Anda di halaman 1dari 10

ESSAY

BLOK NEUROMUSKULOSKELETAL 1

“Fisiologi Sistem Ventrikel, LCS dan Meningen ”

Disusun Oleh:

Nama : Isnatiya Noviana

NIM : 020.06.0037

Kelas :A

Tutor : dr. Ni Nyoman Ayu Susilawati, M.Biomed, Sp. S

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2020/2021
I. Latar Belakang
Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu
proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medulla spinalis terhadap trauma atau
gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume intrakarnial kurang lebih 1700 ml,
volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104
ml) dan darah sekitar 150 ml. kebanyakan dari jaringan otak adalah terdiri dari cairan,
baik ekstra sel maupun intra sel.
Pada rata-ratanya cairan serebrospinalis dibentuk sebanyak 0,25 ml/menit atau
500 ml/hari, sedangkan pada total volume cairan serebrospinal yaitu sekitar 75-150
ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan yang berupa pembentukan, sirkulasi
dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam
sewaktu, maka cairan serebrospinal di ganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan pada
cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksaan serebrospinal membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit
neurologi. Pemeriksaan cairan serebrospinal yaitu suatu tindakan yang aman, tidak
mahal dan cepat untuk menetapkan penyakit, mengidentifikasi organisme penyebab
serta dapat untk melakukan test sensitivitas antibiotik.
Sistem liquor cerebrospinalis terdiri dari spatium cerebrospnalis internum dan
spatium cerebrospinalis externum. Spatium cerebrospinalis internum merupakan
sistem ventrikuler yang terdiri dari empat ventrikulares dan dua ventriculus lateralis
(I dan II) di dalam hemispheri telecephalon, ventriculus tertius terletak pada di
encephalon sedangkan ventriculus quarius terletak pada rombenchepalon. Spatium
cerebrospinalis externum terletak di antara dua lapisan leptomenix. Liquor
cerebrospinalis (LCS) adalah cairan yang mengisi sistem ventrikel dan ruang
subaranoid yang berfungsi untuk melindungi otak dari benturan, bakteri dan berperan
sebagai pembersih lingkungan otak.
II. Pembahasan
Cairan serebrospinalis (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus koroideus yang terdapat
di bagian-bagian tertentu ventrikel. Fungsi cairan serebrospinal adalah melindungi
otak dari trauma mekanis (sebagai peredam getaran pada saat kepala mengalami
benturan). Selain itu, CSS juga berperan dalam pertukaran bahan antara sel-sel saraf
dan cairan interstisium di sekitarnya.

Letak cairan serebrospinal yaitu terletak pada bagian ventrikular. Sistem ventrikular
didalam otak terdiri dari 2 ventrikel lateral, yaitu 1 ventrikel ketiga (antara kedua
bagian diensefalon) dan 1 ventrikel keempat (dari pons ke level medularis). Ventrikel
lateral dan ventrikel ketiga dihubungkan dengan foramen yaitu foramen
interventrikularis atau monro. Ventrikel keempat berhubungan dengan subaraknoid
melalui foramen magendie (1 apertura mediana) dan foramen luschka (sepasang
apertura lateralis). Didalam ruang sistem ventrikel dan ruang subarakhnoid ada
pelebaran-pelebaran yaitu:
- Sisterna interhemisfer
- Sisterna transversa
- Sisterna ambiens
- Sisterna vermian
- Sisterna serebelomedularis
- Sisterna pontomedularis
- Sisterna basalis (sisterna khiasmatika, interpedunkularis)
Fungsi cairan serebrospinalis adalah untuk memproteksi otak. Sistem saraf pusat yang
dibungkus oleh tulang yang keras didalam kranium atau tengkorak sebagai
pembungkus otak dan kolumna ventebralis atau tulang belakang yang mengelilingi
medulla spinalis. Antara jaringan pelindung dan sel saraf terdapat membran yang
bersifat protektif dan nutritif atau yang di sebut meningen. Jadi, otak itu mengapung
dalam cairan yang khusus (cairan serebrospinal). Proteksi otak ini bisa dari cairan
serebrospinal, bisa juga dari meningens, atau sawar darah otak yang bersifat selektif
untuk membatasi bahan aktif didalam darah yang masuk kejaringan otak. Volume
caira serebrospinalis (CSS) yaitu 130-150 ml, setiap 24 jam dihasilkan 400-550 CSS,
kemudian diganti 3-4 x sehari. Tekanan cairan serebrospinal pada posisi tidur sekitar
70-180, kemudian di atur oleh hasil kecepatan pembentukan dan tahanan dari
arakhnoid. Pembentuk cairan-cairan serebrospinalis adalah arakhnoid yang terdapat
dalam sistem ventrikel. Letak cairan serebrospinalis ini terletak di dalam ventrikel
otak, di ssterna-sisterna perbesaran dari subarakhnoid disekitar otak dan dimedulla
spinalis atau tulang belakang (semua ruang ini saling berhubungan dan tekanan cairan
diatur secara konstan). Fungsinya protektif dengan meningen sebagai pelindung otak,
dan tulang tengkorak terhadap trauma mekanik (benturan, pukulan) tidak langsung
mengenai otak. Berperan juga dalam pertukaran bahan-bahan antara sel-sel saraf dan
cairan interstisium di sekitarnya. Dari sifat cairan serebrospinalis normal, bersifat
jernih tidak berwarna hanya mengandung beberapa sel, dan sedikit protein yang
mengisi sistem ventrikel dan subarakhnoid. Komposisinya sama dengan cairan
ektrasel di otak membentuk 15% dari volume otak. Tidak tergantung pada tekanan
didalam ventrikel tetapi absorpsi langsung terjadi di penonjolan-penonjolan dari
dinding ventrikel. Jika tekanan normal dari cairan 112, agar seimbang akan terjadi
absorpsi atau penyerapan atau berlebih, jika cairannya turun atau absorpsinya akan
berkurang atau berhenti. Jika cairan serebrospinalis tertimbun karena suatu penyakit
atau sesuatu hal, produksinya tetap tetapi penyerapannnya terganggu bisa terjadi
hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan didalam otak karena
berbagai serap, contohnya karena absorbsinya terhambat karena infeksi otak atau
absorbsinya terhambat karena ada perdarahan otak misalnya cairan didalam arakhoid
ada perdarahan sehingga cairannya pekat bisa mengakibatkan hidrosefalus.
PEMBENTUKAN, PENGALIRAN DAN ABSORPSI CSS

Dibentuk 800ml/hari oleh pleksus khoroideus (suatu massa piamater yang kaya PD
sepert bunga dilapisi sel epitel selapis masuk ke dalam kantong-kantong yang
dibentuk oleh sel ependimal, terdapat dikornu temporalis ventrikel lateral, bagian
posterior ventrikel III, atap ventrikel IV) secara kontinyu di produksi kemudian
menembus membran pleksus koroidalis dari ventrikel IV ke ruang subarakhnoid
melalui foramen luschka dan magendie kemudia menuju ke seluruh bagian otak baik
ke dalam otak medulla spnalis akan di serap di otak sepanjang medulla spinalsi
kemudian meninggalkan ruang subarakhnoid masuk ke pembuluh darah melalui villi
granulasiones arakhniod di sinus sagitalis superior dan vena diploica kranii, sisanya
diresoprsi di selubung perineural cranial dan saraf spinalis, tempat tersebut keluar dari
batang otak dan medulla spinalis dan melewati ependima dan kapiler leptomeningen.
Aliran CSS melalui sistem ini dipermudah oleh gerakan silia, faktor sirkulasi dan
postur yang menyebabkan tekanan CSS sekitar 10 mmHg. Vili terdiri tonjolan
membran arakhnoid dan endotel sinus ke dalam sinus vena dan sekitar rute saraf
spinalis yaitu fungsi sbg katup yang memungkinkan ‘bulk flow’ (aliran langsung)
CSS ke dalam darah vena. Besar aliran melalui vili 500 mL/hari, sejumlah kecil CSS
tambahan diserap melalui difusi ke dalam PD serebrum. Darah dalam kapiler pleksus
khoroidalis dipisahkan dari ruang subarakhnoid oleh sawar darah CSS (endotelium
vaskuler, membran basalis, epitelium pleksus) menuju permeabel thd air, O2, CO2,
relatif tidak permeabel terhadap elektrolit sepenuhnya tidak permeabel terhadap sel.
HIDROSEFALUS

CSS berlebih di rongga otak karena adannya sumbatan aliran keluar 1/beberapa
ventrikel mengakibatkan pembengkakan ventrikel. Perkembangan pleksus khoroid
berlebih pada bayi neonatus maka cairan yang terbentuk lebih banyak dari pada yang
kembali ke sistem vena kemudian cairan terkumpul dalam ventrikel dan bagian luar
otak yang mengakibatkan kepala membesar pada bayi.

SELUBUNG OTAK DAN MEDULA SPINALIS (MENINGES)

Meninges yaitu terdiri duramater (pachymeninx/membran kuat), arakhnoid dan


piamater (leptomeninges/membran tipis dan rapuh). Duramater terdiri 2 lapisan
jaringan fibrosa kuat (membrana eksterna dan interna). Duramater yaitu lapisan luar
dari otak (periosteum di dalam tengkorak), lapisan dalam (membentuk batas terluar
ruang subdural yang sempit) kemudian keduanya terpisah membentuk rongga berisi
darah di sinus dura atau sinus venosus, diantara sinus sagitalis sup dan inf berbentuk
lipatan ganda lapisan dura yang dalam terdapat falks serebri di midsagital antara
kedua hemisfer serebri, (falks serebri bersambungan dengan tentorium/memisahkan
serebelum dan serebrum), falks serebeli (memisahkan kedua hemisfer serebeli),
diafragma sellae dan dinding kavum trigeminale Meckel (berisi ganglion
gasseri/trigeminal). Suplai darah ada beberapa macam yaitu a. meningea media
(sebagian besar), a meningea anterior (bag tengah duramater frontalis, anterior falks
serebri), a.meningea posterior (duramater di fossa kranii posterior). Duramater
spinalis: kedua terpisah di lingkaran luar foramen magnum (lapisan luar lanjut sbg
periosteum kanalis spinalis, lapisan dalam sbg sakus duralis menutupi MS) adapun
ruang diantara keduanya yaitu ruang epidural/ekstradural berisi jaringan ikat longgar,
lemak, pleksus venosus internus. Kedua lapis duramater bergabung di tempat keluar
radiks nervi spinalis melalui foramen intervertebralis, ujung bawah sakus duralis
mengelilingi kauda ekuina berakhir pada level S2, dibawah level ini akan membentuk
filum duramater yang melekat ke periosteum sakralis melalui ligamentum koksigeum
fibrosum. Dura melekat erat ke tulang, normal tidak ada ruang subdura, arakhnoid
melekat ke dura karena adanya tegangan permukaan lapisan tipis cairan diantara
kedua membrane. Otak disokong di dalam arakhnoid oleh PD, radiks saraf dan
trabekula arakhnoid fibrosa halus dan berjumlah besar. Berat otak 1400 g di udara,
dalam CSS berat 50 g, daya apung otak dalam CSS memungkinkan perlekatan otak
relatif halus dengan sangat efektif. Benturan pada kepala sehingga arakhnoid bergeser
terhadap dura dan otak bergerak, gerakan secara lembut dihentikan oleh bantalan CSS
dan trabekula arakhnoid. Duramater orbitalis: mencapai orbita dari kranial melalui
ekstensi di sepanjang kanalis optikus melalui lapisan luar (pembatas periosteal tulang
orbita), lapisan dalam mengelilingi n.optikus bersama dengan piamater dan
arakhnoid, ruang subarakhnoid preoptik di antaranya (berhubungan dengan ruang
subarakhnoid rongga kranial), lapisan dalam berhubungan dengan sklera saat
n.optikus masuk bola mata yaitu yang disebut papil edema. Persarafanberada di atas
tentorium yaitu n.trigeminus, infratentorium: cabang nervi segmentales servikalis
superiores dan nervus vagus yang bisa menyebabkan sensitif nyeri.

ARAKHNOID OTAK DAN MEDULA SPINALIS

Arakhnoid mater adalah lapiasan halus kaya pembuluh darah seperti sarang laba-laba
yang berhubungan erat dengan permukaan dalam dura mater. Ruang antara arakhnoid
dan piamater (ruang subarakhnoid) berisi CSS dan dihubungkan oleh benang-benang
tipis jaringan ikat. Tonjolan jaringan arakhnoid( vilus araknoid) menembus celah-
celah di sura di atasnya dan menonjol ke sinus dura, CSS direabsorpsi menembus
permukaan vilus ini untuk masuk ke ke sirkulasi darah dalam sinus. Ruang
subarakhnoid kranial dan spinal berhubungan melalui foramen magnum. Sebagian
besar trunkus arteriosus yang mendarahi otak dan sebagian besar n.kranialis berjalan
di ruang subarakhnoid

PIAMATER

Piamater yaitu lapisan paling dalam dan paling rapuh memiliki banyak pembuluh
darah dan melekat erat ke permukaan otak sepanjang lipatan-lipatannya adalah
pembesaran ruang subarakhnoid (sisterna). Terdiri dari lapisan tipis sel-sel
mesodermal menyerupai endotelium, meliputi seluruh permukaan eksternal otak dan
medula spinalis yang terlihat dan tidak di sulkus yang dalam. Piamater melekat pada
SSP dibawahnya melalui membran ektodermal/pial-glial terdiri astrosit marginal PD
yang masuk-keluar melalui ruang subarakhnoid dikelilingi selubung spt terowongan
piamater. Ruang antara PD dan piamater di sekitarnya disebut Ruang Virchow-Robin.
Saraf sensorik piamater tidak spt pada duramater, tidak berespon pada stimulus
makanis/termal tetapi pada regangan vaskular dan perubahan tonus PD.

SAWAR DARAH OTAK


Fungsi: melindungi otak dari perubahan yang merugikan di dalam darah dengan
membatasi secara selektif akses bahan-bahan dalam darah masuk ke jaringan otak
yang rentan. Dibentuk oleh sel-sel yang membentuk dinding kapiler otak yang
disatukan bersama oleh taut erat yang impermeabel sehingga tidak ada pertukaran zat
secara menembus dinding sel tetapi hanya melalui sel endotel itu sendiri. Bahan larut
lemak: O2, Co2, hormon steroid mudah menembus sel endotel dengan larut dalam
lipid membran plasmanya kemudian molekul air berukurankecil meudah berdifusi
melalui celah antar molekul fosfolipid/melalui akuaporin. Glukosa, asam amino dan
ion ditranspor melalui kanal terikat membran yang sangat selektif. Perisit dan astrosit
beperan pada pembentukan dan pemeliharaan sawar darah otak.

III. Kesimpulan
Cairan serebrospinalis (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus koroideus yang
terdapat di bagian-bagian tertentu ventrikel. Fungsi cairan serebrospinal adalah
melindungi otak dari trauma mekanis (sebagai peredam getaran pada saat kepala
mengalami benturan). Selain itu, CSS juga berperan dalam pertukaran bahan antara
sel-sel saraf dan cairan interstisium di sekitarnya. Letak cairan serebrospinal yaitu
terletak pada bagian ventrikular. Sistem ventrikular didalam otak terdiri dari 2
ventrikel lateral, yaitu 1 ventrikel ketiga (antara kedua bagian diensefalon) dan 1
ventrikel keempat (dari pons ke level medularis). Ventrikel lateral dan ventrikel
ketiga dihubungkan dengan foramen yaitu foramen interventrikularis atau monro.
Fungsi cairan serebrospinalis adalah untuk memproteksi otak. Sistem saraf pusat
yang dibungkus oleh tulang yang keras didalam kranium atau tengkorak sebagai
pembungkus otak dan kolumna ventebralis atau tulang belakang yang mengelilingi
medulla spinalis..Meninges yaitu terdiri duramater (pachymeninx/membran kuat),
arakhnoid dan piamater (leptomeninges/membran tipis dan rapuh). Duramater terdiri
2 lapisan jaringan fibrosa kuat (membrana eksterna dan interna).

DAFTAR PUSTAKA
Japardi, Iskandar. 2004. Cairan Serebrospinal. Sumatra Utara.

Mahadewa, Tjokorda G.B. 2017. Pegangan Praktis Bedah Saraf. Jakarta.

Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem edisi 9 ;alih bahasa, Lydia

Sobotta. 2013. Atlas Anatomi Manusia, edisi23 :alih Bahasa, Brahm U. Pendit ; editor edisi
bahasa Indonesia, Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC.

Sulaswati, Ni Nyoman Ayu. 2021. Cairan Serebrospinal (CSS). FK UNIZAR.

Anda mungkin juga menyukai