Anda di halaman 1dari 99

BAB I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam pelaksanaan
suatu lembaga pendidikan, hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum yang digunakan oleh satuan lembaga pendidikan disusun untuk dapat
diterapkan oleh seluruh aspek bagian tanpa terkecuali.
Penyusunan dokumen bertujuan menyediakan panduan yang berfungsi mengarahkan
pemangku kewenangan pelaksanaan kurikulum dengan melengkapi dokumen dengan rasional
pengembangan KTSP yang fokus kepada pemenuhan kebutuhan siswa mengembangkan
kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21; merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah untuk mengembangkan keunggulan; mengelola program peminatan; menata struktur
kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman penyelenggaraan
pembelajaran yang meliputi pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrkurikuler, pedoman
akademik, dan instrumen evaluasi penyelenggaraan kurikulum.
Untuk mendukung keterpenuhan dokumen, sekolah membentuk tim Pengembang
KTSP yang ditandai dengan penerbitan SK Kepala Sekolah tentang Tim Pengembang
Kurikulum. Pembentukan tim pengembang kurikulum mengacu pada beberapa aspek sebagai
berikut;

1. Kondisi nyata berdasarkan hasil Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP)


a. Hasil pemetaan mutu pendidikan yang bersumber dari aplikasi PMP (Pemetaan Mutu
Pendidikan) tahun 2019.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
1
Gambar : Hasil Capture Pengisian Aplikasi Pemetaan Mutu Pendidikan tahun 2019
b. Raport Mutu
Berdasarkan Rapor Mutu 2019 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud, dapat diambil kesimpulan bahwa capaian SMK Putra Bangsa Pagak dari
tahun 2017 s.d tahun 2019 secara umum telah mengalami peningkatan dalam menerapkan
8 Standar Nasional Pendidikan

No Capaian Capaian Capaian


Standar Nasional Pendidikan
. 2017 2018 2019

1 Standar Kompetensi Lulusan 5,65 6,6 6,99


2 Standar Isi 4,63 5,55 6,89
3 Standar Proses 6 6,4 6,99
4 Standar Penilaian Pendidikan 3,91 5,81 6,99
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1,65 1,68 5,35
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 3,17 2,69 5,16
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 5,35 5,58 6,92
8 Standar Pembiayaan 5,82 5,99 6,99

2. Kondisi ideal sesuai Permendikbud No. 34/2018 Lampiran VI tentang Sarana dan
Prasarana SMK
Standar sarana dan prasarana SMK sekurang-kurangnya mencakup:
1. Standar Lahan;
a. Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk melayani
minimum 3 (tiga) rombongan belajar.
b. Koefisien Dasar Bangunan maksimum 30% (tiga puluh persen).
c. Lokasi lahan sesuai peruntukan yang diatur dalam peraturan daerah tentang rencana
tata ruang wilayah kota/kabupaten, rencana detail tata ruang kota/kabupaten, atau
peraturan zonasi yang mengikat dan mendapatkan izin pemanfaatan tanah dari
pemerintah daerah setempat.
d. Lahan relatif datar untuk didirikan bangunan, tidak berbukit atau kontur naik turun
secara mencolok/garis kontur terlalu rapat.
e. Lahan tidak berada di dalam garis sempada sungai/danau/laut, jalur kereta api, atau
yang dapat membahayakan/berpotensi merusak sarana dan prasarana, dan
mempunyai akses memadai untuk mobilitas peralatan pemadam kebakaran.
f. Status kepemilikan/pemanfaatan hak atas tanah tidak dalam sengketa dan memiliki
sertifikat tanah atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
2
peraturan perundangundangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 10
(sepuluh) tahun.

2. Standar Bangunan;
a. Penentuan luas bangunan SMK/MAK mengacu pada beberapa hal sebagai:
(1)Proyeksi jumlah peserta didik, (2) Jenis ruang pembelajaran dan ruang penunjang
pembelajaran, dan (3) Luas area sirkulasi beratap termasuk lobi, koridor, dan tangga
minimum 30% (tiga puluh persen) dari total luas bangunan;
b. Bangunan memenuhi ketentuan sebagai berikut: (1)Koefisien Lantai Bangunan
maksimum, Koefisien Dasar Hijau minimum, dan ketinggian maksimum bangunan
yang ditetapkan dalam peraturan daerah. (2) Jarak bebas bangunan yang ditetapkan
dalam peraturan daerah, meliputi Garis Sempadan Bangunan dengan batas persil,
tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau saluran udara tegangan
tinggi/ekstra tinggi;
c. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan sebagai berikut: (1) Memiliki
konstruksi yang stabil dan kokoh, untuk daerah/zona tertentu, guna menahan gempa
dan kekuatan alam lainnya. (2) Dilengkapi penangkal petir dan peralatan untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya tersambar petir. (3) Dilengkapi peringatan
bahaya bagi pengguna, pintu keluar dengan lebar minimum 1,2m (satu koma dua
meter) untuk memudahkan evakuasi ke tempat berkumpul jika terjadi bencana
kebakaran dan/atau bencana lainnya. (4) Akses evakuasi dapat dicapai dengan
mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas;
d. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: (1) Tersedia fasilitas
untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. (2) Tersedia saluran air hujan,
dan sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, tempat cuci
tangan, saluran/ instalasi air kotor dan/atau air limbah, dan tempat sampah. Sumber
air bersih dapat berasal dari sumur atau dari sumber air olahan lainnya, serta dapat
menjangkau ke seluruh ruangan. (3) Bahan bangunan yang dipakai aman bagi
kesehatan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
e. Bangunan memenuhi persyaratan kemudahan dan kenyamanan sebagai: (1)
Menyediakan fasilitas dan aksesibilitas horizontal dan vertical antar ruang dalam
bangunan gedung yang mudah, aman, dan nyaman, termasuk fasilitas bagi
penyandang disabilitas. (2) Mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran;
f. Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Dilengkapi tangga
dengan jumlah, dimensi, dan jarak yang mempertimbangkan keselamatan,
kemudahan, dan kenyamanan. (2) Bangunan dengan panjang lebih dari 30m (tiga
puluh meter) dilengkapi dengan minimum 2 (dua) buah tangga. (3) Lokasi tangga
terdekat dapat dicapai tidak lebih dari 15m (lima belas meter). (4) Bangunan 5 (lima)
lantai ke atas wajib menyediakan elevator dan tangga kebakaran. (5) Halaman
bermain di lantai atas bangunan harus dilengkapi pagar yang menjamin keselamatan
pengguna/peserta didik;
g. Bangunan dilengkapi instalasi listrik yang memenuhi Peraturan Umum Instalasi
Listrik, dengan daya listrik sesuai dengan kebutuhan;
h. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
dengan melibatkan tenaga professional;
i. Kualitas bangunan disesuaikan kondisi dan potensi setempat dengan mengacu pada
ketentuan tentang kualitas bangunan yang ditetapkan oleh kementerian terkait;
j. Bangunan baru SMK/MAK dapat bertahan minimum 20 (dua puluh) tahun.
k. Perawatan bangunan merujuk pada ketentuan peraturan perundangundangan tentang
pemeliharaan berkala bangunan gedung;
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
3
l. Bangunan dilengkapi Izin Mendirikan Bangunan.

3. Standar Ruang Pembelajaran Umum;


Standar Ruang Pembelajaran Umum memiliki sarana dan prasarana
sebagai berikut:
a. Ruang kelas.
b. Laboratorium Bahasa.
c. Ruang perpustakaan.
d. Ruang TIK.
e. Ruang seni budaya, prakarya, dan kewirausahaan, dan
f. Ruang/Lahan/Ruang bermain/berolahraga/berkesenian/ upacara.

4. Standar Ruang Praktik/Laboratorium Umum;


Standar Ruang Praktik/Laboratorium Umum memiliki sarana dan
prasarana sebagai berikut.
a. Laboratorium fisika,
b. Laboratorium biologi,
c. Laboratorium kimia,
d. Laboratorium IPA terapan,
e. Ruang gambar teknik,
f. Ruang pemrograman dasar,
g. Ruang sistem komputer,
h. Ruang pengantar ekonomi dan bisnis,
i. Ruang pengantar akuntansi,
j. Ruang pengantar administrasi perkantoran,
k. Ruang pengantar pariwisata,
l. Ruang dasar-dasar desain,
m. Ruang pengetahuan bahan,
n. Ruang wasasan seni pertunjukan,
o. Ruang tata teknis pentas, dan
p. Ruang manajemen pertunjukan.

5. Standar Ruang Praktik/Laboratorium Keahlian;


Standar Ruang Praktek Teknik computer dan Jaringan
a. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang
bekerja dalam kelompok @ 2 orang. Konsekuensi dari persyaratan ini adalah bahwa
sekolah harus mengatur jumlah rombongan belajar agar disesuaikan dengan jumlah
komputer yang ada di laboratorium. 1 komputer hanya diperbolehkan digunakan
maksimum oleh 2 siswa.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
4
b. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2 /peserta didik. Laboratorium
komputer harus amempunya luas ruang yang cukup untuk menampung seluruh siswa
dalam rombongan belajar. 1 siswa minimal harus dapat mempunyai ruang 2 m 2 .
c. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum
ruang laboratorium komputer 30 m2 . Luas minimal sebuah laboratorium adalah 30 m2
jika jumlah siswa dalam satu rombongan belajar kurang dari 15.
d. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 m Laboratorium komputer harus
didesain untuk dapat dijadikan sebagai tempat belajar siswa dengan nyaman. Lebar
minimal dari Laboratorium komputer adalah 5 m. Walaupun luasnya mencukupi,
laboratorium komputer tidak boleh mempunyai bentuk memanjang seperti gerbong kereta
api, melainkan harus proporsional antara panjang dan lebar.
e. Ruang laboratorium adalah ruang untuk embelajaran secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus berupa seperangkat komputer dan peralatan pendukungnya. Tata letak
komputer perlu didesain agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
Jenis,

Peralatan Laboratorium Komputer


1. Perabotan laboratorium komputer
Peralatan Laboratorium Komputer Selain masalah ruang dan tata letak, Permendiknas No
24 Tahun 2007 juga mengatur masalah perabot yang harus ada di sebuah laboratorium
komputer. Peralatan -peralatan yang harus ada di laboratorium komputer dapat dijelaskan
pada tabel sebagai berikut

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
5
2. Peralatan Pendidikan
Peralatan pendidikan yang harus ada di laboratorium secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Selain perabot dan peralatan pendidikan, laboratorium komputer juga harus memenuhi
media pendidikan yang secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

3. Media Pendidikan

Selain perabot dan peralatan pendidikan, laboratorium komputer juga harus memenuhi
media pendidikan yang secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

3. Spesifikasi Komputer
Perkembangan komputer yang sangat pesat baik di bidang software maupun hardware,
menjadikan pengaturan ini sulit untuk dilakukan. Permendiknas tidak mengatur secara
rinci masalah spesifikasi hardware dan software komputer yang digunakan di
Laboratorium Komputer. Untuk itu permasalahan hardware dan software diserahkan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
6
sepenuhnya kepada kepala laboratorium komputer untuk berinovasi mengikuti tren
dan perkembangan komputer yang ada.

3. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan

1. Tenaga pendidik dan kependidikan


a. Kekuatan
SMK Putra Bangsa Pagak memiliki tenaga pendidik 18 guru dan 2 pegawai tata usaha.
Kualitas pendidikan meliputi 2 guru berkualifikasi S2, 15 guru berkualifikasi S1, 1
orang berkualifikasi SMA sederajat.

b. Kelemahan

Disadari bahwa walaupun secara kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang ada di SMK putra Bangsa Pagak memenuhi standar, namun kompetensi mendidik
masih kurang maksimal. Indikasinya adalah dari nilai hasil belajar peserta didik maupun
dari interview kepada para peserta didik perihal metode pembelajaran yang dilakukan
guru di kelas.
c. Tantangan
Tuntutan masyarakat dan pemerintah bahwa guru harus berwawasan, berkarya secara
professional serta tuntutan pada sekolah standar nasional (SSN). Solusinya adalah
memotivasi guru secara rutin dilakukan pembinaan-pembinaan baik melalui MGMP
kabupaten maupun dengan mengikutkan workshop.

2. Peserta Didik
a. Kekuatan
Dengan biaya pembayaran SPP yang relatif murah dibandingkan dengan sekolah SMK
sederajat bisa menjadi kekuatan SMK PB untuk mendapatkan siswa yang lebih banyak
terutama dari lingkungan sekitar.
b. Kelemahan
Peserta didik kebanyakan dari keluarga menengah, kurang mampu dan broken home,
jadi banyak siswa yang masuk sekolah SMK PB adalah siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orang tua sehingga memerlukan penangan extra.
c. Tantangan
SMK Putra Bangsa Pagak harus memiliki ciri keunggulan tersendiri sehingga menjadi
pilihan utama di antara sekolah lain.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
7
3. Proses Pelajaran
Kurikulum SMK Putra Bangsa Pagak Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran menggunakan 6 hari efektif alokasi per jam pembelajaran adalah 45
menit dan dalam 1 minggu pembelajaran siswa harus menempuh 46 jam tatap muka.

4. Sarana dan Prasarana


a. Kekuatan
Dengan bantuan dari SNP maka sekolah berupaya untuk meningkatkan sarana prasarana
sekolah, antara lain: penambahan ruang kelas dan penambahan tempat parkir yang asri.
b. Kelemahan
Dengan kebutuhan sekolah yang banyak harus dikembangkan dengan bantuan dana dari
pemerintah, maka tentu saja masih kurang atau belum memenuhi standar nasional untuk
seluruh sarana dan prasarana sekolah.
c. Tantangan
Sekolah tidak boleh menarik dana kepada siswa dan komite, ini merupakan tantangan
tersendiri guna pembangunan sarana dan prasarana sekolah
d. Peluang
Jika mendapat dukungan dana dari pemerintah maka terbuka peluang untuk
mengembangkan sarana dan prasarana sekolah.

5. Manajemen
a. Kekuatan
Dukungan warga sekolah merupakan kekuatan untuk mewujudkan manajemen berbasis
informatika dan teknologi (IT)
b. Kelemahan
Dengan dana minimal di Sekolah tentulah masih belum cukup untuk mewujudkan
manajemen berbasis IT di SMK Putra Bangsa Pagak
c. Tantangan
Dengan tuntutan tersebut maka merupakan tantangan untuk mewujudkan manajemen
berbasis IT di SMK Putra Bangsa Pagak
d. Peluang
Dengan adanya kewajiban dari Dinas untuk mengembangkan sekolah merupakan peluang
untuk mengajukan dana dari dinas dan beberapa dari yayasan.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
8
B. DASAR HUKUM
Secara yuridis Kurikulum SMK Putra Bangsa Pagak ini dikembangkan berdasarkan:
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Presiden No. 8 thaun 2012 tentang KKNI;
3. Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan
4. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
5. Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstra
Kurikuler Wajib
6. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang implementasi Mulok Kurikulum 2013
7. Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
8. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti sebagai
dasar pengembangan GLS
9. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 Tentang StandarNasional Pendidikan (SNP)
10. Permendiknas No. 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Sekolah dan
Penilaia Hasil Belajar oleh Pemerintah
11. Peraturan Dirjen Dikdasmen. Nomor 06/D.D5/ KK/2018 tanggal 7 Juni 2018. tentang
Spektrum Keahlian
12. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
07/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
13. Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan
(B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi
Keahlian (C3).
14. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 tahun 2012 tentang Muatan Lokal Bahasa
Daerah
15. Pergub Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran bahasa Daerah
Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah.
16. Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020;
Nomor 516 Tahun 2020; Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020; Nomor 440-882

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
9
Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada tahun ajaran
2021/2022dan tahun Akademik 2021/2022di Masa Pandemi Corono Virus Disease
2019 (Covid – 19).
17. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 02 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Vokasi dalam Masa Pandemi Corona Virus
Disease (Covid – 19)

C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif
Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar terencana, dimana
peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan dunia kerja,
serta memanfaatkan masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber belajar.
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi dinyatakan
dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran yang dirinci lebih lanjut menjadikompetensi
dasar. Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis, berkolaborasi dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung-jawab, toleran
dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakatdan minatnya,
serta peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini
sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
10
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, KTSP SMK Putra Bangsa Pagak disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan potensi,
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, KTSP SMK
Putra Bangsa Pagak perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan pendidikan kejuruan.
Pengembangan KTSP SMK Putra Bangsa Pagak berbasis tuntutan kompetensi dunia
kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK Putra Bangsa Pagak harus dapat mendukung
tumbuh-kembangnya:(1) keterampilan kebekerjaan(employability skills)yakni
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja; (2)
keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai
dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif dalam melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai
dengan bidang kerja; (4) menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan tidak
langsung atasan dan atau secara mandiri berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai
standar kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas hasil kerja orang lain; (5) berjiwa
wirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, KTSP SMK/MAK perlu
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja.
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
11
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Pendekatan sains dan
rekayasa penting dijadikan model pendekatan pembelajaran kejuruan di SMK Putra
Bangsa Pagak. Oleh karena itu, KTSP SMK Putra Bangsa Pagak harus dikembangkan
secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
9. Dinamika Perkembangan Global
KTSP SMK Putra Bangsa Pagak dikembangkan untuk menciptakan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar
bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri
dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, KTSP
SMK Putra Bangsa Pagak Kurikulum 2013 harus menumbuhkembangkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
KTSP SMK Putra Bangsa Pagak Kurikulum 2013 dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender KTSP SMK Putra Bangsa Pagak Kurikulum 2013 diarahkan kepada
pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan
jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
KTSP SMK Putra Bangsa Pagak Kurikulum 2013 dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan ciri khas satuan pendidikan.
14. Pandemic covid 19 saat ini, yang memerlukan sedikit perubahan dalam struktur
kurikulum Pendidikan.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
12
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
1. VISI SEKOLAH
UNGGUL DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SERTA
BERAKHLAK MULIA.

Indikator:

a. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang berkualitas.

b. Terwujudnya proses pembelajaran aktif.

c. Terwujudnya lulusan yang berIPTEK tinggi, beriman dan bertaqwa, serta berbudi
pekerti luhur.
d. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berakhlak mulia.

e. Terwujudnya manajemen pendidikan yang tanggap dan Tangguh

2. MISI SEKOLAH
1. Menggalakkan budaya membaca.
2. Menjalin kerjasama yang sinergi antara pihak sekolah dengan komite sekolah.
3. Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa dapat berkembang secara
optimal.
4. Selalu mengikuti perkembangan informasi.

3. TUJUAN SEKOLAH
1. Terampil di bidang teknologi dan informasi.
2. Terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3. Tercapainya pribadi yang jujur, peka, beriman dan bertaqwa.
4. Tercapainya belajar yang tertib, nyaman, kondusif, dan disiplin di sekolah
5. Semua kelas melaksanakan pendekatan “pembelajaran aktif” pada semua mata
pelajaran (Standar Proses)
6. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis pendidikan
budaya dan karakter bangsa (SKL)

7. Menyiapkan lulusan yang mampu bersaing di Industri dan Dunia kerja, wirausaha,
dan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (SKL).
8. Mengembangkan budaya sekolah yang bernuansa Industri dan Dunia kerja untuk
mencapai tujuan pendidikan menengah kejuruan (Standar Pengelolaan).

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
13
9. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan nyaman (Standar
Sarana)
10.Mewujudkan fasilitas sekolah yang interaktif, relevan dan berbasis IT (Standar
Sarana)
11.Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk digunakan dalam proses pembelajaran
(Standar Sarana)

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
14
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN

1. Kerangka Dasar Kurikulum SMK


1. Era Normal
Seperti yang telah kita ketahui, berdasarkan Perdirjen Dikdasmen No.

06/D.D5/KK/2018 tahun 2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah


Menengah Kejuruan, jumlah kompetensi keahlian SMK yang semula
berjumlah 142 kompetensi keahlian bertambah
menjadi 146 kompetensi keahlian. Ada pun tambahan 4 kompetensi
keahlian tersebut adalah Retail, Manajemen Logistik, Hotel dan
Restoran, serta Produksi Film. Atas dasar Perdirjen no. 06 tahun 2018
tersebut pula maka muncul Perdirjen Dikdasmen No. 07/D.D5/KK/2018
tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yang
mengatur mata pelajaran untuk tiap-tiap kompetensi keahlian tersebut.
Struktur kurikulum normal dalam satuan Pendidikan SMK khusus jurusan
TKJ adalah sebagai berikut:

STRUKTUR KURIKULUM

Bidang keahlian : Teknologi informasi dan komunikasi

Program keahlian : Teknik komputer dan informatika

Kompetensi keahlian : Teknik komputer dan jaringan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
15
STRUKTUR KURIKULUM

Bidang keahlian : Teknologi informasi dan komunikasi

Program keahlian : Teknik komputer dan informatika

Kompetensi keahlian : Teknik komputer dan jaringan

ALOKASI WAKTU

MATA PELAJARAN PER MINGGU

X XI XII

A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2

4 Matematika 4 4 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -

6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
16
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 2 2 2 2 - -

Jumlah A dan B 24 24 17 17 17 17

C. Muatan Peminatan Kejuruan


C1. Dasar Bidang Keahlian

1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

2 Fisika 3 3 - - - -

3 Kimia 3 3 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Komputer dan Jaringan Dasar 2 2 - - - -

2 Pemrograman Dasar 5 5 - - - -

3 Desain Grafis 3 3 - - - -

C3. Kompetensi Keahlian

1 Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN) - - 6 6 - -

2 Administrasi Infrastruktur Jaringan (AIJ) - - 6 6 9 9

3 Administrasi Sistem Jaringan (ASJ) - - 6 6 8 8

4 Teknologi Layanan Jaringan (TLJ) - - 6 6 8 8

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 31 31 33 33

Total 46 46 48 48 48 48

Keterangan:
a. Muatan Nasional merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat.
b. Muatan Kewilayahan merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal, dalam hal ini, sesuai dengan peraturan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur, Muatan lokal yang dikembangankan adalah Bahasa Daerah Jawa.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
17
2. Era new normal
Pandemi covid-19 rupanya tak kunjung membaik hingga memasuki tahun
ajaran baru 2022/2023. Namun sudah terlihat banyak perubahan yang dilakukan di
bidang pendidikan sebagai upaya penyesuaian antara kurikulum dan pembelajaran
dengan kondisi saat ini. Kurikulum 2013 sebagai acuan pendidikan di Indonesia
selama ini dinilai sudah tidak memadai untuk masa pandemi Covid-19.
Pemerintah menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19. Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di
Masa Pandemi Covid-19 disusun untuk mempersiapkan satuan pendidikan saat
menjalani masa kebiasaan baru atau New Normal. Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-
19 disusun atas kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Agama
(Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Komisi X DPR
RI..

Tahun ajaran baru bagi pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah di tahun ajaran 2022/2023 tetap dimulai pada bulan Juli 2020.
Namun demikian, Untuk daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah,
dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Satuan pendidikan
pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah.

Tahapan pembelajaran tatap muka satuan pendidikan di zona hijau dilaksanakan


berdasarkan pertimbangan kemampuan peserta didik dalam menerapkan protokol
kesehatan. Dengan demikian, urutan pertama yang diperbolehkan pembelajaran tatap
muka adalah pendidikan tingkat atas dan sederajat, tahap kedua pendidikan tingkat
menengah dan sederajat, lalu tahap ketiga tingkat dasar dan sederajat. Itupun harus
dilakukan sesuai dengan tahapan waktu yang telah ditentukan.

, mentri Pendidikan memberi keleluasaan kepada pihak sekolah untuk melakukan


pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan berbagai metode dan cara yang sudah dikuasai
guru, untuk beberapa sekolah yang berada di zona hijau, diperbolehkan ada
pembelajaran tatap muka tetapi dengan ketentuan memakai protocol Kesehatan yang
sudah ditetapkan, jumlah siswa yang masuk di sift/bergantian dan tidak boleh melebihi

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
18
dari 3 jam. Sekolah pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat
memilih salah satu kurikulum dari tiga opsi yang ditawarkan:

1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional


2. Menggunakan kurikulum darurat; Pada kurikulum ini dilakukan pengurangan
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat
berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan
pembelajaran di tingkat selanjutnya.
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Sehubungan dengan hal yang telah dijelaskan diatas, untuk SMK Putra
Bangsa Pagak, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara luring dan daring
dengan melakukan Menggunakan kurikulum darurat. Adapun teknis KBM di SMK
Putra Bangsa Pagak adalah:
1. Menggunakan kurikulum darurat dengan mengurangi KI/KD di setiap mata
pelajaran. Sebagai contoh untuk mapel Bahasa inggris dengan KI/KD 3.1 & 4.1
seharusnya 3 JP dikurangi menjadi 1 JP.
2. Melaksanakan KBM secara luring daring. Yang secara luring/tata muka (dengan
mendapat izin dari pihak desa untuk melakukan tatap muka) siswa masuk secara
bergiliran dari tiap kelas X, XI, XII. Dengan durasi waktu hanya 2 jam setiap
harinya dengan jumlah mapel antara 2 & 3 dengan menerapkan protocol
Kesehatan yang sudah ditetapkan. Untuk yang daring mapel sama dengan luring
tetapi pemberian materi dan tugas lewat googleclassroom, googleform,
whattsapp group, youtube, zoom, video conference dll.
3. Dalam kegiatan PJJ untuk guru masih tetap mengisi jurnal pembelajaran dna
untuk siswa masih tetap melakukan absensi secara online.
2. Standar Kompetensi Lulusan SMK
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Latar belakang diterbitkannya
adalah:

1) Dalam  rangka  meningkatkan  kualitas  dan  daya  saing  sumber  daya manusia Indonesia
perlu dilakukan revitalisasi sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan melalui
penyempurnaan dan penyelarasan kurikulum dengan kompetensi sesuai kebutuhan
pengguna lulusan, peningkatan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan  tenaga 
kependidikan, peningkatan kerja sama antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan
dunia usaha/industri, peningkatan akses sertifikasi lulusan, dan program lainnya.
2) Ketentuan yang  mengatur  mengenai  sekolah  menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan sebagaimana diatur dalam beberapa Peraturan Menteri dipandang sudah tidak
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
19
sesuai lagi dengan perkembangan hukum, kebutuhan masyarakat, dan  tantangan global
sehingga perlu diganti dan disatukan dalam suatu Peraturan Menteri yang baru.

Status Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 adalah peraturan menteri baru yang


mengatur Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan. Isi Pokok Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018, berikut ini beberapa ketentuan
pokok yang terdapat dalam Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
1. SNP SMK/MAK terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses
pembelajaran, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar biaya operasi.
2. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat penyelenggara pendidikan sesuai dengan
kewenangan wajib menyelenggarakan SMK/MAK sesuai dengan SNP
SMK/MAK.Penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK wajib disesuaikan dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri paling lambat 3 (tiga) tahun.
3. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur
mengenai standar isi pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang
yang mengatur mengenai standar kompetensi lulusan pada SMK/MAK dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
5. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur mengenai pelaksanaan
standar isi dan standar kompetensi lulusan pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
6. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru sepanjang yang mengatur mengenai
Guru SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
7. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang
yang mengatur mengenai standar pengelolaan SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
8. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur
mengenai standar proses pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
10. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang
Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
20
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) sepanjang yang mengatur
mengenai standar biaya operasi nonpersonalia SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
11. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 954) sepanjang yang mengatur mengenai standar isi pada
SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
12. Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 955) sepanjang yang mengatur mengenai standar proses
pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3. Profil Lulusan SMK


Standar kompetensi lulusan SMK dikembangkan dari tujuan pendidikan nasional
dan profil lulusan dalam rumusan area kompetensi. SMK/MAK merupakan bagian dari
sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan
tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia
usaha/industri, serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Penyusunan Area Kompetensi lulusan SMK didasarkan pada tujuan
pendidikan nasional dengan mempertimbangkan:
a. karakter dan budaya Indonesia yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Pancasila;
b. pembelajaran dan keterampilan abad 21 (dua puluh satu), seperti berfikir

c. kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, mampu bekerja sama,

d. dan berkomunikasi;

e. peningkatan kompetensi lulusan melalui literasi bahasa, matematika, sains,


teknologi, sosial, budaya, dan kemampuan dasar lainnya yang dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan masa depan;
f. penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah; dan
g. ketentuan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar kerja yang
berlaku baik nasional maupun internasional.

Berdasarkan kriteria tersebut dirumuskan 9 (sembilan) area kompetensi lulusan SMK

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
21
sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan SMK Program Pendidikan 3 (tiga) Tahun

No Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan 3 (tiga) tahun


1. Keimanan dan 1. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran dalam
Ketakwaan kepada mengamalkan ajaran agama yang dianut;
Tuhan Yang Maha 2. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran dalam
Esa berperilaku yang menggambarkan akhlak mulia;
3. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran dalam
hidup berdasarkan nilai kasih dan sayang.
2. Kebangsaan dan Cinta 1. meyakini Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Tanah Air Indonesia;
2. memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa bangga, dan
semangat berkorban untuk tanah air, bangsa, dan Negara;
3. menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang demokratis dan warga masyarakat global;
4. bekerjasama dalam keberagaman suku, agama, ras,
antargolongan, jender, dan bahasa dengan menjunjung hak
asasi dan martabat manusia;
5. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran untuk
patuh terhadap hukum dan norma social;
6. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan alam, kepedulian
sosial dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
3. Karakter Pribadi 1. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran untuk
dan Sosial bersikap dan berperilaku jujur;
2. memiliki kemandirian dan bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya;
3. memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja dalam
kelompok secara santun, efektif, dan produktif dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya;
4. memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi
dan lingkungan kerja secara efektif;
5. memiliki rasa ingin tahu untuk mengembangkan
keahliannya secara berkelanjutan;
6. memiliki etos kerja yang baik dalam menjalankan tugas
keahliannya.
4. Kesehatan 1. memiliki pemahaman dan kesadaran berperilaku hidup
Jasmani dan bersih dan sehat untuk diridan lingkungan kerja;
Rohani 2. memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani dan rohani
dalam menjalankan tugas keahliannya;
3. menyadari potensi dirinya, tangguh mengatasi tekanan
pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan
bermanfaat bagi lingkungan kerja.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
22
5. Literasi 1. memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai keahliannya;
2. memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Inggris dan
bahasa asing lainnya untuk menunjang pelaksanaaan tugas
sesuai keahliannya;
3. memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
4. memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
5. memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya;
6. memiliki kemampuan menggunakan teknologi dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
7. memiliki kemampuan mengekspresikan dan mencipta
karya seni budaya lokal dan nasional.
6. Kreativitas 1. memiliki kemampuan untuk mencari dan menghasilkan
gagasan, cara kerja, layanan, dan produk karya inovatif
sesuai keahliannya;
2. memiliki kemampuan bekerjasama menyelesaikan masalah
dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya secara kreatif.
7. Estetika 1. memiliki kemampuan mengapresiasi, mengkritisi, dan menerapkan
aspek estetika dalam menciptakan
layanan dan/atau produk sesuai keahliannya.
8. Kemampuan 1. memiliki kemampuan dasar dalam bidang keahlian tertentu
Teknis sesuai dengan kebutuhan dunia kerja;
2. memiliki kemampuan spesifik dalam program keahlian
tertentu sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan
menerapkan kemampuannya sesuai prosedur/kaidah
dibawah pengawasan;
3. memiliki pengalaman dalam menerapkan keahlian spesifik
yang relevan dengan dunia kerja;
4. memiliki kemampuan menjalankan tugas keahliannya
dengan menerapkan prinsip keselamatan, kesehatan, dan
keamanan lingkungan.

9. Kewirausahaan 1. memiliki kemampuan mengidentifikasi dan


memanfaatkan peluang usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian tertentu;
2. memiliki kemampuan memperhitungkan dan
mengambil resiko dalam mengembangkan dan
mengelola usaha;
3. memiliki keinginan kuat dan kemampuan mengelola
usaha dengan mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu;

b. Standar Kompetensi Lulusan SMK Program Pendidikan 4 (empat) Tahun

No Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan 4 (empat) tahun

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
23
1. Keimanan dan 1. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran
Ketakwaan kepada dalam mengamalkan ajaran agama yang dianut;
Tuhan Yang Maha 2. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran
Esa dalam berperilaku yang menggambarkan akhlak
mulia;
3. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran
dalam hidup berdasarkan nilai kasih dan saying.
2. Kebangsaan dan 1. meyakini Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Cinta Tanah Air Republik Indonesia;
2. memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa
bangga, dan semangat berkorban untuk tanah air,
bangsa, dan Negara;
3. menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat
global;
4. bekerjasama dalam keberagaman suku, agama, ras,
antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia;
5. memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran
untuk patuh terhadap hukum dan norma social;
6. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
kepedulian sosial dalam konteks pembangunan
berkelanjutan.
3. Karakter Pribadi 1. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran
dan Sosial untuk bersikap dan berperilaku jujur;
2. memiliki kemandirian dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya;
3. memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja
dalam kelompok secara santun, efektif, dan
produktif dalam melaksanakan tugas pekerjaannya;
4. memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan kerja secara efektif;
5. memiliki rasa ingin tahu untuk mengembangkan
keahliannya secara berkelanjutan;
6. memiliki etos kerja yang baik dalam menjalankan
tugas keahliannya.
4. Kesehatan 1. memiliki pemahaman dan kesadaran berperilaku
Jasmani dan hidup bersih dan sehat untuk diridan lingkungan
Rohani kerja;
2. memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani dan
rohani dalam menjalankan tugas keahliannya;
3. menyadari potensi dirinya, tangguh mengatasi
tekanan pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan
bermanfaat bagi lingkungan kerja;
5. Literasi 1. memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik untuk

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
24
melaksanakan pekerjaan sesuai keahliannya;
2. memiliki kemampuan menggunakan Bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya untuk menunjang
pelaksanaaan tugas sesuai keahliannya;
3. memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
4. memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
5. memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya;
6. memiliki kemampuan menggunakan teknologi
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya;
7. memiliki kemampuan mengekspresikan dan
mencipta karya seni budaya lokal dan nasional.
6. Kreativitas 1. memiliki kemampuan untuk mencari dan
menghasilkan gagasan, cara kerja, layanan, dan
produk karya inovatif sesuai keahliannya
2. memiliki kemampuan bekerjasama menyelesaikan
masalah dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya secara kreatif
7. Estetika 1. memiliki kemampuan mengapresiasi, mengkritisi, dan
menerapkan aspek estetika dalam menciptakan
layanan dan/atau produk sesuai keahliannya.
8. Kemampuan 1. memiliki kemampuan dasar dalam bidang keahlian
Teknis tertentu sesuai dengan kebutuhan dunia kerja;
2. memiliki kemampuan spesifik dalam program
keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja dan menerapkan kemampuannya sesuai
prosedur/kaidah dibawah pengawasan;
3. memiliki pengalaman dalam menerapkan keahlian
spesifik yang relevan dengan dunia kerja dan
menerapkan kemampuannya secara mandiri;
4. memiliki kemampuan menjalankan tugas
keahliannya dengan menerapkan prinsip keselamatan,
kesehatan, dan keamanan lingkungan.
9. Kewirausahaan 4. memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan
dalam keahlian tertentu;
5. memiliki kemampuan memperhitungkan dan
mengambil resiko dalam mengembangkan dan
mengelola usaha;
6. memiliki keinginan kuat dan kemampuan memulai
dan mengembangkan usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam keahlian tertentu;

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
25
4. Pengaturan Beban Mengajar
• Pemanfaatan tambahan jam per minggu

SMK Putra Bangsa Pagak menambah beban belajar 2 JP per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, yang terdiri dari penambahan 2 JP jam mapel bahasa jawa untuk
semua jurusan dan semua tingkatan.

. Pengaturan alokasi waktu pembelajaran


a. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
b. Beban belajar di Kelas X, XI, dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu, pada semester genap paling sedikit 14 minggu, dan paling banyak
16 minggu.
d. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu.
e. Jumlah pelajaran pertahun 4876 jam

 Beban belajar PT dan Kegiatan Mandiri KMTT


Kedua tugas mandiri ini, sesuai dengan namanya mandiri berarti tugas yang diberikan
atau yang harus diselesaikan seorang siswa setelah ia memperoleh atau menyelesaikan
suatu kegiatan belajar dalam sebuah mata pelajaran atau bidang studi. Penugasan
Terstruktur (PT) suatu tugas dikatakan mandiri terstruktur manakala tugas itu
diselesaikan seorang siswa dengan batas yang telah ditentukan oleh guru. Misalnya tugas
itu dikumpulkan pada pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari lagi tergantung
guru.
Dan Kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) manakala tugas itu
diselesaikan dan dikumpulkan pada batas maksimum yang telah ditentukan oleh
guru dan siswa boleh mengumpulkannya kapan saja yang penting antara rentang
batas maksimum yang telah ditentukan. Misalnya tugas dikumpulkan paling
lambat satu minggu sebelum midle semester atau satu minggu sebelum semester
atau dua minggu sebelum ujian nasional. Namun sebaiknya tugas mandiri ini
dibarengi dengan pegangan murid seperti konsep materi pembelajaran dari guru,
diktat , modul, bahan ajar lainnya, seperti perpustakaan sebagai referensi mereka
dalam melaksanakan tugas tersebut. Bisa juga koran atau Internet. Kalau

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
26
memang tugas itu berat boleh dikerjakan secara berkelompok. Beban belajar
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

5. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Rasional
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak. Bagian-
bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan
hidup anak- anak kita. Demikian dinyatakan oleh Kihajar Dewantara.
Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus
menempatkan karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan
nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam
kompetensi yang dapat diwujudkan. Dengan karakter yang kuat-tangguh
beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang baik,
pelbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi.
Oleh karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan
karakter peserta didik sangatlah penting menempatan potensi-potensi
intelektual dan karakter peserta didik sebagai tujuan.
Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI,
sebagaimana tercantum dalam buku Pembelajaran: Harta Karun di
Dalamnya, menegaskan bahwa pendidikan abad XXI bersandar pada lima
tiang pembelajaran sejagat (fivepillar of learning), yaitu learning to know,
learning to do, learning to live together, dan learning to beserta learning to
transform for oneself and society.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Lima Nilai Utama

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
27
Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang
perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan


yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini
meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan).
b. Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
c. Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu
untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara
lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong; Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/
pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong
antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai.
3. Sembilan pertumbuhan Karakter

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
28
Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan sembilan prinsip berikut;

1) Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter berfokus pada penguatan


nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh
segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan,
kepercayaan, sosial, dan budaya.
2) Holistik Gerakan PPK, penumbuhan dilaksanakansecara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa),
etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak,
baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui
kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
3) Terintegrasi; pelaksanaan di sekolah dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan,
bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan
pendidikan.
4) Partisipasi; penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan
sebagai gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite
sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait menyepakati prioritas nilai-nilai
utama karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangakan, menyepakati
bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan.
5) Kearifan Lokal, gerakan bertumpu dan responsif pada kearifan lokal
nusantara yang beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi kontekstual
dan membumi.
6) Kecakapan Abad XXI; gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja
sama dalam pembelajaran (collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif; penumbuhan dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan
prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan
perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik; Gerakan dikembangkan dan
dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
29
biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan
keberterimaannya tinggi dan maksimal.

9) Terukur; gerakan dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat dimati dan


diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas
sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati
dan diukur secara objektif; mengembangkan programprogram penguatan nilai-
nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah;
dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan
pemangku kepentingan pendidikan.

6. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)


1. Pengertian dan Tujuan
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara
yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih
dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya
"kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan
secara visual (adegan, video, gambar)." (Wikipedia). Berdasakan itu, kami
menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi
sekolah. Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa
meningkatkan melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban
secara luas. Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas
melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/ atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
Tujuan Umum Literasi adalah menumbuhkembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan tujuan khusus :
A. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

B. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

C. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
30
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
D. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

2. Model Program Literasi


Beberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:
Contoh Kegiatan
No Komponen Tahap Tahap Tahap
Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran
1. Literasi Membaca 15 Mendiskusikan Menuliskan analisis
dasar menit sebelum bacaan terhadap bacaan
kegiatan belajar
setiap
Hari
2. Literasi Mencari bahan Menggunakan Mencantumkan daftar
Perpustaak pustaka yang perpustakaan pustaka dalam laporan
diminati untuk sebagai sumber tugas/praktik setiap mata
kegiatan informasi dalam pelajaran
membaca 15 diskusi tentang
menit bacaan
3. Litersi Membaca Mendiskusikan berita Membuat komunitas
Media berita dari dari media pembelajaran untuk diskusi
media cetak/daring dan berbagi informasi terkait
cetak/daring pemehaman mata pelajaran
dalam kegiatan antar teman, guru, dan antar
membaca 15 sekolah
menit
4. Literasi Membaca Memberi Setiap mata pelajaran
Teknologi buku komentar memanfaatkan teknologi
elektronik terhadap buku (komputasi, searching dan
elektronik share) dalam mengolah,
menyaji, dan melaporkan
hasil
kegiatan/laporan
5. Literasi Membaca film Mendiskusikan Menggunakan aplikasi
Visual atau iklan pendek film atau iklan vidio/film dalam menyaji dan
pendek melaporkan kegiatan hasil
praktik/diskusi/observasi
melalui website sekolah
youtube dll

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
31
3. Pentahapan Kegiatan dan Penilaian
Kegaitan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan berkelanjutan
dikelompokan dalam tiga tahap.
1. Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam
pembelajaran. Contoh:

 guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran


 guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
 siswa mencari bahan bacaan sendiri.
 guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
 meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book,
dan teknologi digital
2. Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan.
Sekolah mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:

 mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku


pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
 membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik
dalam agenda khusus presentasi buku.
 mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis,
kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan
kritik buku.
 mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan
antara buku dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
 Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
3. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar
siswa baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri.
Kegiatan ini bertujuan:

 mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya


dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar
sepanjang hayat;
 mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan mengolah dan mengelola

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
32
kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui
kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.

7. Program Muatan Lokal


1. Jenis dan Strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan daerah (Peraturan Gubernur)

Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap


potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal
sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
a) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
b) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya; dan
c) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan
yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan
nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran muatan kewilayahan, sehingga
sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor. 19 Tahun 2014 muatan
lokal SMK Bangun Negeri adalah Bahasa Daerah Jawa.
2. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan lokal Bahasa
Daerah Jawa sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


Memahami, menerapkan,menganalisis, dan Melaksanakan tugas spesifik dengan
mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan
faktual, konseptual, prosedural, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan memecahkan masalah sesuai dengan
lingkup kajian bahasa Indonesia pada bidang kajian bahasa Indonesia.
tingkat teknis, spesifik, detil, dan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
kompleks, berkenaan dengan ilmu dengan mutu dan kuantitas yang terukur
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, sesuai dengan
dan humaniora dalam konteks pengem standar kompetensi kerja. Menunjukkan
bangan potensi diri sebagai bagian dari keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
33
masyarak nasional,
at

Kelas X Semester 1

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.1. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 4.1. Menginterpretasi, menanggapi dan
teks non sastra (berita, artikel, laporan dan mengekpresikan teks non sastra sesuai
lainnya) secara lisan dab tulis kaedah secara lisan dan tulis.
3.2. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 4.2. Menginterpretasi, menanggapi dan
teks non sastra (berita, artikel, laporan dan mengekpresikan teks sastra
lainnya) secara lisan dan tulis. (wayang/topeng/dalang) sesuai kaidah
3.3. Memahami karakteristik bahasa lisan dalam secara tra (wayang/topeng/dalang) sesuai
kegiatan bermain peran, dialog, dan berdiskusi kaidah secara tra (wayang/topeng/dalang)
sesuai dengan tata karma sesuai kaidah secara lisan dan
tulis.Bermain peran, berdialog, dan
berdiskusi sesuai tata karma
4.3. Membandingkan penggunaan bahasa
dalam teks sastra dan non sastra secara
lisan dan tulis

Kelas X Semester 2

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.4. Mengidentifikasi, memahami dan menganalisis 4.4. Menyusun teks paragraph
penggunaan bahasa dalam teks sastra dan non menggunakan aksara Jawa sesuai
sastra secara lisan dan tulis. kaidah
3.5. Mengdentifikasi, memahami dan
menganalisis teks beraksara Jawa.
3.6. Mengidentifikasi, memahami, dan
menganalisis puisi tradisional atau modern
sesuai dengan karakteristik

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
34
Kelas XI Semester 1

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.1. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 4.1. Menginterpretasi, menanggapi dan
teks drama, prosa atau puisi sesuai kaidah memperagakan teks drama, puisi, dan
3.2. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis prosa sesuai kaidah dengan bahasa yang
peristiwa budaya daerah sesuai dengan komunikatif.
karakteristik 4.2. Menanggapi peristiwa budaya daerah
3.3. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis sesuai dengan karakteristiknya
teks pewara atau pidat Mengidentifikasi, 4.3. Menyajikan kegiatan sebagai pewara
memahami, dan menganalisiso sesuai kaidah atau berpidato dengan menggunakan tata
karma sesuai dengan konteks budaya

Kelas XI Semester 2

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.4. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 4.4. Menginterpretasi nilai-nilai moral
nilai-nilai moral yang terkandung dalam yang terkandung dalam tembang
tembang mocopat mocopat
3.5. Mengidentifikasi, memahami, dan 4.5. Membaca cepat teks wacana sastra atau
menganalisis teks aksara Jawa non sastra beraksara Jawa

Kelas XII Semester 1

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 4.1. Melakukan simulasi penggunaan bahasa
penggunaan bahasa daerah dan berbagai konteks sesuai daerah dan berbagai konteks sesuai
dengan tata karma dengan tata karma
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis
karya non fiksi (artikel, laporan, opini, anekdot dan 4.2. Menyusun dan mempublikasikan
kritik) sesuai kaidah karya non fiksi (artikel, laporan,
opini, anekdot dan kritik) sesuai
kaidah

Kelas XII Semester 2

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 waktu


3.3 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.3. Memproduksi dan mempublikasikan
menganalisis karya fiksi (naskah drama, cerita karya fiksi (naskah drama, cerita
pendek karya terjemahan) pendek karya terjemahan)
3.4 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis
seni pertunjukkan
4.4. Menyajikan seni pertunjukkan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
35
3. Daftar Tema Muatan Lokal

No Mapel Kelas Tema


1. Bahasa Jawa X/1 1. Menjelaskan struktur artikel, Menjelaskan jenis artikel,
Menganalisis isi artikel.
2. Teks cerita wayang/ topѐng ḍhâlâng, Unsur intrinsik cerita
wayang/ topѐng ḍhâlâng,Unsur ekstrinsik cerita wayang/
topѐng ḍhâlâng, Relevansi isi cerita wayang/ topѐng ḍhâlâng
dengan zaman sekarang, Deskripsi isi cerita wayang/ topѐng
ḍhâlâng, Teknik membaca indah teks dialog cerita wayang/
topѐng ḍhâlâng.
3. Teks drama, Ragam bahasa lisan, Karakteristik bahasa lisan
dalam kegiatan bermain peran, Teknik membaca naskah drama,
Teknik bermain peran, Teknik menulis naskah drama.
4. Teks beraksara Jawa, Tata tulis ( pada lingsa/lèngsa, pada
lungsi/longsè, pada adeg- adeg/dhek-adhek, pada
pangkat/tanḍhȃ pangkat), Fungsi tata tulis aksara Jawa,
Teknik menulis kalimat aksara Jawa, Teknik menulis
paragraf aksara Jawa, Teknik mengalihtuliskan paragraf
beraksara Latin ke aksara Jawa.

X/2 1. Teks yang memuat basa rinengga/lalongèt, Karakterisitik


bahasa dalam teks sastra, Jenis basa rinengga/ lalongèt, Makna
basa rinengga/ lalongèt, Penggunaan basa rinengga/ lalongèt,
Panyandra/oca’ pangalem, Teks sastra dan non sastra, Teknik
menyusun kalimat, Teknik menyusun paragraph, Teks
panyandra/oca’ pangalem
2. Teks yang memuat Aksara Murda/aksara rajȃ, Aksara Swara,
dan Aksara Rekan/aksara rèkaan, Tata cara penulisan
(Aksara
Murda/aksara rajȃ, aksara swara, Aksara
Rekan/aksara rèkaan)
3. Teks tembang macapat/ mamaca macopat, Jenis-jenis
tembang macapat/ mamaca macopat, Ciri-ciri tembang
macapat/ mamaca macopat, Teknik penulisan tembang
macapat/ mamaca macopat, Tatacara publikasi tembang
macapat/mamaca macopat
XI/1 1. Teks geguritan/puisi, Struktur teks
geguritan/puisi, Pesan/ amanat dalam teks
geguritan/puisi, Isi teks geguritan/puisi
2. Teks kegiatan upacara adat Misalnya (upacara tedhak siten,
labuh sembonya, bersih desa,pitonan, nyadran, petik laut,
ngundhuh mantu), Karakteristik upacara adat, Struktur
kegiatan upacara adat, Pesan moral dalam upacara adat.
3. Teks pewara (pranata adicara/ pangajhumma partѐngkan),
Struktur teks pewara, Teks pidato, Struktur teks pidato,
Kriteria menjadi pewara (pangajhumma partѐngkan) dan
orator
yang baik, Tugas pewara (pangajhumma partѐngkan) dan orator
XI/2 1. Teks drama, Struktur teks drama, Unsur kebahasaan teks
drama, Pesan moral, Relevansi isi teks drama dengan
kehidupan, Teknik menulis teks drama
2. Teks tembang macapat/mamaca, Struktur tembang
macapat/mamaca (Guru lagu/ guru laghu, Guru
wilangan /guru bilangan, Guru gatra/ paddhâ andhegghân,
Watak tembang, Sasmita tembang), Watak tembang
macapat/mamaca, Unsur kebahasaan, Kata- kata sulit,
Pesan moral
Teks aksara Jawa /carakan Madhurâ yang memuat angka Jawa,
Teknik menulis angka Jawa, Teknik membaca Sengkalan, Makna
sengkalan dalam kalimat

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
36
XII/1 1. Teks drama yang memuat unggah-ungguh basa/ onḍhâgghâ
bhâsa, Konsep unggah- ungguh basa/ onḍhâgghâ bhâsa,
Karakteristik unggah-ungguh basa/ onḍhâgghâ bhâsa,
Penggunaan unggah-ungguh basa/ onḍhâgghâ bhâsa dalam
teks drama, Isi teks drama
2. Teks c teks cerita pendek (cerkak), Struktur teks cerita pendek
(cerkak), Karakteristik umum bahasa dalam teks fiksi,
Perbandingan karakteristik teks cerita pendek (cerkak) dengan
teks sastra lainnya, Pesan moral teks cerita pendek (cerkak),
Teknik- penerjemahan
3. Contoh teks anekdot, Karakteristik teks anekdot dibandingkan
teks lain yang sejenis, Struktur teks anekdot (cerita lucu,
dhagelan, plesetan, lelucon), Karakterisrik bahasa teks anekdot
(cerita lucu, dhagelan, plesetan, lelucon), Isi teks
3. anekdot
XII/2 1. Contoh teks drama, Struktur teks drama gubahan, Unsur
kebahasaan teks drama, Langkah- langkah konversi
(alihwahana) teks
4. naratif menjadi teks drama. Contoh Seni Pertunjukkan, Jenis-
jenis seni pertunjukkan, Struktur Seni Pertunjukan (misal:
drama tradisional), Pesan moral dalam seni
pertunjukkan, Fungsi seni pertunjukkan

8. Program Penguatan Kompetensi


Program Penguatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan proses penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetens
iguru dalam melaks anak an tugas profes inya. P eningkatan kemampuan ters ebu
tmencakup kegiatan- kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan
pertumbuhan kemampuan (abilities) , s i k a p ( attitude) , d a n k e t e r a m p i l a n ( skill).
D ari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan perilaku guru
yang secara nyata perubahan perilaku tersebut berdampak pada peningkatan kinerja guru
dalam prosesbelajar mengajar di kelas.
Guru sebagai pembelajar menjadikan Program Peningkatan Kompetensi
G u r u Pembelajar sebagai salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi guru
sesuai dengan tuntutan profesi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar menjadi bagian penting yang
harusselalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk menjaga
profesionalitasguru. Oleh karena itu, Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar harus dirancang untuk memberikan pengalaman baru dalam membantu
meningkatkan kompetensi sesuai bidang tugasnya agar guru memperoleh pengetahuan,
keterampilan,dan meningkatkan sikap perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaandengan baik sesuai tanggung jawabnya.  Adapun beberapa program untuk penguatan
kompetensi yaitu:

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
37
1. Inhouse Training (IHT), pelatihan ini dilakukan secara internal di KKG/MGMP, pelatihan ini
dilakukan antara guru yang satu dengan yang lain, dimana guru yang mempunyai
kemampuan dapat  menularkan pada guru-guru yang lain 
2. Program Magang, program ini dilakukan di Institusi yang relevan. Guru  ditempatkan pada
pengalaman yang nyata, mereka belajar pengalam yang langsung.
3. Kemitraan sekolah dengan DU/DI terkait jurusan. pelatihan ini dilakukan oleh sekolah yang
bermitra atau bekerja sama yang mana mereka akan bertukar pengalaman dalam dunia
pendidikan
4. Belajar Jarak Jauh. Pelatihan ini dilaksanakan tanpa menghadirkan Instruktur atau pada waktu
dan tempat tertentu, melainkan pelatihan ini melalui Internet. Pelatihan jarak jauh ini
dilakukan dengan pertimbangan untuk daerah-daerah terpencill
5. Pelatihan Berjenjang dan pelatihan kusus. Pelatihan Jenis ini dilaksanakan oleh Balai
Pendidikan dan Pelatihan atau Pusat pendidikan dan pelatihan. dimana pelatihan ini disusun
secara berjenjang mulai dari tingkat dasar, menengah, lanjut dan tinggi 
6. Kursus Singkat di LPTK. kursus ini dilakukan untuk meningkatkan beberapa kemampuan
guru seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah dan lain-lain
7. Pembinaan Internal Sekolah/Madrasah 
8. Bimtek dan workshop tentang peenguatankompetensi guru.
Untuk mendapatkan hasil penguatan kompetensi yang maksimal kepala sekolah selaku
pemimpin dalam sebuah Lembaga harus mempunyai strategi yang jitu, Adapun beberapa
startegi yang bisa dilakukan kepala sekolah yaitu:
1. Kepsek menentukan program dan menyusunnya dalam program tahunan. Rencana Kerja
Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), disusun melibatkan personil
sekolah terutama guru.
2. Mengadakan workshop dan bimtek di sekolah
3. Kepala sekolah kadang-kadang melakukan evaluasi secara tiba-tiba tanpa memberi tahu guru.
Hasil evaluasi tersebut dikumpulkan menjadi sebuah catatan kepala sekolah dan akan
disampaikan pada kegiatan rapat dan forum MGMP sebagai tindak lanjut evaluasi yang sudah
dilaksanakan.
4. Mencari tempat DU/DI yang relevan untuk diajak Kerjasama dan dijadikan tempat bapak ibu
guru bertukar ilmu yang terkait Pendidikan.
Kemitraan dimaknai sebagai bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk
suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan, saling membutuhkan dan menguntungkan kedua
belah pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu
sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik atau lebih dikenal dengan MOU. Kebutuhan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
38
membangun dan meningkatkan kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI)
dirasakan sebagai suatu kebutuhan mutlak bagi sekolah kejuruan. Negosiasi MOU sangat
diperlukan dan merupakan langkah strategis bagi SMK untuk menjalin kerjasama secara formal
dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Adanya MOU akan memberikan kemudahan bagi
SMK untuk merealisasikan semua programnya, diantaranya :

1. Program PKL siswa (Praktik Kerja Lapangan)

2. Program Guru Tamu

3. Program Sinkronisasi Kurikulum

4. Program Kunjungan Industri

5. Program Rekrutmen Karyawan

6. Program Kelas Industri

Keberhasilan program-program di atas sangat butuh dukungan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Tentu mencapai suatu kesepakatan dibutuhkan negosiasi yang baik dari pihak sekolah. Dimana dalam
hubungan ini kedua belah pihak harus sama-sama diuntungkan. Rasa saling percaya diantara kedua
belah pihak akan menjadi sebuah komitmen dalam bentuk surat perjanjian yang ditanda tangani oleh
pimpinan perusahaan dan Kepala Sekolah. Beberapa perusahaan dan instansi yang sudah menjalin
kerjasama dengan SMK Putra Bangsa Pagak dan sudah mempunyai MOU diantaranya adalah :
1. PT Sinar Alam Gampingan
2. Kantor kecamatan Pagak
3. Puskesmas Pagak
4. STikes Kepanjen
5. PLN Kepanjen
6. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
7. Regulo advertising
8. Dinas pemuda dan olahraga
9. Dinas catatan sipil
10. Dinas Kesehatan

9. Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler)


1. Strategi Pelaksanaan Program layanan Konseling
1. Bimbingan akademik
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang akademik : Kurang memiliki kepuasaan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
39
belajar yang baik; Kurang memahami cara belajar yang efektif; Kurang memahami cara
mengatasi kesulitan belajar, Kurang memahami cara membaca buku yang efektif,
Kurang memahami cara membagi waktu belajar, dan Kurang menyenangi pelajaran-
pelajaran tertentu.
Strategi layanan bimbingan akademik berfungsi untuk mengembangkan suasana belajar
mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara
belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan
akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan: Memiliki sikap dan belajar positif, Memiliki motivasi dalam
belajar sepanjang hayat, Memiliki keterampilan belajar yg efektif, Memiliki
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar, Memiliki kesiapan
mental dalam menghadapi pembelajaran, dan Memiliki keterampilan membaca buku.
2. Bimbingan Pribadi Sosial
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang sosial dan Masalah-masalah yang
berkaitan dengan bidang pribadi
Strateginya memberikan wawasan kepada pribadi siswa bahwa pentingnya berjiwa sosial
karena manusia adalah bersifat sosial bukan individu yg membutuhkan manusia lain, dan
berfungsi sebagai pendukung terciptanya belajar yg efektif dan efisien dengan bantuan
lingkungan sekitar, jika lingkungan tidak mendukung maka akan menghambat jalannya
proses belajar dan mengganggu siwa dalam hasil belajar.
3. Bimbingan karir

Bimbingan karir pada siswa adalah agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya
(kemampuan, potensi, bakat, kepribadian, sikap dan sebagainya). Dengan mengenal
aspek-aspek dirinya, siswa diharapkan dapat menerima keadaan dirinya secara objektif.
Membantu siswa untuk dapat mengemukakan berbagai aspek yang dimilikinya.
Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi dirinya. Membantu siswa agar dapat
mengemukakan informasi dirinya sebagai dasar perencanaan dan pembuatan keputusan
dimasa depan.
Strateginya, melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan
setiap anak (siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya.
Bantuan yang diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan
penerimaan, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan hasil
yang maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan potensi yang dimilikinya.
Sehingga tidak ada lagi kata- kata, “bakat yang terpendam”.
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
40
4. Bimbingan keluarga
Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa
dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga. Membantu anggota
keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini
mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari
anggota keluarga lainnya. Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai
dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan
meningkatkan keutuhan keluarga. Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak
relasi parental terhadap anggota keluarga.
Strategi memberikan wawasan tentang masalah keluarga demi mendukung proses belajar
mengajar, jika siswa mengalami masalah didalam keluarganya akan mengakibatkan
siswa terganggu dalam proses belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, dan disinilah
fungsi bimbingan keluarga memberikan solusi kepada siswa dalam memecahkan
masalahnya sehingga mendukung proses belajar siswa.

2. Jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi
peserta didik.
Berkenaan dengan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan
prestasi peserta didik, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan)
perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang selanjutnya
dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi peserta
didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta
didik atau sekelompok peserta didik.
Satuan pendidikan selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang
berlaku di satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap
awal tahun pelajaran.
Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling
sedikit memuat.
a. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler
b. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
c. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
 ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
 tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
 keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
 jadwal kegiatan; dan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
41
 level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
d. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
 Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan;
 Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
 Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler
 Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler

3. Ekstrakurikuler Wajib

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan
sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas
(SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.
Pramuka adalah sebutan bagi para anggota gerakan pramuka yang meliputi pramuka siaga,
penggalang, penega dan pandega. Kelompok anggota yang lain ialah pembina pramuka, andalana,
pelatih, pamong saka, staf kwartir dan majelis pembimbing. Seorang pramuka harus telah dilantik
menjadi anggota pramuka dengan mengucapkan janji (satya) pramuka. Dengan landasan uraian di
atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda.
Kegiatan menarik berarti kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena
itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, bukan kegiatan yang hanya
bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
 Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa, kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan
keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara
sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
 Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatn
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka merupakan
sekedar alat untuk mencapai tujuan.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
42
Strategi pelaksanaan program Ekstrakurikuler, sebagai berikut:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di
kurikulum dan umumnya pihak sekolah menyediakan waktu satu hari untuk pelaksanaan kegiatan
ini. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berguna untuk pengembangan hobi, minat dan bakat siswa
pada hal tertentu. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian sekolah
pada siswanya agar melakukan kegiatan yang lebih positif.
Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan kegiatan yang menunjang
dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan
kemempuan penalaran siswa membina membentuk karakter siswa,  ketrampilan melalui hobi dan
minatnya serta mengembangkan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program
kokurikuler.
Atas dasar inilah SMK Putra Bangsa Pagak, menyusun program ekstrakurikuler sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga mampu mernghasilkan peserta didik yang
berkarakter, memilik keterampilan dan daya saing siswa serta memiliki kemampuan intelektual
tinggi, cerdas dan pintar, namun juga memiliki nilai nilai social dan spiritual yang baik sehingga
mampu bersaing sesuai dengan Visi dan Misi sekolah.

4. Ekstra Kurikuler pilihan

Ekstrakurikuler pilihan, merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing. Ekstrakurikuler Pilihan
merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga
dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan
atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak
bola atau klub bola voli. Adapun Tujuan dari pelaksanaan ekstrakurikuler menurut Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:9) adalah;
a)      Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotor.
b)     Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c)      Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:12), menegaskan bahwa ruang lingkup


kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat
mendukung program intrakurikuler dan program kurikuler.
Ruang lingkup dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:
a)    Pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa.
b)    Pengembangan keterampilan melalui hobi dan minat siswa.
c)    Pengembangan sikap yang menunjang program kurikuler dan kokurikuler.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
43
 JENIS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PILIHAN
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk;
1.  Krida, meliputi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2. Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian.
3. latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan
budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan
4.  Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan,
kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

Program  kegiatan  ekstrakurikuler  pada   prinsipnya  didasarkan  pada  kebijakan


 yang  berlaku  dan kemampuan sekolah, kemampuan para orang tua/masyarakat dan kondisi
lingkungan sekolah. Sekolah dapat mengembangkan alternatif program kegiatan ekstrakurikuler,
melalui cara:
Alternatif -1 Top-Down : sekolah menyediakan/menyelenggarakan program kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk paket-paket (jenis-jenis kegiatan) yang diperkirakan dibutuhkan
siswa.
Alternatif -2 Bottom-Up : sekolah mengakomodasikan keragaman potensi, keinginan, minat,
bakat, motivasi dan kemampuan seorang atau kelompok siswa untuk kemudian
menetapkan/menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler.
Alternatif -3: Variasi dari alternatif-1 dan alternatif-2.

Alternatif manapun hendaknya di pertimbangkan tenaga, biaya, sumber/bahan/fasilitas.


Sekolah sebaiknya melakukan penelusuran atau seleksi atas potensi, keinginan, minat, bakat,
motivasi dan kemampuan siswa sebagaimana dipertimbangkan adanya quot atas peserta untuk
setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan/akan diselenggarakan. Selanjutnya
sekolah melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu (sesuai quota) yang
dipandang layak mengikuti satu/beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan
diselenggarakan. Sebagaimana jumlah peserta telah ditetapkan, suatu perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap jenis program kegiatan
ekstrakurikuler yang disediakan sejalan pula dengan visi sekolah yang telah ditetapkan.

Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang
terkendala),dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun
yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada  awal  tahun  atau
semester  dan  di  bawah  bimbingan  kepala sekolah  atau  wakil  kepala  sekolah  bidang
kurikulum  dan  peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
44
sehingga  tidak  menghambat  pelaksanaan  kegiatan  kurikuler  atau dapat  menyebabkan
gangguan  bagi  peserta  didik  dalam  mengikuti kegiatan kurikuler.

10. Pelaksanaan Bimbingan Konseling


1. Bimbingan Konseling dilandasi pola 17 plus BK
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan dan konseling /
pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang bimbingan, 9 layanan, dan 6
layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku. Secara umum tujuan pola
bimbingan dan konseling 17+ adalah Memberikan arah kerja / sebagai acuan dan evaluasi
kerja bagi guru BK / konselor, membantu peserta didik mengenal bakat , minat , dan
kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan
merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.

2. Uraian materi tatap muka dengan siswa sebanyak 1 jam pelajaran per
minggu
Beban kerja guru BK mencakup kegiatan pokok yang terdiri dari merencanakan
pembimbingan, melaksanakan pembimbingan, menilai hasil pembimbingan, membimbing dan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
45
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat  pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan  beban kerja guru BK.  Beban kerja tersebut kemudian
diwujudkan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,  dan ekstrakurikuler pada
satuan  pendidikan dan/atau di luar lingkungan satuan  pendidikan.

Tugas pokok

Seorang guru memiliki beban kerja sebanyak 40 jam per minggu. Ini terdiri atas 37,5  jam kerja
efektif, dan 2,5 jam istirahat. Dalam praktiknya, pelaksanaan pembelajaran dipenuhi paling
sedikit 24 jam tatap muka per minggu, dan paling banyak 40  jam. Untuk tugas melakukan
pembimbingan, seorang guru BK harus melakukan pembimbingan paling sedikit lima
rombongan belajar per tahun.

Tugas tambahan

Penetapan tugas tambahan  dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan tetap 


mempertimbangkan struktur kurikulum, jumlah  rombongan belajar, dan jumlah guru atau
peserta didik. Seorang guru mata pelajaran yang mendapat tugas tambahan, dihitung sejajar
dengan 12 jam tatap muka. Sedangkan untuk guru BK atau TIK, ekuivalen dengan
membimbing 80 peserta didik. Jika semua ketentuan tadi dipenuhi, pelaksanaan tugas baru
dapat dikategorikan memenuhi beban kerja, setara dengan melaksanakan pembelajaran atau 
pembimbingan.

Bagi guru BK yang melaksanakan tugas pada sekolah , membimbing paling banyak 40
peserta didik. Jika ketentuan tersebut dipenuhi, baru dapat dikatakan seorang guru memenuhi
ketentuan tentang beban kerja. Ekuivalen dengan  pelaksanaan pembelajaran  atau
pembimbingan dan  merupakan bagian dari  pemenuhan beban kerja  selama 40 jam dalam 1 
minggu pada Satminkal, termasuk waktu istirahat 2,5  jam. Untuk guru BK sendiri minimal
dalam 1 minggu melakukan jam tatap muka dengan masuk ke kelas setiap rombel dengan
durasi maksimal 60 menit.

3. Uraian Jenis-jenis masalah dan rekapitulasi siswa

Untuk mengetahui jenis-jenis bimbingan, perlu dipelajari lebih dahulu tentang


masalah-masalah yang dihadapi individu. Sehingga dengan mengenal masalah-
masalah yang dihadapi individu, akan memudahkan untuk menentukan jenis
bimbingan mana yang tepat untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi individu, terutama yang dihadapi
murid sekolah, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis masalah sebagai berikut:
a. Masalah pengajaran atau belajar

Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu
sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar mengajar, misalnya
bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih
metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar dan sebagainya.
Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai kesulitan dalam menghadapi kegiatan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
46
pelajaran misalnya, dalam cara membagi waktu belajar, memilih materi yang sesuai,
belajar bekelompok, menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas, cara menggunakan
buku-buku pelajaran dan sebagainya.
b. Masalah pendidikan

Dalam hubungan ini individu mengalami berbagai kesulitan yng berhubungan


dengan kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah
yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya; menesuaikan dengan
sekolah baru, pelajaran baru, tata tertib sekolah, guru-guru dan sebagainya. Dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah, murid-murid akan menghadapi masalah-
masalah, seperti memilih kegiatan ekstra kurikuler, memilih program studi yang
cocok, mencari teman belajar yang cocok dan sebagainya. Pada akhir pendidikan
murid-murid akan berhadapan dengan berbagai masalah, misalnya memilih studi
lanjut, memilih jenis-jenis latihan tertentu, menggunakan ketrampilan-ketrampilan
tertentu, untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan memilih pendidikan tertentu untuk

pekerjaan tertentu. Demikian pula masalah-masalah kelambatan belajar yang dialami


murid-murid yang tergolong lambat dan terlampau cepat dalam belajarnya. Semuanya
termasuk masalah-masalah pendidikan. Masalah ini banyak dialami oleh murid-murid
sekolah pada umumnya.
c. Masalah pekerjaan

Masalah-masalah ini berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya


dalam memilih latihan-latihan tertentu untuk pekerjaan tertentu, memilih jenis-jenis
pekerjaan yang cocok dengan dirinya, mendapatkan penjelasan tentang jenis
pekerjaan, penempatan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh penyesuaian yang
baik dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Pada umumnya masalah pekerjaan ini
dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama murid-murid di sekolah menengah
Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi murid-murid Sekolah Menengah Pertama pun
tidak sedikit yang menghadapi masalah pekerjaan ini. Bahkan murid-murid Sekolah
Dasar juga banyak yang tidak lepas dari masalah ini, terutama murid-murid yang
tidak melanjutka pendidikan mereka.
d. Masalah penggunaan waktu senggang

Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu


luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah
bagaimana cara mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan- kegiatan yang
bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
47
Ketidakmampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang dapat
menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan anak,
melamun dan sebagainya. Masalah penggunaan waktu senggang misalnya
bagaimana merencanakan suatu kegiatan dalam waktu luang, mengisi waktu luang
dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di sekolah pada umumnya banyak
menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan di luar jam pelajaran.
b. Masalah sosial

Kadang-kadang murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan


individu lain atau ddengan lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena
kekurangan kemampuan murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau
lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan

dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman bermain, merasa
terasing dalam pekerjaan-pekerjaan kelompok dan sebagainya. Kita sering
menjumpai murid-murid yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang
mampu untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam
pergaulan. Masalah-masalah tersebut disebut masalah sosial dan merupakan salah
satu jenis masalah yang sering dihadapi murid-murid.
c. Masalah pribadi

Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber
dari dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang
berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya
sendiri. Misalnya konflik berlarut-larut dan gejala- gejala frustasi merupakan sumber
timbulnya masalah-masalh pribadi lain. Masalah-masalah ini sering dialami para
pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang ditandai dengan perubahan-
perubahan yang cepat baik fisik maupun mental. Pada umumnya masalah pribadi ini
timbul karena individu tidak berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek
pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.

4. Layanan Penyelesaian Masalah Siswa


1) Bimbingan akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong
masalah-masalah akademik yaitu : pengenalan kurikulum, pemilihan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
48
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugasdan latihan, pencarian dan
penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
2) Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-
masalah social pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan
dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian
konflik.

Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan


mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.

3) Bimbingan karir
Pengertian Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan,pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti :
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan
kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan
karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah- masalah karir yang
dihadapi.Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan
karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif maupun keterampilan
individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan
keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu
dirinya memasuki system kehidupan social budaya yang terus menerus berubah.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat
mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa
depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan
bimbingan karir, individu mampu menentukan dan mengembil keputusan secara tepat
dan bertanggung jawab keputusan yang diambilnya sehingga mereka
mampumewujudkan dirinya secara bermakna.Bimbingan karir adalah sebuah hal yang
paling penting untuk mengarahkan siswa-siswa sesuai dengan minat dan potensi yang
dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat pada siswa, akan memberikan kepuasan dan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
49
akan meraih hasil yang maksimal.

Bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat
mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa
depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada kehidupan
seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi
dan gangguan psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh
tidak maksimal, tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan
lain-lain. Salah satu tempat yang paling tepat dalam pengarahan dan pencerahan
pemilihan minat dan bakat (bimbingan karir) adalah pada saat usia remaja, sekitar
usia sekolah menengah atas. Bahkan dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah
sebuah kewajiban untuk membantu siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia
ini, merupakan pangkal dari masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia
perkembangan selanjutnya.
Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan
bimbingan ini adalah dengan menggunakan tes psikologi. Tes psikologi untuk
bimbingan karir, biasanya tidak hanya satu alat tes, tetapi beberapa tes yang akan di
compare, untuk menentukan dan mengarahkan langkah apa yang seharusnya diambil
oleh siswa dengan karirnya kedepan. Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa
lebih terfokus pada sesuatu yang memang diminatinya, berbakat dibidangnya dan
mempunyai kemampuan tentangnya.

4) Bimbingan keluarga
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga
adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti
dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan
berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-
masing anggotanya.
Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses
interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis,
sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
Bimbingan keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
50
keluarga yang utuh dan harmonis, memberdaya diri secara produktif, dapat
menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan serta
berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

5. Uraian tentang pola analisis hasil kerja guru BK


Kinerja guru bimbingan konseling dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru bimbingan konseling. Berkaitan dengan
kinerja guru bimbingan konseling, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru
bimbingan konseling dalam proses bimbingan dan konseling, yaitu : bagaimana guru
bimbingan konseling merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
bimbingan dan konseling. Rumusan tentang kinerja mengacu kepada wawasan dan
ketrampilan yang hendaknya dapat ditampilkan oleh guru bimbingan dan konseling.
Bentuk-bentuk kinerja yang harus dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Mengajar dalam bidang psikologi dan bimbingan dan konseling;
2. Menyusun program bimbingan dan konseling;
3. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling;
4. Mengungkapkan masalah klien;
5. Menyelenggarakan pengumpulan data tentang minat, bakat, kemampuan, dan kondisi
kepribadian;
6. Menyusun dan mengembangkan himpunan data;
7. Menyelenggarakan konseling perorangan;
8. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling kelompok;
9. Menyelenggarakan pelayanan penempatan siswa;
10. Menyelenggarakanbimbingan karir dan pemberian informasi pendidikan/jabatan
11. Menyelenggarakan konferensi kasus
12. Melakukan kunjungan rumah

11. Pendidikan Anti Korupsi


A. Uraian Pendidikan Anti Korupsi
Untuk memudahkan kita dalam merancang program pendidikan Antikorupsi, kita perlu
memahami apa saja yang termasuk kepada tindakan korupsi dan tindakantindakan lain yang
mendukung terjadinya perilaku korupsi. Korupsi berasal dari kata corruptie, yang artinya
pembusukan. Mengacu ke akar kata tersebut, tindakan korupsi dapat dikatakan tindakan yang
menghancurkan bangsa dari dalam. Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, yang disebut sebagai
tindak pidana korupsi adalah “tindakan yang mengakibatkan kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
51
dalam pengadaan, gratifikasi, dan tindakan lain yang mendukung terjadinya tindak atau
perilaku korupsi”.
Korupsi sering kali berawal dari kebiasaan yang tidak disadari, misalnya penerimaan
hadiah oleh pejabat penyelenggara negara/Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya dalam suatu
acara pribadi, atau pemberian suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar. Hal semacam ini
semakin lama akan menjadi kebiasaan, cepat atau lambat akan mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh Pejabat Penyelenggara/Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Pada tingkat
tertentu, pemberian itu dianggap sah-sah saja, namun perlu disadari bahwa pemberian tersebut
selalu terkait dengan kepentingan si pemberi sehubungan dengan jabatan yang dipangku oleh
sipenerima. “Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya digolongkan sebagai gratifikasi”. Berikut
beberapa contoh pemberian yang dapat digolongkan dalam gratifikasi yang sangat dekat
dengan perilaku atau tindak korupsi:
 Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
 Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh rekan kantor
pejabat tersebut;
 Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk keperluan pribadi
secara cuma-Cuma
 Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian barang atau jasa
khusus dari rekanan;
 Pemberian pinjaman tanpa bunga kepada pejabat dari rekanan;
 Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat;
 Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan;
 Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan kerja;
 Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari raya keagamaan, oleh
rekanan atau bawahannya.

B. Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi

No Model Nama Isi Kegiatan Hambatan Alternatif Keterang


Penyelengg Kegiatan Pemecahan an
araan
Pendidikan
1 Kegiatan Ekstrakurikul
Ekstrakuri er khusus
kuler Ekstrakurikul Pramuka Belum dapat Memerlukam
er wajib terlaksana waktu untuk
sepenuhnya membiasakan
karena masih membuat laporan
dalam masa pasca kegiatan
pembelajran dengan jujur.
daring.
Kegiatan Peringatan HBN Belum dapat Memerlukam
Kesiswaan dan HBI. terlaksana waktu untuk
sepenuhnya membiasakan
karena masih membuat laporan
dalam masa pasca kegiatan
pembelajran dengan jujur.
daring.
2 Insersi Insersi PAK Mendiskusikan Belum dapat Dapat dilaksanakan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
52
dalam dalam Mata tentang materi terlaksana pada saat
Mata Pelajaran ancaman sepenuhnya pembelajaran
Pelajaran PPKn ipoleksosbuhan karena masih kombinasi daring
Yang kam. dalam masa dan luring.
Relevan pembelajran
daring.
Insersi PAK Mendiskusikan Belum dapat Dapat dilaksanakan
dalam Mata materi tentang terlaksana pada saat
Pelajaran orang jujur dan sepenuhnya pembelajaran
Pendidikan berwatak karena masih kombinasi daring
Agama dan positif. dalam masa dan luring.
Budi Pekerti pembelajran
daring.
...
3 Pembuda Penyampaian Bimbingan Belum dapat Dapat dilaksanakan
yaan, komitemen konseling terlaksana pada saat
Pembiasa secara klasikal. sepenuhnya pembelajaran
an Nilai karena masih kombinasi daring
dalam dalam masa dan luring.
Aktivitas pembelajran
dan daring.
Suasana Pengadaan Sumbangan Belum dapat Dapat dilaksanakan
Sekolah Kas Sosial sukarela pada terlaksana pada saat
Kelas saat ada warga sepenuhnya pembelajaran
SMK yang karena masih kombinasi daring
terkena dalam masa dan luring.
musibah ataub pembelajran
kehilangan daring.
orang tua.
Pengadaan Menyehakan Dapat dilaksanakan
Pos dan pada saat
Kehilangan melaporkan pembelajaran
dan Benda benda tak kombinasi daring
Tak Bertuan bertuan kepada dan luring.
TU dan akan
diumumkan
kepada warga
SMK tanpa
mintak
imbalan.
Salam dan
Yel-yel
Antikorupsi
Pemasangan
Poster atau
Karikatur
Pembent
ukan
kader
penegak
antikoru
psi
Penyelen

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
53
ggaraan
kantin
kejujuran

12. Mekanisme Penilaian


1. Mencantumkan prosedure penilaian . Prosedur penilaian dijabarkan sebagai berikut:

Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.

1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh pendidik mengacu kepada


Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya.
2. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran
yang sama.
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai.

4. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan penilaian mandiri oleh peserta didik pada


setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil
penilaian mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan
kesesuaiannya.
5. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau
ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas.
6. Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan.
7. Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil
kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.

Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut.
a. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya.
b. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan.
c. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
54
d. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran
pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
e. Pemanfaatan hasil analisis untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan.

b. Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi

Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dilakukan melalui tahapan
berikut.
a. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh Pemerintah Pusat mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya serta harus memenuhi
prinsip penilaian.

b. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan


teknik penilaian serta ditelaah dan divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat.
c. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan penilaian.
d. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui capaian peserta didik, satuan
pendidikan, dan wilayah binaannya.
e. Pemanfaatan hasil analisis digunakan untuk pemetaan mutu program, dasar
perumusan kebijakan, alat seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
pengendalian mutu pendidikan di wilayah binaannya, serta pembinaan kepada
satuan pendidikan dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, daerah, dan nasional.
f. Pelaporan dapat berbentuk sertifikat, profil peserta didik, profil satuan
pendidikan, dan profil daerah yang berupa angka dan/ataudeskripsi

2. Bentuk dan instrument Penilaian


1. Bentuk penilaian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan dan Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan, jenis penilaian dan bentuk penilaian diuraikan seperti tabel berikut:
Tabel Jenis dan bentuk Penilaian

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
55
Bentuk Administrasi Penilaian
Jenis Ruang lingkup
Unsur yang
No
terlibat Normatif
Penilaian materi Produktif
Penilai dan Adaptif

Pendidik 1 Ulangan Harian (Penilaian


pro-ses akhir KD/tatap Guru KD KHS KHS
muka)

2 Guru
Ulangan Tengah Semester
(Internal/QA) Beberapa KD KHS/Skill
(Penilaian akhir beberapa KHS
atau SK Passport
KD atau akhir sebuah SK) dan Unsur
Eksternal/ QC

3 Ulangan Akhir Semester Guru, Dapat berupa  KHS/ Skills  Raport


Ganjil (komprehensif, beberapa KD atau  Passport  Leger
seluruh kompe-tensi dalam dan Unsur SK  Laporan
satu semester) Eksternal Hasil

Belajar

 Leger

Pendidik 4 Ulangan Kenaikan Kelas/ Guru dan Unsur SKL yang dipelajari KHS/Skill  Raport
(Satuan akhir semester genap Eksternal pada tahun yang Passport  Leger
Pendidikan) bersangkutan
 Laporan
Hasil

Belajar

 Transkrip
 Leger

Bentuk Administrasi Penilaian


Jenis Ruang lingkup
Unsur yang
No
terlibat Normatif
Penilaian materi Produktif
Penilai dan Adaptif

Pemerintah
dan  jazah
pendidik  KHS/ Skills  Transkrip
Mata pelajaran  Passport
satuan  Leger
 Sekolah, yang tidak  Laporan
pendidikan Pemerintah diujikan dalam Hasil
5  (Internal/QA
Ujian Sekolah UN untuk
dan atau
seluruh SKL Belajar
Eksternal/QC)
yang sudah
diajarkan  Translrip
 Ijazah
 Leger

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
56
Bentuk Administrasi Penilaian
Jenis Ruang lingkup
Unsur yang
No
terlibat Normatif
Penilaian materi Produktif
Penilai dan Adaptif

Penguji 6 Ujian Praktik Sekolah, Materi kejuruan  Transkrip -


dalam dan Kejuruan{UPK) pemerintah dan  Leger
penguji luar Du/Di  Sertifikat
Kompetensi

Pembimbin 7 Praktik Pengalaman Sekolah dan Kecakapan dalam  Sertifikat -


g DU/DI Lapangan (RPL) Du/Di PRAKERIN kompetensi

2. Instrument penilaian. Secara umum instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik pada
SMK dapat diuraikan sebagai berikut :
 Instrumen penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan nontes.

 Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian, uraian, pilihan, dan
pengamatan menggunakan daftar centang (checklist).
 Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa penilaian sikap dan kinerja
melalui pengamatan dengan menggunakan jurnal, pedoman, dan/atau rubrik.
 Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas isi sesuai dengan materi pelajaran.
 Instrumen penilaian aspek sikap mencakup penerimaan, penanggapan,
penghargaan, penghayatan dan pengamalan.
 Instrumen penilaian aspek pengetahuan mencakup pengingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi.
 Instrumen penilaian aspek keterampilan mencakup imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi.
 Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

 Instrumen penilaian yang digunakan secara luas harus melalui uji coba untuk
mengetahui karakteristik dan kualitas instrumen.

3. Mekanisme Rekognisi Pengalaman Lampau


Rekognisi Pembelajaran Lampau, yang selanjutnya disingkat RPL adalah
pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan
formal, non-formal, informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan
formal.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
57
13. Kriteria Ketuntasan Belajar
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan. Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya
secara bersama antara kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. KKM
dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek: karakteristik peserta didik
(intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi
satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi. Secara teknis
prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan antara
lain dengan cara berikut.
a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas dalam
satu tahun  pelajaran.
b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan
memperhatikan komponen-komponen berikut :
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII) antara lain
memperhatikan rata-rata nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk
peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta didik kelas VIII dan IX antara lain
diperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.
2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan dari masing-masing
mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgment guru mata
pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan
memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat.

3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)


Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1) kompetensi pendidik
(misalnya nilai Uji Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas; (3) predikat
akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.

Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata
pelajaran.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
58
c. Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut

Misalkan:
 aspek daya dukung mendapat nilai 90
 aspek kompleksitas mendapat nilai 70
 aspek intake mendapat skor 65
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut adalah sebagai berikut:

Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan pendidikan dapat juga memberikan bobot berbeda
untuk masing-masing aspek. Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Jika KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan in-take peserta didik sedang,
maka nilai KKM-nya adalah:

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 6

d. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan rumus:

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
59
sistem penilaian
Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM. Satuan pendidikan dapat memilih salah
satu dari model penetapan KKM tersebut. Penjelasan rinci kedua model tersebut dipaparan sebagai
berikut.

 Lebih dari Satu KKM

Satuan pendidikan dapat memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang berbeda. Misalnya, KKM
IPA (64), Matematika (60), Bahasa Indonesia (75), dan seterusnya. Di samping itu, KKM juga dapat
ditentukan berdasarkan rumpun mata pelajaran (kelompok mata pelajaran). Misalnya, rumpun MIPA
(Matematika dan IPA) memiliki KKM 70, rumpun bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
memiliki KKM 75, rumpun sosial (IPS dan PPKn) memiliki KKM 80, dan seterusnya.
Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda untuk setiap mata pelajaran, memiliki konsekuensi
munculnya interval nilai dan predikat yang berbeda-beda, diilustrasikan berikut:
1) KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia 75.
Nilai C (cukup) dimulai dari 75. Predikat di atas Cukup adalah Baik dan Sangat Baik. Panjang interval
nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditentukan dengan cara:
(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 75) : 3 = 8,3
sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8 atau 9.
Karena panjang interval nilainya 8 atau 9, dan terdapat 4 macam predikat, yaitu A (Sangat Baik), B
(Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia interval nilai dan
predikatnya adalah sebagai berikut.

Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 9, sedangkan predikat A panjang
intervalnya 8.

2) KKM mata pelajaran Matematika adalah 60.


Nilai C (cukup) dimulai dari 60. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran Matematika dapat
ditentukan dengan cara:  (nilai maksimum – nilai KKM) : 3 = (100 – 60) : 3 = 13,3
sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14.
Karena panjang interval nilainya 13 atau 14, untuk mata pelajaran Matematika interval nilai dan
predikatnya adalah sebagai berikut.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
60
Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 14, sedangkan predikat A panjang
intervalnya 13.

3) KKM mata pelajaran IPA adalah 64.


Nilai C (cukup) dimulai dari 64. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran IPA dapat ditentukan
dengan cara: (nilai maksimum – nilai KKM) : 3 = (100 – 64) : 3 = 12. Karena panjang interval nilainya
12, untuk mata pelajaran IPA interval nilainya 12 atau 13, dan predikatnya sebagai beri

Berdasarkan ilustrasi di atas, jika peserta didik mendapatkan nilai sama, misalnya 74, pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA, predikatnya bisa menjadi berbeda-beda seperti
berikut.

b. Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua mata pelajaran. Setelah KKM setiap mata
pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah,
rata-rata, atau modus dari seluruh KKM mata pelajaran. Misalnya, SMP Indonesia Pintar berdasarkan
hasil analisis menentukan satu KKM untuk seluruh mata pelajaran (KKM 78).
Untuk satuan pendidikan yang menetapkan hanya satu KKM untuk semua mata pelajaran, interval nilai
dan predikat dapat menggunakan satu ukuran. Misalnya, KKM menggunakan ukuran yang sudah lazim,
yaitu 60, berarti predikat Cukup dimulai dari nilai 60. Interval nilai dan predikat untuk semua mata
pelajaran menggunakan tabel yang sama, misalnya ditunjukkan di bawah ini.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
61
3. Remedial dan Pengayaan
Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat dievaluasi ketuntasannya. Peserta
didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti program remedial, sedangkan
peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat diberikan pengayaan.
a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik
diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak
peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami
kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara
belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal
ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi sesuai dengan
sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga
dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran
remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah
peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan peserta didik yang
dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual.
Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.

2. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal
ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.

3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan
dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.

4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai
KKM, baik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD yang
diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat
diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
62
hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM,
pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan
memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM. Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan
sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat dipilih beberapa alternatif berikut.

a) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti remedial.
Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 64. Seorang peserta didik, Andi
memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti
remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi
memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH-1 (KD 3.1) yang
diperoleh Andi adalah sebesar 80.

b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara nilai capaian awal (sebelum mengikuti
remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan:

1. Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh nilai 90) dan setelah
dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Badar adalah 60) ternyata hasil rata-rata
telah melebihi KKM (nilai 64),  maka hasil rata-rata (nilai 75) sebagai nilai perolehan peserta
didik tersebut (Badar).

2. Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh nilai 70) dan setelah
dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Andi adalah 50) ternyata hasil rata-rata
belum mencapai KKM (nilai 64), maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70.

Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun Alternatif 2 ini tidak
memiliki dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik. Upaya lain, untuk
mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta
didik untuk mengikuti tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada peserta didik bahwa
konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil tes tersebut atau nilai terakhir.

c) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk suatu mata pelajaran,
berapapun nilai yang dicapai peserta didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah
melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan
hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana
pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan tugas
untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
63
pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok
peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.

2. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati,
menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas
proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika
kegiatan tersebut diminati secara individu.

14. Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Ketentuan Praktik Kerja Lapangan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dirancang untuk menyiapkan lulusan yang


siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang
kejuruan. Lulusan pendidikan menengah kejuruan diharapkan menjadi individu yang
produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan
untuk menghadapi persaingan kerja.
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter peserta didik sebagai hasil sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai karakter yang diperlukan
untuk kehidupan dirinya dan kehidupan bermasyarakat pada umumnya, berbangsa,
serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Guna merealisasikan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien, setiap satuan pendidikan melakukan
penyusunan program pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan di dunia
kerja/DUDI. Pembelajaran yang secara khusus diprogramkan untuk diselenggarakan di
dunia kerja disebut dengan Praktik Kerja Lapangan. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan
kerja lain untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di
bidangnya untuk memperkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan langsung saat
praktik kerja di lapangan. Program PKL disusun bersama antara sekolah dan Institusi
Pasangan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana bagi
dunia kerja (DUDI) untuk berkontribusi dalam upaya pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan di SMK. Pelaksanaan PKL dapat mengurangi
ketidakselarasan pendidikan di SMK dengan kebutuhan DUDI.
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
64
Kendala yang menjadi faktor penyebab ketidakselarasan pendidikan di
SMK dengan kebutuhan DUDI adalah:
2. Kemampuan beberapa pengajar di sekolah dalam hard skill dan soft skill belum
sesuai standar industri.
3. Pembelajaran beberapa kompetensi masih bersifat simulasi dan bersifat tradisonal
yang belum menggunakan standar dunia kerja.
4. Kurangnya sarana dan prasarana, terutama fasilitas peralatan praktik baik jenis
maupun jumlah.
5. Belum dilakukannya sinkronisasi dan validasi kurikulum di sekolah dengan standar
dunia kerja. Hal ini menyebabkan pendidikan formal belum sepenuhnya
memberikan bekal bagi lulusannya untuk dapat bekerja sesuai dengan bidang
keahlian.
6. Terdapat kesenjangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di SMK
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di DUDI.
7. Minimnya pengetahuan peserta didik terhadap dunia kerja sesungguhnya.

8. Banyak pencari kerja yang tidak mengetahui layanan bimbingan karir.

9. Kurangnya upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi peserta didik.

10. Rendahnya soft skill sebagian peserta didik SMK khususnya motivasi, komunikasi,
kemandirian, kerja keras dan kepercayaan diri yang menjadi penyebab tidak bisa
dan tidak biasa menghadapi tantangan yang ada di dunia kerja.
Melalui PKL peserta didik diharapkan dapat (1) merasakan langsung iklim
kerja di dunia kerja, (2) memperoleh pengalaman kerja meliputi pengetahuan,
keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai karakter berbasis yang tumbuh dari budaya
industri, (3) mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya di dunia kerja, (4)
mengetahui proses-proses kerja yang terdapat di perusahaan (produk, tenaga kerja,
kedisiplinan, nilai-nilai karakter budaya industri dan keselamatan kerja), (5)
membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di sekolah dengan ilmu dan
keterampilan yang diperoleh selama pelaksanaan PKL di industri, (6) memperoleh
pengetahuan terkini dari tempat PKL, (7) mengaplikasikan sikap dan nilai-nilai karakter,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari sekolah di tempat PKL, dan (8)
memiliki soft skill yang lebih baik dalam hal motivasi, komunikasi, kemandirian, kerja
keras dan kepercayaan diri.
Pelaksanaan PKL memiliki kesamaan karakteristik dengan program magang
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Rebublik Indonesia

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
65
Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri, yang
menyebutkan bahwa permagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja
yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja
yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan,
dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.

2.Waktu Penyelenggaraan PKL

Proses pembelajaran dalam bentuk PKL dapat dilakukan melalui berbagai pola yang
mendukung terhadap pelaksanaan proses dan keberhasilannya. Secara konseptual
berdasarkan fungsinya, pelaksanaan PKL dapat dilakukan dengan pola sebagai berikut.
a. Pola harian (120-200 hari efektif).

Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6-10 bulan setara dengan 5 hari x 4 minggu x 6
bulan (120 hari) sampai dengan 5 hari x 4 minggu x 10 bulan (200 hari).
Penyelenggaraan PKL pola harian ini dilakukan dengan cara mendistribusikan 120– 200
hari peserta didik mengikuti PKL ke dalam hari efektif pembelajaran. Dengan demikian
dalam satu minggu efektif, ada beberapa hari peserta didik berada di sekolah dan
beberapa hari lainnya peserta didik berada di DUDI. Pola ini sesuai bagi SMK yang
sudah melakukan akad kerja sama (MoU) untuk pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda.

b. Pola mingguan (24-40 minggu efektif).

Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6-10 bulan setara dengan 4 minggu x 6 bulan
(24 minggu) sampai dengan 4 minggu x 10 bulan (40 minggu). Penyelenggaraan PKL
pola mingguan ini dilakukan dengan cara mendistribusikan
24 – 40 minggu peserta didik mengikuti PKL ke dalam minggu efektif pembelajaran.
Dengan demikian dalam satu bulan, ada beberapa minggu peserta didik berada di
sekolah dan beberapa minggu lainnya peserta didik berada di industri. Pola ini sesuai
bagi SMK yang sudah melakukan MoU pelaksanaan PSG.

c. Pola bulanan (6-10 bulan).

Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6 sampai dengan 10 bulan. Pola bulanan


dilakukan dengan cara mendistribusikan 6-10 bulan peserta didik mengikuti PKL ke
dalam bulan efektif pembelajaran. Dengan demikian dalam satu tahun, peserta didik
beberapa bulan berada di sekolah dan beberapa bulan lainnya berada di DUDI. Pada pola

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
66
bulanan ini dapat dilakukan dengan sistim blok (6-10 bulan) atau dapat dipecah diselingi
dengan pembelajaran di sekolah. PKL selama 6 bulan dapat dilakukan pola 3-3 (3 bulan
di DUDI, 3 bulan di sekolah, dan 3 bulan di DUDI kembali), sehingga memenuhi PKL di
DUDI selama 6 bulan. PKL selama 10 bulan dapat dilakukan dalam 3 semester dengan
pola 4-3-3 (4 bulan di DUDI, 2 bulan di sekolah, 3 bulan di DUDI, 3 bulan di sekolah, 3
bulan di DUDI dan 3 bulan di sekolah) atau pola 5-5 (5 bulan di DUDI, 1 bulan di
sekolah, 5 bulan di DUDI, dan 1 bulan di sekolah) sehingga memenuhi lama PKL 10
bulan. Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan MoU dengan DUDI untuk
pemantapan kompetensi peserta didik. Pola lain dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan.

d. Strategi dan upaya peningkatan PKL

1. Mengusahakan kesesuaian antara isi program dengan berbagai macam keterampilan berproduksi
yang diperlukan oleh DU/DI;
2. Kemungkinan untuk membuka kesempatan berpraktik bagi para peserta didik, sehingga para
peserta didik secara nyata telah melakukan latihan berbagai macam keterampilan berproduksi
yang diperlukan oleh DU/DI setelah belajar;
3. Lebih memantapkan penyaluran dan pemupukan para lulusan atau alumni sekolah sesuai dengan
keterampilan berproduksi yang milikinya.
4. Sekolah menyesuaikan diri terhadap tuntutan DU/DI
5. Memperhatikan tuntutan lingkungan dimana SMK itu berada
6. SMK Putra Bangsa harus mampu melakukan berbagai terobasan dalam pengembangan program,
pengadaan anggaran dan pengembangan prosedur.
7. Mekanisme kerjasama SMK Putra Bangsa dengan DU/DI adalah membuat MOU dengan waktu
yang tidak terbatas sehingga pihak DU/DI selalu siap menerima siswa yang melaksanakan
magang di DU/DI.
8. SMK Putra Bangsa mengundang DU/DI ke sekolah untuk memberi materi tentang
perkembangan ilmu di pasar kerja sehingga siswa dapat menyesuaikan diri ketika terjun ke dunia
kerja.
9. Mengajak DU/DI dalam mengikuti seminar, audiensi dan melibatkannya dalam pelaksanaan uji
kompetensi siswa.
10. Program kerjasama antara SMK Putra Bangsa dengan DU/DI perlu adanya keterlibatan seluruh
komponen dan stakeholder agar keterkaitan dan kesepadanan dalam menghasilkan lulusan yang
berkompeten dapat terealisasi sesuai dengan tujuan SMK.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
67
11. SMK Putra Bangsa harus lebih proaktif dalam membina hubungan kerjasama dengan para
stakeholder dalam rangka meningkatkan strategi kerjasama SMK dengan Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DU/DI) untuk meningkatkan kompetensi lulusan.

15. Kenaikan Kelas


1. Kriteria kenaikan kelas

Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh peserta didik baik
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan
menentukan apakah peserta didik tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:

 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun


pelajaran yang diikuti.
 Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
 Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK sesuai
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
 Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1 (adaptif dan
normatif) yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi
keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester
ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
 Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah
skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
 Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing sekolah.
2. Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai,
daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
68
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum 2013
lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek
berupa knowledge, skill dan attitude. Salah satu  bentuk dari penilaian itu adalah penilaian
otentik. Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang
dilakukan saat proses  pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas. Diantara
teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.

 Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui


observasi, penilaian iri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian Diri, dan penilaian antarpeserta didik
adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.
 Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan  penugasan.
 Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan  penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
Berkaitan dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan pendidiktidak hanya penilaian atas pembelajaran
(assessment  oflearning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
(assessment  for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment  as learning).Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur capaian
peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian untuk pembelajaran
memungkinkan pendidik menggunakan informasi kondisi peserta didik untuk memperbaiki
pembelajaran, sedangkan penilaian sebagai pembelajaran memungkinkan peserta didik
melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar.
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi
Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4).
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan
capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang
peserta didik, baik formatif maupun sumatif, tidak dibandingkan dengan hasil peserta
didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
69
ditetapkan. Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang
disebut juga dengan Kriteria KetuntasanMinimal (KKM).
4. KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran
dan kondisi satuan pendidikan.
5. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan,artinya semua indikator
diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang belum
dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
6. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program remedial
bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan dan program
pengayaan Panduan Penilaian untuk Satuan pendidikan Menengah Atas © 2015, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2 bagi peserta didik yang telah memenuhi
ketuntasan. Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
3. Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil
Adapun mekanisme dan prosedur pelaporan hasil penilaian k13 adalah:
a. Ulangan Harian, hasil ulangan harian diinformasikan sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan ulangan harian (menyelesaikan
beberapa KD) dilaporkan kepada peserta didik / orang tua peserta didik dalam bentuk lembar
jawaban yang sudah diperiksa dan diberi nilai harus di tanda tangani oleh orang tua.
b. Ulangan Tengah Semester, Hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan ulangan tengah
semester (menyelesaikan beberapa KD) dilaporkan kepada peserta didik / orang tua peserta
didik dalam buku laporan pendidikan yang dikelaurkan / dibuat oleh sekolah yang berisi nilai
kognitif,afektif dan praktek dan harus di tanda tangani oleh wali kelas, wakasek kurikulum
dan orang tua.
c. Ulangan Akhir Semester / Ulangan Kenaikan Kelas, Hasil belajar peserta didik setelah
menyelesaikan ulangan akhir semester (menyelesaikan semua KD dalam satu semester )
dilaporkan kepada peserta didik / orang tua peserta didik dalam buku laporan pendidikan
yang dikelaurkan oleh Dinas Pendidikan yang berisi nilai kognitif,afektif dan praktek dan
ketercapaian kompetensi dan harus di tanda tangani oleh wali kelas, kepala sekolah dan
orang tua.

15. Kelulusan
1. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan yang berlaku.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
70
Melalui Permendikbud Nomor 43 tahun 2019 tentang Ujian Sekolah dan Ujian
Nasional, Mendikbud Nadiem Makarim menetapkan beberapa hal penting terkait syarat
kelulusan siswa di jenjang akhir. Setelah menetapkan 4 arah kebijakan nasional pendidikan
"Merdeka Belajar", Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bergerak cepat
menetapkan USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) dan UN (Ujian Nasional) 2020
melalui Peraturan Menteri (Permendikbud). Permendikbud Nomor 43 tahun 2019 yang
khusus mengatur tentang Ujian diselenggarakan sekolah dan Ujian Nasional (UN) ini
ditandatangani Mendikbud Nadiem Makarim pada 10 Desember 2019.
Syarat kelulusan menjadi poin penting dalam Permendikbud tersebut adalah syarat
kelulusan siswa jenjang akhir yang dituangkan dalam Bagian Keempat pasal enam. Dalam
pasal tersebut dinyatakan peserta didik atau siswa dinyatakan lulus dari sekolah atau satuan
pendidikan setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
3. Mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan.
Dalam pasal yang sama di ayat kedua disampaikan kelulusan peserta didik
ditetapkan oleh satuan/program pendidikan atau sekolah bersangkutan. Perilaku atau
karakter menjadi indikator penting dalam penilaian karena dibagian awal Permendikbud
ditegaskan bahwa tujuan sistem pendidikan harus mendorong tumbuhnya praktik belajar-
mengajar yang menumbuhkan daya nalar dan karakter peserta didik secara utuh.

b. Uraian tentang pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan

1. Aturan yang melandasi pelaksanaan ujian sekolah adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan Satuan
Pendidikan dan Ujian Nasional; Surat Edaran Nomor I Tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian
Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19); serta peraturan lain yang relevan.
2. Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan (ujian sekolah) bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Ujian dilakukan sesuai
kurikulum yang digunakan satuan pendidikan, dan dapat dilaksanakan pada semester genap
dan/atau ganjil oleh satuan pendidikan masing-masing.
3. Ujian sekolah dapat berbentuk:
a. portofolio;
b. penugasan;
c. tes tertulis; dan/atau
d. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi
yangdiukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
4. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi СOVID-19 yang dibuktikan
dengan rapor tiap semester;
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
71
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. mengikuti ujian sekolah.
5. Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk:
a. portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku, dan prestasi yang
diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya);
b. penugasan;
c. tes secara luring atau daring; dan/atau
d. bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
6. Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.
7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat berperan:
a. mengembangkan kapasitas guru dan sekolah guna meningkatkan mutu pembelajaran dan
penilaian;
b. memfasilitasi penggandaan soal ujian sekolah;
c. melakukan tes terstandar kabupaten/kota untuk kepentingan tertentu, dan bukan syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; pelaksanaan tes tidak mengikat, dan
keikutsertaan peserta didik adalah sukarela; dan
d. kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi dinas pendidikan kabupaten/kota.

c. Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah


SMK PUTRA BANGSA PAGAK mempunyai bebrapa target yang ingin dicapai kedepanya
yang terkait dengan peserta didik yaitu:
1. Siswa lulusan lulus 100%
2. Setelah lulus dari SMK putra bangsa pagak siswa mempunyai output yang berkualitas
3. Siswa lulusan siap untuk dapat bekerja dengan baik dan mandiri.
4. Siswa lulusan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru
5. Siswa lulusan mampu bersaing dengan lulusan dari sekolah sekolah negri
6. Siswa lulusan mempunyai mental yang kuat
7. Siswa lulusan memiliki akhlak dan pribadi yang baik
8. Siswa lulusan mampu mengharumkan nama bangsa

d. Program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan.

Adapun untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, kepala sekolah mencanangkan beberapa


program kedepanya, yaitu:

1. Melakukan pembinaan dan mengikutkan guru dengan berbagai bimtek atau seminar agar
menambah pengetahun dan kemampuan yang akan disalurkan ke siswa
2. Meningkatan kerjasama dengan dunia usaha terkait praktek kerja, dan pamagangan,
termasuk pemagangan untuk tenaga pendidik/kependidikan SMK
3. Mendorong industri untuk mendukung pengembangan teaching factory dan infrastruktur 
4. Kerjasama praktek kerja di BKK

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
72
5. Siswa dan orang tua dimotivasi untuk mengambil berbagai macam kesempatan karir yang
ada. Seperti melanjutkan pendidikan ikatan dinas (TNI, POLRI dll) atau segera melamar
kerja di perusahaan perusahaan terkait.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan baik kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
7. Memperbanyak jam pembelajaran dengan lebih memfokuskan pada praktik kejuruan
daripada teori.
8. Melakukan program perluasan pemeratan pelatihan Guru
9. Penyediaan Pusat Sumberbelajar dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
khususnya komputer secara optimal. 
10. Memberikan pelayan yang lebih intensif kepada  siswa  yang berkualifikasi kurang.
11. Mencarikan dan melakukan Kerjasama dengan beberapa DU/DI yng relevan dan bisa
menambah ketrampilan siswa.

e. Program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi siswa yang belum lulus ujian akhir.

 Manganalisis hasil ujian nasional semua peserta ujian nasional untuk pengelompokan
nilai kategori diatas cukup dan kurang.
 Peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang dikumpulkan untuk diberi
sosialisasi tentang ujian nasional perbaikan,  satu hari setelah pengumuman kelulusan.
 Sekolah mendaftar peserta didik yang mengikuti ujian nasional perbaikan.
 Sekolah mendaftarkan peserta didik yang mengikuti ujian nasional perbaikan ke dinas
Pendidikan Kabupaten Malang.

16. Mutasi Peserta Didik


SMK Putra Bangsa menentukan persyaratan pindah sekolah peserta didik sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah, melalui suatu mekanisme yang objektif dan
transparan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan yang ditentukan dari sekolah dengan status akreditasi yang
sama atau di atas status akreditasi SMK Putra Bangsa
b. Mengajukan surat permohonan pindah dari orang tua yang bersangkutan.

SMK Putra Bangsa menentukan persyaratan mutasi dari sekolah luar ke SMK PUTRA BANGSA, peserta didik
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, melalui suatu mekanisme yang objektif dan
transparan, mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang divalidasi oleh dinas pendidikan yang

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
73
ditinggalkan maupun yang dituju, dilampiri daftar Induk Siswa Nasional (ISN).

b. Memiliki Laporan Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari sekolah asal.

c. Memilki Ijazah Sekolah Menengah Pertama/sederajat.

d. Memiliki surat tanda lulus dengan Nilai Ujian Nasional minimal sama dengan nilai
minimal UN peserta didik yang diterima di SMK Bangun Negeri pada tahun yang
sama

e. Mengikuti seleksi masuk melalui tes dan hasilnya diumumkan secara terbuka.

f. Mengikuti matrikulasi untuk mata pelajaran yang berbeda.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
74
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun
dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Minggu efektif belajar adalah jumlah
minggu kegiatan pembelajaran setiap tahun pelajaran, sedangkan waktu pembelajaran efektif
adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran seluruh
mata pelajaran, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri. Hari libur adalah waktu yang
ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal.
A. Alokasi Waktu
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Permulaan Tahun 1 minggu Kelas X : MPLS dilaksanakan
Pelajaran secara daring, Kelas XI & XII:
Orientasi program di jenjang
kelas baru secara daring
2. Minggu Efektif Belajar 34-38 minggu Kegiatan pembelajaran untuk semester
gasal secara daring dan
luring.
3. Waktu Pembelajaran 48-52 jam Pada semester gasal (new normal
Efektif pembelajaran dilakukan secara daring,
perhari 2 atau 3 mapel.
Pada semester genap (normal)
perminggu untuk seluruh mata
pelajaran, muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri,
tambahan maksimal 4 jam
45 menit Waktu pembelajaran tiap jam
(kondisi normal)
4. Hari Libur :
a. Jeda tengah semester 1 minggu Untuk semester I dan II
b. Ulangan semester 2 minggu
c. Libur semester 1 minggu Antara semester I dan II
d. Hari libur Nasional dan 4 minggu a. Libur nasional & keagamaan : 2
keagamaan minggu (berada dalam minggu
efektif)
b. Libur sekitar bulan Ramadhan 2

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
75
minggu
e. Hari libur khusus 3 minggu Kegiatan kesiswaan semester I, II
f. Ujian Sekolah 2 minggu Bagi siswa kelas XII
g. Libur Akhir tahun 2 minggu Penyiapan kegiatan &
administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran

B. Hari Libur Nasional dan Keagamaan


1. Tahun baru Masehi
2. Tahun baru Hijriyah
3. Tahun baru Imlek
4. Hari Kemerdekaan RI
5. Hari raya Idul Fitri
6. Hari raya Idul Adha
7. Hari raya Natal
8. Hari raya Nyepi
9. Hari raya Waisak
10. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
11. Maulid Nabi Muhammad SAW
12. Wafat Isa Almasih
13. Kenaikan Isa Almasi
C. Kalender SMK PUTRA BANGSA
KALENDER PENDIDIKAN SEMESTER 1 dan 2 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

HARI
BULAN JML TANGGAL KETERANGAN
MG SN SL RB KM JM SB
1 2 1 1 Pembagian Tugas Mengajar
JULI 3 4 5 6 7 8 9 2 2-10 Penyusunan Program
2022 10 11 12 13 14 15 16 3 11-16 MPLS
17 18 19 20 21 22 23 4 18 Awal KBM Semester Ganjil
24 25 26 27 28 29 30 5 30 Hari Raya Idul Adha 1444 H
31 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
AGUSTUS 14 15 16 17 18 19 20 6 17 HUT Republik Indonesia
2022 21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
76
1 2 3
SEPTEMBER 4 5 6 7 8 9 10
2022 11 12 13 14 15 16 17 7 19-23 Penilaian Tengah Semester
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
1
OKTOBER 2 3 4 5 6 7 8
2022 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 8 08 Maulid Nabi muhammad
SAW
30 31
1 2 3 4 5
NOVEMBER 6 7 8 9 10 11 12
2022 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 9 5-9 Ujian Semester Ganjil
DESEMBER 11 12 13 14 15 16 17 10 16 Penerimaan Rapor Sem.
2022 Ganjil
18 19 20 21 22 23 24 11 24-25 Libur Hari Natal

25 26 27 28 29 30 31 12 17-01 Libur Semester gasal

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2022/2023
77
HARI
BULAN JML TANGGAL KETERANGAN
MG SN SL RB KM JM SB
1 2 3 4 5 6 7 1 1 Tahun Baru Masehi 2023
8 9 10 11 12 13 14 2 2 Awal KBM Sem. Genap
JANUARI 15 16 17 18 19 20 21
2023 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31

1 2 3 4
PEBRUARI 5 6 7 8 9 10 11 3 18 Isro' Miroj 1444 H
2023 12 13 14 15 16 17 18 4 20-24 Penilaian Tengah semester
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28
1 2 3 4
MARET 5 6 7 8 9 10 11 5 13-17 Ujian Sekolah
2023 12 13 14 15 16 17 18 6 22 Hari Raya Nyepi
19 20 21 22 23 24 25 7 23-24 Libur awal puasa
26 27 28 29 30 31 8 27-31 PTS
1
2 3 4 5 6 7 8 9 7 Hari Wafat Isa Almasih
APRIL 9 10 11 12 13 14 15 10 10-14 PTS
2023 16 17 18 19 20 21 22 11 21-28 Libur Hari Raya
23 24 25 26 27 28 29

30 1 2 3 4 5 6 12 1 Har Buruh Internasional


7 8 9 10 11 12 13
MEI 14 15 16 17 18 19 20 13 6 Hari Raya Waisak 2567
2023 21 22 23 24 25 26 27 14 18 Kenaikan Isa AI-Masih
28 29 30 31

1 2 3 15 1 Hari Lahir Pancasila


4 5 6 7 8 9 10 16 12-16 PAT
JUNI 11 12 13 14 15 16 17 17 Penerimaan Raport
2023 23 Kenaikan Kelas
18 19 20 21 22 23 24 18 29 Libur Idul Adha
25 26 27 28 29 30 19 24-8 Juli Libur Semester Genap

Jumlah hari Efektif Semester Ganjil 131


Jumlah hari Efektif Semester Genap 123
Jumlah Hari Efektif 254

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
78
PERHITUNGAN PEKAN DAN JAM EFEKTIF SEMESTER 1

Banyaknya Pekan Smtr 1 Banyaknya Pekan tdk Efektif Jumlah Pekan Efektif

1. No Bulan Pekan No Kegiatan Pekan Jml pekan = 23

1 tdk
2.Pekan 2
Juliefektif = 5 Jml pekan efektif = 18 1
MPLS

2 Agustus 5 1
PTS Jumlah jam efektif

3 September 4 2
PAS
5 Pekan efektif = 18
4 Oktober Cadangan 1

5 Nopember 4
Jam pelajaran = 48 jam

6 Desember 3 5 864 jam


Jumlah Jml Jam Efektif =
Jumlah 23

PERHITUNGAN PEKAN DAN JAM EFEKTIF SEMESTER 2

Banyaknya Pekan Semester-2 Banyaknya Pekan Tidak Efektif Jumlah Pekan Efektif

No Bulan Pekan No. Bulan Pekan 1. Jumlah pekan = 26

1 Januari 5 1 Ujian Sekolah 2 2. Pekan tidak efektif = 8

2 Pebruari 4 2 Ujian Nasional 1 Jumlah pekan efektif = 18


3 Maret 4 3 PTS 1
Jumlah Jam Efektif
4 April 4 4 PAS 2

5 Mei 5 5 Libur Hari Raya 2


Pekan efektif = 18
6 Juni 4
Jam pelajaran = 48
Jumlah 25 Jumlah 8

Jml Jam Efektif =


816 jam

Banyaknya Pekan Semester-2 Banyaknya Pekan Tidak Efektif Jumlah Pekan Efektif

No Bulan Pekan No. Bulan Pekan 1. Jumlah pekan = 26

1 Januari 5 1 Ujian Sekolah 4 2. Pekan tidak efektif = 12

2 Pebruari 4 2 Ujian Nasional 2 Jumlah pekan efektif = 14


3 Maret 4 3 PTS 2
Jumlah Jam Efektif
4 April 4 4 PAS 2

5 Mei 5 5 Libur Hari Raya 2


Pekan efektif = 14
6 Juni 4
Jam pelajaran = 48
Jumlah 25 Jumlah 12
816 jam
Jml Jam Efektif =

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
79
BAB V
SUPERVISI PEMBELAJARAN

1. Uraian tentang rencana pelaksanaan supervisi pembelajaran


A. Definisi Supervisi

Menurut keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, termasuk kategori
supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas ditingkat
kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Salah satu tugas pengawas dengan perincian sebagai berikut:
”Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan
dan penilaian agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.”
Pada rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah (SD), Dirjen Dikdasmen Tahun 2000
sebagai berikut:
1) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan
2) Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan
3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervise
Pada dasarnya tugas pokok kepala sekolah adalah menilai dan membina penyelenggaraan
pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain salah satu tugas kepala sekolah sebagai pembinaan yang
dilakukan memberikan arahan, bimbingan, contoh dalam proses pembelajaran di sekolah. Berarti bahwa
kepala sekolah merupakan supervisor yang bertugas melaksanakan supervisi pembelajaran.
Willes (1975), mengatakan di atas bertujuan untuk memelihara atau mengadakan perubahan
operasional sekolah, dengan cara mempengaruhi tenaga pengajar secara langsung demi mempertinggi
kegiatan belajar siswa. Supervisi hanya berhubungan langsung dengan guru, tetapi berkaitan dengan
siswa dalam proses belajar.
Ross L.(1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Sesuai dengan rumusan di atas maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam supervisi pembelajaran
sebagai berikut:
1). Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru menjalankan tugasnya terutama dalam
pembelajaran.
2). Mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
3). Upaya pembinaan dalam pembelajaran.
B. Prinsip Supervisi
1) Supervisi harus konstruktif.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
80
2) Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala
sekolah. .
3) Supervisi harus realistis.
4) Supervisi tidak usah muluk-muluk dan didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya pada guru-guru.
5) Supervisi harus demokrat.
6) Hakikat pengembangan mutu sekolah adalah usaha bersama berdasarkan musyawarah.
7) Supervisi harus obyektif.
8) Kegiatan tidak boleh diwarnai oleh prasangka kepala sekolah, diperlukan data konkret tentang
keadaan sebenarnya dan kepala sekolah juga harus mengakui keterbatasannya.
C. Jenis-Jenis Supervisi
Beberapa jenis supervisi antara lain observasi kelas, saling kunjung, demonstrasi mengajar, supervisi
klinis, kaji tindak (action research).

2. Uraian tentang pelaksanaan supervisi pembelajaran


A. Observasi Kelas
Observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran karena
dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.
1. Perencanaan
Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program
tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu
dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2. Mekanisme Observasi
a. Persiapan yang diperhatikan:
1) Guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi
2) Kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang diobservasi .
b. Sikap observer di dalam kelas
1) Memberi salam kepada guru yang mengajar.
2) Mencari tempat duduk yang tidak mencolok.
3) Tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas.
4) Mencatat setiap kegiatan.
5) Bila ada memakai alat elektronika: tape recorder, kamera.
6) Mempersiapakan isian berupa check list.
c. Membicarakan hasil observasi
Hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan:
1). Kepala sekolah mempersiapkan( bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan).
2). Waktu percakapan.
3). Tempat percakapan.
4). Sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan.
5). Percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi.
6). Guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat.
7). Kelemahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan.
8). Saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis.
9). Kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d. Laporan percakapan
1). Hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi.
2). Isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran saran .

B. Saling Mengunjungi
Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain:

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
81
1. Untuk tingkat SMP dan SMA adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
2. Untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat Kegiatan Guru (PKG).

C. Demonstrasi Mengajar
Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek
mengajar karena mengajar menurut Siswoyo(1997), sebagai seni dan filsuf. Menurut pendapat di atas
mengajar dalam pekerjaan di sekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam
demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat
memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik.
Selain itu dapat juga menggunakan kamera yang sederhana dan hasilnya dapat dilihat dengan
TV Multi media. Yang perlu dipersiapkan:
1. Guru yang mengajar harus memberikan persiapan.
2. Kamera diletakkan di tempat strategis sehingga aktivitas guru siswa terlihat dan tanpa mengganggu
kegiatan pembelajaran.
3. Kepala sekolah dan guru melihat proses pembelajaran.
4. Hasil rekaman dapat dilihat dengan TV Multi media dan ditonton bersama kepala sekolah maupun
guru-guru yang lain.
5. Guru-guru dan kepala sekolah memberikan komentar.
6. Hasil diskusi-diskusi tersebut untuk perbaikan mengajar guru ysng bersangkutan.
D. Supervisi Klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi
yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan
yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahan perbaikan kekurangan dan
kelemahan tersebut.
Menurut Made Pidarta(1992),supervisi klinis diberlakukan bagi guru-guru yang sangat lemah
dalam melaksanakan tugasnya. Untuk memperbaikinya tidak cukup dilakukan satu atau dua kali
supervisi, melainkan dibutuhkan serentetan supervisi untuk memperbaiki satu persatu kelemahannya.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut La Sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut:
1. Bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2. Kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis
ketrampilan yang paling penting (diskusi guru dengan supervisor).
3. Instrumen dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor.
4. Guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan
diperbaiki. Bila perlu berlatih di luar sekolah.
5. Pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas.
6. Balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif.
7. Guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya.
8. Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau
mengarahkan.
9. Supervisor dan guru dalam keadaan suasana intim dan terbuka.
10. Supervisi dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan
ketrampilan pembelajaran.

E. Kaji Tindak

Sebagaimana namanya, penelitian aksi atau action research, merupakan paduan antara aksi
(tindakan, action) dan penelitian (research). Aksi yang sekaligus penelitian yang mengandung aksi.
Jenis metode penelitian ini dapat dilaksanakan di sekolah untuk memecahkan permasalahan pendidikan
antara lain bagaimana siswa rajin mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Fokus utama kaji tindak adalah mendorong para praktisi untuk meneliti dan terlibat dalam praktek
penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang
membutuhkan.
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
82
Kaji tindak bersifat partisipatif, karena melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri dan
kolaborator, karena kaji tindak melibatkan orang-orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian dan
hasilnya dapat dinikmati bersama. Sehingga peran kepala sekolah dapat mendorong guru-guru dalam
memperbaiki pembelajaran.
Menurut Sungkowo (2004), kaji tindak (action research) dapat digunakan untuk guru-guru
dalam membantu pembelajaran dan menolong membantu dalam penulisan karya ilmiah. Pada umumnya
pelaksanaan Kaji tindak ditujukan untuk :
1. Meningkatkan kualitas, seperti kualitas pembelajaran, kualitas siswa, kualitas
kerjasama, kualitas bertanya.
2. Meningkatkan efektivitas, seperti siswa memahami apa yang diterangkan guru, siswa
malaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan efisiensi guru, seperti dapat memanfaatkan metode, stategi dan penilaian
pembelajaran.
Menurut Kemmi (1995), Kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu: tahap perencanaan,
tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi dan refleksi/umpan balik.
a. Tahap Perencanaan:
Yang dimaksud tahap perencanaan adalah penelitian rencana kegiatan yang akan dilakukan. Untuk
dapat menyusun rencana tersebut, ada beberapa kegiatan yang harus dilalui:
1). Menemukan problem.
2). Rencana pertemuan selama satu semester (32 pertemuan).
3). Kegiatan yang belum dilaksanakan sebelumnya.
4). Mengembangkan hipotesis.
Untuk menemukan dan merumuskan problem kegiatan yang perlu dilaksanakan, antara lain :
1). Meningkatkan kemampuan siswa bertanya.
2). Meningkatkan gemar membaca.
3). Meningkatkan nilai rapor dalam pembelajaran tertentu.
4). Memanfaatkan buku-buku perpustakaan.
Kegiatan hipotesis dirumuskan antara lain :
1). Pokok bahasan yang akan dilakukan.
2). Rencana bagaimana aksi akan dilakukan ( urutan kegiatan, waktu pelaksanaan, bahan yang
diperlukan).
Syarat Kolaborator dirumuskan antara lain :
1). Teman guru-guru (kalau bisa sejenis).
2). Yang sudah memiliki pengalaman mengajar.

b. Tahap Pelaksanaan
Peneliti memulai melaksanakan apa yang direncanakan sebelumnya dan kolabulator yang
duduk di bangku belakang mengamati dan mencatat dengan sikap netral. Hasil catatan tersebut berupa
catatan lapangan dan sebaiknya dengan dokumen tape recorder atau yang lainnya.

c. Tahap Refleksi
Hasil dari diskusi bersama kolabulator untuk mengadakan refleksi tindakan-tindakan yang telah
dilakukan guru tentang upaya kesungguhan guru atau kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan
tindakan akan dijadikan dasar dalam membuat perbaikan perencanaan siklus kedua. Kemungkinan
siklus kedua muncul permasalahan yang harus dipecahkan. Permasalahan pertama diperbaiki bersama
sehingga fokus penelitian akan bertambah

d. Laporan Penelitian

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
83
Agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pihak lain baik guru, pejabat pendidikan dan
yang lain, maka hasil penelitian harus dikomunikasikan lewat pelaporan. Laporan hasil penelitian kaji
tindak terdiri dari :
1). Gagasan umum.
2). Perumusan masalah.
3). Perencanaan penelitian kaji tindak
4). Pelaksanaan penelitian kaji tindak.
5). Monitoring.
6). Evaluasi dan refleksi.
7). Saran dan rekomendasi.

3. Uraian tentang pelaporan supervisi pembelajaran


A. Perangkat Supervisi
Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrumen
observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian
diharapkan indikator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara lain :
a. Persiapan dan apersepsi.
b. Relevansi materi dengan tujuan instruksional.
c. Penguasaan materi.
d. Strategi.
e. Metode.
f. Manajemen kelas.
g. Pemberian motivasi kepada siswa.
h. Nada dan suara.
i. Penggunaan bahasa.
j. Gaya dan sikap perilaku.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
84
JADWAL SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS

SEMESTER GANJIL 2022/2023

NO NAMA MATA PELAJARAN KELAS TANGGAL SUPERVISOR


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
.............,...................
Kepala Sekolah

TUKAD,S.Ag.,M.P

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
85
JADWAL SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS

SEMESTER GENAP 2022/2023

NO NAMA MATA PELAJARAN KELAS TANGGAL SUPERVISOR


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
.............,...................
Kepala Sekolah

TUKAD,S.Ag.,M.P

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
86
SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Nama Sekolah : SMK Putra Bangsa


Nama Guru :
Kelas / Semester :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok : Jam Pelajaran ke-:

Kompetensi Dasar :

Indikator :

SKALA PENILAIAN
Ket.
No Komponen Yang Dinilai    
A PERSIAPAN MENGAJAR     1 2 3 4 5  
Tersedianya Analisis Minggu Efektif, Prota,
1 Prosem            
Tersedianya
2 Silabus                  
Tersedianya RPP (Rencana Pelaksanaan
3 Pembelajaran)            
Tersedianya alat peraga / media pembelajaran
4 yang relevan            
Tersedianya daftar nilai siswa dan diisi sesuai
5 dengan aspek            
Tersedianya daftar hadir siswa dan diisi bukti
6 kehadirannya            
B KEGIATAN PENDAHULUAN              
Memeriksa kehadiran, kebersihan, dan kesiapan
7 siswa            
8 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai            
Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi
9 dan            
  pengembangannya                  
10 Melakukan apersepsi dan motivasi              
11 Melakukan pretes                  

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
87
KEGIATAN
C INTI                  
Menyampaikan materi secara
12 kontekstual              
Menggunakan media peraga sesuai
13 materi              
Menguasai materi pelajaran dan
14 pengembangannya            
15 Memberi contoh-contoh secara kontekstual            
Menggunakan media peraga sesuai
16 materi              
Menggunakan strategi / metodologi secara
17 kontekstual            

Mengatur penggunaan waktu secara


18 tepat              
19 Mengatur dan memanfaatkan fasilitas yang ada            
  secara maksimal                  
Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
20 bertanya            
  dan menjawab                  
21 Memonitor (menilai) tingkat pemahaman siswa            
22 Memberi penguatan terhadap jawaban siswa            
D KEGIATAN PENUTUP                
23 Menyimpulkan pelajaran                
24 Melaksanakan postes                
25 Memberikan tindak lanjut (tugas)              
  JUMLAH SKOR                  

Nilai Akhir Dihtung = (Jumlah skor : Skor


Maksimal) x 100

Catatan :

.........................,............
Guru Mata Pelajaran Supervisor,

NIP/NRK: NIP/NRK:

Kepala SMK Putra Bangsa


Pagak

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
88
TUKAD,S.Ag.,M.Pd

Keterangan:
1. Kurang Sekali
2.Kurang
3. Cukup
4. Baik
5. Baik Sekali

SUPERVISI ADMINISTRASI SEKOLAH

1. Nama Sekolah : ............................................................................................................................


2. Alamat Sekolah : ............................................................................................................................
3. Kecamatan : ............................................................................................................................
4. Kabupaten : ............................................................................................................................
5. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................

NO KEGIATAN JAWABAN NILAI KETERANGAN


YA/ADA TIDAK
1 Program Kerja Sekolah
2 Kalender Pendidikan
3 Jadwal Kegiatan
Pertahun
4 Administrasi Umum/
Surat menyurat
a. Agenda
b. Buku Ekspedisi
c. Pengarsipan (Filing)
d. Buku Tamu umum
e. Buku Tamu
Pembinaan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
89
f. Notula Rapat
5 Struktur Organisasi
6 Pembagian Tugas dan
Uraiannya
Papan Data Ketenagaan
7
dan Kesiswaan
Program
8 Pengembangan dan
PKG/ SPKG
9 Rapat Kerja Awal Tahun
Ajaran
Laporan Bulanan,
10 Tengah Tahunan, dan
Tahunan

11 Nomor Induk Sekolah


(NIS)
12 Ijin Operasional
Kelembagaan
a. Akte Notaris Yayasan
b. Struktur Organisasi
Yayasan
13
c. Program Kerja
Yayasan
d. Susunan Pengurus
Yayasan
JUMLAH/ RATA-RATA
KESIMPULAN : ……………………………………………………………………………………………………………………………………
SARAN : ……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………

Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
90
TUKAD,S.Ag.,M.Pd ………………………………………………
NIP. NIP.

SUPERVISI ADMINISTRASI KETENAGAAN

1. Nama Sekolah : ............................................................................................................................


2. Alamat Sekolah : ............................................................................................................................
3. Kecamatan : ............................................................................................................................
4. Kabupaten : ............................................................................................................................
5. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................

N JAWABAN NILA KETERANGA


KEGIATAN YA/ TIDA
O ADA K I N
1 Kepala Sekolah
a. Biodata
b. Program Kerja Kepala Sekolah
c. Buku Agenda Kepala Sekolah
d. Jadwal Supervisi Kelas
e. Pelaksanaan Supervisi Kelas
f. DP-3 Guru dan Pegawai
g. D U K
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
91
h. Catatan kenaikan berkala
pangkat
2 Guru
a. Biodata
b. Buku Agenda Guru
c. Presensi Guru
d.

Kesesuain Tugas dan SK


e. Kelebihan Guru per Mata
Pelajaran
f. Kekurangan
3 Tata Usaha
a. Daftar Presensi
b. Pembagian Tugas
c. Rincian Tugas
d. Catatan Hasil Pekerjaan/ Jurnal

4 Buku Induk Pegawai


5 File
a. Kepala Sekolah
b. Guru
c. Pegawai
Jumlah/ Rata-rata

KESIMPULAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
SARAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

TUKAD,S.Ag.,M.Pd ………………………………………………

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
92
NIP. NIP.

SUPERVISI ADMINISTRASI PERLENGKAPAN

1. Nama Sekolah : ............................................................................................................................


2. Alamat Sekolah : ............................................................................................................................
3. Kecamatan : ............................................................................................................................
4. Kabupaten : ............................................................................................................................
5. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................
JAWABAN
NO KEGIATAN NILAI KETERANGAN
YA/ADA TIDAK
1 Pemilikan Gedung
a. Milik Sendiri
b. Sewa
c. Menumpang
2 Buku Induk Barang Inventaris
3 Buku Golongan Barang Inventaris
4 Daftar Barang Inventaris Kelas/ Ruang
5 Buku Barang Inventaris
6 Buku Pembelian Barang
7 Buku Penerimaan Barang
8 Buku/ Kartu Stok Barang
9 Kartu Pemeliharaan
10 Penghapusan Barang

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
93
11 Nomor Inventaris
12 Barang Inventaris
a. Dipakai Sendiri
b. Dipakai Bersama
13 Laporan

Jumlah/ Rata-rata

KESIMPULAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
SARAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

TUKAD,S.Ag.,M.Pd ………………………………………………
NIP. NIP.

SUPERVISI ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN

1. Nama Sekolah :..................................................................................................................


2. Alamat Sekolah :..................................................................................................................
3. Kecamatan :..................................................................................................................
4. Kabupaten :..................................................................................................................
5. Hari/ Tangga l :.................................................................................................................

JAWABAN
NO KEGIATAN NILAI KETERANGAN
YA/ADA TIDAK
1 Ruang Perpustakaan
2 Pengelola
3 Program Kerja
4 Perlengkapan
a. Buku Induk Perpustakaan
b. Klasifikasi Buku
c. Katalog
d. Kartu Peminjam
e. Buku Peminjam
f. Daftar Pengunjung
g. Kartu Buku
5 Tempat Penyimpanan
a. Lemari
b. Rak
c. Meja Baca + Kursi
6 Pemeliharaan
a. Ruang

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
94
b. Buku
c. Kebersihan
7 Tata Tertib
8 Laporan
Jumlah/ Rata-rata
KESIMPULAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
SARAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….

Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

TUKAD,S.Ag.,M.Pd ………………………………………………

SUPERVISI LABORATORIUM KOMPUTER


1. Nama Sekolah : ............................................................................................................................
2. Alamat Sekolah : ............................................................................................................................
3. Kecamatan : ............................................................................................................................
4. Kabupaten : ............................................................................................................................
5. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................
JAWABAN
NO KEGIATAN NILAI KETERANGAN
YA/ADA TIDAK
1 Ruang Laboratorium

2 Pengelola Laboratorium (Laboran)

3 Jadwal Penggunaan

4 Tata Tertib

5 Daftar Bahan

6 Daftar Alat

7 Daftar Hasil Praktikum

8 Penempatan Alat dan Bahan

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
95
9 Pemeliharaan Lab dan alat

10 Alat Pemadam Kebakaran

11 Tersedianya Alat PPPK

JUMLAH/ Rata-rata

KESIMPULAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
SARAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

TUKAD,S.Ag.,M ………………………………………

SUPERVISI ADMINISTRASI KESISWAAN


1. Nama Sekolah : ............................................................................................................................
2. Alamat Sekolah : ............................................................................................................................
3. Kecamatan : ............................................................................................................................
4. Kabupaten : ............................................................................................................................
5. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................
JAWABAN
NO KEGIATAN NILAI KETERANGAN
YA/ADA TIDAK
1 Buku Induk
2 Buku Klaper
3 Buku Mutasi
4 Daftar Hadir Siswa
5 Tata Tertib
6 Buku Kelas/ Legger
7 Papan Absen Kelas
8 Daftar kelas
9 OSIS
a. Struktur Organisasi
b. Pengurus
c. Program
d. Pelaksanaan
e. Laporan Dokumentasi Prestasi
Siswa
10 Prestasi Siswa
a. Bea Siswa

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
96
b. Bidang Studi/ O.R/ Seni Budaya/
Lain-lain
11 Daftar 8355 (Daftar Peserta UN)
12 Dokumen Penyerahan STTB
Jumlah/ Rata-rata
KESIMPULAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
SARAN :……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pagak, ………………………………….........…
Mengetahui
Kepala Sekolah, Petugas,

TUKAD,S.Ag.,M ………………………………………

SUPERVISI EKSTRAKURIKULER
1. Nama Kegiatan Ekstrakurikuler :
............................................................................................................................

2. Nama Pembina/ Pembimbing :


............................................................................................................................

3. Hari/ Tanggal : ............................................................................................................................


4. Semester : ............................................................................................................................
5. Tahun Pelajaran : ................................................................................................................................
N PENILAIAN
ASPEK YANG DIAMATI
O B C K T
PERSIA  Pembuatan Program Kegiatan
1
PAN  Konsep Perencanaan dan pelaksanaan
2 PELAKS Pendahuluan
ANAAN  Apersepsi
 Motivasi
 Menyampaikan tujuan/ target
Pelaksanaan Lapangan/ Penyampaian
Materi
DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
97
 Presensi kehadiran Siswa
 Kemampuan menyampaikan materi
 Kemampuan Pembimbingan
 Kemampuan Pengelolaan lapangan/
kelompok
 Rewarding
Penutup
 Pemberian penguatan motivasi
 Pemberian pemantapan dan evaluasi
 Sesuai skenario/ konsep YA TIDAK
 Sesuai alokasi waktu yang tersedia YA TIDAK
 Menggunakan media/ permodelan/
YA TIDAK
aplikasi
 Guru Antusias YA TIDAK
 Siswa Antusias YA TIDAK
 Cenderung terpusat pada siswa YA TIDAK
 Cenderung Terpusat pada Guru YA TIDAK
B C K T

 Konstruktivisme
 Inquiry
 Bertanya
INDIK
3 ATOR  Permodelan
CTL  Masyarakat Belajar
 Refleksi
 Penilaian Otentik
4 CATAT
AN
*KETERANGAN B = BAIK ; C = CUKUP ; K = KURANG ; T = TIDAK ADA/ TIDAK MELAKUKAN

Pagak,
……………………………………

Mengetahui Pembina/
Kepala Sekolah, Supervisor, Pembimbing

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
98
Ekstra,

TUKAD,S.Ag.,M.Pd .........................................
NIP. .......
195905151979121003 NIP. ……………………………
………
NIP.

DOKUMEN I KTSP_SMKPB_2021/2022
99

Anda mungkin juga menyukai