Anda di halaman 1dari 3

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Pengertian :
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan
syok yang berujung kematian. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksi- silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat
terjadi. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus.
Etiologi :
Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu ;
1. Dengue 1 (DEN 1) diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
2. Dengue 2 (DEN 2) diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 (DEN 3) diisolasi oleh Sather
4. Dengue 4 (DEN 4) diisolasi oleh Sather.
Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type
virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak adalah
type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia menunjukkan Dengue type 3 merupakan serotype
virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat.
Epidemiologi :
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya
dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit
ini pertama kali ditemukan di Manila Filipina pada tahun 1953 dan selanjutnya menyebar ke
berbagai negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di
Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%), akan tetapi
konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Selanjutnya sejak saat itu penyakit
Demam Berdarah Dengue cenderung menyebar ke seluruh tanah air Indonesia, sehingga
sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit
penyakit, dan mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan insidens rate mencapai 13,45 %
per 100.000 penduduk. Keadaan ini erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk
dan sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transpotasi.
Tanda dan Gejala :
DBD menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala
lainnya, antara lain: 
 Sakit kepala
 Nyeri otot, tulang atau sendi.
 Mual dan muntah.
 Sakit di belakang mata
 Kelenjar bengkak.
 Ruam.
Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Kondisi
ini akan menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun.
Hal ini dapat menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian.
Tanda-tanda peringatan demam berdarah yang parah dan merupakan keadaan darurat dapat
berkembang dengan cepat. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai satu atau dua hari
pertama setelah demam hilang, termasuk:
 Sakit perut parah.
 Muntah terus-menerus.
 Perdarahan dari gusi atau hidung.
 Darah dalam urin, tinja, atau muntahan.
 Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar.
 Pernapasan yang sulit atau cepat.
 Kelelahan.
 Iritabilitas atau kegelisahan.

MALARIA
Pengertian :
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium) malaria bentuk aseksual
yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina dengan
disertai gejala demam tinggi, sakit kepala, menggigil dan nyeri diseluruh tubuh (diare pada
balita dan sakit otot pada orang dewasa) dengan ditemukan dan atau tanpa ditemukannya
Plasmodium di dalam sediaan darah tepi.
Etiologi :
Malaria pada manusia disebabkan oleh empat species Plasmodium yaitu: Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Jenis malaria yang
disebabkan oleh empat Plasmodium tersebut menimbulkan malaria yang berbeda pola demam
maupun gejala klinik yang ditimbulkan. Plasmodium vivax menyebabkan malaria vivax
disebut juga malaria tertian benigna (jinak), Plasmodium falciparum menimbulkan malaria
falciparum atau malaria tertian maligna (ganas), selain itu juga menimbulkan malaria
perciosa dan blackwater fever, Plasmodium malariae manimbulkan malaria malariae, dan
Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.(10)
Infeksi pada manusia dimulai saat nyamuk betina menggigit manusia. Sporozoit yang
terinokulasi segera terbawa aliran darah; sampai di hati, masuk sel dan memulai fase asexual
sporogony. Dalam proses ini, satu protozoit akan memproduksi sejumlah 10.000-30.000
merozoit. Sel hati akan pecah, mengeluarkan metozoit ke aliran darah. Pada saat ini mulai
timbul gejala klinis. Pada infeksi P.vivax dan P.ovale sebagian parasit tetap tinggal dormant,
menjadi hipnozoit, yang bertanggung jawab atas timbulnya kekambuhan. Setelah masuk
eritrosit, parasit tumbuh mengkonsumsi dan mendegradasi protein intraseluler, terutama
hemoglobin. Heme mengalami polimerisasi menjadi bahan hemozoin (malaria pigmen).
Parasit juga menyebabkan perubahan membran eritrosit: timbulnya perubahan pada
membrane transport, mengekspose cyptic surface antigen, dan insersi protein derived parasit.
Bentuk eritrosit menjadi irregular lebih bersifat antigenik dan kehilangan kemampuan
berubah bentuk.
Epidemiologi :
Di Indonesia, malaria masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Rata-rata kasus
malaria diperkirakan sebesar 15 juta kasus klinis pertahun. Penduduk yang terancam malaria
adalah penduduk yang umumnya tinggal di daerah endemik malaria. Diperkirakan sebesar
85,1 juta dengan tingkat endemisitas dari rendah, sedang, dan tinggi. WHO mencatat setiap
tahun tidak kurang 1 hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan
nyamuk Anopheles.
Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Penyakit ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas
terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat
bersifat akut, laten atau kronis. Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 adalah
1,9 persen menurun dibanding tahun 2007 (2,9%).
Tanda dan Gejala :
1. Temperatur suhu 40° C
2. Nadi cepat dan lemah/kecil
3. Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan pada anak-anak <50 mmHg.
4. Frekuensi nafas > 35 x per menit pada orang dewasa atau > 40 x per menit pada balita,
anak di bawah 1 tahun > 50 x per menit.
5. Penurunan derajat kesadaran dengan Glasgow coma scale (GCS) < 11
6. Tanda dehidrasi (mata cekung, elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni
berkurang).
7. Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat dan lain-
lain)
8. Terlihat mata kuning/ikterik

Anda mungkin juga menyukai