Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PERMOHONAN PENYERTAAN MODAL USAHA


UNTUK KEGIATAN
BADAN USAHA MILIK NAGARI (BUMNAG)

BUMNAG

“BATAHAN BERSINAR”

NAGARI BATAHAN
KECAMATAN RANAH BATAHAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2022
BADAN USAHA MILIK NAGARI
BATAHAN BERSINAR
NAGARI BATAHAN KECAMATAN RANAH BATAHAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
Sekretariat: Jl. Diponegoro No 81 Silaping Kode Pos 26374

No : /BUMNag/BB/10/2022
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Penyertaan Modal Usaha

Kepada :
Yth. Bapak Wali Nagari Batahan
Di
Tempat

Dengan hormat,

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semoga kita selalu
mendapat bimbingan dan Ridho-Nya, Amin.

Bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat serta
mengurangi jumlah pengangguran terutama golongan keluarga prasejahtera di wilayah Nagari
Batahan Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat, maka kegiatan tersebut sangat
membutuhkan peran aktif dan dukungan dari masyarakat serta pemerintah Nagari Batahan.

Sehubungan dengan maksud tersebut, kami yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Nagari
(BUMNag) Batahan Bersinar Nagari Batahan Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman
Barat, memohon kiranya Bapak Wali Nagari Batahan berkenan memberikan penyertaan modal
usaha untuk melancarkan kegiatan usaha yang kami upayakan agar dapat terealisasi sesuai
dengan program yang direncanakan.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, semoga Bapak Wali Nagari Batahan dapat
mengabulkan pengajuan penyertaan modal usaha ini. Atas perhatian, dukungan serta
kebijaksanaannya kami ucapkan terima kasih.

Silaping, Oktober 2022


Direktur BUMNag Batahan Bersinar

NOVIS SATRIA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala karunia dan rahmatNya yang
telah memberikan kelancaran serta kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Proposal permohonan penyertaan modal usaha BUMNag Batahan Bersinar.

Proposal ini disusun untuk memberikan informasi dan gambaran umum tentang berbagai kegiatan
serta rencana yang telah ditetapkan. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat keterbatasan
dalam pelaksanaan kegiatan maupun penyampaian proposal, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun serta dukungan dari berbagai pihak berupa material maupun non material
sangat kami sambut dengan tangan terbuka demi perbaikan kami dimasa mendatang.

Harapan kami, semoga dengan tersampaikannya proposal ini dapat menggugah hati dari berbagai
pihak untuk bekerja sama demi upaya pemberdayaan sumberdaya masyarakat melalui
pengembangan dan penguatan usaha ekonomi masyarakat.

Silaping, Oktober 2022


Direktur BUMNag Batahan Bersinar

NOVIS SATRIA
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus masih menjadi titik lemah
dalam rangka mendukung penguatan ekonomi perdesaan. Oleh karenanya diperlukan upaya
sistematis untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola asset ekonomi strategis di
Nagari sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi
perdesaan. Dalam konteks demikian, BUM Nag pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi
atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi Nagari. Beberapa agenda yang bias
dilakukan antara lain:
 Pengembangan kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam
pengelolaan asset ekonomi Nagari,
 Mengintegrasikan produk-produk ekonomi perdesaan sehingga memiliki posisi nilai
tawar baik dalam jaringan pasar,
 Mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha ekonomi yang dikembangkan,
 Menguatkan kelembagaan ekonomi Nagari,
 Mengembangkan unsure pendukung seperti perkreditan mikro, informasi pasar, dukungan
teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan jaringan komunikasi maupun
dukungan pembinaan dan regulasi.

BUM Nag merupakan instrument pendayagunaan ekonomi local dengan berbagai ragam jenis
potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi
warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUM Nag
juga memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang
memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat
secara optimal.

1.2. Dasar Pemikiran


DenganditerbitkannyaUndang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentangDesa,
sebagaimanadiamanatkandalam Bab X dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 yang menyatakandesa dapat mendirikan
Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa. PemerintahdesadapatmendirikanBadan Usaha
MilikDesasesuaidengankebutuhandanpotensidesadenganharapandapatmeningkatkanpendapatand
an kesejahteraanmasyarakatsertadesa.

1.3. Maksud dan Tujuan


Sesuai dengan hal-hal yang telah diuraikan dalam pemaparan sebelumnya, penyusunan
proposal ini dimaksudkan untuk menyampaikan sejumlah informasi yang dianggap perlu untuk
diketahui oleh pihak-pihak terkait dalam upaya peningkatan dan pemberdayaan ekonomi
mayarakat menuju kesejahteraan masyarakat di wilayah Desa ……………………….
Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Mendukung penguatan kegiatan usaha masyarakat dalam menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak yang memiliki potensi dibidang peningkatan usaha masyarakat.
2. Mewadahi dan membina masyarakat dalam kegiatan usaha sehingga menjadi sumber
penghasilan yang mampu menumbuhkan motivasi dan inovasi dalam dunia usaha.
3. Meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat melalui kegiatan usaha yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat melalui suatu wadah kegiatan yang
positif dan produktif dalam Badan Usaha Milik Desa.
1.4. Rencana Kegiatan
a. Sasaran dan Target Kegiatan
Sasaran kegiatan ini meliputi pengelolaan aset ekonomi dan potensi Desa, serta sentra
kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Desa ……………………... Sedangkan
target kegiatan di fokuskan kepada:
 Masyarakat produktif, seperti ibu rumah tangga, remaja serta individu dan kelompok
masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi.
 Masyarakat prasejahtera, yang mempunyai penghasilan tidak tetap.
b. Jenis Kegiatan Usaha
Jenis kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh BUMDesa ………………………… meliputi:
 Unit Usaha Pengelolaan Pasar Desa
Pasar Desa …………………… merupakan aset desayang pengelolaanya mulai dari
minggu ke-2 Bulan Januari 2016 diserahkan kepada BUMDesa ……………………….
sebagai salah satu unit usahanya. Letak Pasar Desaberada bersebelahan dengan pasar
……………………… (milik Pemda Kab Pringsewu), memiliki ukuran luas 17 m x 48
m dengan jumlah pedagang sebanyak 75 orang. Jadwal hari pasar Desa
……………………… setiap senin dan kamis, dimana setiap hari pasar para pedagang
dikenakan biaya retribusi senilai Rp. 2000. Dalam satu bulan terdapat 8 hari pasar,
sehingga pendapatan dari retribusi pasar Desa sebesar Rp. 1.200.000.
Aktivitas pasar Desa …………………… dapat digambarkan melalui tabel dibawah :
Jenis Dagangan (orang)
N Alamat Sayuran Tahu Sabun Baju Jajanan Jumla
Kelonton
o Pedagang dan bumbu dan dan dan tradision h
gan
dapur tempe lainnya kain al
1 ……………
18 2 5 4 3 8 40
…………….
2 ……………
10 3 2 2 1 4 22
…………….
3 ……………
4 0 3 2 3 1 13
…………….
Jumlah 32 5 10 8 7 13 75

 Unit Usaha Perdagangan


Kegiatan usaha perdagangan yang akan dilakukan adalah pembelian dan tunda jual
gabah, dimana gabah tersebut berasal dari usaha tani sawah warga masyarakat Desa
…………………... Potensi sawah tadah hujan yang ada di Desa ……………………
seluas 8 Ha dan dapat dilakukan proses budidaya sebanyak 2 kali dalam setahun, dimana
pelaku utamanya sebanyak 32 orang petani. Selain akan menampung sebagian hasil
budidaya padi, BUMDesa juga akan memberikan pendampingan penyuluhan berkaitan
dengan teknik budidaya padi kepada petani.
 Unit Usaha Peternakan
Kegiatan usaha peternakan yang telah dilakukan oleh BUMDesa
………………………… adalah pengembangan sapi bali sebanyak 4 ekor. Pemeliharaan
pengembangan sapi tersebut di kelola oleh peternak di Desa ………………………..,
dengan sistem bagi hasil.
Sementara kegiatan usaha peternakan yang direncanakan oleh BUMDesa
………………… adalah penggemukan sapi bali secara intensif, dengan interval
pemeliharaan selama 6 bulan.Sistem penggemukan sapi bali tersebut bersifat bagi hasil
dengan peternak yang berada di Desa ……………………….
 Unit Usaha Pertanian
Kegiatan unit usaha pertanian yang direncanakan adalah budidaya tanaman seledri di
pekarangan rumah masyarakat Desa …………………….., hal ini dilakukan untuk
memanfaatkan pekarangan rumah dan dapat memberdayakkan keluarga atau ibu rumah
tangga sehingga dapat memberikan pendapatan tambahan. Kegiatan usaha ini bersifat
kemitraan antara BUMDesa ……………………… dengan warga masyarakat Desa
………………………. Kemitraan ini berupa paket sarana produksi, meliputi bibit
seledri, Paranet dan menampung hasil budidayanya serta akan diberikan pendampingan
penyuluhan berkaitan dengan teknik budidaya seledri oleh BUMDesa
…………………………………..

II. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA KEGIATAN


Penjelasan sederhana mengenai rencana anggaran dan biaya serta analisa usaha setiap kegiatan
unit usaha di BUMDesa ……………………………. Desa………………………..,meliputi:

2.1. Unit Usaha Perdagangan


Kegiatan yang dilakukan adalah pembelian gabah kering giling (GKG) dari petani pada
waktu panen musim rendeng dengan sistem tunda jual selama beberapa bulan atau menjual
kembali sebelum waktu panen padi di musim tanam berikutnya.
Analisa usaha:
a. Modal usaha
- Gabah 4 ton x Rp. 4.500.000 = Rp. 18.000.000
b. Penerimaan
Penjualan gabah dengan estimasi harga jual
Rp. 5.200.000/ton GKG
- Gabah 4 ton x Rp. 5.200.000 = Rp. 20.800.000

Keuntungan = Rp. 20.800.000 – Rp. 18.000.000


= Rp. 2.800.000

B/C Rasio = Rp. 20.800.000 : Rp. 18.000.000


= 1,15
( artinya dalam satu periode produksi dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan
diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 115 ).

2.2. Unit Usaha Peternakan


Kegiatan yang dilakukan adalah penggemukan sapi bali, dengan asumsi rincian kegiatan
sebagai berikut:

 Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak
diperhitungkan untuk sewa lahannya
 Sapi bakalan yang dipelihara: 9 ekor sapi bali
 Harga sapi bakalan: Rp 10.000.000,-/ekor
 Bobot badan awal sapi bakalan: 200 kg/ekor
 Sapi dipelihara selama 4 bulan dengan pertambahan bobot badan (PBB) sekitar 0,7
kg/ekor/hari, sehingga:

PBB selama 4 bulan = 0,7 kg x 120 hari


= 84 kg/ekor
Bobot akhir sapi = 200 kg + 84 kg
= 284 kg
Bobot seluruh sapi = 284 kg x 9 ekor
= 2.556 kg
Hasil penjualan sapi = 2.556 kg x Rp. 50.000/kg bobot hidup sapi
= Rp. 127.800.000

 Luas kandang: 40 m2
 Biaya sewa kandang 40 m2 = Rp. 2.000.000
 Operasional tenaga kerja selama 4 bulan : Rp 700.000,-/bulan = Rp. 2.000.000
 Biaya pakan untuk satu periode:
 Hijauan : 30 kg x 9 ekor x 120 hari x Rp. 250 = Rp. 8.100.000
 Konsentrat : 1 kg x 9 ekor x 120 hari x Rp. 1.500 = Rp. 1.620.000
 Biaya vitamin B kompleks (1 kali pemberian selama periode pemeliharaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh): Rp. 180.000 untuk 9 ekor sapi
 Biaya obat cacing (1 kali pemberian selama periode pemeliharaan sebagai upaya
mencegah cacingan): Rp. 140.000 untuk 9 ekor sapi
 Kotoran ternak yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 5.000 kg dengan harga Rp
300/kg = = Rp. 1.500.000

Uraian Biaya (Rp)


A. Biaya  
Sewa kandang : 40 m 2
2.000.000
Sapi bakalan : 9 ekor x Rp. 10.000.000 90.000.000
Operasional pemeliharaan selama 4 bulan (Rp. 700.000) 2.800.000
HMT : 30 kg x 9 ekor x 120 hari x Rp. 250 8.100.000
Konsentrat : 1 kg x 9 ekor x 120 hari x Rp. 1.500 1.620.000
Vitamin B kompleks 180.000
Obat cacing 140.000
 Jumlah 320
B. Pendapatan  
Penjualan Sapi : 9 ekor x 284 Kg x Rp. 50.000/Kg 127.800.000
Penjualan kotoran sapi : 5.000 Kg x Rp. 300/Kg 1.500.000
 Jumlah 129.300.000
   
C. Keuntungan 24.460.000

Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan : biaya adalah
B/C rasio = 129.300.000 : 104. 840.00
= 1,23

Ini artinya dalam satu periode penggemukan, dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan
diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 123. Selain itu, dari perhitungan di atas juga dapat diketahui
nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu:

1) BEP harga = total biaya : berat sapi total


= Rp. 104.840.000 : 2.556 kg
= Rp. 41.020/kg

2) BEP produksi = total biaya : harga jual sapi (per kg)


= Rp. 104.840.000 : Rp. 50.000
= 2.097 kg

Dari nilai BEP dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi ini akan mencapai titik impas
jika 9 ekor sapi mencapai bobot badan 2.097 kg atau harga jual Rp 41.020/kg.

2.3. Unit Usaha Pertanian


Kegiatan yang dilakukan adalah budidaya tanaman seledri dan bawang daun, dengan luas
penanaman 240 m2, yang terbagi untuk tanaman seledri seluas 120 m2 dan untuk tanaman bawang
daun seluas 120 m2. Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman seledri dan bawang daun adalah
20 cm x 20 cm.
Rincian kegiatan usaha budidaya tanaman adalah sebagai berikut:

a. Budidaya Tanaman Seledri


Uraian Jumlah Harga Jumlah
Satuan Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Media Tanam/140 m2      
Pupuk kandang 40 karung 10.000 400.000
Serbuk kayu 40 karung 5.000 200.000
Dolomit 2 sak 25.000 50.000
Biaya pembuatan media tanam 4 HOK 50.000 200.000
 Jumlah     850.000
Para-para/120 m 2
     
Bambu 20 batang 10.000 200.000
Paranet 70 m 9.000 630.000
Biaya pembuatan para-para 4 HOK 50.000 200.000
 Jumlah     1.030.000
       
Bibit seledri 2.000 250 500.000
Pupuk Organik cair 2 liter 60.000 120.000
Pupuk NPK 50 Kg 3.000 150.000
Fungisida 1 Kg 150.000 150.000
Insektisida 1.000 ml 160.000 160.000
Biaya perawatan 12 HOK 50.000 600.000
  Jumlah     1.680.000
Total biaya     3.560.000
Pendapatan      
Panen seledri 250 gr/bibit 2.000 bibit 9.000 4.500.000
       
Keuntungan     940.000

Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan : biaya adalah
B/C rasio = 4.500.000 : 3.560.000
= 1,26

Ini artinya dalam satu periode tanam seledri, dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan
akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 126. Selain itu, dari perhitungan di atas juga dapat
diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu:

1) BEP harga = total biaya : produksi


= Rp. 3.560.000 : 500 kg
= Rp. 7.120/kg

2) BEP produksi = total biaya : harga jual (per kg)


= Rp. 3.560.000 : Rp. 9.000
= 396 kg
Dari nilai BEP dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya seledri ini akan mencapai titik
impas jika populasi tanaman 2.000 bibit mencapai produksi panen 396 kg atau harga jual
seledri Rp 7.120/kg.

b. Budidaya Tanaman Bawang Daun


Jumlah Harga Jumlah
Uraian
Satuan Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Media Tanam/140 m2      
Pupuk kandang 40 karung 10.000 400.000
Serbuk kayu 40 karung 5.000 200.000
Dolomit 2 sak 25.000 50.000
Biaya pembuatan media tanam 4 HOK 50.000 200.000
 Jumlah     850.000
Para-para/140 m 2
     
Bambu 20 batang 10.000 200.000
Paranet 70 m 9.000 630.000
Biaya pembuatan para-para 4 HOK 50.000 200.000
 Jumlah    1.030.000
     
Bibit bawang daun 2.000 250 500.000
Pupuk Organik cair 2 liter 60.000 120.000
Pupuk NPK 50 Kg 3.000 150.000
Fungisida 1 Kg 170.000 170.000
Insektisida 1.000 ml 180.000 180.000
Biaya perawatan 12 HOK 50.000 600.000
  Jumlah     1.720.000
Total biaya     3.600.000
Pendapatan      
Panen bawang daun 250 gr/bibit 2.000 bibit 9.500 4.750.000
       
Keuntungan     1.150.000

Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan: biaya adalah
B/C rasio = 4.750.000 : 3.600.000
= 1,32

Ini artinya dalam satu periode tanam bawang daun, dari setiap modal Rp. 100 yang
dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 132. Selain itu, dari perhitungan di atas
juga dapat diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu:

1) BEP harga = total biaya : produksi


= Rp. 3.600.000 : 500 kg
= Rp. 7.200/kg

2) BEP produksi = total biaya : harga jual (per kg)


= Rp. 3.600.000 : Rp. 9.500
= 379 kg

Dari nilai BEP dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya bawang daun ini akan mencapai
titik impas jika populasi tanaman 2000 bibit mencapai produksi panen 379 kg atau harga jual
bawang daun Rp 7.200/kg.

Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya Serta Keuntungan Kegiatan BUMDesa


………………….dalam1Tahun

Periode Modal Pendapatan Keuntungan


No Kegiatan Usaha
Usaha Usaha (Rp) (Rp) (Rp)
1 Unit Usaha Perdagangan :        
Pembelian dan tunda jual gabah 2 kali 36.000.000 41.600.000 5.600.000
2 Unit Usaha Peternakan :        
Penggemukan sapi bali 3 kali 314.520.000 387.900.000 73.380.000
3 Unit Usaha Pertanian :        
Budidaya seledri 3 kali 10.680.000 13.500.000 2.820.000
Budidaya bawang daun 3 kali 10.800.000 14.250.000 3.450.000
    21.480.000 27.750.000 6.270.000
4 Unit Usaha Pengelolaan Pasar        
Retribusi Los Pasar 1 tahun
(52 minggu)   15.600.000 15.600.000
      372.000.000 472.850.000 100.850.000

III. PENUTUP

Sebuah harapan besar yang ingin dicapai melalui terbentuknya Badan Usaha Milik
Desa(BUMDesa) ………………….. Desa ……………………, serta dengan adanya potensi
desadan dukungan berupa material maupun non material, dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap pengurus BUMDesadan masyarakat dalam kegiatan perekonomian di
Desa …………………………..
Hal tersebut dapat terealisasi sesuai dengan rencana, tentunya atas motivasi dan bantuan baik
dari instansi pemerintah terkait (pemerintahan Desa) maupun pihak-pihak lain yang peduli
melalui program-program yang intensif dan berkelanjutan. Dimana program tersebut tidak hanya
secara efektif melibatkan pengelola Badan Usaha Milik Desa(BUMDesa)
…………………………. dalam pelaksanaannya, tetapi juga melibatkan peran aktif komponen
masyarakat lain yang mempunyai kesamaan misi, demi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat Desa ………………………...
LAMPIRAN

SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) “………………………….”
DESA …………………………, KECAMATAN ………………………….
KABUPATEN ……………………………

a. Penasehat : ………………………….

b. Pengawas : 1. …………………………
2. …………………………
3. …………………………

c. Ketua : ………………………….
d. Sekretaris : ………………………….
e. Bendahara : ………………………….

f. Kepala Unit Usaha …………………………. : ………………………….


g. Kepala Unit Usaha …………………………. : ………………………….
h. Kepala Unit Usaha …………………………. : ………………………….
FOTO RENCANA KEGIATAN BUMDESA “…………………………”

1. Unit Usaha Pengelolaan Pasar

Foto Pasar Desa …………………………..

2. Unit Usaha Perdagangan


Foto calon gudang penyimpanan gabah

3. Unit Usaha Peternakan

Foto calon kandang penggemukan sapi

4. Unit Usaha Pertanian


Foto kegiatan budidaya tanaman sayuran di pekarangan dengan polybag

Anda mungkin juga menyukai