Anda di halaman 1dari 26

Karakteristik Alam dan Kependudukan di Indonesia

1. Karakteristik Alam Indonesia


Indonesia memiliki bentang alam beraneka ragam. Keanekaragaman bentang alam tersebut
tampak dari pegunungan, dataran tinggi, pantai, rawa-rawa, perbukitan, dan dataran rendah yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pegunungan Jayawijaya merupakan bentang alam tertinggi di
Indonesia, dengan puncak tertinggi Puncak Jaya atau Puncak Carstensz (4.884 m dpl). Di sekitar Puncak
Jaya terdapat gletser Carstensz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia.
Selain bentang alam wilayah daratan,
Indonesia memiliki bentang alam dasar laut.
Beberapa contoh bentang alam dasar laut di
Indonesia yaitu palung laut, lubuk laut,
punggung laut, gunung laut, ambang laut, dan
dangkalan (shelf). Laut Indonesia kaya berbagai
jenis ikan dan hasil laut lain.
Indonesia merupakan negara yang kaya
akan berbagai sumber daya alam. Tanahnya
yang berhumus tinggi menyebabkan berbagai
tanaman pertanian tumbuh subur di Indonesia.
Hasil pertanian Indonesia antara lain padi, Puncak Carstensz (Papua) sebagai salah satu kenampakan alam di
jagung, kelapa, tebu, pisang, tembakau, dan Indonesia
Sumber: http://web.archive.org/web/20191216103722/https://kumparan.com/
kopi. kumparansains/akibat-perubahan-iklim-es-abadi-di-puncak-jaya-
Selainhasilpertanian,Indonesiakayahasiltambang. papua-mulai-menghilang-1rhsosad8my, diunduh 15 Februari 2021
Hasil tambang Indonesia antara lain minyak
bumi, batu bara, timah, bijih emas, bijih besi,
dan intan.

2. Karakteristik Kependudukan
Indonesia
Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 jumlah penduduk Indonesia 270,20 juta jiwa. Penduduk
sebanyak itu Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan etnik. Setiap suku bangsa memiliki
budaya khas seperti bahasa daerah, pakaian adat, upacara adat, dan tradisi. Budaya khas tersebut
menambah khazanah budaya bangsa Indonesia.
Dalamberinteraksi,pendudukIndonesia meng-
gunakan bahasa Indonesia. Selain bahasa
nasional, tiap-tiap suku di Indonesia memiliki
bahasa daerah. Sebagian besar penduduk
Indonesia menganut agama Islam dan sisanya
menganut agama Katolik, Kristen, Hindu,
Buddha, dan Konghucu.
Indonesia merupakan negara yang berada
di jalur strategis perdagangan dunia. Posisi
tersebut menyebabkan Indonesia aktif dalam
perdagangan internasional. Keaktifan Indonesia
di bidang perdagangan internasional terlihat Tari Legong sebagai salah satu bentuk kebudayaan
dalam kegiatan ekspor dan impor. Komoditas Indonesia
ekspor Indonesia meliputi gas alam, hasil hutan, Sumber: http://web.archive.org/web/20210408072711/https://cdnaz.cekaja.
com/media/2020/06/Tari-Legong-7-Kesenian-Tradisional-Khas-Bali-
tekstil, serta hasil pertanian dan peternakan. yang-Belum-Banyak-Orang-Tahu.jpg, diunduh 15 Februari 2021
Adapun komoditas impor Indonesia meliputi
minyak, perlengkapan industri, farmasi dan
kimia, serta barang elektronik dan otomotif.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Brunei Darussalam

1. Karakteristik Alam Brunei Darussalam


Wilayah Brunei Darussalam berbentuk seperti kantong yang terbagi dua bagian. Wilayah bagian
timur lebih sempit daripada wilayah bagian barat. Wilayah bagian timur memiliki kenampakan
perbukitan dengan ketinggian rata-rata 1.000 m dpl. Titik tertinggi di wilayah ini terdapat perbukitan
Bukit Pagong. Di wilayah Brunei Darussalam juga mengalir beberapa sungai, yaitu Sungai Temburong,
Batu Apoi, Belalong, dan Pandaruan. Sungai-sungai tersebut bermuara di Teluk Brunei.
Wilayah bagian barat didominasi oleh dataran rendah. Daerah pantai di wilayah ini berupa rawa
dan hutan bakau. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini antara lain Sungai Belait, Sungai Tutong,
Sungai Baram, dan Sungai Brunei.
Minyak dan gas (migas) merupakan sumber daya alam terbesar yang tersebar di hampir seluruh
wilayah Brunei Darussalam. Selain minyak bumi dan gas, perikanan merupakan sumber daya alam
terbesar kedua di Brunei Darussalam. Kegiatan penangkapan ikan terdapat di sepanjang garis pantai
utara Brunei Darussalam. Sumber daya alam pertanian di negara ini tergolong kecil. Hasil pertanian
Brunei Darussalam antara lain padi, sagu, dan ubi kayu.

2. Karakteristik Kependudukan Brunei Darussalam


Pada Januari 2021 jumlah penduduk Brunei Darussalam mencapai 440.441 jiwa. Penduduk Brunei
Darussalam terdiri atas keturunan Melayu dan keturunan Tionghoa, sisanya suku Dayak dan anggota
kelompok pribumi di Kalimantan. Bahasa resmi masyarakat Brunei Darussalam adalah bahasa Melayu,
Inggris, dan Mandarin. Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Brunei Darussalam. Lebih dari
60% penduduk Brunei Darussalam memeluk agama Islam. Selain Islam, penduduk Brunei Darussalam
memeluk agama Buddha (12%) dan Kristen (9%).
Brunei Darussalam kaya minyak bumi.
Kondisi ini menyebabkan perekonomian
Brunei Darussalam bertumpu pada sektor
minyak bumi dan gas (migas). Dari sektor
migas Brunei Darussalam memiliki
pendapatan nasional yang tinggi. Meskipun
demikian, penduduk Brunei Darussalam juga
bekerja di sektor lain, seperti sektor
peternakan dan pertanian.
Komoditas ekspor utama Brunei
Darussalam adalah minyak mentah, olahan
minyak bumi, dan gas alam cair. Sementara
itu, komoditas impor Brunei Darussalam yaitu
mesin-mesin, peralatan transportasi, dan Istana Kesultanan Brunei Darussalam
bahan-bahan kimia. Impor tersebut dilakukan Sumber: http://web.archive.org/web/20210408073032/https://static.republika.
co.id/uploads/images/xlarge/masjid-sultan-omar-ali-saifuddin-di-
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. bandar-seri-begawan_210109213001-795.jpg, diunduh 15 Februari
2021
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Filipina

1. Karakteristik Alam Filipina


Berdasarkan letak lintangnya, Filipina memiliki iklim tropis (panas) yang dipengaruhi angin
monsun. Suhu rata-rata di Filipina mencapai 23–30°C. Filipina memiliki curah hujan tinggi yaitu 1.275–
5.000 mm per tahun. Kepulauan Filipina terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu Luzon, Visayan, dan
Mindanao. Beberapa pegunungan di Filipina antara lain Pegunungan Cordillera Central, Pegunungan
Zambales, Pegunungan Victoria, dan Pegunungan Diuata. Gunung Apo (2.954 m dpl) merupakan
gunungapi tertinggi di Filipina yang berada di Pulau Mindanao. Sungai utama yang
terdapat di Filipina adalah Sungai Cagayan, Pampanga,
dan Agno di Pulau Luzon, serta Sungai Agusan di Pulau
Mindanao. Filipina juga memiliki beberapa danau
terkenal antara lain Danau Lanau, Danau Laguna di Pulau
Mindanao serta Danau Tar di Pulau Luzon. Palung
Mindanao merupakan titik terendah di kawasan
Filipina. Palung Mindanao memiliki kedalaman lebih
dari 10.400 meter.
Filipina kaya akan barang tambang, seperti emas,
perak, besi, dan mangan. Industri tambang mendorong
perekonomian Filipina dan menambah pemasukan
negara.
Sumber daya hasil hutan Filipina berupa kayu dan Gunung Apo di Filipina
rotan. Selain sumber daya tambang dan hutan, Filipina Sumber: http://web.archive.org/web/20210125021443/https://
www.reddoorz.com/blog/ph/tips-trick-ph/exploring- mt-
kaya sumber daya pertanian. Filipina merupakan apo-2-nights-and-3-days-hiking-guide, diunduh 15
penghasil kelapa atau kopra dan abaka terbesar di Februari 2021
dunia.

2. Karakteristik Kependudukan Filipina


Pada Januari 2021 jumlah penduduk Filipina 110,5 juta jiwa. Mayoritas penduduk Filipina adalah
orang Filipino (80%). Etnik lain di Filipina yaitu Tionghoa, Mestizo (campuran Melayu dan Spanyol),
Eropa, Amerika, keturunan Tionghoa-Eropa, dan Negrito (keturunan penduduk asli). Dua pertiga
penduduk Filipina menempati Pulau Luzon, terutama di Kota Manila. Agama yang dianut penduduk
Filipina antara lain Katolik (85%), Islam (7%), Kristen (5%), dan Buddha (3%). Tagalog merupakan
bahasa utama di Filipina. Selain Tagalog, bahasa resmi di Filipina yaitu bahasa Inggris dan Spanyol.
Mata pencarian utama penduduk Filipina adalah petani dan nelayan. Seiring kemajuan teknologi
dan kemampuan sumber daya manusia kegiatan industri di Filipina meningkat. Komoditas pertanian
Filipina terdiri atas pertanian dan peternakan. Komoditas pertanian tersebut antara lain beras, kelapa,
tebu, jagung, pisang, nanas, mangga, daging babi, daging sapi, telur, dan ikan. Sementara itu, komoditas
industri Filipina meliputi peralatan elektronik, tekstil, obat-obatan, kimia, dan mebel.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Malaysia

1. Karakteristik Alam Malaysia


Malaysia merupakan wilayah beriklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
Seperti wilayah Asia Tenggara lain, kondisi iklim tersebut dipengaruhi oleh angin monsun. Malaysia
memiliki suhu udara rata-rata 27°C. Suhu udara di wilayah Malaysia Barat lebih rendah dibandingkan
wilayah Malaysia Timur. Letak Malaysia dekat garis khatulistiwa dan berbatasan dengan laut luas
sehingga menyebabkan kelembapan udaranya tinggi.
Wilayah Malaysia Barat dan Malaysia Timur
memiliki bentang alam hampir sama yaitu pantai yang
landai serta hutan pegunungan yang lebat. Akan tetapi,
tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik berbeda.
Bentang alam Malaysia Barat berupa pegunungan di
bagian tengah serta dataran pada sisi timur dan selatan.
Pegunungan Titiwangsa merupakan pegunungan
terpanjang di Malaysia Barat dengan panjang sekira
483 km. Puncak tertinggi di wilayah Malaysia Barat
adalah Gunung Tahan dengan ketinggian sekira 2.190
m dpl. Di daerah Sabah
Gunung Kinabalu di Malaysia
terdapat rangkaian pegunungan utama yang Sumber: http://web.archive.org/web/20210408074446/https://
membentang sejajar garis pantai, salah satunya lp-cms-production.imgix.net/features/2017/06/
GettyImages-641291398_high-00748c313dcf.jpg,
Pegunungan Crooker dengan puncak tertinggi Gunung diunduh 15 Februari 2021
Kinabalu (4.101 m dpl).

2. Karakteristik Kependudukan Malaysia


Jumlah penduduk Malaysia pada Januari 2021 sekira 32,6 juta jiwa. Penduduk Malaysia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa dan etnik dengan kebudayaan yang hampir sama. Penduduk asli Malaysia
adalah bangsa Semang dan Sakai terdapat di Malaysia Barat. Bangsa Bajau, Brunei, Murut, dan Dayak
terdapat di Malaysia Timur. Etnik pendatang adalah Melayu, Tionghoa, India, Pakistan, dan bangsa
Eropa. Akan tetapi, mayoritas penduduk Malaysia merupakan suku bangsa Melayu. Dalam kehidupan
sehari-hari, penduduk Malaysia menggunakan bahasa Melayu.
Seperti negara agraris lain, perekonomian Malaysia bergantung pada sektor pertanian. Lebih dari
50% penduduk Malaysia bekerja di bidang pertanian. Selain pertanian, penduduk Malaysia bekerja di
sektor pertambangan dan perindustrian. Kegiatan industri yang berkembang di Malaysia yaitu industri
pengolahan bahan mentah.
Luasnya lahan pertanian dan hutan menyebabkan Malaysia memiliki banyak sumber daya
pertanian dan kehutanan. Hasil pertanian Malaysia antara lain padi, kelapa, dan sayuran. Hasil
perkebunannya antara lain karet dan kelapa sawit. Malaysia juga memiliki sumber daya alam
pertambangan seperti timah, bauksit, batu bara, besi, tembaga, emas, perak, dan timah. Malaysia
merupakan negara penghasil timah terbesar di dunia.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Myanmar

1. Karakteristik Kependudukan Myanmar


Pada 2021 jumlah penduduk Myanmar diperkirakan 53.370.609 jiwa. Masyarakat Myanmar
merupakan masyarakat multietnik. Sekira 68% penduduk Myanmar adalah orang Burma. Sisanya
adalah etnik Karen (7%), Shan (9%), Arakan atau Rakhine (4%), Chin (3%), Mon (2%), Indian (2%),
dan lainnya 5%. Mayoritas penduduk Myanmar (sekira 89%) memeluk agama Buddha. Agama lain
yang dipeluk penduduk Myanmar adalah Islam, Katolik, Kristen, Islam, dan Hindu. Sebagian penduduk
masih memegang kepercayaan animisme.

Shwedagon Pagoda di Myanmar


Sumber: http://web.archive.org/web/20210408074842/http://www.airpano.org.cn/files/
shwedagon-pagoda-myanmar/image1a.jpg, diunduh 15 Februari 2021

2. Karakteristik Perekonomian Myanmar


Kesuburan tanah di delta Sungai Irrawaddy dan Sungai Salwan sangat sesuai digunakan untuk
usaha pertanian. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar penduduk Myanmar bekerja di bidang
pertanian. Selain mengembangkan kegiatan pertanian, Myanmar mengembangkan kegiatan industri.
Sebagian besar sektor industri Myanmar memanfaatkan bahan baku hasil pertanian (industry
agrobased). Di sektor perdagangan internasional, komoditas ekspor Myanmar antara lain beras, kacang-
kacangan, ikan, udang, kayu, dan karet. Sementara itu, komoditas impornya antara lain baja, mesin,
kendaraan, suku cadang, semen, minyak mentah, dan bahan baku kimia.

3. Karakteristik Sumber Daya Alam di Myanmar


Sumber daya alam yang dimiliki Myanmar, yaitu pertanian, perkebunan, dan pertambangan.
Sebagian besar wilayah di Myanmar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Lahan-lahan tersebut
menghasilkan padi, biji-bijian, kapas, tebu, kacang wijen, polong, dan buncis. Di sektor perkebunan,
Myanmar menjadi pengekspor pohon jati yang terpenting bagi dunia. Sementara itu, hasil tambangnya
antara lain timah, tembaga, batu bara, minyak bumi dan gas (migas), serta seng.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Singapura

1. Karakteristik Alam Singapura


Berdasarkan posisi geografisnya, Singapura memiliki iklim tropis. Suhu rata-rata tahunan
Singapura mencapai 26°C dengan curah hujan 2.500 mm per tahun. Singapura mengalami musim hujan
pada November hingga Maret. Pada periode ini berembus angin monsun timur laut yang basah. Daerah
di Singapura yang menerima banyak curah hujan adalah wilayah perbukitan tengah. Musim kemarau di
Singapura terjadi pada April hingga September. Pada periode ini berembus angin monsun barat daya
yang kering.
Bagian utara dan tengah wilayah Singapura berupa bukit-bukit antara lain Bukit Timah, Bukit
Panjang, dan Bukit Mandai. Bagian timur merupakan dataran rendah berupa dataran aluvial dan rawa-
rawa. Sementara itu, bagian barat daya berupa lembah dan rawa. Di bagian timur juga terdapat bukit-
bukit rendah seperti Bukit Faber, Bukit Pasir Panjang, dan Bukit Sesop. Sungai di Singapura umumnya
pendek dan bermata air di bukit-bukit. Sungai utamanya adalah Sungai Kallang, Sungai Singapura,
Sungai Serangoon, dan Sungai Kranji. Sungai-sungai tersebut digunakan pemerintah untuk irigasi,
pembangkit tenaga listrik, dan sarana transportasi.
Singapura merupakan negara yang miskin sumber daya alam. Akan tetapi, letaknya yang strategis
di jalur lalu lintas perdagangan dunia menjadi sumber devisa bagi negara. Selain sebagai pusat
perdagangan, wilayah Singapura dikembangkan sebagai tempat wisata. Hampir setiap daerah di
Singapura dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sehingga meningkatkan perekonomiannya.

2. Karakteristik Kependudukan Singapura


Singapura merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di kawasan Asia Tenggara. Sekira
85% penduduk Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan pemerintah. Pada Januari 2021
jumlah penduduk Singapura sekira 5,8 juta jiwa. Sebagian besar penduduk Singapura adalah etnik
Tionghoa sebesar 77,3%, sisanya Melayu (14,1%), India dan Pakistan (7,3%), serta etnik lain (1,3%).
Tata kehidupan masyarakatnya merupakan perpaduan antara budaya Timur dan budaya Barat.
Mayoritas penduduk Singapura menganut agama Buddha. Agama lain yang dianut oleh penduduk
Singapura yaitu Islam, Tao, Kristen, dan Hindu. Bahasa nasional Singapura adalah bahasa Melayu. Akan
tetapi, pemerintah Singapura lebih cenderung menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
(lingua franca).
Sumber daya alam yang terbatas menyebabkan Singapura mengembangkan kegiatan ekonomi
sektor industri dan jasa. Saat ini Singapura telah menjadi pusat perdagangan di kawasan Asia Tenggara
yang dilengkapi berbagai sarana prasarana modern. Kondisi politik dan keamanan yang stabil
menjadikan Singapura sebagai tujuan investasi bagi negara-negara Barat yang hendak memperluas
pasarnya di kawasan Asia. Kondisi ini menjadikan Singapura sebagai satu-satunya negara maju di
kawasan Asia Tenggara. Jenis industri di Singapura antara lain industri pengalengan ikan, minuman
kemasan, daging, buah, dan pengolahan kayu.
Singapura juga mengembangkan sektor pertanian dan peternakan. Kegiatan pertanian di
Singapura dilakukan secara intensif dan hidroponik. Hasil pertaniannya antara lain buah-buahan, sayur-
sayuran, serta bunga anggrek. Hasil peternakannya antara lain daging babi dan unggas. Sebagian besar
hasil pertanian dan peternakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Thailand

1. Karakteristik Alam Thailand


Berdasarkan posisi geografisnya Thailand memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata di daerah
selatan sekira 27°C, dan bagian utara 15°C. Musim hujan di Thailand berlangsung pada Mei hingga
September. Rata-rata curah hujan di Thailand sekira 2.000–3.000 mm. Sementara itu, musim kemarau
terjadi pada November hingga Februari.
Thailand memiliki kondisi keruangan beragam. Wilayah Thailand Utara bergunung-gunung dan
titik tertingginya berada di Doi Inthanon dengan ketinggian 2.576 m dpl. Bagian timur laut terdiri atas
hamparan Plato Khorat yang dibatasi Sungai Mekong. Bagian tengah didominasi lembah Sungai Chao
Phraya yang mengalir ke Teluk Thailand. Sementara itu, di bagian selatan terdapat Tanah Genting Kra
yang melebar hingga Semenanjung Melayu.
Hasil pertanian merupakan sumber
daya alam terbesar yang dimiliki Thailand.
Sumber daya alam pertanian yang dimiliki
Thailand antara lain padi, jagung, ketela,
tembakau, kopra, dan karet. Negara ini juga
memiliki sumber daya alam pertambangan.
Hasil tambang Thailand adalah timah,
minyak bumi, dan wolfram.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah
Thailand giat memberdayakan kekayaan
dan keindahan alamnya melalui industri
wisata. Selain digunakan sebagai pusat
perindustrian, kawasan pantai Thailand Pantai Pattaya di Thailand
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Salah Sumber: com/pattaya-vita-notturna-spiagge-cosa-fare-come-arrivare/,
https://web.archive.org/web/20210408075244/http://amorethailandia.
diunduh 15
satu pantai terkenal di Thailand adalah Februari 2021
pantai Pattaya.

2. Karakteristik Kependudukan Thailand


Pada Januari 2021 jumlah penduduk Thailand sekira 69,9 juta jiwa. Mayoritas penduduk Thailand
adalah suku bangsa Thai (75%), sisanya etnik Tionghoa (14%), Khmer (3%), Melayu (4%), dan lainnya
(4%). Sebagian besar penduduk tersebut tinggal di perdesaan, terutama di daerah-daerah subur.
Setiap suku bangsa memiliki tradisi dan kebudayaan serta bahasa beragam. Agama Buddha merupakan
agama mayoritas penduduk Thailand.
Sebagian besar penduduk Thailand bermata pencarian di sektor pertanian. Kegiatan pertanian
mengembangkan budi daya padi, karet, jagung, tebu, ketela pohon, dan tembakau. Hasil pertanian
utamanya adalah padi yang menjadi komoditas ekspor negara ini.
Sektor pertanian dan perkebunan di Thailand sangat menonjol. Produktivitas sektor agraris di
negara ini paling tinggi daripada negara lain di Asia Tenggara. Perekonomian penduduk Thailand
didominasi sektor pertanian. Kegiatan pertanian tersebut menghasilkan padi untuk diekspor, karet,
jagung, tebu, ketela pohon, dan tembakau. Thailand juga menjadi lumbung beras di Asia Tenggara
karena produktivitas padi yang tinggi. Tingginya produktivitas padi di Thailand didukung oleh
penggunaan teknologi modern. Alat-alat pertanian yang digunakan petani berupa mesin-mesin
modern. Dengan demikian, proses mekanisasi tersebut mendukung proses produksi berbagai hasil
pertanian. Dukungan pemerintah kepada petani juga dilakukan melalui pemberian insentif untuk
modal.
Karakteristik Alam dan Kependudukan
di Vietnam

1. Karakteristik Alam Vietnam


Vietnam merupakan negara ASEAN yang berada paling timur di Semenanjung Indocina. Vietnam
memiliki topografi pegunungan dan memiliki tiga dataran rendah yang luas. Dua pertiga wilayah
Vietnam terdiri atas pegunungan dan dataran tinggi. Letak geografis Vietnam berada pada 8°–22°LU
dan 104°–108°BT. Vietnam berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Teluk Tonkin di sebelah timur.
Di sebelah utara Vietnam berbatasan dengan Tiongkok. Sementara itu, di sebelah barat Vietnam
berbatasan dengan Laos dan Kamboja. Sebelah selatan Vietnam berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Wilayah Vietnam memanjang dari utara ke selatan dengan luas sekira 329.560 km2.
Cuaca di Vietnam dapat dibagi berdasarkan wilayah, yaitu pegunungan utara, Vietnam bagian
utara, Vietnam bagian tengah, dan Vietnam bagian selatan. Vietnam memiliki bentang alam beragam
terdiri atas dataran pantai, perbukitan, pegunungan, dan dataran rendah. Di bagian utara terdapat
delta Sungai Song Hong dan Pegunungan Tonkin. Delta Sungai Song Hong merupakan daerah yang
subur. Akan tetapi, daerah tersebut juga sering terjadi banjir. Di pantai timur Vietnam terdapat aliran
Sungai Mekong yang membentuk beberapa percabangan. Setiap cabang sungai menghasilkan delta
yang luas.

2. Karakteristik Kependudukan Vietnam


Pada 2021 jumlah penduduk Vietnam mencapai 95.540.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk
Vietnam didominasi suku bangsa Vietnam sekira 90%. Kondisi tersebut menyebabkan penduduk
Vietnam relatif homogen. Sebagian besar penduduknya menganut agama Buddha. Bahasa nasional
negara Vietnam adalah bahasa Vietnam.
Besarnya jumlah penduduk Vietnam menghasilkan banyak tenaga kerja. Upah tenaga kerja
menjadi murah karena terjadi persaingan ketat dalam memperebutkan lapangan kerja. Jumlah
penduduk yang besar juga menjadi pasar potensial bagi produk dalam negeri dan luar negeri. Kondisi
ini merupakan faktor penarik bagi investor asing untuk menanamkan modal di Vietnam. Akhirnya,
Vietnam memiliki keunggulan untuk mengembangkan sektor industri. Adapun sektor industri yang
berkembang di Vietnam antara lain industri pengolahan bahan makanan, penggilingan padi, dan tekstil.
Kawasan pusat industri utama terdapat di Kota Ho Chi Minh.
Seperti negara lain di Asia Tenggara, Vietnam mengembangkan sektor perdagangan internasional.
Komoditas utama ekspor Vietnam didominasi hasil pertanian, perkebunan, dan barang tambang.
Jenis barang ekspor Vietnam antara lain beras, karet,
kopra, aneka kayu, minyak bumi, dan bijih besi.
Sementara itu, impor utama Vietnam antara lain bahan
bakar minyak (BBM), besi, baja, pupuk, obat-obatan, dan
bahan kimia.
Vietnam dikenal memiliki sistem irigasi yang
baik. Potensi ini mendorong Vietnam menghasilkan
sumber daya alam pertanian melimpah. Hasil pertanian
Vietnam yaitu padi, jagung, kentang, dan sayur-sayuran.
Vietnam juga memiliki sumber daya alam perikanan
yang melimpah. Hasil perikanan Vietnam menambah
devisa negara melalui kegiatan ekspor. Sektor perikanan
dipusatkan di Teluk Tonkin, Laut Cina Selatan. Vietnam Pertanian di Vietnam
juga memiliki sumber daya pertambangan antara lain Sumber: http://web.archive.org/web/20151012095322/https://
www.organicconsumers.org/news/vietnam-debates-
antrasit, batu bara, dan bijih besi. gmo-crops-eye-history, diunduh 15 Februari 2021
Kerja Sama Antarnegara ASEAN di Bidang Lingkungan Hidup

Dunia terbagi menjadi banyak negara dan kawasan. Negara-negara di dunia dibatasi sifat
administrasi dan politis. Batas tersebut berkaitan dengan sejarah dan kepentingan di wilayah
administrasi. Meskipun demikian, alam tidak mengenal batas administrasi. Pengelolaan alam terkait
kondisi lingkungan hendaknya dilakukan secara terintegrasi.
Kondisi lingkungan di suatu negara dapat berpengaruh terhadap negara lain, terutama negara
tetangga, misalnya dampak bencana kabut asap di Indonesia berdampak hingga negara lain seperti
Singapura dan Malaysia. Penanganan masalah pencemaran udara tersebut membutuhkan kerja sama
antarnegara. ASEAN mempunyai badan-badan sektoral di bidang lingkungan, seperti ASEAN Senior
Officials on the Environment/ASOEN (bidang lingkungan hidup), ASEAN Senior Officials on
Forestry/ASOF (bidang Kehutanan), dan ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution/AATHP
(isu penanganan asap dan polusi lintas negara).
Permasalahan lingkungan lain seperti isu sampah laut menjadi perhatian bagi negara-negara
ASEAN. Sebagian besar negara ASEAN mempunyai wilayah perairan laut yang saling berbatasan.
Kebersihan perairan laut menjadi tanggung jawab bersama. Pada Mei 2018 Indonesia menjadi tuan
rumah pertemuan ke-16 ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable Cities (AWGESC) di
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Pertemuan ini mendukung kesepakatan antarnegara ASEAN
untuk membangun kota secara berkelanjutan. Salah satu masalah utama yang diusung pada
pertemuan ini adalah sampah plastik laut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjadi tuan rumah pertemuan ASEAN
Working Group on Nature Conservation and Biodiversity (AWGNCB) ke-30 secara virtual pada 21–22
Oktober 2020. Kelompok Kerja ASEAN ini dibentuk untuk mengintensifkan kerja sama dalam bidang
konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan berkelanjutan, serta promosi lingkungan yang
bersih dan hijau di kawasan ASEAN.
Pertemuan ini mencatat kontribusi dan kerja sama dengan mitra wicara sejumlah US$43 juta
atau Rp630 triliun, dalam bentuk berbagai jenis proyek. Sebagian dari proyek tersebut dilaksanakan
di Indonesia dengan nilai setidaknya US$2,5 juta yang dikelola secara langsung melalui tiga proyek,
yaitu Small Grant Programme (SGP), Biodiversity Conservation and Management of Protected Areas
(BCAMP), dan ASEAN Flyway Network. Indonesia juga memperoleh manfaat tidak langsung dari
berbagai program yang dilakukan di tingkat regional tersebut, seperti peningkatan kapasitas,
pelatihan, magang kerja, dan pembukaan lapangan kerja baru.
Kawasan Asia Tenggara dan Dampak Pemanasan Global

Sebagian besar wilayah Asia Tenggara beriklim tropis. Kondisi ini memengaruhi aktivitas ekonomi
penduduk Asia Tenggara. Saat ini iklim mengalami gangguan. Anomali cuaca terjadi hampir di sebagian
besar negara di dunia. Anomali atau ketidaknormalan cuaca karena perubahan pola penggunaan lahan dan
perilaku yang menyebabkan pemanasan global (global warming). Pemanasan global terjadi karena gas
buang kendaraan, pencemaran udara, dan efek rumah kaca. Perubahan iklim dan anomali cuaca
menyebabkan bencana alam, misalnya banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Perhatikan peta wilayah terdampak global warming pada gambar di bawah! Negara-negara di Asia
Tenggara seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja berisiko tinggi terdampak global warming. Risiko ini
berkaitan dengan karakteristik wilayahnya yang dimanfaatkan untuk pertanian.

Sumber: http://web.archive.org/w.thethirdpole, diunduh 13 Februari 2021

Melalui peta tersebut dapat diketahui Indonesia memiliki tingkat risiko sedang. Kondisi ini menunjukkan
wilayah Indonesia tidak aman dari dampak pemanasan global. Upaya antisipasi dan pencegahan fenomena
dampak pemanasan global harus senantiasa dilakukan. Dengan demikian, kerusakan akibat pemanasan
global dapat diminimalisasi.
Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Dalam kehidupan masyarakat, proses mobilitas sosial antarindividu/kelompok tidak berjalan
bersamaan. Terdapat kelompok masyarakat yang mengalami proses mobilitas sosial cepat dan ada
yang mengalaminya secara lambat. Cepat atau lambatnya proses mobilitas sosial dipengaruhi oleh
beberapa faktor pendorong dan penghambat.
1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Faktor pendorong mobilitas sosial merupakan faktor pendukung keberhasilan mobilitas sosial
yang dilakukan individu atau kelompok. Adapun faktor-faktor pendorong mobilitas sosial sebagai
berikut.
a. Individu
Mengapa kemampuan individu dapat mendorong mobilitas sosial? Adanya dorongan dalam
diri untuk mewujudkan cita-cita yang kuat, kemauan belajar, dan meningkatkan kemampuan (soft
skills) dapat dijadikan modal untuk melakukan mobilitas sosial. Kembangkan kemampuan dan
kualitas diri agar dapat melakukan mobilitas sosial vertikal naik. Dengan kemampuan yang baik,
individu menjadi lebih kompeten di bidang tertentu.
b. Struktural
Faktor struktural merupakan kondisi adanya kesempatan mengisi atau menempati
kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat. Sebagai contoh, proses pemilihan kepala desa.
Kepala desa memiliki masa tugas selama enam tahun. Setelah enam tahun, akan diadakan
pemilihan kembali secara demokratis. Masyarakat diberi kesempatan mendaftarkan diri menjadi
calon kepala desa yang baru. Kesempatan mendaftarkan diri menjadi kepala desa inilah yang
menunjukkan faktor struktural. Intinya, mobilitas sosial akibat faktor struktural dipengaruhi
adanya kesempatan mengisi kedudukan yang lebih tinggi dalam struktur sosial (pemerintahan dan
perusahaan). Kondisi tersebut mendorong individu saling berkompetisi memperoleh kedudukan.
c. Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mendorong individu/kelompok melakukan mobilitas sosial. Kondisi
ekonomi yang baik memudahkan individu/kelompok melakukan mobilitas sosial. Dengan kondisi
ekonomi baik, individu/kelompok memiliki modal melakukan berbagai aktivitas yang menunjang
mobilitas sosial, misalnya kegiatan usaha atau membiayai biaya pendidikan. Bagaimana jika
individu/ kelompok mengalami kondisi ekonomi sebaliknya? Motivasi kuat untuk mengubah
kondisi ekonomi menjadi pendorong bagi individu/kelompok melakukan mobilitas sosial. Kondisi
ekonomi yang sulit dapat menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berusaha keras memperbaiki
kondisi ekonominya.
d. Politik
Situasi politik di suatu wilayah dapat memengaruhi mobilitas sosial masyarakat. Kondisi
politik yang berjalan lancar, aman, dan terkendali mendorong aktivitas masyarakat menjadi lancar.
Masyarakat akan merasa aman dan damai ketika situasi politik kondusif. Masyarakat dapat
melakukan berbagai upaya untuk melakukan mobilitas sosial. Sebagai contoh, kamu, orang tuamu,
dan tetanggamu dapat berangkat sekolah serta berangkat kerja dengan aman karena tidak ada
kekacauan akibat ketidakstabilan politik.
e. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk suatu daerah yang bertambah memiliki dampak terhadap proses mobilitas
sosial. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan seperti
kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal (rumah). Padahal, jumlah makanan, pakaian, dan
tempat tinggal bersifat terbatas. Kondisi demikian mendorong masyarakat melakukan mobilitas
untuk memperoleh atau menciptakan pekerjaan. Selain itu, kondisi tersebut mendorong terjadinya
mobilitas sosial lateral seperti melakukan perpindahan ke daerah atau negara lain atau mencari
penghidupan yang lebih baik.
f. Keinginan Mengunjungi Daerah Lain
Saat ini banyak pengguna media sosial memposting lokasi-lokasi wisata di berbagai daerah di media
sosial. Informasi tersebut mendorong masyarakat mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain
pariwisata, individu atau kelompok yang mengunjungi daerah lain didasarkan atas tuntutan pekerjaan
atau mengadu nasib sebagai upaya peningkatan kesejahteraan. Perpindahan inilah yang mendorong
terjadinya mobilitas sosial lateral.
g. Pekerjaan yang Beragam
Jika suatu daerah terdapat beragam jenis pekerjaan, mobilitas sosial masyarakat akan lebih tinggi.
Sebagai contoh, masyarakat di perkotaan memiliki jenis pekerjaan beragam. Keragaman ini memberikan
kesempatan luas bagi masyarakat untuk memilih pekerjaan yang diinginkan sehingga membantunya
melakukan mobilitas. Berbeda dengan di perdesaan yang cenderung memiliki jenis pekerjaan homogen.
Akibatnya, masyarakat desa cenderung memiliki jenis pekerjaan sama atau homogen. Kondisi tersebut
menyebabkan mobilitas penduduk desa rendah.
h. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Kamu perlu bersyukur apabila kamu masih dapat mengenyam pendidikan di sekolah. Banyak
temanmu yang tidak dapat merasakan pendidikan sepertimu karena keterbatasan akses. Kemudahan
dalam mengakses pendidikan dapat mendorong mobilitas sosial karena seseorang mudah menimba ilmu
dan menaikkan jenjang pendidikannya. Sekolah merupakan social elevator bagi seseorang karena menjadi
salah satu upaya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal naik. Melalui sekolah, kamu mendapat ilmu,
pengetahuan, dan keterampilan untuk mengembangkan diri. Seseorang mudah melakukan mobilitas
sosial dengan berbekal pengetahuannya.
2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial yang dilakukan seseorang kadang tidak terlaksana sesuai harapan. Kondisi ini disebabkan
adanya hambatan dalam mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat mobilitas sosial sebagai berikut.
a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu ketidakmampuan masyarakat dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar dalam kehidupan yang diukur dari sisi pengeluaran. Tidak dapat dimungkiri masyarakat
miskin cenderung lebih sulit melakukan mobilitas sosial dibandingkan masyarakat kaya. Kondisi ini
terjadi karena masyarakat miskin tidak memiliki modal untuk melakukan mobilitas sosial. Kondisi ini
akan lebih sulit lagi jika masyarakat miskin tidak memiliki dorongan kuat untuk keluar dari kemiskinan.
Agar dapat melakukan mobilitas sosial, orang tersebut membutuhkan motivasi kuat untuk lepas dari
kemiskinan. Bagaimana upaya tepat mengatasi kemiskinan? Pemerintah berusaha mengurangi angka
kemiskinan melalui berbagai program seperti subsidi langsung ataupun tidak langsung, program
pemberdayaan, dan peningkatan lapangan pekerjaan.
b. Situasi Politik yang Tidak Kondusif
Situasi politik suatu daerah atau negara dapat memengaruhi proses mobilitas sosial. Situasi politik
yang tidak kondusif dapat berupa perebutan kekuasaan, kekacauan pemerintahan, demonstrasi yang
tidak kondusif, dan konflik sosial berlatar belakang politik. Kondisi demikian menunjukkan keadaan tidak
aman dan membahayakan masyarakat. Situasi politik yang tidak kondusif menghambat individu
melakukan proses mobilitas sosial.
c. Faktor Diskriminasi
Diskriminasi diartikan sebagai pembedaan perlakuan seseorang/kelompok terhadap seseorang/
kelompok lain. Diskriminasi dapat berdasarkan warna kulit, suku bangsa/etnik, agama, ataupun
perbedaan kondisi ekonomi. Sebagai contoh, diskriminasi terhadap penyandang disabilitas seperti
minimnya lowongan kerja bagi penyandang disabilitas dan ketiadaan teknologi yang ramah dan mudah
digunakan oleh kaum disabilitas. Individu atau kelompok yang mengalami diskriminasi akan kesulitan
melakukan mobilitas sosial. Kondisi tersebut terjadi karena pembatasan pemenuhan hak sebagai sesama
manusia.
d. Faktor Kebudayaan
Dilihat dari sisi budaya, kita patut menghormati adanya perbedaan kebudayaan masyarakat di suatu
daerah. Jika dilihat berdasarkan sudut pandang mobilitas sosial, terdapat beberapa kebudayaan dalam
masyarakat yang menghambat proses mobilitas sosial. Sebagai contoh, masyarakat suku Baduy Dalam
tertutup terhadap pengaruh luar yang sebenarnya baik untuk kemajuan. Berbeda dengan masyarakat suku
Baduy Luar
yang terbuka dengan berbagai perubahan. Masyarakat Baduy Dalam cenderung tertutup terhadap
pengaruh budaya luar karena memegang teguh adat istiadat dan tradisinya. Oleh karena itu, masyarakat
sulit mengalami perubahan sosial (Narwoko, 2013: 208–209). Contoh tersebut menunjukkan faktor
kebudayaan dalam masyarakat juga dapat menjadi penghambat anggota masyarakat melakukan
mobilitas sosial. Kebudayaan dapat menghambat mobilitas sosial apabila masyarakat menganggap
perubahan sebagai ancaman terhadap keberlangsungan adat istiadat. Jenis kebudayaan yang menghambat
mobilitas sosial adalah kebudayaan yang cenderung tertutup terhadap pengaruh kebudayaan lain.

Suku Baduy Dalam sulit melakukan mobilitas sosial karena cenderung tertutup dari
masyarakat luar
Sumber: http://web.archive.org/w eb/20200808062653/https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200708113303-269-522207/mengenal-suku-baduy-dan-wasiat-leluhurnya-untuk-
menjaga-alam, diunduh 12 Maret 2021

e. Jumlah Keluarga yang Banyak


Keluarga yang memiliki banyak anggota dan didukung kondisi ekonomi tidak memadai dapat
menghambat mobilitas sosial. Keluarga dengan banyak anggota cenderung membagi-bagi dukungan,
baik materiel maupun imateriel sehingga setiap anggota tidak mendapat perhatian dan dukungan untuk
melakukan mobilitas sosial. Salah satu bentuk dukungan tersebut ialah pemenuhan kebutuhan di bidang
pendidikan. Sebagai contoh, keluarga yang memiliki banyak anak kurang optimal dalam upaya
pemenuhan pendidikan bagi anak-anaknya. Beberapa kasus orang tua hanya sanggup menyekolahkan
anaknya hingga jenjang tertentu. Sebagian orang tua yang lain terpaksa meminta anaknya tidak
melanjutkan sekolah dan membantu mencari nafkah.
Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Proses mobilitas sosial dalam masyarakat membutuhkan saluran-saluran mobilitas sosial. Apa itu
saluran mobilitas? Saluran mobilitas sosial merupakan jalan yang digunakan individu atau kelompok
untuk melakukan perpindahan status sosial, terutama perpindahan status sosial vertikal naik. Menurut
Pitirim A. Sorokin terdapat tujuh saluran mobilitas sosial yang biasa digunakan masyarakat (Soerjono
Soekanto dan Budi S., 2017: 220).
1. Lembaga Politik atau Organisasi Sosial
Apabila kamu cermati banyak organisasi sosial di sekitarmu. Sebagai contoh, organisasi karang
taruna dan OSIS. Selain organisasi sosial, dalam masyarakat yang lebih luas dapat ditemui organisasi
resmi berupa lembaga politik seperti partai politik. Melalui lembaga politik, seseorang direkrut untuk
menduduki jabatan tertentu dalam struktur pengurusan organisasi (Setiadi dan Kolip, 2015: 512).
Setiap pengurus memiliki peran dan tugas masing-masing dalam menjalankan organisasi. Keberhasilan
individu menjabat posisi tertentu menunjukkan terjadinya proses mobilitas sosial. Selain
menjabat sebagai pengurus partai, anggota partai dapat
terseleksi untuk menduduki jabatan tertentu dalam negara
seperti calon presiden, gubernur, bupati, dan anggota legislatif.
Mereka dapat dipilih secara demokratis oleh masyarakat melalui
pemilu.
2. Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan kumpulan orang dengan
profesi sama. Seseorang yang bergabung dengan organisasi
profesi dapat meningkatkan kedudukan atau status sosial dalam
masyarakat. Contoh organisasi profesi, yaitu Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI). Seseorang yang ingin
bergabung dengan organisasi profesi harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Organisasi profesi juga
dapat memperjuangkan tingkat kesejahteraan anggota. Sebagai Logo IDI
Sumber: h t t p : / / w e b . a r c h i v e . o r g /
contoh, organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan guru dalam web/ 20210104062000/ http://w ww .
bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. idionline.org/, diunduh 12 Maret 2021

3. Lembaga Keagamaan atau Organisasi Keagamaan


Lembaga agama dapat menjadi sarana melakukan mobilitas sosial. Dalam lembaga agama terdapat
para pemuka agama yang bertugas memberi bimbingan dan petunjuk mengenai ajaran agama.
Mereka disegani, dihormati, dan dipercaya masyarakat. Untuk menjadi pemuka agama seseorang perlu
mendalami ajaran agama terlebih dahulu, baik melalui pendidikan agama secara formal maupun
nonformal. Mengapa demikian? Pemuka agama bertugas menyampaikan dan mengajarkan ajaran
Tuhan Yang Maha Esa. Apabila para pemuka agama tidak mendalami dengan benar, mereka tidak dapat
membimbing umat. Tidak sembarang orang dapat melakukan mobilitas sosial melalui jalur lembaga
agama.
4. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan saluran mobilitas sosial yang sering digunakan masyarakat.
Tahukah kamu alasannya? Lembaga pendidikan dapat mengantarkan seseorang berpindah dari status
sosial yang rendah ke status sosial lebih tinggi. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat disebut
sebagai social elevator. Saat ini latar belakang pendidikan merupakan syarat wajib ketika melamar
pekerjaan. Makin tinggi pendidikan, makin tinggi jabatan yang ditawarkan. Lembaga pendidikan dapat
ditempuh melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Bagaimana bagi mereka yang ingin berwirausaha? Apakah mereka membutuhkan latar belakang
pendidikan juga? Latar belakang pendidikan berperan penting bagi seorang wirausaha. Seseorang yang
memiliki latar belakang pendidikan tentu memiliki keterampilan lebih yang dapat menunjang
kemampuan berwirausaha. Sebagai contoh, kemampuan menggunakan teknologi dan kemampuan
menciptakan produk inovatif dan kekinian.
5. Lembaga Ekonomi
Individu dapat meraih kedudukan tinggi melalui lembaga ekonomi. Kondisi ini terjadi karena lembaga
ekonomi memberi kesempatan bagi setiap orang yang kompeten meraih posisi tinggi. Kedudukan tersebut
dapat berdampak positif untuk meningkatkan kesejahteraan. Seseorang dapat meningkatkan kedudukan
dengan cara bergabung dalam lembaga ekonomi atau menciptakan peluang sendiri. Contoh lembaga ekonomi
seperti pabrik atau perusahaan. Seseorang yang bergabung dengan lembaga ekonomi dapat menaikkan
jabatannya. Sementara itu, lembaga ekonomi yang diciptakan sendiri merupakan upaya individu menciptakan
peluang dengan berwirausaha. Kegiatan berwirausaha dapat mengantarkannya menjadi seorang pengusaha

sukses.
Aktivitas pekerja pabrik
Fotografer: Muhammad Sidik Rizqi

6. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga dapat menjadi saluran mobilitas sosial. Bagaimana caranya? Cara yang biasanya
ditempuh masyarakat melalui lembaga keluarga dengan pernikahan. Seseorang dapat menaikkan kedudukan
atau status sosial setelah menikah dengan orang yang memiliki kelas sosial tinggi. Selain pernikahan, cara
yang dilakukan dengan mengasuh anak angkat. Anak angkat yang diasuh keluarga dengan kelas sosial tinggi
secara otomatis memiliki status mengikuti orang tua angkat. Dengan demikian, status sosial anak angkat akan
mengalami kenaikan atau penurunan sesuai status atau kedudukan yang dimiliki orang tua angkat.
7. Lembaga Militer
Lembaga militer dan kepolisian merupakan alat negara di bidang pertahanan. TNI bertugas menjaga
keamanan negara. Adapun Polri memelihara keamanan, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan
bagi masyarakat. Lembaga ini dapat dijadikan saluran mobilitas sosial vertikal naik. Seseorang yang berhasil
menjadi bagian dari lembaga militer dan kepolisian akan mengalami peningkatan kedudukan sosial, yaitu
dari masyarakat biasa menjadi abdi negara. Untuk menjadi bagian dari lembaga militer dan kepolisian
seseorang perlu mengikuti tes seleksi. Mereka yang berhasil lolos seleksi akan menempuh pendidikan
akademi. Setelah selesai masa pendidikan, mereka siap menerima status dan peran sebagai tentara atau polisi.
Macam-Macam Keragaman Masyarakat Indonesia
Apa sajakah macam-macam keragaman masyarakat Indonesia? Umumnya keragaman masyarakat
Indonesia meliputi keragaman budaya, agama, suku bangsa, dan pekerjaan.
1. Keragaman Etnik dan Budaya
Berapa jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia? Berdasarkan sensus yang dilakukan Badan
Pusat Statistik pada 2010, suku di Indonesia berjumlah 1.340 etnik. Luar biasa banyak, bukan? Jumlah
populasi setiap suku di Indonesia tidak sama. Beberapa suku memiliki populasi banyak dan ada
beberapa yang sedikit. Berikut beberapa suku yang memiliki populasi banyak di Indonesia.

No. Kelompok Etnik/Suku Bangsa Jumlah Populasi (Jiwa) Dalam Persentase (%)
1. Suku Jawa 95.217.022 40,22
2. Suku Sunda 35.701.670 15,2

3. Suku Batak 8.466.969 3,58

4. Suku-suku Sulawesi 7.634.262 3,22

5. Suku Madura 7.179.356 3,03

6. Suku Betawi 6.807.968 2,88

7. Suku Minangkabau 6.462.713 2,73

8. Suku Bugis 6.359.700 2,69

9. Suku Melayu 5.365.399 2,27

10. Suku Sumatra Selatan 5.119.581 2,16

Sumber: Indonesia.go.id/profil/suku-bangsa, diakses 2 Maret 2020

Suku Jawa merupakan kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41%
dari total populasi. Meskipun demikian, bukan berarti suku mayoritas adalah yang terbaik
dibandingkan suku minoritas, atau sebaliknya. Perbedaan etnik tergolong sebagai diferensiasi sosial,
yaitu pembedaan masyarakat dalam kelompok-kelompok tertentu yang tidak menunjukkan tingkatan.
Artinya, setiap etnik berada pada posisi sama dan sederajat. Tidak ada yang berkedudukan lebih tinggi
atau rendah dari etnik lain. Mari saling menghormati dan menghargai perbedaan antaretnik agar
tercipta keadaan yang damai dan harmonis.
Keberadaan etnik yang beragam berbanding lurus dengan beragamnya kebudayaan. Setiap
kelompok etnik memiliki kebudayaan masing-masing. Menurut J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud
kebudayaan, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak. Berikut penjelasan wujud kebudayaan menurut J.J.
Hoenigman selengkapnya.
a. Gagasan (Ide)
Wujud kebudayaan yang pertama adalah gagasan yang bersifat abstrak. Bersifat abstrak
karena tidak dapat diraba, direkam, atau dilihat. Gagasan tersebut hanya ada dalam pikiran individu
penganut kebudayaan tersebut. Contoh wujud kebudayaan gagasan, yaitu norma, adat istiadat,
agama/ kepercayaan, atau hukum yang berlaku di suatu daerah.
b. Aktivitas (Tindakan)
Ada aktivitas atau tindakan juga termasuk wujud budaya. Bersifat konkret, dapat dilihat, dan
direkam. Aktivitas atau tindakan merupakan kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam
suatu masyarakat, saling berinteraksi, dan berhubungan secara berkelanjutan dengan sesamanya.
Contoh wujud kebudayaan aktivitas, misalnya acara perkawinan, upacara adat, ritual keagamaan,
dan proses pemilihan pemimpin.
c. Artefak (Karya)
Wujud kebudayaan yang terakhir menurut J.J. Hoenigman adalah artefak atau karya. Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya masyarakat berupa benda-
benda yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Wujud budaya ini paling konkret di antara
ketiga wujud kebudayaan lainnya. Contoh wujud kebudayaan artefak, yaitu wayang golek, kain songket,
senjata tradisional, pakaian adat, dan sebagainya.
Dalam realitas kehidupan masyarakat, suatu kebudayaan kadang memiliki lebih dari satu wujud
kebudayaan. Sebagai contoh, tari daerah. Tari daerah merupakan budaya yang berwujud aktivitas. Tari
daerah juga mengandung gagasan/nilai dari setiap gerakan, biasanya berupa kisah atau simbolisasi yang
memuat nilai-nilai kearifan lokal.

Rumah adat dan pakaian adat yang beragam termasuk unsur-unsur budaya
Sumber: http://web.archive.org/web/20210315014509/https://www.kompasiana.com/reginasptr/5a81cf0
3bde57508130f9c12/suku-asmat-kejadian-luar-biasa-dan-benturan-budaya?page=all, diunduh
12 Maret 2021

Menurut Koentjaraningrat, budaya dalam masyarakat terdiri atas beragam unsur. Adapun unsur-unsur
budaya antara lain:
1) bahasa (lisan dan tertulis);
2) sistem pengetahuan;
3) sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pernikahan);
4) sistem peralatan hidup dan teknologi (pakaian, rumah, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, dan alat transportasi);
5) sistem mata pencarian (pertanian, sistem produksi, dan sistem distribusi);
6) sistem religi (sistem kepercayaan); serta
7) kesenian (seni rupa, seni suara, dan seni gerak).
Dari sisi budaya, kita akan menemui beragam perbedaan. Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha
Esa apabila lingkunganmu saat ini damai dan tenteram. Tunjukkan rasa syukurmu dengan ikut menjaga
ketertiban dan saling menghormati di tengah perbedaan.
2. Keragaman Agama
Perbedaan agama juga termasuk keragaman masyarakat. Negara Indonesia mengakui enam agama besar
yang dianut rakyatnya. Berikut ulasan ringkas keenam agama tersebut.
a. Agama Hindu

Umat agama Hindu beribadah di pura


Sumber: http://web.archive.org/web/20210315014725/https://bali.
inews.id/berita/dinyatakan-aman-60-tempat-ibadah-di-
buleleng-dibuka-untuk-kegiatan-keagamaan, diunduh 12
Maret 2021
Agama Hindu diperkirakan masuk di Indonesia pada abad V. Ada beberapa teori yang dikemukakan
para pakar mengenai proses masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia. Teori tersebut, yaitu
teori brahmana, kesatria, waisya, sudra, dan arus balik. Masuknya agama Hindu di Indonesia
menyebabkan beberapa kerajaan Hindu berkembang di berbagai wilayah Indonesia. Saat ini agama Hindu
dianut sebagian besar masyarakat Bali. Umat Hindu memiliki beberapa hari besar yang diperingati dengan
berbagai upacara keagamaan. Hari-hari besar agama Hindu antara lain hari raya Nyepi, Galungan,
Saraswati, dan Kuningan.
b. Agama Buddha
Perkembangan agama Buddha di Indonesia diperkirakan bersamaan dengan masuk dan
berkembangnya agama Hindu. Perkembangan agama Buddha tidak terlepas dari kejayaan Kerajaan
Sriwijaya sebagai kerajaan Buddha terbesar di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat studi
agama Buddha di Asia Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa Asia Timur belajar
agama Buddha di Sriwijaya. Beberapa hari besar agama Buddha antara lain hari raya Waisak, Maghapuja,
Ashada, Khatina, dan Ulambana. Hari raya Waisak dirayakan pada bulan Mei saat terang bulan (purnama
sidhi).

Umat agama Buddha beribadah di wihara


Sumber: http://web.archive.org/web/20200529082658/https://nasional.
tempo.co/read/1330137/dirjen-bimas-budha-kemenag-anjurkan-
rayakan-waisak-dari-rumah, diunduh 12 Maret 2021

c. Agama Katolik
Bangsa Portugis merupakan bangsa pertama yang menyebarkan agama Katolik di Indonesia. Proses
penyebaran agama Katolik pertama kali dilakukan pada 1534 di Kepulauan Maluku. Pada 1546–1547
misionaris bernama Fransiscus Xaverius mengunjungi Pulau Hitu. Ia kemudian membaptis ribuan
penduduk setempat. Agama Katolik menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Hari raya umat Katolik
adalah hari raya Natal yang diperingati setiap 25 Desember. Umat Katolik juga memiliki hari penting,
yaitu Kenaikan Isa Almasih, Paskah, Jumat Agung, Kamis Putih, Adven, dan Pentakosta.

Umat agama Katolik beribadah di gereja


Sumber: http://web.archive.org/web/2021031 5015143/https://foto.inilah.
com/read/detail/90244/misa-natal-di-gereja-katedral, diunduh
12 Maret 2021

d. Agama Islam
Agama Islam merupakan agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia. Agama Islam
diperkirakan masuk di Indonesia pada abad VII Masehi. Agama Islam masuk di Indonesia dibawa para
pedagang dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Masuknya agama Islam diikuti dengan perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebelum masuknya Islam, di Indonesia berkembang
agama Hindu dan Buddha
sejak abad IV Masehi. Umat Islam memiliki hari besar yang dirayakan setiap tahun, yaitu hari raya Idul
Fitri dan Idul Adha. Umat Islam juga memiliki hari penting lainnya yaitu tahun baru Hijriah, Maulid Nabi
Muhammad saw., dan Isra’ Mi’raj.

Umat agama Islam beribadah di masjid


Fotografer: Muhammad Sidik Rizqi

e. Agama Konghucu
Masuknya agama Konghucu di Indonesia telah berlangsung berabad-abad lamanya. Agama Konghucu
baru dinyatakan sebagai agama resmi di Indonesia pada tahun 2000 ketika pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid. Agama Konghucu resmi menjadi agama keenam di Indonesia melalui Keputusan
Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang
Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina. Umat Konghucu memiliki beberapa hari penting. Hari raya
umat Konghucu yang terkenal di Indonesia, yaitu Imlek dan Cap Go Meh.

Umat agama Konghucu beribadah di kelenteng


Sumber: http://web.archive.org/web/20201109031513/
https://news.detik.com/berita/d-3870322/sambut-
imlek-umat-konghucu-beribadah-di-kelenteng-
tertua-di-jakarta, https://bit.ly/3eETddg, diunduh
12 Maret 2021

f. Agama Kristen
Agama Kristen atau Kristen Protestan berkembang di Indonesia pada abad XVI atau masa kolonial
Belanda. Pada abad XX agama Kristen Protestan berkembang pesat di Indonesia. Misionaris dari Eropa
berdatangan ke beberapa wilayah di Indonesia. Penyebaran agama Kristen Protestan terjadi di Maluku,
kemudian meluas ke seluruh wilayah Indonesia, seperti wilayah barat Papua, Sumatra Utara, Sulawesi
Utara, dan Jawa. Hari besar agama Kristen Protestan adalah hari raya Natal yang diperingati setiap 25
Desember. Selain itu, umat Kristen Protestan memiliki hari penting, yaitu Kenaikan Isa Almasih dan
Paskah.

Umat agama Kristen beribadah di gereja


Sumber: http://web.archive.org/web/20200806162616/
https://akurat.co/news/id-1163807-read-
penerapan-protokol-kesehatan-di-gereja-hkbp-
kebayoran-selatan, diunduh 12 Maret 2021
Selain keenam agama resmi, masyarakat Indonesia masih mempunyai keragaman aliran kepercayaan
yang diakui oleh pemerintah. Contoh aliran kepercayaan tersebut adalah aliran kepercayaan kaharingan yang
dianut masyarakat suku Dayak dan aliran kepercayaan kejawen yang dianut masyarakat Jawa. Bangsa Indonesia
mengakui adanya Tuhan seperti yang tertulis dalam sila pertama Pancasila. Akan tetapi, Indonesia tidak
mendeklarasikan diri sebagai negara agama atau negara yang berdasarkan agama tertentu. Artinya,
pemerintah Indonesia menghormati keragaman agama yang dianut rakyatnya. Mari kita jaga kerukunan
antarumat beragama agar hidup tenteram dan harmonis.
3. Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan masyarakat di lingkungan sekitarmu tentu berbeda-beda. Perbedaan pekerjaan tersebut
menyebabkan keragaman dalam masyarakat. Apa sajakah faktor penyebab suatu pekerjaan berbeda-beda?
Keragaman pekerjaan masyarakat dipengaruhi dua faktor, yaitu kondisi alam dan kebutuhan masyarakat.
Dilihat dari kondisi alam, masyarakat menciptakan pekerjaan sesuai kondisi lingkungannya. Sebagai contoh,
mayoritas masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan, sedangkan mayoritas masyarakat di dataran rendah
bekerja sebagai petani. Dilihat dari faktor kebutuhan, masyarakat menciptakan pekerjaan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan. Pekerjaan berkaitan dengan kemampuan seseorang sehingga disebut profesi,
misalnya profesi guru muncul karena menjawab kebutuhan masyarakat terhadap tenaga pendidik.
Berdasarkan jenisnya, pekerjaan dibedakan menjadi sektor formal dan sektor nonformal. Pekerjaan
sektor formal merupakan pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja resmi, baik pemerintah maupun swasta.
Orang yang bekerja pada sektor formal terikat langsung dengan sistem yang berlaku. Sebagai contoh,
karyawan, guru, dan aparatur sipil negara (ASN). Sementara itu, pekerjaan sektor nonformal dilakukan oleh
masyarakat yang bekerja sendiri tanpa ikatan dinas. Pekerja nonformal terikat oleh dirinya sendiri. Sebagai
contoh, petani, pedagang, dan wiraswasta.
Bentuk-Bentuk Konflik Sosial
Manusia diciptakan untuk saling menyayangi dan tolong-menolong. Realitanya, dalam kehidupan
masyarakat yang beragam, konflik sulit dihindari. Adapun bentuk-bentuk konflik sosial dalam masyarakat
sebagai berikut.
1. Berdasarkan Cakupannya
Konflik berdasarkan cakupannya dibedakan menjadi konflik vertikal dan horizontal. Adapun
penjelasan kedua bentuk konflik tersebut sebagai berikut.
a. Konflik Vertikal
Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antarpihak yang memiliki derajat kedudukan
berbeda dalam struktur masyarakat. Kedudukan merujuk pada hierarki status sosial individu atau
kelompok. Sebagai contoh, demonstrasi yang dilakukan buruh. Demonstrasi menjadi salah satu
sarana buruh menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah dan pemilik perusahaan. Salah satu
aspirasi yang selalu dituntut buruh adalah kenaikan upah. Demonstrasi buruh merupakan salah
satu contoh konflik vertikal. Contoh konflik vertikal lainnya dapat ditemui dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Konflik Horizontal
Perbedaan pendapat sering terjadi ketika diskusi bersama teman satu kelompok. Perbedaan
pendapat antara kamu dan temanmu menunjukkan adanya konflik horizontal. Apa itu konflik
horizontal? Konflik horizontal terjadi antarindividu atau antarkelompok yang memiliki kedudukan
sama. Kedudukan sama menunjukkan adanya kesejajaran dalam status sosial. Salah satu contoh
konflik horizontal adalah perbedaan pendapat antarteman ketika berdiskusi di kelas.

2. Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya, konflik dapat terjadi, baik dalam diri sendiri, melibatkan orang lain,
maupun melibatkan suatu kelompok. Konflik berdasarkan subjeknya dibedakan menjadi konflik
intrapersonal, antarpersonal, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
a. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal terjadi pada seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini sering disebut
konflik batin. Terdapat dua faktor penyebab konflik intrapersonal. Pertama, kelebihan beban
pikiran atau ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan. Kedua, seseorang tidak
memiliki kesesuaian yang cukup untuk melaksanakan peranan.
Konflik intrapersonal terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari sejumlah
alternatif pilihan yang ada atau karena memiliki kepribadian ganda. Menurut Wirawan (2013: 55),
konflik intrapersonal dapat dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
1) Konflik pendekatan-pendekatan (approach to approach conflict). Konflik ini terjadi karena
harus memilih dua alternatif yang berbeda, tetapi sama-sama menarik dan berkualitas.
2) Konflik penghindaran-penghindaran (avoidance to avoidance conflict). Konflik ini terjadi
karena harus memilih alternatif yang sama-sama harus dihindari.
3) Konflik pendekatan-penghindaran (approach to avoidance conflict). Konflik ini terjadi ketika
seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang memiliki nilai positif dan negatif sekaligus.
b. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal terjadi antara individu dengan individu lain karena perbedaan kepentingan
dan tujuan. Contoh konflik interpersonal adalah konflik antarteman dalam hubungan persahabatan.
Konflik interpersonal berada pada taraf emosi yang muncul dari perasaan individu. Proses penyelesaian
konflik interpersonal dapat dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun.
c. Konflik Individu dan Kelompok
Konflik individu dan kelompok terjadi antara seseorang dan kelompok karena perbedaan
kepentingan dan tujuan. Konflik ini merupakan perkembangan dari konflik interpersonal. Kondisi ini
terjadi karena salah satu individu yang bertikai memiliki pengaruh besar dalam kelompok sosial atau
masyarakat. Konflik ini juga dapat berkembang menjadi konflik antarkelompok.
d. Konflik Antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Salah satu ciri konflik
antarkelompok, yaitu melibatkan massa. Konflik ini merupakan perkembangan dari konflik antarindividu
atau konflik individu dengan kelompok yang belum terselesaikan. Massa yang terlibat konflik cenderung
memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap anggota kelompok. Contoh konflik antarkelompok, yaitu konflik
antarsuporter sepak bola dan tawuran antarkelompok pemuda.
3. Berdasarkan Cakupan Wilayahnya
Konflik berdasarkan cakupan wilayahnya konflik dibedakan menjadi konflik lokal, nasional, dan
internasional.
Penjelasan konflik berdasarkan cakupan wilayahnya sebagai berikut.
a. Konflik Lokal
Apakah kamu pernah mendengar kabar tentang konflik yang terjadi di lingkungan sekitarmu? Jika
konflik tersebut hanya terjadi di daerahmu, konflik tersebut dikategorikan sebagai konflik lokal. Konflik
lokal merupakan konflik antarindividu atau antarkelompok dalam lingkup dan skala wilayah relatif
sempit. Konflik lokal umumnya terjadi dalam satu daerah atau melibatkan beberapa daerah yang saling
berdekatan, misalnya satu desa, satu kelurahan, satu kecamatan, dan satu kabupaten atau provinsi.
Meskipun bersifat lokal, faktor penyebab konflik dapat beragam. Latar belakang konflik lokal antara lain
masalah keluarga, pekerjaan, politik, sosial, ataupun ekonomi.
b. Konflik Nasional
Konflik nasional terjadi antarkelompok masyarakat yang berada dalam satu negara. Konflik nasional
melibatkan suku bangsa/etnik, agama, ras yang berbeda, pemerintah, dan rakyat. Konflik nasional
biasanya melibatkan massa dengan jangkauan lebih luas daripada konflik lokal. Sifat konflik ini
cenderung kolektif.
c. Konflik Internasional
Konflik internasional melibatkan dua negara atau lebih. Konflik internasional dipicu oleh ekspansi
negara- negara kuat (adidaya) terhadap negara-negara lemah (Setiadi dan Kolip, 2015: 357). Konflik
internasional dapat disebabkan oleh pelanggaran kedaulatan dan intervensi seperti perebutan wilayah,
kekayaan laut, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Contoh konflik internasional antara lain
Perang Dunia I dan II, konflik Thailand dan Bangladesh, konflik Rusia dan Ukraina, serta perang antara
Pakistan dan India.
Dampak dan Upaya Penyelesaian Konflik Sosial
1. Dampak Konflik Sosial
Konflik sosial dalam masyarakat memiliki berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif.
Dampak-dampak tersebut sebagai berikut.
a. Meningkatkan Solidaritas Kelompok
Bagaimana konflik dapat meningkatkan solidaritas kelompok? Konflik yang melibatkan dua
kelompok besar menyebabkan anggotanya ikut serta terlibat konflik. Kondisi tersebut mendorong
makin kuatnya rasa solidaritas antaranggota kelompok.
b. Menimbulkan Perubahan Kepribadian pada Individu
Kedua belah pihak yang terlibat konflik dapat mengalami perubahan kepribadian. Kedua
belah pihak dapat saling menyesuaikan atau saling mempertahankan kebenaran yang diyakini.
Perubahan kepribadian dapat dilihat ketika konflik telah berakhir.
c. Menimbulkan Keretakan Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi dalam masyarakat mendorong terjadinya keretakan hubungan
antarindividu atau kelompok. Kondisi ini terjadi karena tiap-tiap pihak yang berkonflik tidak
memiliki keinginan menyelesaikan konflik. Keretakan hubungan ini dapat bersifat sementara atau
permanen.
d. Menyebabkan Kerusakan Harta Benda dan Menimbulkan Korban Jiwa
Konflik yang berkembang menjadi kekerasan akan menimbulkan dampak fisik. Dampak
fisik tersebut tidak hanya luka fisik, tetapi juga kerusakan harta benda, bahkan hilangnya nyawa.
Sebagai contoh, peperangan.
e. Munculnya Dominasi Kelompok Pemenang
Konflik dapat menyebabkan pihak yang memenangi konflik merasa dirinya lebih unggul
daripada pihak yang kalah. Kondisi tersebut mendorong pihak yang menang mendominasi
kehidupan pihak yang kalah.
f. Menghidupkan Kembali Norma Lama dan Menciptakan Norma Baru
Konflik dapat terjadi ketika sebagian masyarakat mempertahankan norma lama dan sebagian
masyarakat lain ingin menciptakan norma baru. Sebagai contoh, konflik dalam masyarakat adat.
Salah satu kewajiban masyarakat adat adalah melaksanakan tradisi dan adat istiadat. Kemajuan
zaman menyebabkan sebagian besar masyarakat adat meninggalkan tradisi serta adat istiadat.
Kondisi ini dapat memicu konflik antarkelompok dalam masyarakat adat, yaitu antara kelompok
yang ingin mempertahankan tradisi dan kelompok yang ingin meninggalkan tradisi.
2. Upaya Penyelesaian Konflik Sosial
Secara umum konflik sosial menimbulkan dampak negatif. Masyarakat selalu mengupayakan agar
konflik dapat diselesaikan secara damai. Oleh karena itu, diperlukan upaya penyelesaian konflik yang
tepat. Beberapa upaya penyelesaian konflik sebagai berikut.
a. Kompromi
Individu atau kelompok kadang berkeinginan mengakhiri konflik karena menyadari konflik
tidak memiliki manfaat. Tiap-tiap pihak yang terlibat konflik melakukan kompromi guna membuat
kesepakatan. Kompromi merupakan kesepakatan pihak-pihak berkonflik untuk mengurangi
tuntutan guna menyelesaikan pertikaian.
b. Negosiasi
Negosiasi merupakan kesepakatan antarpihak yang bertikai untuk bertemu dan bertatap
muka, kemudian berunding mencari solusi penyelesaian konflik yang dapat diterima semua pihak.
Negosiasi tidak membutuhkan pihak ketiga sebagai penengah. Agar negosiasi berhasil, setiap pihak
memiliki niat mencapai kesepakatan. Jika salah satu pihak berniat tidak mencapai kesepakatan,
proses negosiasi tidak akan berhasil.
c. Mediasi
Mediasi merupakan proses penyelesaian konflik dengan mengikutsertakan pihak ketiga sebagai
penasihat netral bagi kedua belah pihak yang berkonflik. Pihak ketiga dalam mediasi disebut mediator.
Mediasi dilakukan ketika setiap pihak yang berkonflik tidak bersedia mengalah atau tidak mampu
menyelesaikan permasalahan sendiri.
d. Arbitrase
Arbitrase merupakan upaya penyelesaian konflik yang
bersifat formal. Metode penyelesaian konflik ini
melibatkan pihak ketiga, yaitu lembaga arbitrase. Pihak
ketiga dalam metode arbitrase memiliki wewenang penuh
memutuskan penyelesaian konflik. Pihak berkonflik juga
wajib menaati keputusan lembaga arbitrase. Salah satu
lembaga arbitrase di Indonesia adalah Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI).
e. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan usaha menyelesaikan konflik
pada masa lalu melalui perdamaian. Penyelesaian konflik
tersebut sekaligus memperbarui hubungan ke arah
perdamaian guna menjalin hubungan yang lebih harmonis.
Meskipun perdamaian telah diupayakan, hubungan
sosial antarpihak yang terlibat konflik masih renggang.
Logo BANI
Kerenggangan inilah yang diperbaiki melalui rekonsiliasi.
Sumber: http://web.archive.org/web/20201128051233/http://
www.baniarbitraseindonesia.org/id_bani.php, https://
bit.ly/3tgV5Na, diunduh 15 Februari 2021
Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai ras, suku bangsa/etnik, dan budaya. Meskipun berbeda-
beda, masyarakat Indonesia hidup rukun dan terintegrasi dalam kesatuan NKRI. Integrasi sosial dapat
diartikan sebagai pembauran beberapa unsur yang berbeda menjadi satu kesatuan utuh. Integrasi sosial di
Indonesia tercipta karena adanya interaksi sosial yang bersifat positif di tengah keragaman sosial budaya.
Bagaimana proses terbentuknya integrasi sosial dalam kehidupan masyarakat?
1. Terbentuknya Integrasi Sosial
Terbentuknya integrasi sosial berarti tercipta kehidupan bersama yang harmonis, aman, tenteram,
dan damai. Bagaimana bentuk integrasi sosial dalam kehidupan masyarakat? Integrasi sosial dalam
masyarakat plural tercipta jika antarindividu atau kelompok saling toleransi dan menghormati.
Integrasi sosial menjadi harapan setiap anggota masyarakat.

Komunikasi yang baik dapat mempercepat terwujudnya integrasi sosial


Fotografer: Muhammad Sidik Rizqi

Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, integrasi sosial dapat terwujud jika memenuhi
beberapa syarat, yaitu anggota masyarakat menyadari kebutuhan untuk saling mengisi, masyarakat
berhasil menciptakan konsensus, norma dan nilai sosial berlaku cukup lama, tidak berubah, serta
konsisten. Integrasi sosial dalam masyarakat dapat berjalan cepat atau lambat. Kondisi tersebut
bergantung faktor- faktor berikut.
a. Homogenitas masyarakat. Homogenitas adalah adanya kesamaan yang dimiliki anggota kelompok.
Kesamaan tersebut dapat berupa kesamaan ras, suku bangsa/etnik, dan budaya. Homogenitas
masyarakat memungkinkan tercapainya integrasi sosial dalam masyarakat.
b. Jumlah kelompok. Besar kecilnya kelompok dapat memengaruhi integrasi sosial. Makin sedikit
jumlah anggota kelompok, integrasi makin mudah diwujudkan. Makin besar jumlah anggota
kelompok integrasi makin sulit diwujudkan.
c. Komunikasi yang baik. Jika komunikasi yang dilakukan anggota masyarakat berlangsung efektif,
integrasi sosial cepat terwujud.
2. Bentuk dan Sifat Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat terbentuk karena adanya asimilasi dan akulturasi. Asimilasi adalah
pembauran dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga menciptakan kebudayaan
baru dengan meninggalkan budaya asli. Akulturasi adalah proses sosial ketika kelompok sosial dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan baru. Selanjutnya, kebudayaan baru
diserap/diterima serta diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan budaya asli.
Menurut Paulus Wirutomo, integrasi sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi tiga, yaitu integrasi
normatif, integrasi fungsional, dan integrasi koersif (paksaan). Ketiga integrasi tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
a. Integrasi normatif, yaitu integrasi yang terjadi karena adanya kesepakatan nilai, norma, dan cita-cita
bersama. Integrasi normatif menyangkut unsur-unsur budaya sehingga disebut integrasi budaya,
misalnya gotong royong dalam masyarakat.

Gotong royong merupakan contoh bentuk integrasi normatif


Fotografer: Muhammad Sidik Rizqi

b. Integrasi fungsional, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya ketergantungan di antara unsur-unsur
dalam masyarakat. Unsur-unsur tersebut meliputi berbagai budaya, suku bangsa/etnik, ras, dan mata
pencarian masyarakat. Masyarakat menyadari kebutuhannya dapat terpenuhi melalui interaksi di antara
unsur-unsur tersebut.
c. Integrasi koersif, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya paksaan. Paksaan biasanya berasal dari
pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar. Sebagai contoh, pihak kepolisian mengamankan mahasiswa
yang melakukan demo secara anarkis.

3. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial


Integrasi sosial dalam masyarakat tidak dapat terbentuk begitu saja. Mengapa? Kondisi ini terjadi karena
terdapat beberapa faktor pendorong terciptanya integrasi sosial. Faktor-faktor pendorong integrasi sosial
antara lain:
a. mengembangkan sikap saling menghargai suku bangsa/etnik lain dan kebudayaannya;
b. adanya sikap terbuka dengan golongan yang berkuasa;
c. adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan;
d. kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi;
e. adanya toleransi terhadap kebudayaan berbeda;
f. adanya pernikahan campuran (amalgamasi); serta
g. adanya musuh bersama dari luar.
Integrasi sosial dalam masyarakat juga dapat terhambat oleh beberapa faktor antara lain:
a. kondisi masyarakat terisolasi;
b. pengetahuan masyarakat rendah; dan
c. perasaan superior kelompok tertentu.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat Indonesia memiliki keragaman yang berpotensi
menimbulkan konflik. Konflik hendaknya dikelola dengan bijak sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
bagi masyarakat. Keragaman perlu dikelola agar terjalin integrasi sosial yang menguntungkan bagi
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai