63.88 556,565.24

1.5 Fitting pipa PE Ø 63 mm terdiri :


Elbow 90° mm 63 unit 198 520.19 102,997.37
Tee Equal 63 mm 63 unit 86 672.44 57,830.02
End Cap 63 mm 63 unit 34 331.99 11,287.61
Coupler dia 63 mm 63 unit 390 169.31 66,029.62
Ball Valves PE 63 mm 63 unit 36 7,974.59 287,085.30
Box Valve PE unit 36 1,048.30 37,738.80

1.7 Papan Nama Jalur Gas (Marker Post) unit 87 1,312.00 114,313.64

1.8 Tanda Tanam Jalur Gas (patok B)


Pipa Dia 63 mm unit 174 50.00 8,712.93

SUB TOTAL C 1 1,242,560.53

2 Material Cassing
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Jalan inch 4" mᶦ 241.00 272.50 65,671.85
Pipa Galvanis SNI Medium Ø 4" Casing PE 63 Crosing Sungai & Saluran Air inch 4" mᶦ 112.00 272.50 30,519.70

SUB TOTAL C 2 96,191.54

3 Pekerjaan Penggalian
3.1 Pekerjaan Galian dan Pembuangan
Pipa PE Dia 63 mm m³ 4,427.84 61.75 273,418.93

3.3 Pekerjaan Pembongkaran pipa PE 63 mm


Pembongkaran Jalan Aspal m² 200.64 183.22 36,760.95
Pembongkaran Jalan Beton m² 100.32 285.53 28,644.13
Pembongkaran Jalan Pasir Batu m² 702.23 94.64 66,459.44

SUB TOTAL C 3 405,283.45

4 Pekerjaan Pemasangan & Penyambungan Pipa


Penyambungan Electrofusion Pipa PE 63 mm 0.04 Titik 318 133.97 42,602.46

SUB TOTAL C 4 42,602.46

5 Pekerjaan Penurunan & Pengurugan Pipa

Page 2
NOMINAL TOTAL HARGA x Rp
NO DESKRIPSI SIZE UNIT UNIT VOL HARGA SATUAN x Rp 1000
SIZE 1000

5.1 Pipa PE Dia 63


Pasir Landasan dan Penutup Pipa m³ 1,183.19 229.97 272,098.99
Batako Pengaman Pipa m 16,719.86 4.46 74,537.14
Marker Tape m 8,359.93 4.03 33,673.80
Penimbunan Kembali Galian Dengan Tanah m³ 3,218.57 29.66 95,462.88
Perbaikan Jalan Aspal m² 200.64 136.98 27,483.44
Perbaikan Jalan Beton m² 100.32 154.19 15,468.21
Perbaikan Jalan Pasir Batu m² 702.23 61.53 43,208.47

SUB TOTAL C 5 561,932.92

6 Pekerjaan Galian Pada Perlintasan Jalan & Saluran


Pipa Perlintasan Jalan Lingkungan m 241.00 1,158.94 279,304.06
Pipa Perlintasan Saluran m 112.00 1,517.19 169,925.06

SUB TOTAL C 6 449,229.11

SUB TOTAL C 2,797,800.02

M PEKERJAAN PEMERIKSAAN TEKNIS & PENGUJIAN

1 Pemeriksaan Teknis
Pemeriksaan Teknis Pipa PE Ls 1.00 240,000.00 240,000.00

2 Pengujian
Pneumatik Test Pipa PE Ls 1.00 353,405.00 353,405.00
Pengujian Prosedur dan Pipe Fitter Pipa PE Ls 1.00 87,000.00 87,000.00

SUB TOTAL M 680,405.00

N PEKERJAAN COMMISSIONING
Commissioning Ls 1.00 201,375.00 201,375.00

SUB TOTAL N 201,375.00

O PEKERJAAN PASCA KONSTRUKSI


Pembersihan Jalur Pipa / Cleaning m 23,433.80 2.72 63,622.77
As Build Drawing : Jaringan Lembar 650 175.00 113,750.00
Dokumen dan Peralatan Untuk Pengelola Jaringan Gas
- Manual Operational & Maintenance Ls 1 40,000.00 40,000.00
- Mesin Buttfusion, kapasitas 63 s/d 125 mm Ls 1 100,906.75 100,906.75
- Mesin Electrofusion, for MDPE & HDPE Ls 1 86,491.50 86,491.50
- Pressure Tool Kit Ls 1 17,298.30 17,298.30

SUB TOTAL O 422,069.32

TOTAL 25,548,567.78
Note : Harga sudah termasuk PPN dan Asuransi

Page 3
PROYEKSI CASH FLOW

No Uraian Skenario Total 0 1 2 3

Pengeluaran
A Biaya Investasi 75,288,221,195.71 75,288,221,196

B Income 381,787,232,181.43 0.00 15,291,750,857 15,291,750,857 15,291,750,857


0.00
C Biaya Operasi 361,123,196,455.05 0 13,439,455,286 13,842,638,944 14,257,918,113
D Depresiasi 63,994,988,016.35 0 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401
Total Biaya 425,118,184,471.40 0 16,639,204,687 17,042,388,345 17,457,667,513
E Net Operational Income (43,330,952,289.97) 0 -1,347,453,829 -1,750,637,488 -2,165,916,656
F Pajak 20% (8,666,190,457.99) 0 -269,490,766 -350,127,498 -433,183,331
Net Income After Tax (NIAT) (34,664,761,831.98) 0 -1,077,963,064 -1,400,509,990 -1,732,733,325
NIAT + Depresiasi 0 2,121,786,337 1,799,239,410 1,467,016,076
Cash Flow -75,288,221,196 2,121,786,337 1,799,239,410 1,467,016,076
Cummulative -75,288,221,196 -73,166,434,858 -71,367,195,448 -69,900,179,372
0.0 0 0 0
0 0 0 0

PBP 0
IRR -5%
NPV (Rp56,005,906,943.96)
BCR 0.19
Toll fee 7555.82
Discount Factor 8%
Equity 30%
Debt 70.00%
Cost of Equity 0%
Cost of Debt 15%
Eskalasi 3%
1 feet = 960 BTU
1 meter3 = 35.2 feet
Kenaikan harga jual gas per 5 tahun 15%

SENSITIVITY FACTOR
CAPEX 1.00
OPEX 1.00
UNIT 1.00
Toll Fee 1.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

15,291,750,857 15,291,750,857 17,585,513,486 17,585,513,486 17,585,513,486 17,585,513,486 17,585,513,486 20,223,340,509 20,223,340,509

14,685,655,656 15,126,225,326 15,580,012,085 16,047,412,448 16,528,834,821 17,024,699,866 17,535,440,862 18,061,504,088 18,603,349,211


3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401
17,885,405,057 18,325,974,726 18,779,761,486 19,247,161,849 19,728,584,222 20,224,449,267 20,735,190,263 21,261,253,489 21,803,098,611
-2,593,654,200 -3,034,223,869 -1,194,248,001 -1,661,648,363 -2,143,070,737 -2,638,935,781 -3,149,676,777 -1,037,912,980 -1,579,758,103
-518,730,840 -606,844,774 -238,849,600 -332,329,673 -428,614,147 -527,787,156 -629,935,355 -207,582,596 -315,951,621
-2,074,923,360 -2,427,379,095 -955,398,400 -1,329,318,690 -1,714,456,589 -2,111,148,625 -2,519,741,422 -830,330,384 -1,263,806,482
1,124,826,041 772,370,305 2,244,351,000 1,870,430,710 1,485,292,812 1,088,600,776 680,007,979 2,369,419,017 1,935,942,919
1,124,826,041 772,370,305 2,244,351,000 1,870,430,710 1,485,292,812 1,088,600,776 680,007,979 2,369,419,017 1,935,942,919
-68,775,353,331 -68,002,983,026 -65,758,632,025 -63,888,201,315 -62,402,908,503 -61,314,307,728 -60,634,299,749 -58,264,880,732 -56,328,937,813
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 14 15 16 17 18 19 20

20,223,340,509 20,223,340,509 20,223,340,509 23,256,841,585 23,256,841,585 23,256,841,585 23,256,841,585 23,256,841,585

19,161,449,687 19,736,293,177 20,328,381,973 20,938,233,432 21,566,380,435 22,213,371,848 22,879,773,003 23,566,166,194


