Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOLOGI

PENGERTIAN EMBRIOLOGI, FERTILISASI, TINGKATAN


PERKEMBANGAN PEMBELAHAN SEL, DAN SIKLUD REPRODUKSI DAN
HORMONNYA

Disusun Oleh : - Maya Vevvy Anggreni


- Nikmatul Khairoh
- Riska Miranda
- Falah Miftahul Jannah
- Eva Yuliana Saputri

Dosen Pengampu : Awari Susanti, M.Si

PROGRAM STUDI S1 GIZI


UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ii
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................... iii


Pengertian Embriologi........................................................................................... 3
Fertilisasi................................................................................................................. 4
Tingkatan Perkembangan Pembelahan sel.......................................................... 5
Siklud Reproduksi dan Hormonnya...................................................................... 6

BAB III. PENUTUP................................................................................................................ iv


Kesimpulan............................................................................................................... 7
Saran...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biologi, dengan judul Embriologi Dasar.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulisan memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Embriologi merupakan bagian dari kajian briologi perkembangan atau (development of biology).
Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progesift struktur dan fungsi
tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan
penekanan kepada pola-pola perkembangan embri.
Ada beberapa istilah yan sering ditemukan saat mempelajari embriologi, yaitu:
-Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara progesif dari sebuah sel menuju
periode organ primordial.
-Periode fetal adalah saat terjadinya diperensiasi yang berkelanjutan dan ditandai dengan pertumbuhaan
dan meningkatnya berat fetus.
-Teratolgi adalah bagian embriologi yang mengkaji cacat lahir dan penyebabnya.

Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah embriologi adalah untuk mengetahui penata laksanaan
fisioterapi dengan modalitas terapi latihan dalam meningkatkan aktivitas fungsional dengan
mengetahui fertilisasi, tingkatan perkembangan pembelahan sel dan siklud reproduksi dan
hormonnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Embriologi
Apa yang dimaksud dengan pengertian studi embriologi? Embriologi merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana sel tunggal membelah diri dan berkembang.
Cakupan embriologi juga termasuk seluruh proses tumbuh dan berkembangnya telur yang
dibuahi sampai suatu kondisi serupa stadium dewasa yaitu fetus.
Menghimpun buku Embriologi: Teori dan Praktik karya Drs. Kaspul, M.Si., perkembangan
embrio dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar embrio.
Dua hal tersebut bisa menunjang perkembangan normal embrio.
Jika lingkungan yang ada di sekitar buruk, perkembangan embrio bayi akan mengalami
kelainan. Perkembangan embrio yang mengalami kelainan ini dipelajari dalam cabang
embriologi yang disebut teratologi.
Pengertian Studi Embriologi
Dalam jurnal Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoretis karya M. Haviz, terdapat
beberapa pengertian tentang studi embriologi yang dikemukakan oleh para ahli.
Berikut beberapa pengertian studi embriologi menurut para ahli, di antaranya:
a. Sadler T.W
Sadler (2012:11) mengilustrasikan embriologi dengan sebuah contoh adanya perubahan
sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu, yaitu suatu proses yang
menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena besar dan kompleks.
b. Lutfi dan Helendra
Pengertian embriologi didefinisikan sebagai perkembangan suatu aksi gen dalam beberapa
hal, yaitu:
-Pembentukan organisme baru dari beberapa bagian organisme induk.
-Pemeliharaan atau peningkatan ukuran dari organisme dewasa yang terbentuk secara
sempurna.
-Perbaikan terhadap kerusakan akibat kecelakaan atau kehilangan bagian anggota tubuh dari
suatu orgsnisme.
Selama tahap ini, zigot, yang didefinisikan sebagai embrio yang mengandungmateri genetik
lengkap mulai membagi, dalam proses yang disebut pembelahan.$ebuah blastokista kemudian
dibentuk dan ditanamkan dalam rahim.Embriogenesis berlanjut dengan tahap berikutnya yaitu
gastrulasi ketika tigalapisan di bentuk dalam proses yang disebut histogenesis, dan proses
neurulasidan organogenesis. Embrio disebut sebagai janin dalam tahap akhir perkembangan
prenatal, biasanya dimulai dia'al minggu kesembilan.Dibandingkan dengan embrio, janin
memiliki 8itur eksternal lebih dikenali, danorgan berkembang lebih lengkap. $eluruh proses
embriogenesis melibatkan perubahan spasial dan temporal terkoordinasi dalam ekspresi gen,
pertumbuhansel dan diferensiasi sel.
Menurut Dorlanda’s illustrated Medical Dictionary, Embriogenesis adalah :
1. Produksi dari embrio.
2. Perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot.
Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio
manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Embriogenesis
terjadi pada saatspermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi
sampaiakhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia.
Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses terbentuknya gamet atau sel kelamin.Gametogenesis pada pria
dinamakan spermatogenesis yaitu proses pembentukansel kelamin pria (spermatozoa) dan
gametogenesis pada wanita dinamakan oogenesis yaitu proses pembentukan sel kelamin wanita
(o&um).
Spermatogenesis
Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di dalam duktus semineferus. Pria
mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 01tahun), dan sebagian besar pria
mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi
adalah 2,5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per
ml.
Dalam duktus semineferus embrio laki-laki memiliki 2 sel, yakni sel induk dan sel punca
(stem cell) yang akan berpoliferasi secara mitosis membentuk spermatogonia dan sel kecil yang
belum berspesialisasi. Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi
spermatosit primer (2n).
Selanjutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis
(Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n -23
kromosom). Melalui fase meiosis II,spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat
spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Keempat spermatid memasuki ujung sel-sel sertoli
untuk mematangkan diri menjadi spermatozoa yang merupakan tahap akhir pembentukan
sperma. Proses pematangan spermatid menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis, sperma
matang yang bersifat haploid (n+). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni
epididimis. Semua proses ini terjadi selamakurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang
digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.

