Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PROGRAM UGD / POLI 24 JAM

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK


DINAS KESEHATAN DAERAH
PUSKESMAS INDUSTRI

Jalan Arif Rahman Hakim No.100 Gresik Telp : (


031) 3985877
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim

Assalamualaikum WR.WB

Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman kegiatan Program UGD/POLI 24 JAM Puskesmas Industri
Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik telah selesai disusun .

Pedoman ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan program UGD/POLI 24 JAM di Puskesmas Industri
sebagai unit penyelenggara pelayanan publik .

Selain itu, penyusunan pedoman ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara pelaksanaan program
UGD/POLI 24 JAM di Puskesmas Industri bagi seluruh staf Puskesmas Industri .

Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Industri dan pihak – pihak
lain yang berkepentingan .

Wassalam Wr Wb

Kepala UPT Puskesmas Industri

Drg . Anisah Machmudah

NIP. 196301191989112002
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional

BAB II STANDART KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan

BAB III STANDART FASILITAS


A. Denah Ruang
B . Standar Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI UGD/POLI 24 JAM
PUSKESMAS INDUSTRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil,
merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan kesehatan yang bermutu , maka di UGD poli
24 jam perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam
tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya
pasien UGD poli 24 jam puskesmas Industri ,Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka,
dalam melakukan pelayanan pemeriksaan harus berdasarkan standar pelayanan UGD
poli 24 jam puskesmas Industri.

B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di UGD poli 24 Jam
sehingga dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu dan akurat sehingga dapat
memberikan kepuasan pada masyarakat.

C. SASARAN PEDOMAN
a. Petugas UGD/POLI 24 JAM Puskesmas Industri
b. Dokter UGD/POLI 24 JAM Puskesmas Industri

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan UGD poli 24 jam adalah pelayanan di dalam gedung
Puskesmas Industri. Pelaksanaan UGD poli 24 jam dijaringan puskesmas, disesuaikan
dengan sarana prasarana dan tenaga yang tersedia.
Ruang lingkup pelayanan UGD poli 24 jam meliputi :
Dimulai dari memanggil pasien sesuai urutan nomor antrian hingga pemeriksaan
kepada Pasien.

E. BATASAN OPERASIONAL
Pengobatan dasar dan pelayanan Gawat Darurat Di Puskesmas Industri

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD poli 24 jam adalah :

N Jenis Kompetensi Kompetensi tambahan Jumlah


o ketenenagaan (Ijazah) (pelatihan)
1 Fungsional Dokter 1. Pelatihan PPGD
Dokter 2. Program strategi DOTS.
3. Pemberian obat rasional
4. IMS,VCT dan PITC

2 Fungsional SI 1. PPGD /BCLS/ BLS


perawat Ahli Kep.Ners/Ke
perawatan

Fungsional D III 1. PPGD /BCLS/ BLS


perawat terampil Keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di UGD Poli 24 Jam berjumlah 8 ( delapan ) orang dengan
standar minimal sudah melaksanakan pelatihan PPGD/BLS/BCLS.

Kategori
1 orang dokter
7 orang perawat

C. JADWAL KEGIATAN
Jam buka pelayanan setiap hari : Shift Pagi : 11.00 - 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 - 20.00 WIB
Shift Malam : 20.00 – 07.00 WIB
JENIS PELAYANAN
1. Perawatan luka
2. Hecting
3. Angkat Jahitan
4. Pemasangan khateter dan pelepasan khateter
5. Ekstraksi corpus alineum / cerumen
6. Pemasangan infus
7. Pemberian 02
8. Eksterpasi Papiloma, Clavus
9. Ekstraksi Kuku

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
UGD Poli 24 Jam berlokasi di gedung puskesmas Industri, mempunyai fasilitas air
mengalir untuk cuci tangan dan cuci alat. (GAMBAR DENAH)

B. STANDART FASILITAS
Peralatan UGD poli 24 jam adalah sejumlah alat pemeriksaan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat dan rawat jalan

A. Alat Alat UGD Poli 24 jam


1. Tensi air raksa
2. Manset dewasa
3. Termometer
4. Stestoskop
5. Lampu senter
6. Timbangan dewasa
7. Tempat sampah non medis tutup
8. Tempat sampah medis tutup
9. APD

B. Bahan Habis Pakai


1. Kapas Alkohol
2. Spuit 3 cc
3. Plester
4. Sarung tangan
5. Sabun cair
6. Safety box
7. Masker
8. Kasa steril
9. Aseptik gel
10.Bayclin

C. Perlengkapan
1. Tempat sampah medis yang dilengkapi dengan injakan pembuka dan penutup
2. Tempat sampah non medis tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka dan
penutup

D. Mebelair
1. Kursi kerja
2. Penyekat ruangan
3. Meja tulis
4. Tempat tidur pasien
5. Lemari simpan alat
6. Kursi hadap pasien
7. Komputer
8. Meja instrumen

E. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan
2. Status UGD
3. Formulir inform consent

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan :
1. Pengobatan Dasar Di UGD/POLI 24 JAM Puskesmas Industri
2. Penanganan Gawat Darurat Di UGD/POLI 24 JAM Puskesmas Industri

B. Metode :

1. Petugas mempersilahkan pasien untuk mengambil nomor antrian


2. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut antrian
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk.
4. Petugas menayakan kepada pasien tentang keluhan apa yang dirasakan pasien
5. Petugas menjelaskan tentang tindakan kepada pasien dan keluarga supaya pasien
mengerti dan setuju, kemudian menandatangani from pernyataan. Apabila ada
penolakan tindakan medis menandatangani pernyataan surat tidak setuju .
6. Petugas melengkapi form rekam medis, mengisi tanda –tanda vital dan menimbang
berat badan pasien untuk pasien anak-anak.
7. Petugas melaksanakan pemeriksaan medis dan memberi terapi obat.
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu untuk mendapatkan obat.
9. Petugas mencatat hasil di status dan buku register UGD poli 24 jam
10. Selesai pelayanan, petugas menyimpan status rawat jalan di map

C. Langkah Kegiatan :

Pemeriksaan UGD poli 24 jam

 Petugas menjelaskan ke pasien bahwa pemeriksaan di puskesmas


adalah pemeriksaan tingkat dasar apabila memerlukan pemeriksaan
dan tindakan lanjutan, pasien di rujuk ke tempat yang lebih tinggi
 Petugas mengisi form rujukan, tulis nama pasien dan nomer register
sesuai form rujukan, petugas menulis diagnosa dan terapi serta tanda
tangan
 Masukkan form surat rujukan ke dalam amplop
 Kirim ke Rumah Sakit setempat untuk mendapatkan pemeriksaan dan
tindakan lanjutan
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan Logistik
Meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan obat
Perencanaan Kebutuhan obat UGD/POLI 24 JAM dilakukan secara terpadu
dan berpedoman pada :
- Jumlah pemakaian obat sebelumnya
- Jumlah total pemakaian obat sebelumnya dalam setahun ditambah 10%
- Stock awal dan Sisa stok akhir yang ada
- Perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi
2. Pemantauan mutu obat UGD/POLI 24 JAM
Mutu obat UGD/POLI 24 JAM diperiksa melalui pemeriksaan pengamatan
fisik obat meliputi :
- Kebutuhan kemasan dan wadah
- Penandaan/label termasuk persyaratan penyimpanan
- Leaflet dalam bahasa Indonesia
- Nomor Batch dan tanggal kadaluarsa baik di kemasan dan box
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan pasien adaah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas Puskesmas Industri terhadap pasien dan
masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas Industri,
terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
 Puskesmas Industri wajib menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien

 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Industri adalah :


1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari
ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49
tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang
memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit :
tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08%
pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis
karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi
dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai
sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terkena infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai


resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya,
untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan
prinsip “Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpapar


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penggunaan masker yang tidak tepat
d. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
e. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
f. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
g. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Memakai masker untuk mencegah penularan infeksi melalui udara / droplet
infection
d. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
e. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
f. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di UGD poli 24 jam Puskesmas Industri dalam
memberikan pelayanan adalah jumlah pasien kecelakaan yang ditangani maximal 5
menit. Yang dimaksud indikator mutu tersebut adalah waktu pasien gawat darurat itu
datang dan langsung ditangani pertama kali oleh petugas UGD poli 24 jam itu tidak
melebihi 5 menit.

Indikator mutu yang digunakan di UGD poli 24 jam Puskesmas Industri dalam
memberikan pelayanan adalah
Respon time pasien kecelakaan maximal 5 menit

Rumus : Jumlah pasien kecelakaan yang ditangani maximal 5 menit x 100%


Jumlah pasien kecelakaan yang datang
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan UGD Poli 24 jam ini dibuat sebagai
acuan pelayanan bagi petugas di puskesmas Industri. Mudah - mudahan dengan adanya
pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai