Trisnandita Laksmiarti - Asistensi Mendeley Salah
Trisnandita Laksmiarti - Asistensi Mendeley Salah
DISUSUN OLEH:
Trisnandita Laksmiarti
20021264028
DOSEN PENGAMPU:
Feriza Nadiar, S.T.,M.T.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, di Indonesia, dan diseluruh dunia sedang berjuang melawan penyebaran pandemi
Corona Virus Disease 2019 yang disebabkan oleh virus Corona yang ditemukan di Wuhan,
China pada akhir Desember 2019 silam. Virus yang dapat menular ini menyerang saluran
pernafasan dengan gejala seperti batuk, flu, sakit tenggorokan, demam tinggi, dan sesak nafas
hingga menyebabkan dapat kematian. Penularan virus ini melalui berbagai cara yaitu droplets
atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin; kontak pribadi; menyentuh benda atau
permukaan dengan virus di atasnya (Kompas, 2020).
Pada bulan awal bulan Maret 2020, ada dua WNI yang terjangkit virus Corona dan
mereka adalah ibu dan anak yang melakukan kontak dengan warga negara Jepang disebuah
club dansa. Namun, karena penyebarannya sangat cepat dan masif, hingga saat ini (27/10)
sudah mencapai hampir 400.000 kasus (covid.go.id).
Di berbagai daerah telah diterapkan sanksi sosial bagi pelanggar protokol kesehatan
dengan sanksi ringan hingga sanksi berupa denda. Munculnya beragam sanksi sosial untuk
penegakan protokol kesehatan ini menurut dosen psikologi UGM, Diana Setiyawati, Ph.D.,
menunjukkan bahwa, mengubah perilaku masyarakat sangatlah tidak mudah. Menurutnya,
setiap orang akan mengubah perilakunya jika sesuai dengan persepsi yang diyakininya. Ia
mencontohkan soal persepsi bahwa seseorang yang merasa dirinya rentan dan berisiko
tertular, namun ada yang merasa bahwa penyakit ini ringan dan tidak begitu serius bila
terkena. Menurutnya, edukasi sangat diperlukan untuk mengubah persepsi warga masyarakat
untuk bisa mematuhi protokol kesehatan.[1] Salah satu cara mengedukasi masyarkat adalah
melalui infografis.
B. Rumusan Masalah:
1. Apa pengertian Covid-19?
2. Apa pengertian infografis?
3. Bagaimana cara mengedukasi masyarkat tentang Covid-19?
4. Bagaimana cara membuat infografis yang baik?
2
C. Tujuan Masalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Covid-19
2. Untuk mengetahui pengertian infografis
3. Untuk mengetahui cara mengedukasi masyarakat tentang Covid-19
4. Untuk mengetahui cara membuat infografis yang baik
3
BAB II
PEMBAHASAN
Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-
nCoV), kemudian World Health Organization (WHO) mengumumkan nama baru pada 11
Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat menular dari
manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan
teritori lainnya, sampai masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020 dengan dua kasus positif.
Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.[2]
Pemerintah menetapkan kebijakan baru untuk memutus mata rantai penyebaran
Covid-19 di Indonesia yaitu melakukan segala aktivitas dari rumah dan menetapkan
Pembatasan Sosial berskala besar (PSSB), sehingga mulai dari sekolah, kuliah, bekerja, dan
aktivitas lainnya dilakukan via daring dari rumah. Kebijakan tersebut juga termasuk
penutupan berbagai tempat publik seperti bioskop, tempat wisata, mal bahkan rumah ibadah.
Selain itu, pemerintah juga membuat protokol kesehatan yang wajib ditaati masyarakat, yaitu
memakai masker saat bepergian, menjaga jarak satu sama lain minimal satu meter, dan rajin
mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.
Meskipun pemerintah sudah menetapkan kebijakan-kebijakan tersebut, masih ada
masyarakat yang melanggar. Alasan masyarakat yang melanggar pun beragam. Ada yang
berpikiran bahwa Covid-19 tidak semematikan yang diberitakan media, kecewa dengan
kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19, mempercayai Covid-19 hanya buatan
pemerintah untuk kepentingan politik, permasalahan ekonomi, dan lain-lain.[3] Oleh karena
itu, dibutuhkan edukasi lebih untuk masyarakat agar mengetahui bahaya dan cara mencegah
Covid-19. Salah satu caranya adalah melalui infografis.
Sejak dahulu, manusia cenderung lebih suka menyajikan informasi berupa visual.
Buktinya, banyak peninggalan manusia sejak zaman prasejarah yang berupa lukisan. Lukisan
zaman dulu yang menggambarkan himpunan simbol-simbol atau lambang-lambang yang
mengandung nilai kehidupan.[4] Karya seni visual kini telah berkembang kegunaannya
seiring berkembangnya waktu. Dahulu, penciptaan karya seni lebih mengutamakan nilai
estetika dari pada nilai kegunaannya. Sekarang, karya seni visual banyak yang
mengutamakan nilai kegunaannya tanpa meninggalkan nilai estetika. Contohnya, infografis,
yang berguna untuk memberikan informasi namun tetap memiliki unsur estetika.
4
Pengertian Infografis
Infografis sendiri berasal dari kata infographics dalam Bahasa Inggris yang
merupakan
singkatan dari information + graphics. Infografis adalah visualisasi data, gagasan, informasi
atau pengetahuan melalui bagan, grafis, jadwal dan lainnya agar data, gagasan, informasi atau
pengetahuan dapat disajikan lebih dari sekadar teks dan memiliki dampak visual yang cukup
kuat dan lebih menarik.[5]
Tujuan data visualisasi adalah menyerderhanakan banyak informasi yang kuantitas
serta jenisnya banyak dan menyajikannya pada satu tempat, namun ketepatan dari konteks
sumber data yang digunakan juga harus diperhatikan. [6] Sehingga infografis dinilai lebih
efektif dalam penyampaian informasi dibandingan hanya berupa teks panjang, karena
pembaca cenderung malas membaca teks panjang yang tidak menarik. Dengan adanya
infografis, pembaca akan lebih mudah menyerap dan mengingat informasi yang disajikan,
karena infografis menyajikan informasi yang singkat, padat, dan jelas, sehingga tidak
memerlukan waktu lama untuk membaca.
Dalam hal ini, infografer sangat berperan penting, yaitu mengelola informasi secara
tekstual dan kompleks sehingga akan lebih mudah dimengerti masyarakat luas. Karena
informasi yang sebenarnya ini pada dasarnya adalah informasi tekstual, sehingga detail
deskripsi cenderung sangat rumit dan lebih sulit dimengerti, dibandingkan informasi yang
mengarah kepada bentuk representasi visual dari sebuah informasi. Dalam membuat
infografis, infografer juga harus memiliki keterampilan untuk menulis konten yang akan
ditampilkan. Topik Informasi yang dimuat dalam infografis biasanya mendidik atau
mengedukasi dan informatif, serta persuasif.[7]
Elemen Infografis
a. Data
Dalam pembuatan infografis, tentu diperlukan adanya survei data terlebih
dahulu. Data berdasarkan topik infografis yang akan dibahas harus valid dan bukan
hoax. Pastikan mengambil data dari sumber yang kredibel seperti buku, jurnal, dan
website resmi. Data yang dimuat harus bersifat fakta dan objektif. Hindari memakai
data yang bersumber dari portal berita seperti kompas, tribunnews, liputan6, dan lain-
lain karena belum terjamin kredibelitasnya.
b. Ilustrasi
Tujuan ilustrasi digunakan untuk memvisualisaikan informasi yang
disampaikan, sehingga suatu bacaan menjadi lebih menarik, komunikatif, serta
memudahkan pembaca memahami isi dan pesan suatu bacaan. Untuk mencapai hal
tersebut, gambar ilustrasi harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
- Komunikatif, artinya gambar ilustrasi tersebut mudah dipahami atau
dimengerti sehingga pesan yang disampaikannya dapat diterima dengan baik.
- Informatif, bersifat memberikan sebuah informasi tentang pesan yang akan
disampaikan.
- Gambar ilustrasi tersebut dibuat tidak rumit agar memudahkan orang untuk
mengerti.
- Pembuatan gambar ilustrasi harus disesuaikan dengan tema atau isi teks.[8]
Selain itu, jika mengambil ilustrasi dari internet, pastikan ilustrasi tersebut boleh
digunakan secara gratis atau membayar lisensi jika memang diharuskan membeli
lisensi. Atau alternatif lain, bisa menggunakan ilustrasi milik pribadi.
c. Tipografi
6
Gambar 2. Typography
(Sumber: creativemarket.com)
Hindari pemilihan font dekoratif, sebaiknya gunakan font sederhana yang
simpel dan jelas, sehingga mudah dibaca. Ukuran font juga harus diperhatikan dengan
baik. Ukuran font untuk judul umumnya lebih besar, ukuran font untuk subjudul dapat
lebih besar dari font keseluruhan berita namun tidak sebesar judul, atau sama, tetapi
ditebalkan.
d. Warna
7
Gambar 4. Contoh Icon dan Simbol
(Sumber: thedesignwork.com)
Ikon dan simbol membantu pemahaman lebih cepat, bersifat simbolis dan
universal, mudah dikenali, gunakan ikon dalam menampilkan data, gunakan ikon
buatan sendiri atau berlisensi, penggunaan ikon harmoni dengan elemen lainnya.
f. Readability
Jarak antarhuruf, antarkata, dan antarkalimat tidak terlalu renggang atau rapat,
ukuran font tidak terlalu kecil, teks yang dimuat tidak terlalu panjang karena
keterbatasan waktu membaca, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
dan bahasa yang digunakan tidak menimbulkan ambiguitas.
g. Tata Letak
Penempatan dan pemisahan antar blok dengan sub-topik yang tidak berkaitan
langsung harus jelas, pembedaan antara konten utama dan konten pendukung,
penempatan focal point visual yang tepat, margin yang konsisten antar elemen, pilih
tipe infografs yang sesuai.[10]
8
Menganalisis Contoh Infografis Tentang Covid-19
9
Gambar 6. Contoh Infografis Tentang Covid-19
(Sumber: covid.go.id)
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulam
Di era pandemi Covid-19 ini, tentu banyak sekali kebijakan kenormalan baru
yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, respon masyarkat beragam pula. Ada yang mematuhi kebijakan-kebijakan
tersebut, tetapi sebaliknya ada juga yang melanggar dengan berbagai alasan. Banyak
juga masyarkat yang belum mengerti tentang Covid-19 ini, salah satunya karena
keterbatasan menyerap informasi. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengedukasi
masyarakat mengenai Covid-19 ini adalah melalui infografis.
Infografis adalah bentuk visualisasi teks atau data. Teks atau data yang
panjang dan kompleks, memakan waktu yang lama untuk membaca dan
memahaminya, sehingga infografis adalah cara yang tepat. Infografis bersifat
universal, mudah dipahami berbagai kalangan karena informasi yang dimuat
divisualisasikan. Dengan memvisualisasikan teks atau data, masyarakat mempunyai
gambaran tentang informasi yang dimuat karena tampilannya yang lebih menarik
sehingga lebih mudah dipahami, dibandingkan jika hanya membaca teks panjang saja.
Melalui infografis ini, masyarakat akan lebih memahami tentang Covid-19 dan
tidak lagi termakan berita miring, karena informasi yang dimuat dalam infografis
berasal dari sumber yang kredibel dan valid. Jika sudah memahami bahayanya,
diharapkan masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya dan menaati kebijkan
kenormalan baru yang pemerintah buat demi menekan penyebaram Covid-19.
B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat membantu pembaca memahami mengenai
Covid-19 dan upaya menekan penyebarannya melalui infografis dengan elemen-
elemennya yang baik dan benar. Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih
baik untuk ke depannya.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pemerintah RI, “Penanganan covid-19 protokol kesehatan,” Kant. Staf Pres., no.
September, pp. 1–2, 2020.
[2] A. Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,” J. Penyakit
Dalam Indones., vol. 7, no. 1, p. 45, 2020, doi: 10.7454/jpdi.v7i1.415.
[3] S. Mujani and D. Irvani, “Sikap dan Perilaku Warga terhadap Kebijakan Penanganan
Wabah Covid-19,” vol. 11, no. 2, pp. 219–238, 2020, doi:
10.14710/politika.11.2.2020.219-238.
[4] K. Fairyo, “Lukisan Dinding Gua Prasejarah di Perbatasan Indonesia –Papua Nugini,”
Kalpataru, vol. 25, no. 2, p. 117, 2016, doi: 10.24832/kpt.v25i2.113.
[6] F. Saptodewo, “Desain Infografis Sebagai Penyajian Data Menarik,” J. Desain, vol. 01,
no. 03, pp. 193–198, 2014, [Online]. Available: http://www.erickazof.com/apa-itu-.
[7] M. N. Miftah, E. Rizal, and R. K. Anwar, “Pola Literasi Visual Infografer Dalam
Pembuatan Informasi Grafis (Infografis),” J. Kaji. Inf. dan Perpust., vol. 4, no. 1, p. 87,
2016, doi: 10.24198/jkip.v4i1.11635.
[9] A. Listya, “Konsep dan Pengunaan Warna dalam Infografis,” J. Desain, vol. 6, no. 01,
p. 10, 2018, doi: 10.30998/jurnaldesain.v6i01.2837.
[10] KOMINFO, “Kiat Bikin Infografis Keren & Berkualitas Baik,” p. 58, 2018.
13