Bagian-Bagian dari Embriologi


Tidak hanya mengetahui pengertian studi embriologi, bagian-bagian embriologi pun perlu
untuk dipahami. Menurut buku Biologi Umum karya Muhammad Arsyad karya Nur Fatira,
bagian-bagian embriologi terdiri dari fertilisasi, pembelahan sel, dan implantasi.
1. Fertilisasi
Fertilisasi disebut juga dengan pembuahan yang berarti peleburan dua gamet yang dapat
berupa nekleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan
nucleus
2. Pembelahan sel
Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau lebih sel anak.
Ini merupakan siklus sel kecil yang akan menyebabkan siklus besar selanjutnya.
3. Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya embrio yang
merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus untuk selanjutnya mengalami perkembangan.
Fase-Fase Embriologi
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini
merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi dua tahap, yaitu:
Fase embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum sehingga menghasilkan
zigot, kemudian zigot akan melakukan pembelahan sel.

B. FERTILISASI
Pengertian fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak perempuan
dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga disebut sebagai proses
pembuahan. Hasil dari proses pembuahan di dalam fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel
tunggal yaitu zigot.
Tempat terjadinya fertilisasi pada manusia adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.
Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan fertilisasi internal.
Fertilisasi internal adalah proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina.
Memang, fertilisasi pada manusia akan menghasilkan jumlah individu yang lebih sedikit tetapi
lebih aman.
Fungsi fertilisasi
Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup termasuk manusia,
fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi adalah menghasilkan
keturunan.
Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :
-Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan
-Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
-Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
-Menentukan jenis kelamin anak
Apa saja yang diperlukan dalam fertilisasi?
Beberapa hal yang diperlukan di dalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel sperma, tuba
fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal harus ada agar bisa fertilisasi
bisa terjadi.
Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak memiliki
kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet tersebut harus merupakan
dua sel gamet dari spesis yang sama.
Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesis yang sama bertemu.
Contohnya, sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma manusia. Hal yang sama
berlaku pada mahluk hidup lainnya.
Bagaimana proses pembuahan terjadi?
Apabila semua hal yang dibutuhkan telah ada maka fertilisasi atau proses pembuahan bisa
berlangsung. Seperti apa proses fertilisasi yang terjadi di dalam tubuh perempuan? Yuk, simak
dengan seksama!
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan:
1. Proses pematangan sel gamet
Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel telur dan
sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini
- Proses pematangan sel telur
Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel telur ada di
dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang masih muda, yaitu folikel.
Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh sebuah hormon
yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang folikel).Hormon FSH akan
merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih besar yaitu sekitar 20 mm.
Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan hancur.
Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan merangsang hormon
estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat tumbuhnya janin.
Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH (luteinizing
hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi kehamilan melalui test
pack kehamilan.
-Proses pematangan sel sperma
Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses pembuahan.
Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis. Selama proses pematangan, sel-
sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma
terunggul yang berhasil membuahi sel telur.
2. Ovulasi
Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi terlebih
dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba fallopi sekitar 24
hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang ditangkap oleh tuba fallopi akan
tetap disitu hingga muncul sel sperma dan membuahinya.
3. Ejakulasi
Umumnya, proses pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim
sehingga terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap ejakulasi bisa
terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.
Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara fertilisasi in
vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam vagina dan terus berenang
hingga mencapai tuba fallopi.
4. Kapasitasi spermatozoa
Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma akan
mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di dalam rahim dengan cara
melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu, sperma akan tetap bertahan di dalam rahim
hingga bertemu dengan sel telur.
5. Perlekatan spermatozoa
Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan zona pelucida.
Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari perlekatan spermatozoa (sel
sperma) pada zona pelucida adalah untuk memastikan bahwa jumlah kromosom sperma sama
dengan jumlah kromosom sel telur.
Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka sel sperma
tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap penting yang menjelaskan mengapa
hanya spesis yang sama yang dapat menghasilkan keturunan.
6. Reaksi akrosom
Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus mengalami reaksi
akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma mengalami proses pelepasan enzim-
enzim hidrolitik untuk mencerna zona pelucida sehingga dapat ditembus.
7. Penetrasi zona pelucida
Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu akan dapat
ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun akan melewati zona pelucida.
8. Peleburan membran sel gamet
Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam sitoplasma sel
telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa saja yang masuk karena di dalam
itu mengandung kromosom termasuk kromosom X atau Y (penentu kelamin).
9. Perlindungan dari sperma lain
Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk melanjutkan
pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan. Selain itu, aktivasi sel telur juga
akan mencegah polispermia (mencegah masuknya sel sperma yang lain).

10. Difusi sperma dan ovum


Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi dari sel sperma
yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari dalam kepala sel sperma dan
pronukleus betina dari sel telur.
Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau penyatuan
keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi dan terjadilah proses
fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan mitosis hingga
menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan berkembang selama kurang lebih 9
bulan di dalam rahim dan menunggu hari kelahirannya.

C. TINGKATAN PRKEMBANGAN PEMBELAHAN SEL


Apa Itu Pembelahan Sel?
Sel merupakan bentuk dasar dari kehidupan yang membentuk seluruh makhluk hidup di
bumi, termasuk manusia. Jadi, sebenarnya seluruh anggota badan kita, termasuk helai bulu
kuduk di kulit kita terbentuk dari kumpulan sel-sel.
Melansir dari Encyclopedia Britannica (2020), pengertian pembelahan sel adalah proses
reproduksi yang dilakukan oleh sel. Proses ini dilakukan dengan menduplikasi seluruh isi sel
untuk membentuk anak sel baru dengan membelah diri.
Jenis pembelahan sel ada beberapa. Yang terjadi pada manusia dan organisme multiseluler
lainnya ada dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis.
Menurut laporan dari Facts Just for Kids (2022), rata-rata tubuh manusia mengandung 40
triliun sel dengan kurang lebih 200 jenis yang berbeda. Jenis-jenis sel itu pun akan membentuk
bagian tubuh yang berbeda-beda juga. Hal yang sama juga terjadi pada tumbuhan dan hewan.
Tujuan dan Fungsi Pembelahan Sel
Setelah mengenal tentang apa itu pembelahan sel, biasanya ada yang penasaran nih, tentang
apa fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup.

Pembelahan Sel Secara Mitosis


Mitosis adalah proses pembelahan sel yang terjadi pada sel tubuh kita termasuk sel kulit, sel
otot, sel saraf, dan lain sebagainya. Mitosis juga sering diartikan sebagai proses pembelahan sel
induk yang menghasilkan dua sel anak (daughter cell) yang memiliki keidentikan gen. Inget ya,
jumlah anaknya dua.
Sel induk membawa dua set kromosom yang disebut 2n (diploid), dan menurunkan juga
masing-masing dua set kepada kedua sel anaknya.

Apa tujuan sel melakukan pembelahan secara mitosis? Kalau elo ingat fungsi dari
pembelahan sel tadi, mitosis memiliki paket kombo. Kenapa? Karena mitosis bertugas untuk
menjalankan proses reproduksi untuk organisme aseksual, pertumbuhan dan perkembangan sel,
sekaligus pemeliharaan sel, yaitu perbaikan dan regenerasi.
Proses terjadinya pembelahan mitosis sendiri ternyata ada tahapannya, lho, Dalam mitosis
tahapan pembelahan sel secara berurutan adalah profase, prometafase, metafase, anafase, dan
telofase. Berikut ini penjelasan tentang apa yang terjadi dalam masing-masing tahapan tersebut
secara berurutan.

1. Profase
Tahap profase pada pembelahan sel secara mitosis.
Tahapan pertama dari mitosis ini dimulai dari keadaan sel yang sudah dipersiapkan untuk
membelah di fase-fase sebelumnya, yang disebut juga interfase.

Lalu, terjadinya tahap profase ini ditandai dengan beberapa hal, yaitu:
-DNA yang disebut kromatin terkondensasi atau dipadatkan menjadi kromosom yang
berbentuk seperti huruf X.
-Nukleus di dalam inti sel pun lenyap, terfragmentasi.
-Di bagian sentrosom, kemudian terbentuk gelendong mitotik atau sering juga disebut
benang spindel. Yang ini gampang deh mengingatnya, inget aja yang bentuknya seperti benang-
benang gitu.
-Karena terbentuknya benang spindel itu tadi, maka sentrosom pun mulai bergerak
berjauhan.
2. Prometafase
Prometafase adalah fase sebelum metafase yang ditandai dengan beberapa hal berikut:
-Tadi kan, sudah terbentuk kromosom X tuh, kromosom itu pun terpapar sitoplasma karena
nukleus dan membran selnya sudah tidak ada.
-Di sini, karena benang spindel tadi makin memanjang, kedua sentrosom pun sudah dekat
dengan masing-masing kutub sel dan saling bertemu.
-Benang spindel pun melekatkan diri mereka ke bagian kinetokor yang ada di sisi samping
bagian tengah atau sentromer kromosom.
3. Metafase

Setelah melalui profase, tahapan berikutnya dilanjutkan pada metafase.


-Sentrosom yang tadi menuju kutub sel, sekarang tempatnya sudah sempurna di masing-
masing kutub.
-Yang mencirikan tahap ini adalah, waktu di mana semua kromosom X yang contohnya
berjumlah 4 itu berjajar di garis ekuator atau lempeng metafase yang membagi dua bagian sel
sama rata.
-Semua kinetokor yang ada pada kromosom pun sudah semua ditempeli oleh benang spindel

4. Anafase

Bisa dibilang, tahap anafase merupakan tahap pemisahan. Kenapa? Karena pada tahap ini,
kromosom yang berjajar tadi memisahkan masing-masing kromatidnya (salah satu sisi lengan
kromosom) dan menuju ke sentrosom melalui jalur benang spindel.
Jadi, kalau dilihat seakan-akan benang spindelnya itu sedang menarik si kromatid-kromatid
itu tuh.Nah, masing-masing kutub pun akhirnya mendapatkan jumlah kromosom atau kromatid
yang sama, yaitu 4.
5. Telofase dan Sitokinesis
Sekarang kita memasuki fase inti dalam pembelahan mitosis nih, yaitu fase pembelahan sel.
Elo bisa coba cek gambar pembelahan sel di atas nih, supaya bisa membayangkan prosesnya.
Dalam fase ini, pembelahan sel menjadi dua sudah mulai terjadi, bahkan sudah hampir
selesai. Fase ini ditandai dengan beberapa hal berikut:
-Masing-masing sel anakan mendapatkan 4 DNA atau kromosom. Itu kenapa disebut 2n
atau diploid.
-Membran inti yang tadi hilang pada fase profase pun terbentuk lagi di masing-masing anak
sel.
-Nukleolus juga muncul lagi.
Kromosom pun kembali menipis lagi jadi kromatin. Jadi, keadaannya seakan kembali ke
keadaan sel awal sebelum profase, tetapi kali ini jumlah selnya menjadi 2.

Pembelahan Sel Secara Meiosis


Menurut laporan Your Genome (2021), pembelahan sel secara meiosis juga dapat
didefinisikan sebagai proses pembelahan satu sel sebanyak dua kali untuk menghasilkan 4 sel
yang masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom/DNA dari sel induknya.

Sehingga, yang menjadi perbedaan pembelahan sel mitosis dan meiosis adalah tahapan
prosesnya, jumlah sel anak yang dihasilkan, seperti yang gue sampaikan tadi di awal. Selain
jumlah sel anaknya berbeda, jumlah DNA atau kromosom yang dibawah masing-masing anak sel
pun berbeda.
Kalau hasil pembelahan sel mitosis menghasilkan 2 anak sel yang mengandung 4 DNA (2n
atau diploid), hasil pembelahan sel mitosis menghasilkan 4 anak sel hasil dari dua kali
pembelahan sel, yang membawa 2 DNA (n atau haploid) saja.
Hal tersebut merupakan alasan mengapa pembentukan sel kelamin terjadi melalui proses
pembelahan meiosis. Yaitu, supaya masing-masing sel kelamin hanya membawa 1 gen induk
saja (n). Jadi ketika bertemu dengan sel kelamin jantan materi genetik sel akan menjadi utuh,
yaitu 2n.
Sel anak yang dihasilkan dalam proses ini juga memiliki sifat gen yang berbeda dengan
induknya. Itu lah mengapa pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel kelamin. Kalau yang
dihasilkan sama semua nanti manusia di bumi semuanya sama baik dari segi tampilan maupun
ketahanan tubuh terhadap penyakit. Alhasil, kalau ada satu yang terkena virus maka semuanya
akan terkena dan bisa menyebabkan kepunahan.
Pembelahan sel secara meiosis memang terjadi sebanyak dua kali. Jadi, bisa kita bedakan
menjadi meiosis I dan meiosis II. Dalam setiap fasenya akan ada 4 tahapan yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase.
Meiosis I
1. Profase I
Tahap profase I pada pembelahan sel secara meiosis.
Berbeda dengan fase profase pada mitosis. Fase profase 1 ini lebih rumit karena terdiri dari
5 fase sendiri, yaitu fase leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.
Fase ini juga diawali dengan kondensasi kromatin, tapi yang berbeda adalah adanya
perlekatan dua kromosom homolog membentuk tetrad (dua kromosom yang melekat). Lalu pada
fase pakiten terjadi crossing over atau pindah silang di kiasmata, tempat pertemuan dua
kromosom, yang menghasilkan sifat genetik yang berbeda dengan induknya.
Proses itu dilakukan untuk mendapatkan kualitas terbaik dari kromosom. Misalnya sifat
tinggi dan mancung atau bisa juga pendek dan pesek.
Setelah itu barulah ciri-ciri seperti profase di mitosis terjadi, seperti munculnya gelendong,
bergeraknya sentromer menuju kutub, hilangnya membran inti dan nukleus, dan kromosom
homolog yang tadinya melekat pun sedikit memisahkan diri.

2. Metafase I
Fase ini menjadi fase di mana kromosom sejajar di garis ekuator sel dan semua gelendong
melekat pada kinetokor kromosom. Namun, di metafase I ini kromosomnya masih berbentuk
tetrad ketika mereka berbaris di ekuator, Sobat Zenius.
3. Anafase I
Alhasil, kromosom yang mendekatkan diri ke kutub pada fase anafase hanya mengandung 2
DNA saja karena keseluruhan kromosom pindah. Sedangkan, kalau di mitosis hanya
kromatidnya saja, jadi tiap kutub bisa tetap mendapatkan 4 DNA.
4. Telofase I
Di fase ini terjadilah pembelahan sel, di mana masing-masing sel yang awalnya memiliki
4DNA (2n), sekarang hanya memiliki 2 DNA saja (n).
Pada proses pembelahan sel ini, bagian-bagian inti sel sudah terbentuk lagi dengan susunan
kromosom yang berbeda.
Meiosis II
1. Profase II
Lalu, memasuki proses pembelahan yang ke-2, prosesnya seperti diulangi dengan gelendong
yang muncul dan kromosom yang mulai mendekat ke ekuator.
2. Metafase II
Pada fase ini kedua kromosom sudah berjajar di ekuator atau lempeng metafase dan benang-
benang spindel melekat pada kinetokor.
3. Anafase II
Kemudian, kromatid saudara, yang memiliki sifat genetik yang sama pun menuju ke
sentromer melalui jalur benang spindel.
Yang spesial pada pembelahan ini adalah adanya pembelahan ekuasional dengan jumlah
yang sama. Jadi nggak kaya di fase I yang jumlah kromosomnya berkurang setengah, di proses
ini jumlahnya tetap, yaitu 2 DNA atau n (haploid).
4. Telofase II
Setelah proses pembelahan pada telofase II, jadi begini keadaannya:
-Dua sel yang dihasilkan bersifat haploid.
-Keempat sel berbeda secara genetik karena ada crossing over.
-Nukleus dan membran sel terbentuk kembali.
-Kromosom kemudian kembali menjadi kromatin.
-Sitoplasma terpisah.
D. SIKLUD REPRODUKSI DAN HORMONNYA

Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi


Pada dasarnya, siklus menstruasi terbagi menjadi beberapa fase yang dipengaruhi oleh lima
jenis hormon dalam tubuh, yaitu:
1. Hormon estrogen
Hormon yang diproduksi di ovarium ini memiliki peran yang begitu penting, terutama
dalam proses ovulasi. Tak hanya itu, hormon estrogen juga berperan dalam perubahan tubuh
remaja pada masa pubertas dan terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah
periode menstruasi.

2. Hormon progesteron
Hormon progesteron bekerja sama dengan estrogen berperan dalam menjaga siklus
reproduksi dan menjaga kehamilan. Hormon ini juga diproduksi di ovarium dan berperan dalam
penebalan dinding rahim.
3. Hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormone, FSH)
Hormon ini berfungsi untuk mematangkan sel telur di dalam ovarium hingga siap untuk
dilepaskan. Hormon FSH diproduksi di kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah otak.
4. Hormon pelutein (luteinizing hormone, LH)
Serupa dengan hormon FSH, hormon pelutein ini juga diproduksi di kelenjar pituitari yang
berfungsi untuk merangsang ovarium dalam proses pelepasan sel telur.
5. Hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone – GnRH)
Hormon pelepas gonadotropin merupakan hormon yang diproduksi di otak. Hormon ini
berperan penting dalam memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon
perangsang folikel dan hormon pelutein yang memengaruhi proses pematangan dan pelepasan
sel telur.

Fase dalam Siklus Menstruasi


Secara umum, ada tiga fase dalam siklus menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi
dan ovulasi, serta fase pramenstruasi. Berikut ini adalah penjelasannya:
Fase I: menstruasi
Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel telur
akan meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi
ini bisa berkisar antara 30-40 ml.
Selama tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada masa ini,
wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya peningkatan hormon
prostaglandin selama menstruasi.
Meski memicu rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi
untuk mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.
Selain itu, wanita yang sedang haid juga bisa mengalami gejala lain, seperti perubahan
mood, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.
Fase II: praovulasi dan ovulasi
Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali.
Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel telur
bila terjadi pembuahan oleh sperma. Proses ini bisa terjadi pada masa subur atau ovulasi.
Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur, kemudian
bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam
setelah dikeluarkan.
Untuk menjamin keberhasilan program membuat anak, ada baiknya Anda melakukan
hubungan intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi adalah
waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat
bertahan kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.
Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Meski demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Terkadang, masa
ovulasi bisa berubah dan hal ini akan lebih sering terjadi pada wanita yang haidnya tidak teratur.
Fase III: pramenstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini karena folikel yang pecah dan
mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum sendiri adalah jaringan
yang terbentuk di ovarium dan berperan dalam produksi hormon progesteron yang membuat
lapisan dinding rahim semakin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi atau PMS,
seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara, pusing, cepat
lelah, atau perut kembung.
Selain gejala tersebut, korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi
progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun,
lapisan dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.
Fase-fase di atas normalnya berlangsung secara teratur setiap bulannya. Namun, jika Anda
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari 7 hari, atau tidak
mengalami menstruasi selama 3 bulan secara berturut-turut, sebaiknya konsultasikan ke dokter
agar dapat diperiksa dan ditangani dengan tepat.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Embriologi adalah ilmu tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel telur ke tahap
janin. Janin atau embrio adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan.
Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah
perubahan dari bentuk sederhana dan mudah sampai bentuk yang komplek atau dewasa. Proses
pembelahan sel tersebut dinamakan embrio genesis. Embrio genesis terjadi pasa saat
spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari
minggu kedelapan dari perkembangan manusia.

SARAN
Untuk para pembaca utamanya teman-teman dan dosen khususnya. Penulis sadar bahwa
dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang tentunya membutuhkan
bantuan dan masukan para pembaca untuk memperbaikinya sehingga dapat menjadi bacaan yang
bermanfaat bagi yang lainnya. Karena penulis berharap para pembaca dapat memberi saran
maupun kritik yang membangun bagi penyempurnaan tulisan ataupun dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com
https://www.kumparan.com
https://www.merdeka.com
https://www.gramedia.vom

Anda mungkin juga menyukai