Anda di halaman 1dari 3

Ketentuan Khusus Penyusunan RDTR Pada Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021

Ketentuan Khusus mengatur pemanfaatan zona yang sesuai dengan karakteristik dan kegiatan
wilayahnya serta memiliki pertampalan (overlay) dengan zona lainnya. Ketentuan khusus menjadi rumusan
dari beberapa analisis dalam penyusunan RDTR yaitu Analisis Karakteristik Peruntukan Zona/Sub Zona,
Gap Antara Kualitas Peruntukan/Zona/Sub Zona yang Diharapkan dengan Kondisi yang Terjadi di
Lapangan dan Karakteristik Spesifik Lokasi. Komponen yang ada dalam ketentuan khusus antara lain
meliputi:
a. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangannya (KKOP),
Wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara disekitar bandar udara yang dipergunakan untuk
kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.
b. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
Wilayah budi daya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki hamparan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung kemandirian,
ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
c. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan dengan kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis,
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
d. Kawasan Berorientasi Transit (TOD)
e. Tempat Evakuasi Bencana (TES dan TEA)
f. Pusat Penelitian (observatorium, peluncuran roket, dan lain-lain)
g. Kawasan Cagar Budaya
Satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan
dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas;
h. Kawasan Resapan Air
Daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan
tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.
i. Kawasan Sempadan
Kawasan dengan jarak tertentu dari pantai, sungai, situ/danau/embung/waduk, mata air, dan
pipa/kabel bawah laut yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi.
j. Kawasan Pertahanan dan Keamanan (hankam)
Kawasan yang ditetapkan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
kesatuan republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan keutuhan
bangsa dan negara
k. Kawasan Karst
Bentang alam yang terbentuk karena pelarutan air pada batuan gamping dan/atau dolomit
l. Kawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
Kawasan yang memiliki potensi berupa komoditas pertambangan, dapat berupa wilayah
pertambangan (WP), wilayah kerja (WK) migas, dan lain-lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pertambangan.
m. Kawasan Migrasi Satwa
Suatu area yang dimanfaatkan untuk migrasi atau berpindahnya jenis dan spesies satwa tertentu
secara berkelanjutan. Kawasan migrasi satwa termasuk alur migrasi biota laut.
n. Ruang Dalam Bumi
Ruang yang berada dibawah permukaan tanah yang digunakan untuk berbagai kegiatan manusia.
Ketentuan Khusus dalam Dokumen RDTR masuk pada Bab VII tentang peraturan zonasi dan berikut adalah
contoh penerapan aturan dasar untuk zona perumahan (R) dan subzona kepadatan sangat tinggi pada
matriks penulisan ketentuan kegiatan dan pemanfaatan ruang zonasi :
A. Sub Zona Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi
1. Zona Rawan Bencana Gempa
• Konstruksi bangunan rumah harus mengikuti standar pembangunan rumah tahan
gempa.
• KDH harus ditambahkan 10% dari yang disebutkan.
2. Zona Rawan Bencana Banjir
• Konstruksi bangunan rumah harus mengikuti standar pembangunan rumah tahan
banjir.
• KDH harus ditambahkan 10% dari yang disebutkan.
• Sarana dan prasarana minimum untuk drainase lingkungan harus dapat menampung
debit air sebesar 1 m3/s.
Catatan:
Kawasan keselamatan operasi penerbangan terdiri dari:
1) kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan
Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas, harus memenuhi batas ketinggian dengan tidak melebihi
kemiringan 1,6 % (satu koma enam persen) arah ke atas dan ke luar dimulai ujung Permukaan Utama pada
ketinggian masing-masing ambang landas pacu;
2) kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan sampai jarak mendatar 1.100 m dari ujung-ujung Permukaan
Utama hanya digunakan untuk bangunan yang diperuntukkan bagi keselamatan operasi penerbangan dan
benda tumbuh yang tidak membahayakan keselamatan operasi penerbangan dengan batas ketinggian
sebagaimana diatur dalam kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas. Pada kawasan kemungkinan
bahaya kecelakaan tidak di perkenankan mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas
apabila terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan SPBU, Pabrik atau Gudang Kimia Berbahaya,
SUTT dan/atau SUTET.
3) kawasan di bawah permukaan transisi merupakan bidang dengan kemiringan tertentu sejajar dengan dan
berjarak tertentu dari sumbu landas pacu, pada bagian bawah dibatasi oleh titik perpotongan dengan garis-
gars datar yang ditarik tegak lurus pada sumbu landas pacu dan pada bagian atas dibatasi oleh garis
perpotongan dengan permukaan horizontal dalam.
4) kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam merupakan bidang datar di atas dan di sekitar bandar
udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan pesawat udara
melakukan terbang rendah pada waktu akan mendarat atau setelah lepas landas.
5) kawasan di bawah permukaan kerucut, dan merupakan bidang dari suatu kerucut yang bagian bawahnya
dibatasi leh garis perpotongan dengan horizontal dalam dan bagian atasnya dibatasi oleh garis perpotngan
dengan permukaan horizontal luar, masing-masing dengan radius dan ketinggian tertentu dihitung dari titik
referensi yang ditentukan.
6) kawasan di bawah permukaan horizontal-luar merupakan bidang datar di sekitar bandar udara yang
dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi
operasi penerbangan antara lain pada waktu pesawat melakukan pendekatan untuk mendarat dan gerakam
sebelah tinggal landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan

Anda mungkin juga menyukai