FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023
Abstrak: Gender adalah sifat, peran, perilaku maupun karakteristik yang di kontruksikan
secara sosial maupun kultural dan merupakan perbedaan antara laki-laki perempuan. Gender
dapat di difenisikan dimana keadaan individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki
perempuan yang kemuadian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki perempuan
melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering di dukung oleh system dan
simbol masyarakat yang bersangkutan, singkatnya gender dapat diartikan sebagai kontruksi
sosial dan seks, mejadi perilaku dan sosial
Bab I: Pendahuluan
1. Latar Belakang
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan di mulai dari segi fisik, sifat,
peran, perilaku, maupun karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender adalah suatu konsep yang di gunakan untuk mengidentifikasi perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengarus sosial budaya. Gender juga
termasuk bentuk rekayasa dari masyarakat.
Ahli Sosiologi Inggris, Ann Oakley (1972) orang yang pertamakali membedakan istilah
seks dan gender. Seks merupakan perbedaan atas ciri-ciri biologis antara laki-laki dan
perempuan, dan . Gender adalah sifat dari laki-laki atau perempuan yang dikonstruksikan
secara sosial dan tidak ada hubungannya dengan seks. (dalam Sofyan Sulaiman & Lutfi
Hamid, 2009). Karena merupakan konstruksi sosial, definisi gender berbeda-beda tergantung
dengan latar sosial, tempat dan waktu. Apa yang dianggap sebagai ciri khas laki-laki di suatu
tempat, bisa jadi merupakan ciri khas perempuan di tempat lain.
perbedaan jenis kelamin dan tingkah laku juga dapat di jelaskan melalui perbedaan
evolusi. Contohnya adalah perempuan lebih cenderung menyadari emosinya dari pada laki-
laki. Namun, kemungkinannya sama bahwa tingkah laku mereflesikkan peran gender. Bahwa
perempuan adalah subjek terhadap tekanan sosial yang membuat dan mendorong mereka
untuk memperjuangkan kerja dan kemurahan hati dari pada kompetisi keegoisan. Di
bandingan hormon, laki-laki memiliki hormone lebih tinggi dari pada perempuan yang
membuat laki-laki memiliki pekerjaan yang dominan memberikan rasa kendali.
Dengan cara yang serupa wanita memiliki keterampilan sosial yang lebih baik daripada
pria karena mereka harus melakukannya (Margalit & Eysenck, 1990). Juga benar bahwa
perempuan dua kali lebih terdepresi daripada pria, dan Aube serta koleganya (2000)
menyatakan bahwa alasan dari perbedaan jenis kelamin adalah karena wanita merasa terlalu
bertanggung jawab akan kesejahteraan orang lain dan sulit bersikap asertif dalam
hubungannya. Lebih umum lagi, depresi dapat timbul karena wanita lebih cenderung
mengalami situasi negattif berulang kali daripada pria dimana mereka memiliki sedikit
control
Kesimpulan
Studi psikologi tentang gender bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antar laki-laki
dan perempuan dalam hal kemampuan matematis, dan banyak sedikitnya ucapan. Dengan
kata lain, yang lebih berpengaruh daripada jenis kelamin yang menentukan kemampuan
intelegensi dan kemampuan komunikasi, yaitu seperti pendidikan, lingkungan dalam rumah,
bacaan dan lain sebagainya. Oleh karena, pembedaan hak antara laki-laki dan perempuan
dengan alasan karena ia laki-laki tidak dapat dibenarkan
Daftar pustaka
Dr. Rilla Sovitriana. Psikolog. 2020. Kajian Gender Dalam Tinjauan Psikologi. Sidoarjo:
Uwais Inspirasi Indonesia
Ibrahin Nur A (2020). Problem Gender dalam Perspektif Psikologi. Jurnal of Gender and
Family Studies. “Vol 1. Hal 46-54”