Kata istidlal berasal dari bahasa Arab kata istidlal adalah dari kata “istadalla”, yang berarti mengambil kesimpulan atau kesimpulan yang diambil dari petunjuk yang ada. Sedangkan, arti dalil sendiri adalah petunjuk, petunjuk yang digunakan untuk mendapat satu kesimpulan. Menurut Imam Abdul Hamid Hakim, istidlal adalah mencari dalil yang tidak ada pada nash Alquran dan al-Sunnah, tidak ada pada Ijma dan tidak ada pada Qiyas . Istidlal merupakan pembahasan terpenting dan tujuan tertinggi daripada ilmu mantiq, karena dengan istidlal itu pikiran dipindahkan dari perkara-perkara yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui sehingga ia memperoleh apa yang dicari dan mengetahui apa yang dimaksud. A. Ta'rifnya Istidlal ialah memindahkan pikiran dari perkara-perkara yang sudah diketahui kepada perkara-perkara yang belum diketahui dengan menggunakan yang sudah diketahui itu sebagai wasilah untuk mengetahui yang belum diketahui. B. Pembagiannya Istidlal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Qiyasi/deduksi, yaitu istidlal yang menggunakan pikiran ketika memindahkannya dari hakikat-hakikat yang sudah diketahui kepada hakikat-hakikat yang belum diketahui dengan kaidah-kaidah yang diterima kebenarannya agar sampai kepada yang dimaksudkan. Contoh: -Besi ialah logam. -Tiap-tiap logam dapat menyampaikan panas denganbaik. Besi dapat menyampaikan panas dengan baik pikiran dapat sampai kepada kesimpulan (natijah) ini, yaitu, “besi dapat menyampaikan panas dengan baik” adalah karena mempergunakan dua qadhiyyah yang diterima kebenarannya, yaitu: -Besi ialah logam. -Tiap-tiap logam dapat menyampaikan panas dengan baik 2. Istiqra'i, yaitu istidlal adalah proses berpikir dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta setelah dilakukan percobaan-percobaan dan penelitian yang cermat serta tepat. Istilah lain untuk istidlal istiqra'i adalah penarikan secara induktif ( istinbathi ). Contoh : Besi, melalui percobaan-percobaan memanaskannya ternyata memuai. Percobaan ini dilakukan berulang-ulang di berbagai tempat dan waktu yang hasilnya sama, yaitu memuai. Kesimpulan umum ditarik bahwa besi, jika dipuji memuai. Percobaan dilanjutkan kepada benda lainnya dan semuanya sama, jika terpesona. Akhirnya ditarik suatu generalisasi yang menjadi kesimpulan umum bahwa semua benda padat, jika dilihat, memuai. Istidlal Istiqra'i terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut : a. Istidlal Istiqra'i Tam , yaitu jika penarikan kesimpulan umum (generalisasi) berdasarkan hasil penelitian itu berlaku untuk semua individu atau satuan dari fakta-fakta yang ditetapkan suatu keputusan. Contoh : Jumlah hari pada setiap bulan Qomariyah tidak lebih dari tiga puluh hari. b. Istiqra'i Naqish , yaitu jika penarikan kesimpulan umum (generalisasi) berdasarkan hasil penelitian tetapi tidak berlaku untuk semua individu (masih terdapat individu yang dikecualikan karena penetapan umum tersebut tidak diberlakukan kepadanya). Contoh : Setiap orang yang sedih atau sakit, ia akan menangis.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita