Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Table 2.1 Penelitian Terdahulu


No Judul Penelitian/ Afilasi Metode Kesimpulan Saran Perbedaan dengan
Penulis/ Tahun Universitas Penelitian penelitian ini

1 Pengembangan Universitas Penelitian Hasil perbedaan


komik edukasi Negeri Pengemb pengembangan dengan penelitian
“impian moni” Yogyakart angan komik edukasi ini adalah pada
sebagai media a “Impian Moni” metode yakni
pembelajaran yang dilakukan menggunakan
literasi keuangan oleh Ahli penelitian
kompetensi Materi, Ahli kualitatif dengan
anggaran pribadi Media, dan analisis isi, cara
untuk siswa sekolah Ahli Bahasa menganalisisnya
dasar/ Sariyatul menunjukkan dengan
Ilyana/ 2016 bahwa skor mengkategorisasi
ratarata aspek kan pada konsep
materi adalah komunikasi
sebesar 4,26 persuasif dan
yang dapat elemen-elemen
dikategorikan komik edukasi
“Sangat
Layak”, aspek
media sebesar
3,56 yang
dapat
dikategorikan
“Layak”, dan
aspek bahasa
sebesar 3,9
yang dapat
dikategorikan
“Layak”.
Sedangkan
respon siswa
mengenai
komik edukasi
“Impian Moni”
menunjukkan
bahwa skor
rata-rata aspek
materi sebesar
4,10 yang
dapat
dikategorikan
“Layak”, aspek
media sebesar
3,89 yang
dapat
dikategorikan
“Layak”, dan
aspek bahasa
sebesar 4,25
yang dapat
dikategorikan
“Sangat
Layak”.
2 Pengembangan Universitas Metode Berdasarkan Perbedaan
komik edukasi Negeri Penelitian kesimpulan dengan penelitian
sebagai media yogyakarta Pengemb tersebut maka saya yaitu
pembelajaran mata angan media peneliti ingin
pelajaran prakarya pembelajaran melihat
dan kewirausahaan komik pengemasan
untuk sekolah pada mata komunikasi
menengah kejuruan pelajaran kesehatan dalam
(SMK) kompetensi Prakarya dan menyampaikan
keahlian Kewirausahaan edukasi Covid-19
administrasi kelas XI untuk ke masyarakat
perkantoran/ Andi SMK indonesia
Nawi/ 2017 Kompetensi
Keahlian
Administrasi
Perkantoran
termasuk
dalam kategori
“Layak”
dengan rerata
skor akhir 4,19,
sehingga dapat
digunakan
sebagai
media
pembelajaran
oleh guru dan
siswa.

3 Penerapan Media Universitas Kuantitati 1) Penerapan Perbedaan


Cerita Bergambar Sebelas f media cerita dengan penelitian
(Cergam) Untuk Maret bergambar saya yaitu
Meningkatkan Surakarta (cergam) peneliti
Minat Baca Biologi dapat menggunalan
Siswa Pada Pokok meningkatka metode analisis
Bahasan Bahan n minat baca isi kualitatif
Kimia Dalam 
siswa kelas
Makanan VIIIE SMP
Kelas
VIII SMP Negeri 7
Negeri 7 Surakarta.
Surakarta
Tahun
Pelajaran
2008/200

9/ Yulita 2) Penerapan
Handayaningrum/ media cerita
2010 bergambar
(cergam)
dapat
meningkatka
n
penguasaan
konsep
biologi yaitu
pada materi
bahan kimia
pada
makanan,
kerja
kelompok,
dan
ketuntasan
belajar

12
belajar
biologi oleh
siswa kelas
VIIIE SMP
Negeri 7
Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu ditas, dari penelitian yang dilakukan


oleh Sariyatul Ilyana (2016), menunjukkan pengembangan komik edukasi “Impian
Noni” sebagai media pembelajaran literasi keuangan kompetensi anggaran pribadi
untuk siswa sekolah dasar, penelitian ini menggunakan konsep perkembangan
kognitf dan media pembelajara, perbedaan dengan penelitian yang sedang
dilakukan oleh penliti adalah, penelitian ini menggunakan konsep komunikasi
persuasif dan elemen-elemen komik edukasi yang bertujuan untuk melihat bentuk-
bentuk pesan persuasif komik edukasi covid-19 pada Instagram kemenkes RI.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas dari penelitian yang dilakukan
oleh Andi Nawi (2017), tujuan penelitiannya yaitu pengembangan yang akan
dicapai yaitu mengembangkan komik edukasi sebagai media pembelajaran mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan untuk sekolah menengah kejuruan (SMK)
kompetensi keahlian adminitrasi perkantoran. Perbedaan dengan penelitian yang
sedang dilakukan oleh peneliti adalah, tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
bentuk-bentuk pesan persuasif komik edukasi covid-19 pada Instagram Kemenkes
RI yang bertema protokol kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas, dari penelitian yang dilakukan
oleh Yulita Handayaningrum (2010), menunjukkan Penerapan media cerita
bergambar (cergam) dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi yaitu pada
materi bahan kimia pada makanan, kerja kelompok, dan ketuntasan belajar belajar
biologi, pada penelitian terdahulu ini juga menggunakan metode kuantitatif.
Perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penliti adalah, penelitian
ini menggunakan metode analisis isi kualitatif, lalu fokus pada penelitian ini ingin
melihat pengemasan pesan edukasi Covid-19 pada konten cerita bergambar bertema
protokol kesehatan melalui Instagram Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia.
Penelitian ini juga menggunakan konsep teknik pengelolaan pesan, untuk
mengkategorikan pendekatan pesan yang dilakukan oleh Kemenkes.

13
2.2 Komunikasi Kesehatan

2.2.1 Pengertian Komunikasi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo dalam Harahap & Putra (2019, hal. 109), Komunikasi
kesehatan yaitu usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku
kesehatan masyarakat, dengan menggunakan beberapa prinsip dan metode
komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi
massa. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang
kesehatan, yang dapat mengubah dan membarui kualitas individu dalam suatu
komunikasi atau masyarakat dengan mempertibangkan aspek ilmu pengetahuan dan
etika. (Health Communication partship’s MIMC Health Communication Materiels
Database, 2004). Selain itu, Definisi komunikasi kesehatan juga dijelaskan oleh
Rogers dalam Nomalia (2018) Dengan mengatakan bahwa komunikasi kesehatan
dapat didefinisikan secara umum sebagai Komunikasi antar manusia yang berkaitan
dengan kesehatan. Komunikasi kesehatan secara khusus dapat didefinisikan sebagai
segala jenis komunikasi manusia yang isinya pesan berkaitan dengan kesehatan.
Berdasarkan definisi komunikasi kesehatan diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi yang dapat mempengaruhi perilaku positif kesehatan masyarakat
dengan menggunakan beberapa prinsip dan metode. Selain itu, komunikasi
kesehatan dalam proses komunikasi untuk memberikan informasi komunikasi
kesehatan baik kepada individu maupun kepada kelompok masyarakat luas. Komik
edukasi covid 19 merupakan bentuk pesan komunikasi kesehatan dalam bentuk
visualisasi kisah yang diangkat dari pengalaman masyarakat sehari-hari selama
pandemi. Sebagai media edukasi kesehatan penyusunan pesan edukasi dalam
komik pun menggunakan prinsip dan metode tertentu agar tujuan edukasi tercapai
seperti edukasi kesehatan pada umumnya.

2.2.2 Komponen Komunikasi Kesehatan

Menurut Fradinasari (2017, hal. 8-11) Komponen komunikasi kesehatan


tidak jauh berbeda dengan komponen komunikasi yang lainya. Komunikasi tidak

14
hanya tentang pesan yang disampaikan, namun komunikasi juga berkaitan dengan
adanya umpan balik (feedback) atau respon dari penerima pesan. Pesan juga dapat
menandakan bahwa komunikasi bisa terjadi ketika semua komponen-komponen
tertentu sudah terpenuhi. Komunikasi juga tidak bisa berjalan dengan baik ketika
tidak memenuhi komponen-komponen tersebut.
Menurut Lasswel, Komponen komunikasi ialah:
1. Komunikator
Didalam komunikasi kesehatan, komunikator adalah orang atau lembaga
kesehatan yang menyampaikan pesan. Misalkan himbauan pemerintah
tentang protokol kesehatan Covid-19.
2. Komunikan
Istilah komunikan dalam komunikasi kesehatan ialah sebagai audiens yang
menerima pesan. Komunikan yang dimaksud yaitu masyarakat yang
diberikan informasi terkait kesehatan dari lembaga kesehatan.
3. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam komunikasi kesehatan adalah pernyataan yang
disampaikan oleh lembaga kesehatan. Contohnya yaitu himbauan pemerintah
tentang protokol kesehatan Covid-19.
4. Media
Dalam komunikasi kesehatan media sebagai salura untuk mendukung dalam
proses penyampaian pesan. Media dalam komunikasi kesehatan dibagi
menjadi dua yaitu media interpersonal dan kelompok. Media bisa berupa
cetak maupun elektronik yang biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.
5. Efek
Efek dalam komunikasi kesehatan yaitu dampak yang ditumbulkan pesan.
Efek dan dampak adalah pencapaian dalam penyampaian pesan.
Berdasarkan komponen komunikasi kesehatan diatas dapat dijelaskan bahwa
komunikasi Kesehatan pun memiliki komponen – komponen seperti komunikator,
komunikan, pesan, media, dan efek. Dalam ppenelitian ini komik edukasi
merupakan komponen pesan dalam upaya Kemenkes RI sebagai komunikator
mengedukasi warga masyarakat mengenai covid 19.

15
2.3 Komunikasi Persuasif

Menurut Carl I.Hovlan dalam Wahyuni (2017) komunikasi adalah transmisi


informasi, gagaasan, emosi, keterampilan dengan menggunakan simbol-simbol
(kata-kata, gambar figure, dan sebagainya). Sedangkan menurut Miller komunikasi
adalah situasi-situasi memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan
kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima (Wahyuni, 2017).
Komunikasi persusi menurut Larson yaitu adanya kesempatan yang sama
untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan
mempertimbangkan kehadiran audiens. Istilah lain persuasi bersumber dari bahasa
latin yaitu persuasion yang artinya membujuk, mengajak, atau merayu. Persuasi
bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional, biasanya menyentuh aspek
afeksi yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional. Biasanya menyentuh
aspek afeksi yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang.
Melalui cara emosional aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah
(Wahyuni, 2017).
Komunikasi persuasif yang bertujuan memengaruhi, membujuk dengan cara
rasional maupun emosional pun tampak dalam pesan edukasi Covid 19 pada komik
instagram Kemenkes RI. Selain mengedukasi warga dengan memberikan wawasan
mengenai covid 19 namun juga ada upaya mengajak target sasaran untuk mengubah
cara berpikir maupun sikap selama pandemi berlangsung.

2.3.1 Prinsip Dalam Komunikasi Persuasif

Prinsip-prinsip dalam komunikasi persuasif dapat digunakan oleh persuader


sebagai landasan untuk mengubah sikap, kepercayaan dan mengajak sasaran
persuasi untuk melakukan sesuatu. Ada empat prinsip utama dalam komunikasi
persuasif menurut De Vito dalam Afiati (2015) adalah sebagai berikut:
1. Prinsip pemaparan selektif
Prinsip ini mengatakan bahwa : (1) pendengar akan mencari informasi secara
aktif yang mendukung opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi mereka

16
(2) pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan
dengan opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi mereka. Ketika proses
meyakinkan sasaran persuasi akan dilangsungkan, maka pemaparan selektif
akan terjadi.
2. Prinsip Partisipasi Khalayak
Khalayak merupakan sasaran persuasi. Kegiatan kounikasi persuasif ini akan
lebih efektif apabila khalayak turut berpatisipasi dalam proses komunikasi.
Persuasi bersifat transasksional, dimana pembicara dan pendengar saling
terlibat. Suatu proses persuasi dapat dikatakan ketika berhasil apabila
khalayak berpartisipasi secara aktif di dalamnya.
3. Prinsip Inokulasi
Prinsip ini menjelaskan tentang menghadapi sasaran persuasi yang
terinokulasi, atau sasaran yang telah mengetahui posisi persuader dan telah
menyiaplan berupan argument untuk menentangnya. Sehingga pada posisi
ini, seorang persuader perlu melakukan persiapan seperti mempersiapkan
argument dan lain-lain dalam proses komunikasi yang akan di lakukan.
4. Prinsip Besaran Perubahan
Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar dan semakin penting perubahan
yang diinginkan oleh persuader, maka semakin besar tantangan dan tugas
untuk mencapai tujuan persuasi. Semakin besar perubahan yang diinginkan,
semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk perubahan tersebut.
sehingga, persuasi diarahkan untuk melakukan perubahan kecil atau sedikit
demi sedikit terlebih dahulu dan diperlukan untuk periode yang cukup lama.
Berdasarkan prinsip komunikasi persuasif diatas dapat dijelaskan bahwa ada.
Empat prinsip utama dalam komunikasi persuasif yaitu pertama prinsip pemaparan
selektif, kedua partisipasi khalayak, prinisp inokulasi, prinsip besaran perubahan.
Dalam penelitian yang berfokus pada pesan komik edukasi di media instagram,
prinsip-prinsip komunikasi persuasif pun mungkin didapati. Khalayak yang dapat
secara aktif mencari pesan yang sesuai atau menolak pesan yang tidak sesuai
dengan kebutuhannya. Komunikasi yang bersifat transaksional dengan
menggunakan instagram yang interaktif memungkinkan feedback pada komik yang
diunggah. Kemungkinan target sasaran berbeda pendapat dengan persuader yakni

17
Kemenkes RI yang dapat dilihat melalui reaksi netizen di Instagram. Serta
perubahan pola pikir dan sikap target sasaran yang memerlukan waktu berdasarkan
tantangan yang dihadapi.

2.4 Teknik Pengelolaan Pesan

Di dalam teknik pengelolaan pesan ada dua model penyusunan pesan , yaitu
pesan yang bersifat informatif dan penyusunan pesan yang bersifat persuasif
(Cangara, 2014, hal. 111)
A. Penyusunan pesan yang bersifat informatif bertujuan untuk perluasan
wawasan dan kesadaran masyarakat. Proses pesan informative bersifat difusi
atau penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak menggunakan istilah kata – kata
yang tidak diketahui oleh masyarakat. Ada empat macam penysunan pesan
yang bersifat informatif:
1) Space Order, yaitu proses penyusunan pesan yang melihat kondisi, tempat
atau ruang, seperti contoh internasional, nasional, dan daerah.
2) Time Order, yaitu proses proses penyusunan pesan berdasarkan waktu dan
periode dan disusun secara berurutan.
3) Deductive Order, yaitu proses penyusunan pesan yang bermulai dari hal – hal
yang bersifat umum ke hal – hal yang khusus.
4) Inducive Order, proses penyusunan pesan yang dimulai dari hal – hal yang
bersifat khusus ke hal – hal yang bersifat umum.
B. Penyusunan yang bersifat persuasif bertujuan untuk bertujuan untuk
mengubah persepsi, sikap dan pendapat masyarakat. Karena proses
penyusunan pesan persuasif memiliki proposisi. Proposisi ini adalah apa yang
dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang sudah
disampaikan, yang dapat diartikan pesan yang sudah dibuat diinginkan
adanya perubahan sikap atau perilaku masyarakat. Ada beberapa cara yang
digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi,
diantarnya adalah sebagai berikut:

18
1) Fear Appeal merupakan metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan
cara menimbulkan rasa takut kepada masyarakat. Witte dan Mongeau (2013)
ini secara jelas membedakan antara ancaman (threat) dan ketaukan (fear).
a. Ancaman (threat) adalah kondisi eksternal yang berada di luar diri
individu.
b. Ketakutan (fear) adalah kondisi emosi yang ada pada diri internal individu.
2) Emotional Appeal, yaitu cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan
memberikan pesan emosional ke masyarakat, contohnya memberikan
informasi terkait bahayanya virus Corona. Daya tarok emosional
memanfaatkan emosi positif dan emosi negative.
a. Emosi Positif, seperti humor, cinta, rasa bangga, rasa senang, dan
sejenisnya.
b. Emosi Negative, seperti rasa takut, rasa bersalah, malu, tegang, sedih,
waswas, dan seterusnya).
Daya Tarik emosional mendorong khalayak untuk menggunakan emosinya
(Kertamukti, 2015)
3) Reward Appeal, yaitu cara penyusunan pesan atau penyampaian pesan
dengan menawarkan janji – janji kepada masyarakat. Metode ini sudah
banyak dilakukan di Indonesia dan berhasil. Reward dibagi menjadi dua yaitu
reward finansial dan reward non-finansial (Farida, 2019).
a. Reward Finansial, reward yang diberikan kepada karyawannya secara
langsung ataupun ada yang tidak langsung. Dan ada beberapa macam
reward yaitu:
i. Gaji merupakan imbalan financial yang diberikan kepada karyawan
secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, atau mingguan.
ii. Upah merupakan imbalan financial langsung yang dibayarkan kepada
para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyak pelayanan relative tetap, besar upah dapat diubah.
iii. Intensif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerja melebihi standar yang ditentukan.
iv. Kompensasi tidak langsung (benefits) merupakan kompensasi
tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan tambahan yang

19
diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua
karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Contohnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan bantuan perumahan.
b. Reward Non Finansial
i. Pemberian penghargaan dalam bentuk ucapan terima kasih, pujian,
pimpinan menerima masukan dari bawahan dan lain sebagainya.
Sebuah ucapan terima kasih ini mem berikan arti dan manfaat yang
sangat lar biasa. Pekerjaan yang dimotivasi dengan ucapan terima kasih
oleh seseorang atasan kepala bawahan, dapat menjadi sumber insprirasi
kedisiplinan waktu dan semangat dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut. perusahaan mengharapakan agar reward yang diberikan
memperoleh imbalan kerja lebih besar dari karyawan.
4) Motivasi Appeal, teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji –
janji, namun pesan ini disusun untuk menciptakan internal psikologis
masyarakat sehingga mereka dapat mengikuti pesan – pesan yang sudah
disampaikan. Jenis-jenis motivasi menurut Suhardi (2013) motivasi terbagi
menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri
seseorang. Motivasi ini terkadang muncul tanpa pengaruh apa pun dari
luar. Biasanya orang yang termotivasi secara intrinsik lebih mudah
terdorong untuk mengambil tindakan. Bahkan, mereka bisa memotivasi
dirinya sendiri tanpa perlu dimotivasi orang lain. Hal ini terjadi karena ada
prinsip tertentu yang mempengaruhi mereka. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:
i. Kebutuhan (need) seseorang melakukan kegiatan karena adanya faktor-
faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
ii. Harapan (expectancy) seseorang termotivasi oleh karena keberhasilan
dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang,
keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke
arah pencapaian tujuan.
iii. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal
tanpa ada yang menyuruh.

20
b. Motivasi Ektrinsik adalah kebalikannya dari motivasi intrinsic, yaitu
motivasi yang muncul karena pengaruh lingkungan luar. Motivasi ini
menggunakan pemicu untuk membuat seseorang termotivasi. Pemicu ini
bisa berupa uang, bonus, insentif, penghargaan, hadiah, gaji besar, jabatan,
pujian dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik memiliki kekuatan untuk
mengubah kemauan seseorang. Seseorang bisa berubah pikiran dari yang
tidak mau menjadi mau berbuat sesuatu karena motivasi ini (Suhardi,
2013). Menurut Taufik ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi ekstrinsik adalah:
i. Dorongan keluarga khususnya suami merupakan salah satu faktor
pendorong (reinforcing factorsi) yang dapat mempengaruhi perilaku
istri dalam berperilaku. Dukungan suami dalam upaya pencegahan
kanker serviks, merupakan bentuk dukungan nyata dari kepedulian dan
tanggung jawab para anggota keluarganya.
ii. Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan
dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk
melakukan sesuatu. Selain keluarga lingkungan juga mempunyai pesan
yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah sikap. Dalam
sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa
kesetiakawanan yang tinggi.
iii. Imbalan seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan
sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.
5) Humorious Appeal, teknik penyusunan pesan yang disertai dengan sesuatu
yang lucu sehingga dalam proses penerimaan pesan oleh masyarakat tidak
merasa bosan. Asyura dalam Qura (2017) membagi fungsi humor menjadi
tiga yaitu:
a. Fungsi Memahami, humor mampu membuka pemikiran seseorang untuk
memahami dan mendalami masalah yang pelik. Masalah yang terjadi
disampaikan dalam bentuk humor, sehingga dapat diterima disampaikan
dalam bentuk humor, sehingga dapat diterima oleh berbagai masyarakat.
Fungsi memahami menjadikan humor sebagai media kritik sosial dan
komunikasi sosail antar manusia.

21
b. Fungsi mempengaruhi, humor berfungsi untuk menyampaikan pendapat
atau gagasan dalam upaya memberikan pengaruh agar berpikir dan
bertindak secara bijaksana. Gagasan yang membawa pengaruh ini
memiliki alasan yang logis agar dapat dilakukan oleh pembaca atau
pendengarnya.
c. Fungsi menghibur, humor dapat menghilangkan kejenuhan yang dialami
siapa saja. Dengan membaca atau mendengarkan humor akan sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan teknik pengelolaan pesan diatas dapat dijelaskan bahwa ada dua
model penyusunan pesan yaitu bersifat informative dan persuasif. Dalam pesan
edukasi covid-19 mungkin jadi ditemukan beberapa bentuk pendekatan pesan
bersifat persuasif.

2.5 Komik Edukasi

2.5.1 Pengertian Komik Edukasi

Komik adalah media visual berbentuk dua dimensi. Menurut Scott McClound
dalam Ilyana (2016) komik adalah wadah yang dapat menampung berbagai macam
gagasan dan gambar. Komik dapat memilik arti gambar-gambar serta lambang lain
yang berdekatan atau bersebelahan dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan
informasi dan mecapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sebenarnya lebih
dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Nana Subjana (2013)
mendefinisikan komik sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar
dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik saat ini
banyak digunakan sebagai media pengajaran. Kartun merupakan penggambaran
dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang di
desain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
Berdasarkan pengertian komik edukasi diatas dapat dijelaskan bahwa komik
adalah wadah yang dapat menampung berbagai macam gagasan dan gambar.
Komik dapat memilik arti gambar-gambar serta lambang lain yang berdekatan atau

22
bersebelahan dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan mencapai
tanggapan estetis dari pembacanya.

2.5.2 Elemen – Elemen Desain Dalam Komik

Komik memiliki beberapa elemen-elemen desain yang membangun dan


saling terkait. Maharsi Indiria (2010, pp. 75-105), ada sebelas elemen yang
dikemukakannya yaitu:
1. Panel, panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya
membentuk sebuah alur cerita
2. Sudut pandang dan ukuran gambar, aspek kekayaan bahasa penuturan secara
dramatis mampu dihasilkan jika pemilihan sudut pandang sesuai dengan
adegan yang muncul dalam panel komik.
3. Parit, adalah ruang sela yang menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar
yang terpisah dalam panel diubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan
yang sesuai dengan interpretasi pembaca itu sendiri.
4. Balon kata, adalah fungsi bahasa dari komik, fungsi bahasa dalam dialog yang
replikasinya ditempatkan dalam balon merupakan ungkapan sekaligus
monolog batin dari adegan atau ilustrasi yang terdapat dalam panel. Secara
garis besar balon kata dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu balon ucapan, balon
pikiran, dan captions.
5. Bunyi huruf, disebut sebagai onomatope. Onomatope dalam hal ini adalah
perwujudan kata yang berasal dari bunyi-bunyi misalnya, bunyi hewan dan
bunyi manusia yang bukan merupakan dialog.
6. Ilustrasi, adalah gambaran pesan yang terbaca, namun bisa mengurai cerita.
Dengan ilustrasi ini, pesan yang disampaikan akan lebih berkesan karena
pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.
7. Cerita, tema merupakan unsur dasar dalam sebuah cerita. Tema dikatakan
sebagai roh dari sebuah cerita, namun harus didukung oleh penguasaan
bahasa yang baik dan penuturan yang logis.
8. Splash, adalah panel dalam halaman pertama buku komik yang memiliki
ukuran paling besar di antara panel yang lain. Splash panel adalah splash yang

23
ukurannya melebihi panel-panel yang lain dalam halaman yang sama.
Sementara splash ganda adalah panel komik yang menyambung dari halaman
satu ke halaman yang lain
9. Gerak-gerik, merupakan efek gerakan yang ditimbulkan oleh gestur atau
pergerakan karakter yang muncul dalam ilustrasi komik.
10. Simbolia, representasi ikon yang digunakan dalam komik dan kartu. Simbolia
tervisual dalam benda-benda ataupun huruf.
11. Kop Komik, bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama
pengarang.
Berdasarkan elemen-elemen desain dalam komik dapat dijelaskan bahwa
beberapa elemen-elemen desain yang membangun dan saling terkait yaitu, panel,
sudut, parit, balon kata, bunyi huruf, ilustrasi, cerita, splash, gerak-gerik, simbolis,
dan kop komik. Dalam penelitian ini komik edukasi yang menjadi unit analisis pun
memiliki beberapa elemen komik yang pada umumnya serupa dalam setiap tema
yang diunggah.

2.6 Media Sosial

Media sosial merupakan perkembangan dari teknologi baru berbasis internet,


yang dapat memudahkan orang dalam berkomunikasi dan berkontribusi dan saling
berbagi dan dapat membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat
menyebar luaskan konten mereka sendiri (Zarella, 2010, hal. 51). Kemunculan
media sosial dengan kelebihannya jadi bagian hidup manusia. Media sosial
merupakan media di internet yang dapat memungkinkan pengguna untuk
mewakilkan dirinya dalam berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi
dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial
merupakan media digital tempat realitas sosial terjadi dan ruang waktu para
penggunanya berinteraksi. Memungkinkan nilai –nilai yang ada di dalam
masyarakat dan komunitas muncul dalam bentuk yang sama atau berbeda di
internet. Beberapa ahli yang meneliti tentang internet melihat bahwa media sosial
di internet adalah gambaran apa yang terjadi di dunia nyata, seperti plagiarisme
(Nasrullah, 2016, hal. 45).

24
Berdasarkan penjelasan media sosial diatas bahwa perkembangan aplikasi
berbasis internet yang dapat memudahkan orang dalam berkomunikasi dan
berkontribusi secara online sehingga dapat menyebar luaskan konten ke khalayak
luas. Kemenkes memilih media sosial karena jangkauan serta penyebaran pesan
jauh lebih cepat serta menyasar langsung secara personal melalui akun media sosial.

2.7 Instagram

2.7.1 Pengertian Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagikan foto


dan video. Instagram masih merupakan bagian dari facebook yang memungkinkan
teman facebook dapat mem follow akun Instagram pengguna. Makin populernya
Instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat banyak
pengguna yang turun ke bisnis online turut mempromosikan produk – produk lewat
Instagram. Media sosial Instagram suatu alat penyampian pesan (aplikasi) untuk
bisa berkomunikasi dengan khalayak luas dengan saling berbagi foto atau video,
yang terdapat didalamnya fitur – fitur lain seperti DM (direct Messege), comment,
love dll.
Berdasarkan pengertian Instagram diatas dapat dijelaskan bahwa suatu alat
penyampaian pesan untuk berkomunikasi dengan khalayak luas dengan saling
berbagi foto dan video.

2.7.2 Fitur Instagram

Instagram memiliki fitur – fitur yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya,
diantaranya sekian banyak fitur yang ada di Instagram, ada beberapa fitur yang
digunakan oleh Kementerian Kesehatan dalam menjalankan penyampaian pesan
edukasi Covid-19 kepada masyarakat Indonesia, fitur tersebut adalah:
1. Followers (Pengikut)
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengn menjadi pengikut akun
pengguna lainnya, atau miliki pengikut instgram. Dengan demikian

25
komunikasi antara sesame oengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan
memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah
diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur
yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersbut dapat menjadi sebuah foto yang popular
atau tidak.
2. Upload Foto (Mengunggah Foto)
Kegunaan utama dari instgram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan
berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah
dapat diperoleh melalui kamera IDevice ataupun foto-foto yang ada di
IDevice tersebut.
3. Judul Foto
Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa kehalamn selanjutnya,
dimana foto tersebut akan diunggah kedalam Instagram sendiri ataupu
jejaring sosial lainnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada pilihan untuk
mengunggah pada jejaring sosial atau tidak, tetapi juga untuk memasukkan
judul foto, dan menambahkan lokasi tersebut.
4. Tanda Suka (like)
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya memiliki
kesamaan dengan disediakan Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa
pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah. Berdasarkan dengan
durasi waktu. dan jumlah suka pada sebuah foto di dalam Instagram, hal ini
yang menjadi faktor khusus yang mempengaruhi foto tersebut terkenal atau
tidak (Nisrina, 2015, hal. 137).
Berdasarkan fitur instagram diatas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa fitur
yang dimiliki Instagram yaitu followers, upload foto, judul foto, like. Instagram
menjadi media sosial yang menyediakan kemudahan untuk menampilkan konten
visual seperti komik edukasi seperti yang telah dilakukan kemenkes ri dalam
upayanya mengedukasi protokol kesehatan selama pandemi covid 19.

26
2.8 Kerangka Berpikir

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

27

Anda mungkin juga menyukai