Anda di halaman 1dari 3

Kelompok :4

Anggota : 1. Fara Salsabila Putri (21.0603.0006)


2. Shintya Pradiana Rasti (21.0603.0007)
3. Salshabilla Ramadhisa Aulia (21.0603.0013)
4. Alifa Amalia (21.0603.0030)
5. Rasid Ariyanti (21.0603.0031)
6. Retno Anggita Pratiwi (21.0603.0032)
7. Yusuf Zulqarnain (21.0603.0033)

Skenario Komunikasi Terapeutik Dengan Penderita HIV-AIDS

Perawat 1 : “Assalamualaikum wr.wb. Selamat siang ibu”


Ibu Asuh : “Waalaikumsalam, iya selamat siang Mbak. Oh ini yang kemarin membuat janji ya?’
Perawat 1 : “Benar Bu, kami yang kemarin sudah membuat janji untuk wawancara dan
psikoterapi dengan anak-anak yang terkena HIV di panti ini”
Ibu Asuh : “Mari silahkan Mbak, anak-anak sudah menunggu di ruangan”
Perawat 2 : “Halo adik-adik, selamat pagi!”
Anak 1 2 3 : “Selamat pagi”
Perawat 3 : “Loh kok kurang semangat ini, sudah pada sarapan belum?”
Anak 1 2 3 : “Sudah”
Ibu Asuh : “Ayo anak-anak yang semangat!”
Perawat 1 : “Kalau sudah kok kurang bersemangat, yok biar makin semangat ikuti gerakan
kakak-kakak di depan yaa”
Anak 1 2 3 : (mengangguk-angguk)
Perawat 2 : “Berdiri semua yuk, tangan di atas, tangan ke samping, tangan ke depan, tepuk-
tepuk bersama”
Perawat 1 2 3 : “Lagi yuk! Tangan di atas, tangan ke samping, tangan ke depan, tepuk-tepuk
bersama”
Perawat 3 : “Yeee, tepuk tangan untuk kita semuaa! Nah kita dari tadi udah semangat-semangat
tapi belum kenalan ya,”
Perawat 2 : “Nah perkenalkan ya adik-adik, aku Kak Yusuf, disamping kananku ada Kak Ara
dan di samping kiriku ada Kak Shintya,”
Perawat 1 3 : “Hai adik-adik, salam kenal yaa,”
Perawat 2 : “Nah kita sudah perkenalan nih, sekarang giliran adik adik yang perkenalan yukk!”
Ibu Asuh : “Ayok berdiri nak,”
Anak 1 : “Perkenalkan nama aku Retno, umur aku 9 tahun,”
Perawat 1 : “Wahh tepuk tangan untuk Retno,”
Anak 2 : “Hai kakak-kakak, nama aku Salsa. Umur aku 6 tahun,”
Perawat 3 : “Hai juga Salsa, tepuk tangan untuk Salsa,”
Anak 3 : “Nama aku Alifa, umur aku 10 tahun,”
Perawat 2 : “Halo Alifa, tepuk tangan untuk Alifa,”
Perawat 3 : “Nah adik-adik setelah ini bisa bermain bersama Kak Yusuf dan Kak Ara yaa.
Kakak-kakak disini udah menyiapkan hadiah juga loh buat kalian.”
Anak 2 : “Yeee ada hadiah”
Perawat 1 : “Yuk adik-adik ikut kami”
Setelah anak-anak dan perawat ke ruang bermain.
Perawat 3 : “Nah Ibu, boleh diceritakan bagaimana kondisi mereka saat ini? Saya lihat memang
ada perbedaan sikap yang cukup signifikan antara Retno dan Alifa dengan Salsa yang cenderung
ceria,”
Ibu Asuh : “Baik, jadi Retno dan Alifa adalah saudara kandung yang sudah ditinggal meninggal
oleh ibunya. Ayahnya menitipkan mereka di sini dan pergi merantau ke provinsi lain. Kalau Salsa itu
memang sudah tidak memiliki orang tua sejak bayi, dan kami rawat di sini hingga sekarang. Salsa itu
anaknya periang, walaupun kadang kalau bermain dengan temannya di luar sering diejek bahkan
dijauhi karena penyakitnya. Kalau Alifa dan Retno, mereka datang 2 tahun yang lalu, dan sikap
mereka memang lebih tertutup dan suka menyendiri.”
Perawat 3 : “Wah ternyata diskriminasi HIV pun bisa terjadi pada anak-anak ya Bu. Nah selama
ini apakah sudah ada upaya agar Alifa Retno maupun Salsa bisa menjadi ceria atau sedikit terbuka?”
Ibu Asuh : “Betul sekali Mbak, saya prihatin sekali melihat mereka sering dikucilkan di
lingkungan. Kami pihak panti sering memberi nasihat kepada anak-anak lain agar mereka mau
bermain tanpa membeda-bedakan. Namun, mungkin karena mereka bertiga sering mendengar ejekan
bahwa mereka menderita penyakit menular, mereka menjauh dengan sendirinya karena takut
menularkan pada teman-temannya,”
Perawat 3 : “Berarti memang ada keinginan menjauh dari dalam diri mereka bertiga karena takut
menularkan ke teman-teman yang lain ya Bu,”
Ibu Asuh : “Betul Mbak, jadi saya sangat berharap dengan kedatangan Mbak dan Mas perawat
kemari bisa merubah sikap mereka yang tadinya tertutup menjadi sedikit lebih terbuka dan mau
bergaul dengan teman teman yang lain,”
Perawat 3 : “Nah Bu, itu adik-adik sudah kembali.”
Ibu Asuh : “Wah kalian bawa apa itu?”
Anak 2 : “Hadiah dari kakak-kakak Bu”
Perawat 3 : “Wahh seru ya bermain sama kakak-kakak perawatnya?”
Anak 1 : “Iya seru banget, tadi aku bisa jawab matematika lohh,”
Anak 3 : “Aku juga aku juga”
Perawat 2 : “Nah tadi kan sudah bermain sama kakak-kakak, sekarang kakak mau tanya nih
sama kalian, boleh?”
Anak 1 2 3 : “Boleh boleh”
Perawat 2 : “Kalian sering main sama temen-temen di luar nggak?”
Anak 1 2 3 : Geleng geleng kepala dan menunduk
Perawat 1 : “Kenapa kok engga, seru loh bisa main bareng-bareng sama yang lain. Tadi main
sama kami seru sekali kan?”
Anak 3 : “Sama kakak seru, tapi kalo sama yang lain enggak seru. Kita takut.”
Perawat 1 : “Takut kenapa? Mereka seram ya, atau menakutkan?”
Anak 1 : “Bukan, kita takut kalo mereka jadi kayak kita. Nanti mereka ikut sakit, terus nggak
bisa main lagi,”
Perawat 2 : “Ohh jadi yang kalian takutkan itu?”
Anak 123 : Mengangguk
Perawat 2 : “Gini deh sekarang kakak tanya sama kalian, tadi waktu bermain sama kita kok
kalian nggak takut, malah asik kesana kemari?”
Anak 2 : “Karna kakak baik”
Perawat 3 : “Jadi teman-teman di luar sana nggak baik ya?”
Anak 2 : “Mereka sering ejek kita sakit,”
Perawat 3 : “Ohh jadi begitu, memangnya kalian sekarang merasakan sakit?”
Anak 1 : “Engga, kita sehat-sehat aja,”
Perawat 1 : “Nah, kalian kan sehat dan baik-baik saja, berarti mulai sekarang jangan takut lagi.
Kalau mereka bilang kalian sakit, bilang saja kita sehat, buktinya kita bisa bermain dan beraktivitas.
Tapi, ada tapinya nih, misalnya kalian jatuh terus ada luka berdarah, nah kalian jangan mendekat dulu
sama teman-teman kalian yang lain. Segera panggil Bu Ari biar di rawat,”
Anak 3 : “Kenapa kok enggak boleh dekat-dekat kak?,”
Perawat 1 : “Itu agar teman-teman kalian tidak panik, dan kalau ada yang takut darah tidak
berteriak. Paham?”
Anak 1 2 3 : “Paham Kakak”
Perawat 2 : “Nah jadi sekarang bisa bermain sama teman-teman di luar?”
Anak 1 2 3 : mengangguk
Perawat 2 : “Udah nggak takut lagi ya? Kalau kalian pengen bercerita atau berbagi kegiatan hari
ini, esok, dan seterusnya bisa juga sama Bu Ari, atau kalau kakak-kakak berkunjung bisa cerita sama
kami”
Perawat 3 : “Betul sekali, kami nggak sabar ingin mendengar cerita keseharian kalian di
pertemuan selanjutnya,”
Perawat 1 : “Nah sekarang kakak antar bergabung sama teman-teman yang lain yaa”
Perawat 1 dan 2 mengantar ke luar sambil berpamitan dengan anak-anak
Perawat 3 : “Bu untuk kunjungan hari ini sudah cukup, mungkin untuk kunjungan selanjutnya
aka nada perwakilan dari Bidan dan Dokter Anak,”
Ibu Asuh : “Baik Mbak, terimakasih banyak kunjungannya. Semoga mereka bertiga tidak lagi
murung dan menutup diri”
Perawat 3 : “Sama-sama Bu, kalau begitu kami pamit ya, Assalamualaikum”
Ibu Asuh : “Waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai