Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS MANPOWER PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALISIS BEBAN KERJA (WORK LOAD ANALYSIS) BERDASARKAN


PENDEKATAN FULL TIME EQUIVALENT
(Studi Pada Divisi Pengembangan Karir, Organisasi, dan Kompetensi di PT. Pupuk
Kalimantan Timur Tbk. Bontang, Kalimantan Timur)

Muhammad Ghantar Ajitia N.


Arik Prasetya
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
email: Ajitiaghantar@yahoo.co.id

ABSTRACT

Work load analysis is a method to measure a number or workload quantity that needed. Work load analysis also
D IRUHFDVWLQJ WHFKQLTXH 7KHUH¶V VRPH FRQGLWLRQ ZKHUH D MRE become a workload, that have been explained by
QRUPDO ZRUNORDG ILW RYHU ZRUNORDG DQG XQGHUORDG ZRUNORDG 7KHUH¶VVRPH YDULHW\ PRGHOV RI FDOFXODWLRQ RQ
Workload Analysis, one of it are called Full Time Equivalent. Full Time Equivalent is a process of calculation
that utilizing the work hours as a reference on measuring the workload. The time of workload converted into a
sum of the workforce that needed to do a job. The result of this research showing that based on Full Time
Equivalent methods that have been applied in Career Development, Organisation, and Competence Division, the
number that needed in Bangrir OK Division should be consisted of one manager, three head Divisions, and total
numbers of employees in Bangrir OK Division consisted of eight employees that have been divided by 6 organic
DQG WZR RXWVRXUFH HPSOR\HHV $V DQ DGGLWLRQ WKLV UHVHDUFK DOVR IRXQG WKDW WKHUH¶V DQ LPEDODQFH FRPSHWLWLRQ
amongst every individual in this company.

Keywords : Work Load Analaysis, Full Time Equivalent, Manpower Planning, Effectifness

ABSTRAK

Analisis beban kerja merupakan sebuah metode untuk menentukan jumlah atau kuantitas tenaga kerja yang di
butuhkan. Analisis Beban Kerja juga merupakan salah satu dari teknik peramalan atau forecasting. Terdapat
beberapa kondisi dimana sebuah pekerjaan di katakan menjadi beban kerja yaitu, beban kerja normal (fit), beban
kerja berlebih (overload), beban kerja yang terlalu rendah (underload). Ada berbagai macam model penghitungan
dalam Analisis Beban Kerja salah satunya adalah Full Time Equivalent. Full Time Equivalent merupakan proses
penghitungan yang menggunakan waktu kerja sebagai dasar acuan dalam penentuan beban kerja. Waktu beban
kerja yang ada di konversikan menjadi jumlah tenaga kerja yang di butuhkan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penghitungan Full Time Equivalent yang telah
dilakukan di Departemen Pengembangan Karir, Organisasi, dan Kompetensi, jumlah yang seharusnya ada pada
Departemen Bangrir OK terdiri dari satu Manajer, tiga Kabag (Kepala Bagian), keseluruhan karyawan pada
Departemen Bangrir OK berjumlah delapan karyawan, enam karyawan organik dan dua karyawan outsource.
Selain itu, juga ditemukan bahwa terdapat ketimpangan kompetensi pada setiap individu karyawan.

Kata kunci : Efektivitas, Analisis Beban Kerja, Full Time Equivalent

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 27


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN manpower yang di butuhkan. Analisis Beban Kerja
juga merupakan salah satu dari teknik peramalan
Strategi perusahaan dalam menciptakan atau forecasting. Terdapat beberapa kondisi
keunggulan kompetitif menjadi faktor dominan dimana sebuah pekerjaan di katakan menjadi beban
yang harus dimiliki agar mampu bertahan hidup kerja yaitu, beban kerja normal (fit), beban kerja
terutama di dalam persaingan global. Berkaitan berlebih (overload), beban kerja yang terlalu
dengan strategi perusahaan, hal ini tidak terlepas - rendah (underload). Beban kerja normal (fit)
dari kapabilitas perusahaan dalam pengembangan adalah beban kerja dimana manpower dan
dan mengelola sumber daya (assets) yang dimiliki. pekerjaan yang dilakukan seimbang sehingga tidak
Untuk menjamin pemberdayaan dan perencanaan mengalami kesulitan dalam pengerjaannya. Beban
sumber daya manusia menjadi satuan kerja yang kerja yang berlebih (overload) dengan tidak ada
kompeten dan efektif serta efisien, di perlukan kesesuaian jumlah manpower dapat
penentuan jumlah atau kuantitas yang tepat pada mengakibatkan terjadinya inefesiensi kerja dan
setiap divisi dan struktur organisasi. Terdapat dua menyebabkan manpower mengalami kelelahan
tujuan untuk mencapai pengelolaan sumber daya fisik serta psikologis yang berakibat pada
yang efektif dan efesien yaitu, mencapai tujuan menurunnya produktivitas karena kelelahan
perusahaan dan memenuhi tujuan manpower. bekerja. Sedangkan beban pekerjaan yang terlalu
Tujuan perusahaan meliputi tingkat produktivitas rendah (underload) mengindikasikan bahwa
yang tinggi dan output yang sesuai dengan tujuan jumlah pekerja yang dipekerjakan terlalu banyak
organisasi. Sedangkan, untuk memenuhi tujuan sehingga membuat perusahaan harus
manpower bisa di lihat melalui, kompensasi, mengalokasikan biaya berlebih untuk gaji
kepuasan dalam bekerja, dan beban kerja setiap manpower dengan tingkat produktivitas yang
individu. Apabila kedua tujuan tersebut dapat di sama. Hal ini menyebabkan terjadinya inefesiensi
capai oleh perusahaan maka bisa dikatakan biaya Novera, (2012). Hasil dalam penelitian
manajemen sumber daya manusia dapat di katakan terdahulu Helianty, (2014) disebutkan bahwa
efektif. ketidakseimbangan beban antar setiap unit kerja
Sumber daya dibedakan menjadi dua, yaitu; akan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja
yang dapat diukur (tangible) dan yang tidak dapat diakibatkan rasa cemburu antar manpower atas
diukur (intangible). Sumber daya yang dapat beban kerja yang diterima.
diukur berkaitan dengan faktor-faktor; Pertama, Berdasarkan permasalahan penyesuaian
financial atau keuangan organisasi. Kedua, beban kerja dengan manpower yang di butuhkan
Physical atau yang berkaitan dengan bahan-bahan inilah yang selanjutnya akan di teliti lebih lanjut
materill, lokasi perusahaan, kanal atau saluran dengan memperhitungkan beban kerja fisik dan
distribusi. Ketiga, technological atau berkaitan waktu kerja manpower pada setiap unit kerja. Ada
dengan hak paten perusahaan, merek dagang berbagai macam model penghitungan dalam
produk, hak cipta, dan rahasia perdagangan. Analisis Beban Kerja salah satunya adalah Full
Keempat, yang berkaitan dengan organizational Time Equivalent. Full Time Equivalent merupakan
atau sistem pengawasan, struktur organisasi, proses penghitungan yang menggunakan waktu
perencanaan perusahaan, dan manajemen sistem kerja sebagai dasar acuan dalam penentuan beban
informasi. kerja. Waktu beban kerja yang ada di konversikan
Sedangkan, yang dimaksud dengan sumber menjadi jumlah manpower yang di butuhkan untuk
daya yang tidak dapat diukur (intangible), yakni menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pada prinsipnya
berkaitan dengan faktor-faktor; Pertama, Human pengukuran FTE mengikuti job description dari
Resource atau sumber daya manusia yang dimiliki semua pemilik jabatan dalam struktur organisasi
perusahaan. Kedua, inovasi (innovation) seperti dan fokus pada jumlah jam kerja yang digunakan
pengembangan dan penelitian dan kemampuan dalam masa kerja aktif. Semua akifitas yang
organisasi dalam melakukan pembaharuan inovasi. dilakukan dicatat dan dihubungkan dengan tujuan
Ketiga, reputasi (reputation) yakni berkaitan & goal dari organisasi. Aktifitas-aktifitas yang
dengan persepsi terhadap kualitas produk, daya sesuai dengan job description tersebut dihitung
tahan produk, kepercayaan terhadap produk, waktunya dan dibandingkan dengan FTE tersebut.
reputasi manpower, dan tanggung jawab Tujuan penelitian untuk mencari tahu
perusahaan terhadap masyarakat. kesesuaian antara beban kerja dengan jumlah
Analisis beban kerja merupakan sebuah manpower dengan menggunakan penghitungan
metode untuk menentukan jumlah atau kuantitas Full Time Equivalent. Untuk mengetahui tingkat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 28


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
efektivitas penyelesaian tugas dengan Analisis Beban Kerja
menggunakan Analisis Beban Kerja, guna Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban
memberikan gambaran yang akurat terhadap Kerja
jumlah manpower yang dibutuhkan. Untuk Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
mengetahui tingkat efektivitas jumlah kebutuhan beban kerja pada individu pekerja. Menurut
riil manpower pada masing-masing bagian, (Manuba dalam Prihatini, 2007) faktor-faktor yang
berdasarkan penghitungan Analisis Beban Kerja mempengaruhi beban kerja antara lain :
dengan menggunakan pendekatan Full Time 1. Faktor Eksternal
Equivalent (FTE). Faktor Eksternal yaitu, beban yang berasal
dari luar tubuh pekerja, seperti:
KAJIAN PUSTAKA a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, tata
Manpower Planning ruang, tempat kerja alat dan sarana
Pengertian kerja. Tugas-tugas yang besifat
Secara leksikal manpower planning psikologis, kompleksitas pekerjaan
PHUXSDNDQ XQVXU SHQJJDEXQJDQ GDUL NDWD ³man´ tingkat kesulitan, tangung jawab
yang berarti PDQXVLD ³power´ \DQJ EHUDUWL WHQDJD pekerjaan.
GDQ ³planning´ \DQJ EHUDUWL SHUHQFDQDDQ b. Organisasi kerja, lamanya waktu
Manpower planning termasuk serangkaian bekerja, waktu istirahat, shift kerja,
kebijakan yang dalam kaitannya kerja malam (lembur), sistem
mempertimbangkan kebutuhan organisasi, pengupahan, model struktur
pelatihan, dan kompensasi. organsisasi, pelimpahan tugas dan
wewenang.
Fungsi dan Ruang Lingkup Perencanaan c. Lingkungan kerja, lingkungan kimiawi,
(Planning) lingkungan kerja biologis, dan
Fungsi perencanaan (planning) sangat lingkungan kerja psikologis yang
penting sebagai proses penentuan arah organisasi termasuk dalam lingkungan kerja fisik
untuk mencapai serangkaian tujuan perusahaan berdasarkan kegiatannya.
yang telah ditetapkan. Secara esensial proses 2. Faktor Internal
perencanaan merupakan gambaran skema tahapan Faktor Internal adalah faktor yang berasal
yang satu sama lain saling berhubungan. Hubungan dari dalam tubuh pekerja di akibatkan oleh
tersebut mencakup dari proses pendefinisian, reaksi dari beban kerja eksternal. Factor
perencanaan, proses formulasi, hingga pada tahap internal meliputi factor somatis (jenis
implementasi. (Ogunrinde, 2001: 27). kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi,
dan kondisi kesehatan) dan factor psikis
Posisi Analisis Beban Kerja Dalam Manpower (motivasi, presepsi, kepercayaan,
Planning keinginan, dan kepuasan).
Manpower planning, khususnya dalam
melakukan kegiatan pengadaan SDM setidaknya Full Time Equivalent (FTE)
bertolak dalam dua paradigma, sebagaimana yang Pada Full Time Equivalent terdapat
masing-masing mempunyai fokus tertentu, yaitu; beberapa kategori atau sifat manpower yang
berdasarkan model distribution dan berdasarkan didasarkan dari kegiatan kerjanya, terdapat dua
model utility maximaztion. Selanjutnya, pada tahap kategori :
3 (tiga) yakni project of talent availability. Pada a. Core adalah aktivitas-aktivitas yang
tahap ini dapat dilakukan analisis terhadap jumlah dilakukan terkait dengan kerahasiaan
ketersediaan talent (inventory), analisisi mobilitas perusahaan dan aktivitas yang dilakukan
perubahan suplai manpower (Hal ini dapat sangat menentukan proses bisnis
dilakukan menggunakan dua cara, yakni: perusahaan.
kebutuhan suplai dari internal perusahaan atau b. Critical adalah aktivitas-aktivitas elemen
eksternal perusahaan), dan melakukan asumsi pekerjaan yg sangat diperlukan terkait
secara logis terhadap perubahan ketersediaan pendokumentasian, monitoring, dan
manpower di masa depan (logical assumptions pengelolaan secara seksama untuk
regarding future changes). memastikan kelancaran proses bisnis dan
produksi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 29


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengertian Efektivitas Analisis Data
Efektivitas adalah kemampuan dalam Metode analisis data kualitatif yang
menyelesaikan sebuah kegiatan secara cepat, digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
praktis, dan sesuai dengan target yang telah model Miles, Huberman dan Saldana, (2014)
ditentukan. Menjadi hal yang sangat penting ketika dengan menggunakan tiga alur kegiatan yang harus
memperhatikan apakah sebuah kegiatan yang diikuti, meliputi:
dikerjakan termasuk dalam kategori efektif. Maka a. Kondensasi Data
dari itu, setiap unit bisnis haruslah lebih fokus Kondensasi data merupakan proses pemilihan,
terhadap setiap proses bisnis apakah proses bisnis penyederhanaan, pemfokusan, pemeringkasan
yang telah dilakukan sudah dapat dikatakan data yang didapat di lapangan seperti catatan
sebagai kegiatan yang efektif atau tidak. tertulis, wawancara, dokumen dan bahan empiris
Bhayangkara, (2008:14) lainnya.
b. Penyajian Data
METODE PENELITIAN Penyajian data merupakan suatu tatanan dari
Jenis Penelitian sekumpulan informasi yang memebrikan
Jenis penelitian yang digunakan dalam kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pengambilan keputusan/tindakan. Penyajian data
metode deskriptif pada studi kasus. Penggunaan yang lebih baik merupakan suatu cara menuju
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif analisi kualitatif yang valid.
dalam penelitian ini sangat tepat dalam c. Pengambilan Kesimpulan
mendapatkan data dan gambaran yang mendalam Langkah ketiga dari proses analisis data
mengenai efektivitas Manpower Planning dengan kualitatif dari model ini adalah pengambilan
menggunakan metode analisis beban kerja dengan kesimpulan dan verifikasi. Peneliti membuat
pendekatan Full Time Equivalent. kesimpulan yang didukung dengan bukti yang
valid dan konsisten pada tahap pengumpulan
Lokasi Penelitian data dilapangan.
Lokasi penelitian pada PT. Pupuk
Kalimantan Timur Tbk, merupakan perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengembangkan model usaha di bidang gas Tingkat beban kerja di Departemen
ammonia dan pupuk urea. Pupuk Kaltim Pengembangan Karir, Organisasi, dan
merupakan salah satu perusahaan pupuk dengan Kompetensi (Bangrir OK) saat ini sudah sesuai
pengoperasian pabrik terbesar di Indonesia, yang dengan beban pekerjaan yang dijalankan
sekarang juga tergabung dalam PIHC (Pupuk Menurut terminologi workload atau beban
Indonesia Holding Company) menjadikan Pupuk kerja mengacu kepada nilai ukur atau indikator
Kaltim harus meningkatkan efektivitas serta waktu. Hal itu berarti gambaran tentang efektifitas
efesiensi dalam produksi. penggunaan waktu selama proses berlangsungnya
kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
Fokus Penelitian (Niebel, dalam Gustomo, Aurik et al., 2006, p. 1).
Fokus penelitian ini adalah : Sesuai dengan beban kerja yang terdapat pada
a. Tingkat beban kerja yang terdapat pada Divisi Divisi Pengembangan Karir, Organisasi, dan
Pengembangan Karir, Organisasi, dan Kompetensi (Bangrir OK) dapat dilihat berdasakan
Kompetensi harus sesuai dengan beban hasil wawancara dinyatakan bahwa saat ini beban
pekerjaan yang di jalankan. kerja yang dialami oleh manpower pada Divisi
b. Penghitungan dengan metode Analisis Beban tersebut mengalami beban kerja yang berlebih atau
Kerja dengan pendekatan Full Time Equivalent tidak sesuai dengan jumlah manpower yang ada.
dapat mengukur tingkat efektivitas Hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor
penyelesaian tugas di masing-masing bagian. seperti yang dikatakan Manuba dalam
c. Penghitungan dengan metode Analisis Beban Prihatini,(2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
Kerja dengan pedekatan Full Time Equivalent beban kerja antara lain : Faktor Eksternal dan
dapat memberikan penghitungan secara riil Faktor Internal. Salah satu faktor eksternal yang
kebutuhan pekerja yang seharusnya terdapat dapat dilihat dari beban kerja yang berlebih di
pada divisi Pengembangan Karir, Organisasi, Divisi Bangrir OK adalah tugas-tugas yang bersifat
Standar Kompetensi (Bangrir OK). fisik, lamanya waktu bekerja, pelimpahan tugas
wewenang, kompleksitas pekerjaan, penyebabnya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 30


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
adalah jumlah manpower dan kompetensi antar Berdasarkan hasil di atas, maka beban kerja
manpower yang berbeda. Sehingga, membuat yang terdapat pada Divisi Bangrir OK saat ini dapat
beban kerja yang ada semakin berat dan manpower dikatakan belum sesuai untuk setiap individunya.
cenderung mengalami stress dalam bekerja. Hal tersebut dipengaruhi dari adanya perbedaan
Selain itu, Faktor Internal yang mengacu kompetensi di setiap individu-idividu di masing-
pada kategori beban kerja menurut Manuba, (2007) masing bagian. Sedangkan, untuk hubungan antar
adalah kondisi kesehatan yang dialami oleh individu di masing-masing bagian sudah baik
karyawan karena beban kerja yang berlebih dan terlihat dari team work yang ada dapat
jam kerja yang lebih banyak dari standar jam kerja menyelesaikan tugas dengan baik meskipun harus
yaitu delapan jam, membuat karyawan mengalami tetap mengorbankan jam kerja yang berlebih.
kelelahan. Adapun ketidaksesuaian penempatan
kerja yang disebabkan oleh beberapa hal, yakni Tingkat efektivitas penyelesaian tugas pada
ketidaksesuaian pembayaran dan promosi, masing-masing bagian berdasarkan
kurangnya pemberian pelatihan dan penghitungan Analisis Beban Kerja dengan
pengembangan, ketidakhadiran penilaian kinerja pendekatan Full Time Equivalent (FTE)
yang efektif, tingginya beban kerja (high work Ketidakefektivan penyelesaian tugas pada
load), rendahnya hubungan antara manpower dan Divisi Bangrir OK yang dikarenakan adanya
manajer, ketidaksesuaian lingkungan kerja, beberapa job desk yang tidak sesuai dipengaruhi
kesalahan dalam mempekerjakan sumber daya oleh proses matching atau pencocokan yang
manusia (hiring wrong people). Pernyataan di atas seharusnya dilakukan jika PT. Pupuk Kaltim
menguatkan pernyataan yang dikatakan oleh menggunakan metode analisis beban kerja sebagai
LQIRUPDQ ³'´ GLPDQD PHWRGH NRQILUPDVL \DQJ penghitungan jumlah kebutuhan manpower.
digunakan belum dapat memberikan gambaran Seperti diketahui pada hasil wawancara bahwa PT.
yang sesuai terhadap penempatan pekerja di setiap Pupuk Kaltim lebih cenderung menggunakan
bagian. Oleh karena itu, PT. Pupuk Kaltim metode konfirmasi untuk melakukan manpower
khususnya Divisi Bangrir OK harus planning.
mempertimbangkan kembali penempatan kerja Menurut Tjakraatmadja, (2004), dalam
individu-individu di setiap bagian bukan hanya menentukan sumber daya yang efektif dengan
berdasarkan pada pemenuhan kuota saja. Analisis Beban Kerja perlu dilakukannya proses
Terkait dengan ketidaksesuaian penempatan Matching atau pencocokan. Pada tahap ini
kerja yang berdampak pada beban kerja yang mempertanyakan kebenaran, yakni apakah
berlebih pada Divisi Bangrir OK juga berpengaruh kebutuhan akan manpower di suatu unit-unit kerja
pada melakukan kegiatan manpower planning. sudah mencukupi atau tidak proses matching
Dimana, Siverd, (1979) mengatakan bahwa mengacu kepada supply SDM yang tersedia.
manpower planning merupakan cerminan Berdasarkan teori yang dikatakan oleh
organisasi dan personal secara aktual. Dalam Tjakraatmadja jika PT. Pupuk Kaltim dalam hal ini
penggambaran organisasi termasuk di dalamnya Divisi Bangrir OK menggunakan metode analisis
penyusunan kebutuhan personel yang beban kerja akan lebih mudah untuk menentukan
menggambarkan hubungan di antara individu dan pencocokan pada kebutuhan jumlah manpower
kebutuhan unit kerja. Jika melihat pada Divisi sesuai dengan jod desk yang ada. Hal tersebut
Bangrir OK berdasarkan hasil wawancara yang di dikarenakan pada proses penghitungan Full Time
dapatkan pada infRUPDQ ³$´ EDKZD GDODP Equivalent lebih memudahkan dalam memberikan
melakukan pekerjaan pada Divisi Bangrir OK lebih gambaran yang jelas sesuai dengan sifat-sifat
sering dilakukan dengan team work. Hal ini sejalan pekerjaan yang ada.
dengan peryataan Siverd bahwa dalam melakukan Profil Kompetensi adalah tingkat
manpower planning harus menggambarkan kemampuan setiap individu dalam menyelesaikan
hubungan antara individu yang baik serta target. Kesalahan yang terdapat pada analisis
kebutuhan unit kerja, hanya saja dalam hal ini supply sumber daya manusia internal adalah tidak
kaitannya dengan Divisi Bangrir OK ada beberapa diperhatikannya kompetensi setiap individu dalam
individu manpower yang kompetensinya belum menentukan kebutuhan dasar jumlah manpower
mencukupi untuk suatu kegiatan kerja. Sehingga, alhasil, dengan kompetensi yang timpang atau
dalam melakukan manpower planning Divisi berbeda satu sama lain membuat penyelesaian
Bangrir OK harus sangat memperhatikan kembali tugas menjadi tidak efektif. Sedangkan pada
kompetensi setiap individu. analisis supply internal melalui aspek Demografi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 31


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Manpower juga dipengaruhi dari kesalahan analisis peneliti mencoba untuk mencari pertautan hasil
pada Profil Kompetensi sehingga, yang terjadi perencanaan manpower di ketiga bagian tersebut.
adalah kesalahan penempatan posisi manpower. Pada bagian Pengembangan Organisasi
Kedua hal ini kemudian juga terkait dengan total manpower planning berbasis dokumen, yakni
penjelasan di atas mengenai proses matching atau sebagai 4 (empat) manpower organik. Berdasarkan
pencocokan kebutuhan jumlah manpower. penggunaan metode Analisis Beban Kerja
Berdasarkan penjelasan tingkat efektifitas menghasilkan total nilai Full Time Equivalent
penyelesaian tugas pada masing-masing bagian secara riil, yakni sebesar 9,38. Hasil ini kemudian
berdasarkan penghitungan Analisis Beban Kerja dikurangi dengan total manpower planning
dengan pendekatan Full Time Equivalent (FTE) di berbasis dokumen pada bagian Pengembangan
atas maka, pada Divisi Bangrir OK dikatakan tidak Organisasi, yakni yang berjumlah 4 (empat)
efektif dalam penyelesaian tugas dengan manpower planning untuk kategori manpower
penghitungan Full Time Equivalent. Hal tersebut organik dan 0 (nol) untuk manpower non-organik.
dikarenakan masih terjadi perbedaan pembagian Hasil pengurangan tersebut, memperoleh angka
job desk di lapangan adanya pekerjaan yang harus sebesar 5,38. Adapun, hasil tabulasi dari klasifikasi
diselesaikan oleh manpower outsourcing namun uraian aktivitas pekerjaan pada Departemen
dikerjakan oleh manpower organik atau manpower Pengembangan Organisasi ini memberikan
tetap. Selain itu, terjadi kesalahan dalam proses gambaran, bahwa terdapat 29 aktivitas pekerjaan
analisis supply sumberdaya manusia internal yang yang bersifat core dan critical atau kategori
sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan manpower organik dengan nilai 8,7. Selanjutnya, 7
kompetensi individu yang tidak seragam sehingga, aktivitas pekerjaan yang bersifat non-core dan
penyelesaian tugas tidak menjadi efektif. critical, serta sebanyak 3 aktivitas yang
Sedangkan, sumberdaya manusia dengan dikategorikan non-core dan non-critical atau
penghitungan Full Time Equivalent dikatakan kategori manpower non-organik dengan angka
efektif jika jumlah sumberdaya manusia yang sebesar 0,58.
sedikit kemudian dapat menyelesaikan pekerjaan Sebelumnya, dasar penentuan klasifikasi
dengan target yang telah ditentukan. Hal tersebut pekerjaan yang ditentukan berdasarkan sifat
juga harus diiringi dengan kompetensi yang pekerjaannya, seperti core dan critical, non-core
seragam antara individu-individu agar critical, dan non core - non critical, mengacu pada
penyelesaian tugas yang ada lebih cepat dalam uraian aktivitas jabatan (job description). Melalui
penyelesaiannya. hasil klasifikasi ini, perusahaan dapat melakukan
pemetaan yang tepat terhadap kebutuhan
Tingkat efektivitas jumlah kebutuhan rill manpower bersifat organik atau non-organik. Jika,
manpower pada masing-masing bagian hasil sintesis mencerminkan pekerjaan yang
berdasarkan penghitungan Analisis Beban bersifat core dan critical, maka manpower yang
Kerja dengan pendekatan Full Time Equivalent dibutuhkan adalah organik. Sedangkan, untuk
(FTE) kebutuhan manpower yang bersifat non-organik,
Hasil penelitian Analisis Beban Kerja maka hasil sintesis harus mencerminkan sifat
(Work Load Analiysis) dengan pendekatan berbasis aktivitas, yakni non-core critical, non-core, dan
Full Time Equivalent (FTE), memberikan non-critical.
gambaran bahwa terjadinya ketidakefektifan Hasil di atas menunjukkan bahwa terdapat
pekerjaan pada ketiga bagian tersebut, yakni perbandingan jumlah manpower yang signifikan.
Pengembangan Organisasi, Standar Kompetensi, Hasil review penghitungan yang dilakukan dengan
dan Pengembangan Karir. Peneliti menilai, bahwa metode Full Time Equivalent lebih menunjukkan
jumlah manpower yang dipekerjakan di ketiga unit hasil yang efektif dibandingkan dengan jumlah
tersebut tidak mencerminkan waktu yang efisien yang berdasarkan perencanaan awal yang
terhadap beban kerja yang dihadapi. Dengan menggunakan metode konfirmasi. Berdasarkan
demikian, penelitian ini juga mencoba untuk pengertian manpower planning menurut Siverd,
mengevaluasi, apakah manpower planning (1979:23) dalam melakukan proses perencanaan
berbasis dokumen pada ketiga bagian tersebut SDM difokuskan menjadi dua yaitu: model
mampu merepresentasikan keadaan yang ideal. distribution yang berkonsetrasi pada pengisian
Oleh karena itu, melalui metode penghitungan jumlah kuota di masing-masing unit dan model
analisis beban kerja berbasis Full Time Equivalent, utility maximaztion yang berkonsentrasi pada
pengisian jumlah kuota yang didasarkan pada

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 32


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kompetensi individual. Bila melihat dari total pada amatan di lapangan bahwa ada beberapa
jumlah manpower yang ada pada saat ini di Divisi pekerjaan yang seharusnya menjadi bagian
Bangrir OK sejumlah 15 orang menggambar pekerjaan dari manpower outsource namun,
kegiatan manpower planning yang dilakukan dikerjakan oleh manpower tetap. Sehingga,
hanya berdasarkan model distribusi (distribution), penambahan jumlah manpower outsorce dirasa
karena jumlah manpower yang ada saat ini masih tepat untuk membagi job desk yang ada menjadi
belum mampu menggambarkan kompetensi yang adil dan dapat mengurangi beban pekerjaan yang
sesuai untuk beban kerja yang ada hal tersebut ada.
terbukti dari beban kerja yang ada masih sangat
berat. Berbeda dengan penghitungan yang KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan dengan pendekatan Full Time Equivalent Kesimpulan
yang berjumlah 14 orang namun terbilang efektif a. Beban kerja yang terdapat pada Divisi Bangrir
untuk jumlah manpower yang akan datang OK saat ini dapat dikatakan belum sesuai untuk
dikarenakan 14 orang yang ada sudah memiliki setiap individunya. Hal tersebut dipengaruhi
kompetensi individual yang sesuai untuk beban dari adanya perbedaan kompetensi di setiap
kerja yang ada. individu-idividu di masing-masing bagian.
Selanjutnya, penghitungan dengan Full Sedangkan, untuk hubungan antar individu di
Time Equivalent pada Divisi Bangrir OK berdasar masing-masing bagian sudah baik terlihat dari
pada tiga dimensi yang dikatakan oleh team work yang ada dapat menyelesaikan tugas
Tjkraatmadja, (2004), Identifikasi jumlah dengan baik meskipun harus tetap
kebutuhan, Identifikasi kebutuhan kompetensi, mengorbankan jam kerja yang berlebih.
Identifikasi standar produktivitas, dari ketiga b. Tingkat efektifitas penyelesaian tugas pada
dimensi tersebut maka dihasilkan 14 orang masing-masing bagian berdasarkan
manpower dengan standar kualifikasi, standar penghitungan Analisis Beban Kerja dengan
kriteria, dan standar kompetensi yang idel bagi pendekatan Full Time Equivalent (FTE) pada
Divisi Bangrir OK di masa mendatang. Selain itu Divisi Bangrir OK dikatakan tidak efektif
dengan hasil penghitungan Full Time Equivalent dalam penyelesaian tugas dengan penghitungan
juga bisa menghindarkan organisasi dari Full Time Equivalent. Hal tersebut dikarenakan
Penempatan kerja yang tidak sesuai (job masih terjadi perbedaan pembagian job desk di
dissatisfaction) yang secara langsung dapat lapangan adanya pekerjaan yang harus
berimplikasi kepada lebarnya struktur organisasi, diselesaikan oleh manpower outsourcing
alhasil juga akan mempengaruhi kepada namun dikerjakan oleh manpower organik atau
produktivitas organisasi, serta kemampuan biaya manpower tetap. Selain itu, terjadi kesalahan
perusahaan. Kelebihan atau kekurangan organisasi dalam proses analisis supply sumberdaya
dalam keputusannya dalam menetapkan manusia internal yang sangat berpengaruh
manpower, setidaknya harus secara komprehensif, terhadap produktivitas dan kompetensi individu
mengingat dampaknya kepada keberlangsungan yang tidak seragam sehingga, penyelesaian
hidup organisasi. Sehingga, dengan jumlah 14 tugas tidak menjadi efektif. Sedangkan,
orang yang ada dapat dikatakan produktif dalam sumberdaya manusia dengan penghitungan Full
menyelesaikan tugas dan beban kerja yang ada Time Equivalent dikatakan efektif jika jumlah
tidak menjadi berat karena telah diseragamkan sumberdaya manusia yang sedikit kemudian
kompetensinya antar individu manpower. dapat menyelesaikan pekerjaan dengan target
Kemudian, terkait dengan pengurangan yang telah ditentukan. Hal tersebut juga harus
manpower organik yang berjumlah satu orang diiringi dengan kompetensi yang seragam
solusi yang ditawarkan adalah dengan antara individu-individu agar penyelesaian
memindahkan manpower yang dirasa memiliki tugas yang ada lebih cepat dalam
kompetensi kurang tersebut ke divisi yang lain penyelesaiannya.
yang juga memiliki job desk hampir sama dengan c. Tingkat efektifitas jumlah kebutuhan rill
job desk pada Divisi Bangrir OK. Atau solusi lain manpower pada masing-masing bagian
yang ditawarkan adalah menunggu hingga berdasarkan penghitungan Analisis Beban
manpower tersebut memasuki masa pensiun. Kerja dengan pendekatan Full Time Equivalent
Sedangkan, untuk jumlah manpower outsource (FTE) total jumlah manpower yang ada pada
yang sebelumnya berjumlah satu yang kemudian saat ini di Divisi Bangrir OK sejumlah 15 orang
bertambah menjadi dua orang tersebut berdasarkan menggambar kegiatan manpower planning

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 33


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang dilakukan hanya berdasarkan model Gustomo, Aurik et al., 2006. Workload
distribusi (distribution), karena jumlah Measurment Using Diary Sampling Method
manpower yang ada saat ini masih belum for Human Resource Requirement
mampu menggambarkan kompetensi yang Planning : Case Study at PT Jasa Marga
sesuai untuk beban kerja yang ada hal tersebut (Persero). International confress on
terbukti dari beban kerja yang ada masih sangat Technology and Operation Management.
berat. Berbeda dengan penghitungan yang Handoko, T. H. 2001, Manajemen Personalia dan
dilakukan dengan pendekatan Full Time Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta.
Equivalent yang berjumlah 14 orang namun
terbilang efektif untuk jumlah manpower yang Harindja, Effendi.2002. Manajemen Sumberdaya
akan datang dikarenakan 14 orang yang ada Manusia. Jakarta: Grasindo
sudah memiliki kompetensi individual yang +RVVDQ *RODP &KRZGKXU\ ³Recent Unrest
sesuai untuk beban kerja yang ada. in the RMG Sector of Bangladesh: Is this an
Outcome of Poor Labour Practies?´
Saran International Journal of Business and
a. Sebaiknya Departemen Pengembangan Karir, Management, Vol. 7, No. 3. Abu Dhabi,
Organisasi, dan Kompetensi sebaiknya UAE.
memberikan pelatihan penggunaan teknologi
yang berkaitan dengan software pekerjaan /RXJKOLQ $ &DWKHULQH ³Toward a Model of
kepada para manpower yang dinilai kurang Healthy Work for Full-Time, Part-Time and
menguasai pengoperasian software yang Contract Employment´ 1DWLRQDO /LEUDU\ RI
selama ini digunakan oleh Departemen Bangrir &DQDGD 4XHHQ¶V 8QLYHUVLW\ .LQJVWRQ
OK. Ontario, Canada.
b. Melakukan perbaikan pada infrastruktur, yakni Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian
pada komputer dan sistem informasi terpusat, Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
mengingat load time (waktu tunggu) pada Rosdakarya
proses aktivitas cukup sering terjadi.
c. PT. Pupuk Kaltim khususnya Divisi Bangrir Nieble, Benjamin W. 1993. Motion and Time
OK sebaiknya lebih memperhatikan penentuan Study. Ninth Edition. New York : McGraw-
jumlah manpower bukan hanya berdasarkan hill.
pemenuhan kuota saja akan tetapi, lebih Novera, Windry. 2010.Analisis Beban Kerja dan
terfokus kepada kompetensi manpower agar Kebutuhan Karyawan Bagian Administrasi
beban yang dirasa oleh manpower tidak terlalu akademik dan Kemahasiswaan (Studi
berat karena sesuai dengan kompetensinya. Kasus Unit Tata Usaha Departemen Pada
Institut Pertanian Bogor). Skripsi (tidak
DAFTAR PUSTAKA diterbitkan). Bogor. Intitut Pertanian
Bhayangkara, IBK, 2008. Audit Manajemen Bogor.
Prosedir dan Implementasi. Salemba
2JXQULQGH 2 5DXI ³Strategic Human
ermpat. Jakarta
Resource Planning And Organizational
Dewi, U. dan Satrya, A. 2012. Analisis Kebutuhan Effectiveness: An Empirical Analysis And
tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja Recommendations´ %ell & Howell
Karyawan pada PT PLN Persero Distribusi Information and Learning Company.
Jakarta Raya dan Tanggerang Bidang United States Code.
Sumber Daya Manusia dan Organisasi.
3HQJ : 0LNH ³Global Strategy´ 6HFRQG
Jurusan Manajemen SDM Fakultas
Edition. South-Western Cengage
Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
/HDULQJLQJ :HE 7XWRUΠ86$
Guerry, M-A, Feyter, De T. 2 ³Optimal
Prihatini, Lilis Dian, 2007, Analisis Hubungan
Recruitment Strategies in a Multi-level
Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat
Manpower Planning Model´ -940.
di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD
Journal of Operational Research Society.
Sidikalang, Skripsi tidak di publikasikan,
Vrije Universitas Brussel dan Hogescholl
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Universitas Brussel.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 34


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Prayitno, Sofyan, 2012, Audit Manajemen Sebagai
Sarana Mengukur Efektivitas Fungsi
Sumber Daya Manusia.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2004,
Manajemen Jilid 1 Edisi ke-7 Alih Bahasa;
T. Hermaya, Harry Slamet, Jakarta; PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Tjakraatmadja, J. H., Gustomo, A., Widyanti, A,
Putro, U.S 2004. ³Pengukuran Beban Kerja
Karyawan PT Jasa Marga (Persero). LAPI
± ITB Project Report
Wignjosoebroto, S. 2008. Teknik Tata Cara Dan
Pengukuran Kerja Edisi Pertama Cetakan
Keempat. Jakarta: Guna Widya.
Zimmerman, P.G. 2002. Nursing Managemen
Secrets. Elsevier Health Science.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No. 1 Januari 2017| 35


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai