Anda di halaman 1dari 14

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami

I. Pendahuluan

Adakah kota Islami? Bagaimanakah menilai Islami tidaknya suatu kota? Apakah dengan
penerapan aturan berbasis agama sebuah kota secara otomatis mendapat predikat sebagai kota
Islami? Namun bila mendasarkan diri pada metodologi yang tepat untuk membaca sumber-
sumber utama dalam al-Qur’an dan Hadits, nilai-nilai mulia tersebut dapat terejawantahkan
dan dikuantifikasi dalam standar yang baku. Indeks Kota Islami merupakan upaya Maarif
Institute untuk menyusun parameter untuk mengukur dan memeringkat kinerja pemerintah
kota dalam mengelola kotanya berbasis nilai-nilai Islam dalam pelayanan masyarakat. Dalam
penyusunannya, IKI berlandaskan prinsip-prinsip maqashid syariah. Prinsip-prinsip ini akan
dielaborasi ke dalam beberapa dimensi seperti aspek keagamaan (al-kitâb), kepemimpinan dan
tata kelola pemerintahan (al-hukma), peradaban (al-nubuwwah), kemakmuran, dan
keunggulan.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh MAARIF Institute, untuk mendefinisikan Kota
Islami harus diawali dari terminologi Islam, apa itu Islam? Islam adalah ad-din wa an-ni’mah
(agama dan peradaban). Islam sebagai agama harus membawa perubahan nyata berupa ni’mah
(keadaan baik/ al-hâlah al-hasanah—al-Asfahani) bagi yang lain. Bagaimanakah mengukur
keadaan yang baik ini? Untuk mengukurnya, MAARIF Institute menggunakan metodologi
maqashid syariáh dalam keilmuan Ushul Fiqh: hifzh al-mal (menjaga harta benda), hifzh al-
nafs (menjaga kehidupan), hifzh al-‘aql (menjaga akal), hifzh al-din (menjaga agama), hifzh
al-nasl (menjaga keturunan), serta hifzh al-bi’ah (menjaga lingkungan). Dalam memahami
maqashid shariah ini pun menggunakan perspektif maqashid kontemporer yang bernuansa
pengembangan (tanmiyah/ development) dan pemuliaan Human Rights (‘Hak-hak Asasi’)
daripada maqashid yang bernuansa ‘protection’ (penjagaan) dan preservation (‘pelestarian’).
Penggunaan metode kontemporer ini akan mendorong isu ‘pengembangan sumber daya

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 1


manusia’ sebagai salah satu tema bagi kemaslahatan publik masa kini. Konsekuensi dari
penggunaan metode kontemporer ini, realisasi maqasih dapat diukur secara empiris melalui
metode ilmiah dan merujuk pada ‘target-target pembangunan SDM versi PBB atau lembaga
lain yang kredibel.

Berdasarkan 6 prinsip tujuan syariah di atas, kami menyusun definisi kerja, bahwa Kota
Islami adalah kota yang aman, sejahtera, dan bahagia.

Berdasarkan 3 variabel di atas (aman, sejahtera, dan bahagia), maka indikator yang dipakai
dalam Indeks Kota Islami ini adalah sebagai berikut:

a. Kota yang aman


Variabel pertama ini merujuk dari Surat Al-Baqarah: 126. Dalam ayat tersebut Nabi
Ibrahim berdoa agar negerinya aman (Aminan). Aminan berasal dari kata al-amnu dan
al-aman. Al-amnu berarti tentramnya jiwa dan tiadanya ketakutan (thuma’ninatun
nafsi wa zawalul khaufi). Sedang al-amanu berarti keadaan aman dan damai yang
dialami manusia (al-halah al-lati yakunu ‘alaiha insan minal amni). Dari ayat tersebut
juga dijelaskan bagaimana Nabi Ibrahim mencoba memberikan privillege kepada
Muslim saja untuk memperoleh rezeki melalui doanya. Namun Allah mengoreksi
Ibrahim dan mengatakan bahwa orang yang tidak beriman pun akan diberi rezeki yang
sama (poin menjadi indikator bagi kebebasan beragama dan keyakinan). Aman berasal
dari akar kata amana yang artinya suatu keadaan yang artinya tenang dan damai.
Aman bisa juga berarti penyerahan kepercayaan dari yang dipimpin kepada pemimpin
(yang kemudian menjadi indikator kepemimpinan dan perlindungan hukum serta
HAM).

b. Kota yang sejahtera


Variabel kedua adalah sejahtera. Dalam doa Ibrahim di atas disebutkan setelah
memohon rasa aman damai, selanjutnya adalah memohon rezeki bagi penduduknya
dari buah-buahan. Rezeki dapat dipahami sebagai kesejahteraan. Sejahtera adalah situasi
kepastian pada masyarakat atas jaminan rizki (pendidikan, kesehatan, pendapatan dan
pekerjaan ) yang banyak (alternatif dan jumlah pekerjaan) dan baik (kualitas dan keadaan di
tempat kerja/pendidikan).

c. Kota yang bahagia


Berikutnya adalah bahagia. Bahagia, sebagaimana dalam al-Qurán surat Saba’ ayat
15, yaitu bagaimana rakyat negeri Saba yang tinggal di lingkungan yang asri dan
makmur bisa bersyukur atas karunia tersebut dengan mengaktualisasikan dirinya.
Bahagia adalah suatu perasaan nyaman yang bersifat subyektif (individual) dan
dimensi kolektif berupa kemauan untuk berbagi, kesetiakawanan, serta hidup harmoni
dengan alam

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 2


II. Metodologi Penelitian
a. Jumlah Sampel

Penentuan sampel kota dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan penelitian,


yaitu kota tersebut merupakan ibukota dari suatu provinsi dan atau merupakan kota
utama. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 29 kota.

b. Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini melakukan penarikan sampel dengan menggunakan teori non-probability


sampling, yaitu dengan teknik purposive sampling (judgment sampling). Purposive
Sampling adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik
yang telah ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian.

c. Waktu Pengumpulan Data

Kuesioner diwawancarakan dalam rentang waktu tanggal 8 Januari – 31 Maret 2016

d. Metode Pengumpulan Data:

Menggunakan komposit dua tipe data, yaitu:

1. Data obyektif berupa data sekunder (secondary data) terdiri dari beberapa
dokumen resmi dan terpublikasi dari beberapa instansi terkait tahun 2014.
2. Data persepsi atau subyektif (primer data) diperoleh melalui wawancara tatap
muka (face to face interview) dengan narasumber yang dipilih melalui kriteria
ketat sesuai keahlian maupun memiliki informasi luas terkait indikator-indikator
yang akan diukur. Wawancara ini menggunakan kuesioner yang disusun secara
terstruktur (Structured Interview).

e. Metode Perhitungan Indeks Kota Islami (IKI)

Indeks kota Islami melibatkan tiga variabel dalam kajiannya, yaitu variabel Aman,
Sejahtera dan Bahagia. Masing-masing variabel tersebut diukur dengan beberapa
indikator. Berikut daftar indikator yang digunakan dalam penelitian.

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 3


Daftar Indikator Indeks Kota Islami
Variabel Indikator Item Pertanyaan
Kebebasan beragama dan keyakinan 6
Perlindungan hukum 2
Aman
Kepemimpinan 7
Pemenuhan hak politik perempuan, hak anak dan difabel 5
Pendidikan 11
Pekerjaan 4
Sejahtera
Pendapatan 7
Kesehatan 4
Berbagi dan kesetiakawanan 2
Bahagia
Harmoni dengan alam 6

Nilai Indeks Kota Islami diukur dalam skala ratusan (0 – 100) dapat diperoleh
menggunakan pendekatan bobot nilai rata-rata tertimbang equal weighted dari masing-
masing variabel dengan rumus:
Jumlah Bobot Variabel
Bobot nilai IKI 
3

III. NILAI IKI


Hasil perhitungan Nilai Indeks Kota Islami diukur dalam skala puluhan (0 – 100)
disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Tabel Nilai IKI

Nilai Nilai Nilai Nilai


No Kota
Aman Sejahtera Bahagia IKI

1 Banda Aceh 55.00 78.85 75.00 69.62


2 Padang 65.00 53.85 56.25 58.37
3 Padang Panjang 72.50 50.00 62.50 61.67
4 Jambi 47.50 69.23 75.00 63.91
5 Palembang 75.00 73.08 75.00 74.36
6 Bengkulu 77.50 57.69 100.00 78.40
7 Metro 70.00 75.00 87.50 77.50
8 Pangkalpinang 75.00 59.62 62.50 65.71
9 Batam 67.50 67.31 75.00 69.94
10 Tasikmalaya 70.00 57.69 81.25 69.65
11 Surakarta 67.50 69.23 81.25 72.66
12 Salatiga 67.50 71.15 75.00 71.22
13 Semarang 70.00 69.23 87.50 75.58

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 4


Nilai Nilai Nilai Nilai
No Kota
Aman Sejahtera Bahagia IKI
14 Yogyakarta 77.50 76.92 87.50 80.64
15 Malang 75.00 71.15 75.00 73.72
16 Tangerang 47.50 63.46 75.00 61.99
17 Serang 82.50 63.46 87.50 77.82
18 Mataram 65.00 59.62 87.50 70.71
19 Kupang 57.50 51.92 68.75 59.39
20 Pontianak 70.00 76.92 87.50 78.14
21 Banjarmasin 72.50 65.38 62.50 66.79
22 Manado 67.50 61.54 81.25 70.10
23 Palu 47.50 63.46 87.50 66.15
24 Makassar 62.50 53.85 37.50 51.28
25 Ambon 72.50 73.08 75.00 73.53
26 Jayapura 70.00 73.08 62.50 68.53
27 Bandung 77.50 76.92 87.50 80.64
28 Surabaya 65.00 69.23 75.00 69.74
29 Denpasar 65.00 76.92 100.00 80.64

Hasil perhitungan nilai IKI dari 29 kota dapat disajikan pada grafik di bawah ini :

NILAI IKI
90,00

80,00

70,00

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
Padang…
Kupang
Surakarta

Jayapura
Metro

Tasikmalaya

Pangkalpinang
Serang

Salatiga

Manado

Banjarmasin
Palembang

Mataram
Yogyakarta

Surabaya
Bandung
Denpasar

Pontianak

Semarang

Malang

Tangerang
Banda Aceh

Jambi
Batam
Bengkulu

Palu
Ambon

Makassar
Padang

Gambar 1. Grafik Nilai IKI

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 5


Grafik di atas menunjukkan bahwa kota Yogyakarta, Bandung dan Denpasar memiliki nilai IKI
tertinggi, yaitu sebesar 80.64 dan nilai IKI terendah dimiliki Kota Makassar, yaitu sebesar 51.28.

Kota yang memiliki perda syariah terdiri dari 6 kota dengan warna grafik berbeda. Dari grafik
tersebut di atas terlihat bahwa Mataram memiliki nilai indeks tertinggi di antara kota-kota yang
menerapkan perda syariah, yaitu sebesar 70.71. Namun secara keseluruhan, kota ini berada pada
peringkat ke 14.

Berdasarkan perhitungan nilai IKI tersebut di atas, maka dapat diperoleh 10 peringkat tertinggi
dan 10 peringkat terendah yang disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Tabel 10 Kota Peringkat tertinggi

Nilai
Kota
IKI
1 Yogyakarta 80.64
2 Bandung 80.64
3 Denpasar 80.64
4 Bengkulu 78.40
5 Pontianak 78.14
6 Serang 77.82
7 Metro 77.50
8 Semarang 75.58
9 Palembang 74.36
10 Malang 73.72

Tabel 3. Tabel 10 Kota Peringkat terendah

Nilai
Kota
IKI
20 Jayapura 68.53
21 Banjarmasin 66.79
22 Palu 66.15
23 Pangkalpinang 65.71
24 Jambi 63.91
25 Tangerang 61.99
26 Padang panjang 61.67
27 Kupang 59.39
28 Padang 58.37
29 Makassar 51.28

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 6


NILAI VARIABEL IKI
Hasil perhitungan nilai per variable IKI dari 29 kota disajikan pada grafik di bawah ini.

A. Nilai Variabel AMAN

Nilai IKI Aman

Palu 47,50
Tangerang 47,50
Jambi 47,50
Banda Aceh 55,00
Kupang 57,50
Makassar 62,50
Denpasar 65,00
Surabaya 65,00
Mataram 65,00
Padang 65,00
Manado 67,50
Salatiga 67,50
Surakarta 67,50
Batam 67,50
Jayapura 70,00
Pontianak 70,00
Semarang 70,00
Tasikmalaya 70,00
Metro 70,00
Ambon 72,50
Banjarmasin 72,50
Padang panjang 72,50
Malang 75,00
Pangkalpinang 75,00
Palembang 75,00
Bandung 77,50
Yogyakarta 77,50
Bengkulu 77,50
Serang 82,50

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Gambar 2. Grafik Nilai Variabel Aman

Grafik di atas menunjukkan bahwa kota Serang memiliki nilai Aman tertinggi, yaitu sebesar
82.5 dan nilai Aman terendah dimiliki Kota Palu, Tangerang dan Jambi yaitu sebesar 47.5

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 7


Kota yang memiliki perda syariah terdiri dari 6 kota (grafik berwarna kuning), dari grafik
tersebut di atas terlihat bahwa Kota Padang Panjang memiliki nilai indeks tertinggi di antara
kota-kota yang menerapkan perda syariah, yaitu sebesar 72,5. Namun secara keseluruhan, kota
ini berada pada peringkat ke 8.

B. Nilai Variabel Sejahtera

Nilai IKI Sejahtera


Padang panjang 50,00
Kupang 51,92
Makassar 53,85
Padang 53,85
Tasikmalaya 57,69
Bengkulu 57,69
Mataram 59,62
Pangkalpinang 59,62
Manado 61,54
Palu 63,46
Serang 63,46
Tangerang 63,46
Banjarmasin 65,38
Batam 67,31
Surabaya 69,23
Semarang 69,23
Surakarta 69,23
Jambi 69,23
Malang 71,15
Salatiga 71,15
Jayapura 73,08
Ambon 73,08
Palembang 73,08
Metro 75,00
Denpasar 76,92
Bandung 76,92
Pontianak 76,92
Yogyakarta 76,92
Banda Aceh 78,85

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 8


Gambar 3. Grafik Nilai Variabel Sejahtera

Grafik di atas menunjukkan bahwa kota Banda Aceh memiliki nilai Sejahtera tertinggi, yaitu
sebesar 78.85 dan nilai Sejahtera terendah dimiliki Kota Padang Panjang, yaitu sebesar 50.

Kota yang memiliki perda syariah terdiri dari 6 kota dengan warna grafik kuning. Dari grafik
tersebut di atas terlihat bahwa Kota Banda Aceh memiliki nilai tertinggi di antara kota-kota
lainnya, yaitu sebesar 78,85.

C. Nilai Variabel Bahagia

NILAI IKI BAHAGIA


100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Gambar 4. Grafik Nilai Variabel Bahagia

Grafik di atas menunjukkan bahwa kota Bengkulu dan Denpasar memiliki nilai Bahagia tertinggi,
yaitu sebesar 100 dan nilai Bahagia terendah dimiliki Kota Makassar, yaitu sebesar 37.5.

Kota yang memiliki perda syariah terdiri dari 6 kota. Dari grafik tersebut di atas terlihat bahwa
Kota Mataram memiliki nilai tinggi sebesar 87,50, sedangkan kota lainnya memiliki nilai rendah.

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 9


IV. Kategorisasi Nilai IKI
A. Letak Geografis

Letak Geografis suatu kota tidak menentukan tinggi rendahnya nilai IKI, hal tersebut dapat
dilihat dari Grafik di bawah ini :

Luar Jawa
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Gambar 5. Grafik Nilai Sebaran Kota di Luar Jawa

Jawa
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Gambar 6. Grafik Nilai Sebaran Kota di Pulau Jawa

Berdasarkan kedua grafik tersebut di atas terlihat jelas bawah kota di pulau jawa dan luar jawa
memiliki sebaran nilai IKI yang merata.

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 10


B. Kategori Kota
Kategori Kota ditentukan berdasarkan pada jumlah penduduk, sesuai PP No. 26 tahun 2008
tentang rencana tata ruang wilayah nasional, terbagi menjadi 5 kategori, yaitu: Kota Megapolitan,
Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota kecil. Tabel di bawah ini menunjukkan
sebaran kota berdasarkan kategorinya :

Tabel 4. Nilai IKI Berdasarkan Jenis Kota

Kota Metropolitan Kota Besar


Bandung 80.64 Denpasar 80.64
Semarang 75.58 Serang 77.82
Palembang 74.36 Malang 73.72
Surabaya 69.74 Surakarta 72.66
Tangerang 61.99 Batam 69.94
Tasikmalaya 69.65
Banjarmasin 66.79
Jambi 63.91
Padang 58.37
Makassar 51.28

Kota Sedang Kota Kecil


Yogyakarta 80.64 Padang panjang 61.67
Bengkulu 78.40
Pontianak 78.14
Metro 77.50
Ambon 73.53
Salatiga 71.22
Mataram 70.71
Manado 70.10
Banda Aceh 69.62
Jayapura 68.53
Palu 66.15
Pangkalpinang 65.71
Kupang 59.39

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 11


C. Agama
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa dominasi pemeluk suatu agama tidak
menentukan tinggi rendahnya nilai Indeks Kota Islami, salah satunya adalah Kota
Denpasar yang memiliki nilai IKI tinggi.

Agama Dominan Islam


90,00

80,00

70,00

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00

Gambar 7. Grafik Nilai Sebaran Kota berdasarkan agama Dominan Islam

Agama Dominan Non Islam


100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
Denpasar Ambon Manado Jayapura Kupang

Gambar 8. Grafik Nilai Sebaran Kota berdasarkan agama Dominan non Islam

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 12


Tim Peneliti IKI

Koordinator : Ahmad Imam Mujadid Rais dan Defi Nopita


Tim Peneliti : Helmy K. Pribadi dan Aidul Fitriyana
Tim Statistik : Risni Julaeni Yuhan dan Dessy Arisandy
Konsultan Statistik : Wildan Mukhallad
Konsultan : Yulfita

Enumerator

No Provinsi Kota Nama Enumerator


1. Bali Denpasar Suherman Azhari Nasution
2. Bangka Belitung Pangkal Pinang Panji Trimadya
3. Banten Serang Farid Supriadi
4. Banten Tangerang Tri Aryadi
5. Bengkulu Bengkulu Mardhatilla Suyuthie
6. Daerah Istimewa Yogyakarta David Efendi
Yogyakarta (DIY)
7. Jambi Jambi Anggi Mandala
8. Jawa Barat Bandung Teguh Mulyadi
9. Jawa Barat Tasikmalaya Irman Nurmansyah
10. Jawa Tengah Salatiga Yogya Firman Nur Robbi
11. Jawa Tengah Semarang Yedi Mulya Permana, S.Si.
12. Jawa Tengah Surakarta Udji Kayang Aditya Supriyanto
13. JawaTimur Malang Muhammad Edi Sucipto
14. JawaTimur Surabaya Idham Choliq,S.Kep.
15. Kalimantan Barat Pontianak Demiati
16. Kalimantan Selatan Banjarmasin Ghazali Rahman
17. Kepulauan Riau Batam Hendri Mulya
18. Lampung Metro Nur Rohman
19. Maluku Ambon Paman Nurlette
20. Nangroe Aceh Kota Banda Aceh Muhammad Zaky M.
Darussalam (NAD)
21. Nusa Tenggara Mataram Budy Wiryono, M.Si.
Barat (NTB)

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 13


22. Nusa Tenggara Kupang Ihwan
Timur (NTT)
23. Papua Jayapura Munawir
24. Sulawesi Selatan Makassar Abdul Haris Zainudin
25. Sulawesi Tengah Palu Rafani Tuahuns

26. Sulawesi Utara Manado Ahmad Rifai kamalo


27. Sumatera Barat Padang Dolly Putra
28. Sumatera Barat Padang Panjang Rezki Desyanto
29. Sumatera Selatan Palembang Alek Chandra

Jakarta, 17 Maret 2016

Ahmad Imam Mujadid Rais


0812 1345 3961

MAARIF Institute
Jl. Tebet Barat Dalam II No. 6 Tebet
Jakarta Selatan
Email : maarif@maarifinstitute.org

Hasil Penelitian Indeks Kota Islami | MAARIF Institute 14

Anda mungkin juga menyukai