Anda di halaman 1dari 32

M

BAHASA INDONESIA
KELAS X
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Guru Mata Pelajaran:


Rastata Apandhi, S.Pd.
MODUL AJAR

Nama : Rastata Apandhi, S.Pd.


Jenjang Kelas :X
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah :
Alokasi Waktu : 12 X 45 Menit (3 Pertemuan)
P5 : berakhlak mulia, bergotong royong, berkebhinekaan global
Fase :E
Moda Pembelajaran : Tatap muka/PJJ Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
Domain Mapel : Menulis

Tujuan Pembelajaran

10.3 Peserta didik terbiasa dan terampil menulis puisi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, pengamatan,
dan gagasan orisinal untuk dipublikasikan di media cetak maupun digital masalah secara bersama-sama.

Deskripsi Umum Kegiatan

Fokus pembelajaran adalah berlatih menulis puisi dalam berbagai konteks dan memublikasikan di media cetak
maupun digital.

Materi ajar
Menulis puisi dan memublikasikan di media cetak maupun digital.

Alat dan Bahan


1. Kliping puisi di koran sebagai contoh/model
2. Kliping gambar berbagai peristiwa sosial budaya
3. Permainan “kata bersajak”
4. Permainan “bola salju”
5. Aplikasi powerpoint versi 2013
6. Videopembacaan puisi: misalnya pembacaan puisi WS Rendra di: https://www.youtube.com/watch?
v=TObTybYkA6A
PUISI DAN MEMUBLIKASIKAN DI MEDIA CETAK MAUPUN DIGITAL

PERKIRAAN
FASE JENJANG KELAS JUMLAH MODEL PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU
SISWA
Tatap muka
12 X 45 Menit
E SMK X 36 PJJ
(3 Pertemuan)
Paduan tatap muka dan PJJ

Ketersediaan Materi:
a. Ada pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi : YA
b. Ada materi khusus untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar : TIDAK
c. Ada materi khusus untuk siswa yang berkebutuhan khusus : TIDAK
d. Ada materi pengayaan alternatif menggunakan teknologi : YA

TUJUAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INDIKATOR
PROFIL
TUJUAN YANG PENCAPAIAN
ELEMEN PELAJAR
PEMBELAJARAN MENJADI TUJUAN
PANCASILA
FOKUS PEMBELAJARAN

Menulis 10.3 Peserta didik 1. menulis Siswa mampu : Kreatif


terbiasa dan puisi dalam
Peserta didik mampu 1. Menghayati
terampil menulis berbagai
menulis gagasan,pikiran, berbagai
puisi berdasarkan konteks.
pandangan, arahan atau problematika di
pengetahuan, 2. memublikas
pesan tertulis untuk berbagai masyarakat
pengalaman, ikan puisi di
tujuan secara logis, kritis, dalam rangka
pengamatan, dan media cetak
dan kreatif dalam bentuk mendapatkan
gagasan orisinal maupun
teks informasional dan/atau inspirasi menulis
untuk digital.
fiksi. Peserta didik mampu puisi.
dipublikasikan di
menulis teks eksposisi hasil 2. Menggunakan
media cetak maupun
penelitian dan teks pilihan kata
digital.
fungsional dunia kerja. (diksi) yang
Peserta didik mampu sesuai untuk
mengalihwahanakan satu mengungkapkan
teks ke teks lainnya untuk pengetahuan,
tujuan ekonomi kreatif. pengalaman,
Peserta didik mampu pengamatan, dan
menerbitkan hasil tulisan di gagasan sesai
media cetak maupun digital. dengan konteks
sosial budaya.
3. Menyunting
diksi, koherensi,
dan harmoni
dalam puisi;
serta
memublikasikan
puisi di media
cetak maupun
digital.

Tujuan Pembelajaran yang menjadi prasyarat bagi kegiatan dalam modul ini.
10.1 Peserta didik menganalisis dan menginterpretasikan isi puisi (visual/audiovisual) dalam konteks
personal, sosial budaya, dan saintifik
10.2 Peserta didik menilai penggunaan diksi dan majas (metafora, analogi, personifikasi) dalam puisi

Jenis Teks : Puisi

Pertanyaan Inti:
1. Mengapa sejak zaman dahulu banyak orang menulis puisi, bahkan ada yang seumur hidup membaktikan diri
untuk menjadi penyair?
2. Bagaimana manfaat menulis puisi dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana cara menulis puisi yang bermakna?
4. Mengapa dalam menulis puisi perlu memerhatikan etika dan estetika?
5. Diksi seperti apakah yang tepat digunakan dalam menulis puisi agar puisi lebih estetis?

Apakah pengetahuan latar yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik ini?
Konsep struktur fisik dan batin puisi, cara mengapresiasi dan menafsirkan puisi, dan menggunakan diksi yang tepat.
Kegiatan Pembelajaran Utama
Kegiatan, Durasi Metode Pengaturan Siswa
1. Guru menampilkan contoh puisi yang dimuat di media 1. Project Based 1. Individu
massa (kliping) dan/atau puisi yang dibacakan di media Learning 2. Berkelompok
digital. (25 menit)
2. Guru menampilkan contoh proses kreatif penyair
menghasilkan puisi. (25 menit)
3. Guru menjelaskan tahap pertama menulis puisi yakni
mencari inspirasi yang bisa diambil dari pengalaman
maupun pengamatan atas peristiwa sosial budaya (misalnya
kliping gambar/foto di media massa). (30 menit)
4. Siswa mendata pengalaman berkesan, pengetahuan,
pengamatan, dan gagasan orisinal yang menjadi dasar
inspirasi puisi. (30 menit)
5. Siswa menulis draf puisi: menentukan topik puisi, memilih
jenis puisi, mendeskripsikan informasi, brainstorming
menulis bebas. Pada kegiatan ini, siswa dapat
memanfaatkan mind mapping untuk memudahkan tugas.
(45 menit)
6. Guru mengajak siswa melakukan permainan “kata bersajak”
atau “kata berkait” untuk melatih kepiawaian memilih kata.
(30 menit)
7. Guru menyampaikan teori menulis puisi dengan
memanfaatkan diksi, kalimat memikat dan bermajas;
melafalkan puisi untuk menguji rima dan bunyi; analogi;
dan menentukan akhir puisi sesuai intuisi. (45 menit)
8. Siswa praktik menulis puisi:
- Berlatih memanfaatkan diksi dengan mengganti
berbagai kata agar terbentuk rima
- Berlatih menyusun kalimat memikat dengan memilih
kalimat bermajas
- Siswa melafalkan puisi untuk menguji rima dan bunyi.
Apakah puisi yang disusun sudah enak dibaca/didengar.
Pada tahap ini siswa bisa bergantian membacakan
puisinya kepada teman satu meja untuk mendapatkan
tanggapan. (75 menit)
9. Guru menyampaikan materi secara singkat tentang cara
menyunting puisi: diksi, koherensi, dan harmoni. (45menit)
10. Siswa praktik menyunting puisi
- Memilah dan memilih diksi
- Mencermati apakah puisi sudah padu (koherensi)
- Mengecek kembali apakah puisi sudah bisa dinikmati,
enak dibaca. (45menit)
11. Siswa menyampaikan hasil menyunting disertai alasan
mengganti, menambah, atau menghapus sebuah
kata/frasa/kalimat. (25 menit)
12. Siswa memublikasikan puisi: (30 menit)
- Menampilkan di majalah dinding
- Mengunggah pada media social
- Mengirimkan ke media massa
Jumlah Jam kegiatan pembelajaran utama: 540 menit,
sedangkan siswa waktu 90 menit digunakan sebagai pembuka
dan penutup selama 3 X pertemuan.
Sarana Prasarana Perkiraan Biaya
Komputer/laptop/tablet, jaringan internet, mading. Foto kopi Kliping gambar dan puisi :
2 lb X 36 siswa X Rp. 500,00
= RP 36.000,00

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

1. Guru mempersiapkan kliping puisi di media massa, rekaman pembacaan puisi oleh penyair terkenal, kliping
gambar peristiwa sosial budaya di koran
2. Guru menyiapkan materi teknik menulis puisi
PERTEMUAN 1

MENEMUKAN INSPIRASI MENULIS PUISI DARI PENGALAMAN PRIBADI MAUPUN


PENGAMATAN ATAS PERISTIWA SOSIAL BUDAYA DAN MENULISKAN DRAF PUISI

Kreatif sampai Mati

Jika kita disuruh untuk menggambar pemandangan, apa yang akan kita
gambar? Kebanyakan kita akan menggambar dua gunung yang di tengah-
tengahnya ada matahari. Dari Sabang sampai Merauke rata-rata seperti itu. Telah
terjadi penyeragaman yang berpotensi mengekang kreativitas.
Apakah hal serupa juga akan kita lakukan jika kita diminta menulis puisi?
Jika kita disuruh menulis puisi tentang Ibu, rata-rata kita akan menulis ibu, kau
yang melahirkanku/ berkorban siang malam menjagaku/ kasihmu tak terbatas/
jasamu tak terbalas//
Jika kita renungkan, apakah penggambaran ibu hanya sebatas itu? Bukankah
ibu kita memiliki perbedaan warna kesukaan, makanan kesukaan, maupun
perbedaan lainnya? Nah, mulai sekarang mari kita biasakan berpikir di luar kebiasaan (out of the box), berpikir
kreatif sampai mati! Sekarang mari kita mencari inspirasi penulisan puisi secara kreatif.

Sumber gambar: https://www.beautynesia.id/berita-others/rekomendasi-buku-ini-bisa-bikin-kamu-makin-


kreatif-apa-saja/b-173812

PEMBUKA (15 MENIT) TIPS

1. Siswa dan guru berdoa bersama untuk memulai Pengondisian (bina suasana) dapat dilakukan dengan
pembelajaran. permainan “kata bersajak” untuk melatih kepiawaian
2. Guru melakukan pengondisian untuk mendoroang memilih kata.
siswa siap belajar. Teknis permainan ini adalah sebagai berikut:
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yakni 1. Guru menyebutkan satu kata, misalnya “pasir”.
menulis puisi dan menyampaikan manfaat 2. Siswa diminta menyebutkan satu kata yang bersajak
mempelajari materi tersebut. Penyampaian manfaat sama, misalnya “desir”. Begitu seterusnya.
ini penting agar siswa lebih termotivasi mengikuti 3. Jika ada yang tidak bisa menyebutkan kata untuk
pembelajaran. melanjutkan, permainan berakhir. Permainan dapat
dimulai lagi dari siswa yang tadi tidak bisa
melanjutkan.
INTI (150 MENIT)

KEGIATAN GURU SISWA


Pertanyaan Guru dapat mengecek kesiapan belajar dengan Siswa menyampaikan pengalaman
menantang melakukan tanya jawab seputar pengalaman siswa menulis puisi dan menjawab pertanyaan
dalam menulis puisi. Selain itu, bisa juga dengan dari guru.
melakukan tes diagnostik untuk mengetahui aspek
apa saja yang akan ditingkatkan pada pembelajaran
saat ini. Diagnostik bisa dilakukan dengan
pertanyaan berikut:
1. Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar
kata “puisi”?
2. Siapa penyair yang kamu kenal dan idolakan?
Mengapa mengapa mengidolakannya?
3. Tuliskan penggalan puisi yang menurutmu
paling berkesan!

Penjelasan Guru Guru menampilkan contoh puisi yang dimuat di Siswa memperhatikan penjelasan guru
media massa (kliping) dan/atau puisi yang dan mencatat hal-hal penting mengenai
dibacakan di media digital. Guru menampilkan proses kreatif penyair.
contoh proses kreatif penyair menghasilkan puisi.
Mencari inspirasi Guru menjelaskan tahap pertama menulis puisi Siswa mendata pengalaman berkesan,
yakni mencari inspirasi yang bisa diambil dari pengetahuan, pengamatan, dan gagasan
pengalaman maupun pengamatan atas peristiwa orisinal yang menjadi dasar inspirasi
sosial budaya. Guru membagikan kliping puisi
gambar/foto berbagai peristiwa sosial budaya yang
dimuat di media massa.
Menulis draf Guru meminta siswa menulis draf puisi dan Siswa menulis draf puisi: menentukan
puisi memantau sekaligus memberi masukan dan saran. topik puisi, memilih jenis puisi,
Guru perlu menyampaikan pentingnya berani mendeskripsikan informasi,
mengekspresikan gagasan dan pikiran secara brainstorming menulis bebas. Pada
kreatif, perlu mencoba cara yang berbeda. Guru kegiatan ini, siswa dapat memanfaatkan
juga mereview mind mapping untuk memudahkan
tugas.
PENUTUP (15 MENIT)
Refleksi Guru Refleksi Siswa Catatan
1. Apakah pembelajaran 1. Bagaimana perasaan kamu saat Guru dan siswa komitmen dalam
yang saya lakukan belajar materi teks puisi? melaksanakan pembelajaran.
membuat siswa senang 2. Manfaat apa yang kamu Guru memaksimalkan pengamatan pada
dan antusias? dapatkan dari belajar teks puisi? praktik menulis puisi yang dilakukan
2. Apakah pembelajaran 3. Materi apa yang sulit dipahami siswa. Guru hendaknya sering
yang sudah saya selama pembelajaran memberikan apresiasi dalam bentuk
lakukan sudah sesuai berlangsung? pujian untuk memotivasi. Puisi sangat
dengan rencana yang 4. Materi apa yang mudah untuk subjektis sehingga tidak ada kata salah
saya buat? dipahami selama pembelajaran dalam puisi. Guru hanya boleh
3. Rencana pembelajaran berlangsung? mengarahkan, bukan menyalahkan.
mana yang tidak bisa 5. Solusi apa yang Anda harapkan Menyalahkan akan mematikan
saya lakukan? Apakah dari materi yang sulit agar Anda kreativitas siswa.
kendalanya? dapat memahaminya?
4. Apakah seluruh siswa
mencapai tujuan
pembelajaran? Jika
tidak, apa kendalanya
dan bagaimana cara
memperbaikinya?
MATERI PERTEMUAN 1

MENCARI INSPIRASI DAN MEMBUAT DRAF PUISI

A. MENCARI INSPIRASI

1. Menulis tentang apa yang diketahui. Menulis tentang hal-hal yang kita pernah alami secara pribadi
menjadikan kita seorang penulis yang dapat dipercaya dan hal ini akan membuat pembaca bisa
terhubung kepada kita dengan lebih efektif melalui puisi yang kita tulis.
2. Menulis dari catatan kecil ataupun buku harian.  Kita perlu membiasakan membawa catatan kecil
untuk menulis inspirasi. Kita fokus pada hal-hal yang indah atau memancing perasaan tertentu dalam
diri. Selain itu, kita pun bisa mendapat inspirasi dari buku harian kita.
Berikut disajikan contoh puisi yang ditulis berdasarkan pengalaman penyair saat mendaki Gunung
Lawu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Salam Bagimu, Lawu


karya : Giyato
salam bagimu, lawu.
detak jantungku, sempurna rindu: pada pijak batu,
retak reranting, rimbun daun, dan gelisah angin
pendakian: menapak jejak di ketinggian,
berkarib pada semak, berkawan dengan rumputan.
dalam gelayut kabut dan ritmis gerimis, ujung kaki
tak henti meniti sunyi, jemari tak lelah menggenggam basah.
tengadah: berharap gelap mengekalkan kisah
angin dan dingin menepis selisih,
bersekutu mengeja tasbih. kabut berdzikir
bersama lumut di bawah kuntum edelweis
yang kuyup dan gugup
lawu, lanskapmu tak menentu. kadang hijau,
kadang kelabu. tapi aku tahu, rahasia semesta
tersimpan di rahimmu.
salamku: tertuju padamu

lereng lawu, 2017


B. MENULIS DRAF PUISI
1. Menentukan topik puisi. Kita bisa membuat puisi dari objek apa pun, termasuk dari hal-hal yang
acak dan tak bermakna seperti pohon, bulan, waktu, atau mata. Umumnya, orang-orang lebih suka
menulis puisi tentang cinta karena topik tersebut terbilang paling universal. Kita bisa mencoba menulis
draf puisi berdasarkan foto persitiwa sosial budaya di media massa.
2. Memilih jenis puisi yang akan ditulis. Ingat, struktur puisi sejatinya sangatlah bergantung pada
keinginan penulis dan pada puisi itu sendiri. Namun, sebagai penulis pemula, mari kita coba
mengawali proses penciptaan dengan menyusun puisi yang berima, terutama karena puisi berima
adalah struktur puisi yang paling mudah untuk Kita pelajari dan kuasai. Setelah mencobanya, kita akan
semakin termotivasi untuk terus menciptakan puisi yang lebih baik dan kompleks seiring berjalannya
waktu. Ingat, sebuah puisi tidak harus tersusun dari tata bahasa yang masuk akal; yang terpenting,
pembaca atau audiens harus mampu memahami pesan yang kita komunikasikan lewat susunan kata-
kata yang dipilih.
3. Sampaikan informasi secara deskriptif. Mendeskripsikan elemen, objek, atau emosi adalah faktor
terpenting untuk memperdalam nuansa sebuah puisi. Untuk memulai prosesnya, ajukan pertanyaan
kepada diri kita sebagai penulis. Misalnya pada topik “laut”, beberapa pertanyaan yang bisa diajukan
adalah:
a. Apa itu laut? Apakah aku ingin membuat puisi tentang laut, bagian tertentu dari laut, atau
samudra?
b. Bagaimana rupa laut? Untuk menjawabnya, cantumkan informasi deskriptif mengenai warna,
pergerakan, kedalaman, suhu, atau fitur standar laut lainnya. Misalnya, laut memiliki permukaan
yang berbuih, memproduksi pusaran air, terlihat mengilap dari kejauhan, atau warnanya mengabu
ketika badai. Deskripsikan informasi apa pun yang muncul di benak kita.
c. Aspek apa saja yang terlihat jelas pada laut yang kita pilih? Beberapa contoh aspek yang bisa kita
deskripsikan adalah ombak yang berbuih, ikan yang berenang di balik permukaan laut, ketinggian
ombak ketika badai, ombak yang tenang ketika cuaca sedang tidak berangin, timbunan sampah
yang berenang-renang di permukaan laut, sekelompok lumba-lumba yang berenang di permukaan
laut, ketinggian level air di sepanjang garis pantai, organisasi konservasi lautan yang sedang
mengejar pemburu hiu, atau tangisan burung camar Pasifik.
4. Brainstorming menulis bebas.  Menulis bebas merupakan cara brainstorming yang digunakan dalam
menulis karena kita mendorong diri untuk terus menulis dalam sebuah kurun waktu. Ini adalah cara
yang tepat untuk mulai menuangkan beberapa ide kita di atas kertas.
a. Saat menulis dengan bebas, jangan pikirkan tata bahasa atau tanda baca. Yang penting Kita harus
terus menulis dan jangan pernah menarik pensil menjauh dari kertas. Kita bisa menulis dengan
bebas selama tiga menit atau bahkan dua puluh menit. Terserah kita. Menulis bebas membantu
kita menuangkan seluruh ide di atas kertas dan menciptakan hubungan antara seluruh ide yang ada
ini yang mungkin sebelumnya terkubur. Pada kegiatan ini, kita dapat memanfaatkan mind
mapping untuk memudahkan tugas.

Sumber gambar: dokumentasi prestasi


LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN Ke - 1

MENCARI INSPIRASI DAN MEMBUAT DRAF PUISI

Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………

Petunjuk:
1. Tuliskan pengalaman berkesan, pengetahuan, pengamatan, dan gagasan orisinal yang bisa menjadi
inspirasi penulisan puisi!
2. Tuliskan draf puisi secara bebas!
3. Tuliskan hasil pada lembar berikut!

No Aspek Isi

1 Inspirasi

2 Draf Puisi
Kritertia Penilaian
NO Kriteria Skor

1 Jika siswa menuliskan inspirasi dan draf puisi 76-100

2 Jika siswa menuliskan inspirasi atau draf puisi 51-75

3 Jika siswa tidak menuliskan inspirasi maupun draf puisi 0


PERTEMUAN 2

PRAKTIK MENULIS PUISI

Apa Manfaat Menulis Puisi?

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan


kreativitas. Jika kita ingin meningkatkan kreativitas, menulis puisi
adalah adalah salah satu cara yang tepat. Dengan menulis puisi, kita
berlatih mengolah diksi dan majas. Saat memilih diksi, secara otomatis
kreativitas akan semakin tumbuh. Kreativitas akan semakin
berkembang saat merangkai kata menjadi baris puisi yang indah.
Menulis puisi juga dapat mendatangkan keuntungan finansial.
Jika kita sudah berhasil menulis puisi, kita dapat mengirimkanya ke
media massa seperti koran, tabloid, majalah, dan lain-lain. Apabila
puisi kita dimuat, kita akan mendapatkan honorarium. Selain itu, kita
akan menjadi terkenal. Ingat pesan Pramoedya Ananta Toer, “Jika ingin mngenal dunia, membacalah! Jika ingin
dikenal dunia, menulislah!”
Sumber gambar: dokumentasi prestasi

Kelanjutan dari pertemuan awal mencari inspirasi dan menulis draf puisi adalah mempraktikan menulis puisi
dengan memanfaatkan diksi, kalimat memikat dan bermajas; melafalkan puisi untuk menguji rima dan bunyi;
analogi; dan menentukan akhir puisi sesuai intuisi.
Ketika ada siswa yang membacakan puisi hasil karyanya, siswa lain memberikan tanggapan sebagai bentuk
apresiasi dan menghargai hasil karya orang lain.

PEMBUKA (15 MENIT) TIPS


1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mengecek kehadiran siswa Praktik menulis puisi akan
2. Guru menyampaikan review hasil menulis draf puisi pada pertemuan lebih menyenangkan apabila
sebelumnya. siswa diajak ke luar kelas: di
3. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia kali ini adalah menulis puisi dengan taman, gazebo, bawah
memanfaatkan diksi, kalimat memikat dan bermajas; melafalkan puisi untuk pohon, dan lain-lain. Dalam
menguji rima dan bunyi; analogi; dan menentukan akhir puisi sesuai intuisi. suasana santai dan sejuk,
4. Guru menjelaskan rencana dan langkah pembelajaran. Kegiatan menulis puisi puisi bisa jadi lebih indah.
adalah kegiatan individual. Namun, pada saat penyampaian atau pembacaan
hasil puisi, siswa lain dapat memberikan tanggapan.
INTI (150 MENIT)
Kegiatan Guru Siswa
Menyimak penjelasan guru. Guru menjelaskan teknik menulis puisi Siswa menyimak penjelasan
dengan memanfaatkan diksi, kalimat memikat guru dengan penuh perhatian
dan bermajas; melafalkan puisi untuk menguji
rima dan bunyi; analogi; dan menentukan
akhir puisi sesuai intuisi

Praktik menulis puisi Guru mendatangi setiap siswa untuk Siswa praktik menulis puisi:
memantau proses menulis, memberikan 1. Berlatih memanfaatkan
masukan dan saran perbaikan. diksi dengan mengganti
berbagai kata agar
terbentuk rima
2. Berlatih menyusun kalimat
memikat dengan memilih
kalimat bermajas.
3. Siswa melafalkan puisi
untuk menguji rima dan
bunyi. Apakah puisi yang
disusun sudah enak
dibaca/didengar. Pada
tahap ini siswa bisa
bergantian membacakan
puisinya kepada teman
satu meja untuk
mendapatkan tanggapan.
Pada pertemuan kedua:
melanjutkan praktik menulis
puisi
PENUTUP (15 MENIT)
Refleksi Guru Refleksi Siswa Catatan
5. Apakah pembelajaran 6. Bagaimana perasaan kamu saat Guru dan siswa komitmen dalam
yang saya lakukan belajar materi teks puisi? melaksanakan pembelajaran.
membuat siswa senang 7. Manfaat apa yang kamu Guru memaksimalkan pengamatan pada
dan antusias? dapatkan dari belajar teks puisi? praktik menulis puisi yang dilakukan
6. Apakah pembelajaran 8. Materi apa yang sulit dipahami siswa. Guru hendaknya sering
yang sudah saya selama pembelajaran memberikan apresiasi dalam bentuk
lakukan sudah sesuai berlangsung? pujian untuk memotivasi. Puisi sangat
dengan rencana yang 9. Materi apa yang mudah untuk subjektis sehingga tidak ada kata salah
saya buat? dipahami selama pembelajaran dalam puisi. Guru hanya boleh
7. Rencana pembelajaran berlangsung? mengarahkan, bukan menyalahkan.
mana yang tidak bisa 10. Solusi apa yang Anda harapkan Menyalahkan akan mematikan
saya lakukan? Apakah dari materi yang sulit agar Anda kreativitas siswa.
kendalanya? dapat memahaminya?
8. Apakah seluruh siswa
mencapai tujuan
pembelajaran? Jika
tidak, apa kendalanya
dan bagaimana cara
memperbaikinya?
MATERI PERTEMUAN 2

MENULIS PUISI DALAM BERAGAM KONTEKS

1. Perhatikan pemilihan kata (diksi). Dibandingkan dengan bentuk tulisan lainnya, diksi dan pemilihan
kata sangatlah penting dalam puisi. Coba gunakan kata yang deskriptif yang bisa melukiskan gambaran
dengan lebih jelas.
Contohnya, kita bisa menulis "bayang membalut malam yang gelap" bukan sekadar "malam yang gelap".
Hal ini lebih deksriptif dan memberikan gambaran yang lebih akurat kepada pembaca.

2. Tuliskan kalimat pertama yang memikat. Ingat, kalimat pertama dalam puisi kita harus mampu
memerangkap ketertarikan pembaca! Selain itu, bagian ini juga berperan sangat penting untuk menentukan
nuansa dan irama keseluruhan puisi. Namun, pastikan kalimat tersebut tidak terlalu rumit sehingga
berpotensi membuat pembaca kebingungan dan enggan melanjutkan membaca puisi.
Mengacu pada topik laut, kalimat pertama yang bisa kita tulis adalah:
Berperisai biru, batasnya tak bersekat
Ciptakan kalimat yang berima. Seperti yang sudah
dijelaskan, sebagai pemula, kita perlu terlebih dahulu
belajar menulis puisi yang berima. Dengan kata lain,
kita perlu mencoba mencari kata yang berima dengan
suku kata terakhir pada kalimat sebelumnya. Mengacu
pada contoh di atas, cari kata yang berima dengan suku
kata “kat” dari kata bersekat: pekat, lekat, rekat, dekat,
singkat, pukat, pikat, dan lain-lain.
Catatan: Untuk mempermudah proses penulisan puisi
bagi pemula, cukup cari kata yang berima dengan suku
kata terakhir pada kalimat sebelumnya.
Sumber gambar: https://ms.wikipedia.org/wiki/Ombak

3. Gunakan Majas. Majas seperti metafora dan simile menambah keragaman dan kedalaman makna pada
puisi. Penggunaan perangkat seperti ini bisa membuat puisi tampak lebih menonjol dan memungkinkan
untuk menawarkan gambaran yang lebih teperinci bagi para pembaca. Kita mencoba menggunakan
perangkat sastra pada puisi dan menggunakan perangkat yang berbeda agar tidak hanya menggunakan
metafora atau simile saja pada proses penulisan puisi. 
a. Metafora merupakan majas perbandingan satu subjek/objek dengan subjek/objek lain dalam cara yang
berbeda atau “mengejutkan”. Contohnya, “Aku adalah burung dalam sangkar emas.”  Metafora
membandingkan dua hal secara langsung berdasarkan kesamaan dengan menjabarkan seolah-olah
mereka sama.
Dalam sandiwara yang ditulisnya berjudul "As You Like It," William Shakespeare berkata, "Dunia
adalah panggung sandiwara/ Selurh pria dan wanita hanyalah pemain:/ Mereka semua naik dan turun
panggung." Shakespeare menggunakan metafora yang membandingkan aksi dalam kehidupan nyata
dengan aksi dalam sandiwara teater. Shakespeare berkata bahwa dunia "adalah" panggung sandiwara
dan seluruh orang "adalah" aktor, tetapi bukan berarti mereka tersebut aktor sungguhan.
b. Simile merupakan majas perbandungan satu subjek/objek dengan subjek/objek lain yang ditandai
dengan kata “seperti” atau “bagaikan”. Contohnya, “Ia seperti pelangi di malam hari” atau “Hati
wanita bagaikan lautan rahasia yang begitu dalam.”
c. Kita juga bisa menggunakan majas lain seperti personifikasi. Dengan majas ini, kita bisa
mendeskripsikan objek atau ide menggunakan sifat atau karakter manusia. Sebagai contoh, “Menari-
nari nyiur di pantai” atau “Angin pun berteriak, memanggil namamu.”
4. Gunakan analogi. Analogi merupakan perbandingan antara dua hal yang dimaksudkan untuk membantu
pembaca memahami sebuah situasi atau peristiwa. Biasanya, para penulis membandingkan sebuah hal
yang dikenal dengan hal yang tidak begitu dikenal untuk membantu pembaca memahami.
a. Contohnya, kalimat "dia pendiam seperti tikus" merupakan analogi yang memperbolehkan pembaca
memahami sang subjek, "dia", dengan menghubungkan fakta tentangnya dengan fakta yang diketahui
semua orang (bahwa tikus itu pendiam).
5. Tuliskan sisa puisi. Pikirkan informasi apa lagi yang relevan dengan subjek puisi. Setelah itu, cobalah
mengombinasikannya dengan diksi yang dipilih pada tahap sebelumnya. Mengacu pada topik “laut”,
cobalah menguraikan keluasannya secara lebih mendetail. Misalnya, kalimat kedua Anda dapat berbunyi:
Keasingan si jagat, tak pelak membuatku terpikat
--yang dilanjutkan dengan:
Kuingin mengembara, meski diadang pekat
Namun tak perlu khawatir, karena kau tahu mata dan telingaku berbakat,
untuk merasai ketidaktahuan bak remaja nekat.
6. Lafalkan kata, frasa, atau kalimat yang sedang ditulis dalam hati atau dengan suara keras. Lakukan
ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan jumlah silabel untuk membuat alur puisi terdengar baik.
7. Tentukan akhir puisi. Sejatinya, tidak ada aturan khusus mengenai panjang sebuah puisi yang benar. Ada
puisi yang terdiri dari satu paragraf panjang, tetapi ada pula yang hanya mengandung satu kalimat singkat.
Kita bisa ikuti intuisi dan kreativitas masing-masing!
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN Ke-2
MENULIS PUISI

Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………

Petunjuk:
1. Tuliskan puisi dengan memperhatikan diksi, kalimat memikat dan bermajas; melafalkan puisi untuk
menguji rima dan bunyi; memanfaatkan analogi; dan menentukan akhir puisi sesuai intuisi!
2. Tuliskan hasil pada lembar berikut!

Jawaban
No Aspek Tuliskan puisi secara utuh!
(ya/tidak)
1 Kalimat yang memikat dan
bermajas

2 Rima dan bunyi

3 Memanfaatkan Analogi

4 Akhir puisi sesuai intuisi

Kritertia Penilaian
NO Kriteria Skor
1 Jika siswa menuliskan 4 aspek 76-100

2 Jika siswa menuliskan 3 aspek 51-75

3 Jika siswa menuliskan 2 aspek 26-50

4 Jika siswa menuliskan 1 aspek 1-25

5 Jika siswa tidak menuliskan apapun 0


PERTEMUAN 3

MENYUNTING DAN MEMUBLIKASIKAN PUISI

Pentingkah Menyunting?

Puisi bukanlah karya yang sekali jadi. Proses kreatif menulis puisi membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Penyair-penyair besar pun masih membutuhkan perbaikan pada isi maupun redaksi melalui kegiatan menyunting.
Mengapa menyunting harus dilakukan? Menyunting akan membuat puisi lebih utuh, bermakna, dan indah. Oleh
karena itu, langkah terakhir pada penulisan puisi adalah menyunting koherensi (keterpaduan), dan harmoni.
Menyunting bisa dilakukan secara peribadi ataupun meminta orang lain.

Kelanjutan dari pertemuan menulis puisi adalah menyunting puisi. Ketika ada siswa yang membacakan puisi hasil
karyanya, siswa lain memberikan masukan untuk perbaikan. Setelah puisi disunting, siswa perlu memublikasikan
puisi tersebut. Puisi tanpa publikasi ibarat pasar tanpa pembeli. Publikasi dapat dilakukan melalui media massa
(alamat redaksi dapat dilihat pada media yang dituju). Jika puisi ditolak redaksi media massa, jangan kecewa dan
berkecil hati. Teruslah berusaha dan yakinlah suatu ketika dapat menembus tembok tebal media massa. Cara lain
untuk publikasi adalah dengan mengunggah puisi pada blog, menempelkan puisi di majalah dinding, atau
merekam pembacaan puisi karya sendiri dan mengunggahnya di youtube atau media sosial.

PEMBUKA (15 MENIT) TIPS

1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mengecek Siswa bisa bermain kata berkait untuk
kehadiran siswa menentukan siapa yang akan
2. Guru menyampaikan review hasil menulis puisi pada pertemuan menampilkan puisi hasil karyanya untuk
sebelumnya. diberi masukan bersama.
3. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia kali ini adalah cara Permainan “kata berkait” mirip dengan
menyunting puisi: diksi, koherensi, dan harmoni. cara “kata bersajak”. Guru memberikan satu
menyunting puisi: diksi, koherensi, dan harmoni. kata untuk dimainkan, misalnya “jalan”,
4. Guru menjelaskan rencana dan langkah pembelajaran. Kegiatan siswa melanjutkan dengan kata “lancar”,
menyunting puisi adalah kegiatan individual. Namun, pada saat siswa lainnya bisa menyebutkan kata
penyampaian atau pembacaan hasil puisi, siswa lain dapat yang diawali “car“ yakni ‘’cari”, dan
memberikan masukan. seterusnya
INTI (150 MENIT)
KEGIATAN GURU SISWA
Menyimak penjelasan guru. Guru menyampaikan materi secara Siswa menyimak penjelasan guru
singkat tentang cara menyunting dengan penuh perhatian
puisi: diksi, koherensi, dan harmoni.
Praktik menyunting puisi Guru mendatangi setiap siswa untuk Siswa praktik menyunting puisi
memantau proses menyunting, 1. Memilah dan memilih diksi
memberikan masukan dan saran 2. Mencermati apakah puisi sudah
perbaikan. padu (koherensi)
3. Mengecek kembali apakah puisi
sudah bisa dinikmati, enak
dibaca (harmoni)
4. Siswa menyampaikan hasil
menyunting disertai alasan
mengganti, menambah, atau
menghapus sebuah
kata/frasa/kalimat
Publikasi Puisi Guru menyampaikan alternative Siswa menyimak penjelasan guru dan
publikasi: media massa, mading, mengirimkan tulisan ke media yang
internet. dituju.

PENUTUP (15 MENIT)


Refleksi Guru Refleksi Siswa Catatan
9. Apakah pembelajaran 11. Bagaimana perasaan kamu saat Guru dan siswa komitmen dalam
yang saya lakukan belajar materi teks puisi? melaksanakan pembelajaran.
membuat siswa senang 12. Manfaat apa yang kamu Guru memaksimalkan pengamatan pada
dan antusias? dapatkan dari belajar teks puisi? praktik menulis puisi yang dilakukan
10. Apakah pembelajaran 13. Materi apa yang sulit dipahami siswa. Guru hendaknya sering
yang sudah saya selama pembelajaran memberikan apresiasi dalam bentuk
lakukan sudah sesuai berlangsung? pujian untuk memotivasi. Puisi sangat
dengan rencana yang 14. Materi apa yang mudah untuk subjektis sehingga tidak ada kata salah
saya buat? dipahami selama pembelajaran dalam puisi. Guru hanya boleh
11. Rencana pembelajaran berlangsung? mengarahkan, bukan menyalahkan.
mana yang tidak bisa 15. Solusi apa yang Anda harapkan Menyalahkan akan mematikan
saya lakukan? Apakah dari materi yang sulit agar Anda kreativitas siswa.
kendalanya? dapat memahaminya?
12. Apakah seluruh siswa
mencapai tujuan
pembelajaran? Jika
tidak, apa kendalanya
dan bagaimana cara
memperbaikinya?
MATERI PERTEMUAN KE-3

MENYUNTING DAN MEMUBLIKASIKAN PUISI

Pensyair Joko Pinurbo (Jokpin) mengakui bahwa menulis puisi dan menyuntingnya adalah dua hal yang sangat
berbeda. Menulis itu gampang. Tapi menyunting? Ia bisa menghabiskan waktu semalaman dan hanya sanggup
menyunting dua baris, misalnya. Menurut Jokpin, ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat menyunting puisi,
yaitu koherensi, diksi, dan harmoni.

1. Koherensi adalah soal kesatuan ide. Apa saja kata yang menjadi inti dari puisi. Kesinambungan antara bait
satu dengan bait selanjutnya termasuk dalam koherensi. Kalau nggak nyambung, terlalu banyak latar di
awal bait, berarti puisinya tidak koheren. Tentukan apa saja kata yang merupakan nyawa dari puisi.
Semakin sederhana dan ringkas, semakin baik pula dan kemungkinan dipahami pembaca akan lebih besar
Hal ini juga yang menjadi persoalan bagi para pesnyair. Kebanyakan pensyair merasa seluruh kalimat
dalam puisinya sakral dan bermakna. Padahal, ketika menyunting, kita bukan lagi melihat puisi dari
kacamata penulis, melainkan pembaca. Rendah hati dan pikiran terbuka jadi kunci saat menyunting puisi.
Kita harus kritis kepada diri sendiri tatkala menyunting puisi buatan kita sendiri. Jokpin pernah mengundur
naik cetak bukunya sampai lima kali di sebuah penerbit “hanya” karena ia masih ingin merevisi puisinya,
meski hanya satu kata. Satu kata. Katanya, sebuah puisi menjadi baik karena detail-detailnya. Maka ketika
dibacanya puisinya sendiri terdengar sumbang, ia akan segera membuka KBBI untuk mencari kata yang
terdengar lebih padu.

2. Diksi. Jangan sampai hanya karena memaksakan bunyi, seorang pensyair lalu memasukkan kata-kata yang
sesungguhnya tidak sesuai. Contoh yang diberikan saat itu adalah:
Guyuran hujan mematuk-matuk tanah

Bagian “hujan mematuk-matuk” diakuinya sangat brilian, sebab belum ada pensyair yang diketahuinya
menggunakan kata ‘mematuk’ setelah ‘hujan’, bahkan Sapardi sekalipun. Namun, karena ada kata
‘guyuran’ di awal, kalimat ini menjadi tidak nyambung. Wagu. Membuat pembaca bertanya-tanya, “jadi
hujannya mengguyur atau mematuk-matuk?” maka kata guyuran dihilangkan dan kalimat berubah
menjadi,

Hujan mematuk-matuk tanah

Masih belum puas, ia lalu mengatakan bahwa semua orang juga tahu kalau hujan mematuk-matuk tanah,
memang apalagi? Memang hujan kan jatuhnya ke tanah. Dengan segera, ia mengganti ‘tanah’ menjadi
‘rindu’. Ini dilakukannya bukan tanpa alasan. Puisi itu berisi tentang kedatangan musim hujan yang
menyelipkan rasa rindu ketika kemarau mulai pudar. Maka, kalimat kembali berubah menjadi,
Hujan mematuk-matuk rindu

Untuk menulis puisi dengan diksi yang beragam, Jokpin menyarankan penyair untuk memasang aplikasi
KBBI di handphone. Jangan bosan mencari kata baru. Indonesia kaya akan kata, tapi sedikit yang benar-
benar memakainya.

3. Harmoni. Terutama untuk puisi lirik yang menekankan keindahan. Jangan sampai puisi terdengar
sumbang ketika dibaca. Meski dikenal sebagai penulis puisi naratif yang lebih bercerita dan cenderung
merupakan kritik terhadap sesuatu, ia ternyata sangat memerhatikan bunyi pada puisinya. Pada suatu larik
yang terdiri dari lima kata dan empat di antaranya terdiri dari dua suku kata lalu ada satu kata yang terdiri
dari tiga suku kata, menurut Jokpin sebaiknya dicari padanannya yang hanya terdiri atas dua suku kata.
“Biar kalau dibaca, enak didengar.”
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN KE-3

MENYUNTING DAN MEMUBLIKASIKAN PUISI

Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………
Petunjuk:
1. Suntinglah puisi dengan memperhatikan aspek diksi, koherensi, dan harmoni!
2. Tuliskan hasil pada lembar berikut!

No Aspek Bentuk perbaikan

1 Diksi

2 Koherensi

3 Harmoni

Kritertia Penilaian
NO Kriteria Skor

1 Jika siswa menuliskan 3 aspek 76-100

2 Jika siswa menuliskan 2 aspek 51-75

3 Jika siswa menuliskan 1 aspek 26-50

4 Jika siswa tidak menuliskan apapun 0


HASIL AKHIR PENULISAN PUISI

Tulislah puisi hasil penyuntingan pada lembar berikut!


KRITERTIA PENILAIAN HASIL AKHIR MENULIS PUISI
No Aspek

Ide Baru, cara


Memenuhi 2
1 Orisinalitas ide dan kreativitas penyampaian Memenuhi 1 subaspek
subaspek
unik/berbeda

Skor maksimal 30 20 10

Bermakna, bernas, Memenuhi 2


2 Isi dan tipografi Memenuhi 1 subaspek
tipografi menarik subaspek

Skor maksimal 30 20 10

Ketepatan diksi, Memenuhi 2


3 Keindahan Bahasa Memenuhi 1 subaspek
rima, majas subaspek

Skor maksimal 30 20 10

Nilai siswa = Skor siswa X 100

Skor maksimal

OBSERVASI PENGAMATAN SIKAP SISWA

No Nama Siswa Antusias Komunikatif Kritis


1
2
3
4
5
6
dstr

Kriteria Penilaian
A = 85-100
B = 70-84
C = 51-69
D = <51
MATERI PENGAYAAN UNTUK SISWA BERPENCAPAIAN TINGGI

Pelaksanaan pengayaan untuk siswa dengan berpencapaian tinggi dilakukan dengan cara individu.
Siswa melakukan hal-hal berikut:
1. Mencari puisi “Asmarandana” karya Goenawan Mohammad.

2. Membuat puisi untuk menanggapi puisi tersebut dengan sudut pandang Anjasmara.

REFLEKSI DIRI KHUSUS SISWA BERPENCAPAIAN TINGGI

1. Apakah materi yang kalian pelajari saat ini bermanfaat untuk kehidupan
Anda?

2. Apakah ada materi yang Anda harapkan ada, tetapi tidak disampaikan oleh
guru? Jika ada, sebutkan materi tersebut dan alasan mengapa materi tersebut
penting!
REKOMENDASI BACAAN

Sumber bacaan untuk memperkaya pengetahuan guru dan siswa tentang tema atau materi pembelajaran.

Siswa Guru
1. Kementerian Pendidikan dan 1. Widarmanto, Tjahjono. 2018. Yuk, Nulis Puisi.
Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas X Yogyakarta: Laksana.
SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: 2. Waluyo, Herman J. 2010. Apresiasi Puisi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Erlangga.
2. Widarmanto, Tjahjono. 2018. Yuk, Nulis Puisi.
Jakarta Selatan: Laksana.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas XII


SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Widarmanto, Tjahjono. 2018. Yuk, Nulis Puisi. Yogyakarta: Laksana.
3. https://id.wikihow.com/Menulis-Puisi
LAMPIRAN 1

Video Pembacaan Puisi WS Rendra

Video ini menampilkan puisi karya penyair terkenal WS Rendra

https://www.youtube.com/watch?v=TObTybYkA6A&t=2s

Anda mungkin juga menyukai