BABI
PENDAHULUAN
Meningkatnya kemacetan jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan
bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan
jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada,
merupakan persoalan utama di Kota Semarang. Kemacetan di simpang dan di
beberapa jalur lintas kota/kabupaten sudah mencapai tahapan yang kritis dimana
hampir ruas jalan mengalami kemacetan di jam-jam sibuk pagi dan sore hari, terutama
pada ruas-ruas jalan utama (arteri dan kolektor). Kemacetan menimbulkan dampak
negatif yang besar, di mana kota yang tidak efisien transportasinya akan menyebabkan
kota tidak nyaman, produktivitas menurun, biaya hidup tinggi, investasi menurun, dan
kota tidak menarik lagi bagi pendatang. Dalam jangka panjang berkelanjutan
(sustainability) kehidupan kota sebagai pusat kegiatan (center of activites) akan
terganggu.
Alternatif solusi pemecahan masalah kemacetan ditinjau dari pertumbuhan lalu lintas,
penurunan kinerja simpang dan penurunan kinerja jaringan jalan perkotaan di Kota
Semarang banyak dimunculkan seperti diantaranya skema ekspansi kapasitas jaringan
jalan, dengan membangun jalan baru ataupun pelebaran jalan. Namun hal ini
merupakan alternatif yang paling akhir dikarenakan memerlukan biaya yang cukup
besar. Dilain pihak, teori transportasi meragukan efektifitas usaha tersebut dalam
mengatasi kemacetan, karena pengembangan jaringan jalan dalam skala besar, akan
mendorong bertambahnya intensitas kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi,
dan pada akhirnya kemacetan akan muncul kembali dalam skala yang lebih besar dan
luas. Jumlah kendaraan pribadi yang lebih banyak pada saat-saat tertentu khususnya
pada jam puncak sering mengakibatkan kemacetan di beberapa ruas jalan di kota
Semarang. Kemacetan ini menyebabkan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu
perjalanan bertambah dimana nilai untuk waktu perjalanan yang berlaku bagi masing-
masing orang atau pribadi berbeda-beda. Oleh karena itu penting sekali untuk
menganalisa jalur alternatif yang ditinjau dari sisi berkembangnya pertumbuhan
volume kendaraan dan nilai ekonomi sehingga dapat diketahui bahwasanya jalur baru
atau alternatif mempunyai kinerja yang baik atau buruk dan bagaimana
rekomendasinya yang paling efisien.
Guna mewujudkan rencana kajian jalan baru maka perlu disusun Belanja Jasa
Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa Konsultan (Kajian Teknis Jalan Tembus Jabungan -
Gedawang).
Maksud Belanja Jasa Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa Konsultan (Kajian Teknis Jalan
Tembus Jabungan - Gedawang) adalah
1.3. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dalam Belanja Jasa Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa
Konsultan (Kajian Teknis Jalan Tembus Jabungan - Gedawang) adalah sebagai berikut:
a. Tersusunnya Belanja Jasa Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa Konsultan (Kajian Teknis
Jalan Tembus Jabungan - Gedawang).
b. Tersusunnya kemampuan keuangan daerah dalam pembiayaan serta peraturan
dalam proses pembiayaan.
c. Terwujudnya kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam pengelolaan dan
rencana peningkatan fisik dan pembangunan jalan baru di Jl. Tembus Jabungan -
Gedawang (Kel. Jabungan), dari berbagai aspek meliputi: aspek teknis, estetika,
sosial, aspek budaya, aspek ekonomi, aspek drainase dan lingkungan, serta aspek
kebijakan publik.
Lokasi pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa Konsultan (Kajian Teknis
Jalan Tembus Jabungan - Gedawang) yang harus ditangani oleh konsultan adalah
trase Jl. Tembus Jabungan - Gedawang (Kel. Jabungan), yakni mulai dari Jl. Ringin
Bhakti Raya (Kel. Jabungan) melewati Perumahan Bintang Regency Gedawang
sampai dengan Pertigaan Jl. Gedawang Raya.
B A B II
DATA PENUNJANG
3.2. KELUARAN/OUTPUT
1. Draft Laporan Pendahuluan
Berisi penentuan trase jalan
2. Laporan Pendahuluan
Berisi Laporan awal, pembahasan awal dari kajian trase jalan dan data survey
3. Laporan Antara
Berisi hasil evaluasi dan analisis data survey
4. Laporan Akhir
Berisi analisis keseluruhan dari kajian jalan dari berbagai bidang sampai
dengan kesimpulan akhir dan rekomendasi disertai visualisasi lokasi eksisting
5. Eksekutif Summary
Ringkasan dari Laporan akhir analisis kajian jalan
6. Laporan KAK dan BQ
Berisi Kerangka acuan kerja untuk rencana kegiatan detail engineering design
berikutnya serta nilai RAB pekerjaan konsultansi
Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf Dinas Bina
Marga Kota Semarang yang ditunjuk.
LINGKUP KEWENANGAN
Lingkup kewenangan bagi Konsultan adalah pelaksanaan kajian trase jalan Jl.
Tembus Jabungan - Gedawang (Kel. Jabungan) seperti di gambar lokasi.
Personil-personil yang tercantum di bawah ini harus bekerja secara penuh untuk
pekerjaan ini, yaitu terdiri dari :
A. TENAGA AHLI
Pekerjaan Perencana ini dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu :
a. Tahap Persiapan.
b. Tahap Pelaksanaan.
c. Tahap Penyerahan Laporan
B A B IV
LAPORAN DAN PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
4.1. UMUM
Semua laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi
tugas dengan ukuran kertas format A4 atau format Folio serta A3 untuk Gambar dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa, Laporan yang dimaksud meliputi : Laporan Final :
1. Draft Laporan
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara
4. Laporan Akhir
5. KAK dan BQ
6. CD Soft Copy Laporan Final
7. Dokumentasi/Visualisasi
8. Eksecutive Summary
Setelah Pengarahan Penugasan ini diterima Konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Setelah
mempelajari dan mendapat penjelasan Konsultan agar segera membuat Usulan Teknis/
Proposal Teknis agar dimasukkan mengikuti ketentuan terlampir mengenai syarat-syarat
mengikuti Pengadaan Jasa Konsultan sesuai peraturan yang berlaku.
Ditetapkan,
M. TEQI WIJAYA, ST
NIP 197907072009011006