3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401 3,199,749,401
22,361,199,088 22,936,042,578 23,528,131,374 24,137,982,833 24,766,129,836 25,413,121,249 26,079,522,404 26,765,915,594
-2,137,858,579 -2,712,702,070 -3,304,790,865 -881,141,248 -1,509,288,251 -2,156,279,664 -2,822,680,819 -3,509,074,010
-427,571,716 -542,540,414 -660,958,173 -176,228,250 -301,857,650 -431,255,933 -564,536,164 -701,814,802
-1,710,286,863 -2,170,161,656 -2,643,832,692 -704,912,998 -1,207,430,601 -1,725,023,731 -2,258,144,656 -2,807,259,208
1,489,462,538 1,029,587,745 555,916,709 2,494,836,402 1,992,318,800 1,474,725,670 941,604,745 392,490,193
1,489,462,538 1,029,587,745 555,916,709 2,494,836,402 1,992,318,800 1,474,725,670 941,604,745 392,490,193
-54,839,475,276 -53,809,887,531 -53,253,970,822 -50,759,134,420 -48,766,815,619 -47,292,089,950 -46,350,485,205 -45,957,995,011
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
PROYEKSI CASH FLOW

No Uraian Skenario Total 0 1 2 3

Pengeluaran
A Biaya Investasi 59,472,837,825.70 59,472,837,826

B Income 403,281,571,538.57 0.00 16,152,665,143 16,152,665,143 16,152,665,143


0.00
C Biaya Operasi 300,416,110,959.58 0 11,180,198,143 11,515,604,087 11,861,072,210
D Depresiasi 50,551,912,151.85 0 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608
Total Biaya 350,968,023,111.42 0 13,707,793,750 14,043,199,695 14,388,667,817
E Net Operational Income 52,313,548,427.15 0 2,444,871,392 2,109,465,448 1,763,997,326
F Pajak 20% 10,462,709,685.43 0 488,974,278 421,893,090 352,799,465
Net Income After Tax (NIAT) 0 1,955,897,114 1,687,572,358 1,411,197,860
NIAT + Depresiasi 0 4,483,492,722 4,215,167,966 3,938,793,468
Cash Flow -59,472,837,826 4,483,492,722 4,215,167,966 3,938,793,468
Cummulative -59,472,837,826 -54,989,345,104 -50,774,177,138 -46,835,383,670
0.0 0 0 0
0 0 0 0

PBP 13
IRR 4.4%
NPV (Rp15,773,818,217.89)
BCR 0.71
Toll fee 7555.82
Discount Factor 8%
Equity 30%
Debt 70.00%
Cost of Equity 0%
Cost of Debt 15%
Eskalasi 3%
1 feet = 960 BTU
1 meter3 = 35.29 feet
Kenaikan harga jual gas per 5 tahun 15%

SENSITIVITY FACTOR
CAPEX 1.00
OPEX 1.00
UNIT 1.00
Toll Fee 1.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

16,152,665,143 16,152,665,143 18,575,564,914 18,575,564,914 18,575,564,914 18,575,564,914 18,575,564,914 21,361,899,651 21,361,899,651

12,216,904,376 12,583,411,507 12,960,913,853 13,349,741,268 13,750,233,506 14,162,740,511 14,587,622,727 15,025,251,408 15,476,008,951


2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608
14,744,499,984 15,111,007,115 15,488,509,460 15,877,336,876 16,277,829,114 16,690,336,119 17,115,218,334 17,552,847,016 18,003,604,558
1,408,165,159 1,041,658,028 3,087,055,454 2,698,228,039 2,297,735,801 1,885,228,795 1,460,346,580 3,809,052,635 3,358,295,093
281,633,032 208,331,606 617,411,091 539,645,608 459,547,160 377,045,759 292,069,316 761,810,527 671,659,019
1,126,532,127 833,326,422 2,469,644,363 2,158,582,431 1,838,188,640 1,508,183,036 1,168,277,264 3,047,242,108 2,686,636,074
3,654,127,735 3,360,922,030 4,997,239,971 4,686,178,038 4,365,784,248 4,035,778,644 3,695,872,872 5,574,837,716 5,214,231,682
3,654,127,735 3,360,922,030 4,997,239,971 4,686,178,038 4,365,784,248 4,035,778,644 3,695,872,872 5,574,837,716 5,214,231,682
-43,181,255,935 -39,820,333,905 -34,823,093,934 -30,136,915,896 -25,771,131,648 -21,735,353,004 -18,039,480,132 -12,464,642,417 -7,250,410,734
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 14 15 16 17 18 19 20

21,361,899,651 21,361,899,651 21,361,899,651 24,566,184,599 24,566,184,599 24,566,184,599 24,566,184,599 24,566,184,599

15,940,289,219 16,418,497,896 16,911,052,833 17,418,384,418 17,940,935,950 18,479,164,029 19,033,538,950 19,604,545,118


2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608 2,527,595,608
18,467,884,827 18,946,093,503 19,438,648,440 19,945,980,025 20,468,531,558 21,006,759,636 21,561,134,557 22,132,140,726
2,894,014,825 2,415,806,148 1,923,251,211 4,620,204,574 4,097,653,041 3,559,424,963 3,005,050,042 2,434,043,873
578,802,965 483,161,230 384,650,242 924,040,915 819,530,608 711,884,993 601,010,008 486,808,775
2,315,211,860 1,932,644,918 1,538,600,969 3,696,163,659 3,278,122,433 2,847,539,970 2,404,040,034 1,947,235,099
4,842,807,467 4,460,240,526 4,066,196,576 6,223,759,267 5,805,718,041 5,375,135,578 4,931,635,641 4,474,830,706
4,842,807,467 4,460,240,526 4,066,196,576 6,223,759,267 5,805,718,041 5,375,135,578 4,931,635,641 4,474,830,706
-2,407,603,267 2,052,637,259 6,118,833,835 12,342,593,102 18,148,311,143 23,523,446,720 28,455,082,362 32,929,913,068
0 1 2 3 4 5 6 7
0 13.49519478 0 0 0 0 0 0
PROYEKSI CASH FLOW

No Uraian Skenario Total 0 1 2 3

Pengeluaran
A Biaya Investasi 51,157,934,293 51,157,934,293

B Income 424,775,910,895.71 0.00 17,013,579,429 17,013,579,429 17,013,579,429


0.00
C Biaya Operasi 241,544,540,745.44 0 8,989,251,000 9,258,928,530 9,536,696,386
D Depresiasi 43,484,244,149.01 0 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207
Total Biaya 285,028,784,894.45 0 11,163,463,207 11,433,140,737 11,710,908,593
E Net Operational Income 139,747,126,001.26 0 5,850,116,221 5,580,438,691 5,302,670,835
F Pajak 20% 27,949,425,200.25 0 1,170,023,244 1,116,087,738 1,060,534,167
Net Income After Tax (NIAT) 111,797,700,801.01 0 4,680,092,977 4,464,350,953 4,242,136,668
NIAT + Depresiasi 155,281,944,950.02 0 6,854,305,184 6,638,563,160 6,416,348,876
Cash Flow 104,124,010,657.07 -51,157,934,293 6,854,305,184 6,638,563,160 6,416,348,876
Cummulative 449,754,888,216.76 -51,157,934,293 -44,303,629,109 -37,665,065,948 -31,248,717,073
0.0 0 0 0
0 0 0 0

PBP 8
IRR 13%
NPV Rp17,502,057,436.92
BCR 1.37
Toll fee 7555.82
Discount Factor 8%
Equity 30%
Debt 70.00%
Cost of Equity 0%
Cost of Debt 15%
Eskalasi 3%
1 feet = 960 BTU
1 meter3 = 35.29 feet
Kenaikan harga jual gas per 5 tahun 15%

SENSITIVITY FACTOR
CAPEX 1.00
OPEX 1.00
UNIT 1.00
Toll Fee 1.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

17,013,579,429 17,013,579,429 19,565,616,343 19,565,616,343 19,565,616,343 19,565,616,343 19,565,616,343 22,500,458,794 22,500,458,794

9,822,797,277 10,117,481,196 10,421,005,632 10,733,635,801 11,055,644,875 11,387,314,221 11,728,933,648 12,080,801,657 12,443,225,707


2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207
11,997,009,485 12,291,693,403 12,595,217,839 12,907,848,008 13,229,857,082 13,561,526,428 13,903,145,855 14,255,013,864 14,617,437,914
5,016,569,944 4,721,886,025 6,970,398,504 6,657,768,335 6,335,759,261 6,004,089,915 5,662,470,488 8,245,444,930 7,883,020,880
1,003,313,989 944,377,205 1,394,079,701 1,331,553,667 1,267,151,852 1,200,817,983 1,132,494,098 1,649,088,986 1,576,604,176
4,013,255,955 3,777,508,820 5,576,318,803 5,326,214,668 5,068,607,409 4,803,271,932 4,529,976,390 6,596,355,944 6,306,416,704
6,187,468,162 5,951,721,028 7,750,531,010 7,500,426,875 7,242,819,616 6,977,484,139 6,704,188,598 8,770,568,151 8,480,628,912
6,187,468,162 5,951,721,028 7,750,531,010 7,500,426,875 7,242,819,616 6,977,484,139 6,704,188,598 8,770,568,151 8,480,628,912
-25,061,248,910 -19,109,527,883 -11,358,996,872 -3,858,569,997 3,384,249,619 10,361,733,758 17,065,922,356 25,836,490,507 34,317,119,419
0 0 0 0 1 2 3 4 5
0 0 0 0 7.514975663 0 0 0 0
13 14 15 16 17 18 19 20

22,500,458,794 22,500,458,794 22,500,458,794 25,875,527,613 25,875,527,613 25,875,527,613 25,875,527,613 25,875,527,613

12,816,522,478 13,201,018,152 13,597,048,697 14,004,960,158 14,425,108,962 14,857,862,231 15,303,598,098 15,762,706,041


2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207 2,174,212,207
14,990,734,685 15,375,230,360 15,771,260,904 16,179,172,365 16,599,321,170 17,032,074,439 17,477,810,306 17,936,918,249
7,509,724,109 7,125,228,435 6,729,197,890 9,696,355,248 9,276,206,444 8,843,453,175 8,397,717,308 7,938,609,365
1,501,944,822 1,425,045,687 1,345,839,578 1,939,271,050 1,855,241,289 1,768,690,635 1,679,543,462 1,587,721,873
6,007,779,287 5,700,182,748 5,383,358,312 7,757,084,199 7,420,965,155 7,074,762,540 6,718,173,846 6,350,887,492
8,181,991,495 7,874,394,955 7,557,570,520 9,931,296,406 9,595,177,362 9,248,974,747 8,892,386,054 8,525,099,699
8,181,991,495 7,874,394,955 7,557,570,520 9,931,296,406 9,595,177,362 9,248,974,747 8,892,386,054 8,525,099,699
42,499,110,914 50,373,505,869 57,931,076,388 67,862,372,794 77,457,550,157 86,706,524,904 95,598,910,958 104,124,010,657
6 7 8 9 10 11 12 13
0 0 0 0 0 0 0 0
PROYEKSI CASH FLOW

No Uraian Skenario Total 0 1 2 3

Pengeluaran
A Biaya Investasi 33,300,236,800 33,300,236,800

B Income 446,270,250,252.86 0.00 17,874,493,714 17,874,493,714 17,874,493,714


0.00
C Biaya Operasi 180,800,374,133.17 0 6,728,613,857 6,930,472,273 7,138,386,441
D Depresiasi 28,305,201,279.75 0 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064
Total Biaya 209,105,575,412.92 0 8,143,873,921 8,345,732,337 8,553,646,505
E Net Operational Income 237,164,674,839.94 0 9,730,619,793 9,528,761,377 9,320,847,209
F Pajak 20% 47,432,934,967.99 0 1,946,123,959 1,905,752,275 1,864,169,442
Net Income After Tax (NIAT) 189,731,739,871.95 0 7,784,495,835 7,623,009,102 7,456,677,767
NIAT + Depresiasi 218,036,941,151.70 0 9,199,755,899 9,038,269,166 8,871,937,831
Cash Flow 184,736,704,351.99 -33,300,236,800 9,199,755,899 9,038,269,166 8,871,937,831
Cummulative 1,421,271,690,576.05 -33,300,236,800 -24,100,480,901 -15,062,211,735 -6,190,273,904
0.0 0 0 0
0 0 0 0

PBP 4
IRR 28%
NPV Rp59,477,612,337.60
BCR 2.94
Toll fee 7555.82
Discount Factor 8%
Equity 30%
Debt 70.00%
Cost of Equity 0%
Cost of Debt 15%
Eskalasi 3%
1 feet = 960 BTU
1 meter3 = 35.29 feet
Kenaikan harga jual gas per 5 tahun 15%

SENSITIVITY FACTOR
CAPEX 1.00
OPEX 1.00
UNIT 1.00
Toll Fee 1.00
4 5 6 7 8 9 10 11

17,874,493,714 17,874,493,714 20,555,667,771 20,555,667,771 20,555,667,771 20,555,667,771 20,555,667,771 23,639,017,937

7,352,538,034 7,573,114,175 7,800,307,601 8,034,316,829 8,275,346,333 8,523,606,723 8,779,314,925 9,042,694,373


1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064
8,767,798,098 8,988,374,239 9,215,567,665 9,449,576,893 9,690,606,397 9,938,866,787 10,194,574,989 10,457,954,437
9,106,695,616 8,886,119,475 11,340,100,107 11,106,090,879 10,865,061,374 10,616,800,984 10,361,092,782 13,181,063,500
1,821,339,123 1,777,223,895 2,268,020,021 2,221,218,176 2,173,012,275 2,123,360,197 2,072,218,556 2,636,212,700
7,285,356,493 7,108,895,580 9,072,080,086 8,884,872,703 8,692,049,099 8,493,440,787 8,288,874,226 10,544,850,800
8,700,616,557 8,524,155,644 10,487,340,149 10,300,132,767 10,107,309,163 9,908,700,851 9,704,134,290 11,960,110,864
8,700,616,557 8,524,155,644 10,487,340,149 10,300,132,767 10,107,309,163 9,908,700,851 9,704,134,290 11,960,110,864
2,510,342,653 11,034,498,297 21,521,838,446 31,821,971,213 41,929,280,377 51,837,981,228 61,542,115,518 73,502,226,382
1 2 3 4 5 6 7 8
3.705502485 0 0 0 0 0 0 0
12 13 14 15 16 17 18 19

23,639,017,937 23,639,017,937 23,639,017,937 23,639,017,937 27,184,870,628 27,184,870,628 27,184,870,628 27,184,870,628

9,313,975,204 9,593,394,460 9,881,196,294 10,177,632,183 10,482,961,148 10,797,449,983 11,121,373,482 11,455,014,687


1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064 1,415,260,064
10,729,235,268 11,008,654,524 11,296,456,358 11,592,892,247 11,898,221,212 12,212,710,047 12,536,633,546 12,870,274,751
12,909,782,669 12,630,363,413 12,342,561,579 12,046,125,690 15,286,649,415 14,972,160,581 14,648,237,081 14,314,595,877
2,581,956,534 2,526,072,683 2,468,512,316 2,409,225,138 3,057,329,883 2,994,432,116 2,929,647,416 2,862,919,175
10,327,826,135 10,104,290,730 9,874,049,263 9,636,900,552 12,229,319,532 11,977,728,465 11,718,589,665 11,451,676,702
11,743,086,199 11,519,550,794 11,289,309,327 11,052,160,616 13,644,579,596 13,392,988,529 13,133,849,729 12,866,936,766
11,743,086,199 11,519,550,794 11,289,309,327 11,052,160,616 13,644,579,596 13,392,988,529 13,133,849,729 12,866,936,766
85,245,312,581 96,764,863,375 108,054,172,703 119,106,333,319 132,750,912,915 146,143,901,444 159,277,751,173 172,144,687,939
9 10 11 12 13 14 15 16
0 0 0 0 0 0 0 0
20

27,184,870,628

11,798,665,127
1,415,260,064
13,213,925,191
13,970,945,436
2,794,189,087
11,176,756,349
12,592,016,413
12,592,016,413
184,736,704,352
17
0
PROYEKSI CASH FLOW

No Uraian Skenario Total 0 1 2 3

Pengeluaran
A Biaya Investasi 25,548,567,781 25,548,567,781

B Income 467,764,589,610.00 0.00 18,735,408,000 18,735,408,000 18,735,408,000


0.00
C Biaya Operasi 106,503,059,332.41 0 3,963,586,714 4,082,494,316 4,204,969,145
D Depresiasi 21,716,282,613.91 0 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131
Total Biaya 128,219,341,946.32 0 5,049,400,845 5,168,308,446 5,290,783,276
E Net Operational Income 339,545,247,663.69 0 13,686,007,155 13,567,099,554 13,444,624,724
F Pajak 20% 67,909,049,532.74 0 2,737,201,431 2,713,419,911 2,688,924,945
Net Income After Tax (NIAT) 271,636,198,130.95 0 10,948,805,724 10,853,679,643 10,755,699,779
NIAT + Depresiasi 293,352,480,744.86 0 12,034,619,855 11,939,493,774 11,841,513,910
Cash Flow 267,803,912,963.79 -25,548,567,781 12,034,619,855 11,939,493,774 11,841,513,910
Cummulative 2,301,852,959,373.05 -25,548,567,781 -13,513,947,926 -1,574,454,153 10,267,059,757
0.0 0 0 1
0 0 0 2.125507688

PBP 2
IRR 48%
NPV Rp97,298,270,686.92
BCR 5.13
Toll fee 7555.82
Discount Factor 8%
Equity 30%
Debt 70.00%
Cost of Equity 0%
Cost of Debt 15%
Eskalasi 3%
1 feet = 960 BTU
1 meter3 = 35.29 feet
Kenaikan harga jual gas per 5 tahun 15%

SENSITIVITY FACTOR
CAPEX 1.00
OPEX 1.00
UNIT 1.00
Toll Fee 1.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

18,735,408,000 18,735,408,000 21,545,719,200 21,545,719,200 21,545,719,200 21,545,719,200 21,545,719,200 24,777,577,080 24,777,577,080

4,331,118,220 4,461,051,766 4,594,883,319 4,732,729,819 4,874,711,713 5,020,953,065 5,171,581,657 5,326,729,106 5,486,530,979


1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131
5,416,932,350 5,546,865,897 5,680,697,450 5,818,543,949 5,960,525,844 6,106,767,195 6,257,395,787 6,412,543,237 6,572,345,110
13,318,475,650 13,188,542,103 15,865,021,750 15,727,175,251 15,585,193,356 15,438,952,005 15,288,323,413 18,365,033,843 18,205,231,970
2,663,695,130 2,637,708,421 3,173,004,350 3,145,435,050 3,117,038,671 3,087,790,401 3,057,664,683 3,673,006,769 3,641,046,394
10,654,780,520 10,550,833,683 12,692,017,400 12,581,740,200 12,468,154,685 12,351,161,604 12,230,658,730 14,692,027,074 14,564,185,576
11,740,594,651 11,636,647,813 13,777,831,531 13,667,554,331 13,553,968,816 13,436,975,734 13,316,472,861 15,777,841,205 15,649,999,707
11,740,594,651 11,636,647,813 13,777,831,531 13,667,554,331 13,553,968,816 13,436,975,734 13,316,472,861 15,777,841,205 15,649,999,707
22,007,654,408 33,644,302,221 47,422,133,752 61,089,688,083 74,643,656,899 88,080,632,633 101,397,105,494 117,174,946,699 132,824,946,406
2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 14 15 16 17 18 19 20

24,777,577,080 24,777,577,080 24,777,577,080 28,494,213,642 28,494,213,642 28,494,213,642 28,494,213,642 28,494,213,642

5,651,126,909 5,820,660,716 5,995,280,538 6,175,138,954 6,360,393,122 6,551,204,916 6,747,741,063 6,950,173,295


1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131 1,085,814,131
6,736,941,040 6,906,474,847 7,081,094,668 7,260,953,084 7,446,207,253 7,637,019,047 7,833,555,194 8,035,987,426
18,040,636,040 17,871,102,233 17,696,482,412 21,233,260,558 21,048,006,389 20,857,194,595 20,660,658,448 20,458,226,216
3,608,127,208 3,574,220,447 3,539,296,482 4,246,652,112 4,209,601,278 4,171,438,919 4,132,131,690 4,091,645,243
14,432,508,832 14,296,881,787 14,157,185,929 16,986,608,446 16,838,405,111 16,685,755,676 16,528,526,758 16,366,580,973
15,518,322,963 15,382,695,917 15,243,000,060 18,072,422,577 17,924,219,242 17,771,569,807 17,614,340,889 17,452,395,103
15,518,322,963 15,382,695,917 15,243,000,060 18,072,422,577 17,924,219,242 17,771,569,807 17,614,340,889 17,452,395,103
148,343,269,369 163,725,965,286 178,968,965,346 197,041,387,923 214,965,607,164 232,737,176,971 250,351,517,860 267,803,912,964
11 12 13 14 15 16 17 18
0 0 0 0 0 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai