Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDU

R
PEMANTAUAN SUHU VAKSIN COVID
- 19
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Puskesmas Lawang Tanda tangan Kepala UPT Puskesmas Lawang
dr YULIA RACHMAWATI
NIP. 197907302006042017

1. Pengertian Proses pemantauan/monitoring suhu di semua bagian ruang


penyimpanan vaksin, mulai dari penerimaan sampai dengan
pengiriman

2. Tujuan Memastikan potensi vaksin tetap terjaga dalam kondisi suhu yang
ditetapkan dari awal pengiriman, penerimaan sampai digunakan.
Dalam hal ini :

1. Suhu dalam ruang penyimpanan barang harus sesuai dengan


standar penyimpanan yang telah ditentukan, sehingga vaksin
yang disimpan dalam ruangan tersebut terjamin mutunya

2. Memastikan suhu pada ruang penyimpanan barang relatif mer


ata di semua titik dan alat ukur yang ada menunjukan titik suh
u yang representatif dan terkalibrasi.

3. Untuk mengetahui suhu dalam area penyimpanan baik yang te


rendah maupun tertinggi sehingga suhu dapat dimonitor.

4. Memastikan produk disimpan sesuai temperatur yang ditetapk


an oleh principal.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas LawangNomor :


440//412.43.16/SK/2016 Tentang : Jenis – jenis Pelayanan

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun


2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Alat dan Bahan:


5. Prosedur/Langkah-
langkah 1. Cold Box/ Vaccine Carrier/Styrofoam
2. Ice Pack/ Cold Pack/Ice Gel
3. Vaccine Refrigerator
4. Freezer
5. Termometer terkalibrasi/ Digital Data Logger
6. Pembatas/Divider/lainya
7. Form Pencatatan
8. Form POB
Langkah-Langkah Pemantauan Suhu Vaksin:

1. Pemantauan Suhu Pengiriman Vaksin

a) Memastikan prosedur pengepakan vaksin sesuai standar


yang ditentukan dalam SOP untuk menghindari kerusakan
atau menurunnya potensi vaksin.

b) Melakukan pengukuran suhu vaksin tetap berada pada


rentang antara 2°C s.d 8°C sebelum dilakukan pengiriman
ke sarana selanjutnya dan mencatat semua informasi

c) di Kartu Monitor Suhu dan dokumen pengiriman/dokumen


validasi.

2. Pemantauan Suhu Penerimaan Vaksin

a) Memeriksa dokumen pengiriman vaksin/dokumen validasi


disaat yang sama saat vaksin diterima dan memastikan
dokumen lengkap dan memenuhi persyaratan sebelum
menerima vaksin.

b) Melakukan pemeriksaan suhu vaksin disaat yang sama


saat vaksin diterima dan memastikan suhu vaksin tetap
berada pada rentang antara 2°C s.d 8°C dengan melihat
termometer pada vaccine carrier dan melakukan
pencatatan di Kartu Monitor Suhu

3. Pemantauan Suhu Penyimpanan Vaksin Harian

a) Melakukan pemantauan suhu tempat penyimpanan vaksin


minimal 2 kali sehari di awal dan di akhir hari.

b) Memastikan suhu pada vaccine refrigerator terjaga


suhunya antara 2°C s.d 8°C dan freezer pada suhu antara
-50°C s.d -15°C.

c) Mengatur termostat pada setelan yang telah ditentukan


oleh Indutri farmasi (factory-set) atau titik tengah, yang
akan menurunkan kemungkinan terjadinya penyimpangan
suhu.

d) Melakukan pencatatan aktivitas pada Kartu Monitor Suhu


dengan melengkapi informasi suhu minimum / maksimum,
tanggal, waktu, nama orang yang memeriksa dan
mencatat suhu.

e) Jika terjadi penyimpangan suhu, setiap staf yang mendeng


ar alarm atau mengetahui adanya penyimpangan suhu di
Digital Data Logger (DDL) harus melaporkan kepada pena
nggung jawab sarana .

f) Memberi label vaksin yang terpapar "JANGAN DIGUNAKA


N" dan menempatkannya dalam wadah terpisah selain dari
vaksin lain (jangan buang vaksin ini).  

g) Petugas pengelola vaksin melaporkan masalah tersebut k


epada penanggung jawab sarana dengan mendokumentas
ikan kejadian tersebut berikut informasi tanggal dan waktu
penyimpangan suhu, suhu unit penyimpanan serta suhu ru
angan, jika tersedia (termasuk suhu minimum/maksimum s
elama kejadian berlangsung), nama orang yang menyeles
aikan laporan dan deskripsi kejadian, lamanya waktu vaksi
n mungkin terkena, dan melakukan inventarisasi vaksin ya
ng terkena dampak, membuat daftar item di unit (termasuk
botol air) selain vaksin, masalah apapun dengan unit penyi
mpanan dan/atau vaksin yang terdampak sebelum kejadia
n serta informasi lain yang terkait.
h) Melakukan pemeriksaan dasar pada pintu unit, catu daya,
dan pengaturan termostat jika alarm suhu berbunyi
berulang kali, dan tidak diperkenankan memutuskan
hubungan alarm sampai petugas menentukan dan
mengatasi penyebabnya.

i) Melakukan transfer vaksin ke unit cadangan jika alarm


terus berbunyi atau suhu tetap di luar kisaran seperti yang
diarahkan oleh SOP.

j) Menghubungi teknisi untuk memeriksa peralatan dan


menentukan perlunya perbaikan atau penggantian serta
mencatatkan kejadian berikut di Kartu Monitor Suhu.

4. Pemantauan Suhu Penyimpanan Vaksin Bulanan

a) Melakukan pengecekan apakah diperlukan


penyesuaian/pengaturan suhu unit penyimpanan (vaccine
refrigerator dan freezer) berdasarkan informasi dari
pengukuran saat itu dan log pemantauan suhu di luar hari
kerja ketika pintu unit sering dibuka dan ditutup. 

b) Memastikan tempat penyimpanan vaksin dihubungkan


erat ke sumber listrik, mengukur suhu di dalam unit
penyimpanan, menunggu selama 30 menit tanpa
membuka pintu, agar suhu stabil lalu mengukur suhu
kembali untuk menentukan apakah termostat harus disetel
ulang.

c) Melakukan penyesuaian/pengaturan suhu dengan melihat


instruksi pada buku petunjuk manual.

d) Mengatur penyesuaian ke pengaturan yang lebih hangat


atau lebih dingin dengan memutar kenop termostat secara
perlahan untuk menghindari keluar dari kisaran suhu yang
benar lalu membiarkan suhu di dalam unit menjadi stabil
selama 30 menit tanpa membuka pintu.
e) Mengukur ulang suhu unit penyimpanan dan mengulangi
langkah-langkah ini sesuai kebutuhan sampai suhu stabil
antara 2°C s.d 8°C untuk vaccine refrigerator atau antara -
50°C dan -15°C untuk freezer.

f) Menempatkan botol air tambahan di dalam unit untuk


membantu meningkatkan stabilitas suhu jika diperlukan. 

g) Mencatat aktifitas penyesuaian atau pengaturan suhu


dalam Kartu Monitor Suhu. 

h) Koordinator Vaksin harus melakukan pemeriksaan Kartu


Monitor Suhu minimal 1 kali dalam sebulan.

5. Pemantauan Suhu Penyimpanan Vaksin Tahunan :

a) Menggunakan Digital Data Logger (DDL) dengan arus dan


Sertifikat Pengujian Kalibrasi yang valid dan harus
mencakup nama atau nomor model/perangkat, nomor seri,
tanggal kalibrasi (tanggal laporan atau penerbitan) ,
konfirmasi bahwa instrumen lulus pengujian  (atau
instrumen dalam toleransi) , Ketidakpastian yang
direkomendasikan atas +/- 0,5 ° C atau kurang. 

b) Menyimpan Digital Data Logger (DDL) selama tiga tahun


agar dapat dianalisis untuk tren jangka panjang dan/atau
masalah yang berulang.

c) Memastikan keakuratan pemantauan suhu dengan


menggunakan DDL dengan fitur berikut:  probe yang dapat
dilepas yang paling mencerminkan suhu vaksin (mis.,
Probe yang dilapisi glikol, manik-manik kaca, pasir, atau
Tefon®), alarm untuk suhu di luar kisaran, Indikator baterai
lemah, tampilan suhu saat ini, minimum, dan maksimum,
ketidakpastian yang direkomendasikan atas +/- 0,5 ° C ,
interval pencatatan (atau kecepatan membaca) yang dapat
diprogram oleh pengguna untuk mengukur dan mencatat
suhu setidaknya setiap 30 menit.

d) Kartu Monitor Suhu harus disimpan minimal 5 tahun (shelf-


life) + 1 tahun.

6. Diagram Alir 1. Pengiriman dan Penerimaan

2. Pemantauan Harian, Bulanan dan Tahun


7. Unit Terkait

8. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai