Anda di halaman 1dari 43

Ciri-Ciri Teks Berita

1. Faktual
Faktual merupakan suatu kejadian yang bersifat nyata. Peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan
tidak terikat oleh waktu, baik kejadian tersebut terjadi saat ini maupun masa lalu. Berita yang disajikan
bukan karya fiksi yang berlangsung sesuai imajinasi penulis. Penulis berita tidak boleh mereka-reka
sebuah kejadian atau peristiwa. Penulis berita harus menuliskan berita apa adanya tanpa ditambahi
oleh khayalan atau imajinasi. Penulis juga tidak boleh melebih-lebihkan informasi yang sebenarnya.

2. Aktual
Ciri aktual teks berita berarti peristiwa atau kejadian dalam berita bersifat nyata, benar-benar
terjadi, dan sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan banyak orang. Informasi yang
disampaikan bersifat kekinian atau baru.

3. Unik atau Menarik


Teks berita harus unik atau berbeda penyampaiannya dengan yang lain. Teks berita harus
dikemas dengan kata-kata yang menarik. Tujuannya agar menarik perhatian pendengar atau pembaca.
Unsur menarik teks berita harus memuat judul yang menimbulkan rasa ingin tahu pembaca atau
penyimak berita tersebut. Peristiwa yang menarik dan diminati masyarakat biasanya bersifat
menghibur, aneh, dan memiliki unsur kedekatan. Selain itu, teks berita yang disampaikan mengandung
nilai kemanusiaan, kriminalitas, dan konflik.

4. Sistematis dan Lengkap


Teks berita disajikan secara sistematis atau berurutan. Penyajian teks berita disajikan secara
kronologis. Selain itu, teks berita disajikan dengan struktur yang urut. Semua unsur berita harus
terdapat dalam teks berita.

5. Seimbang
Teks berita harus memuat satu peristiwa atau kejadian yang tidak menyudutkan seseorang atau
salah satu pihak. Sebaiknya, penyusun atau pembuat berita melihat suatu peristiwa dari dua sisi. Pihak-
pihak dalam berita juga mempunyai hak jawab jika isi berita dianggap menyudutkan mereka.

6. Komunikatif
Bahasa dalam teks berita pada umumnya menggunakan bahasa yang komunikatif. Komunikatif
artinya mudah dipahami atau dimengerti pembaca.
Contoh Struktur Teks Berita

Bio Farma Mampu Produksi Vaksin Covid-19 Hingga 250


Judul
Juta Dosis per Tahun

Sumber: https://bit.ly/3rhxsDt, diunduh 13 Januari 2021

PT Bio Farma (Persero) mengaku memiliki kapasitas


produksi vaksin Covid-19 dalam satu tahun mencapai 250 juta
dosis. Selasa 12 Januari 2021 siang, vaksin dalam bentuk curah
Teras/
atau bulk vaksin dari Sinovac telah tiba sebanyak 15 juta dosis.
lead berita
Vaksin curah tersebut bakal dibawa ke Bandung untuk langsung
diproduksi oleh Bio Farma pada 14 Januari 2021 mendatang.

”Vaksin bulk yang datang akan segera dikirim ke Bandung,


untuk diproduksi Bio Farma, dan produksi pertama dilakukan pada
14 Januari 2021, akan bergulir terus karena kemampuan sudah
disiapkan kapasitas produksi dalam satu tahun khusus vaksin
Covid-19 adalah 250 juta dosis per tahun,” jelas Direktur Utama Bio
Farma, Honesti Basyir, ketika melakukan rapat kerja dengan
Komisi IX DPR RI, Selasa, 12 Januari 2021. Honesti mengatakan,
Indonesia telah memiliki komitmen dengan Sinovac terkait
pengadaan vaksin dalam bentuk curah sebanyak 140 juta dosis.
Namun demikian, bila memang dibutuhkan, jumlah tersebut masih
mungkin bertambah 120 juta dosis. “Kalau masih butuh supply
karena kebutuhan vaksinasi cukup besar untuk mencapai herd
immunity,” ujar dia. Dari keseluruhan bahan baku sebanyak 140
juta dosis, akan ada tambahan 10 persen dari Sinovac yang bakal
dikirimkan sepanjang semester I tahun ini.
Tubuh berita
Dengan demikian, secara keseluruhan, akan ada 144 juta
vaksin dalam bentuk curah yang akan dikirimkan oleh Sinovac.
Dari jumlah suplai vaksin curah sebanyak 140 juta dosis tersebut,
Bio farma memperkirakan akan bisa diproduksi menjadi sekitar
122,5 juta dosis vaksin jadi. Sebelumnya, sebanyak 3 juta dosis
vaksin jadi telah dikirim dari Sinovac sebanyak 3 juta dosis.
Tubuh berita

Selain dari Sinovac, Indonesia sendiri sudah memesan vaksin


Covid-19 dari beberapa perusahaan lain, yakni dari Novavax,
perusahaan vaksin asal Amerika Serikat dan Kanada sebanyak 50
juta dosis. Ekor berita

Sumber: http://web.archive.org/web/20210126142820/https://money.kompas.com/
read/2021/01/12/150720826/bio-farma-mampu-produksi-vaksin-covid-19-hingga-
250-juta-dosis-per-tahun?page=all, diakses 13 Januari 2021
Langkah Menyusun Teks Berita

Berikut penjelasan lebih lengkap terkait langkah menyusun teks berita.


1. Memilih peristiwa atau kejadian terbaru atau terkini
Pemilihan peristiwa harus menarik. Peristiwa tersebut menjadi perbincangan banyak orang.
Peristiwa yang kamu pilih dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengamatan langsung,
wawancara, dan penelitian.
2. Mengumpulkan informasi yang mendukung
Informasi yang kamu kumpulkan harus memuat unsur-unsur berita. Informasi yang akan kamu
susun harus memuat unsur-unsur ADIK SIMBA. Informasi ini akan mempermudah penyusunanmu.
3. Menyusun berita
Kerangka berita dapat kamu susun dengan menggunakan model piramida terbalik. Sajikan
informasi-informasi penting di bagian awal teks berita. Kemudian, dilanjutkan dengan informasi-
informasi yang tidak begitu penting. Pembuatan kerangka tulisan harus detail dan runtut sehingga
teks berita yang kamu susun runtut dan padu.
4. Menentukan judul
Judul yang dipilih harus menarik. Judul harus mampu menggugah pembaca dan memengaruhi
pembaca untuk menuntaskan berita sampai akhir. Pilihlah judul yang singkat dan menarik.
Seluk-beluk Iklan, Poster, dan Slogan
1. Iklan
a. Definisi Iklan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan berarti berita pesanan untuk mendorong,
membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Teks iklan juga
dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa (surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Dengan kata lain,
iklan merupakan media pemasaran yang digunakan untuk memengaruhi pemilihan dan keputusan
pembeli.
Iklan tidak hanya berhubungan dengan pemasaran barang atau jasa. Iklan juga dapat berupa
media penerangan atau pemberitahuan kepada khalayak ramai. Pada pengertian ini, iklan
digunakan untuk memengaruhi khalayak ramai melakukan keinginan si pembuat iklan.
Berdasarkan pengertian di atas secara umum iklan mempunyai beberapa fungsi. Fungsi dari
iklan sebagai berikut.
1) Sarana informasi
Fungsi tersebut menyampaikan produk baru atau ciri-ciri produk yang diiklankan. Iklan
berisi informasi untuk menjelaskan tujuan iklan. Informasi pada iklan dapat disampaikan
dengan media gambar, kata, kalimat, ataupun suara.
2) Persuasi atau memengaruhi
Fungsi tersebut mengarahkan konsumen untuk membeli produk yang diiklankan. Sebagai
media pemasaran dan penerangan, iklan bersifat memengaruhi khalayak ramai untuk
melakukan sesuatu atau membeli barang yang diiklankan. Fungsi ini dapat dilihat dari bahasa
iklan yang bersifat persuasif.
3) Sebagai reminder atau pengingat
Iklan mengingatkan konsumen tentang produk tertentu agar selalu menggunakan produk
tersebut. Pada iklan penerangan, iklan bertujuan mengingatkan khalayak ramai untuk
melakukan dan mengingat program-program yang ditawarkan suatu instansi. Itulah sebabnya
baik kalimat, gambar, suara, maupun gerak dalam suatu iklan dibuat menarik. Makin menarik
iklan yang dibuat, makin mudah untuk diingat khalayak.
b. Ciri Iklan
Iklan mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan media lain. Berikut
merupakan karakteristik atau ciri-ciri suatu iklan yang baik.
1) Iklan bersifat informatif dan komunikatif.
2) Iklan harus disusun secara objektif dan jujur.
3) Iklan ditulis singkat, padat, jelas, dan mudah dipahami.
4) Iklan tidak menyinggung pihak lain.
5) Iklan menarik perhatian banyak orang.
c. Jenis Iklan
Iklan dapat dibedakan menjadi tiga macam. Iklan dapat dibedakan berdasarkan sifat, tujuan,
dan ruangnya.
1) Iklan Berdasarkan Sifatnya
Iklan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sifatnya iklan dapat dibedakan
menjadi dua, yakni iklan niaga dan iklan nonniaga.
a) Iklan Niaga
Iklan niaga adalah iklan yang dibuat untuk menjual suatu barang atau jasa. Iklan
niaga bertujuan untuk memengaruhi khalayak ramai agar tertarik, memiliki, membeli,
dan menggunakan barang atau jasa yang diiklankan.
Perhatikan contoh iklan niaga berikut!

Contoh iklan niaga


Sumber: https://www.facebook.com/intanpariwaraofficial/photos
/a.497576080439712/1492051497658827/, diunduh 11
Januari 2021, Pengolah gambar: M. Yusuf

Iklan tersebut termasuk iklan niaga. Iklan tersebut bertujuan menjual produk berupa
buku. Buku Detik Detik Asesmen Nasional ditawarkan dengan menampilkan kelebihannya.
Dalam iklan tersebut, pengiklan menampilkan beberapa aspek yang berkaitan dengan
produk, seperti gambar, harga, dan perusahaan permbuat produk yang ditawarkan.
Adapun iklan niaga mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Bersifat komersial, artinya berhubungan dengan keinginan mencari keuntungan.
b. Bertujuan menawarkan suatu barang atau jasa.
c. Berisi keunggulan barang atau jasa yang ditawarkan.
b) Iklan Nonniaga
Iklan nonniaga bukanlah iklan yang digunakan untuk menjual barang ataupun
kepentingan komersial. Iklan nonniaga berisi informasi ataupun ajakan kepada khalayak
ramai. Jenis iklan noniaga dapat ditemukan pada iklan penerangan ataupun iklan layanan
masyarakat. Tujuan dari iklan nonniaga adalah mengajak, membujuk, atau memengaruhi
khalayak ramai untuk mengikuti atau melakukan sesuatu sesuai dengan isi iklan.
Perhatikan contoh iklan nonniaga berikut!

Ilustrator: M. Yusuf
Iklan tersebut merupakan contoh iklan nonniaga. Iklan tersebut tidak bertujuan
menjual buku seperti iklan niaga. Iklan tersebut bertujuan mengajak khalayak membaca
buku. Iklan bertujuan memengaruhi khalayak untuk membaca buku demi masa depan
yang lebih baik.
Adapun karakteristik iklan nonniaga sebagai berikut.
a. Tidak bertujuan mencari laba, tetapi memengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.
b. Bertujuan untuk mengajak khalayak ramai.
c. Berisi ajakan atau imbauan kepada orang lain.
2) Iklan Berdasarkan Tujuannya
Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi iklan penawaran dan iklan
permintaan. Kedua jenis iklan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Iklan penawaran
digunakan untuk menawarkan suatu barang atau jasa. Sementara itu, iklan permintaan berisi
permintaan atau ajakan agar orang lain mau bekerja sama ataupun menjalin relasi dengan
pihak pembuat iklan. Perhatikan kedua contoh iklan berikut!
Iklan I Iklan II

Sumber: https://www.instagram.com/p/CCs5xeGF6hN/, diunduh 14 Januari


Ilustrator: M. Yusuf
2021, Pengolah gambar: M. Yusuf

Iklan pertama merupakan contoh iklan penawaran. Iklan tersebut bertujuan menawarkan
barang berupa buku pelajaran. Sementara itu, iklan kedua adalah iklan permintaan. Iklan
tersebut mengirimkan permintaan agar dapat bekerja sama dengan perusahaan tersebut.
Iklan tersebut membuka lowongan pekerjaan sebagai editor buku pelajaran.
3) Iklan Berdasarkan Ruangnya
Iklan dapat dibedakan berdasarkan ruangnya. Berdasarkan ruang penayangannya, iklan
dibedakan menjadi dua, yaitu iklan baris dan iklan kolom (display).
a) Iklan Baris
Iklan baris adalah iklan sederhana yang terdiri atas satu atau beberapa baris.
Biasanya, iklan ini disajikan dalam kolom khusus yang memuat beberapa iklan baris di
dalam media massa. Isi dari iklan baris beraneka macam, seperti rumah disewakan atau
dikontrakkan, rumah dijual, lowongan pekerjaan, penjualan atau pencarian barang, ataupun
penawaran jasa.
Perhatikan contoh iklan baris berikut!

Sumber: ”20+ Contoh Iklan Baris,Syarat-syarat Dan Perhitungan Harganya”, https://web.archive.org/


web/20200928013606/https://www.grafis-media.website/2017/04/20-contoh-iklan-barissyarat-
syarat-dan.html, diunduh 18 Februari 2021, Pengolah gambar: M. Yusuf

Jumlah ruang yang disediakan dalam iklan baris sangat terbatas. Oleh karena itu,
iklan baris sering menggunakan singkatan dalam penyajiannya. Meskipun menggunakan
singkatan, informasi dalam iklan baris harus disampaikan secara jelas. Informasi yang
jelas dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi iklan tersebut.
Perhatikan contoh beberapa singkatan dalam iklan baris berikut!
Nomor Singkatan Kepanjangan
1. rmh rumah
2. mrh murah
3. lt luas tanah
4. lb luas bangunan
5. min minimal
6. hub hubungi
7. jln jalan
8. krdt kredit
9. tdk tidak
10. lmrn lamaran
11. tnh tanah
12. ktr kantor
13. krm kirim
14. ng nego
15. diktrk dikontrakkan
16. bgs bagus
17. istmwa istimewa
18. dkt dekat
19. cpt cepat
20. krng kurang
b) Iklan Kolom (Display)
Iklan kolom (display) terdiri atas ilustrasi (gambar, foto, atau bagan) dengan kata-
kata yang berhubungan dengan gambar. Iklan ini lebih besar daripada iklan baris.
Biasanya, iklan kolom digunakan untuk menawarkan, mengajak, atau membujuk khalayak
agar membeli produk atau barang yang ditawarkan.
Perhatikan contoh iklan kolom berikut!

Ilustrator: M. Yusuf

Iklan kolom juga dapat digunakan sebagai iklan layanan masyarakat. Iklan layanan
masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik
khalayak dengan tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,
melainkan keuntungan sosial. Tujuan akhir dari iklan kolom adalah khalayak sadar dan
melakukan apa yang diinginkan oleh pembuat iklan!
Perhatikan contoh iklan kolom berikut!

Ilustrator: M. Yusuf

2. Slogan
a. Definisi Slogan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang
menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan atau mengiklankan sesuatu.
Slogan juga dapat diartikan sebagai perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan
mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan
sebagainya.
Slogan berbentuk kata atau kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat untuk mem-
beritahukan sesuatu sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan. Slogan bertujuan untuk
menyampaikan informasi dan memengaruhi pandangan serta pendapat orang terhadap informasi
tersebut. Slogan biasa dipasang atau diperdengarkan di ruangan, tempat umum, atau tempat
strategis lainnya.
b. Ciri Slogan
Teks slogan mempunyai ciri-ciri berikut.
1) Kalimat menarik.
2) Kalimat pendek.
3) Kalimat mudah dipahami.
4) Kalimat menjelaskan visi, misi, dan tujuan.
5) Kalimat bersifat persuasif, singkat, dan jelas.
c. Jenis Slogan
Beberapa jenis slogan sebagai berikut.
1) Slogan Lingkungan Hidup
Slogan lingkungan hidup berkaitan dengan lingkungan hidup. Tujuannya untuk mengajak
masyarakat lebih peduli dengan lingkungan. Tujuan tersebut diungkapkan melalui media kata
yang pendek dan efektif.
Perhatikan contoh slogan lingkungan hidup berikut!

2) Slogan Pendidikan
Slogan pendidikan berisi tulisan-tulisan berkaitan dengan motivasi yang berhubungan
dengan dunia pendidikan. Salah satu contoh slogan pendidikan adalah slogan mengenai
pentingnya membaca buku.
Perhatikan contoh slogan pendidikan berikut!

3) Slogan Kesehatan
Slogan kesehatan berisi tulisan-tulisan untuk memotivasi masyarakat yang berkaitan dengan
kesehatan. Salah satu contoh slogan kesehatan adalah slogan menjaga kesehatan jantung.
Perhatikan contoh slogan kesehatan berikut!

4) Slogan Motivasi
Slogan motivasi berisi tulisan-tulisan yang bisa memotivasi masyarakat agar jauh lebih
baik. Tema slogan ini sangat beragam. Contoh slogan motivasi adalah pernyataan agar selalu
semangat dalam menjalani kehidupan.
Perhatikan contoh slogan motivasi berikut!

3. Poster
a. Definisi Poster
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, poster berarti plakat yang dipasang di tempat umum
(berupa pengumuman atau iklan). Biasanya, ukuran poster cukup besar dengan warna yang
mencolok. Ukuran dan warna tersebut dimaksudkan agar poster dapat dilihat dari kejauhan.
Poster digunakan sebagai alat untuk mengiklankan sesuatu, alat propaganda, dan protes, serta
maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai pesan.
b. Ciri Poster
Poster memiliki ciri-ciri berikut.
1) Desain grafis teks poster memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar.
2) Poster biasa ditempel di dinding, tempat-tempat umum, atau permukaan datar lainnya dengan
sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin.
3) Poster biasa dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
4) Poster menggunakan bahasa yang singkat dan jelas.
5) Poster disertai gambar.
6) Poster dapat dibaca sambil lalu.
7) Poster dapat dicetak secara massal dalam ukuran apa pun.
c. Jenis Poster
Berdasarkan isinya, poster dapat dibagi menjadi berbagai jenis. Berikut beberapa jenis poster
berdasarkan isinya.
1) Poster Niaga
Poster niaga adalah poster yang digunakan untuk menawarkan barang. Poster jenis ini
bersifat komersial. Dapat dikatakan poster niaga merupakan salah satu jenis iklan cetak.
Gambar dan kata-kata dalam poster tersebut bersifat persuasif. Kata-kata persuasif tersebut
dimaksudkan agar khalayak ramai tertarik membeli barang yang terdapat dalam poster
tersebut.
Perhatikan contoh poster niaga berikut!

Sumber: ”Sepatu Wanita Motif Batik Parang Diproduksi Lagi”, https://web.archive.org/


web/20200515041946/https://suarasiber.com/2019/10/sepatu-wanita-motif-batik-
parang-diproduksi-lagi/,diunduh 18 Februari 2021, Pengolah gambar: M. Yusuf

2) Poster Pendidikan
Poster pendidikan adalah salah satu jenis poster
layanan masyarakat. Poster pendidikan berisi informasi
atau ajakan yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Tujuan dari poster ini adalah agar khalayak ramai
mengikuti apa yang disampaikan melalui gambar dan
kata- kata poster tersebut, khususnya masalah
pendidikan.
Perhatikan contoh poster pendidikan di samping!
3) Poster Penerangan
Poster penerangan adalah poster yang digunakan
untuk memberi penyuluhan atau penerangan kepada
khalayak ramai. Biasanya, poster ini digunakan oleh
instansi pemerintahan untuk memberikan imbauan
atau penerangan mengenai suatu program. Penerangan
tersebut ditampilkan dengan gambar dan kalimat yang
sesuai.

Ilustrator: M. Yusuf
Perhatikan contoh poster penerangan berikut!

Ilustrator: M. Yusuf

4) Poster Kegiatan
Poster kegiatan adalah poster yang digunakan untuk menjelaskan berbagai macam
kegiatan atau agenda yang akan dilakukan. Biasanya, poster kegiatan disertai gambar kegiatan
yang dimaksud. Selain itu, dalam poster kegiatan disertai waktu, tempat, dan nama kegiatan,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Perhatikan contoh poster kegiatan berikut!

Ilustrasi: M. Yusuf

4. Fungsi Iklan, Slogan, dan Poster


Pada dasarnya, slogan dan poster menjadi bagian dari suatu iklan. Secara umum, iklan, slogan, dan
poster mempunyai fungsi yang hampir sama. Berikut fungsi iklan, slogan, dan poster.
a. Sarana Informasi
Pada iklan dan poster, fungsi tersebut menyampaikan produk baru atau ciri-ciri produk
yang diiklankan. Sementara itu, pada slogan informasi dapat berupa kalimat informasi mengenai
suatu hal. Informasi disampaikan dengan sejelas mungkin kepada khalayak. Namun, keterbatasan
media menjadikan informasi yang disajikan haruslah pendek, jelas, padat, dan mudah dimengerti.
b. Persuasi atau Memengaruhi
Pada iklan dan poster niaga fungsi tersebut mengarahkan konsumen untuk membeli produk
yang diiklankan. Sementara itu, pada iklan, slogan, dan poster penerangan fungsi ini dapat
digunakan sebagai sarana mengajak atau memengaruhi khalayak untuk mengikuti apa yang
diinginkan baik dalam iklan, slogan, dan poster. Sebagai media persuasif, baik iklan, slogan,
maupun poster menggunakan kalimat persuasif dalam pengungkapan isinya.
c. Sarana Edukasi
Iklan, slogan, dan poster dapat digunakan sebagai sarana edukasi atau pendidikan
masyarakat. Fungsi ini disampaikan dengan penggunaan kata, gerak, dan gambar yang menarik.
Penggunaan media tersebut berisi ide atau materi yang bertujuan mengedukasi masyarakat.
d. Sarana Memopulerkan Jati Diri
Baik iklan, slogan, maupun poster dapat digunakan untuk memperkenalkan jadi diri kepada
masyarakat luas. Fungsi ini disebut juga promosi. Dengan kata lain, iklan, slogan, dan poster
berfungsi sebagai sarana promosi dari suatu instansi, perusahaan, ataupun perorangan.
Menentukan Informasi pada Iklan, Slogan, dan Poster
Informasi yang disampaikan pada iklan, slogan, dan poster beraneka macam. Pada media komersial,
informasi yang disampaikan adalah penjelasan mengenai barang atau jasa yang dipasarkan. Sementara itu,
pada media penerangan informasi yang disampaikan dapat berupa ajakan, imbauan, ataupun informasi
penting mengenai suatu program.
Cara menentukan informasi penting pada iklan, slogan, dan poster berbeda. Berikut langkah-langkah
menemukan informasi penting sesuai dengan media yang digunakan dalam penyampaian informasi.
1. Menemukan Informasi dalam Iklan
Berikut langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk menemukan informasi penting dalam
teks iklan.
a. Mengamati Iklan dengan Saksama
Bentuk iklan bermacam-macam, dari sederhana hingga yang rumit. Ada iklan yang berbentuk
selebaran hingga berbentuk gambar bergerak. Setiap bentuk iklan memiliki karakteristik yang
berbeda. Pada iklan gambar kamu dapat mengamati gambar berserta kalimat iklan yang disajikan.
Pada iklan suara, kamu dapat mendengarkan kata-kata iklan yang disajikan. Sementara itu, pada
iklan gambar bergerak, kamu dapat melihat gambar, membaca tulisan, dan mendengarkan suara
yang disajikan dalam iklan tersebut.
b. Mencatat Pokok-Pokok Isi Iklan
Setiap iklan mempunyai pokok isi yang ingin disampaikan. Pokok-pokok isi tersebut dapat
diketahui dari tulisan, gambar, gambar bergerak, ataupun suara yang disajikan. Pokok isi iklan
yang dapat dicatat beraneka ragam, seperti judul iklan, gambar yang disajikan, penjelasan produk
atau kegiatan, dan alamat pengiklan.
c. Menentukan Informasi Penting Iklan
Pokok-pokok isi yang sudah kamu catat dapat kamu analisis. Kamu dapat memilih informasi
penting dalam iklan tersebut. Tuliskan informasi penting tersebut dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
2. Menemukan Informasi dalam Slogan
Berikut langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk menemukan informasi penting dalam
slogan.
a. Mengamati Slogan dengan Saksama
Slogan dapat berbentuk kata-kata, kalimat, atau suara. Untuk dapat menemukan informasi
penting dalam slogan, kamu dapat mengamati kata-kata, kalimat, atau suara slogan. Kamu harus
teliti agar informasi yang didapat benar dan sesuai dengan isi slogan.
b. Menganalisis Jenis, Tujuan, dan Fungsi Slogan
Informasi slogan dapat berupa jenis, tujuan, dan fungsi slogan. Kamu dapat menganalisis jenis
slogan yang sedang diamati, seperti slogan pendidikan, slogan kesehatan, ataupun slogan
lingkungan hidup. Selanjutnya, kamu dapat menganalisis tujuan pembuatan slogan. Biasanya, slogan
dibuat untuk mengajak atau memengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Tentukan tujuan slogan
tersebut dengan tepat sesuai isi slogan. Terakhir, kamu dapat menentukan fungsi slogan, seperti
sarana informasi, media edukasi, atau media pemasaran.
c. Menyajikan Informasi Penting Slogan
Setelah kamu menentukan informasi slogan, kamu dapat menyajikannya baik secara tertulis
maupun lisan. Sajikan informasi yang sudah kamu temukan dengan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti.
3. Menemukan Informasi dalam Poster
Berikut langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk menemukan informasi penting dalam
poster.
a. Mengamati Poster dengan Saksama
Cara pertama menemukan informasi dalam poster hampir sama dengan cara menemukan
informasi pada iklan dan slogan. Kamu harus mengamati gambar dan kalimat poster. Cermati
keterkaitan gambar dengan kalimat poster yang disajikan.
b. Menganalisis Jenis, Tujuan, Penjelasan, dan Fungsi Poster
Informasi poster dapat berupa jenis, tujuan, penjelasan, dan fungsi poster. Kamu dapat
menganalisis jenis poster yang dibuat, semisal poster niaga atau poster penerangan. Selain itu,
kamu dapat menganalisis tujuan poster tersebut dibuat, seperti menjual barang, mengajak untuk
melakukan sesuatu, atau memengaruhi orang untuk mengikuti suatu aturan. Informasi poster juga
dapat berupa penjelasan. Penjelasan dapat ditemukan dengan menganalisis keterkaitan gambar
poster dengan kalimat poster. Informasi lain yang dapat kamu temukan adalah fungsi poster
dibuat, seperti sebagai media pemasaran ataupun media penerangan.
c. Menyajikan Informasi Penting Poster
Kamu dapat menyajikan informasi penting isi poster secara tulis dan lisan. Kamu dapat
menuliskan informasi poster dengan bahasa singkat dan mudah dimengerti. Teliti kembali
informasi yang kamu sajikan agar tidak melenceng dari poster yang diamati.
Cara Menyimpulkan Isi Iklan, Slogan, dan Poster
1. Menyimpulkan Isi Iklan
Menyimpulkan isi iklan berarti menyarikan isi dari beberapa informasi yang terdapat dalam suatu
iklan. Informasi dalam suatu iklan dapat beraneka ragam, seperti penjelasan produk, keunggulan,
ajakan, ataupun paparan program pemerintah. Informasi tersebut disampaikan melalui media yang
beragam pula, seperti gerakan, gambar, tulisan, kata-kata, ataupun suara. Oleh karena itu, dalam
menyusun simpulan isi iklan, kamu harus memahami media iklan yang digunakan. Jika iklan itu
merupakan iklan bergerak, informasi dapat disimpulkan melalui gambar, gerak, suara, dan tulisan pada
iklan tersebut. Lain halnya jika iklan tersebut hanya berupa gambar dan tulisan. Iklan yang
menampilkan media gambar dan tulisan mempunyai informasi pada gambar dan tulisan yang
menerangkan gambar tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam menyimpulkan isi suatu iklan tidak terlalu sulit. Kamu dapat
melakukan langkah-langkah berikut untuk menyimpulkan suatu isi iklan.
a. Jika iklan tersebut merupakan iklan bergerak, kamu dapat mengamati gambar, gerak, suara, dan
jika ada tulisan pada iklan tersebut. Jika iklan tersebut berupa iklan gambar, kamu dapat melihat
dan mengamati gambar dan tulisan pada iklan tersebut dengan saksama.
b. Menemukan ide pokok dalam pengembangan iklan tersebut. Ide pokok dapat berupa barang atau
kegiatan apa yang ditawarkan, tujuan dari iklan tersebut, dan tidak ketinggalan informasi yang
menyusun iklan tersebut.
c. Langkah terakhir adalah menyusun simpulan dengan kalimat sendiri. Kamu dapat menyusun
simpulan dengan kerangka ide pokok, tujuan, dan informasi yang telah kamu dapatkan ketika
mengamati suatu iklan. Susunlah dengan padu serta menggunakan kalimat baku dan efektif. Yang
paling penting, simpulan yang kamu buat tidak boleh menyimpang dari isi iklan yang kamu amati.
2. Menyimpulkan Isi Slogan
Menyimpulkan isi slogan berbeda dengan menyimpulkan isi iklan. Perbedaan itu terjadi karena
media dalam penyampaian iklan dan slogan berbeda. Media penyampaian slogan lebih sederhana
daripada iklan. Dalam penyampaiannya, slogan menonjolkan kekuatan makna dalam kata, frasa, klausa,
ataupun kalimat. Oleh karena itu, kamu harus memperhatikan makna dari kalimat yang disampaikan
dalam suatu slogan untuk dapat menyimpulkan isi slogan. Kalimat dalam slogan merupakan kalimat
singkat. Dalam pemaknaannya kadang-kadang terdapat pembuat yang menyelipkan pesan implisit.
Artinya, kamu harus mencari makna yang tersembunyi dalam slogan tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam menyimpulkan isi slogan cukup sederhana. Berikut langkah-
langkah yang dapat kamu lakukan untuk menyimpulkan isi slogan.
a. Membaca dan mengamati dengan cermat kalimat dalam slogan.
b. Menemukan ide pokok dalam slogan. Ide pokok dapat berupa tujuan, maksud, dan isi dari kalimat
slogan tersebut.
c. Menuliskan simpulan berdasarkan ide pokok yang telah ditemukan. Gunakan bahasa yang baku
dan efektif dalam menuliskan simpulan isi slogan.
d. Jangan lupa, cocokkan kembali simpulanmu dengan isi slogan yang kamu amati. Pastikan
simpulanmu tidak melenceng dari isi slogan tersebut.
3. Menyimpulkan Isi Poster
Pada dasarnya menyimpulkan isi poster hampir sama dengan menyimpulkan isi iklan cetak.
Persamaan itu didasari adanya persamaan penggunaan media penyampaian informasi pada keduanya.
Poster merupakan media penerangan berupa gambar dan tulisan. Gambar pada poster berguna untuk
memvisualisasikan barang, kegiatan, atau informasi yang akan diinformasikan. Gambar tersebut
berfungsi menguatkan penjelasan berupa kata-kata yang berisi informasi poster. Jadi, kamu harus fokus
mengamati gambar dan kalimat untuk dapat menyimpulkan isi poster.
Adapun cara menyimpulkan isi poster cukup sederhana. Berikut langkah-langkah dalam
menyimpulkan isi poster.
a. Mengamati gambar dan kalimat pada poster dengan cermat.
b. Menentukan ide pokok dari poster. Ide pokok pada poster dapat diketahui dari gambar dan tulisan
yang menyusun poster tersebut. Ide pokok yang dapat diidentifikasi antara lain, informasi yang
disampaikan, pesan, dan tujuan poster.
c. Menyusun simpulan isi poster dengan bahasa sendiri. Ingat, simpulanmu tidak boleh melenceng
dari isi poster yang kamu amati.
Pola Penyajian Iklan, Slogan, dan Poster
Iklan, slogan, ataupun poster merupakan media yang ditujukan untuk menawarkan atau memberi
informasi kepada khalayak. Oleh karena itu, baik iklan, slogan, maupun poster harus dikemas semenarik
mungkin untuk dapat menarik perhatian khalayak. Secara umum, iklan dan slogan dapat disajikan melalui
media cetak dan elektronik. Sementara itu, poster sebagai media iklan lini bawah hanya dapat disajikan
melalui media cetak.
a. Pola Pengembangan Iklan
Iklan merupakan salah satu media pemasaran kreatif. Untuk mendukung fungsi iklan sebagai
media kreatif, dibutuhkan wadah ataupun sarana untuk menuangkan ide. Ide tersebut dapat
dituangkan dalam media, baik media cetak maupun media elektronik.
Perhatikan bagan berikut!

1) Media Cetak
Iklan pada media cetak cukup beragam. Ada beberapa jenis iklan yang termasuk ke dalam
iklan media cetak. Salah satunya adalah iklan kolom pada suatu koran atau majalah. Selain itu ada
iklan lini bawah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti selebaran, pamflet, dan
flag chain. Iklan media cetak mengandalkan media gambar, warna, dan tulisan sebagai media untuk
menarik khalayak. Pembaca dapat mengetahui informasi mengenai isi iklan dengan melihat
gambar serta membaca kalimat pada iklan. Pada iklan baris, kekuatan iklan terdapat pada kata
atau kalimat yang digunakan. Sementara itu, pada iklan kolom, selebaran, dan pamflet, kalimat
iklan diperkuat dengan
gambar ilustrasi, tata letak, dan permainan warna yang menarik.
2) Media Elektronik
Iklan elektronik cenderung lebih menarik daripada iklan cetak. Iklan elektronik dapat
didukung oleh media suara, tulisan, gambar, dan gerak. Penggunaan media yang lebih kreatif
membuat isi iklan lebih menarik dan disukai khalayak. Kemajuan teknologi memperbanyak iklan
kreatif yang ditampilkan melalui media elektronik.
Adapun macam-macam iklan elektronik sebagai berikut.
a) Iklan radio, mengandalkan suara sebagai media penyampaian isi iklan.
b) klan televisi, mengandalkan suara, tulisan, gambar, dan gerak dalam penyampaian isi iklan.
c) Iklan internet, mengandalkan suara, tulisan, gambar, dan gerak, bahkan film pendek dalam
penyampaian isi iklan. Namun, ada beberapa iklan internet yang hanya berupa kalimat atau
kalimat disertai gambar. Iklan tersebut biasa terdapat pada laman website.
b. Pola Pengembangan Slogan
Pola pengembangan slogan lebih menitikberatkan kedalaman makna suatu kata atau kalimat. Kata
atau kalimat tersebut dapat menimbulkan minat dari khalayak. Dengan demikian, khalayak akan
tergerak untuk melakukan yang dikehendaki dalam penyampaian slogan tersebut.
Perhatikan bagan berikut!

Slogan hanya berisi kata-kata. Slogan tidak hanya bisa dilihat pada ruang terbuka. Slogan juga
dapat didengarkan melalui media elektronik. Slogan pada media cetak dapat ditemui pada plakat
ataupun produk komersial. Slogan menjadi jati diri kualitas produk yang dapat menarik perhatian
khalayak. Pada media elektronik, slogan dapat ditemukan pada media internet dan radio. Pada media
internet, slogan disajikan dalam bentuk kata, kalimat, ataupun suara. Sementara itu, slogan yang
disajikan melalui media radio hanya dapat disajikan dalam bentuk suara.
c. Pola Pengembangan Poster
Poster merupakan media sering dilihat di ruang terbuka. Biasanya, ukuran poster dibuat besar
dengan warna yang mencolok. Poster mengandalkan gambar dan tulisan untuk menarik perhatian
khalayak.
Poster hanya dapat disajikan melalui media cetak. Gambar ilustrasi pada sebuah poster harus
berhubungan dengan kata atau kalimat penjelasnya. Banyak poster diletakkan di tempat-tempat
strategis, seperti poster niaga dan baliho.
Perhatikan bagan berikut!

Poster merupakan media yang disajikan secara visual. Kekuatan poster terdapat pada gambar dan
tulisan. Biasanya, gambar dan tulisan tersebut dicetak dalam plakat berukuran besar dan mencolok
agar mudah dilihat khalayak ramai. Pola penyajian poster jarang ditemukan pada media elektronik.
Menyusun Iklan, Slogan, dan Poster
1. Penyajian Iklan, Slogan, dan Poster yang Menarik
Iklan, slogan, dan poster merupakan media yang harus disajikan secara menarik. Ketiganya harus
dapat membuat masyarakat menaruh perhatian kepada iklan, slogan, dan poster. Berikut beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam penyajian ide dalam bentuk iklan, slogan, dan poster yang
menarik.
a. Menarik Perhatian
Baik iklan, slogan, maupun poster harus mampu menarik perhatian khalayak. Ada beberapa
cara dalam menarik perhatian khalayak. Penggunaan kata atau kalimat yang bombastis dapat
dijadikan satu cara menyajikan iklan, slogan, atau poster yang menarik. Namun, kalimat tersebut
hendaknya disesuaikan dengan isi dan tujuan pembuatan iklan, slogan, ataupun poster.
Kata-kata yang dapat digunakan adalah kata-kata yang memiliki rasa hiperbolik. Sebagai
contoh, pada iklan niaga dapat digunakan kata-kata bombastis, seperti tepercaya, trendi, garansi,
ataupun diskon. Kata-kata tersebut dapat mempersuasi pembaca untuk tertarik dengan barang yang
diiklankan. Pada akhirnya, pembaca akan membeli barang yang ditawarkan iklan tersebut.
Penggunaan warna dan desain grafis yang mencolok juga dapat digunakan untuk menarik
perhatian khalayak. Warna dan desain grafis yang berwarna-warni membuat mata pembaca
tertuju dengan penawaran baik dalam iklan, slogan maupun poster. Warna-warna tersebut lebih
disukai daripada penggunaan warna gelap ataupun hitam putih.
b. Menimbulkan Minat
Dalam membuat iklan, slogan, ataupun poster yang menarik, seorang pembuat iklan harus
dapat mengambil minat khalayak. Minat akan muncul setelah khalayak tertarik dengan tampilan
iklan, slogan, ataupun poster yang dibuat. Minat dapat ditimbulkan dengan memberikan
penjelasan terhadap barang, kegiatan, atau penerangan yang disampaikan. Kalimat persuasi dan
ajakan dirasa perlu untuk menimbulkan minat khalayak. Sebuah contoh, bukti, kata-kata, atau
pengakuan dari ahli di bidang tertentu dapat digunakan untuk menimbulkan minat khalayak
terhadap iklan, slogan, ataupun poster yag dibuat.
c. Menimbulkan Perasaan Ingin Memiliki atau Melakukan
Setelah khalayak tertarik, aspek yang perlu diperhatikan adalah membuat khalayak memiliki
keinginan untuk memiliki atau melakukan. Caranya dengan melakukan kalimat ajakan dan
manfaat dari suatu barang atau kegiatan yang diiklankan, menjadi objek slogan, ataupun poster.
Penggunaan kalimat imperatif dan persuasi sangat diperlukan untuk menimbulkan perasaan ingin
memiliki atau melakukan. Oleh karena itu, cobalah menggunakan kata-kata yang dapat
menimbulkan empati khalayak.
d. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif sangat diperlukan untuk membuat iklan, slogan, dan poster yang menarik.
Ide segar dan brilian yang muncul dapat dijadikan dasar pembuatan iklan, slogan, ataupun poster.
Ide tersebut dapat dikembangkan menjadi kerangka iklan, slogan, atau poster. Jangan lupa untuk
memikirkan konsumen atau khalayak yang dituju. Pastikan ide tersebut sesuai dengan
karakteristik khalayak atau konsumen yang dituju. Jika ide sudah benar-benar matang, mulailah
membuat iklan, slogan, atau poster dengan kalimat, gambar, dan warna yang menarik. Pada iklan
bergerak, pastikan alur iklan logis dan kreatif. Gunakan kata-kata yang pas serta adegan yang
mendukung isi iklan tersebut.
2. Langkah-Langkah Menyusun Iklan
Iklan harus dibuat semenarik mungkin. Selain itu, isi yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut
harus dapat dimengerti oleh masyarakat. Iklan yang menarik dan mudah dimengerti akan memancing
minat masyarakat untuk membeli atau melakukan keinginan pembuat iklan.
Berikut langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk membuat iklan.
a. Mendeskripsikan objek iklan
Langkah pertama dalam menyusun suatu iklan adalah mendeskripsikan objek iklan.
Maksudnya, kita harus menentukan produk, kegiatan, atau informasi yang akan diiklankan.
Deskripsi objek sangat penting untuk menyusun konsep media dan penyampaian iklan.
b. Menentukan media iklan
Dari objek yang telah ditentukan, kita dapat menentukan media iklan yang tepat. Kita dapat
membuat iklan dengan media yang kita inginkan. Media yang dapat kita pilih antara lain iklan
kolom, pamflet, baliho, iklan suara, ataupun iklan elektronik.
c. Merumuskan pesan iklan
Pesan iklan bermacam-macam. Pesan iklan tergantung dengan jenis iklan. Pada iklan niaga,
pesan yang disampaikan bertujuan untuk memengaruhi khalayak untuk membeli barang yang kita
tawarkan. Sementara itu, pada iklan penerangan pesan yang disampaikan adalah mengajak atau
memengaruhi khalayak untuk mengikuti atau melakukan apa yang kita sampaikan melalui media
iklan.
d. Menentukan judul teks iklan
Judul iklan merupakan kerangka dasar dalam pembuatan iklan. Pemilihan judul yang menarik
akan membuka pemikiran khalayak untuk tertarik melihat iklan tersebut. Sebaiknya, judul dibuat
singkat, padat, dan tentu saja menarik.
e. Menyusun kerangka teks iklan
Suatu iklan yang baik harus mempunyai kerangka. Kerangka dapat digunakan untuk
mengembangkan isi iklan. Buatlah kerangka sesuai dengan struktur iklan. Buatlah kerangka bagian
judul, penjelasan, dan alamat pengiklan. Kamu juga dapat memikirkan gambar yang tepat untuk
membantu menjelaskan barang, jasa, kegiatan, atau program yang kita tawarkan.
f. Membuat iklan semenarik mungkin
Setelah kerangka jadi, kamu dapat membuat iklan. Buatlah iklan semenarik mungkin. Buatlah
iklan dengan kalimat persuasi yang dapat menarik perhatian pembaca. Kalau perlu, tambahkan
gambar yang menarik. Tentu saja gambar tersebut harus sesuai dengan isi iklan. Kalau kamu
membuat iklan bergerak, perhatikan alur cerita dan fokus isi pada iklan yang kamu buat.
3. Langkah-Langkah Menyusun Slogan
Slogan sangat mengandalkan kekuatan kata-kata. Oleh karena itu, pembuat slogan harus mampu
memikirkan kata yang singkat, menarik, jelas, dan penuh makna. Kreativitas dan gaya bahasa
seseorang sangat memengaruhi pembuatan slogan.
Adapun langkah-langkah yang dapat kamu lakukan dalam membuat teks slogan sebagai berikut.
a. Menentukan fungsi dan jenis slogan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam menyusun slogan adalah menentukan fungsi dan
jenis slogan. Fungsi slogan bermacam-macam, antara lain untuk memotivasi, mengajak, atau
memberikan informasi. Sementara itu, jenis slogan yang dapat dibuat juga bermacam, seperti
slogan pendidikan, slogan penerangan, dan slogan motivasi.
b. Mengetahui tujuan dan sasaran slogan
Setelah menentukan fungsi dan jenis slogan, kamu dapat merumuskan tujuan dan sasaran
slogan. Sebagai contoh, kamu akan membuat slogan ajakan dalam bidang pendidikan. Kamu dapat
merumuskan tujuan yang tepat berdasarkan fungsi dan jenis slogan pendidikan, seperti mengajak
untuk rajin belajar, mengajak untuk rajin membaca buku, dan mengajak menyukseskan wajib
belajar 12 tahun.
c. Menyusun kata-kata slogan
Langkah terakhir dalam menyusun slogan adalah menyusun kata-kata atau kalimat menjadi
sebuah slogan yang baik. Sebaiknya, slogan dibuat dengan kata-kata yang jelas, singkat, menarik,
tepat guna, dan persuasif. Kata-kata tersebut harus mempunyai kedalaman makna karena hanya
dengan membaca kata-kata tersebut khalayak mengerti maksud atau isi dari slogan yang kamu
buat.
4. Langkah-Langkah Menyusun Poster
Seperti halnya slogan, poster juga bersifat persuasif. Bedanya, poster menggunakan sarana
tambahan berupa gambar untuk menyampaikan maksudnya. Hendaknya, gambar dan kata-kata pada
poster dibuat menarik dan dapat mewakili isi dari poster tersebut.
Ikutilah langkah-langkah berikut agar kamu mampu menyusun teks poster dengan baik.
a. Menentukan jenis teks poster yang akan dibuat
Langkah pertama dalam membuat poster adalah menentukan jenis poster yang akan
dibuat. Jenis poster ada bermacam-macam, seperti poster niaga, poster pendidikan, poster
penerangan, dan poster motivasi. Penentuan jenis poster menjadi dasar dalam proses kreatif
pembuatan poster.
b. Memilih kata yang tepat
Setelah tahu jenis poster yang akan dibuat, langkah selanjutnya adalah mencari kata-kata
yang sesuai dengan tujuan pembuatan poster. Kata-kata tersebut akan dirangkai menjadi kalimat
atau penjelasan isi poster. Kata-kata yang digunakan haruslah kata yang menarik dan mampu
menarik perhatian khalayak ramai.
c. Menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat poster
Setelah mendata kata-kata yang tepat, kamu dapat merangkai kata-kata tersebut menjadi
beberapa kalimat. Sebaiknya, kalimat-kalimat tersebut mempunyai benang merah atau
keterkaitan. Tujuannya adalah menggiring khalayak untuk lebih masuk dan memahami isi yang
disampaikan melalui kata-kata poster. Kalimat poster harus singkat, efektif, dan menarik sehingga
mudah diingat khalayak.
d. Melengkapi kalimat tersebut dengan gambar menarik
Poster terdiri atas kata atau kalimat dengan gambar. Gambar yang ditampilkan dalam
poster hendaknya mempunyai fungsi, yakni memberi informasi dan menarik perhatian khalayak.
Gambar tersebut hedaknya sesuai dengan kalimat paada poster. Warna pada gambar juga
memengaruhi tingkat kemenarikan poster. Makin baik padu padan warna, makin menarik pula
poster yang kamu buat
Teks Eksposisi Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pendapat ahli bahasa tentang teks eksposisi.
a. Gorys Keraf
Dalam Eksposisi dan Deskripsi (2009) Keraf mendefinisikan eksposisi sebagai salah satu bentuk
tulisan atau keterampilan berbahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan
menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang
yang membaca uraian tersebut.
b. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah
Dalam Pokoknya Menulis (2005), keduanya mendefinisikan eksposisi sebagai tulisan yang tujuan
utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis
berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan
strategi pengembangan paragraf seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi,
definisi, dan analisis.
c. Aceng Hasani
Aceng dalam Ikhwal Menulis (2005) mendefinisikan eksposisi sebagai bentuk tulisan yang sering
digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha memengaruhi pendapat pembaca.
Melalui eksposisi, pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis. Setiap pembaca boleh
menolak dan menerima pendapat yang dikemukakan oleh penulis.
Jenis Teks Eksposisi
Berikut jenis-jenis teks eksposisi beserta contohnya.
a. Identifikasi
Contoh:
Tanaman perdu adalah tanaman yang tumbuh rendah dekat dengan permukaan tanah, pohonnya
cenderung berkayu, bercabang-cabang, dan tidak mempunyai bentuk batang yang tegak. Perdu juga
merupakan nama untuk sekelompok tanaman semak yang tumbuhnya kurang dari 6 meter atau 20
kaki, ciri-cirinya berukuran kecil, seperti semak yang rendah.
Sumber: http://web.archive.org/web/20210115195719/https://www.servertanamania.net/2019/10/pengertian-tanaman-perdu-dan-jenis.html, diakses
20 Januari 2021

b. Proses
Contoh:
Tips merebus kentang agar cepat masak, pertama dengan menusuknya terlebih dahulu sebelum
direbus. Cara melakukannya, cuci kentang dan kupas kulitnya. Setelah itu tusuk dengan garpu di
beberapa bagian. Langkah ini berguna agar panasnya air bisa lebih cepat mematangkan kentang bagian
dalamnya.
Sumber: http://web.archive.org/web/20201121103432/https://hot.liputan6.com/read/4192474/4-tips-merebus-kentang-agar-cepat-matang-hemat-waktu,
diakses 20 Januari 2021

c. Klasifikasi
Contoh:
Pencemaran dibedakan menjadi tiga, yakni pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemaran udara terjadi
karena masuknya polutan (benda yang menyebabkan pencemaran) ke dalam atmosfer. Pencemaran air
merupakan peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam perairan. Dampaknya membuat air
tercemar dan kualitas air menurun. Terakhir, pencemaran tanah yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang
dibuang secara langsung.
Sumber: http://web.archive.org/web/20201112184856/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/090000969/pencemaran-lingkungan-macam-
penyebabnya-dan-dampaknya?page=all, diakses 20 Januari 2021

d. Ilustrasi
Contoh:
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Belakangan, dolar berada
pada level Rp14.000-an bahkan sempat hampir menembus level Rp15.000,00. Apa yang terjadi pada
rupiah saat ini? Direktur Eksekutif Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Doddy Zulverdi,
mengibaratkan rupiah saat ini tergantung dari 'sawah' dan 'irigasi atau air'. Sawah merujuk pada
ekonomi Indonesia, sementara air merujuk ke dolar AS. Ekonomi Indonesia masih memerlukan dolar
AS sebab dibutuhkan untuk impor berbagai kebutuhan seperti bahan baku.
Sumber: http://web.archive.org/web/20190205203559/https://finance.detik.com/moneter/d-4218868/ibarat-kekurangan-air-begini-kondisi-rupiah-terkini,
diakses 20 Januari 2021

e. Definisi
Contoh:
Dikutip dari Forbes, 15 Juli 2020, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan pengertian resesi adalah
penurunan PDB yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini terjadi lantaran penurunan
signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun.
Sumber: http://web.archive.org/web/20201115210649/https://nasional.kontan.co.id/news/apa-itu-resesi-ekonomi-dan-dampaknya-yang-resmi-dialami-
indonesia, diakses 20 Januari 2021
f. Perbandingan
Contoh:
Ada beberapa perbedaan dalam pelaksanaan belajar mengajar di sekolah sebelum dan selama
pandemi. Pertama, sekolah tatap muka saat sebelum pandemi ini sifatnya wajib, sedangkan pada masa
pandemi tidak wajib. Murid bisa melakukan belajar secara daring di rumah menggunakan platform
komunikasi konferensi seperti Zoom dan media belajar lainnya. Kedua, sebelum pandemi, seluruh
jenjang diwajibkan sekolah, sedangkan pada saat pandemi hanya jenjang menengah atas yang
diperbolehkan dengan batasan waktu yang ditetapkan. Ketiga, kapasitas kelas saat sebelum pandemi
juga bisa sepenuhnya dimanfaatkan. Sementara, pada masa pandemi ini, sekolah yang boleh dibuka
juga hanya diperbolehkan menampung 30–50 persen kapasitas kelas tergantung dari luasan ruangan.
Sumber: http://web.archive.org/web/20200918143117/https://surabaya.bisnis.com/read/20200810/531/1277238/ini-bedanya-sekolah-tatap-muka-
sebelum-dan-setelah-pandemi-covid-19, diakses 20 Januari 2021

g. Pertentangan
Contoh:
Bencana alam merupakan bagian daripada rangkaian peristiwa suatu keseimbangan alam (natural
balances) atau sebaliknya, ketidakseimbangan alam. Sebagaimana bencana gempa bumi akibat
dinamika, suatu kerak bumi bergerak mengikuti arah pergerakan lempeng. Peristiwa ini terjadi karena
akibat dari jalur tektonik lempeng dapat saja berdampak pada gempa bumi. Sebaliknya, banjir
merupakan peristiwa alam akibat dari ketidakseimbangan alam dan lingkungan.
Sumber: http://web.archive.org/web/20201117042404/https://bulelengkab.go.id/, diakses 20 Januari 2021

h. Berita
Contoh:
Pemerintah berencana memperpanjang pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM)
selama dua minggu ke depan terhitung setelah 25 Januari 2021. Rencana itu diungkapkan oleh
Direktur Jenderal Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Syafrizal, dalam acara
Sosialisasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/145/SJ yang disiarkan secara daring, Rabu
(20/1/2021). Syafrizal mengatakan daerah yang memiliki jumlah kasus Covid-19 tinggi dan daerah yang
menerapkan PPKM agar melakukan perbaikan dalam semua aspek. Safrizal menambahkan juga
untuk melakukan improvisasi dalam mengatasi masalah kesehatan hingga bisa menurunkan jumlah
kasus dan menaikkan
indikator kesembuhan.
Sumber: http://web.archive.org/web/20210130065854/https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/12093471/pemerintah-akan-perpanjang-
pembatasan-kegiatan-masyarakat-di-jawa-bali, diakses 20 Januari 2021
Berikut contoh struktur teks eksposisi.
Upaya Melestarikan Permainan Tradisional
Seiring dengan perkembangan zaman, permainan tradisional memiliki saingannya sendiri: permainan modern. Seiring deng

Tesis

1. Muatan Lokal
F. Sri Lestari Yati, Kasubdit Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengatakan pihaknya telah
menyosialisasikan pengetahuan permainan tradisional kepada tenaga pendidik
melalui program muatan lokal berbasis daerah. Tindakan itu dilakukan sebagai
salah satu bentuk upaya melaksanakan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan. Sri Lestari berharap dengan sosialisasi
permainan tradisional dapat memperkaya bahan ajar tenaga pendidik dan
sesuai dengan kedaerahan masing-masing. Berdasarkan data Kemendikbud
yang didapat CNNIndonesia.com, pemerintah baru mencatat 787 permainan
tradisional dari berbagai daerah. Akan tetapi, data tersebut belumlah komplet
lantaran adanya kekosongan dari beberapa daerah.
2. Buku
Salah satu upaya lain untuk menjaga permainan tradisional agar tidak
hilang ditelan zaman oleh sejumlah pihak adalah membuat buku. Beberapa Rangkaian
buku, baik referensi maupun populer, telah terbit khusus membahas permainan argumen
tradisional. Salah satunya dilakukan oleh Mohamad Zaini Alif. Mohamad Zaini
menulis buku Mozaik Seni dan Budaya Indonesia: Permainan Tradisional Anak
Indonesia yang dirilis pada 2015.
Dalam buku itu, Zaini membahas berbagai manfaat permainan tradisional
yang turut ditemukan oleh sejumlah peneliti lainnya. Selain itu, Zaini
memberikan berbagai contoh jenis permainan dari tiap-tiap daerah di Indonesia.
Selain Zaini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pernah merilis buku berupa bahan bacaan literasi
bertajuk Permainan Tradisional Anak Nusantara yang ditulis oleh Rizki Yulita
pada 2017.
3. Gim Modern
Bagi sebagian anak muda, melestarikan permainan tradisional tidak harus
dengan cara konvensional. Berbagai penelitian mahasiswa dan akademisi di
Indonesia rupanya sudah menjadikan upaya pelestarian permainan tradisional
sebagai objek studi. Penelitian-penelitian tersebut mengupas banyak topik,
mulai dari manfaat melakukan permainan tradisional kepada anak-anak sampai
membuat sebuah prototipe gim modern yang terinspirasi permainan tradisional.
Salah satu penelitian yang mengubah permainan tradisional menjadi gim
modern adalah milik Romi F. Rahmat, O.R. Fahrani, S. Purnawati, dan M.F. Pasha
yang merupakan tim gabungan mahasiswa Informasi dan Teknologi Universitas
Sumatra Utara dan School of Information Technology Monash University Malaysia.
Romi dan kawan-kawan mencoba mengembangkan permainan bekel dalam
platform Android. Dalam penelitiannya yang dipublikasikan dalam kumpulan
makalah 2nd International Conference on Computing and Applied Informatics
2017, gim ini mengadaptasi pergerakan bola bekel dan pemilihan biji bekel
secara acak dan terbagi dalam sejumlah tingkat kesulitan.

Dengan berbagai upaya dan inovasi tersebut, permainan tradisional diharapkan dapat terus eksis di tengah masyarakat. Se
Penegasan
ulang

Sumber: http://web.archive.org/web/20210130065854/https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/12093471/
pemerintah-akan-perpanjang-pembatasan-kegiatan-masyarakat-di-jawa-bali,diakses 21 januari 2021
Kebahasaan Teks Eksposisi
Teks eksposisi memiliki ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Istilah
Istilah merupakan kata atau gabungan kata yang cermat mengungkapkan makna, konsep proses,
keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksposisi istilah teknis sering digunakan.
Arti istilah-istilah dalam teks eksposisi dapat diketahui dengan membuka Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jika tidak ada, arti tersebut dapat ditemukan dalam kamus istilah. Istilah dalam bahasa
Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata
bahasa asing.
2. Adjektiva
Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum
dapat bergabung dengan kata ”lebih” dan ”sangat”. Teks eksposisi sering menggunakan adjektiva.
Makna kata- kata adjektiva dapat ditelusur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
3. Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara pemberian imbuhan
baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), afiks gabung, maupun konfiks pada kata
dasar.
Afiksasi memiliki beberapa jenis. Jenis afiksasi sebagai berikut.
a. Prefiks adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata.
Contoh: ber-, meN-, se-, per-, pe-, dan ter-
b. Infiks (sisipan) adalah imbuhan yang diletakkan di dalam kata dasar.
Contoh: -el-, -er-, -em-, dan –in-
c. Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang diletakkan di belakang bentuk dasar.
Contoh: -an, -kan, dan –i
d. Konfiks adalah imbuhan yang terdiri atas dua unsur, yaitu di depan dan di belakang bentuk dasar.
Konfiks berfungsi sebagai suatu morfem terbagi.
Contoh: ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an
Afiksasi dalam teks eksposisi terbentuk dari berbagai macam kata, seperti verba, nomina, dan
adjektiva.
Kata tersebut digunakan untuk merangkai argumen dalam teks eksposisi.
4. Verba
Verba diartikan sebagai kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Verba
biasanya disebut kata kerja. Menurut bentuknya, verba dapat dibagi menjadi dua, yaitu verba dasar
dan verba turunan. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (baik
afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi). Jadi, verba turunan adalah verba yang sudah menjadi kata
turunan. Contoh verba turunan adalah meminta, membaca, meminum, dan mengambil.
Verba memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Dalam kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti.
b. Verba mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau perbuatan yang bukan sifat atau
kualitas.
c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat berimbuhan ter- yang bermakna 'paling’.
d. Verba atau kata kerja sering digunakan dalam teks eksposisi. Verba yang dipakai dalam teks
eksposisi biasanya mempunyai arti persepsi, misalnya meyakini, mencegah, dan menghindari. Kata-
kata tersebut digunakan untuk memengaruhi atau mengubah persepsi pembaca agar pembaca
mengikuti atau menerima pendapat penulis teks. Dengan demikian, pembaca akan memiliki
keyakinan yang sama dengan penulis, yang akhirnya usulan penulis dapat diterima.
5. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Pronomina
dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.
a. Pronomina Persona
Pronomina persona adalah kata ganti yang mengacu seseorang. Pronomina persona dapat
dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut.
1) Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Pertama
Pronomina ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal,
bentuk pronomina yang digunakan adalah saya, daku, ku-, dan -ku. Dalam bentuk jamak,
bentuk pronomina yang digunakan adalah kami dan kita.
2) Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Kedua
Pronomina persona yang menunjuk pada orang kedua dapat digunakan dalam bentuk
tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah engkau,
kamu, Anda, dikau, dan -mu. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah
kalian, kamu (sekalian), dan Anda sekalian.
3) Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Ketiga
Pronomina persona yang menunjuk orang ketiga dapat digunakan dalam bentuk tunggal
dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah ia, dia, beliau, -
nya. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah mereka dan -nya.
Teks eksposisi merupakan teks ilmiah. Dalam teks eksposisi, penulis harus berhati-hati
menggunakan pronomina atau kata ganti seperti saya dan kita. Sebenarnya penulis dapat
menggunakan pronomina kita atau saya dalam teks ilmiah. Akan tetapi, penulis tidak boleh
meletakkan pronomina itu di sembarang tempat.
b. Pronomina Nonpersona (Pronomina Penunjuk)
Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu. Pronomina
penunjuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk umum, pronomina penunjuk
tempat, dan pronomina penunjuk ihwal.
Pronomina penunjuk umum menggunakan kata ganti ini atau itu. Kata ganti ini digunakan
untuk mengacu rujukan yang dekat dengan pembicara, ke masa yang akan datang, atau ke
informasi yang akan disampaikan. Kata ganti itu digunakan untuk mengacu rujukan yang agak jauh
dari pembicara atau penulis, ke masa lampau, atau ke informasi yang jauh dari pembicaraan
penulis.
Pronomina penunjuk tempat digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat. Pronomina
penunjuk tempat menggunakan kata ganti sini, situ, atau sana. Kata ganti sini digunakan untuk
menunjukkan tempat yang dekat dari pembicara. Kata ganti situ digunakan untuk menunjukkan
tempat agak jauh dari pembicara. Kata ganti sana digunakan untuk menunjukkan tempat yang jauh
dari pembicara.
Pronomina penunjuk ihwal digunakan untuk mengacu suatu kejadian. Pronomina penunjuk
ihwal menggunakan kata ganti begini, begitu, atau demikian. Kata ganti begini digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang dekat. Kata ganti begitu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh.
Kata ganti demikian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dan jauh. Dekat dan jauh dalam
hal ini ditinjau dari aspek psikologi.
6. Konjungsi
Ciri terakhir teks eksposisi adalah penggunaan konjungsi. Konjungsi adalah kata yang digunakan
untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsi disebut juga kata penghubung. Dalam
tataran kata, konjungsi termasuk kategori kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan
kata nonreferensial. Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu benda tertentu di luar bahasa.
Dalam teks eksposisi, konjungsi digunakan untuk memperkuat argumentasi, menata argumentasi
dari yang paling kuat ke yang paling lemah atau sebaliknya, dan menciptakan struktur teks eksposisi
yang bagus. Konjungsi yang digunakan dalam teks eksposisi adalah konjungsi antarkalimat, konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi
antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri tanda koma untuk memisahkan
dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut.
a. Konjungsi antarkalimat ‘pertentangan’
Contoh:
akan tetapi, biarpun demikian, sekalipun demikian, meskipun demikian, walaupun demikian,
seungguhpun demikian
b. Konjungsi antarkalimat ‘waktu’
Contoh:
kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, selanjutnya
c. Konjungsi antarkalimat ‘penambahan’
Contoh:
lagi pula, selain itu, tambahan pula
d. Konjungsi antarkalimat ‘pembalikan’
Contoh:
sebaliknya
e. Konjungsi antarkalimat ‘keadaan’
Contoh:
sesungguhnya, sebenarnya
f. Konjungsi antarkalimat ‘penguatan’
Contoh:
malahan, bahkan
g. Konjungsi antarkalimat ‘keeksklusifan’ dan ‘keinklusifan’
Contoh:
kecuali itu
h. Konjungsi antarkalimat ‘konsekuensi’
Contoh:
dengan demikian
i. Konjungsi antarkalimat ‘akibat’
Contoh:
oleh karena itu, oleh sebab itu
Jenis Puisi
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan, puisi dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yakni naratif, lirik, dan deskripsi.
1. Puisi Naratif
Puisi naratif yang disusun oleh penyair mengandung suatu cerita. Terdapat unsur-unsur, seperti
pelaku, perwatakan, setting, atau rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Puisi jenis
ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu balada dan romansa.
a. Balada
Balada adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang secara objektif, baik lewat
dialog maupun monolog. Puisi ini mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Contoh balada
adalah ”Balada Orang-Orang Tercinta” dan ”Blues untuk Bonnie” karya W.S. Rendra.
Balada Orang-Orang Tercinta
Karya: W.S. Rendra

Kita bergantian menghirup asam


Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok


Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung


Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

Kita meleleh dan tergerus


Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan

Mengapa kita saling menyembunyikan


Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta
Sumber: W.S. Rendra, ”Balada Orang-Orang Tercinta” dalam Balada Orang-Orang Tercinta, Jakarta, Pustaka Jaya, 1994
b. Romansa
Jenis puisi romansa berupa puisi yang mengandung cerita romantik. Puisi ini yang berisi kisah
percintaan yang diselingi perkelahian dan petualangan. Bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi ini berupa bahasa romantik. Contoh puisi romansa yaitu ”Priangan Si Jelita” karya Ramadhan
K.H., ”Taman” karya Chairil Anwar, dan ”Surat Cinta” karya W.S. Rendra.
Taman
Karya: Chairil Anwar

Taman punya kita


berdua tak lebar luas,
kecil saja
satu tak kehilangan lain
dalamnya. Bagi kau dan aku
cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding
permadani halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua Sumber: ”5 Peaceful Phuket Parks” https://www.propertyinphuket.com/5-
peaceful-phuket-parks/, diunduh 8 Februari 2021
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Taman” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017

2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam
endapan pengalaman, sikap, dan suasana batin yang melingkupinya. Puisi lirik terbagi atas beberapa
macam, misalnya elegi, serenada, dan ode.
a. Elegi
Elegi adalah puisi ratapan yang mengungkapkan perasaan duka atau sedih. Contoh elegi yaitu
”Elegi Jakarta” karya Asrul Sani dan ”Elegi buat Zizi” karya Toto Sudarto Bachtiar.
Elegi buat Zizi
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Karena kematian yang masih hidup


Aku rimba kelam kabut dan lapar
Arak musim hujan iba memutus waktu
Zizi! Nanti tiba waktu untuk tak lagi bicara

Bila malam masih suara santun, masih saja aku cinta


Masih saja kugaris lambang-lambang kecil pada kaca
Yang hilang bila aku pulang
Dan malang makin tahu arti malang

Kini aku hanya menunggu setiap akhir minggu


Hari-hari warisan tinggal suara muram membius
Hari-hari musim depan tetap mengandung rahasia
Yang hidup, hingga tiba ketetapan waktu
Sumber: Toto Sudarto Bachtiar, ”Elergi buat Zizi” dalam Suara, Etsa, Desah: Kumpulan Sajak Toto Sudarto Bachtiar, Jakarta, Grasindo, 2001
b. Serenada
Serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Contoh serenada yaitu ”Serenada
Biru”, ”Serenada Jambu”, ”Serenada Ungu”, dan ”Serenada Kelabu” karya W.S. Rendra.
Serenada Biru
Karya: W.S. Rendra
1)
3)
Alang-alang dan rumputan
Ketika hujan datang
bulan mabuk di atasnya.
malamnya sudah tua:
Alang-alang dan rumputan
angin sangat garang
angin membawa bau
dinginnya tak terkira.
rambutnya.
Aku bangkit dari tidurku
dan menatap langit kelabu.
2)
Wahai, janganlah angin itu
Mega putih
menyingkap selimut kekasihku
selalu berubah rupa. Sumber: https://web.archive.org/web/20201213214340/
Membayangkan rupa https://kisahbro.com/puisi-serenada-biru-karya-w-
s-rendra/, diakses 22 Januari 2021
yang datang derita.
c. Ode
Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Contoh
ode yaitu ”Teratai” karya Sanusi Pane dan ”Diponegoro” karya Chairil Anwar.
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini


Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti


Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu


Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti
Sudah itu mati

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api

Punah di atas menghamba


Sumber: ”Antara Mooi Indie, Perjuangan Kebangsaan, dan Diponegoro”,
Binasa di atas ditinda https://web.archive.org/web/20200804053358/https://indonesia.
Sungguhpun dalam ajal baru go.id/ragam/seni/seni/antara-mooi-indie-perjuangan-kebangsaan-
tercapai Jika hidup harus merasai dan-diponegoro, diunduh 8 Februari 2021

Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Diponegoro” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017
4. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif menggambarkan penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan,
peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam
jenis puisi deskriptif, yaitu satire, puisi kritik sosial, dan puisi impresionistik.
a. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan
dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Contoh puisi satire adalah
”Negeriku” karya Gus Mus dan ”Pencopet Metropolitan” karya Malik Abdul.

Negeriku
Karya: K.H. A. Mustofa Bisri

mana ada negeri sesubur negeriku?


sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana ada negeri sekaya
negeriku? majikan-majikan
bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
Sumber: http://gusmus.net/puisi/negeriku, diakses 22 Januari 2021

b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau
diri seseorang dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang
tersebut. Contoh puisi kritik sosial adalah ”Suara dari Rumah-Rumah Miring” dan ”Peringatan”
karya Wiji Thukul.
Peringatan
Karya: Wiji Thukul

Jika rakyat pergi


Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi


Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh


Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang


Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
Sumber: Wiji Thukul, ”Peringatan” dalam Aku Ingin Jadi Peluru, Magelang, Indonesia Tera, 2004

c. Puisi impresionistik adalah puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu
topik. Melalui puisi ini, penyair menyampaikan kesan terhadap suatu keadaan yang sebenarnya.
Contoh puisi impresionistik adalah ”Aku” karya Chairil Anwar.
Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku


‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan

itu Aku ini binatang

jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari

Hingga hilang pedih peri


Sumber: “Chairil Anwar dan Jakarta” https://
sejarahjakarta.com/2019/04/26/chairil-
Dan aku akan lebih tidak perduli anwar-dan-jakarta/, diunduh 8 Februari
2021, Pengolah gambar: Zain M.
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Aku” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017
Struktur Fisik dan Batin Puisi
Struktur puisi terdiri atas struktur fisik dan batin. Struktur fisik puisi merupakan unsur-unsur
pembangun puisi yang dapat diamati secara jelas. Sementara itu, struktur batin puisi berhubungan dengan
perasaan dan pesan yang ingin disampaikan penyair. Berikut pemaparan struktur fisik dan batin puisi.
1. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi dapat kamu amati dengan jelas. Struktur ini merupakan unsur pembangun
yang bersifat fisik atau tampak dalam susunan kata-kata puisi. Struktur fisik terdiri atas diksi, imaji, kata
konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi (rima, ritme, metrum), dan perwajahan (tipografi).
a. Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan
kata-kata dalam puisi berkaitan erat dengan makna, rima, dan urutan kata dalam puisi. Oleh
karena itu, kata-kata yang disajikan dalam puisi harus dipilih dengan cermat.
b. Imaji
Imaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dalam puisi dibagi menjadi tiga, yaitu
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang dialami
penyair.
c. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata
yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh pancaindra.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium. Kata
konkret dalam puisi biasanya menyimbolkan sesuatu. Contoh penggunaan kata konkret yaitu kata
buku yang mewakili ilmu, matahari yang mewakili harapan, dan jabat tangan yang mewakili sikap
hormat.
a. Bahasa Figuratif (Majas)
Bahasa figuratif atau majas merupakan bahasa yang mengandung kias. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan cara menyamakan dengan
sesuatu yang lain atau kiasan. Bahasa majas dapat meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu. Bahasa figuratif membuat puisi kaya akan makna. Beberapa majas yang sering digunakan
dalam penulisan puisi sebagai berikut.
1) Personifikasi atau penginsanan merupakan gaya bahasa yang menggunakan sifat-sifat insani
untuk benda atau barang yang tidak bernyawa.
2) Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung makna melebih-lebihkan atau
membesar besarkan sesuatu.
3) Metonimia merupakan gaya bahasa menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan segala sesuatu sebagai pengganti.
4) Metafora adalah perbandingan implisit, tanpa kata pembanding, seperti atau bagai di antara
dua unsur berbeda.
5) Simile adalah perbandingan eksplisit, yaitu menyatakan sesuatu dengan hal lain,
menggunakan kata pembanding seperti atau bagai.
6) Asosiasi atau perumpamaan merupakan perbandingan dua unsur yang sebenarnya berlainan,
tetapi sengaja dianggap sama. Perbandingan ini secara eksplisit menggunakan kata, seperti,
bagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana.
7) Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata mubazir.
8) Ironi adalah gaya bahasa yang berupa sindiran halus, berupa pernyataan yang maknanya
bertentangan dengan makna sebenarnya.
9) Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi
dari kenyataan yang sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri.
10) Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan
menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
11) Repetisi adalah gaya bahasa berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat dalam larik ataupun
bait puisi.
b. Versifikasi (Rima, Ritme, dan Metrum)
Versifikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah struktur puisi. Versifikasi juga berarti
seni atau praktik menulis sajak. Versifikasi menyangkut rima, ritme, dan metrum.
1) Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.
Rima dalam puisi menyangkut aspek-aspek sebagai berikut.
a) Onomatope adalah tiruan bunyi yang ada.
b) Bentuk intern pola bunyi terdiri atas aliterasi, asonansi, persamaan akhir, dan repetisi
bunyi (kata).
c) Pengulangan kata/ungkapan, pengulangan dalam puisi tidak terbatas pada bunyi, tetapi
juga kata dan ungkapan.
2) Ritme/irama adalah alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi
pada arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada.
3) Metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata
dalam setiap baris hingga pergantian naik turun suara secara teratur.
c. Tata Wajah (Tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) adalah tatanan kata, kalimat, larik, dan bait dalam puisi.
Perwajahan puisi memberikan kesan dan suasana tertentu dalam puisi. Perwajahan juga
membedakan puisi dengan prosa dan drama. Larik dalam puisi berbentuk bait, sedangkan prosa
berbentuk paragraf. Setiap bait puisi tidak selalu berawal dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan.
Bait puisi dapat saja ditulis di tengah-tengah, tepi kiri, dan kanan maupun membentuk bentuk
tertentu.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam
penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan, nada, dan amanat.
a. Tema/Makna (Sense)
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. Gagasan pokok
tersebut menjadi pedoman utama penyair dalam mengungkapkan isi puisi. Tema yang terdapat
dalam puisi, antara lain tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, perjuangan, kesedihan, alam,
sosial, pendidikan, perpisahan, cinta, dan politik.
b. Perasaan (Feeling)
Perasaan penyair dapat diungkapkan melalui puisi. Perasaan penyair akan muncul saat
menghadapi sesuatu. Perasaan yang menjiwai puisi, antara lain perasaan gembira, sedih, terharu,
marah, ketakutan, putus asa, dan sombong.
c. Nada (Tone) dan Suasana
Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca
tersebut diungkapkan dalam nada, sehingga tercipta suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis,
protes, menggurui, takut, mengejek, mengimbau, dan memuji.
d. Amanat
Amanat dapat disebut pesan atau nasihat dalam sebuah puisi. Amanat merupakan kesan yang
ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat ditentukan sendiri oleh pembaca yang
berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu objek. Meskipun demikian, amanat tidak
dapat lepas dari tema yang dikemukakan penyair.
Keterkaitan Antarunsur Pembangun Puisi dengan Makna Puisi
Unsur-unsur pembangun puisi tidak dapat berdiri sendiri. Unsur-unsur pembangun puisi saling
berkaitan. Sebagai contoh, diksi yang dipilih penyair pasti memengaruhi makna, rima, dan juga pengimajian
puisi. Begitu juga dengan penggunaan majas dalam puisi. Majas menjadikan makna puisi lebih indah dan
menarik. Berikut beberapa contoh analisis keterkaitan antarunsur pembangun puisi dengan makna puisi.
1. Keterkaitan Diksi dengan Makna Puisi
Diksi adalah salah satu unsur yang penting dalam menyusun puisi. Penyair perlu menggunakan
diksi atau pemilihan kata yang tepat. Pilihan diksi harus bermakna. Pemilihan kata yang tepat akan
menimbulkan kesan dan suasana tertentu. Oleh karena itu, kemampuan memilih kata yang tepat dan
mempertimbangkan urutan kata dalam puisi harus dikuasai oleh penyair.
Perhatikan kutipan puisi berikut!

Gadis Peminta-minta
Karya : Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil


Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu

Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa


Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Gembira dari kemayaan riang


Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi begitu yang kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil


Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak punya lagi tanda
Sumber: Toto Sudarto Bachtiar, ”Gadis Peminta-Minta” dalam Suara, Etsa, Desah: Tiga Kumpulan Sajak, Jakarta, Grasindo, 2001

Pemilihan diksi pada judul puisi tersebut sudah berkaitan erat dengan makna atau isi puisi. Kata-
kata dalam puisi tersebut sangat erat dengan penggambaran gadis peminta-minta. Gadis kecil
berkaleng kecil secara tidak langsung menggambarkan sosok gadis peminta-minta dalam puisi
tersebut.
Kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut membentuk sebuah cerita yang sangat padu.
Penggambaran kehidupan gadis kecil berkaleng kecil digambarkan dengan kata yang lugas dan tegas.
Kata duka dan tanpa jiwa sudah sangat cukup untuk memaknai kehidupan gadis peminta-minta dalam
puisi tersebut. Penyair dengan cermat memilih kata-kata tersebut sehingga makna yang ditimbulkan
menjadi lebih dalam.
2. Keterkaitan Diksi dengan Rima Puisi
Dalam menulis puisi seorang penyair harus mempertimbangkan kata yang akan dipilih dalam
puisinya. Penyair harus mempertimbangkan komposisi bunyi dalam rima dan irama ketika menulis
puisi. Diksi dan rima berkaitan erat dengan keindahan puisi.
Perhatikan perbedaan dua kutipan puisi berikut!

Kutipan 1 Kutipan 2
Fajar Kucingku
Karya: A. Hasjmy Karya: Natalia Kristanti

Membayang gilang langit di timur, Aku mempunyai seekor


Kilat-kemilat caya berhambur, kucing Kuberi nama si Poleng
Sinaran terang simbur- Karena bulunya berwarna-warni
menyimbur, Lenyap melayang Putih dan hitam
udara kabur ….
Kini si Poleng
Itu gerangan fajar menjelma, Telah mempunyai anak dua
Surya raya turun ke dunia; ekor Namanya si Manis dan si
Girang-gemirang segala Putih Lucu sekali
sukma, Dihibur alam puspa Sumber: Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, dan Erli Yetti ,
”Kucingku” dalam Antologi Puisi Modern Anak-Anak,
warna. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2008

Tapi … wahai … pondokku


kelam, Hari ‘fah pagi, serupa
malam …. Tiada cahaya masuk
ke dalam;
….
Entah karena dindingnya
rapat, Entahkan pintu terkunci
erat, Beta tak tahu, beta tak
ingat ….
Sumber: Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, dan Erli Yetti, ”Fajar”
dalam Antologi Puisi Modern Anak-Anak, Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia, 2008

Pada Kutipan 1, penyair memperhatikan rima. Pemilihan kata (diksi) dalam puisi tersebut
membentuk rima a-a-a-a, a-a-a-a, a-a-a, a-a-a. Bunyi akhir suku kata larik dalam setiap baitnya sama.
Penggunaan diksi tersebut sengaja dilakukan penyair untuk menciptakan ritme dan metrum puisi yang
khas. Penyair dengan cermat merangkai kata dengan permainan rima yang sangat menarik.
Pada Kutipan 2, penyair tidak terlalu memperhatikan rima setiap akhir larik puisi. Penyair lebih
mementingkan diksi yang tepat untuk menyampaikan makna puisi yang mudah dipahami pembaca.
Dengan demikian, pemilihan kata pada Kutipan 2 menggunakan rima acak, tidak teratur.
3. Keterkaitan Penggunaan Kata Konkret dengan Penggunaan Imaji dalam Puisi
Penggunaan imaji dan kata konkret dalam puisi memiliki hubungan yang sangat erat. Penyair
harus menggunakan diksi yang tepat untuk menghasilkan imaji dalam puisinya. Diksi yang ditulis
penyair harus memunculkan kata konkret yang bisa dihayati melalui penglihatan, pendengaran, dan
perabaan atau rasa.
Perhatikan kutipan puisi berikut!
Dibawa Gelombang
Karya: Sanusi Pane

Alun membawa bidukku perlahan, Aku bernyanyi dengan suara,


Dalam kesunyian malam waktu, Seperti bisikan angin di daun,
Tidak berpawang, tidak Suaraku hilang dalam udara,
berkawan, Entah ke mana aku tak Dalam laut yang beralun-alun.
tahu.
Alun membawa bidukku perlahan,
Jatuh di atas bintang kemilau, Dalam kesunyian malam waktu,
Seperti sudah berabad-abad, Tidak berpawang, tidak
Dengan damai mereka meninjau, berkawan, Entah ke mana aku tak
Kehidupan bumi, yang kecil tahu.
Sumber: Sutan Takdir Alisjahbana, ”Dibawa Gelombang” dalam Puisi
amat. Baru, Jakarta, Dian Rakyat, 2006
Puisi tersebut menggunakan imaji penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji tersebut
berkaitan erat dengan kata-kata konkret yang dipilih penyair. Berikut analisis keterkaitan penggunaan
kata konkret dengan imaji yang disajikan dalam puisi tersebut.
1) Imaji pendengaran terdapat dalam larik berikut.
Aku bernyanyi dengan suara,
Seperti bisikan angin di daun,
Suaraku hilang dalam udara,
Kata bernyanyi, suara, bisikan, dan suaraku merupakan kata konkret yang mendukung
terciptanya imaji pendengaran dalam puisi tersebut. Kata-kata tersebut membuat pembaca seolah-
olah mendengarkan nyanyian penyair dan bisikan angin. Dengan demikian, kata konkret dalam
puisi tersebut tidak dapat dilepaskan dari penggunaan imaji pendengaran atau auditif.
2) Imaji penglihatan terdapat dalam larik berikut.
Alun membawa bidukku perlahan,
Jatuh di atas bintang kemilau,
Dalam laut yang beralun-alun.
Kata bidukku, bintang, dan laut membuat imaji penglihatan dalam puisi tersebut. Pembaca
seolah- olah diajak untuk melihat biduk, bintang, dan lautan luas. Kata-kata tersebut sangat
mendukung imaji atau pencitraan visual.
3) Imaji perasaan terdapat dalam larik berikut.
Dalam kesunyian malam waktu,
Dengan damai mereka meninjau
Kata kesunyian dan damai mewakili perasan penyair. Pembaca seolah-olah diajak merasakan
suasana sunyi dan damai tersebut. Kedua kata konkret tersebut menjadi sarana penyair untuk
mencitrakan perasaan dalam puisinya.
4. Keterkaitan Penggunaan Majas dengan Makna Puisi
Penggunaan majas merupakan salah satu cara penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa. Penyair menggunakan kata atau bahasa bermakna kias atau makna lambang sehingga
tidak langsung menemukan makna puisi. Penggunaan majas dalam puisi dapat memunculkan banyak
makna atau kaya akan makna.
Selamat Berpisah
Karya: M. Udaya Syamsudin

Tak lagi ada tawa


Tak lagi ada
tangis
Tak lagi ada

marahmu Kini kau

akan pergi

Tak lagi ada


nyanyi Tak lagi
ada puisi
Tak lagi ada dramamu

Kita akan berpisah


Selamat jalan, kawan ….
Sumber: Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, dan Erli Yetti, ”Selamat Berpisah” dalam Antologi Puisi Modern Anak-Anak, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia,
2008

Puisi tersebut menggunakan majas repetisi. Majas tersebut digunakan dengan mengulang frasa tak
lagi ada. Penggunaan majas tersebut menambah makna mendalam dalam sebuah perpisahan.
Penggunaan majas tersebut membuat pengungkapan makna perpisahan lebih mengena.
Seni Mencipta Puisi
Puisi dibuat dengan kreativitas penyair. Diksi yang digunakan dalam penulisan puisi sangat berdampak
pada kualitas puisi. Selain diksi, penggunaan imaji dan majas sangat diperlukan untuk menambah roh puisi.
Kadang kala, bentuk tipografi yang unik juga memberi kesan beda pada sebuah puisi, terlebih puisi
kontemporer. Menulis puisi berhubungan dengan perasaan dan isi hati pengarang. Perasaan tersebut
dirangkai dalam kata-kata yang mewakili makna yang diinginkan penulis. Dalam menuliskan diksi atau
pilihan kata, biasanya
terdapat imaji, rima, dan bahasa figuratif sebagai penyusun puisi yang bagus.
Isi puisi bermacam-macam. Isi puisi tidak harus lugas. Kadang kala sering ditemukan puisi yang
bersifat humor. Banyak tema yang menentukan isi puisi. Oleh karena itu, tema sangat diperlukan sebagai
langkah awal membuat puisi.
1. Penciptaan Puisi
Mencipta puisi tidaklah sulit. Ide dan perasaan penyair dapat dituangkan dalam kata-kata, tentu
dengan makna yang sesuai dan bertautan antarlariknya. Berikut langkah-langkah mudah menyusun
puisi.
a. Menentukan tema puisi
Tema merupakan ide pokok atau landasan dasar membuat puisi. Tema menjadi kerangka awal
dalam menulis puisi. Tema dapat dikembangkan menjadi kata, larik, kemudian bait penyusun
puisi. Suasana dan makna juga harus diperhatikan sejak awal dalam mencipta puisi.
Contoh:
Persahabatan yang kekal abadi
Salah satu tema yang dapat dituangkan dalam sebuah puisi adalah keadaan sekitar penulis.
Dengan mengamati keadaan di sekitarnya, penyair dapat menentukan tema yang dapat
dikembangkan menjadi sebuah puisi. Selain keadaan sekitar, ide juga bisa didapat dengan
merenung dan melakukan wawancara.
b. Menyusun kata-kata sesuai dengan tema dan isi puisi
Tema dapat dikembangkan dalam bentuk kata. Kata-kata yang sesuai dengan tema didaftar
terlebih dahulu. Tujuannya, agar puisi yang dibuat tidak melenceng dari tema awal. Pada saat
penyusunan, penulis dapat mengotak-atik kata agar puisi yang dibuat lebih menarik.
Contoh:
sahabat, sejati, indah, setia, jiwa, bersama
c. Mengembangkan kata-kata menjadi larik-larik puisi yang mempunyai makna
Kata-kata yang sudah didaftar dapat dijadikan bahan dalam membuat larik puisi. Larik puisi
dapat disusun dengan permainan rima, permainan kata, penggunaan majas, ataupun makna kias.
Makin pintar penyair menyusun kata, makin bagus larik yang akan tercipta.
Contoh:
1) Sahabat sejati tak pernah mati
2) Abadi, indah bagai bunga merekah
3) Setia menyatu jiwa bersama
d. Mengembangkan larik-larik puisi menjadi bait-bait yang bertautan makna
Larik-larik dapat dijadikan bait puisi. Jumlah larik dalam setiap bait bebas. Meskipun
demikian, lebih baik jika antarlarik mempunyai kesatuan makna. Dengan demikian, perasaan dan
makna puisi dapat tersampaikan dengan baik.
Contoh:
Sahabat sejati tak pernah mati
Abadi, indah bagai bunga merekah
Setia menyatu jiwa bersama
Selamanya
e. Mengoreksi dan mengganti jika diperlukan tambahan unsur pembangun puisi
Puisi yang dibuat harus dikoreksi. Koreksi dilakukan jika ada unsur puisi yang kurang pas.
Sebagai contoh, diksi yang kurang pas, imaji yang tidak mendukung tema, tambahan rima jika
dirasa perlu, atau tipografi yang dapat mendukung makna
Contoh:
Sahabat sejati tak pernah mati
Abadi, indah bagai bunga merekah
Setia menyatu jiwa bersama
selamanya

Bait awal tersebut dirasa sudah baik dalam segi penulisannya. Jika dirasa kurang pas, dapat
diubah. Caranya bermacam-macam. Pengubahan dapat dilakukan dengan mengganti kata,
mengurangi kata, menambah kata, mengubah susunan kata, menyunting tanda baca, atau membuat
tipografi baru yang mendukung maksud dan perasan puisi. Coba perhatikan suntingan berikut.
Sahabat sejati tak pernah mati
Indah bagai bunga yang
merekah Perkawanan suci,
Abadi
Jiwa bersatu hilangkan kesah

Selamanya, satu jiwa

Puisi tersebut terdapat penambahan kata, perubahan larik, dan tipografi. Penambahan kata
pada larik ketiga dimaksudkan menjelaskan lebih konkret tema awal, yakni sahabat sejati.
Pemecahan larik ketiga dan keempat juga bertujuan membuat rima yang pas pada puisi empat
seuntai. Pada larik kelima diisi hanya satu larik. Maksudnya, larik tersebut menjadi simpulan dari
larik-larik pada bait pertama. Selain itu, tipografi yang tercipta akan lebih menarik daripada hanya
dalam satu bait utuh.
f. Memberi judul puisi
Puisi harus diberi judul. Judul merupakan etalase puisi. Judul yang menarik akan memancing
antusias pembaca. Selain itu, judul merupakan identitas puisi. Identitas tersebut mewakili
keseluruhan isi puisi. Penyair sering membuat judul puisi dengan kata atau frasa singkat. Namun,
ada juga penyair yang menjuduli puisinya dengan frasa panjang, bahkan kalimat.
Contoh:
Judul: Sahabat Sejati
2. Publikasi Puisi
Pemberian judul puisi menandai terciptanya suatu puisi. Sebaiknya, puisi yang dibuat dipublikasikan.
Selain sebagai arsip, publikasi puisi yang dibuat juga dapat menjadi apresiasi pada diri sendiri.
Contoh:
Sahabat Sejati
Sahabat sejati tak pernah mati
Indah bagai bunga yang
merekah Perkawanan suci,
Abadi
Jiwa bersatu hilangkan kesah

Selamanya, satu jiwa

Puisi dapat dikirimkan ke media massa, baik cetak maupun daring. Mengirim puisi ke media massa
merupakan cara jitu untuk menilai puisi hasil karya kita. Puisi yang dimuat dalam media massa
dianggap baik. Media, baik cetak maupun daring, akan dapat mengasah kemampuan kita dalam
mencipta puisi.
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi termasuk dalam jenis teks nonfiksi. Sebagai jenis teks nonfiksi, teks eksplanasi ditulis
berdasarkan fakta, bukan rekaan atau khayalan penulis. Untuk mengidentifikasi teks eksplanasi, kamu
perlu mengetahui ciri-cirinya.

a. Menggunakan istilah-istilah teknis


Istilah teknis adalah istilah yang berkaitan dengan bidang ilmu tertentu. Terkadang makna istilah
teknis ini tidak diketahui pembaca. Pembaca dapat menemukan artinya di Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) atau kamus istilah. Istilah teknis sering diganti dengan istilah populer agar pembaca
mudah memahami isi teks.

b. Menggunakan kalimat aktif dan pasif


Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Sebaliknya, kalimat pasif
adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Dua kalimat ini memiliki perbedaan, yakni susunan
kalimatnya. Subjek dalam kalimat aktif menjadi objek dalam kalimat pasif. Sebaliknya, objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja/verba bermakna ’melakukan pekerjaan’. Predikat
tersebut diawali imbuhan me-. Susunan kalimat aktif yakni subjek, predikat, dan objek. Kalimat pasif
memiliki predikat kata kerja/verba berawalan di-.

c. Menggunakan kalimat tanya (interogatif) dan kalimat berita (deklaratif)


Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung makna pertanyaan. Kalimat tanya ditandai tanda
tanya. Kalimat berita adalah kalimat yang mengandung pernyataan tertentu. Penulisan kalimat berita
diakhiri tanda titik.

d. Mengandung penjelasan kronologis


Teks eksplanasi ditulis untuk menjelaskan suatu fenomena atau peristiwa (kronologis). Penjelasan
yang memadai akan memberikan banyak manfaat terhadap pembaca. Oleh karena itu, penulis teks
eksplanasi harus menguasai bidang yang ditulisnya.

e. Mengandung penjelasan kausalitas


Teks eksplanasi tidak hanya menjelaskan proses, tetapi juga menjelaskan hubungan sebab akibat.
Isi teks eksplanasi juga berupa penjelasan sebab-akibat (kausalitas). Oleh karena itu, penulis teks
eksplanasi harus dapat menganalisis proses terjadinya sesuatu.

f. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah


Penelitian dapat dilakukan oleh penulis atau orang lain. Jika hasil penelitian dilakukan oleh orang
lain, penulis bisa mengutipnya sebagai sumber referensi. Untuk menghargai jasa peneliti tersebut,
penulis dapat mencantumkan nama peneliti sesuai kaidah pengutipan yang baik dan benar.
Contoh Struktur Teks Eksplanasi

Fenomena Tanah Bergerak


bumi, Ciamis, dan Purworejo. Tanah bergerak seperti yang terjadi di beberapa daerah adalah fenomena tanah bergerak yang bertipe nendatan. Fenomen
Pernyataan Umum

Penyebab umum terjadi fenomena tanah bergerak karena adanya kenaikan air di dalam tanah yang dipicu oleh hujan. Hujan lebat de
Biasanya, fenomena tanah bergerak dengan tipe nendatan bergerak secara perlahan. Fenomena ini bisa diamati oleh masyarakat terd
Tanah bergerak dengan tipe nendatan biasanya tidak terjadi tiba-tiba. Sementara, fenomena tanah longsor yang terjadi dengan sanga
Umumnya tanah bergerak terjadi di daerah-daerah yang banyak lahan basah seperti dekat persawahan, kolam, maupun daerah yang d

Penjelasan

Untuk kasus tanah bergerak dengan tipe nendatan yang merusak, solusi yang tepat adalah relokasi. Permukiman penduduk sebaikny

Penutup

Sumber: http://web.archive.org/web/20210130053622/https://www.kompas.com/tren/read/
2021/01/17/155600465/fenomena-tanah-bergerak-kenapa-bisa-terjadi-/, diakses 6 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai