Anda di halaman 1dari 812

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT
HJ BUNDA HALIMAH
BATAM

2019
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH
Nomor : .... / SK / RSPBH/ 2019

TENTANG
PENETAPAN KERJA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IGD

Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu


tujuan penting pembangunan kesehatan.
b. Bahwa dalam upaya menuju peningkatan mutu pelayanan RS
Pertamedika HJ Bunda Halimah Batam perlu adanya arah sebagai
petunjuk pelaksanaan berupa uraian tugas (job description) dan standar
operasional prosedur.
c. Bahwa dalam penggunaan uraian tugas dan standar operasional prosedur
yang dimaksud pada point b perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. SK Menkes RI Nomor 983 / Menkes / SK.XXI.1992 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
3. Keputusan Dirjen Yanmed. Depkes RI Nomor 811/2/2/VII/1993
tentang petunjuk Pelaksanaan Kerja Penyusunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Menetapkan Uraian Tugas dan Standar Operasional Prosedur Unit Gawat
Darurat RS HJ Bunda Halimah Batam sebagimana terlampir
Kedua : Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut pada diktum pertama,
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali akan dilakukan evaluasi dan
penyesuaian dengan kondisi yang ada
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya dengan
ketentuan, apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakannya perbaikan sebagimana mestinya.

Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal :

Direktur,
Dr. Bramantio
Tembusan:
1. Kepala Bidang Medis
2. Kepala Bidang Perawatan
3. Ketua Panitia Akreditasi
4. Sekretariat
5. Arsip
KATA PENGANTAR

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal terarah dan terpadu bagi setiap anggota
masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat merupakan tujuan dari system
penanggulangan penderita gawat darurat di IGD.

Salah satu upaya yang dilakukan supaya dapat meningkatkan penanggulangan penderita
gawat darurat yaitu dengan mengadakan / membuat suatu Standar Operasional Prosedur atas
semua kegiatan dan tindakan yang dilakukan di IGD Rumah Sakit Pertamedika HJ Bunda
Halimah Batam.
Kami menyadari bahwa Standar Operasional Prosedur IGD ini masih banyak kekurangan baik
isi maupun cara menyampaikannya, untuk itu kami dengan senang hari akan menerima segala
bentuk saran dan masukan teman sejawat sekalian.

Sebagai akhir kata kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tersusunn Standar Operasional
Prosedur ini.
Batam, Agustus 2019
Kepala Unit Gawat Darurat,

............................................
DAFTAR ISI

1. Falsafah dan tujuan


2. SOP Tentang system PPDG di RS Hj Bunda Halimah
3. SOP Tentang pasien yang tidak tergolong akut dan gawat tetapi datang berobat
ke IGD
4. SOP Pelayanan pasien akut atau gawat darurat
5. SOP Jalur pelayanan di IGD RS Hj Bunda Halimah
6. SOP Evakuasi pasien baru datang ke IGD
7. SOP Penerimaan pasien baru di IGD
8. SOP Pendaftaran pasien di IGD
9. SOP Kriteria pasien masuk IGD
10. SOP Skrining pasien di IGD
11. SOP Penerimaan pasien datang sudah meninggal (DOA)
12. SOP Observasi pasien oleh perawat IGD
13. SOP Penanganan penderita yang pulang/ berobat jalan
14. SOP Pasien yang akan dirawat inap
15. SOP Penanganan penderita gawat darurat
16. SOP Pasien meninggal di IGD
17. SOP Cara pembayaran
18. SOP Kuisioner/ angket
19. SOP Identifikasi penderita secara sistematis mengacu pada pedoman rekam
medis
20. SOP Pemberian identitas dan penomeran pasien di IGD
21. SOP Alur Pelayanan pasien gawat/ TRIASE
22. SOP TRIASE
23. SOP TRIASE score
24. SOP Alur penanganan kasus obstetric
25. SOP Respon time
26. SOP Pasien yang perlu dirujuk / alih ke rumah sakit lain
27. SOP Pendamping pasien yang ditransportasikan
28. SOP Konsultasi medis pasien IGD
29. SOP Pola operasional dokter penanggung jawab pelayanan
30. SOP Penanganan pasien baru pada saat brankard kosong
31. SOP Penundaan pelayanan diagnosis dan pengobatan terhadap pasien
32. SOP Memulai dan mengakhiri resusitasi di IGD
33. SOP Kriteria pasien masuk ICU
34. SOP Pemulangan pasien
35. SOP Sistem rujukan
36. SOP Pola operasional dokter penanggung jawab pelayanan
37. SOP Rujukan medik, alih rawat
38. SOP Rujukan specimen pemeriksaan
39. SOP Permintaan darah ke PMI
40. SOP Penyediaan cairan,obat, bahan habis pakai,alat, linen dan kain steril di
IGD
41. SOP Permintaan obat Narkotik
42. SOP Struktur organisasi IGD
43. SOP Uraian tugas
44. SOP Daftar kualifikasi, BT-CLS paramedis IGD, Dokter jaga IGD
45. SOP Pertemuan IGD
46. SOP Tentang surat cuti IGD
47. SOP Sistem komunikasi
48. SOP Pemakaian ambulance
49. SOP Tentang alat dan obat life saving
50. SOP Tentang penggunaan obat dan alat
51. SOP Tindakan shock
52. SOP Ambu bag
53. SOP Batas tindakan medis di IGD
54. SOP Bilas lambung
55. SOP EKG
56. SOP Penyiksaan anak (child abuse )
57. SOP Menjahit luka
58. SOP Neck Collar
59. SOP Tentang penderita tidak dikenal
60. SOP Pemakaian ambulance
61. SOP Pemasangan cateter
62. SOP Pemberian O2
63. SOP Penanganan keracunan
64. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Kejang Demam )
65. SOP Penderita dengan kasus criminal
66. SOP Penggunaan brankar
67. SOP Penilaian system kerja staf IGD
68. SOP Penulisan resep
69. SOP Permintaan foto Rontgen pasien IGD
70. SOP Permintaan pemeriksaan laboratorium pasien IGD
71. SOP Pelayanan ibu dalam proses persalinan normal maupun tidak normal
72. SOP Program orientasi bagi petugas yang baru di IGD
73. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Cidera Kepala )
74. SOP Rahasia medis
75. SOP Suction
76. SOP Tentang alat dan obat untuk live saving
77. SOP Tentang listrik padam
78. SOP Tentang catatan medis
79. SOP Tentang penyakit menular
80. SOP Tentang kasus pemerkosaan
81. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Dengue)
82. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Kejang Demam Anak )
83. SOP Tindakan shock
84. SOP Tugas, tanggung jawab dan wewenang dokter jaga
85. SOP Visum et repertum
86. SOP Protocol penderita yang terkontaminasi bahan radio aktif
87. SOP Pemadaman listrik
88. SOP Tentang radio aktif
89. SOP Tentang asuransi kesehatan
90. SOP Penatalaksanaan heacting
91. SOP Penatalaksanaan perawatan luka kecelakaan lalu lintas
92. SOP Menghentikan perdarahaan di IGD
93. SOP Cuci tangan
94. SOP Mengukur suhu badan dengan termometer digital
95. SOP Menghitung nadi dan pernafasan
96. SOP Memberikan obat melalui suntikan intramuskular
97. SOP Memberikan oksigen
98. SOP Memasang infus
99. SOP Pelayanan resiko tinggi
100. SOP Pembuatan jadwal dinas
101. SOP Perawat pengganti
102. SOP Pemberian obat insulin
103. SOP Persetujuan tindakan medik (inform consent)
104. SOP Pendidikan pasien & keluarga tentang pengobatan
105. SOP Pengaturan operan jaga
FALSAFAH DAN TUJUAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt

VISI

MISI 1.
2.
3.
MOTTO ” ............................. ”
TENTANG SISTEM PPGD
DI RS HJ BUNDA HALIMAH BATAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Suatu sistem penginformasian yang berisikan tentang
PENGERTIAN kemampuan pelayanan IGD dan pelayanan medis lainnya,
untuk menangani pasien, termasuk pelayanan dalam
keadaan bencana.

Untuk meningkatkan pelayanan IGD dan pelayanan medis


TUJUAN lainnya.
Standarisasi dalam pemberian informasi.
KEBIJAKAN Setiap petugas IGD mampu memberikan informasi yang
benar tentang pelayanan IGD dan pelayanan medis
lainnya, termasuk pelayanan jika terjadi musibah masal.
PROSEDUR 1. Pelayanan Medis dan Perawatan Gawat Darurat
berlangsung 24 Jam
2. Pasien yang masuk segera dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital oleh perawat dan dokter jaga untuk
segera dilakukan tindakan secepatnya.
3. Pasien dengan luka-luka ringan dan berat pertolongan
harus dilakukan oleh dokter jaga, jika perlu
dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah. Pasien
dengan luka yang luas pada daerah muka dan tendon
harus dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah.
4. Pasien yang telah dilayani seperlunya dicatat dibuku
rawat jalan / rawat inap, memenuhi kewajiban
membayar biaya pelayanan sesuai dengan tarif yang
ditentukan
5. Pasien yang memerlukan rawat jalan dirujuk ke
poliklinik pagi atau sore sesuai waktu jam kerja, diluar
jam kerja dilayani di IGD dan diberi penjelasan, bila
jam kerja dilayani di poliklinik
6. Pasien yang memerlukan observasi, dirawat diruang
observasi tidak lebih dari 5 jam, bila perlu
dikonsultasikan ke dokter spesialis
7. Pasien yang memerlukan rawat inap dialih ke ruang
inap
8. Pasien yang alih rawat harus disertai surat alih rawat yg
mencantumkan diagnosis,terapi, tindakan yang telah
dilakukan dan anjuran, tanda tangan dokter.

Diperiksa oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan
TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG AKUT
DAN GAWAT
TETAPI DATANG BEROBAT KE INSTALASI GAWAT
DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
Pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan tidak memerlukan
PENGERTIAN
tindakan segera (darurat) tapi tetap membutuhkan pertolongan

Sebagai acuan penerapan langkah –langkah untuk pelayanan


TUJUAN
pasien tidak gawat tidak darurat di rumah sakit.
Mengani pasien – pasien tidak gawat tidak darurat pada jam
kerja di kirim ke Poliklinik Rawat Jalan dan diluar jam kerja di
KEBIJAKAN
periksa di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
SK Direktur RS Pertamedika Hj Bunda Halimah
PROSEDUR 1. Pasien Gawat Darurat
- Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancama nyawanya atau
anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya
2. Pasien Gawat Tidak Darurat
- Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya : kanker staium
lanjut
3. Pasien Darurat Tidak Gawat
- Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya
luka sayat dangkal
4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
- Misalnya pasien dengan luka ulcus tropium, TBC kulit,
dan sebagainya
5. Kecelakaan (Accident)
- Suatu kejadian dimana terjadi intraksi berbagai faktor
yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan secera (fisik, mental, sosial)
6. Pasien yang datang berobat tidak gawat atau darurat akan
diarahkan ke Poliklinik pagi jam 08.00-14.00. selanjutnya
diluar jam poliklinik IGD dapat melayani pasien yang
datang berobat diluar jam poliklinik.
TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG AKUT
DAN GAWAT
TETAPI DATANG BEROBAT KE UNIT GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasien yang datan ke Instalasi Gawat Darurat yang tidak
memerlukan pertolongan segera baik waktu kerja maupun diluar
waktu kerja selama 24 jam
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada
pasien
KEBIJAKAN
PROSEDUR 7. Pasien masuk ke IGD melalui petugas triase, kemudian
diarahkan ke ruangan sesuai kasusnya untuk mendapatkan
perawatan medis
Perawat menganamnase dan memeriksa tanda-tanda vital,
mengisi hasil pemeriksaan pada dokumen medic lalu
memberikan kepada dokter dan menjelaskan kepada pasien
hasil pemeriksaan fisik / penunjang medis.
PELAYANAN PASIEN AKUT ATAU GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat dan
memerlukan pertolongan segera, baik pada waktu kerja
PENGERTIAN
maupun diluar waktu kerja selama 24 jam serta ditolong
oleh dokter jaga IGD
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :
1. Tercipta kinerja yang efektif, efisien, dan cepat
TUJUAN dalam pelayanan IGD
2. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada
pasien IGD
KEBIJAKAN 1. Pasien gawat darurat harus segera di tangani langsung
oleh dokter jaga IGD
2. Pencatatan dan pelaporan terpisah pada kasus pasien
gawat darurat karena kecelakaan.
3. IGD RS Pertamedika Hj Bunda Halimah melayani
pasien 24 jam dengan dokter jaga on site dan perawat
jaga on site, dokter konsulen on call, dan fasilitas
penunjang 24 jam ( Radiologi, instalasi Farmasi,
Laboratorium, dan Ambulance )
4. Instalasi Gawat Darurat dari unit lain di rumah sakit.
5. Instalasi Gawat Darurat dapat di rujuk ke rumah sakit
lain apabila:
- Keterbatasan fasilitas
- Permintaan pasien atau keluarga pasien sendiri
- Ruang rawat inap penuh
6. SK DIREKTUR NO :
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD kemudian dokter segera
melakukan triage.
2. Dokter jaga melakukan pemeriksaan setelah
dilakukan anamnesis.
3. Dokter jaga akan menjelaskan kepada
pasien/keluarga pasien.
4. apabila kodisi pasien gawat darurat dan tidak dapat
ditangani, memerlukan konsultasi lebih lanjut.
Kemudian hubungi dokter konsulen terkait.
5. Pulangkan pasien yang tidak memerlukan perawatan
inap dengan telah dibekali resep dan anjurkan untuk
control
6. kembali kepada dokter pribadinya atau dokter yang
memeriksa.
7. Persilahkan pasien/ keluarga untuk kebagian
pendaftaran apabila pasien bersangkutan memerlukan
perawatan inap.

PELAYANAN PASIEN AKUT ATAU GAWAT


DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2 /2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
1. IGD
2. Radiologi
3. Laboratorium
UNIT TERKAIT
4. Farmasi
5. Rawat inap
6. Pendaftaran
JALUR PELAYANAN DI IGD
RS HJ BUNDA HALIMAH BATAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PASIEN BARU

PENDAFTARAN

DIKONSULTASIKAN
TIDAK
TERAPI
TIDAK GAWAT KE DOKTER
PULANG
KAMARSPESIALIS
RAWAT
PERIKSA PULANG
GAWAT DARURAT RAWAT
PULANG DIKONSULTASIKAN
EVAKUASI PASIEN BARU DATANG KE INSTALISASI
GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
Menerima pasien yang baru masuk IGD untuk diberikan
PENGERTIAN
perawatan paripurna secara tepat dan akurat
Standar operasional prosedur ini menerangkan proses
TUJUAN penerimaan pasien rawat inap / rawat jalan sehingga akan di
peroleh hasil yang maksimal sesuai dengan peraturan rumah sakit
KEBIJAKAN SK Kemenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart
Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR 1. Pekarya merespon cepat kedatangan setiap pasien baru dan
menerima pasien dan keluarga dengan ramah.
2. Pekarya menanyakan surat rujukan kepada pengantar pasien,
jika ada surat langsung diserahkan ke petugas triase.
3. Jika pasien datang menggunakan ambullance :
- Petugas triase harus langsung menilai kondisi pasien dan
membantu petugas ambulance untuk melakukan evakuasi
dari ambulance.
- Pekarya mencarikan brankart atau kursi roda sesuai
dengan kebutuhan pasien berdasarkan penilaian petugas
triase
- Pasien dibawa ke triase
4. Jika pasien datang menggunakan kendaraan lain :
- Pekarya melihat kondisi pasien dan langsung
memberitahu petugas triase jika pasien tidak sadar dan
pasien post trauma
- Pekarya mencari brankart bagi pasien yang datang
dengan kondisi berbaring
- Pekarya mencari kursi roda jika pasien masih bisa duduk
- Pekarya membantu pasien yang masih dapat berjalan ke
triase atau duduk di kursi tunggu pasien.
5. Jika pasien datang dari Instalasi Rawat Jalan/Unit lain, maka
petugas pengantar pasien mengantar sampai ke triase dan
melakukan serah terima dengan petugas triase.
6. Evakuasi pasien trauma dipimpin oleh dokter triase sesuai
dengan prosedur cedera
7. Jika pasien datang karena bencana maka evakuasi dilakukan
oleh petugas triase dibantu pekarya dan security
EVAKUASI PASIEN BARU DATANG KE
INSTALISASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 8. Pasien yang datang dengan curiga infeksi berbahaya.
Pekarya memberikan APD (Alat Pelindung Diri)
lengkap dan meminta pengantar untuk
memakaikannya kepada pasien sebelum pasien
dievakuasi ke ruang isolasi
9. Pasien yang datang dengan Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3) maka pekarya memakai APD lengkap
sebelum evakuasi pasien keruang dekontaminasi/ruang
tindakan.

UNIT TERKAIT -
PENERIMAAN PASIEN BARU DI INSTALASI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Memberikan tindakan pertolongan pada pasien dengan keadaan
PENGERTIAN
luka dan penyakit akut atau darurat secara cepat dan tepat.
TUJUAN Standar operasional prosedur ini menerangkan proses
penerimaan pasien rawat inap / rawat jalan sehingga akan di
peroleh hasil yang maksimal sesuai dengan peraturan rumah
sakit
SK Kemenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart
KEBIJAKAN
Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR 1. Segera setelah penderita berada diteras IGD, petugas ruang
triase menerima pasien baru dan melakukan pemilahan
(triase) berdasarkan kategori kegawatdaruratan.
- Penderita yang bisa berjalan, langsung masuk keruang
triase
- Penderita yang tidak dapat berjalan, akan dijemput oleh
petugas triase dari kendaraan yang berada diteras IGD
dengan menggunakan brankart atau kursi roda
2. Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan dan
penatalaksanaan terhadap pasien baru dilakukan
penyelesaian proses administrasi
3. Keluarga /pengantar pasien melakukan registrasi di ruang
pendaftaran pasien IGD
4. Pada tempat pendaftaran IGD akan dilakukan:
- Pencatatan data-data penderita pada DMK IGD dari
nomor kartu s/d ada tidaknya permintaan VER
5. DMK dibawa keruang triase untuk selanjutnya dianamnase
oleh petugas triase.
6. Penderita yang dinyatakan boleh pulang maka:
- Diberi terapi dan ditulis di DMK
- Diberikan penyuluhan / saran-saran
- Diberi kartu kecil bila berobat lagi ke RS Pertamedika Hj
Bunda Halimah
- Dibuatkan slip/pemakaian alkes kemudian dibayar ke
kasir
7. Penderita yang dinyatakan masuk rumah sakit atau pasien
kiriman dokter spesialis maka:
- Petugas IGD menunjukan daftar tarif ruangan
- Petugas menanyakan ruangan yang diinginkan penderita
PENERIMAAN PASIEN BARU DI INSTALASI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 8. Bila ruangan penuh pasien dialih rawat di rumah sakit lain.
Data-data penderita dicatat pada buku
- register IGD
- Keluarga penderita membayar di kasir
9. Petugas TPO memberikan penjelasan kepada
pasien/keluarga/pengantar pasien mengenai hak dan kewajiban
pasien, keadaan/fasilitas yang ada serta edekasi pengurusan
jaminan kesehatan jika pasien peserta JKN atau asuransi
kesehatan lainnya.
10. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan
catatan perawatan pasien
11. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang akan segera
dilakukan
12. Penderita dibawa keruangan oleh petugas IGD bersama-sama
keluarga penderita
13. Sesampai diruangan penderita diserah terima kepada petugas
ruangan tentang tindakan obat yang sudah dan belum diberikan
14. Penderita dengan kasus kebidanan / kandungan
- pasien kiriman dokter obsgyn langsung masuk keruang VK
15. Pasien bukan kiriman, setelah diperiksa dokter jaga kemudian
dikirim keruang VK
16. Seluruh perawat diijinkan untuk melakukan tindakan sesuai
dengan advice yang di sarankan oleh dokter jaga IGD.
UNIT TERKAIT 1. Pendaftaran
2. Rekam medis
3. TPPO
4. IGD
PENDAFTARAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Pelayanan pasien yang berobat di IGD diharapkan lancar dan
PENGERTIAN
bertanggung jawab.
Demi kelancaran pelayanan pasien gawat di IGD Rumah Sakit
TUJUAN
Hj. Bunda Halimah.
KEBIJAKAN SK Kemenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart
Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR Pasien yang datang di IGD ditolong terlebih dahulu,setelah
mendapatkan pelayanan ada beberapa kemungkinan untuk setiap
pasien bisa boleh pulang, dirawat, dirujuk atau observasi di IGD.
1. Pasien yang sudah dilakukan pemeriksaan dan membawa
surat pengantar untuk di rawat inap dapat langsung
dibuatkan status untuk rawat inap.
2. Pasien yang diperiksa oleh dokter jaga IGD dan
dinyatakan harus rawat inap harus dicarikan ruangan
yang tersedia dan dibuatkan status serta dikonsultasikan
kepada dokter konsulen (Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) sesuai dengan diagnosis pasien
3. Jika pasien ada keluarganya, keluarga mendaftarkan
pasien di loket TPO untuk mendapatkan status dan nomor
rekam medis.
4. Jika pasien tidak di antar oleh keluarga dan sudah dalam
keadaan sadar serta dapat diwawancarai, petugas sentral
opname melengkapi data pasien untuk di buatkan nomor
rekam medis.
5. Sentral opname mengecek data identitas pasien untuk
mengetahui apakah pasien pernah dirawat/berobat ke
rumah sakit.
6. Bagi pasien yang belum pernah berobat/dirawat maka
petugas TPO membuatkan nomor rekam medis sebagi
nomor identitas pasien baik rawat jalan maupun rawat
inap.
7. Petugas sentral TPO harus selalu memberitahukan
ruangan yang kosong kalau ada pasien yang perlu
diopname.
PENDAFTARAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
UNIT TERKAIT 1. TPO
2. Rekam medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
KRITERIA PASIEN MASUK INSTALASI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Kategori pasien dengan kondisi gawat darurat yang mendapatkan
PENGERTIAN
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
TUJUAN 1. Memberikan pelayanan Gawat Darurat paripurna yang cepat,
tepat dan akurat
2. Memberikan prioritas penanganan Kasus Gawat Darurat
3. Meningkatkan keselamatan pasien, staf dan lingkungan

SK Kemenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart


KEBIJAKAN
Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR 1. Pasien yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat darurat :
a. Nyeri dada
b. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
c. Batuk darah atau muntah darah
d. Sesak nafas
e. Pusing disertai adanya kelemahan otot atau penglihatan
kabur
f. Diare dan muntah hebat
g. Penurunan kesadaran
h. Korban kecelakaan dan kekerasan
i. Nyeri hebat yang tidak tertahankan
2. Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triase untuk
dipilah berdasarkan Kriteria Kegawatdaruratannya.
3. Pasien yang datang dengan keluhan yang tidak masuk dalam
kriteria Gawat Darurat tapi tanda vital tidak stabil maka akan
mendapatkan penanganan sesuai dengan masalahnya dan
dilakukan observasi maksimal 4 jam, selanjutnya dipulangkan
untuk berobat jalan di Poiklinik atau menjalani rawat inap.
4. Kriteria kegawatdaruratan pasien masuk IGD untuk Obstetri
mengacu pada SPO Pelayanan Gawat Darurat Obstetri

1. TPO
2. Rekam Medis
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
SKRINING PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/ 2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat
dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis
atau mempunyai risiko tinggi, untuk menemukan adanya masalah atau
faktor risiko
TUJUAN Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Perawat triase merespon cepat kedatangan pasien
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 2 menit
a. Melakukan penilaian kesadaran
b. Memasang pulse oksimetri untuk pemeriksaan sirkulasi :
cek pulsasi segera lakukan Resusitassi Jantung Paru
- Heart Rate bradikardi/takikardia segera antar pasien ke
ruang resusitasi
SaO2 < 90% segera antar pasien ke ruang resusitasi
3. Melakukan jenis triase dan memberikan kode huruf triase
4. Melakukan Primary Survey :
a. Airway dengan kontrol servikal
b. Breating dan ventilasi oksigenasi
c. Circulation dengan control perdarahan
d. Disability
e. Exposure/Environment
f. Resusitasi
g. Secundery Survey
5. Pemantauan dan reevaluasi penderita berkesinambungan
UNIT TERKAIT 1. Rekam Medis
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Laboratorium Radiologi
PENERIMAAN PASIEN DATANG SUDAH
MENINGGAL
DEATH OF ARRIVAL (DOA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasien yang meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di
rumah sakit atau pasien yang meninggal di tempat kejadian.
Sebagai acuan pelayanan kepada pasien yang datang sudah
TUJUAN meninggal sebelum tiba di RS Hj.Bunda Halimah
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan untuk
memastikan bahwa pasien benar-benar telah meninggal
sebelum sampai di IGD RS.Hj.Bunda Halimah
2. Pastikan kematian (criteria of Death) antara lain:
a. Tubuh kaku
b. Acral biru-pucat
c. Tidak panas
d. Jantung tidak berdetak (EKG flat)
e. Reflek-reflek negatif
- Cornea, Pupil
- Ocula Cephalic
PENERIMAAN PASIEN DATANG SUDAH
MENINGGAL
DEATH OF ARRIVAL (DOA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 8. Jika pasien/jenazah tidak langsung dibawa pulang
maka di antarkan ke Instalasi Pemlusaraan Jenazah
setelah dilakukan perawatan jenazah
UNIT TERKAIT 1. Rekam Medis
2. Ambulance
3. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
DOKUMEN TERKAIT 1. Rekam medis
2. IGD
3. Surat kematian
4. Surat rujukan otopsi
OBSERVASI PASIEN OLEH PERAWAT DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL 1 Agustus 2019
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat
1. Mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien
TUJUAN 2. Melakukan penilaian ulang kondisi pasien

SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


KEBIJAKAN Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang memerlukan observasi ketat, dapat
dilakukan oleh perawat dengan persetujuan dokter jaga
setelah dikonsultasikan dan telah diperintahkan oleh
konsulen untuk dilakukan monitor (pemantauan) tanda-
tanda vital, terapi dan anjuran penunjang
2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai tingkat
kegawatdaruratannya. Hal-hal yang perlu di observasi
a. Keadaan umum pasien
b. Kesadaran pasien
c. Airway (jalan nafas)
d. Tanda-tanda vital :
- Kesadaran
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
e. Kelancaran tetesan infus
f. Cairan infuse
g. Obat-obatan
h. Produksi urine (dengan pemasangan chateter + urine bag)
3. Dalam menangani pasien observasi, akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium, antara lain :
a. Darah lengkap
b. Kimia darah
c. Urine lengkap
4. Radiologi
Selama dilakukan observasi paisen, jika ada hal-hal yang
mengkhawatirkan maka perawat melaporkan ke dokter jaga
dan diteruskan ke konsulen oleh dokter jaga.
5. Hasil pemeriksaan penunjang segera dilaporkan ke dokter
jaga dan diteruskan ke konsulen untuk memperoleh tindakan
selanjutnya.

OBSERVASI PASIEN OLEH PERAWAT DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
6. Observasi pasien di IGD dilakukan maksimal dalam
waktu 2 (dua) jam untuk kemudian diputuskan apakah
penderita boleh pulang atau dialihkan ke ruangan
rawat inap terpadu/kamar operasi atau di rujuk ke
rumah sakit lain.
7. Dokter Jaga IGD melakukan Re-assesment terhadap
kondisi pasien
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di
formulir catatan perkembangan terintegrasi

UNIT TERKAIT 1. TPPO


2. Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
PENANGANAN PENDERITA YANG PULANG / BEROBAT
JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang berobat.

TUJUAN Agar semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk


menyimpan catatan riwayat penyakitnya
KEBIJAKAN Semua pasien yang datang berobat ke instalasi rawat jalan atau
Instalasi Gawat Darurat (IGD) baik yang baru maupun yang lama
wajib dibuatkan dokumen rekam medisnya

PROSEDUR 1. Setelah pasien yang di observasi dalam keadaan stabil, maka


perawat melaporkan ke dokter jaga dan kemudian dokter
mengontrol kembali kembali keadaan pasien. Selanjutnya
dilaporkan ke konsulen, untuk penentuan dimana pasien
tersebut akan ditempatkan.
2. Bagi penderita yang telah selesai menjalankan pemeriksaan dan
pengobatan, dan telah di injinkan untuk berobat jalan, maka
wajib diberikan keterangan mengenai:
a. Hal-hal yang berhubunga dengan sakit
b. Pengobatan yang telah diberikan, dan akan diberikan dalam
resep
c. Cara makan obat, jumlah item obat yang diberikan dan dosis
obat.
d. Anjuran dan keharusan untuk kontrol keesokan harinya
(terutama untuk kasus-kasus flase emergency), diruang unit
mana, jam berapa. Karena itu resep hanya diberikan
seperlunya saja, maksimal 3 hari tergantung hari berobatnya
(minggu, libur).
e. Kemungkinan perlunya pemeriksaan-pemeriksaan
penunjang
f. Dalam status dicatat dalam kolom resep:
- Jenis obat, jumlah setiap jenis yang diberi
- Beberapa kali pemberian untuk setiap jenis obat
- Anjuran pemeriksaan penunjang
- Kontrol unit mana
g. Bila dalam kurun waktu setelah selesai berobat dan
menunggu waktu kontrol, terjadi hal-hal yang bersifat
emergency untuk si penderita, maka dipersilahkan untuk
kembali ke IGD kapan saja untuk mendapat pertolongan.
UNIT TERKAIT 1. Rekam medik

PASIEN YANG AKAN DIRAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Pasien IGD yang dirawat adalah Pasien IGD yang telah melalui
PENGERTIAN pemeriksaan atau tindakan dan memerlukan perawatan menurut
dokter pemeriksa.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk merawat pasien
TUJUAN
ke ruangan.

KEBIJAKAN Pasien yang memerlukan perawatan dan tindakan keperawatan

PROSEDUR Segera setelah pasien dinyatakan rawat inap oleh dokter maka:
1. Keluarga pasien diberi penjelesan tentang:
- Tarif ruangan
- Panjar
- Fasilitas yang ada
- Tata tertib
2. DMK rawat jalan dan rawat inap di isi dan ditandatangani
dokter jaga
3. Dokter jaga mengkonsultasikan ke dokter spesialis yang
merawat
4. Setelah tindakan yang berhubungan dengan penderita
(misal: infuse, chaterisasi, heacting, dll) dilaksanakan pasien
akan dibawa keruangan yang dituju (sesuai SOP
pendamping pasien yang ditransportasi)
5. Setelah sampi diruangan pasien dan DMK diserah terimakan
kepada petugas ruangan.
1. IGD
UNIT TERKAIT
2. Ruang Keperawatan
PENANGANAN PENDERITA GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Maksud dan pelayanan gawat darurat adalah bagian dari
pelayanan kedoktyang dibutuhkan oleh penderita dalam
waktu segera untuk menyelamatkan kehidupanya. Unit
kesehhatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
tersebut disebut dengan nama instalasi gawat darurat (IGD).
Tergantung dari kemampuan yang dimilki, keberadaan IGD
dapat beraneka macam, namun yang lazim ditemukan adalah
yang tergabung dalam rumah sakit.
TUJUAN 1.Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita
gawat darurat.
2.Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien.
3.Melakukan penanggulangan korban musibah masal
dan bencana yang terjadi di dalammaupun diluar rumah
sakit.
4.Suatu IGD harus mampu memberikan pelayanan
dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem
medis akut.
KEBIJAKAN Kegawat daruratan harus sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam acuan tindakan kegawat daruratan bantuan
dasar hidup (basic life support)
PROSEDUR 1. Melakukan tindakan keperawaatan mengacu pada
standar prosedur operasional yangtelah ditentukan
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien, berdasarkan
prioritas tindakan :
a. Pelayanan perawatan gawat darurat rumah sakit
- Melakukan triase
- Melakukan tindakan penanganan masalah
penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan.
- Melakukan tindakan sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul.
2. Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan
keperawatan
3. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient
safety), dan privacy
4. Menettapkan prinsip standar baku (standard precaution)
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
PASIEN MENINGGAL DI INSTALASI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasien yang datang masih hidup dalam keadaan gawat dan
setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil dan
akhirnya meninggal
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah penanganan
pasien meninggal di IGD

KEBIJAKAN Pasien meninggal di IGD harus dibuatkan surat kematian


PROSEDUR 1. Pasien yang meninggal di IGD dibagi menjadi 2
kelompok:
a. Pasien yang meninggal wajar misal : sakit lama
b. Pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak
wajar atau tidak jelas penyebabnya.
Misal:
- Pembunuhan
- Bunuh diri
- Kecelakaan
- Tidak diketahui sebab-sebabnya (meninggal tiba-
tiba)
2. Untuk pasien yang meninggal wajar dibuatkan surat
keterangan meninggal oleh dokter IGD yang sedang
tugas.
3. Untuk pasien yang meninggal dengan prasangkaan
tidak wajar atau tidak jelas, dibuatkan surat keterangan
meninggal dan berisi tulisan bahwa ada prasangkaan
kematian tidak wajar / tidak jelas oleh dokter IGD yang
sedang tugas.
4. Bila diperlukan otopsi oleh polisi maka dirujuk ke
RSUD Batam
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
CARA PEMBAYARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN
Menyiapkan rekapitulasi pasien keluar rumah sakit, baik
yang sudah di ijinkan pulang, pulang atas kemauan sendiri,
di rujuk atau karena meninggal.
TUJUAN
1. Meningkatkan pelayanan pasien keluar rumah sakit.
2. Memudahkan administrasi pembayaran pasien keluar
Rumah Sakit.

KEBIJAKAN 1. Ada bukti tertulis pasien pulang, pulang atas kemauan


sendiri, dirujuk, maupun meningal.
2. Ada rincian pembayaran dari petugas ruangan
3. Klasifikasi input tindakan medis maupun penggunaan
alat, obat terkait, dilakukan oleh kasir lewat telpon
langsung kebagian yang di inginkan.
4. Persiapan kelengkapan administrasi pembayaran
dilakukan oleh petugas ruangan.

PROSEDUR 1. Penderita dengan mendapatkan tindakan


a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, perawat
membuat slip pembayaran
b. Pasien / keluarga ke kasir untuk membayar dengan
membawa slip yang telah dibuat oleh petugas kasir
c. Setelah bayar pasien / keluarga membawa /
menunjukan kwitansi yang dirangkap dua kali (asli
dan copy) kepada petugas IGD.
d. Kwitansi asli diserahkan kembali kepada pasien /
keluarganya
e. Pasien mengambil obat di Apotik RSPBH dengan
menggunakan resep dari dokter.
f. Setiap penggantian dinas kwitansi warna hijau akan
dikembalikan ke kasir.

2. Penderita tanpa tindakan


a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, pasien /
keluarganya ke kasir IGD untuk membayar dengan
membawa resep dari dokter.
b. Setelah bayar pasien / keluarganya, membawa resep
dari dokter menuju ke Apotik RSPBH

CARA PEMBAYARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Catatan:
- Jika pasien tidak mampu membayar, bayar separuh,
menunda pembayaran, petugas IGD berkonsultasi
kepada Dokter Jaga / Ka.IGD hasil keputusan
diberitahukan ke kasir.
- Untuk pasien rawat inap (operasi), pembayaran
administrasi diperhitungkan, bila pasien akan pulang,
petugas IGD / perawat hanya menjelaskan biaya
panjar dan rawat inap.
- Petugas IGD/ Perawat akan menyetor ke kasir hasil
transaksi di IGD dilampirkan copy kwitansi.
- Pembayaran diluar jam kasir dilakukan langsung di
IGD, hasil transaksi disetorkan pada jam kerja kasir
pada esok harinya (copy kwitansi dan daftar
kunjungan pasien terlampir)
1. Kasir
UNIT TERKAIT
2. Bagian Administrasi RS.Hj Bunda Halimah
KUISIONER / ANGKET

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt

PENGERTIAN Suatu tekhnik pengumpulan informasi yang memungkinkan


analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang
bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem
yang sudah ada.
TUJUAN Meningkatkan mutu pelayanan IGD dan respon pasien yang
mendapatkan pelayanan di IGD
SASARAN Semua pasien yang datang ke IGD yang diambil secara acak
PROSEDUR - Setiap pasien yang datang berobat ke IGD
diberikan angket yang berupa kuisioner dan saran
- Jumlah dari angket yang ditargetkan ke
koordinator perawat IGD dan Ka.IGD menganalisa
dan menginformasikan, analisa angket ke bidang-
bidang terkait antara lain Rekam Medis, Pelayanan
Medis, Adminitrasi, Dokter Jaga, Satpam dan Staff
IGD
- Setelah tiga bulan dievaluasi dengan memberi
angket kembali kepada pasien yang datang berobat
ke IGD
- Hasil evaluasi diinformasikan oleh Ka. IGD
ke bidang-bidang yang terkait dan ini dilakukan
setiap trisemester
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
IDENTIFIKASI PENDERITA SECARA SISTEMATIS
MENGACU PADA PEDOMAN REKAM MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Upaya pelayanan RS. Hj. Bunda Halimah untuk
mengidentifikasi masalah pada pasien yang mengacu pada
pedoman rekam medis secra sistematis
TUJUAN - Untuk memper mudah dalam mengidentifikasi pasien
yang datang berobat ke RS. Hj Bunda Halimah
- Meningkatkan mutu pelayanan di RSP. Hj Bunda
Halimah
KEBIJAKAN -
PROSEDUR 1. Setiap penderita yang datang berobat ke IGD
akan mendapat:
a. Kartu pengenal
- Kartu berlogo Rumah Sakit Pertamedika Hj
Bunda Halimah
- Bernomor sesuai nomor urut dari Rekam
medis
- Tertera nama, umur, kelamin, alamat,
pekerjaan, dan tanggal
b. Status Rawat Jalan
- Kolom nomor untuk diisi sesuai nomor dari
kartu pengenal, nama pasien
- Ada lembaran ringkasan riwayat klinik,
tertera logo Rumah Sakit Pertamedika Hj Bunda
Halimah, nomor sesuai nomor kartu pengenal,
nama penderita / umur / kelamin (Lihat RM)
2. Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai
kartu identitas, untuk memudahkan pengambilan
status rawat jalan bilasewaktu-waktu penderita ingin
berobat kembali / kontrol
3. Status rawat jalan setelah lengkap diisi /
selesai pemeriksaan penderita pulang, akan
dikumpulkan / disimpan dikantor Rekam Medis Sub
Rawat Jalan.
4. Semua penderita yang berobat ke IGD akan
dicatat dibuku besar IGD Medik, terisi nama /
kelamin / umur / alamat / diagnosa / status perawatan
– tindakan / keterangan pulang – observasi – rawat.
5. Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh
petugas Rekam Medis.
1. Rekam Medis
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Gawat Darurat

PEMBERIAN IDENTITAS DAN PENOMORAN PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Sistem pemberian Nomor rekam medis di Instalasi Gawat
Darurat adalah Unit Numbering System (Sistem Pemberian
nomor secara unit

TUJUAN Setiap pasien yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat


mempunyai satu nomor rekam medik, akan mendapatkan
nomor file Rekam Medik yang berlaku seumur hidup)
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pemberian Nomor Rekam Medis di Unit Gawat Darurat

1. Pemberian Identitas
Data identitas yang harus diisikan kedalam formulir
register sesuai dengan format yang tersedia. Antara lain:
- Tanggal / Bulan / Tahun / Jam
- Nomor Register
- Nama pasien
- Alamat Lengkap
- Identitas Pengantar
- Agama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Cara kunjungan
- Asal pasien
- Keadaan pasien setelah di IGD (dirujuk , pulang /
menunggu di IGD)
- Diagnosa kerja
- Jenis kasus (Baru / Lama)
- Cara Pembayaran (Bayar sendiri, asuransi, askes, dll)
UNIT TERKAIT Rekam Medis
ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT / TRIASE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PASIEN TRIAGE

Gawat Tidak Bedah


Darurat
Resusitasi Observasi
Ruang
Tidak Gawat
Tidak Gawat
tindakan Gawat Gawat Gawat Tidak
Tidak
Tidak Non
Non
bedah Darurat Darurat
Ruang Jenazah Darurat
Darurat
Darurat Bedah
Bedah
TRIASE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin setiap
pasien untuk mendapatkan pelayanan penanganan Gawat Darurat
secara cepat akurat.
Pasien yang masuk dalam sistem triase, segera dapat diarahkan ke
ruang periksa sesuai kasusnya, berdasarkan dari sifat kegawatan
penyakit dan jenis pertolongan yang dibutuhkan.

Bila pasien dalam jumlah banyak, atau ada disaster untuk


TUJUAN memudahkan , menyeleksi pasien maka dipergunakan label
PROSEDUR 1. Ada beberapa jenis label, antara lain:
a. Label merah : ke ruang Bedah, Resusitasi, observasi
b. Label kuning : ke ruang bedah, non bedah
c. Label hijau : ke ruang Non Bedah, bedah
d. Label hitam : ke ruang Jenazah
2. Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan
harian perawat senior
3. Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang
telah ditentukan sesuai kasusnya.
4. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah, untuk
dilakukan pemeriksaan / tindakan
- Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan
- Pasien dapat rawat inap
- Pasien dapat dirujuk
- Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu
tindakan emergency resusitasi, maka pasien segera
diarahkan ke ruang resusitasi
- Apabila memerlukan tindakan observasi, maka pasien
diarahkan ke ruang observasi
5. Pasien dengan label kuning masuk dalam ruang observasi,
untuk dilakukan tindakan observasi, selama diobservasi
pasien dibawah pengawasan dokter jaga saat itu.
6. Pasien dengan label putih masuk dalam ruang resusitasi,
segera dilakukan tindakan resusitasi jantung pulmonal, dan
atau resusiatasi otak / cairan dsb. Bila perlu dapat dilakukan
defibrilasi / cardioversi
- Pasien dapat dirawat inap
- Pasien dapat dirujuk (persyaratan rujuk dipenuhi)

TRIASE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2016

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR - Pasien meninggal, dst. Diarahkan keruang jenazah
7. Pasien dengan label hitam :
- Bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya
- Dirujuk ke RSUD Batam guna keperluan otopsi
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
TRIASE SCORE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
VARIABEL DEFINISI SCORE
Usaha bernafas Normal 0
Infeksi gerakan hidung dada Dangkal 2
Retraksi 2
Tidak ada 3
Pengisian kapiler penekanan kuku Segera (<2“) 0
Lambat (>2“) 2
Membuka mata Spontan 0
Berbicara atau menurut perintah atau rangsangan nyeri Terhadap suara 1
Terhadap nyeri 2
Tidak ada 3
Reaksi verbal Baik 0
Kemampuan bercakap-cakap kalimat Kacau 1
Hanya kata-kata, hanya suara Kata-kata tidak sesuai 2
Tidak dapat dipahami 3
Tidak bereaksi 4
Reaksi motonik Menurut permintaan 0
Diperintahkan dengan kata-kata atau teriakan atau Dengan tarikan 1
rangsangan nyeri Flexi 2
Extensi 3
ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
UNIT RAWAT DARURAT

TRIAGE

HASIL RESIKO RENDAH HASIL RESIKO TINGGI KEGAWATAN


OBSTETRI
POLI KEBIDANAN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SOP
RESPON TIME
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Kesigapan dalam memilah dan menentukan derajat
PENGERTIAN kegawatan penderita.
Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan dan tempat
TUJUAN
pelayanan medik penderita.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD
2. in form concern (penandatangan persetujuan
tindakan) oleh keluarga pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan
singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan
memberi kode huruf :
a. Triase warna status ,merah,kuning dan hijau
b. Pasien dengan warna biru waktu respon time 0–
1 menit,warna merah waktu respon time 1 -5
menit,warna kuning waktu respon time 1 – 30
menit dan warna hijau waktu respon time 1 -60
menit
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan
urutan warna biru,merah ,kuning dan hijau
Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas hijau
dianjurkan
UNIT TERKAIT 1. Status IGD
2. Tempat pendaftaran pasien
3. Ruangan rawat inap.
TENTANG PASIEN YANG PERLU
DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Rujukan ke Rumah Sakit lain dilakukan apabila fasilitas /
sarana di ‘Rumah Sakit RSP Hj Bunda Halimah“ tidak ada
atau sedang tidak berfungsi

TUJUAN Merujuk pasien dalam kondisi tertentu, apabila :


- Atas permintaan penderita / keluarga
- Tempat perawatan penuh

KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Rujukan pasien dapat ditunjukan:
Ke Rumah Sakit yang lebih besar dan lengkap.
2. Tata cara rujukan
- Pasien setelah diperiksa oleh Dokter Jaga yang telah
di konsultasikan kepada Dokter Konsulen, dianggap
perlu tindakan atau pemeriksaan yang tidak dimiliki
Rumah Sakit, akan dirujuk ke Rumah Sakit yang
lebih mampu oleh Dokter Konsulen.
- Dalam hal ini yang menentukan / berhak merujuk
pasien ke Rumah Sakit yang lebih mampu adalah
Dokter Konsulen.
- Pada keadaan dimana ruang perawatan di Rumah
Sakit penuh atau atas permintaan pasien atau
keluarganya maka pasien dapat di alih rawat ke
Rumah Sakit lain yang mampu menampung pasien
tersebut. Rujukan cukup dilakukan oleh Dokter Jaga
IGD kecuali bila dianggap perlu untuk mendapatkan
persetujuan Dokter Konsulen.
TENTANG PASIEN YANG PERLU
DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 1. Pasien yang telah diperiksa oleh Dokter Jaga IGD dan
dianggap perlu untuk dikonsultasikan ke Dokter Spesialis
maka:
- Dokter Jaga IGD menghubungi konsulen melalui
telepon, maka Dokter Jaga yang mengkonsulkan
tersebut harus didampingi perawat untuk mendengarkan
bersama-sama advis yang diberikan oleh Dokter
Konsulen tersebut melalui telepon.
- Hasil konsultasi akan ditulis pada buku DMK,
selanjutnya bila kemudian Dokter Konsulennya datang
harus menandatangani buku tersebut. Dokter
Konsulennya datang harus menandatangani buku
tersebut. Jawaban dari konsulen sudah harus diterima
paling lambat 15 menit.
2. Syarat rujuk / alih rawat
3. Kondisi penderita dalam keadaan layak kirim
- Sudah diperiksa lengkap
- Sudah diberikan pertolongan pertama
- Kegawatan sudah teratasi / sudah stabil (tanda vital)
- Dilengkapi formulir rujukan yang ditandatangani
Dr.Jaga IGD yang bertugas
- Untuk pasien yang alih rawat tanpa menggunakan alat-
alat kesehatan
4. Konfirmasi tempat Rumah Sakit rujukan disetujui
5. Penderita / Keluarga / Teman / Petugas mengetahui dan
mengerti akan permasalahannya, dan menyetujui serta
menandatangani surat permintaan rujukan.

Diperiksa oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan
PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Sistem transport pasien baik dalam rumah sakit maupun diluar rumah
sakit
TUJUAN Melakukan transport pasien baik di dalam lingkungan rumah sakit
gunu dilakukan tindakan lebih lanjut maupun ke luar lingkungan
rumah sakit bila fasilitas RS. Hj. Bunda Halimah tidak memadai
KEBIJAKAN
PROSEDUR Transportasi dibagi:
1. Dalam Rumah Sakit:
- Kondisi siap antar
- Menuju ruangan rawat inap
- Menjalankan rujukan pemeriksaan radiologi ( CT scan
kepala / USG)
- Menjalankan rujukan ke Unit Bedah untuk pelaksanaan
tindakan yang membutuhkan peralatan yang lebih lengkap
- Diantar oleh 1 orang perawat dan 1 orang pengantar penderita
2. Keluar Rumah Sakit (Menjalankan rujukan ke RS lain)
Syarat:
- Penderita dengan identitas jelas
- Ada keluarga / penghantar penderita yang menyertai penderita
kondisi penerita layak rujuk
- Dapat diantar dengan ambulance Rumah Sakit / ambulance
119-118, Ambulance PMI
- Harus disertai 1 orang pengahantar penderita (Pegawai RS)
dan 1 perawat pelaksana yang berpengalaman menguasai
tindakan basic life support.
- Untuk kasus-kasus gawat harus di dampingi 2 perawat yang
berpengalaman.
Perlengkapan:
- Tabung O2 dan selangnya
- Masker Air Viva
- Cairan Colloid dan Kristoloid
- Peralatan resusitasi / bantuan hidup dasar + obat-obatan
resusitasi
Tata laksana:
- Menyerahkan ke Instalasi terkait

PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Aguustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR - Tanda terima pasien
- Surat jawaban dari Rumah Sakit yang dirujuk / wali
rawat
- Mencatat alat dan obat yang diberikan
- Membuat laporan pelakasanaan tugas
Syarat pendamping:
- Ada dari pihak Rumah Sakit dengan identitas lengkap
- Ada surat tugas dari pelimpahan
- Mengetahui dantrampil dalam pertolongan hidup dasar
UNIT TERKAIT -
KONSULTASI MEDIS PASIEN
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019 Drg. Bramantio,SpOrt
Dokter jaga konsulen adalah dokter spesialis yang
PENGERTIAN
dikonsultasikan oleh dokter jaga IGD
Sebagai acuan dalam pelaksanaan konsultasi dengan dokter
TUJUAN spesialis

SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


KEBIJAKAN Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Pasien yang dikonsultasikan ke dokter jaga


konsulen adalah pasien gawat darurat yang akan dirawat
inap atau perlu tindakan spesialistik.
2. Dokter konsulen akan dihubungi melalui telepon
atau chat via WA oleh dokter jaga IGD.
3. Bila dalam waktu 15“-30“ menit tidak ada
jawaban maka dapat dikonsultasikan kepada dokter
konsulen pengganti yang tergabung dalam masing-
masing SMF.
4. Bila ada jawaban dari dokter konsulen melalui
telepon maka dokter jaga menulis instruksi dokter
konsulen ke dalam dokumen medis yang didampingi
seorang perawat. Selanjutnya bila dokter konsulen datang
harus menandatangani instruksi tersebut.
5. Dokter Jaga Konsulen menerima konsultasi
sesuai dengan jadwal jaganya selama 24 Jam
6. Konsultasi medis dilakukan oleh dokter jaga
IGD melalui telepon dalam bentuk S-BAR.
7. Bila pasien gawat darurat menolak dirawat,
maka penatalaksanaan atau tindakan dapat dilaksanakan
oleh dokter jaga IGD.
1. TPO
2. Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Rawat Inap
5. Laboratorium
6. Radiologi
POLA OPERASIONAL DOKTER PENANGGUNG
JAWAB PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Dokter penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter
yang bertugas mengelola rangkaian asuhan medis seorang
pasien yang meliputi pemeriksaan medis, terapi, follow up dan
resume medis pasien.
Agar pasien mendapatkan pelayanan medis secara paripurna
TUJUAN
oleh DPJP yang kompeten
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien masuk melalui Instalasi Gawat Darurat.
1. DPJP adalah dokter jaga IGD yang saat itu
bertugas serta menerima dan melayani pasien
tersebut.
2. Apabila dokter jaga IGD melakukan konsul
kepada dokter konsulen jaga sesuai jadwal jaga
konsulen, maka DPJP berpindah kepada dokter
konsulen jaga yang dikonsul.
3. Serah terima DPJP dilakukan secara tertulis.
Dokter jaga IGD menuliskan nama dokter konsulen
jaga yang dikonsul pada status pasien dan diberi
paraf oleh dokter IGD tersebut. Selanjutnya DPJP
pasien tersebut adalah dokter konsulennya.
4. Pasien yang akan dirawat di Ruang Rawat Inap
VIP dan kelas I berhak memilih DPJP, untuk pasien
kelas II jika dapat menunjukkan surat rujukan dari
DPJP bersangkutan.
5. Jika diperlukan rawat bersama, maka DPJP
melakukan konsul tertulis kepada dokter konsulen
lain. DPJP utama adalah dokter konsulen yang
meminta konsul.
2. Pasien masuk melalui poliklinik rawat jalan.
1. DPJP adalah dokter pemeriksa di poliklinik
rawat jalan yang menandatangani surat keterangan
masuk
2. Dilakukan serah terima petugas poliklinik
dengan petugas ruang rawat inap dimana pasien akan
dirawat.
3. Serah terima dilakukan secara tertulis oleh
petugas poliklinik dengan menulis nama dokter yang
merawat pada status pasien disertai paraf petugas
poliklinik dan petugas ruang rawat inap

POLA OPERASIONAL DOKTER PENANGGUNG


JAWAB PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
4. Selanjutnya DPJP pasien adalah dokter yang
namanya ditulis pada status pasien.
5. Jika diperlukan rawat bersama, maka DPJP
melakukan konsul tertulis kepada dokter konsulen
lain. DPJP utama adalah dokter konsulen yang
meminta konsul.
3. Pasien yang dirawat di Ruangan
1. Semua pasien VIP dan Kelas I,berhak divisite
dokter spesialis setiap hari, kecuali hari libur.
2. Bila dokter spesialis berhalangan, harus
melimpahkan tugas visite secara tertulis kepada
dokter spesialis lain.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Radiologi
PENANGANAN PASIEN BARU
PADA SAAT BRANKARD KOSONG
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Penanganan pasien baru yang datang ke IGD pada saat
brankard/tempat tidur tidak tersedia
Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran pasien baru
TUJUAN
di IGD
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Petugas triase melakukan pemeriksaan triase dan
menentukan kategori triase
2. Jika pasien dinyatakan dalam :
a. Kondisi gawat darurat dan memerlukan tindakan
resusitasi segera maka resusitasi dilakukan di
kendaraan yang membawa pasien
b. Kondisi gawat tidak darurat, maka doketr jaga
melakukan pemeriksaan di ruang triase atau kendaraan
yang membawa pasien sehingga dapat memberikan
innisial terapi segera
c. Kondisi darurat tidak gawat dan membutuhkan
brankard maka dokter jaga melakukan edukasi kepada
keluarga pasien untuk menunggu penanganan selama
± 30 menit dan melakukan triase ulang setelah
melewati waktu tunggu. Jika masih belum tersedia
brankard maka dokter jaga IGD melakukan
pemeriksaan di ruang tunggu/ruang triase/kendaraan
yang membawa pasien dan memberikan innisial terapi
3. Dokter Jaga IGD melakukan pemeriksaan
terhadap pasien di IGD kemungkinan ada yang bisa di
pulangkan, sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat
inap/di rujuk agar brankardnya bisa digunakan oleh
pasien yang baru
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Laboratorium
4. Radiologi
INFORMASI PENUNDAAN PELAYANAN, DIAGNOSIS
DAN PENGOBATAN TERHADAP PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Informasi penundaan pelayanan, diagnosis dan pengobatan
terhadap pasien adalah suatu kegiatan dimana petugas
kesehatan memberikan informasi terhadap pasien maupun
keluarga pasien mengenai alasan menunggu atau menunda
pelayanan, diagnosis dan pengobatan serta alternative yang bisa
didapatkan oleh pasien dan keluarga.
Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan
paripurna kepada pasien sehubungan dengan adanya penundaan
TUJUAN
pelayanan dan diagnosis dan pengobatan

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien rawat inap maupun rawat jalan diberikan
informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan.
2. Pasien dan keluarga diberikan informasi alasan
penundaan pelayanan atau menunggu dan memberikan
informasi tentang alternative yang tersedia sesuai dengan
keperluan klinis pasien
3. Informasi yang telah diberikan di
dokumentasikan di dalam rekam medis

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Radiologi
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019 Drg. Bramantio,SpOrt
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk
PENGERTIAN mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien
Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri resusitasi pada
TUJUAN
keadaan yang tepat
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan
1. Alat
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Trolly emergency yang berisi :
 Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
 Magil force
 Pipa trakhea berbagai ukuran
 Trakhea tube berbagai ukuran
 Gudel berbagai ukuran
 CVP set
 Infus set/blood set
 Papan resusitasi
 Gunting verband
 Bag resuscitator lengkap
 Semprit 10 cc – jarum no. 18

c. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai


d. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
e. EKG record
EKG monitor bila memungkinkan
DC shock lengkap
2. Pasien
a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar
dan alas keras
c. Baju bagian atas pasien dibuka
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 1) Anak
 Penekanan menggunakan satu pangkal telapak
tangan
 Kedalaman tekanan 2 – 3 cm
 Frekuensi penekanan 80 – 100 kali per menit
2) Neonatus
 Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang
lengan atas bayi sambil meraba arteri brakhialis
sebelah kiri
 Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan
dada bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke
bawah
 Kedalaman tekanan 1-2 cm
 Perbandingan kompresi jantung dengan begging
adalah 3 : 1
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Radiologi
KRITERIA PASIEN MASUK ICU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
Suatu cara penilaian untuk menentukan seorang pasien
PENGERTIAN
memenuhi syarat dan layak untuk di rawat di ICU
- Mengoptimalkan pemanfatan tempat tidur ICU
TUJUAN
- Menurunkan angka mortalitas dan morbuditas pasien
KEBIJAKAN 1. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dapat
dirawat di Ruang ICU.
2. Ruang ICU dapat menerima rujukan pasien dari
rumah sakit lain sesuai dengan standar dan fasilitas yang
dimiliki dan bila pasien memerlukan perawatan insentif
yang lebih tinggi tingkatannya dapat di rujuk ke rumah
sakit lain sesuai dengan kondisi pasien.
PROSEDUR Kriteria inklusi :
- Semua pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi
mekanik dan atau proteksi jalan nafas

- Pasien-pasien paska operasi yang memerlukan


monitoring intensif, seperti :

a. Operasi lama > 6 jam dan atau resiko perdarahan

b. Resiko tinggi (ASA >3, seperti hipoalbumin,


anemia berat, dan gangguan koagulasi)

c. Riwayat henti jantung, hipoksemia, atau aspirasi


pneumonia selama operasi

d. Pasien-pasien yang potensial mengalami gagal


organ (tidak stabil) dari IGD dan ruang rawat inap :

e. Pasien-pasien traumatic brain injury (TBI)


dengan GCS < 8 dan atau disertai trauma facial
(masalah airway)

f. Pasien-pasien cerebrovaskuler (stroke) dengan


GCS < 8 atau disertai pneumonia

KRITERIA PASIEN MASUK ICU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/ 2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR - Pasien-pasien yang menggunakan obat-obat inotropik dan
anti aritmia yang memerlukan monitoring hemodinamik
invasif.

Kriteria Eksklusi :
 Pasien yang telah dipastikan mengalami brain death

 Pasien dalam keadaan vegetatif permanent

 Pasien yang menolak untuk diberikan terapi di ICU karena


berbagai sebab

Skala Prioritas Pasien yang masuk ke ICU :


1. Pasien kritis, yang tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif seperti bantuan ventilasi, infuse obat-obatan
vasoaktif kontinyu, dan lain-lain.

2. Pasien yang memerlukan pemantauan canggih dari ICU.


Jenis pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi
intensif segera, sehingga diperlukan pemantauan secara
intensif ( penyakit dasar jantung dan paru).

Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan


sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit
akutnya, baik masing-masing atau kombinasinya, sangat
mengurangi kemungkinan kesembuhan dan atau mendapat
manfaat dari terapi ICU. Contoh pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyulit infeksi, sumbatan jalan nafas,
pasien menderita sakit jantung atau paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap

2. Instalasi Bedah Sentral

3. Rekam Medis

4. Ambulance

5. Radiologi

6. Laboratorium
PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasein dinyatakan boleh pulang oleh dokter jaga IGD
TUJUAN Sebagai acuan pemulangan pasien
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga bahwa pasien boleh pulang, perawatan
pasien dirumah dan rencana tindak lanjut
2. Untuk pasien meninggal melakukan perawatan
jenazah dan menyiapkan administrasi pasien pulang
3. Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan
kartu kontrol dan resep obat
4. Petugas kasir IGD menyelesaikan biaya
administrasi pasien pulang
5. Pasien/keluarga menyerahkan lembaran kedua
kwitansi kepulangan pasien kepada petugas IGD

1. Instalasi Rawat Jalan


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap

SISTEM RUJUKAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Sistem rujukan adalah tata cara pengiriman pasien ke instalasi
kesehatan lain yang tidak dapat ditangani karena terbatas
kemampuan atau fasilitas rumah sakit atau atas dasar permintaan
pasien/keluargamya sendiri.
Jenis rujukan adalah :
1.Rujukan alih rawat.
2.Rujukan pemeriksaan penunjang.
3.Rujukan spesimen pemeriksaan.
Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan paripuna
TUJUAN kepada pasien sehubungan dengan keterbatasan sarana dan
prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Hj.Bunda Halimah
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga bahwa pasien perlu di rujuk ke RS lain

2. Jika keluarga pasien menyetujui, maka dokter jaga IGD


membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan hasil
pemeriksaan,diagnosa sementara,dan terapi yang telah
diberikan.

3. Surat rujukan harus ditanda tangani oleh dokter yang


memeriksa pasien tersebut.

4. Informasikan terlebih dahulu kepada RS yang dituju


melalui telpon.

5. Beritahukan kepada bagian transportasi ( Ambulance )


untuk mempersiapkan kendaraan.

6. Siapkan peralatan yang dibutuhkan pasien selama dalam


perjalan.
7. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi
dokter/perawat IGD.

SISTEM RUJUKAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 8. Apabila pasien/keluarganya menolok dirujuk,berikan dulu
penjelasan mengenai resiko yang mungkin terjadi.
Selanjutnya keputusan diserahkan kepada
pasien/keluarganya untuk tetap dirawat di RS Hj Bunda
Halimah atau pulang dengan terlebih dahulu mengisi dan
menandatangani formulir surat penolakan rujukan.

UNIT TERKAIT
1. Ambulance

2. Rumah sakit/ Instansi Kesehatan lain


RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman pasien
pada instansi kesehatan/rumah sakit lain yang dianggap lebih
mampu dalam merawat pasien yang ada di IGD RS Hj. Bunda
Halimah
TUJUAN 1. Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan
paripurna sehubungan dengan keterbatasan sarana
penunjang maupun tenaga ahli atau permintaan keluarga
2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pasien ke
unit yang lebih lengkap fasilitasnya.
3. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan
(transfer of knowledge and skill) melalui pendidikan dan
pelatihan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga


bahwa alasan medis atau karena ketiadaan tempat tidur
maka pasien harus dirujuk.

2. Melakukan konfirmasi dan memastikan kesiapan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan yang dituju sebelum merujuk
melalui telepon jika memungkinkan

3. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan


hasil pemeriksaan, diagnosa sementara, dan terapi yang
telah diberikan.
4. Mencatat pada register dan membuat laporan rujukan.

5. Sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah


distabilkan lebih dahulu dan stabilitas pasien
dipertahankan selama dalam perjalanan.

6. Beritahukan kepada bagian transpotasi (ambulance) untuk


RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR mempersiapkan kendaraan dan surat tugas

7. Siapkan peralatan yang diperlukan pasien selama


dalam perjalanan misalnya oksigen, suction dan lain-
lain

8. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi oleh


perawat IGD

9. Setelah selesai mengantarkan pasien dan kembali ke


rumah sakit supir dan petugas IGD/Instalasi Rawat
Inap melengkapi berkas pengajuan klaim ambulance
jika pasien yang di rujuk adalah pasien peserta JKN

UNIT TERKAIT
1. Ambulance
2. Rumah sakit/ Instansi Kesehatan lain
RUJUKAN SPESIMEN PEMERIKSAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman sampel
laboratorium dari RS Hj. Bunda Halimah ke laboratorium
kesehatan/rumah sakit lain yang lebih lengkap dimana reagen
pemeriksaan laboratorium yang diminta tidak dimiliki oleh
laboratorium RS Hj. Bunda Halimah
TUJUAN 1. Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan
paripurna sehubungan dengan keterbatasan sarana
penunjang yang mengalami kerusakan atau tidak lengkap
2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman spesimen
pemeriksaan pasien ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya.

KEBIJAKAN
1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa

alasan medis pasien memerlukan pemeriksaan

laboratorium(spesimen) yang tidak tersedia di RSUD Dr. H.

Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

2. Melakukan konfirmasi dan memastikan kesiapan sarana

penunjang yang dituju sebelum merujuk melalui telepon


1. Ambulance
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Rumah Sakit/Instansi Kesehatan lainnya

PERMINTAAN DARAH KE PMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Rujukan permintaan komponen darah untuk membantu
keberlangsungan hidup pasien
TUJUAN 1. Sebagai bentuk pelayanan paripurna RS Hj. Bunda
Halimah untuk mengoptimalkan pengobatan dan bantuan
hidup pasien
2. Upaya mengurangi angka mortalitas dan morbiditas
pasien
KEBIJAKAN

PROSEDUR Jika pasien di Unit Gawat Darurat yang memerlukan darah maka:
1. Petugas IGD menghubungi PMI untuk mempersiapkan jenis
darah yang dibutuhkan
2. Petugas IGD membuat permintaan dengan mengisi blanko
permintaan darah kemudian ditandatangani oleh dokter jaga
IGD
3. Petugas IGD mengambil sample darah kemudian membuat
identitas untuk ditempelkan pada spuit / botol yang berisi
darah tersebut.
4. Keluarga pasien pergi ke PMI dengan membawa Surat
Permintaan beserta sample darah dan menyarankan
membawa keluarga secukupnya untuk antisipasi kalau darah
yang diperlukan tidak cukup di PMI
5. Darah yang datang akan diterima oleh petugas IGD dan
diberikan sesuai dengan instruksi dokter
6. Sedangkan darah yang belum dipergunakan akan disimpan
di lemari pendingin
7. Darah yang tidak terpakai dalam tempo 24jam harus
dikembalikan ke PMI membawa copy permintaan (bisa
didelegasikan pada keluarga pasien / sopir Rumah Sakit)

UNIT TERKAIT a. PMI


PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI,
ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI IGD
RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
1. Permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai dilakukan
setiap hari kerja ke instalasi IGD Rumah Sakit Pertamedika
Hj Bunda Halimah dengan memperhitungkan sisa cairan, obat
dan bahan habis pakai pada hari tersebut. Perhitungan cairan
obat dan bahan habis pakai di ruangan Resusitasi, tindakan
bedah, tindakan Non Bedah dilakukan oleh petugas IGD
2. Bila hari libur permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai
dilakukan dengan cara memperhitungkan jumlah kebutuhan
hari libur beikutnya.
3. Yang membuat daftar permintaan obat ialah Seksi Logistik
kemudian ditanda tangani koordinator perawatan IGD dan
diketahui oleh Ka. IGD, kecuali:
- Bilamana Ka. IGD berhalangan (tidak hadir / tugas luar)
penandatanganan dapat di delegasikan ke Dokter Jaga
IGD
- Bilamana Ka. IGD berhalangan (tidak hadir/tugas luar)
penandatangan dapat di delegasikan kepada koordinator
perawatan IGD
4. Daftar cairan, obat, bahan habis pakai, a;at, linen dan kain
steril yang disediakan:
a. Persediaan cairan antara lain:
- Cairan RL : ... Kolf
- NACL 0.9 % : .... Kolf
- Dextrose 5% : .... Kolf
b. Persediaan obat-obatan antara lain:
 Atropin Sulfat : .... Ampul
 Cal Glukonas : .... Ampul
 Dopamin 200mg : .... Ampul
 Dopamin 50mg : ... Ampul
 Adrenalin : ..... Ampul
 Dextamethason : ... Ampul
 Aminophilin : .... Ampul
 Meylon / Nabic : .... Ampul
 Lasic : ... Ampul
 Phenobarbital 50 mg : ... Ampul
 Ephedrin : ... Ampul
 Diazepam 10 mg : .... Ampul

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI,


ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI IGD
RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA HJ BUNDA HALIMAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR
OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
 Dobutamin : ..... Ampul
 Ephineprin : ..... Ampul
c. Alat bahan habis pakai
- Dysposible Syringe semua ukuran @ .... pcs
- Chateter intravenous semua ukuran @ ... Pcs
- Needle Dysposible semua ukuran @ .... pcs
- Folley Chateter semua ukuran @ ... pcs
- Urinary Drainage Set @ ... pcs
- Perban semua ukuran @ ... pcs
- Palster semua ukuran @ .... pcs
- Cairan desifektan @ ... botol
- Hand scond @ ... kotak
d. Persediaan Linen
- Selimut disediakan 2 lembar setiap hari
- Waslap disediakan 1 lembar setiap hari
- Bila kebutuhan linen sudah tidak mencukupi lagi, maka
dibuat daftar permintaan ke logistik umum.
e. Persediaan duk lubang
- Tersedia ..... lembar setiap hari
- Setelah dipakai dicuci di kamar line kemudian disterilkan
di ruang CSSD
- Bila jumlah persediaan sudah tidak mencukupi lagi, maka
dimintakan ke logistik umum
Ruang tindak bedah setiap hari disediakan
- Minor surgery tersedia 2 set
- Vena sectie tersedia 1 set
- X ray lamp
- Bidai lengan, tungkai dan kepala
- Perban
- Plester
- Benang, jarum sesuai dengan jenis dan ukurannya
- Perban untuk luka bakar
- Sterilisasi dilakukan dengan sterilisator setiap habis pakai
Bila alat hilang / rusak, dibuatkan berita acara dan dimintakan
untuk mendapatkan ganti ke logistik umum.

PERMINTAAN OBAT NARKOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
Pemakaian obat narkotik dicatat dibuku pemakaian dan ditanda
tangani dokter yang bersangkutan
Penulisan permintaan obat narkotik :
- Cara pemakaian harus jelas
- Nama dan jumlah obat jelas, ditanda tangani dokter, jumlah
ditulis dengan angka romawi dan huruf
- Nama, umur, dan alamat penderita serta unit yang meminta
harus jelas
- Hanya dapat diambil di apotik Rumah Sakit
- Resep ditulis oleh Dokter Jaga IGD, nama ,alamat,
No.telepon dan SIPnya harus dicantumkan jelas dan ditanda
tangani (tidak boleh diparaf)
-
Permintaan ini diteruskan kebagian Instalasi Farmasi atau Apotik
Rumah Sakit.
Pelaksanaan pengambilan oleh kepala jaga perawat shift
Penyimpangan atau pengambilan obat narkotik:
- Obat narkotik disimpan dilemari troli yang terkunci
- Penanggung jawab atau pengambilan obat narkotik
dibebankan oleh kepala jaga perawat shift
- Obat narkotik yang telah dipakai harus segera diganti, lalu
obat dikembalikan ketempat semula.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT
DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus

Drg. Bramantio,SpOrt
Dokter Penanggung
Jawab IGD

kepala ruangan INSTALASI


IGD PENUNJANG
MEDIS :
DOKTER JAGA 1. Radiologi
IGD Penanggung
Perawat Pelaksana
jawab ship 2. Laboratorium
URAIAN TUGAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Tugas dan tanggung Jawab
1. Tugas Utama IGD
- Mengkoordinasikan pelayanan medik di IGD, sehingga
tercipta pelayanan yang baik
- Mengkoordinasikan pelayanan perawatan di IGD, sehingga
tercipta mutu asuhan perawatan yang baik
- Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana penunjang,
sehingga berfungsi dengan baik 24 jam sehari
- Memonitor dan mengarahkan aktifitas administrasi di IGD
sehingga tercipta tertib administrasi
- Membina kerjasama yang baik dengan kepala UPF lainnya
yang terkait dengan pelayanan di IGD, sehingga tercipta
suasana kerja yang penuh semangat
- Bertanggung jawab kepada bidang medis Rumah Sakit
Pertamedika Hj Bunda Halimah
- Mengkoordinir dokter jaga
2. Tugas Utama Dokter Jaga IGD
- Memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam
- Melakukan seleksi pasien dan menetapkan triase score pasien
- Melakukan tindakan dan terapi sesuai PDT
- Memulangkan pasien yang tidak gawat darurat
- Mengkonsultasikan pasien yang perlu rawat inap kepada
dokter spesialis
- Membuat laporan pasien rawat inap / rawat jalan
- Bertanggung jawab diruangan bila ada pasien yang gawat,
sebatas wewenangan yang diberikan
- Bila dokter jaga berhalangan segera menelpon ke KA. IGD
untuk di cari penggantinya.
3. Tugas Utama Koordinator Perawat IGD
- Mengatur dan mengendalikan pelayanan perawatan di IGD
sehingga tercipta mutu asuhan perawatan yang baik
- Mengatur jadwal jaga perawat di IGD sehingga IGD selalu
siap melayani pasien 24 jam sehari
- Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka. IGD

URAIAN TUGAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
4. Tugas Utama Seksi Logistik
- Mengatur alat dan obat-obatan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan 24 jam
- Bertanggung jawab terhadap kerusakan / kehilangan
alat-alat dan pemakaian obat-obatan.
- Tugas Utama Seksi Pencatatan dan Pelaporan
- Bertanggung jawab terhadap pelaporan / pencatatan
 Catatan medis
 Asuransi
 Surat Pengantar dari Perusahaan
 Penyakit
- Kejadian Luar Biasa
5. Tugas Utama Koordinator Jaga Shift
- Mengkoordinir semua pelayanan yang ada di IGD
waktu dinas
- Membantu dokter untuk menyeleksi pasien di triase
- Bertanggung jawab langsung ke koordinator perawat
Syarat-syarat :
- Perawat yang senior
- Telah mengikuti PHTLS atau yang telah
berpengalaman bekerja di IGD Rumah Sakit
6. Tugas Utama Penanggung Jawab Ambulance (Dokter Jaga)
- Membuat surat tugas kepada petugas ambulance
- Mengatur kegiatan ambulance
- Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka. IGD
- Bertanggung jawab kepada Ka. IGD
7. Koordinator Ambulance
- Melaksanakan ambulance
- Melaporkan segala sesuatu hambatan terhadap
ambulance kepada dokter jada
- Membuat amprahan perbaikan terhadap kerusakan
ambulance
- Membuat jadwal jaga petugas ambulance
- Bertanggung jawab kepada dokter jaga IGD
DAFTAR KUALIFIKASI, SERTIFIKASI BT-CLS
PARAMEDIS IGD DAN DOKTER JAGA IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
DAFTAR KUALIFIKASI KETENAGAAN IGD (MEDIS & PARA MEDIS)
IGD RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA HJ BUNDA HALIMAH
NO. NAMA PETUGAS JABATAN JENIS PELATIHAN

1.
2.
3.
PERTEMUAN IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
a. Pertemuan atau rapat IGD dilakukan paling sedikit 2 kali dalam sebulan yaitu
pada minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulannya.
b. Pertemuan dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit, Pelayanan Medis, Ka. IGD,
seluruh dokter beserta perawat IGD (kecuali yang bertugas pada waktu itu)
c. Pertemuan diadakan dikantor IGD/ruang pertemuan RUMAH SAKIT
PERTAMEDIKA HJ BUNDA HALIMAH
d. Waktu pertemuan yaitu pukul 08.00 s/d selesai
e. Setiap peserta rapat harus mengisi daftar absensi dan menandatangani pada
TENTANG SURAT CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt

1. Minimal 12 Hari sebelum cuti, karyawan


diharuskan mengusulkan kepada bagian
administrasi personalia.
2. Usulan ini diajukan ke Ka.Perawatan (untuk
perawat) dan Direktur / Wakil Direktur
3. Setelah mendapat persetujuan dari Ka. Perawatan
dan Direktur / Wakil Direktur maka surat
diserahkan kembali kepada Administrasi Personalia
untuk dicatat dan diarsipkan.

Diperiksa oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan
SISTEM KOMUNIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019

Drg. Bramantio,SpOrt
Komunikasi yang ada di IGD Rumah Sakit Pertamedika Hj
Bunda Halimah mengunakan:
1. Telepon yang bisa langsung keluar dalam kota (0778)
4161212, 08071755555
2. Telepon intern (extension)
3. Komunikasi tertulis
4. Penggunaan Telepon

Telepon (telepon Unit Gawat Darurat) terutama digunakan


untuk keperluan yang berhubungan dengan pelayanan Gawat
Darurat:
1. Menghubungi unit / bagian yang ada diluar Rumah
Sakit ( ke Dinkes, RS lain, Kepolisian, dll)
2. Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
3. Setiap menggunakan telepon IGD (0778) 4161212
harus mengisi pada buku pemakaian telepon
4. Telepon extensio dipergunakan untuk komunikasi di
dalam Rumah sakit
5. Buku panduan telepon Rumah Sakit harus selalu siap di
dekat pesawat telepon Penerimaan Telepon

Bila ada telepon berdering 2 (dua) kali dan selambat-


lambatnya 3 (tiga kali sudah harus diterima oleh pegawai
IGD (dokter/perawat)
1. Penerima pasien menerima informasi tentang pasien
yang masih berada di IGD, keadaan pasien yang sedang
dirawat di IGD, bila untuk pasien yang dirawat
diruangan kita beri nomor telepon diruangan jaga
perawat.
2. Kalau pesan yang diterima ditujukan petugas IGD yang
tidak berada di IGD saat itu, maka pesan tersebut ditulis
pada lembar pesan yang tersedia, kemudian diantar ke
alamat yang dituju (kalau pesan itu penting), kalau tidak
penting pesan ditulis dibuku penerimaan telepon.
3. Kalau telepon yang diterima ditujukan ke bagian
perawatan, bagian administrasi dll. Maka penelpon
dianjurkan untuk menghubungi bagian tersebut.
SISTEM KOMUNIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt

FORMAT FORMULIR PESAN


TGL / JAM NAMA PENELPON / ISI PESAN YANG MENERIMA
ALAMAT / NO. TELEPON
TELEPON
a. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis dilakukan terutama untuk konsultasi
pasien pada dokter spesialis.
1. Komunikasi tertulis dilakukan dengan mencantumkan
secara lengkap data-data mengenai pasien pada DMK
atau lembar konsultasi
2. DMK atau konsultasi dibawa oleh perawat IGD ke
dokter spesialis terkait
3. Dokter spesialis yang dikonsultasikan menulis
jawaban konsultasi pada DMK dan sesuai dengan
kepentingannya bisa datang untuk memeriksa pasien.
4. Bila dokter spesialis belum dapat dihubungi, dokter
jaga dapat melakukan tindakan sesuai PDT dan
fasilitas yang ada.
AMBU BAG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Ambu bag adalah alat yang memberikan udara atau oxygen kepada
penderita yang memerlukan bantuan pernafasan dengan cepat,
ketika melakukan ventilasi.
Dapat juga dipergunakan waktu pemasangan respirator atau
melakukan suction (biasanya penderita terbatuk)
TUJUAN 1. Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2) dan
karbondioksida yang terjadi di paru – paru secara normal
2. Untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan
pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan adanya oksigen
KEBIJAKAN 1. Departemen kesehatan repoblik indonesia, direktorat jendral
pelayanan medik, pedoman pelayanan gawat darurat.
2. Keputusan menteri kesehatan repoblik indonesia nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.
PROSEDUR Yang perlu diperhatikan:
1. Masker harus rapat pada muka penderita dan meliputi
hidung dan mulut
2. Extensi leher / kepala harus benar
3. Pastikan bahwa valve (tutup) mengeluarkan nafas bekerja
dengan otomatis
4. Pastikan tidak ada udara keluar melalui celah karena masker
kurang rapat, dapat didengar dari suara rembesan udara
5. Bagian yang bisa dilepas semua dicuci dan bisa disterilkan
dengan autoclavable (134°c)
UNIT TERKAIT IGD
BATASAN TINDAKAN MEDIS DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Batasan tindakan medis di IGD adalah batasan – batasan
yang dapat dan harus mampu dilaksanakan oleh petugas
medis yang bersangkutan
TUJUAN 1. Memberikan pedoman kepada petugas medis
mengenai batasan tindakan medis yang dapat
dilakukan sehubungan dengan tingkat kemampuan dan
spesialis yang dimiliki
2. Mendapatkan hasil yang optimal bagi penderita yang
ditangani
3. Menghindari akibat / efek samping yang dapat terjadi
karena tindakan berlebihan diluar kewewenangan dan
kemampuan atau tindakan yang di bawah standar
profesi
KEBIJAKAN 1. Undang- undang no 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit
2. Standar pelayanan medis tahun 2004
PROSEDUR Yang berhubungan dengan tindakan yang membutuhkan
bantuan hidup dasar (Basic of Life Support) antara lain:
1. Resusitasi jantung paru
2. Melakukan tindakan intubasi
3. Memperbaiki faktor penyebab shock (dengan iv line)
4. Mengatasi kegawatan jantung
Yang berhubungan dengan kecelakaan oleh sebab lain:
1. Eksplorasi dan evaluasi luka dangkal dan dalam
2. Jahit luka sederhana tanpa penyulit
3. Jahit luka mejamuk tanpa penyulit
4. Menghentikan perdarahan
5. Menyambung tendon otot putus yang ujung
potongannya mudah dicari
6. Amputasi jari tangan, kaki
7. Pemasangan bidai / tindakan anesthesi setempat
8. Pemasangan gips pada patah tulang sederhana dari
posisi baik
9. Angkat korpus alienum (mata, telinga. Tenggorokan,
otot)
10. Melakukan sirkum / dorsumsisi pada kasus fomisos
11. Melakukan Reposisi sendi (lengan, tungkai, bahu)
Catatan:
Konsul ke Dokter Spesialis Bedah dulu. Ad 5.6.11
UNIT TERKAIT IGD
BILAS LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Salah satu tindakan dalam memberikan pertolongan kepada
pasien dengan cara memasukan air atau cairan tertentu dan
kemudian mengelurkannya dengan menggunakan alat yaitu
NGT

TUJUAN 1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun


masuk saluran pencernaan.
2. Mendiagnosa perdarahan lambung
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung
KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan alat-alat:


1. Naso Gastic Tube (NGT) No. Sesuai kebutuhan
2. Xylocain jeli secukupnya
3. Kain kasa secukupnya
4. 1 gelas berisi air
5. Stetoscope
6. Pinset Anatomis
7. Nierbeken
8. Plester
9. Spuit 20cc
10. Bascom berisi air bersih
11. Ember tempat sampah
12. Sarung tangan

Persiapan penderita:
1. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan bila
penderita sadar
2. Mengatur posisi penderita

Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Memakai sarung tangan
3. Mengukur NGT dari Glabella ke proses xypoideus
4. Mengoleskan jelli secukupnya di ujung NGT
5. Memasukkan NGT dengan menggunakan pincet

BILAS LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

Ditetapkan oleh :

STANDAR Tanggal Terbit Direktur


OPERASIONAL
1 Agustus 2019
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR kedalam lubang hidung penderita sampai pada batas yang
telah diukur
6. Mengetes NGT apakah masuk kesaluran cerna atau saluran
paru dengan cara
7. Menyuntikan udara 10s/d20 cc kemudian dengan stetoscope
didengarkan di era epigastrium, bila terdengar bunyi „pup“
berarti NGT berada disaluran cerna dan ini posisi yang benar
8. Memasukkan ujung NGT kedalam gelas berisi air bila keluar
gelembung-gelembung udara berarti NGT berada disaluran
paru dan ini berarti pada posisi yang salah. Jika tidak
bergelembung makan NGT berada disaluran cerna.
9. Bila posisi NGT sudah benar maka NGT difiksasi
10. Memasukkan / menyuntikkan 150s/d200 cc air bersih
kedalam lambung lalu dikeluarkan
11. kedalam ember tempat sampah
12. Demikian cara ini dilakukan secara berulang-ulang, sampai
cairan lambung bersih
Sikap:
a. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap penderita
b. Teliti
c. Hati-hati
d. Peka terhadap respon penderita

UNIT TERKAIT IGD


ELECTROKARDIOGRAPHY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkanoleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk merekam irama jantung dengan
alat elektrokardiografi
TUJUAN Untuk menegakkan diagnosa pada pasien yang curigai
mempunyai kelainan jantung

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan alat-alat:


1. Mesin ECG beserta kertas ECG
2. Jelly elektroda
3. Kertas tissue
4. Elektroda ektremitas dieratkan dengan penjepit
5. Elektroda dada dengan balon penghisap
Persiapan penderita:
1. Penderita diberitahu maksud dan tujuan tindakan
pemeriksaan ECG
2. Pakaian atas penderita dibuka (Atur privacy penderita)
3. Penderita dibaringkan dalam posisi telentang dengan
tungkai lurus tidak bersentuhan, kedua lengan disamping
tubuh tidak bersentuhan dengan tubuh (dalam keadaan
rileks)
4. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti:
- Jam tangan
- Ventilator
- Tremor
- Bergerak
- Batuk
Langkah-langkah:
1. Periksa alat EKG (harus dalam keadaan siap)
2. Menempatkan elektroda:
- Elektroda ekstremitas atas dipasang pada
pergelangan tangan kanan dan kiri dan searah
telapak tangan.
- Pada ekstremitas bawah dipasang pada
pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
ELECTROKARDIOGRAPHY

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :

STANDAR Tanggal Terbit Direktur


OPERASIONAL
1 Agustus 2019
PROSEDUR Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 3. Posisi pada pergelangan bukan mutlak, bila diperlukan dapat
dipasang sampai ke bahu kiri / kanan dan ke pangkal paha kiri /
kanan
4. Hubungkan kabel-kabel elektroda ekstremitas
- Merah (RA) : lengan kanan
- Kuning (LA) : lengan kiri
- Hijau (LF) : tungkai kiri
- Hitam (RL) : Tungkai kanan
- Hubungan elektroda dada
- V1 : sela iga IV disebelah pinggir kanan sternum
- V2 : sela iga IV disebelah pinggir kiri sternum
- V2 : ditengah-tengah antara V3 dan V4
- V4 : sela iga V pada garis midclacucula kiri
- V5: garis axilaris anterior kiri setinggi V4
V6 : garis mid axilaris kiri setinggi V4
UNIT TERKAIT IGD
PENYIKSAAN ANAK (CHILD ABUSE)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkanoleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Penganiayaan anak ialah perbuatan yang mencerminkan
kemarahan dan tidak mengenal perikemanusiaan terhadap fisik ,
seksusal, dan psikologis pada seseorang di bawah usia 18 tahun.
TUJUAN Agar dapat mengenali, menemukan dan menolong kasus dengan
penganiayaan anak / remaja

KEBIJAKAN
PROSEDUR Semua anak yang berumur dibawah 12 tahun, bila dicurigai ada
penyiksaan maka dapat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter jaga
bila perlu dikonsultasikan ke dokter bedah dan diberikan
tindakan yang diperlukan, kemudian memberitahukan kebagian
KIE.
Bagian KIE akan memanggil pekerja sosial yang dikenal / untuk
pendekatan kepada orang tua dengan korban.

UNIT TERKAIT IGD


MENJAHIT LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Melakukan penjahitan luka pada penderita yang
mengalami luka robek
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya infeksi dan membantu
mempercepat proses penyembuhan luka

KEBIJAKAN Permenkes 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien.

PROSEDUR Persiapan alat:


1. Antiseptik : bethadine, alkohol 7%
2. Obat patirasa / anasthesi sesuai dengan ketentuan
3. Benang jahit sutera / cut gut / jenis lain sesuai dengan
kebutuhan
4. Nierbeken
5. Gunting, plester
6. Tromol kasa dan korentang steril
7. Sarung tangan
8. Cairan pembersih luka : NaCl, H2o3 3%, Savlon
9. Spuit 2cc, 5cc atau sesuai dengan kebutuhan anasthesi
10. Set jahit:
- jepit jarum (Naald Voeder)
- Arteri klem lurus / bengkok
- Pinset chirurgis
- Gunting luka steril
- Penjepit kain
- Jarum jahit untuk otot / luka
- Kain penutup luka
- Sarung tangan
11. Pembalut sesuai dengan kebutuhan
12. Sofratul

Persiapan penderita:
1. Penjelasan kepada pasien tentang tujuan menjahit luka
2. Pengatur posisi pasien
3. Kepekaan terhadap reaksi
MENJAHIT LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkanoleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Membersihkan luka
3. Mengdesinfeksikan luka dan sekitarnya
4. Menggunakan sarung tangan
5. Memberikan patirasa
6. Menjahit luka:
a. Memberikan bethadine dan sofratul atau sesuai intruksi
b. Menunjukan upaya sepsis selama bekerja
c. Membalut luka sesuai kebutuhan
d. Membereskan alat-alat
e. Mencuci tangan
f. Menuliskan pada catatan perawatan : jenis benang, jumlah
jahitan dalam dan luar
g. Menjelskan kepada pasien tentang perawatan luka dirumah.
Sikap :
1. Menunjukan sikap profesional dalam bekerja
2. Teliti

UNIT TERKAIT IGD


NECK COLLAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 oleh direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Neck collar adalah alat yang berfungsi sebagai fiksasi
leher agar tidak terjadi pergerseran pada tulang servical
pada penderita. Pertolongan darurat dimana perlu
dilakukan resusitasi.
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah
2. Mecegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan
spinal cord
3. mengurangi rasa sakit
KEBIJAKAN
PROSEDUR Mekanisme:
Penderita diarahkan pad posisi telentang cek ABC
kemudian awasi kesadaran berbicara ada / tidak, periksa
pad bagian dada simetris / tidak, lalu pasang neck collar.
Tindakan yang selalu menggunakan neck collar adalah:

Pada penderita yang dicurigai fraktur servikal seperti:


1. Setiap trauma capititis terutama kesadaran
menurun
2. Multi trauma
3. Luka tumpul diatas clavikula
4. bio mekanik bila trauma mendukung
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG PENDERITA TIDAK DIKENAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PENGERTIAN Identifikasi pasien yang tidak dikenal adalah proses


melakukan konfirmasi nama dan tanggal lahir pasien dan
dicocokan dengan data yang ada di gelang identifikasi atau
rekam medis pasien juga untuk pasien tang di bawa ke
rumah sakit tanpa identitas
TUJUAN Untuk mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan
menerima pelayanan atau pengobatan ; menghindari
kesalahan karena keliru pasien yang dapat terjadi di
hampir semua aspek/ tahapan diagnosis dan pengobatan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Untuk sementara penderita (korban) diberi identitas
Tn/Ny/Sdr/Sdri/An X
2. Petugas Rumah Sakit Hj Bunda Halimah (dokter atau
paramedis) terus berusaha mencari identitas penerita
atau korban baik dengan menanyakan pada pengantar
atau orang-orang yang menemukan maupun dengan
bantuan polisi
3. Selama waktu tersebut segala tindakan dan obat-
obatan ditanggung Rumah Sakit sesuai kemampuan
yang ada. Bila pasien kecelakaan lalu lintas dengan
UNIT TERKAIT IGD

PEMAKAIAN AMBULANCE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan ambulance
dalam rangka menunjang operasional pelayanan di IGD
TUJUAN a. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara cepat, tepat,
cermat dan profesional
b. Ambulance selalu ready to use
KEBIJAKAN
PROSEDUR Ambulance
a. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi pada kasir
b. Petugas ambulance bersama perawat mengantar pasien
c. sekembalinya dari mejemput petugas ambulance
d. lapor ke IGDMengambil darah
Caranya:
a. Perawat ruangan memberitahu perawat IGD
b. Perawat IGD memberitahu petugas ambulance
c. Perawat IGD, petugas ambulance bersama keluarga dengan
membawa sample darah dan surat permintaan darah pergi ke
PMI
d. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke IGD
e. Menghubungi keluarga pasien
Jika ada pasien yang gawat / meninggal, sedangkan saat itu keluarga
penderita tidak berada di Rumah Sakit maka ambulance dipergunakan
untuk menghubungi keluarga penderita tersebut.
Caranya:
a. Perawat IGD / perawat ruangan bagi pasien ruangan
menghubungi petugas ambulance
b. Petugas ambulance menulis di buku pemakaian ambulance
c. Perawat dan petugas ambulance pergi ke alamat yang dituju
d. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke IGD
Pembatalan pemakaian ambullance
1. Bila ada pasien memerlukan jemputan ambulance dan
PEMAKAIAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkanoleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

keluarga pasien tidak jadi menggunakan ambulance, maka untuk


biaya administrasi ambulance tetap dibayar sesuai dengan tarif
pemakaian ambulance
UNIT TERKAIT IGD

Diperiksa oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan
PEMASANGAN CHATETER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukan atau
mengeluarkan cairan. kateter urinarius adalah memasukan kateter
melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
mengeluarkan urin.

TUJUAN 1. Untuk mengeluarkan urien sehingga menghilangkan


ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
2. Mendapatkan urien steril untuk spesimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksaan pasien yang menderita inkompeten kandung
kemih
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
KEBIJAKAN Permenkes nomor 5 tahun 2014
PROSEDUR Persiapan alat-alat
1. Tempat tidur
2. Chateter (tergantung kebutuhan / nomor yang
dikehendaki
3. Urine bag
4. Xylocain jeli 2%
5. Pincet anatomis
6. Spuit 10cc
7. Larutan aquadest + 30cc
8. Bethadine + 10cc untuk antiseptik
9. 5 lembar kassa steril
10. Duk lobang
11. Sarung tangan

Persiapan penderita
1. Penjelasan kepada penderita tentang tindakan chateter
2. Mengatur posisi tidur penderita
3. Menanggalkan pakaian bagian bawah penderita
PEMASANGAN CHATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Mengdesinfektan sekitar alat vital penderita dari arah
dalam ke luar
3. Memakai sarung tangan
4. Meletakkan duk lobang diatas alat vital penderita
Memasukkan xylocain jelly + 10cc bila penderita laki-
laki / oleskan jelli pada chateter bila penderita
5. Perempuan
6. Mulai dengan tindakan pasang chateter dengan penis
posisi tegak lurus / dorsum plexi + 10cm
7. Kemudian posisi penis diarahkan ke lipat paha sambil
chateter terus di dorong sampai + sisa chateter diluar 10
cm
8. Coba pungsi melalui chateter, bila urine sudah keluar
langsung dihubungkan dengan urine bag
9. Balon di isi dengan air 20-30 cc
10. Chateter tarik sampai ada tegangan tutup kassa steril
sekitar ujung penis
11. Hitung urine yang keluar
12. Membereskan alat-alat
13. Mencuci tangan
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap
2. Teliti
3. Hati-hati
UNIT TERKAIT IGD
PEMBERIAN OKSIGEN (O2)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pemberian oksigen merupakan pemberian oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu ksigen ,
pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara , yaitu dengan
melalui kateter nasal kanula nasal, dan masker oksigen.
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mecegah terjadinya hipoksia

KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan alat-alat:
1. Tabung oksigen (O2)
2. Manometer / untuk mengetahui isi O2 dalam tabung
3. Botol pelembab yang sudah di isi dengan aquadestilata sampai
batas yang ditentukan
4. Pengukur aliran untuk mengetahui jumlah O2 yang diberikan
permenit
5. Pipa saluran O2 / corong khateter hidung
6. Alat tulis

Persiapan penderita:
1. Memberikan dan menjelaskan pada penderita
2. Menempatkan alat-alat ke dekat penderita

Langkah-langkah:
1. Mengatur dan menenangkan penderita
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Memasang pipa oxygen sesuai instruksi dokter
4. Memasang masker O2 / kateter hidung pada hidung penderita
5. Mengawasi keadaan penderita, apakah sesaknya berkurang
6. Bila penderita tak memerlukan O2 lagi, maka saluran di tutup
7. Mencatat:
- Keadaan penderita sebelum dan sesudah pemberian O2
- Waktu pemberian
- Jumlah pemberian O2 / menit
- Periksa tensi, nadi, pernafasan
- Nama perawat yang menunjukan
UNIT TERKAIT IGD

PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Masuknya bahan beracun melalui saluran cerna , saluran pernafasan,
kulit maupun pembuluh darah.
TUJUAN 1. Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Meningkatnya mutu pelayanan kegawat daruratan
3. Meningkatnya keselamatan pasien
4. Meningkatnya kepuasan pasien
5. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan keracunan

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Emesis merangsang penderita supaya muntah pada penderita
yang masih sadar
2. Katarsis, dengan laksan, bila diduga racun telah sampai di
usus
3. Kumbah lambung, pada penderita yang keadaannya mulai
menurun atau tidak koperatif
4. Forced diurisis, bila diduga racun telah sampai didarah dan
dapat dikeluarkan melalui ginjal. Emesis, katarsis, dan
kumbah lambung tidak boleh dikerjakan apabila:
- Keracunan lebih dari 6 jam
- Bahan korosif, misalnya minyak tanah atau bensin
- Koma derajat sedang dan berat
5. Supportive
Perhatikan (perhitungkan) keseimbangan cairan, elektrolit,
asam basa, kalori.
6. Antidotum
Misal : Sulphat Atropin untuk keracunan insektisida, fosfat
organik atau Malorphine untuk keracunan Morphin.
Perawatan Khusus
1. Keracunan Insektisida Fosfat Organik / Baygon
a. Infuse Dextrose 5% isap-isap lendir, O2 bila perlu
b. 2,5 mg bolus IV, diteruskan ½-1 mg setiap 5-10-15 menit,
tergantung beratnya keracunan.
PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkanoleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR c. Kumbah lambung se efektif mungkin, katarsis, keramas
rambut dengan sabun, mandikan seluruh tubuh + sabun,
ganti pakaian baru.
d. Diberikan dengan monitor pupil, sampai tercapai
Atropinisasi mata, mulut kering, muka merah, pupil
dilatasi, jantung berdebar-debar, suhu meningkat, gelisah
e. Setelah Atropinisasi tercapai:
1. Dijarangkan dengan dosis maintenance ½-1 mg setiap
1-2-4-6 jam
2. Pemberian SA dihentikan minimal 2x24 jam
2. Keracunan Sedativa, Hypnotika, Analgetika
a. Sadar : emesis, pemberian Norit dan MGSO4, bila
ragu-ragu observasi 6-24 jam
b. Koma derajat I-II, kumbah lambung lalu diurisis
paksa selama 12 jam, bila ada keraguan penyebab
keracunannya, caranya:
- Berikan 1 amp Calcium Gluconat IV
- Infuse Dextrose 5% + 10 MIKcl 15% / 12 jam
- Furosemide 1 amp IV / 6 jam
- Untuk keracunan salicilat dan phenobarbital dapat
ditambahkan 10 MCQ Nabic untuk tiap ml
Dextrose 5%
c. Koma derajat III-IV : kumbah lambung dengan pipa
berbalon, lalu diurisis paksa
d. Bila Timbul gejala Ekstrapiramidal dapat diberikan
Delladryl 50-100 mg.M
e. Pada penderita gelisah / konvulsi, diberikan
Diazepam 5-10 mg I.V atau Luminal 50-100 mg I.M
3. Keracunan Pestisida (DDT, Endrin, Racun Tikus)
a. Infsue Dextrose 5% O2 bila perlu
b. Emesis. Katarsis, Kumbah lambung bila penderita
sadar atau samnolen
c. Diazepam 5-100 mg bila gelisah / kejang
d. Terapi Supportif
e. Furosemida 40 mg IV, bila diurisis menur
PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 4. Keracunan bahan korosif (air accu, asam keras, soda
kausatik)
a. Jangan lakukan Emesis, Katarsis, Kumbah
Lambung
b. Penderita disuruh minum air / susu sebanyak
mungkin walaupun penderita muntah, pemberian
diteruskan.
c. Infuse Dextrose 5% RL atau tranfusi bila ada
perdarahan
d. Asam kuat (H2SO4, Hcl) berikan susu tiap 1 jam
100-200 ml
e. Basa kuat (HAOH,KOH) berikan air buah atau
Hcl encer (Yulapium) 2 liter, untuk setiap gram
sekali yang diminum Corticostiroid,
Dexamethason 4x2 amp LV
a. Antibiotika
b. Konsul THT
c. Bila lesi cukup luas, pasangNGT, MLP

5. Keracunan antiseptik luar ( luysol, creolin)


a. Penderita disuruh minum air hangat sebanyak mungkin
b. Bila keadaan menurun, kumbah lambung dengan NGT
ukuran kecil
c. Antasida

6. Keracunan jengkol
a. Bila ringan berikan minum banyak, Nabic
b. Keracunan berat, pasang infuse, Chateter, Nabic 1.5%

7. Keracunan singkong ( ketela pohon)


a. Emesis, kumbah lambung, Laxan dengan sulfa
Magnesium 30 g Natrium Tiosulfat 10% 10cc IV
perlahan-lahan 10 menit dan Natrium Nitrat 3% 10 cc
8. Keracunan ja

PENANGANAN KERACUNAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR a. Infuse Dextrose 10%
b. Emesis, Kataris
c. SA 0.5-1 mg IV dapat diulang tiap 30
menit
d. Therapi Supportif – Symtomatis
1. Keracunan alkohol
a. IEmesis, Kumbah Lambung
a. Infsue Dextrose 5%
2. Keracunan gas CO2
a. Berikan pernafasan denga O2 murni tekanan tinggi
b. Cegah edema otak
3. Keracunan Heroin, Morphin, Codein
a. Malorphin 0.1-1 mg IV tiap 5 menit (Maksimal 40 mg
dalam 4 jam)

UNIT TERKAIT IGD


PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(KEJANG DEMAM)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat
suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
TUJUAN Prosedur ini dibuat dengan maksud untuk mengatur tata cara
melakukan penanganan penderita kejang demam agar tidak
terhajadi kerusakan otak lebih lanjut dan tidak terjadi kejang
berulang.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Patofisiologi :
Patofisiologi terjadinya kejang demam belum jelas

Gejala klinis :
Ada 2 bentuk kejang demam:
1. Kejang demam sederhana
a. Umur diantara 6 bulan – 4 tahun
b. Lama kejang < 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang terjadi pada waktu 16 jam, setelah timbulnya
demam
e. Tidak ada kelainan neurologis, baik klinis maupun
laboratorium
f. EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang

2. Kejang demam komplikasi


Diluar kriteria tersebut diatas
Diagnosis:
Diagnosis kejang demam dibuat berdasarkan:
1. Anamnesis (terpenting)
2. Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal
a. Darah, kadar glukosa, elektrolit serum, kreatinin
serum
b. Fungsi lumbal
c. Funduskopi
Diagnosis banding:
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(KEJANG DEMAM)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Abses otak
Penatalaksanaan:
Pengobatan:
1. Pemberian diazepam
- Dosis awal 0.3-0.5 mg/kg BB/dosis IV (perlahan-lahan)
- Bila kejang belum berhenti, dapat diulang dosis sama setelah
20 menit
2. Turunkan panas
- Antipiretika : parasetamol / salsilat 10 mg/kg/ BB/dosis
- Kompres air hangat
3. Pengobatan penyebab
4. Penanganan suportif
- Bebaskan jalan asam
- Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pertahankan tekanan darah
-
Pencegahan:
1. Pencegahan berkala (“Intermiten“ untuk kejang demam
sederhana)
2. Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang
disertai demam
3. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komlikata
Dapat digunakan:
- Fenobarbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi dosis
- Fenotoin : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
- Klonazepam : (indikasi khusus) diberikan sampai 2 tahun
bebas kejang atau sampai umur 6 tahun
UNIT TERKAIT IGD

PENDERITA DENGAN KASUS KRIMINAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Setiap pasien korban kasus kriminal yang memerlukan
pertolongan di IGD
TUJUAN 1. Untuk memberikan penangan segera, tepat dan cepat
kepada pasien dengan kasus kriminal
2. Untuk menghindarkan pasien dari kematian, kecacatan dan
penderita akut akibat perbuatan kriminal
3. Untuk mendapatkan data – data tentang cidera fisik akibat
perbuatan kriminal
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Penderita datang dalam keadaan sadar
a. Penderita datang ke IGD diantar oleh keluarga
- Diterima sesuai prosedur baru, dengan melakukan
anamnase secara lengkap dari keluarga maupun penderita
- Penderita ditolong sesuai kasusnya
- Jika sudah ditolong penderita boleh pulang, sesudah
administrasi selesai
- Penderita diizinkan pulang
- Jika penderita dirawat, akan diproses sesuai dengan
penderita yang dirawat
PENDERITA DENGAN KASUS KRIMINAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR lengkapnya kepada keluarga


- Penderita ditolong sesuai kasusnya sampai keadaan
penderita stabil
- Memanggil perawat pengawas dan satpam untuk
mengawasi disekitar atau di dalam IGD, untuk
menghindari terjadinya keributan dan jika di pandang
perlu minta satpam menghubungi pos polisi terdekat.
- Setelah penderita stabil dan memerlukan perawatan
dipindahkan keruangan
- Keluarga menyelesaikan administrasi
b. Penderita diantar oleh oleh petugas kepolisian atau
penolong
- Penderita ditolong sesuai dengan kasus penderita baru,
dengan melakukan anamnase seperlunya kepada
petugas /penolong
- Penderita ditolong sesuai dengan kasusnya sampai
keadaan umumnya stabil
- Jika dibawa petugas kepolisian penderita siap / layak
dirujuk akan dibawa ke RSUD Batam
- Administrasi diselesaikan petugas kebersihan /
diserahkan menjadi tanggungan dinas sosial
UNIT TERKAIT IGD
PENGGUNAAN BRANKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Brancard adalah alat yang dipergunakan untuk
mengangkut pasien dan terdapat diruang IGD
TUJUAN Fungsi brancard dan kursi roda:
1. Untuk mengantar pasien dari ambulance/ mobil
pengantar pasien kedalam IGD, begitu juga
sebaliknya
2. Dari IGD ke RO“, Fisiotherapy
3. Dari IGD ke ruang perawatan dll
KEBIJAKAN
PROSEDUR Yang harus diperhatikan :
1. Perhatikan rem roda dari brancard sebelum
brancard digunakan
2. Pastikan posisi pasien sudah baik dan benar,
pasang pagar pengaman dan kunci
3. Untuk pasien sesak nafas, posisi semi fowler
dipergunakan
4. Untuk penggunaan Brancard dan rostole harus
mengisi pada buku penggunaan alat yang telah
disediakan oleh Bag. IGD
Satu diruang observasi dan dua diruang tindakan
Alat pengangkut pasien berupa:
1. Brancard 3 buah
2. Rostole 2 buah
UNIT TERKAIT IGD

PENILAIAN SISTEM KERJA STAF IGD


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Untuk mempertahankan dan memelihara mutu pelayanan dan
perawatan di Unit Gawat Darurat,maka dipandang perlu untuk
melakukan suatu sistem penilaian kerja yang dapat menjadi tolak
ukur bagi Ka. IGD dalam memberi masukkan kepada Ka.
Keperawatan dan Direksi Rumah sakit.

TUJUAN 1. Agar setiap karyawan mengerti standar prestasi kerja


yang harus di capai dan bagaimana mencapainya, yang
keseluruhannya mengacu kepada pelayanan dengan
keprofesionalan
2. Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan, usaha dan sikap mental positifnya, sehingga
dapat memperoleh keberhasilan dalam kinerjanya.
3. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawan
serta efisiensi rumah sakit.
KEBIJAKAN

PROSEDUR Penilaian meliputi:


1. Etika berbicara dan berkomunikasi
2. Etika berpakaian
3. Kepribadian dan tingkah laku
4. Inisiatif
5. Efisien kerja
6. Kerjasama antar teman dan kelompok
7. Sopan santun dan disiplin
8. Tanggung Jawab
9. Etika pelayanan dan penanganan penderita
10. Keterampilan bekerja
11. Intellegensia
12. Kemampuan menghadapi dan menangani sebuah persoalan
13. Kebersihan dan ketelitian

Kriteria penilaian adalah : kurang, sedang, cukup, baik


Evaluasi diadakan setiap 3bulan dan 6 bulan sekali
Hasil penilaian hanya dapat dipergunakan secara profesional
sesuai bidang pekerjaannya dan bersifat rahasia
UNIT TERKAIT IGD

PENULISAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker
pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam penulisan
resep
KEBIJAKAN

PROSEDUR Resep yang lengkap terdiri dari:


1. Inscriptio : biasanya sudah dicetak pada kertas
- Nama
- Alamat
- Nomor telepon
- Nomor ijin praktek
- Tempat dan tanggal pembuatan resep
- Huruf “R“
2. Praescriptio
- Nama obat
- Jumlah obat
- Cara pembuatan
3. Signatura
- Cara pemakaian
- Nama dan umur penderita
4. Subscriptio
- Paraf dokter
Untuk resep obat bius harus dicantumkan tanda tangan dokter

UNIT TERKAIT IGD


PERMINTAAN FOTO RONTGEN PASIEN IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasien Instalasi Gawat Darurat yang membutuhkan pemeriksaan
radiologi
TUJUAN Sebagai acuan bagi dokter dan perawat instalasi gawat darurat
apabila pasien IGD membutuhkan pemeriksaan radiologi untuk
mengambil keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Pasien IGD yang memerlukan foto rontgen, formulirnya


ditanda tangani oleh dokter jaga
2. Pasien diantar petugas IGD keruang rontgen
a. Untuk pasien yang rawat jalan bila tidak memerlukan
tindakan segera, pasien dipulangkan setelah
menyelesaikan adminstrasi, hasilnya diambil malam
setelah dibaca oleh dokter spesialis rontgen kemudian
hasil diserahkan lagi ke dokter jaga
b. Untuk pasien yang rawat inap setelah foto rontgen pasien
diantar keruang inap

UNIT TERKAIT IGD


PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PASIEN IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Rangkaian kegiatan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
mulai penerimaan blanko pemeriksaan sampai penandatanganan
inform consent
TUJUAN Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada permintaan
pemeriksaan

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien IGD adalah pasien yang berobat di IGD, pasien rawat
inap / rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium
2. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus ditanda tangani
oleh dokter yang merawat atau dokter yang bertugas saat itu.
3. Fromulir permintaan laboratorium dibawa ke laboratorium
oleh petugas IGD
4. Bila mana formulir permintaan laboatorium telah sampai ke
laboratorium, maka petugas laboratorium akan ke IGD untuk
mengambil contoh
5. Setelah contoh diambil, pasien (keluarga pasien) harus
menyelesaikan administrasi (pembayaran)
6. Dan petuags IGD, atau pasien (keluarga pasien) menunggu
hasil untuk diperlihatkan kepada dokter yang merawat.

UNIT TERKAIT IGD


PELAYANAN IBU DALAM PROSES PERSALINAN
NORMAL MAUPUN TIDAK NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui
jalan lahir yang diikuti dengan pengeluaran hasil konsepsi
melalui jalan lahir yang diikuti dengan pengeluaran plasenta dan
selaput ketuban secara utuh
TUJUAN Membantu persalinan supaya bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi dalam persalinan

KEBIJAKAN
PROSEDUR Bila ada ibu hamil datang dengan pembukaan lengkap (kala II),
pasien segera:
1. Terima oleh perawat IGD
2. Pasien segera diangkat ketempat tidur
3. Siapkan patus set
4. Memanggil Bidan
5. Selanjutnya pertolongan persalinan normal oleh Bidan
6. Setelah plasenta lahir, bayi dan ibu dibersihkan,
kemudian dipindah kekamar bersalin untuk diobservasi
kala IV selama 2 jam
7.
Untuk partus tidak normal:
Pasien diterima di IGD dan diperiksa oleh dokter jaga,bila pasien
datang dengan pendarahan,langsung diberi pertolongan terlebih
dahulu dan segera perawat memanggil bidan kemudian dipindah
ke kamar bersalin untuk dikonsultasikan ke dokter Obsgyn

Persiapan alat:
1. Bak partus normal steril didalam berisi:
a. Doek steril 1 buah
b. Klem tali pusat 2 buah
c. Gunting tali pusat 1 buah
PELAYANAN IBU DALAM PROSES PERSALINAN
NORMAL MAUPUN TIDAK NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR d. Gunting episiotomi 1 buah
e. Kom tempat bethadine
f. Kassa steril secukupnya
g. Chateter metal 1 buah
½ koher tangan atau pemecah ketuban
2. Bak instrumen beisi alat-alat steril untuk menjahit
a. Doek lubang 1 buah
b. Nacl powder 1 buah
c. Kom tempat bethadine
d. Gunting benang 1 buah
e. Pincet sirurgi 1 buah
f. Jarum jahit kulit 1 buah / otot 1 buah
g. Kassa steril secukupnya
h. Tampon bulat 1 buah (kalau perlu)
3. Alat-alat setril dalam tempatnya
a. Umbilical klem 1 buah
b. Benang catgut dan benang side 1/1 kotak
c. Slym zuiger 1 buah
d. Sarung tangan steril 2 pasang
e. Obat anesthesi lokal
f. Spuit 10cc, 5cc, 3cc
4. Bethadine dan tempatnya Alat-alat tidak steril
a. Waskom berisi larutan disenfektan
b. Stikpan 1 buah
c. Bengkok 1 buah
d. Ember tempat pakaian kotor 1 buah
e. Waskom untuk menyeka
f. Waslap 1 buah
g. Plastik plasenta 1 buah
h. Sarung atau kain panjang 1 lembar
i. Baju atasan 1 lembar
j. Underped
k. Celana dalam 1 buah
l. Softex 3 buah
m. Gurita pasien

PELAYANAN IBU DALAM PROSES PERSALINAN


NORMAL MAUPUN TIDAK NORMAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR n. shcort
Pelaksanaan:
Kala II
1. Posisi ibu litotomi
2. Pasien dipimpin mengejan bila ada his
3. Observasi hid dan B.J.A
4. Observasi penurunan kepala
Lakukan epiriotomi bila kepala bayi didasar panggul pada
primi, multi
5. Lahirkan bayi
6. Bayi dirawat sesuai protap
7. Beri uteriotonika sesuai indikasi
Kala III:
Periksa
1. KU Ibu
2. Kontraksi terus dan tingginya fundus uteri
3. Kandung kencing dikosongkan
4. Robekan perinium
5. Perdarahan
6. Lahirkan plasenta, lengkap atau tidak lengkap
7. Periksa selaput plasenta koteledon

Kala IV:
1. Mengawasi Ku ibu
2. Kontrkasi uterus
3. Perdarahan
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Membersihkan vulva
6. menjahit luka pada perinium
7. Ibu diseka
8. Selanjutnya pasien diantar keruang VK untuk diobservasi
2 jam post partum

UNIT TERKAIT IGD


PROGRAM ORIENTASI BAGI PETUGAS YANG BARU
DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PENGERTIAN Pada umumnya petugas yang baru masih belum mengenal


lingkungan IGD untuk itu IGD mengadakan orientasi pada
petugas baru yang akan ditempatkan di IGD baik Dokter Umum,
perawat maupun pekerja.
TUJUAN Setelah mengikuti program orientasi diharapkan petugas baru
dapat:
1. Mengetahui struktural organisasi IGD
2. Mengetahui peraturan / kebijakan yang berlaku di IGD

KEBIJAKAN
PROSEDUR Metode :
a. Menjelaskan / ceramah
b. Orientasi ruangan
c. Tanya jawab

Orientasi petugas baru:


Materi :
Penjelasan tentang
 Struktural organisasi
 Perkenalan staf IGD
 Uraian tugas dan tanggung jawab
 Tempat kerja / ruangan
 Pengenalan alat-alat dll
 Tata cara administrasi dan pengolahannya
Prosedur :
 Prosedur penerimaan pasien
 Prosedur memindahkan pasien keruangan
 Prosedur konsul dokter ahli
 Prosedur penggunaan alat
 Prosedur menyediakan obat, dll
Peserta : petugas baru
1. Pembimbing : Ka igd, koordinator perawat
2. Tempat : IGD Rumah Sakit Hj Bunda Halimah

PROGRAM ORIENTASI BAGI PETUGAS YANG


BARU DI IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Lamanya : 1 hari
3. Evaluasi : dilakukan oleh ka. IGD / koordinator
perawat IGD yang selanjutnya dikirim kembali kepada
kepegawaian dengan rekomendasi mengenai sikap dan
kemauan bekerja.
4. Orientasi petugas lama yang baru di IGD
Materi :
a. Penjelasan tentang
- Struktural organisasi
- Uraian tugas dan tanggung jawab
- Tempat kerja
- Pengenalan alat
b. Prosedur
- Prosedur penerimaan pasien
- Prosedur memindahkan pasien keruangan
- Prosedur konsul dokter ahli
- Prosedur penggunaan alat

Peserta: petugas lama yang baru di IGD


1. Pembimbing : ka IGD, Koordinator perawat
2. Lamanya : 1 hari
Evaluasi : dilakukan oleh Ka. IGD / koordinator perawat
IGD dimasukkan didalam staff penilaian IGD

UNIT TERKAIT IGD


PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT
TERTENTU
(CEDERA KEPALA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Suatu usaha untuk mengklarifikasi berat ringannya cidera
kepala dan meminimalkan komplikasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
mengklarifikasikan berat ringanya cidera kepala dan
meminimalisir komplikasi terhadap pasein yang datang ke
unit gawat darurat rumah sakit Hj.Bunda Halimah.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Berat ringannya cedera kepala dibagi berdasarkan skala
koma Glasgow (SKG)
SKG 13-15 = cedera kepala ringan
SKG 9-12 = cedera kepala sedang
SKG 3- 8 = cedera kepala berat

Semua pasien cedera kepala yang datang ke Gawat Darurat


dalam keadaan sadar diobservasi ± 2 jam. Bila tidak ada
pingsan, muntah atau pusing pasien dipulangkan dan diberi
pesan-pesan yaitu : bila pasien mengantuk / tidur, sakit
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(CEDERA KEPALA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019 Direktur

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Pemeliharaan:
Lakukan pemeriksaan umum / tanda-tanda vital, jelas dikepala
atau ditempat lain, tingkat kesadaran dan pemeriksaan
neurologis lainnya.

Diagnosis:
CKR, CKS, CKB, Cedera Kepala terbuka
Penanganan :
1. Pasang infuse Ringer Laktat
2. Antibiotika sesuai indikasi
IGD
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(DENGUE)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Demam dengue (dengue fever (DF) adalah penyakit yang utama
terdapat pada anak remaja atau orang dewasa. Demam berdarah
dengue (Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
yang terutama terdapat pada anak.
Sindrom renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome (DSS)
adalah penyakit DHF yang disertai renjatan.
TUJUAN

KEBIJAKAN KEPMENKES NO. 042/MENKES/SK/1/2007


PROSEDUR ETIOLOGI
Virus dengue tergolong arbovirus dan dikenal ada 4 serotipe,
berbentuk batang bersifat termolabil. Sensitif terhadap aktivitas
oleh Estileter dan natrium dioksikolat stabil pada suhu 70 °c.

PATOSIOLOGI
Penyakit dengue di Indonesia merupakan penyakit endemis dan
vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegepti.
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan
infeksi pertama kali mengkin memberi gejala DF. Reaksi yang
amat berbeda akan tampak bila seorang mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Berdasarkan
hal ini timbullah yang disebut the secondary heterallogous
infection. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi
anamnestik dan antibodi sehingga menimbulkan konsentrasi
kompleks antigen – antibodi yang tinggi.

GEJALA KLINIK
Masa inkubasi 3-15 hari rata-rata 5-8 hari
DF : Suhu meningkat, tiba-tiba sakit kepala, nyeri otot dan
tulang, mual, muntah, dan batuk ringan. Eksantem / ruam mual-
mual pada muka dan dada (initial rash) selama
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT
TERTENTU
(DENGUE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR beberapa jam. Kemudian mulai hari 3-6 terbentuk
makula-makula besar pada lengan dan kaki, kemudian
keseluruhan tubuh.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopeni
terlihat
pada hari ke2 dan ke3
DHF : gejala awal seperti pada DF, awalnya mulai timbul
perdarahan pada hari ke 3-5 berupa petekie, purpura
ekimosis, hematemesis melena dan epiktasis. Hati
membesar dan nyeri tekan, tidak dijumpai ikterus
UNIT TERKAIT IGD
RAHASIA MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang diperoleh
tenaga kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan atau
posisinya
TUJUAN Tujuannya untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

KEBIJAKAN PERMENKES No. 36 tahun 2012 tentang rahasia kedokteran


PROSEDUR 1. Setiap dokter / petugas IGD wajib menjaga rahasia medis
tentang penyakit yang dialami oleh pasien dengan sumpah
jabatan
2. Beberapa perkecualian diatur dengan undang-undang
kesehatan sesuai peraturan pemerintah No : 10 Tahun 1996.
Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran

UNIT TERKAIT IGD


SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas
TUJUAN 1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas
2. Melancarkan jalan nafas

KEBIJAKAN
PROSEDUR Cara menggunakan:
1. Masukkan air bersih dan cairan antiseptik dalam botol
suction sampai garis paling rendah dengan perbandingan
campuran : air 100cc : antiseptik (Lysol) 1 cc
2. Menyambung tube ke tiap pipa sambung
3. Menekan tombol sumber tenaga listrik untuk memastikan
alat tersebut dapat bekerja baik dan kontrol tombol
pembetulan daya tekanan
4. Pipa suction dilipat, ventilasi dihentikan, setelah itu
kontrol daya tekanan suction sambil memutar tombolnya.
5. Daya tekanan : 120 – 200 mmHg → Dewasa
6. Daya tekanan : 100-120 mmHg → Anak-anak
7. Daya tekanan : 60-100 mmHg → Bayi
8. Pada saat memasukkan kateter kedalam mulut /hidung,
kateter dilipat dahulu, tanpa melakukan penghisapan,
kedalam canula sesuai kebutuhan / kondisi pasien
9. Kemudian lipatan kateter dilepas
10. Pada saat melakukan suction katater diputar-putar untuk
menghindari kerusakan mukosa, lakukan berulang-ulang
sampai lendir bersih.
11. Waktu menggunakannya antara 10-15 detik → Dewasa 5-
10 detik → bayi dan anak-anak
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Jika melebihi waktu tersebut O2 dalam paru-paru akan
berkurang
12. Kalau penderita batuk keras, suction dihentikan dan
melihat keadaan umumnya.
13. Ketika mengeluarkan kateter, mengeluarkan pelan-pelan
sambil diputar-putar
14. Kemudian bilas selang suction dari kotoran (slym) dengan
air
Kateter direndam dalam cairan lysol ± 1 jam kemudian
bilas air bersih
15. Tube suction, botolnya dan tutup botol diambil dan dicuci
dengan cairan antiseptik
16. Mesinnya dibersihkan dengan kain yang diberi cairan
antiseptik, kemudian dilap dengan lap kering
17. Setelah suction dipakai harus mencuci tangan
Pemeliharaan:
1. Setelah dipakai, alat-alat (botol dan selang) dibersihkan,
bila perlu direndam dengan cairan lysol. Dan mesin di lap
dengan lap yang sudah diberi cairan antiseptik
2. Kabel dan selang diperiksa kalau ada yang bocor
3. Kemudian botol diisi kembali dengan cairan antiseptik ±
¼ botol (secukupnya) dengan perbandingan air 100cc :
antiseptik 1 cc. Kemudian selang dipasang kembali.
4. Alat ditutup agar terhindar dari debu
5. Voltese harus sesuai dengan kebutuhan
6. Bila tidak dipakai alat tetap dicek setiap hari, agar selalu
siap pakai lap dengan lap yang sudah diberi cairan
antiseptik
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG ALAT DAN OBAT UNTUK LIFE SAVING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Obat dan alat life savinng adalah obat yang diperlukan untuk
pertolongan hidup yang jumlahnya telah ditetapkan di ruangan
resusitasi Unit Gawat Darurat sesuai dengan standar.
TUJUAN Agar alat diruangan Resusitasi, ruangan tindakan non bedah,
ruang tindakan bedah selalu tersedia setiap hari

KEBIJAKAN
Prosedur 1. Alat-alat
I. Ruang Resusitasi
a. Suction
b. Oksigen (O2)
c. Respirator
d. Defibrilator monitor
e. Resusitator Set (Ambu bag) anak dan
dewasa (terlampir)
f. EKG
g. Laringoscope
h. Magyl Forceds
i. Pipa nasotracheal
j. Pipa endotracheal
k. Oropharingeal Air Way (Gudel)
l. Bag Valve Mask Ventilation (Ambu bag)
m. Gunting besar
n. Tracheostomy set
o. Reflolux (terlampir)
p. Nebulizer (terlampir)
q. Neck Collar

II. Ruang Tindakan Bedah


a. Bidai segala ukuran
b. Perban segala ukuran
c. Vena seksi set
d. X-ray lamp
e. Perban untuk luka bakar
f. Minor surgery set
TENTANG ALAT DAN OBAT UNTUK LIFE SAVING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL
PROSEDUR 1 Agustus 2019 direktur
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR g. Benang, jarum sesuai jenis dan ukurannya.

III. Ruang Tindakan Non Bedah


a) Alat-alat periksa mata
b) THT set
c) Alat periksa gigi
d) Traction Kit-Skin
e) Gips
f) Hb Sahli
g) Acutren
h) Sonde lambung
i) Foley kateter
j) Headlight direct focussing 1 buah

IV. Persediaan obat-obatan:


 Adrenalin
 Aminophilin
 Atropin sulfat
 Catapres
 Dexamethason
 Dopamin 50mg – 200mg
 Ephineprin
 Meylon-Nabic
 Phenobrbital
 Diazepam
 Transamin
 Klopromazin
 Morfin
 Cal. Glukonas
 Papaverin
 Lasix

TENTANG ALAT DAN OBAT UNTUK LIFE SAVING


No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL direktur
PROSEDUR 1 Agustus 2019
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR  Cartison
 ATS, TT, SABU
 Pehacain
 Lidocain 2%
 Chinin Anti Pirin
 Isosorbid Dinitrat 10 mg
 Nifedipin tab 10 mg
 Persediaan cairan
 DD ½
 Dextrose 5%
 Dextrose 105
 Dextrose 40%
 Ringer laktat
 NACL 0,9%
 Martos 10%

2. Penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter


a. Obat disediakan dalam jumlah yang cukup untuk 1 hari
b. Kalau hari libur obat disediakan berdasarkan perhitungan
c. jumlah hari libur dikalikan dengan persediaan perhari
d. Obat dicek dalam seriap pergantian dinas (Dinas pagi,
sore, malam)
Obat yang dipergunakan oleh pasien dicatat dalam buku
catatan pemakaian obat

UNIT TERKAIT IGD


TENTANG LISTRIK PADAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Kasus dimana aliran listrik padam dan mesin genset tidak bisa
memenuhi kebutuhan listrik rumah sakit
TUJUAN Sebagai acuan penanganan listrik padam

KEBIJAKAN
PROSEDUR Bila listrik padam maka:
1. Dalam waktu tidak lebih ari 5 menit genset yang
dioperasikan oleh petugas maintenance harus sudah jalan
2. Kalau ternyata genset tidak berfungsi maka IGD akan
menggunakan emergency lampu yang ada di IGD
sebanyak 1 set, penempatan emergency lampu tergantung
tempat yang memerlukan, disamping itu petugas IGD
langsung lapor ke IPSRS untuk bersama menghidupkan
genset
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG CATATAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Suatu pencatatan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasien di IGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dalam rangka langkah pengisian rekam
medis di IGD

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Setiap penderita yang masuk di IGD oleh keluarga penderita
atau teman atau petugas didaftarkan di Rekam Medis untuk
mendapatkan oleh petugas IGD
2. Penderita tanpa keluarga / pengantar didaftarkan oleh petugas
IGD
3. Pelayanan di IGD dilaksanakan selama 24 jam
kartu penderita IGD disimpan di Unit Rekam Medis
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG PENYAKIT MENULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur dan
dapat berpindah dari satu orang ke orang lain.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit suspek/ menular
dari pasien ke pasien lain , pengunjung. petugas

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Bila penderita rawat jalan, dokter IGD memberi informasi
pada keluarga atau penderita tentang cara penularan dan
bagaimana mencegah menularnya penyakit tersebut.
2. Bagi penderita yang rawat inap, pasien ditempatkan diruang
khusus (isolasi) sesuai dengan penyakitnya.
3. Pada beberapa penyakit menular (misal DHF, Morbili) semua
kasus diinformasikan dicatatan medik untuk dilaporkan ke
DKK
4. Untuk mencegah tertular penyakit, semua petugas dianjurkan
melaksanakan usaha preventif sesuai dengan jenis dan cara
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG KASUS PEMERKOSAAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Suatu proses penanggulangan pasien karena kasus pemerkosaan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menagani
kasus pemerkosaan

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Setiap permintaan pemeriksaan dengan kasus pemerkosaan
harus ada permintaan VER (Visum Et Repertum) dari polisi
yang berwenang
2. Untuk pasien dengan kasus pemerkosaan dilakukan:
- Pemeriksaan luar dilakukan oleh dokter jaga IGD
- Pemeriksaan dalam harus dilakukan oleh dokter obsygn
-
Dan bila pagi dokter obsgyn tidak ada ditempat, pasien dialih
rawatkan ke RSUD Batam untuk dilakukan pemeriksaan
selanjutnya.
Hasil pemeriksaan VER dibuat dan ditandatangani oleh dokter
UNIT TERKAIT IGD

Disetujui oleh
TINDAKAN SHOCK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui
dinding dada dengan menggunakan defiblator
TUJUAN 1. Sebagai acuan untuk melakukan tindakan shock sesuai prosedur
yang berlaku
2. Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung
dan kelainan organik jantung lainnya (indikasi ventrikel
takhikardi/ ventrikel fibrilasi)

KEBIJAKAN SK Kemenkes RI NO. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar


instalasi gawat darurat
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Seperangkat alat Cardiopag
2. Jelly
3. Kain kassa
PERSIAPAN PENDERITA
1. Jelaskan pada keluarga penderita / orang sakit tentang maksud
dan tujuan tindakan DC Shock
2. Atur posisi penderita telentang tanpa bantal
3. Buka baju (atur privacy penderita)
LANGKAH-LANGKAH
1. Saklar dihubungkan dengan stop kontak (meskipun sudah di
charge) PLN / ACCU
2. Tekan tombol power (on) amati hingga di layar timbul
gelombang EKG
3. Atur knop Energy Delivered sesuai dengan instruksi dokter
(satuan joule)
4. Tekan charge (warna kuning) amati hingga dilayar monitor
timbul angka jumlah joul
5. Tes dengan menekan tombol merah pada pegangan masing-
masing untuk mengetahui alat layak pakai
6. Setelah dinyatakan siap pakai, baru kemudian digunakan pada
penderita dengan menekan charge kembali
7. Letakkan pegangan tangan kiri pada sterum dan tangan kanan
pada Apex
8. Hindarkan orang lain memegang penderita
9. Setelah siap tekan tombol merah bersama-sama
TINDAKAN SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 10. Pekerjaan diatas dapat diulang / menaikan jumlah
joul sampai tercapai efek terapinya
11. Setelah DC shock dipakai, alat masih dapat
digunakan untuk memonitor EKG
12. Bila sudah tidak dipakai lagi, tombol power
ditekan off
UNIT TERKAIT IGD
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
DOKTER JAGA DAN DOKTER KONSULEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Dokter jaga adalah dokter umum yang diberikan tugas dan
wewenang sebagai dokter jaga IGD.
Dokter konsulen adalah seorang dokter profesional yang diberi
tangguang jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan
pelayanan kesehatan di IGD
TUJUAN Sebagai acuan atas wewenang dan tanggung jawab dokter jaga
dan konsulen dalam upaya memberikan pelayanan paripurna

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. DOKTER JAGA IGD
a. Melaksanakan Triase melakukan pemeriksaan pasien
menegakkan diagnosa kerja, memeberikan pengobatan /
perawatan melakukan observasi terhadap semua pasien IGD
dengan berpedoman pada pedoman diagnosis terapi (PDT)
dan SOP IGD
b. Menangani pasien gawat diruangan
c. Melakukan konsultasi kepada dokter konsulen atas pasien
tertentu yang secara medis diluar kemampuan dokter jaga
IGD dan mendampingi dokter konsulen jaga pada saat
konsultasi
d. Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter
konsulen jaga dan melaksanakan tindakan medis sesuai
kemampuan atau dibawah bimbingan dokter konsulen jaga
e. Melaksanakan pengobatan dan atau tindakan atas semua
pasien yang menderita kedaruratan dan kegawatan medik,
melaksanakan observasi dan menyerahkan tanggung jawab
pasien yang akan dirawat kepada dokter ruangan / dokter
konsulen setelah pasien dinilai dalam kondisi cukup stabil
(kegawatan sudah diatasi)
f. Membuat catatan medik yang baik atas semua pasien yang
ditandatangani menurut tata cara yang berlaku
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
DOKTER JAGA DAN DOKTER KONSULEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR g. Membuat dan menandatangani termasuk membuat visum et


repertum
h. Mengawasi dan membimbing dan membina pengetahuan
dan keterampilan tenaga paramedis di IGD
i. Memimpin, mengkoordinasikan dan membina pengetahuan
dan keterampilan tenaga paramedis di IGD
j. Membuat laporan jaga dan melaporkannya Ka. Bid. Yan.
Med
k. Menciptakan dan memelihara suasana hubungan kerja
yang baik di IGD dan antara unit yang terkait
l. Bertanggung jawab atas kelancaran dan mutu pelayanan
kesehatan di IGD selama jam jaga

2. DOKTER JAGA II / DOKTER RUANGAN


a. Bertanggung jawab atas semua pasien yang dirawat di
RSP Hj Bunda Halimah selama jam kerja
b. Menangani pasien gawat diruangan
c. Menerima laporan tentang pasien-pasien yang sedang
dirawat dari perawat ruangan / petugas jaga keliling
d. Mengkonsultasikan pasien yang baru masuk ruangan
kepada dokter konsulen bila belum dikonsultasikan oleh
dokter jaga IGD
e. Dokter jaga II juga memiliki tugas, tanggung jawab, dan
wewenang seperti dokter jaga I dalam butir NO. 5.7.8.11
dan 12 terhadap pasien rawat inap, petugas medis dan non
medis selama jam jaga.
3. DOKTER KONSULEN
a. Menerima dan menjawab konsul dari dokter jaga I dan II
dengan disertai dan tindakan lanjut
b. Sesuai dengan kepentingannya, dokter konsulen

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


DOKTER JAGA DAN DOKTER KONSULEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR sewaktu menerima konsul wajib datang kerumah sakit.
c. Melaksanakan konsultasi timbal balik antara dokter
spesialis dan mengambil yang perlu penanganan secara
spesialistik / multi disiplin
d. Membimbing dan atau mengawasi tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter jaga I dan II
e. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dokter jaga I dan II dan para medis
f. Membuat catatan medik yang baik atas semua pasien
yang ditangani menurut tata cara yang berlaku
g. Membuat dan menandatangani surat keterangan
kesehatan termasuk membuat VER
h. Bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis
spesialistik atas kasus yang ditanganinya

UNIT TERKAIT IGD


VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Visum et repertum adalah suatu keterangan dokter sebagai saksi
mengenai hal-hal yang ditemukan saat pemeriksaan pasien baik
hidup maupun mati
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dalam pelaksanaan pengelolaan
visum et repertum
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Permintaan visum yang dilayani hanya dari POLRI / Polisi
Militer dengan membawa surat permintaan visum yang
ditanda tangani oleh polisi dengan pangkat sekurang-
kurangnya pembantu letnan
2. Surat permintaan visum harus diantar oleh petugas
berseragam dinas
3. Surat permintaan visum yang diantar penderita atau bukan
petugas yang tidak dilayani.
4. Permintaan visum secara lisan oleh petugas POLRI / Polisi
militer berseragam dinas yang membawa korban dapat
dilayani dengan catatn bahwa surat permintaan visum
menyusul paling lambat 2x24 jam setelah korban diantar ke
IRD
5. Permintaan visum oleh polri / polisi militer untuk sesuatu
kasus paling lambat 2 x 24 jamsetelah korban dibawa ke
IRD, bila waktu lewat 2 x 24 jam baru ada permintaan
visum, hasil pemeriksaan terhadap korban disesuaikan
dengan keadaan korban pada saat / tanggal permintaan
visum.
6. Surat permintaan visum diterima oleh petugas IRD untuk
selanjutnya dokter jaga akan melaksanakan pemeriksaan
sesuai permintaan visum
7. Surat visum ditanda tangani oleh Dokter jaga yang telah
melaksanakan permintaan visum tersebut

UNIT TERKAIT IGD


PROTOKOL PENDERITA YANG TERKONTAMINASI
BAHAN RADIO AKTIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Seseorang yang terpapar radiasi nuklir dosis tertentu sehingga
menyebabkan keracunan radiasi yang bisa berujung kematian
TUJUAN Untuk mencegah kontaminasi radioaktif lebih lanjut dan
meringankan gejala-gejala yang muncul seperti luka, cidera, dan
rasa nyeri di tubuh penderita
KEBIJAKAN

PROSEDUR Tidak ada fasilitas perawatan untuk penderita-penderita tersebut


diatas biasanya langsung dirujuk ke RSUD Batam yang memiliki
fasilitas lebih lengkap dan tenaga ahli yang spesialistik
Sesuai prosedur penerimaan dan identifikasi pasien baru
Yang penting adalah Allo anamnase dan Auto anamnase meliputi:
1. Waktu Exposure
2. TKP dan jarak kesumber Kontaminant
3. Jenis Radio Aktif (Berhubungan dengan lama dan waktu
isolasi serta half life bahan radio aktif)

Sesudah pemeriksaan fisik (dimana pasien segera di isolasi


dalam ruangan kedap radiasi, dan diberikan supportif therapi).
Semua bahan urine, feces, dan air liur penderita ditampung dan
dibuang dalam septik tank / tempat pembuangan radio aktif
sampai half life bahan tersebut habis. Pelaporan ke BATAM.
Perujukan penderita ke RS lebih lengkap sesudah half life bahan
tersebut habis dan penderita sudah dalam keadaan siap rujuk,
dengan telebih dahulu menghubungi RS yang akan dirujuk

UNIT TERKAIT IGD


PEMADAMAN LISTRIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Sebuah keadaan ketiadaan penyediaan listrik di tempat tersebut

TUJUAN 1. Menghindari terjadinya kepanikan pada pasien,


pengunjung, dokter serta karyawan yang berada di rumh
sakit.
2. Guna menghindari hal yang tidak diinginkan sehingga
mengganggu proses perawatan pasien rumah sakit
3. Tercapainya kinerja efektif dan efisien dalam melakukan
pekerjaan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pemberitahuan sebelumnya oleh PLN ke Rumah Sakit
Pertamedika Hj Bunda Halimah kira-kira 1 minggu sebelum
pemadaman dilakukan
2. Unit maintenance wajib menghubungi tiap-tiap ruangan
untuk persiapan antisipasi kebutuhan listrik selama
pemadaman dilakukan.

UNIT TERKAIT IGD


TENTANG RADIO AKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida
pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan
(Clearance level) yang ditetapkan oleh badan pengawas tenaga nuklir
TUJUAN Untuk menangani limbah radioaktif melalui perlindunganan
kesehatan manusi dan lingkungan baik pada saat sekarang dan masa
depan tanpa memberikan beban yang tidak semestinya pada generasi
mendatang.
KEBIJAKAN 1. Undang-undang republik indonesia nomor 10 tahun 1997 tentang
ketenaganukliraan, bab IV pengelolaan limbah radioaktif .
2. Peraturan pemerintah No.27 tahun 2002 tentang pengolahan
limbah radioaktif
PROSEDUR 1. Di Rumah Sakit Pertamedika Hj Bunda Halimah hanya terdapat
sumber radiasi dari sinar X, dimana sinar radiasinya bari timbul
saat ekspose
2. Untuk menghindari akibat buruk dari radiasi ini, baik petugas,
pasien maupun pengantar pasien perlu mendapat perlindungan.
3. Perlindungan terhadap petugas:
- Selama ekspose petugas harus berada dibalik tabir pelindung
yang dilapisi lapisan timah ataupun menggunakan apron
- Petugas harus menggunakan film badge dan menjalani
pemeriksaan kesehatan setiap tahun
4. Perlindungan terhadap pasien:
- Pemakaian diafragma untuk menentukan luas yang akan di
sinar X sekecil mungkin sesuai yang diperlukan, sehingga
dosis radiasi yang diterima pasien relatif kecil
- Bagi ibu hamil (terutama kehamilan 3 bulan pertama)
sebaiknya pemakaian radiasi ditunda kecuali bila keadaan
mendesak maka pengambilan foto dilakukan dengan
melindungi bagian perut dengan apron.
5. Perlindungan terhadap pengantar:
- Pengantar tidak boleh memasuki ruangan pemeriksaan
TENTANG RADIO AKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR Kalau pengantar harus masuk keruangan pemeriksaan, untuk
kelancaran pemeriksaan (seperti pada bayi, anak-anak, dan
penderita tidak kooperatif) maka pengantar diwajibkan
memakai apron
UNIT TERKAIT IGD
TENTANG ASURANSI KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Pasien yang menggunakan produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para
anggota asuransi tersebut jika mengalami kecelakaan atau
jatuh sakit
TUJUAN Sebagai acuan penanganan pasien dengan pengguna jasa
asurnsi

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien yang datang dengan menunjukan kartu :
a. BPJS
b. Asuransi INC Insurance
c. Asuransi Lippo Life
d. Asuransi AEA
2. Untuk keperluan obat oral, obat injeksi dan cairan
infuse ditulis pada resep Askes sedangkan asuransi
perusahaan ditulis diresep RSP Hj Bunda Halimah
3. Untuk obat dan alat habis pakai tidak diresepkan dan
ditagihkan oleh pihak Rumah Sakit.
4. Pasien hanya dilayani untuk rawat inap dan Gawat
Darurat
5. Pasien berobat diluar jam kerja sore hari maka akan
dilayani di poliklinik sore IGD sebagai kasus
emergency dengan mendapatkan resep untuk 1 (satu)
hari

UNIT TERKAIT IGD


PENATALAKSANAAN HEACTING
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONA 1 Agustus 2019 Direktur
L PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Heacting adalah penjahitan luka terbuka

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh


jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN PERALATAN :
1. Handscoon
2. Duk bolong steril
3. Kasa steril
4. Lidokain steri;
5. Sufratul
6. Spuit 3cc
7. Betadine solution
8. Alcohol 70 %
9. Benang silk untuk kulit, benang catgut untuk pembuluh darah
10. Pinset chirurgis
PENATALAKSANAAN HEACTING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

11. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas


daerah luka
UNIT TERKAIT IGD
PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA KLL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
TUJUAN Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
KEBIJAKAN
PROSEDUR PERSIAPAN PERALATAN :
Steril
1. Spuit irigasi 50 cc
2. Soft koteker
3. Gunting jaringan
4. Arteri klem
5. Knop sonde
6. Container untuk cairan irigasi
7. Naal foulder
8. Kasa dan depres dalam tromol
9. Handscoon steril
10. Pinset chirurgis
11. Pinset anatomi
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
LUKA KLL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR b. cairan Nacl dan betadine
c. Perawatan luka robek
d. Pembersihan luka dengan Nacl/ RL
e. Setelah itu diberi betadine
f. Bersihkan peralatan
g. Observasi
h. Konseling
 Penatalaksanaan perawatan luka robek
a. Persiapan pasien dan inform consent
b. Semua alat dipersiapkan
c. Suntikan dengan lidokain merata
d. Dibersihkan dengan Nacl/ Perhidol
e. Diberiakn disinfektant dengan betadine
f. Heacting ( sesuai SOP heacting)
g. Diberikan tulle atau salep oxitetracyclin
h. Ditutup dengan kasa steril
i. Diplester/ hipafix
j. Bersihkan kotoran, bekas darah disekitar luka
k. Bereskan peralatan
l. Observasi
m. konseling

UNIT TERKAIT IGD


MENGHENTIKAN PERDARAHAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR

Drg. Bramantio,SpOrt
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus
bedah maupun non bedah.
TUJUAN Mencegah terjadinya syok
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan
dilaksanakan untuk kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Baskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin

B. Pelaksanaan tindakan
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
 Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang
dekat dengan permukaan kulit dengan
menggunakan jari tangan.
 Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah
yang luka
3. Perawat II
 Mengatur posisi pasien
 Memakai sarung tangan kecil
 Meletakkan kain kasa steril di atas luka
 kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
MENGHENTIKAN PERDARAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 Direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR  Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa


yang pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila
perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat
dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa
mengangkat kain kasa yang ada.
4. Menekan balutan
 Meletakkan kain kasa steril di atas luka
 Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan
benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka
 Membalut luka dengan menggunakan verband balut
tekan.
 Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat dan trumatik amputasi
 Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi)
dengan menggunakan kain kasa steril
 Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
 Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali
secara periodik
 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquete :
- Pemasangan tourniquet merupakan tindakan
terakhir jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya
dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live
saving”
- Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi
pasien dan tanda-tanda vitalEkspresi
wajahPerkembangan pasien

UNIT TERKAIT IGD


MENCUCI TANGAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/ 1/1
VIII/2019
STANDAR Ditetapkan oleh
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Direktu
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran maupun
mikroorganisme dengan menggunakan sabun / sabun anti septik
dan air
mengalir.
TUJUAN 1. Mencegah dan mengendalikan infeksi silang.
2. Menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien darikulit
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
pedoman
pelayanan rawat inap no.
PROSEDUR 1. Tarik ke atas lengan baju (bila seragam berlengan panjang), lepaskan
perhiasan dan jam tangan.
2. Buka kran dan alirkan air.
3. Hindari percikan air ke baju.
4. Atur aliran air supaya tidak terlalu besar/kecil.
5. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air
mengalir.
6. Berilah sabun/sabun anti septik pada telapak tangan dan gosok lah
tangan sesuai prosedur pelaksanaan.
7. Telapak tangan dengan talapak tangan.
8. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri,telapak tangan kiri diatas
punggung tangan kanan.
9. Telapak tangan dengan talapak tangan dengan jari saling terkait.
10. Letakkan punggung jari dengan telapak tangan satunya dengan jari
saling mengunci dan sebaliknya.
11. Jempol kiri digosok memutar oleh telapak tangan kanan dan sebalik
nya. Jari kiri menguncup gosok memutar ke arah dalam pad
12. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri digerakkan
memutar dansebaliknya.
13. Bilas tangan dengan air mengalir sampai bersih lalu tangan diarahkan
kebawah sehingga air mengalir ke ujung jaritangan
MENCUCI TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 13.Keringkan tangan dengan handukkering.
14.Matikan kran dengan menggunakan handuk yang sudah dipakai
untuk mengeringkan tangan.Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan padapasien.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat &
Instalasi Kamar Operasi
MENGUKUR SUHU BADAN
DENGAN TERMOMETER DIGITAL
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/ 1/1
VIII/2019
STANDAR Disetujui oleh, Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit : RSHj Bunda Halimah
OPERASIONA 01 Agustus 2019
L
Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Mengukur suhu badan pasien dengan mempergunakan thermometer suhu.

TUJUAN Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :


1. Menentukan diagnosa.
2. Menentukan langkah – langkah perawatan.
KEBIJAKAN
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pelayanan rawat inap no.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Termometer digital.
2. Bengkok.
B. Penatalaksanaan.
1. Cuci tangan (sesuai SPO).
2. Pastikan telinga pasien bersih dari darah dan cairan yang
mengganggu pengambilan suhu.
3. Ambil thermometer dari base-nya.
4. Periksa ujung lensa, pastikan tidak kotor/retak. Bila kotor
bersihkan dengan kain kering/alcoholswab.
5. Pasang probe cover dengan menekan ujung silver hingga
terdengar bunyi klik.
6. Pastikan prove cover tidak sobek/rusak. Bila rusak, pasang
probe cover yang baru.
7. Pastikan probe cover terpasang sempurna, tidak terlihat
lagi bagian berwarna silver.
8. Masukkan probe cover ke dalam telinga pasien, tepat
didalam saluran telinga
9. Segera tekan tombol Scan dan tahan hingga terdengar
bunyi beep tiga kali.
MENGUKUR SUHU BADAN
DENGAN TERMOMETER DIGITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR 10. Buang prove cover ketempat sampah dengan menekan tombol
biru yang palingatas.
11. Letakkan kembali thermometer ke base nya dansimpan.
12. Rapikan dan kembalikan alat-alat ketempat semula.
13. Catat pada status pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
&
Instalasi Kamar Operasi
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/VI 1/1
II/2019
STANDAR Disetujui oleh,
PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 RS Hj Bunda Halimah

Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Menghitung nadi dan jumlah pernafasan (inspirasi diikuti ekspirasi)
dalam satu menit.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1menit.
2. Untuk mengetahui pekerjaan jantung
3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
4. Untuk menentukan diagnose
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman
Pelayanan rawat inap No.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien
2. Pelaksanaan:
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan,anjurkan pasien supaya tenang dan rileks, boleh
sambil berbaring ataududuk.
c. Hitung denyut nadi selama satu menit pada arteri radialis.
Unit terkit Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
dan Instalasi Kamar Operasi

MEMBERIKAN OBAT MELALUI


SUNTIKAN INTRA MUSCULAR

No No Halaman :
Dokumen : Revisi
1/1
:
003/RSBH/S
OP/VIII/201
9
STANDAR Disetujui oleh, Direktur
Tanggal
PROSEDUR Terbit : RSHj Bunda Halimah
OPERASIONA 01 Agustus
L 2019
Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot.

TUJUAN 1. Untuk memberikan obat-obatan yang merangsang yang tidak


mudah dihisap/ dapat menyebabkan rasa sakit bila diberikan di
bawah kulit.
2. Untuk memberikan obat-obat yang pengaruhnya kita harapkan
lebih cepat
terlihat daripada kita berikan di bawah kulit.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman
Pelayanan rawat inap No.

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


a. Baki
b. Kartu obat.
c. Obat yang akandiberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Kikirampul
f. Jarumsteril.
g. Kapas alkohol 70%./ alkohol swab.
2. Pelaksanaan:
a. Cocokkan kartu obat kuning dengan pesanan dokter dan
catatan perawat.
b. Cuci tangan(sesuai spo cuci tangan).
c. Identifikasi pasien.
d. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan dan jenis
obat yang akan diterimapasien.
e. Siapkan obat sesuai pesanan dokter, perhatikan tehnik aseptik.
3. Bila suntikan pada bokong:
a. Pada musculus gluteus, atur pasien tengkurap dengan badan
lemas berbaring menelungkup dan selimuti pasien, pilihlah
tempat untuk suntikan ditengah quadran atas luar.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR b. Desinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol


dengan gerakan melingkar dari dalam keluar
c. Masukkan jarum dengan cepat ke dalam otot tegak lurus
(sudut 90º), pegang jaringannya dengan kuat ketika
memasukkan jarum dengan tangan kiri.
d. Lakukan aspirasi dengan menarik stamper spuit sedikit dan
bila tidak terdapat darah masuk ke dalam spuit, masukkan
cairan obat perlahan- lahan.
e. Bila terdapat darah, tariklah jarum keluar, kemudian ganti
dengan jarum yang baru, lalu pilihlah tempat lain untuk
menyuntikkembali.
f. Perhatikan respon pasien.
d. Cabut jarum dengan perlahan-lahan.
e. Desinfeksi kulit dengan kapas alkohol70%.
g. Cuci tangan.
h. Bawa kartu obat ke status pasien secepatnya dan cek pada
kolom obat dan catat juga respon pasien terhadap
pemberian obat. Dengan mengecek dan tanda tangan
perawat membuktikan sudah memberi obat dengan ukuran
yang benar menurut jam dan tanggal. Coretan tersebut
menjadi resmi apabila ada coretan paraf diatasnya.
i. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah
menyiapkan dan memberikan obat tersebut.
j. Sesudah dicek, kembalikan kartu obat ke kotak obat, sesuai
jam pemberian obat berikutnya.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR Perhatian :
1. Tempat suntikan harus betul-betul tepat bila salah akan
berbahaya, karena dapat mengenai syaraf ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra muscular:
a. Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari spina illiaka
anterior superior, (area dorso-gluteal/ pinggang bagian
belakang).
b. Area dorso gluteal yang terletak di pinggang mempunyai
area injeksi IM yang sering digunakan.Injeksi dilakukan
antara 5 – 7,5 cm di bawah puncak illium di perempat atas
bagian luar dari pinggul.Metode lain untuk menentukan
titik suntik pada pinggul dapat dengan menarik garis dari
tulang illium posterior superior ke pangkal tulang paha
sebelahluar.
c. Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar
(area otot vestus lateris). Bagian pertengahan ketiga, bila
diukur ke atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari
ujung bawah pangkal, di sini sebagai areasuntik.
d. Otot pangkal lengan/ otot deltoid da pasterior triceb (bahu
dan lengan atas).
e. Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi IM, otot ini
jarang digunakan untuk keperluan injeksi, karena klien
merasa lebih nyeri dan pegal dibagian otot,ketika injeksi
posisi pasien dapat berbaring/duduk.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI
SUNTIKAN
INTRA CUTAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/ 1/1
VIII/2019

STANDAR Disetujui oleh, Direktur RSHj


PROSEDUR Tanggal Terbit : Bunda Halimah
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit
TUJUAN
Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman
Pelayanan rawat inap No.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Baki.
b. Kartu obat
c. Obat yang akandiberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Jarum steril
f. Kapas alkohol 70%./Alkoholswab
2. Pelaksanaan:
a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan catatan perawat/
baca pesan dokter pada status pasien
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
c. Identifikasi pasien
d. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan jenis obat yang akan
diterima olehpasien
e. Siapkan alat-alat dan obat
f. Desinfeksi kulit, lalu ditegangkan/diregangkan/diregang dengan
tangan kiri
g. Tusukkan jarum dengan lubang jarum menghadap ke atas dan
buat sudut 15º - 20º dengan permukaan kulit, lalu semprotkan
obat sampai terjadi gelembung pada tempat tersebut
h. Kemudian tarik jarum dengan cepat, jangan dihapus
CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI
SUNTIKAN
INTRA CUTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt

PROSEDUR dengan kapas alkohol dan jangan dilakukan massage


i. Beri tanda dengan bolpoin pada gelembung di tempat
suntikan tersebut
j. Lihat reaksinya setelah jangka waktu tertentu :15’
k. Mencuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
Bawa kartu obat ke status pasien secepatnya dan cek
pada kolom obat dan catat juga respon pasien terhadap
pemberian obat. Dengan mengecek dan tanda tangan
perawat membuktikan sudah memberi obat dengan
ukuran yang benar menurut jam dan tanggal
l. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah
menyiapkan dan memberikan obat tersebut
Sesudah dicek, kembalikan kartu obat ke kotak obat,
sesuai jam pemberian obat berikutnya
Unit terkait Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat
Darurat
MEMBERIKAN OKSIGEN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VIII/2 1/1
019
STANDAR Disetujui oleh, Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR RSHj Bunda Halimah
01 Agustus 2019
OPERASION
AL Dr.Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memasukkan O2 ke dalam paru melalui saluran nafas dengan


menggunakan
alat khusus.
TUJUAN 1. Membantu menambah kekurangan O2
2. Pengobatan.
Mencegah hipoksia.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pemberlakuan SOP Nomor
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Tabung O2 dengan manometer.
b. Pengukur aliran (flow meter).
c. Botol pelembab (humidifier) yang sudah diisi dengan aquades.
d. Selang O2 nasal/ masker, alat resusitasi otomatis
e. Plester + gunting (jika diperlukan)
2. Cara Kerja:
a. Cuci tangan (sesuai spo cuci tangan)
b. Identifikasi pasien
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
d. Beritahu pasien supaya tenang
e. Yakinkan dulu apakah jalan nafas betul – betul sudah bebas, bila
belum bebaskan dulu obstruksi jalan nafas, misal bila ada lendir
atau muntahan maka bersihkan dulu dengan jalan menghisap
/suction
f. Dekatkan alat dan atur pasien dalam sikap semifowler / sesuai
keadaan
umum pasien
g. Periksa isi tabung periksa dan coba.
• Kanula Hidung Ganda:
 Masukkan ujung kanula kedalam kedua lubang hidung
MEMBERIKAN OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/3

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh


OPERASIONAL 1 Agustus 2019 direktur
PROSEDUR
Drg. Bramantio,SpOrt
PROSEDUR
 Ikatkan selang pada telingapasien
• Masker:
 Pasang masker / tutup pada mulut dan hidung
 Ikatkan selang pada telinga pasien
 Buka flowmeter dengan ukuran yang sesuai kebutuhan.
 Tanyakan pada pasien apakah sesaknya berkurang.
 kembalikan alat-alat yang tidak digunakan ke tempat semula.
 Pemberian O2 ini dapat diteruskan, selang – seling, atau
dihentikan tergantung pada program terapi
 Apabila terapi O2tidak diperlukan lagi,angkat masker /
kanula hidung ganda kemudian tutup saluranO2
 Rapikan pasien dan kembalikan alat ke tempat semula
Perhatian :
1. Perhatikan reaksi pasien, sebelum dan sesudah pemberianO2
2. Berikan kelembaban pada pemberian O2
3. Jauhkan dari hal – hal yang membahayakan, misal : api,rokok
4. Dokumentasikan tindakan di status pasien.
Perawatan selama prosedur terapi O2:
1. Kaji adanya tandahipoksemia.
2. Pertahankan patensi jalan nafas.
3. Kaji dan ajarkan pasien untuk mempertahankan posisi yang
baik yang sesuai agar ekspansi paru optimal, bagian kepala
ditinggikan 45° - 90° dari tempat tidur.
4. Atur dan pertahankan kecepatan aliran serta konsentrasi O2
dengan kelembaban sesuai pesanan, siapkan tabung O2
portable dan / atau selang panjang bila O2 digunakan secara
berkelanjutan.
5. Pantau tanda – tanda vital tiap 15 menit – 4 jam, kemudian
tiap 2 –4 jam bila stabil.
6. Kaji tingkat kesadaran pasien tiap 15 menit – 4 jam pertama,
lapor dokter bila ronchi atau bunyi nafas hilang.
7. Lakukan hygiene oral dan nasal 2 kali perhari.
8. Bantu dan ajarkan pasien nafas dalam, dan batuk efektif tiap
4 jam sekali.
9. Hindarkan kecepatan aliran dan konsentrasi O2 yang tinggi
untuk pasien PPOM.
10. Hindarkan kecepatan yang tidak bermanfaat bagi pasien.
11. Pantau gas darah arteri (Arteri Blood Gas) sesuai instruksi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat &
MEMASANG INFUS

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VII 1/1
I/2019
STANDAR Disetujui oleh, Direktur RSHj
Tanggal Terbit :
PROSEDUR Bunda Halimah
01 Agustus 2019
OPERASIONAL

Dr.Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan infus set
TUJUAN 1. Sebagai pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh
makan melalui mulut
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman
Pelayanan rawat inap No.
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
a. Standar tinfus
b. Cairan infus
c. Infus set
d. Alkohol swab/kapas alkohol
e. Gunting
f. Plester
g. Pengalas dan perlak.
h. Bengkok
i. Sarung tangan on steril.keadaan umum pasien
2. Pelaksanaan:
a. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
b. Identifikasi pasien
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
d. Bawa peralatan kepasien
e. Atur posisi pasien dengan posisi supine(terlentang)
f. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan
-Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi denga
MEMASANG INFUS

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VII 1/1
I/2019
STANDAR Disetujui oleh, Direktur RSHj
Tanggal Terbit :
PROSEDUR Bunda Halimah
01 Agustus 2019
OPERASIONAL

Dr.Bramantio, SpOrt
PROSEDUR
g. alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.g. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan
terisi 1/3 sampai ½ penuh.Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan
sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu
klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan
gelembung udara, ujung slang ditutupkembali
h. Pakai sarung tangan
i. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
j. Siapkan area yang akan dipasang infus
k. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan
di pasang infus
l. Lakukan fixasi
m. Tentukan vena yang akan ditusuk.
n. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 -19 cm
melingkar dari arah dalam keluar.
o. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan,
kemudian fiksasi
d. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian
luar
p. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
q. Perhatikan reaksi pasien
r. Rapikan pasien
s. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
t. Cuci tangan
u. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta
peralatan habis pakai pada status pasie

UNT TERKIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
& Instalasi Kamar Operasi.
PELAYANAN RESIKO TINGGI
No Dokumen :
No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/V
III/2019 1/1
STANDAR Disetujui oleh,
Tanggal Terbit :
PROSEDUR Direktur
01 Agustus2019
OPERASION RS Hj Bunda Halimah
AL

Drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Pelayanan pasien resiko tinggi adalah Pelayanan yang diberikan pada pasien
dengan berbagai variasi seperti pasien anak, usia lanjut,pasien ketakutan,
bingung ataupun koma dan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan
misalnya memerlukan peralatan medis dan pengobatan penyakit yang potensi
membahayakan pasien karena efek pengobatan.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pelayanan pasien resiko tinggi.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pemberlakuan SOP Nomor
PROSEDUR 1. Pasien anak – anak, dan usia lanjut dengan keterbatasan fisik yang
tergantung dan memerlukan bantuan orang lain akan diberi bantuan
sesuai dengan kebutuhannya.
2. Ventilasi hanya digunakan oleh pasien yang membutuhkan dan
disetujui oleh dokter yang merawat serta keluargapasien.
3. Pasien dengan resiko jatuh, melukai diri sendiri dan menghambat
proses pengobatan, akan dipasang restrain (alat pengikat).
4. Mengatur penanganan, penggunaan, dan pemberian darah serta
produk darah.
5. Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kota Batam
menyediakan stock darah dalam jumlah terbatas untuk pelayanan
transfusi darah di rumah sakit.
Pasien dengan resiko tinggi menular akan ditempatkan di ruang khusus.
UNIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan & Instalasi Gawat Darurat.
PEMBUATAN JADWAL DINAS

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VIII/ 1/2
2019
Disetujui oleh,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur
PROSEDUR 01 Agustus 2019
RS Hj Bunda Halimah
OPERASION
AL
Drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Adalah jadwal untuk menentukan jumalh tenaga keperawatan dan tanggung
jawab disetiap shift jaga di ruang rawat inap
TUJUAN Membuat pola yang sama disetiap shift keperawatan sehingga pelayanan
keperawatan dapat dipertanggung jawabkan
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman pelayanan Rawat Inap NO
PROSEDUR 1. Pembuatan jadwal dinas terdiri dari shift pagi, siang dan malam.
2. Setiap shift ada ketua tim yang bertanggung jawab yang membawahi
beberapa perawat pelaksana.
3. Pembuatan rancangan jadwal jaga perawat dilakukan oleh kepala
perawatan
4. Setelah rancangan jadwal jaga perawat terselesaikan kemudian diajukan
ke direktur untuk disetujui.
5. Jika perawat berhalangan hadir maka akan digantikan oleh perawat lain
yang terjadwal libur atau dapat bantuan tenaga dari ruangan lain, jika
memungkinkan dengan persetujuan dari kepala perawatan dan diketahui
oleh direktur.
6. Jadwal dinas final dikeluarkan 1 minggu sampai 5 hari sebelum bulan
tersebut habis.
7. Setiap perawat tidak diperbolehkan jaga 2 shift secaraberturut-turut
8. Pengajuan cuti minimal 1 minggu sebelum pembuatan jadwal jaga bulan
berikutnya.
9. Pengaturan jadwal jaga untuk setiap shift diusahakan setiap perawat
mendapatkan jadwal jaga dengan jumlah yang hampir sama.
10. Perawat mendapatkan hak libur 4 hari dalam satu bulan dan hak libur
tidak boleh diambil dalam waktu bersamaan dalam 1 bulan.
11. Jadwal dinas keluar setiap 1 bulan sekali.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan & Instalasi Gawat Darurat.

PERAWAT PENGGANTI
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/V 1/1
III/2019
Disetujui oleh,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur RSHj
PROSEDUR 01 Agustus 2019
Bunda Halimah
OPERASIONAL
Dr.Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Tenaga perawat yang bertugas menggantikan tenaga perawat yang
berhalanagan hadir karena suatu hal yang dianggap penting
TUJUAN
Pelayanan keperawatan berjalan dengan baik
KEBIJAKAN
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman pelayana Rawat inap
PROSEDUR 1. Petugas yang berhalangan hadir wajib lapor kepada penaggung
jawab (kepala perawatan dan disetujui HRD) agar dapat segera
dicarikan pengganti.
2. Perawat pengganti tersebut diminta persetujuan terlebih dahulu.
3. Bila perawat pengganti tersebut menyetujui maka akan diberikan
pelimpahan tugas dari perawat yangmenggantikan.
4. Perawat pengganti melakukan tugas dan membuat pelaporan dari
kegiatan selam menggantika petugas yangdigantikan.
5. Perawat yang bersangkutan dan perawat pengganti mengisi form
tukar jaga yang disetujui kepala perawatan dan HRD
6. Kualifikasai Tenaga Pengganti:
a. Bila Ka.Instalasi yang berhalangan hadir pelimpahan tugas
Unit terkit Kepala Instalasi Rawat Inap. Seluruh unit keperawatan

CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VIII/20 1/1
19
Disetujui oleh, Direktur
Tanggal Terbit :
RSHj Bunda Halimah
STANDAR 01 Agustus 2019
PROSEDUR
OPERASIONA
Dr.Bramantio, SpOrt
L
PENGERTIAN Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan mengendalikan kadar
gula darah akibat gangguan kerja insulin sel β.
TUJUAN
Mengendalikan kadar gula darah.
KEBIJAKAN
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman Pelayanan rawat inap No.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Obat yang diperlukan :insulin
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol.
d. Kartu obat.
e. Baki.
f. Gauze steril
2. Cara kerja:
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VIII/20 1/1
19
Disetujui oleh, Direktur
STANDAR Tanggal Terbit :
RSHj Bunda Halimah
PROSEDUR 01 Agustus 2019
OPERASIONA
L
Dr.Bramantio, SpOrt
PROSEDUR
m. Balik kartu obat dan tetap dalam baki.
n. Beritahu pasien bahwa prosedur tindakan sudah selesai lalu
rapikan lingkungan dan bereskan alat – alat.
o. Cuci tangan.
p. Dokumentasikan prosedur dalam status pasien.
q. Dokumentasikan prosedur dalam status pasien.
r. Letakkan kartu obat pada jam pemberian berikutnya.
s. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan gula darah puasa
UNIT TERKAIR Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan & Instalasi Gawat Darurat.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK (INFORMED
CONSENT)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/VIII/2 1/3
019
STANDAR Disetujui oleh,
Tanggal Terbit :
PROSEDUR Direktur
01 Agustus2019
OPERASIONA RS Hj Bunda Halimah
L

Drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Pemberian informasi kepada pasien dan atau keluarga sehubungan dengan
kondisi kesehatannya berkaitan dengan pemberian persetujuan terhadap
rencana tindakan / terapi.
TUJUAN Supaya pasien mengerti tentang kondisi kesehatannya dan bisa ikut serta
dalam mengambil keputusan terhadap rencana tindakan dan terapi.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoman Pelayanan rawat inap No.
PROSEDUR A. Persiapan :
a. Penampilan petugas pemberi edukasi:
 Periksa kerapihan pakaian seragam.
 Periksa kelengkapan atribut.
b. Alat-alat :
 Alat tulis.
 Formulir informed consent tindakan bila perlu.
 Formulir informasi & edukasi.
B. Pelaksanaan:
1. Bawa alat-alat yang telah disiapkan ke dekat pasien.
2. Ucapkan salam ( selamat pagi / siang / sore / malam bapak,
ibu…..)
3. Pastikan identitas pasien(minta pasien / keluarga
menyebutkan namanya dan tanggal lahir).
4. Jelaskan materi yang berkaitan dengan inform consent kepada
pasien
dan keluarga.
5. Dorong pasien & keluarga untuk bertanya mengenai informasi
yang diberikan.
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
informasi yang telah diberikan.
7. Berikan formulir pemberian informasi untuk di tanda tangani
oleh pasien atau keluarga & lampirkan di status pasien.
8. Beri kesempatan pada pasien dan/atau keluarga untuk berunding
sebelum memberi keputusan (bila akan dilakukan tindakan).
9. Setelah ada keputusan, berikan formulir persetujuan atau
penolakan tindakan (medis/keperawatan) sesuai keputusan yang
ada.
10. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan atau bisa datang langsung kekantor.
11. Tawarkan bantuan kembali (“Apakah masih ada yang dapat saya
bantu?”).
12. Ucapkan terima kasih dan lekas sembuh.
ALUR
Pasien yang
Berikan akan diberi informasi
formulir
tentang inform consent
pemberian informasi

Beri waktu
Berikan materiuntuk
yang berkaitan
dengan informed consent
pasien/keluarga mengambil
Berikan formulir persetujuan atau
keputusan,
penolakan
Berikan
Dorongno tindakan
telp /&
pasien (medis
tempat /
yanguntuk
keluarga bisa
Verifikasi bila
keperawatan)
dihubungi terhadap
sesuai
ada materi
keputusan
yang kurang
bertanya
Ucapkan mengenai materi
terimakasih &
Tawarkan bantuan kembali yang
lekas
informasi
yang
jelasada.
diberikan
sembuh
UNIT
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan & Instalasi
GawatDarurat

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA TENTANG


PENGOBATAN
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/ 1/3
VIII/2019
Disetujui oleh,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur
PROSEDUR 01 Agustus2019
RS Hj Bunda Halimah
OPERASIONAL

Drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Memberikan pendidikan kepada pasien & keluarga mengenai
pengobatan untuk menyiapkan pasien mendapatkan
pengobatanyang
aman dan memonitor efek dari pengobatan.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kesalahan obat.
2. Menjaga keamanan pemakaian obat.

KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang


Pedoman pelayanan rawat inap NO
PROSEDUR A. Persiapan
a. Penampilan petugas pemberi edukasi:
 Periksa kerapihan pakaian seragam
 Periksa kelengkapan atribut
b. Alat-alat :
 Alattulis
 Obat yang akan di terima pasien
 Formulir pemberian edukasi
PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA TENTANG
PENGOBATAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


003/RSBH/SOP/ 1/3
VIII/2019
Disetujui oleh,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur
PROSEDUR 01 Agustus2019
RS Hj Bunda Halimah
OPERASIONAL

Drg. Bramantio, SpOrt


PROSEDUR 7. digunakan dalam pemberian obat.
8. Berikan penjelasan tentang cara membuang jarum dan syringe
dengan benar dirumah.
9. Berikan penjelasan tentang bahaya menggunkan obat kadaluarsa.
10. Berikan penjelasan untuk tidak memberikan obat yang
diresepkan kepada orang lain.
11. Berikan penjelasan untuk tidak memberikan obat yang
diresepkan kepada orang lain.
12. Berikan informasi tentang penggantian obat.
13. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
edukasi tentang pengobatan yang telah diberikan dengan
Unit terkait
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan & Instalasi Gawat
Darurat.
PENGATURAN OPERAN JAGA
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
003/RSBH/SOP/VI 1/2
II/2019
Disetujui oleh,
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur
PROSEDUR 01 Agustus2019
RS Hj Bunda Halimah
OPERASIONA
L
Drg. Bramantio, SpOrt
PENGERTIAN Pengaturan operan jaga adalah tata cara serah terima jaga
TUJUAN Protap ini disusun sebagai acuan dalam :
 Menjaga kestabilan pelayanan yang berhubungan dengan kolabirasi
dengan medis
 Meningkatkan komunikasi antar perawat, perawat dengan penderita
dan
keluarga.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Hj Bunda Halimah tentang
Pedoam pelayana rawat iap NO
PROSEDUR I. SASARAN
Perawat / bidan yang telah selesai dinas shift dan digantikan dengan
Perawat/bidan shift pengganti
II. PELAKSANAAN
1. Salah satu petugas membaca doa dan diikuti oleh semua petugas
2. Operan dilakukan di ruang perawat oleh shift sebelumnya dan
membaca laporan yang meliputi:
a. Diagnosis medis (masalah kolaboratif).
b. Diagnosa keperawatan (mencakup pengkajian, askep, lembar
observasi).
3. Melaporkan rencana tindakan yang telah dilakukan serta mengoperkan
tindakan yang belum dan akan dilakukan oleh shift pengganti
4. Mengobservasi dan melaporkan perkembangan keadaan pasien
kepada shift pengganti, meliputi:
4.1 Teratasi
4.2 Belum teratasi
4.3 Teratasi sebagian
4.4 Muncul masalah baru
5. Pendokumentasian yang jelas dan pelimpahan tugas untuk shift
selanjutnya.
6. Operan langsung ke pasien dengan perawat/bidan shift selanjutnya
selain melaporkan kondisi dan tindakan yang sudah/belum dilakukan
ke pasien juga memperkenalkan petugas pengganti kepada Pasien.

UNIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap & Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai