Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

BUSANA INDUSTRI
Disusun untuk memenuhi mata pelajaran Busana Industri

Disususun oleh:

Sri Meri Kurniawati

Anggun Sri Rahayu

Diana Maharani

Sylvia Meylani Putri

XII Busana 1
SMK Negeri 3 Garut
1. Accessories
Accessories merupakan material yang biasa dipakai untuk
melengkapi sebuah pakaian. Dalam industri garment dan
apparel aksesoris yang dimaksud umumnya terdiri dari
zipper (resleting), button (kancing dan aksesoris lainnya.

2. Accepted Quality Level (AQL)


Istilah yang pengendalian mutu yang digunakan di pabrik,
menunjukan presentase jumlah barang cacat yang dinilai
bisa diterima buyer.

3. Accu mark
Accu mark adalah alat yang dilengkapi komputer
digunakan untuk mendesain pakaian, membuat pola,
grading sampai gambar penataan pola.

4. Apparel
Apparel yaitu sebutan yang sering digunakan untuk
menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan baju,
garment dan pakaian.

5. AD (Article Description)
AD merupakan singkatan dari Article Aescription yang berisi tentang semua
keperluan yang ada untuk satu pembuatan garment, baik dari segi design,
material yang digunakan, warna yang dipilih, jenis jahitan garment, artwork
pada garment, packing dan lain sebagainya yang menyahut pada detail
garment.
6. Automatic Steam Iron
Merupakan setrika otomatis yang dilengkapi pengatur suhu dan air yang secara otomatis dapat
mengatur pemberian uap.

7. BOM (Bill of Material)


Merupakan singkatan dari Bill of Material yang
berisi material yang digunakan oleh garment
tersebut. BOM sendiri merupakan salah satu part
yang ada pada AD.

8. Bor kain
Bor kain adalah alat bor yang digunakan untuk memberi tanda
pada komponen pakaian, misalnya tempat saku, kupnat dan
lain-lain.

9. Bulk
Bulk merupakan istilah lain untuk mass production atau
produksi dalam jumlah besar.

10. Bundle
Bundle merupakan sejumlah ikatan komponen dalam
pakaian. Misalnya bagian lengan untuk potongan kain
pertama hingga bagian lengan untuk potongan ke 100.
11. Button

Button yang biasa disebut sebagai “kancing baju” dalam


keseharian merupakan sebuah alat kecil berbentuk pipih dan
bundar, bulat, persegi, maupun segitiga yang biasa
dipasangkan dengan lubang kancing ungtuk menyatukan dua
helai kain yang bertumpukan.

12. Cacat kritis


Cacat kritis atau reject kritis adalah cacat jahitan pada pakaian yang
terlihat dan menyebabkan pakaian tidak dapat dipakai.

13. Cacat major


Cacat major adalah cacat jahitan pada pakaian tetapi pakaian masih
dapat dipakai.

14. Cutable
Cutable adalah fabric maksimum yang bisa dipotong, biasanya
cutable lebih digunakan untuk mengukur lebar fabric dan besarnya
lebih kecil dari lebar marker maupun lebar fabric.

15. Consumption
Consumption merupakan istilah untuk penyebutan banyaknya
penggunaan material pada satu garment. Contoh consumption
fabric untuk 1 garment senilai 2.o6 artinya kebutuhan fabric
rata-rata adalah 2.o6 yard per garment.
16. Core spun
Core spun adalah benang inti multifilament yang dibungkus
oleh serat-serat spun.

17. Embroidery
Embroidery merupakan teknik bordir dengan beraneka ragam pilihan
warna dan gambar yang dapat ditemukan pada berbagai item fashion.
Hiasan di atas kain ini umumnya dibuat menggunakan jarum jahit dan
benang dalam berbagai variasi warna dengan tujuan untuk
mempercantik tampilan bahan itu sendiri.

18. End to end


End to end adalah ukuran maksimum dari ujung ke ujung dalam
fabric, biasanya istilah end to end digunakan untuk mnegukur lebar
fabric.

19. Fabric
Fabric merupakan bahasa inggris dari kain dan bahasa yang kerap
dipakai dalam industri textil sert garment.

20. Face
Face dalam dunia garmen dimaksudkan untuk menyebutkan face dari
fabric. Dengan kata lain face merupakan bagian depan dari fabric
yang nantinya akan menjadi bagian tampak luar dari sebuah produk
garment.
21. Face to face
Face to face adalah penyusunan kain dengan posisi bagian
luar kain saling beradu.

22. Face down


Face down adalah penyusunan kain dengan posisi
bagian luar kain menghadap bawah

23. Face up
Face up adalah penyusunan kain dengan posisi
bagian luar kain menghadap ke atas.

24. Finished Goods


Finished good merupakan bahasa lain dari garment yang
sudah lolos QC dan siap untuk dikirimkan.

25. Haute couture


Haute couture yaitu pembuatan busana tingkat tinggi.
26. Garment
Dari segi bahasa garment berarti pakaian jadi.
Garment merupakan penyebutan global untuk barang
jadi setelah dijahit misalnya kaos, celana, kemeja,
jaket, rok dan lainnya.

27. Glace cotton


Glace cotton adalah benang kapas yang permukaannya diberi lapisan
khusu sehingga menjadi kaku dan licin.

28. Grading
Grading adalah memperbesar atau memperkecil pola sesuai
dengan ukuran yang ditentukan.

29. Grouping
Grouping merupakan i stilah untuk pengelompokan yang
didasarkan pada standar yang diberikan oleh buyer.

30. Interlining
Interlining merupakan kain yang digunakan untuk pengerasan
komponen tertentu pada pakaian. Interlining ini biasanya
digunakan pada bagian lengan baju dan bagian pada badan
dari pakaian (jaket atau mantel) dengan tujuan untuk
memberikan rasa hangat saat pemakaian.

31. Interlooping
Interlooping adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan
benang atas yang dikait oleh lengkungan benang dibawah.
32. Interlacing
Interlacing adalah pembentukan jeratan dari sebuah
lenglungan benang atas yang melingkar pada lengkungan
benang bawah.

33. Inspection
Inspection merupakan istilah lain dari pengecekan. Dalam hal ini
pengecekan yang dimaksud lebih condong padanistilah
pengecekan material. Karena untuk garment setengah jadi akan
diberi istilah QC.

34. Layer
Merupakan banyaknya tumpukan kain atau biasa di sebut
“lapisan” dalam bahasa keseharian.

35. Lay out by product


Lay out by product adalah tata letak mesin berdasarkan urutan proses
pengerjaan.

36. Lay out by operation


Lay out operation adalah tata letak mesin berdasarkan
kelompok operasi pengerjaan.

37. Lay out stationary


Lay out stationary adalah tata letak mesin yang dapat
dipindahkan mengikuti bahanbaku yang diolah.
38. Law
Law atau warp adalah arah panjang kain.

39. Lining
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan
utama sebagian maupun seluruhnya. Bahan untuk lining ini biasanya
sering juga disebut dengan nama furing.

40. Lot
Lot biasanya digunakan dalam penyebutan jumlah fabric atau bahan
kain. 1 lot adalah satu lembar kain dengan panjang tertentu yang
dibuat dalam satu kali pencelupan warna atau satu kali produksi
fabric.

41. Management Contingency skill


Keterampilan mengelola kemungkinan/ketidak aturan (solusi dalam
menemukan masalah).

42. Merserisasi
Merserisasi adalah proses penyempurnaan padan bahan kapas
untuk meningkatkan ketahanan kusut.
43. Marker
Marker merupakan gambar penataan pola dalam satu kertas
untuk acuan cutting. Pola masker yang ada dan sudah dicek
kebenarannya oleh bagian marker maupun QC cutting
selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke bagian pemotongan
bahan kain.

44. Measurement
Measurement artinya ukuran.

45. Multifilament
Multifilament adalah beberapa benang filament yang dirangkap dan
digintir menjadi satu dan diberi penyempurnaan resin yang dapat
menyatukan rangkapan tersebut.

46. Non woven


Non Woven adalah kain yang dibuat dari lapisan-lapisan surat secara
mekanik, kimia, thermal atau saling mengaitkan antar serat
menggunakan jarum.

47. Needle
Needle merupakan bahasa inggris dari jarum dan sering digunakan
sebagai bahasa garment. Tergantung pada jenis mesin yang
digunakan dan jahitan yang dihasilkan, jarum jahit sendiri
sebenarnya tersedia dalam berbagai macam variasi berbeda satu
sama lain.
48. One way
One way adalah arah potong dengan satu arah.

49. One way spreader


One way spreader adalah mesin penggelar dan penyusun kain
yang berjalan satu arah dengan permukaan kain meghadap ke
atas atau ke bawah.

50. Operations process chart


Operation process chart adalah bagian proses pengerjaan yang
disesuaikan dengan urutan pengerjaannya.

51. Numbering
Numbering merupakan proses penomoran untuk setiap lapis kain yang
telah dipotong. Berguna untuk memudahkan penyatuan saat proses jahit,
karena potongan lapis pertama kain harus digabungkan dengan potongan
lain di lapis pertama kain tersebut untuk menghindari adanya shading.

52. Penakik
Penakik adalah alat untuk memberikan tanda takil dengan bentuk V
atau lurus pada bagian komponen tertentu.

53. Pocket
Pocket merupakan sebutan lain untuk ‘’kantong” atau ‘’saku’’. Berdasarkan letak dan cara
pembuatannya saku pakaian ini secara keseluruhan dapat dibedakan menjadi dua macam varian
yakni berupa saku tempel dan saku dalam.

54. Pola baju


Pola baju merupakan acuan dalam pemotongan satu bagian garment
maupun bahan kain. Berdasarkan metode pembuatannya pola baju
sendiri sebenarnya dapat dibuat dengan software komputer kemudian
dicetak dengan mesin printer.

55. Roll
Roll biasanya digunakan untuk penyebutan material yang berbentuk
gulungan.

56. Sintetik
Sintetik adalah buatan atau tiruan.

57. Sewing
Sewing merupakan proses yang biasa dilakukan untuk menyatukan
bagian-bagian kain yang telah digunting berdasarkan pola. Teknik
jahit yang digunakan harus sesuai dengan desain dan bahan karena
jika tekniknya tidak tepat maka hasil yang diperoleh pun tidak akan
berkualitas.

58. Shading
Shading merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut
perbedaan warna pada satu garment.
59. Shell
Shell merupakan sisi luar dari garment. Jika fabric memiliki face,
maka garment memiliki shell yang dalam kata lainnya adalah sisi
garment yang nampak atau terlihat di luar.

60. Shrinkage
Shrinkage merupaka n istilah dari penyusutan suatu bahan kain
sebelum proses lebih lanjut menjadi sebuah produk pakaian.

61. SMV (Standar Minute Value)


SMV alias standard minute value merupakan bagian
dari perhitungan standar waktu kerja pada proses
produksi, dimana waktu standar tersebut dihitung
pada saat observasi time study.

62. Spreading
Spreading merupakan proses gelaran kain
sebelum dilakukan cutting untuk pembuatan
garment. Tujuan utama dari penggelaran
kain ini yaitu untuk mendapatkan tumpukan
kain yang siap untuk dipotong sesuai dengan
pola yang ada dimarker.

63. SPI (Stitch Per Inch)


Stitch per inch yang biasa disingkat dengan
SPI merupakan istilah untuk jahitan yang
biasa dipakai untuk menyatakan jumlah
“stikan” dalam 1 inch.
64. Stytle
Style merupakan model garment yang di pesan oleh buyer. Untuk
menciptakan produk pakaian yang laris dipasaran hendaknya model
baju dibuat sesuai dengan trend yang berkembang pada masa itu
maupun masa yang akan datang.

65. One way


Yaitu metode menggelar dengan cara kain digelar dari gulungan kain dan dipotong bagian
ujung dekat dengan gulungan kain apabila panjang kain telah dikehendaki.

66. Two way


Metode menggelar dengan cara gulungan kain berjalan dari arah yang berbeda dari
panjang kain. Untuk kain yang relatif berat dan metode penggelaran secara manual,
cara Two way banyak memiliki kendala yaitu gulungan kain yang berat. Cara two
way dapat juga dengan tidak memotong kain pada bagian ujung,sehingga kain dibiarkan

terlipat.

67.  Face up 


Yaitu cara meletakkan kain dengan cara arah depan
semua menghadap keatas.
68. Face down 
Yaitu meletakkan kain dengan arah menghadap kebawah.

                                       
69. Face to Face
Yaitu meletakkan kain dengan arah saling menghadap.

70. Bentuk penggelaran tunggal


Bentuk gelar bahan tunggal dilakukan hanya menggunakan satu lembar kain dan biasanya
bentuk gelar susun ini digunakan untuk membuat sampel Prototype.

                                                                                 gelar susun bahan tunggal.


71. Bentuk gelar susun rata.
Bentuk gelar susun jenis ini dilakukan dengan panjang lapisan yang sama. Gelar susun ini
digunakan untuk satu ukuran yang sama dan dikhususkan untuk kain-kain dengan motif
khusus (batik,salur dan kotak-kotak ) Gelar susun untuk kain bermotif batik dan kotak-kotak
dilakukan dengan mengguakan bantuan jarum.
                                                                                             gelar susun rata.

72. Bentuk gelar susun berjenjang


Bentuk gelar susun jenis ini dilakukan dengan menumpuk kain dengan tinggi yang berbeda.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat waktu dalam spreading. Memerlukan marker yang
berbeda setiap jenjang tumpukan. Umumnya digunakan untuk mendapatkan pemanfaatan
kain yang efisien.
Perhitungan harga jual

1. Biaya Langsung (80%)


a. Biaya Bahan

Nama Bahan Banyak bahan Harga Jumlah


Kain katun 2 meter Rp. 25.000 Rp. 50.000
Kancing 3 buah Rp. 200 Rp. 600
Karet ½ meter Rp. 1.000 Rp. 1.000
Viselin 1 ½ meter Rp. 5.500 Rp. 8.250
Jumlah Rp. 59.850

b. Upah

Biaya bahan Rp. 59.850


Upah Rp. 5.000
Jumlah Rp. 64.850

2. Biaya Tidak Langsung (10%)


10
X 64.850 = Rp. 8.100
80

3. Laba (10%)
10
X 64.850 = Rp. 8.100
80

4. Harga Jual
100
X 64.850 = Rp. 81.100
80
Perhitungan 5 daster = 89.200 x 5 = Rp. 405.500

Anda mungkin juga menyukai