Anda di halaman 1dari 51

Gambaran Umum Kompetensi Manajerial

Standar Kompetensi ASN meliputi kamus kompetensi teknis, kamus kompetensi


manajerial, dan kamus kompetensi sosial kultural. Kamus kompetensi manajerial
merupakan daftar jenis kompetensi manajerial, definisi kompetensi manajerial,
deskripsi, dan indikator perilaku untuk setiap level kompetensi manajerial. Untuk
mendukung terwujudnya profesionalisme Aparatur Sipil Negara dan untuk
menyelenggarakan Sistem Merit dalam manajemen Aparatur Sipil Negara diperlukan
standar kompetensi jabatan, yang terdiri atas Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, Kompetensi Sosial Kultural.

Berdasarkan PERMENPANRB Nomor 38 Tahun 2017, Kompetensi Manajerial


adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.

Kompetensi Manajerial

✓ Integritas
✓ Kerjasama
✓ Komunikasi
✓ Orientasi pada Hasil
✓ Pelayanan Publik
✓ Pengembangan Diri dan Orang Lain
✓ Mengelola Perubahan
✓ Pengambilan Keputusan
Kamus Kompetensi Manajerial

1. Integritas

Kode Kompetensi M.01


Nama Kompetensi Integritas
Definisi Kompetensi Konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau
etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan
manajemen, rekan kerja, bawahan langsung, dan
pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika
tinggi, bertanggungjawab atas tindakan atau keputusan
beserta risiko yang menyertainya.

Level Deskripsi Indikator Perilaku


1 Mampu bertindak sesuai 1.1. Bertingkah laku sesuai dengan
nilai, norma, etika perkataan; berkata sesuai dengan
organisasi dalam fakta;
kapasitas pribadi 1.2. Melaksanakan peraturan, kode etik
organisasi dalam lingkungan kerja
sehari- hari, pada tataran
individu/pribadi;
1.3. Tidak menjanjikan/memberikan
sesuatu yang bertentangan dengan
aturan organisasi.
2 Mampu mengingatkan, 2.1. Mengingatkan rekan kerja untuk
mengajak rekan kerja bertindak sesuai dengan nilai, norma,
untuk bertindak sesuai dan etika organisasi dalam segala
nilai, norma, dan etika situasi dan kondisi; Mengajak orang lain
organisasi untuk bertindak sesuai etika dan kode
etik. 2.2. Menerapkan norma-norma
secara konsisten dalam setiap situasi,
pada unit kerja terkecil/kelompok
kerjanya.
2.3. Memberikan informasi yang dapat
dipercaya sesuai dengan etika
organisasi.
3 Mampu memastikan, 3.1. Memastikan anggota yang dipimpin
menanamkan bertindak sesuai dengan nilai, norma,
keyakinan bersama dan etika organisasi dalam segala
agar anggota yang situasi dan kondisi. 3.2. Mampu untuk
dipimpin bertindak memberi apresiasi dan teguran bagi
sesuai nilai, norma, dan anggota yang dipimpin agar bertindak
etika organisasi, dalam selaras dengan nilai, norma, dan etika
lingkup formal organisasi dalam segala situasi dan
kondisi. 3.3. Melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap penerapan sikap
integritas di dalam unit kerja yang
dipimpin.
4 Mampu menciptakan 4.1. Menciptakan situasi kerja yang
situasi kerja yang mendorong seluruh pemangku
mendorong kepatuhan kepentingan mematuhi nilai, norma,
pada nilai, norma, dan dan etika organisasi dalam segala
etika organisasi situasi dan kondisi.
4.2. Mendukung dan menerapkan
prinsip moral dan standar etika yang
tinggi, serta berani menanggung
konsekuensinya.
4.3. Berani melakukan koreksi atau
mengambil tindakan atas
penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang
dilakukan oleh orang lain, pada tataran
lingkup kerja setingkat instansi meskipun
ada resiko.
5 Mampu menjadi role 5.1. Mempertahankan tingkat standar
model dalam keadilan dan etika yang tinggi dalam
penerapan standar perkataan dan tindakan sehari-hari
keadilan dan etika di yang dipatuhi oleh seluruh pemangku
tingkat nasional kepentingan pada lingkup instansi yang
dipimpinnya.
5.2. Menjadi “role model” /keteladanan
dalam penerapan standar keadilan
dan etika yang tinggi di tingkat nasional.
5.3. Membuat konsep kebijakan dan
strategi penerapan sikap integritas
dalam pelaksanaan tugas dan norma-
norma yang sejalan dengan nilai
strategis organisasi.

2. Kerjasama

Kode Kompetensi M.02


Nama Kompetensi Kerjasama
Definisi Kompetensi Kemampuan menjalin, membina, mempertahankan
hubungan kerja yang efektif, memiliki komitmen saling
membantu dalam penyelesaian tugas, dan
mengoptimalkan segala sumberdaya untuk mencapai
tujuan strategis organisasi.

Level Deskripsi Indikator Perilaku


1 Berpartisipasi dalam 1.1. Berpartisipasi sebagai anggota tim
kelompok kerja yang baik, melakukan
tugas/bagiannya, dan mendukung
keputusan tim;
1.2. Mendengarkan dan menghargai
masukan dari orang lain dan
memberikan usulan-usulan bagi
kepentingan tim;
1.3. Mampu menjalin interaksi sosial
untuk penyelesaian tugas

2 Menumbuhkan tim kerja 2.1. Membantu orang lain dalam


yang partisipatif dan menyelesaikan tugas-tugas mereka
efektif untuk mendukung sasaran tim;
2.2. Berbagi informasi yang relevan atau
bermanfaat pada anggota tim;
mempertimbangkan masukan dan
keahlian anggota dalam tim/kelompok
kerja serta bersedia untuk belajar dari
orang lain;
2.3. Membangun komitmen yang tinggi
untuk menyelesaikan tugas tim
3 Efektif membangun tim 3.1. Melihat kekuatan/kelemahan
kerja untuk peningkatan anggota tim, membentuk tim yang
kinerja organisasi tepat, mengantisipasi kemungkinan
hambatan, dan mencari solusi yang
optimal
3.2. Mengupayakan dan
mengutamakan pengambilan
keputusan berdasarkan usulan-usulan
anggota tim/kelompok, bernegosiasi
secara efektif untuk upaya
penyelesaikan pekerjaan yang menjadi
target kinerja kelompok dan/atau unit
kerja
3.3. Membangun aliansi dengan para
pemangku kepentingan dalam rangka
mendukung penyelesaian target kerja
kelompok
4 Membangun komitmen 4.1. Membangun sinergi antar unit kerja
tim, sinergi di lingkup instansi yang dipimpin
4.2. Memfasilitasi kepentingan yang
berbeda dari unit kerja lain sehingga
tercipta sinergi dalam rangka
pencapaian target kerja organisasi.
4.3. Mengembangkan sistem yang
menghargai kerja sama antar unit,
memberikan dukungan / semangat
untuk memastikan tercapainya sinergi
dalam rangka pencapaian target kerja
organisasi.
5 Menciptakan situasi 5.1. Menciptakan hubungan kerja yang
kerja sama secara konstruktif dengan menerapkan norma
konsisten, baik di dalam / etos / nilai-nilai kerja yang baik di
maupun di luar instansi dalam dan di luar organisasi;
meningkatkan produktivitas dan
menjadi panutan dalam organisasi
5.2. Secara konsisten menjaga sinergi
agar pemangku kepentingan dapat
bekerja sama dengan orang di dalam
maupun di luar organisasi. 5.3.
Membangun konsensus untuk
menggabungkan sumberdaya dari
berbagai pemangku kepentingan
untuk tujuan bangsa dan negara.

3. Komunikasi

Kode Kompetensi M.03


Nama Kompetensi Komunikasi
Definisi Kompetensi Kemampuan untuk menerangkan pandangan dan
gagasan secara jelas, sistematis disertai argumentasi yang
logis dengan cara-cara yang sesuai baik secara lisan
maupun tertulis; memastikan pemahaman; mendengarkan
secara aktif dan efektif; mempersuasi, meyakinkan dan
membujuk orang lain dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Menyampaikan 1.1. Menyampaikan informasi (data),
informasi dengan jelas, pikiran atau pendapat dengan jelas,
lengkap, pemahaman singkat dan tepat dengan
yang sama menggunakan cara/media yang sesuai
dan mengikuti alur yang logis;
1.2. Memastikan pemahaman yang
sama atas instruksi yang diterima/
diberikan
1.3. Mampu melaksanakan kegiatan
surat menyurat sesuai tata naskah
organisasi.
2 Aktif menjalankan 2.1. Menggunakan gaya komunikasi
komunikasi secara informal untuk meningkatkan hubungan
formal dan informal; profesional;
Bersedia 2.2. Mendengarkan pihak lain secara
mendengarkan orang aktif; menangkap dan
lain, menginterpretasikan pesan-pesan dari
menginterpretasikan orang lain, serta memberikan respon
pesan dengan respon yang sesuai;
yang sesuai, mampu 2.3. Membuat materi presentasi, pidato,
menyusun materi draft naskah, laporan dll sesuai arahan
presentasi, pidato, pimpinan.
naskah, laporan, dll
3 Berkomunikasi secara 3.1. Menyampaikan suatu informasi yang
asertif, terampil sensitif/rumit dengan cara
berkomunikasi lisan/ penyampaian dan kondisi yang tepat,
tertulis untuk sehingga dapat dipahami dan diterima
menyampaikan oleh pihak lain;
informasi yang sensitif/ 3.2. Menyederhanakan topik yang rumit
rumit/ kompleks dan sensitif sehingga lebih mudah
dipahami dan diterima orang lain;
3.3. Membuat laporan
tahunan/periodik/naskah/dokumen/
proposal yang kompleks; Membuat surat
resmi yang sistematis dan tidak
menimbulkan pemahaman yang
berbeda; membuat proposal yang rinci
dan lengkap;
4 Mampu 4.1. Mengintegrasikan informasi-informasi
mengemukakan penting dari berbagai sumber dengan
pemikiran multidimensi pihak lain untuk mendapatkan
secara lisan dan tertulis pemahaman yang sama; 4.2.
untuk mendorong Menuangkan pemikiran/konsep dari
kesepakatan dengan berbagai sudut pandang/ multidimensi
tujuan meningkatkan dalam bentuk tulisan formal; 4.3.
kinerja secara Menyampaikan informasi secara
keseluruhan persuasif untuk mendorong pemangku
kepentingan sepakat pada langkah-
langkah bersama dengan tujuan
meningkatkan kinerja secara
keseluruhan.
5 Menggagas sistem 5.1. Menghilangkan hambatan
komunikasi yang komunikasi, mampu berkomunikasi
terbuka secara strategis dalam isu-isu nasional yang memiliki
untuk mencari solusi resiko tinggi, menggalang hubungan
dengan tujuan dalam skala strategis di tingkat nasional
meningkatkan kinerja 5.2. Menggunakan saluran komunikasi
formal dan non formal guna mencapai
kesepakatan dengan tujuan
meningkatkan kinerja di tingkat
instansi/nasional
5.3. Menggagas sistem komunikasi
dengan melibatkan pemangku
kepentingan sejak dini untuk mencari
solusi dengan tujuan meningkatkan
kinerja di tingkat instansi/nasional

4. Orientasi Pada Hasil

Kode Kompetensi M.04


Nama Kompetensi Orientasi Pada Hasil

Definisi Kompetensi Kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang


tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan,
bertanggung jawab, mampu secara sistimatis
mengidentifikasi risiko dan peluang dengan
memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan
hasil, untuk keberhasilan organisasi.

Level Deskripsi Indikator Perilaku


1 Bertanggung jawab 1.1. Menyelesaikan tugas dengan
untuk memenuhi standar tuntas; dapat diandalkan;
kerja 1.2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati
guna meminimalkan kesalahan dengan
mengacu pada standar kualitas (SOP).
1.3. Bersedia menerima masukan,
mengikuti contoh cara bekerja yang
lebih efektif, efisien di lingkungan
kerjanya.

2 Berupaya meningkatkan 2.1. Menetapkan dan berupaya


hasil kerja pribadi yang mencapai standar kerja pribadi yang
lebih tinggi dari standar lebih tinggi dari standar kerja yang
yang ditetapkan, ditetapkan organisasi
mencari, mencoba 2.2. Mencari, mencoba metode kerja
metode alternatif untuk alternatif untuk meningkatkan hasil
peningkatan kinerja kerjanya.
2.3. Memberi contoh kepada orang-
orang di unit kerjanya untuk mencoba
menerapkan metode kerja yang lebih
efektif yang sudah dilakukannya.

3 Menetapkan target 3.1. Menetapkan target kinerja unit


kerja yang menantang yang lebih tinggi dari target yang
bagi unit kerja, memberi ditetapkan organisasi.
apresiasi dan teguran 3.2. Memberikan apresiasi dan teguran
untuk mendorong kinerja untuk mendorong pencapaian hasil unit
kerjanya.
3.3. Mengembangkan metode kerja
yang lebih efektif dan efisien untuk
mencapai target kerja unitnya
4 Mendorong unit kerja 4.1. Mendorong unit kerja di tingkat
mencapai target yang instansi untuk mencapai kinerja yang
ditetapkan atau melebihi target yang ditetapkan.
melebihi hasil kerja 4.2. Memantau dan mengevaluasi hasil
sebelumnya kerja unitnya agar selaras dengan
sasaran strategis instansi.
4.3. Mendorong pemanfaatan sumber
daya bersama antar unit kerja dalam
rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pencaian target organisasi
5 Meningkatkan mutu 5.1. Memastikan kualitas sesuai standar
pencapaian kerja dan keberlanjutan hasil kerja organisasi
organisasi yang memberi kontribusi pada
pencapaian target prioritas nasional.
5.2. Memastikan tersedianya sumber
daya organisasi untuk menjamin
tercapainya target prioritas
instansi/nasional.
5.3. Membuat kebijakan untuk
menerapkan metode kerja yang lebih
efektif-efisien dalam mencapai tujuan
prioritas nasional

5. Pelayanan Publik

Kode Kompetensi M.05


Nama Kompetensi Pelayanan Publik

Definisi Kompetensi Kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas


pemerintahan, pembangunan dan kegiatan pemenuhan
kebutuhan pelayanan publik secara profesional,
transparan, mengikuti standar pelayanan yang objektif,
netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak
terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/golongan/partai politik

Level Deskripsi Indikator Perilaku


1 Menjalankan tugas 1.1. Mampu mengerjakan tugas-tugas
mengikuti standar dengan mengikuti standar pelayanan
pelayanan. yang objektif, netral, tidak memihak,
tidak diskriminatif, transparan dan tidak
terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik.
1.2. Melayani kebutuhan, permintaan
dan keluhan pemangku kepentingan
1.3. Menyelesaikan masalah dengan
tepat tanpa bersikap membela diri
dalam kapasitas sebagai pelaksana
pelayanan publik.
2 Mampu 2.1 Menunjukan sikap yakin dalam
mensupervisi/meng mengerjakan tugas-tugas
awasi/menyelia dan pemerintahan/pelayanan publik,
menjelaskan proses mampu menyelia dan menjelaskan
pelaksanaan tugas secara obyektif bila ada yang
tugas mempertanyakan kebijakan yang
pemerintahan/pelay diambil;
anan publik secara 2.2 Secara aktif mencari informasi untuk
transparan mengenali kebutuhan pemangku
kepentingan agar dapat menjalankan
pelaksanaan tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan publik
secara cepat dan tanggap;
2.3 Mampu mengenali dan
memanfaatkan kebiasaan, tatacara,
situasi tertentu sehingga apa yang
disampaikan menjadi perhatian
pemangku kepentingan dalam hal
penyelesaian tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan publik
3 Mampu memanfaatkan 3.1. Memahami, mendeskripsikan
kekuatan kelompok pengaruh dan hubungan/kekuatan
serta memperbaiki kelompok yang sedang berjalan di
standar pelayanan organisasi (aliansi atau persaingan), dan
publik di lingkup unit dampaknya terhadap unit kerja untuk
kerja menjalankan tugas pemerintahan
secara profesional dan netral, tidak
memihak;
3.2. Menggunakan keterampilan dan
pemahaman lintas organisasi untuk
secara efektif memfasilitasi kebutuhan
kelompok yang lebih besar dengan
cara-cara yang mengikuti standar
objektif, transparan, profesional,
sehingga tidak merugikan para pihak di
lingkup pelayanan publik unit kerjanya;
3.3. Mengimplementasikan cara-cara
yang efektif untuk memantau dan
mengevaluasi masalah yang dihadapi
pemangku kepentingan/masyarakat
serta mengantisipasi kebutuhan mereka
saat menjalankan tugas pelayanan
publik di unit kerjanya
4 Mampu memonitor, 4.1. Memahami dan memberi perhatian
mengevaluasi, kepada isu-isu jangka panjang,
memperhitungkan dan kesempatan atau kekuatan politik yang
mengantisipasi dampak mempengaruhi organisasi dalam
dari isu-isu jangka hubungannya dengan dunia luar,
panjang, kesempatan, memperhitungkan dan mengantisipasi
atau kekuatan politik dampak terhadap pelaksanaan
dalam hal pelayanan tugastugas pelayanan publik secara
kebutuhan pemangku objektif, transparan, dan professional
kepentingan yang dalam lingkup organisasi;
transparan, objektif, dan 4.2. Menjaga agar kebijakan pelayanan
profesional publik yang diselenggarakan oleh
instansinya telah selaras dengan
standar pelayanan yang objektif, netral,
tidak memihak, tidak diskriminatif, serta
tidak terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik;
4.3. Menerapkan strategi jangka
panjang yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan dalam menyusun
kebijakan dengan mengikuti standar
objektif, netral, tidak memihak, tidak
diskriminatif, transparan, tidak
terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok.
5 Mampu memastikan 5.1. Mampu menciptakan kebijakan
kebijakan kebijakan kebijakan pelayanan publik yang
pelayanan publik yang menjamin terselenggaranya pelayanan
menjamin publik yang objektif, netral, tidak
terselenggaranya memihak, tidak diskriminatif, serta tidak
pelayanan publik yang terpengaruh kepentingan
objektif, netral, tidak pribadi/kelompok/partai politik.
memihak, tidak 5.2. Menginternalisasikan nilai dan
diskriminatif, serta tidak semangat pelayanan publik yang
terpengaruh mengikuti standar objektif, netral, tidak
kepentingan memihak, tidak diskriminatif, transparan,
pribadi/kelompok/p tidak terpengaruh kepentingan
artai politik. pribadi/kelompok kepada setiap
individu di lingkungan instansi/nasional.
5.3. Menjamin terselenggaranya
pelayanan publik yang objektif, netral,
tidak memihak, tidak diskriminatif, serta
tidak terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik.

6. Pengembangan Diri dan Orang Lain

Kode Kompetensi M.06


Nama Kompetensi Pengembangan Diri dan Orang Lain

Definisi Kompetensi Kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan


menyempurnakan keterampilan diri; menginspirasi orang
lain untuk mengembangkan dan menyempurnakan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan
pekerjaan dan pengembangan karir jangka panjang,
mendorong kemauan belajar sepanjang hidup,
memberikan saran/bantuan, umpan balik, bimbingan
untuk membantu orang lain untuk mengembangkan
potensi dirinya.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Pengembangan diri 1.1. Mengidentifikasi kebutuhan
pengembangan diri dan menyeleksi
sumber serta metodologi pembelajaran
yang diperlukan
1.2. Menunjukkan usaha mandiri untuk
mempelajari keterampilan atau
kemampuan baru dari berbagai media
pembelajaran
1.3. Berupaya meningkatkan diri dengan
belajar dari orang-orang lain yang
berwawasan luas di dalam organisasi.
2 Meningkatkan 2.1. Meningkatkan kemampuan
kemampuan bawahan bawahan dengan memberikan contoh,
dengan memberikan instruksi, penjelasan dan petunjuk praktis
contoh dan penjelasan yang jelas kepada bawahan dalam
cara melaksanakan menyelesaikan suatu pekerjaan.
suatu pekerjaan 2.2. Membantu bawahan untuk
mempelajari proses, program atau
sistem baru
2.3. Menggunakan metode lain untuk
meyakinkan bahwa orang lain telah
memahami penjelasan atau
pengarahan
3 Memberikan umpan 3.1. Memberikan tugas-tugas yang
balik, membimbing menantang pada bawahan sebagai
media belajar untuk mengembangkan
kemampuannya.
3.2. Mengamati bawahan dalam
mengerjakan tugasnya dan
memberikan umpan balik yang objektif
dan jujur; melakukan diskusi dengan
bawahan untuk memberikan bimbingan
dan umpan balik yang berguna bagi
bawahan.
3.3. Mendorong kepercayaan diri
bawahan; memberikan kepercayaan
penuh pada bawahan untuk
mengerjakan tugas dengan caranya
sendiri; memberi kesempatan dan
membantu bawahan menemukan
peluang untuk berkembang.
4 Menyusun program 4.1. Menyusun program
pengembangan jangka pengembangan jangka panjang
panjang dalam rangka bersama-sama dengan bawahan,
mendorong termasuk didalamnya penetapan
manajemen tujuan, bimbingan, penugasan dan
pembelajaran pengalaman lainnya, serta
mengalokasikan waktu untuk mengikuti
pelatihan/pendidikan/ pengembangan
kompetensi dan karir;
4.2. Melaksanakan manajemen
pembelajaran termasuk evaluasi dan
umpan balik pada tataran organisasi;
4.3. Mengembangkan orang-orang
disekitarnya secara konsisten,
melakukan kaderisasi untuk posisi- posisi
di unit kerjanya.
5 Menciptakan situasi 5.1. Menciptakan situasi yang
yang mendorong mendorong individu, kelompok, unit
organisasi untuk kerja untuk mengembangkan
mengembangkan kemampuan belajar secara
kemampuan belajar berkelanjutan di tingkat instansi;
secara berkelanjutan 5.2. Merekomendasikan/memberikan
dalam rangka penghargaan bagi upaya
mendukung pengembangan yang berhasil,
pencapaian hasil memastikan dukungan bagi orang lain
dalam mengembangkan kemampuan
dalam unit kerja di tingkat instansi;
5.3. Memberikan inspirasi kepada
individu atau kelompok untuk belajar
secara berkelanjutan dalam penerapan
di tingkat instansi.

7. Mengelola Perubahan

Kode Kompetensi M.07


Nama Kompetensi Mengelola Perubahan

Definisi Kompetensi Kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang


baru atau berubah dan tidak bergantung secara
berlebihan pada metode dan proses lama, mengambil
tindakan untuk mendukung dan melaksanakan insiatif
perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil
tanggung jawab pribadi untuk memastikan perubahan
berhasil diimplementasikan secara efektif.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mengikuti perubahan 1.1 Sadar mengenai perubahan
dengan arahan yang terjadi di organisasi dan berusaha
menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
1.2. Mengikuti perubahan secara
terbuka sesuai petunjuk/pedoman.
1.3. Menyesuaikan cara kerja lama
dengan menerapkan metode/proses
baru dengan bimbingan orang lain.
2 Proaktif beradaptasi 2.1. Menyesuaikan cara kerja lama
mengikuti perubahan dengan menerapkan metode/proses
baru selaras dengan ketentuan yang
berlaku tanpa arahan orang lain 2.2.
Mengembangkan kemampuan diri
untuk menghadapi perubahan
2.3. Cepat dan tanggap dalam
menerima perubahan
3 Membantu orang lain 3.1. Membantu orang lain dalam
mengikuti perubahan, melakukan perubahan
mengantisipasi 3.2. Menyesuaikan prioritas kerja secara
perubahan secara tepat berulang-ulang jika diperlukan
3.3. Mengantisipasi perubahan yang
dibutuhkan oleh unit kerjanya secara
tepat. Memberikan solusi efektif
terhadap masalah yang ditimbulkan
oleh adanya perubahan
4 Memimpin perubahan 4.1. Mengarahkan unit kerja untuk lebih
pada unit kerja siap dalam menghadapi perubahan
termasuk memitigasi risiko yang mungkin
terjadi;
4.2. Memastikan perubahan sudah
diterapkan secara aktif di lingkup unit
kerjanya secara berkala;
4.3. Memimpin dan memastikan
penerapan program-program
perubahan selaras antar unit kerja
5 Memimpin, menggalang 5.1. Membuat kebijakan-kebijakan
dan menggerakkan yang mendorong perubahan yang
dukungan pemangku berdampak pada pencapaian sasaran
kepentingan untuk prioritas nasional;
menjalankan 5.2. Menggalang dan menggerakkan
perubahan secara dukungan para pemangku
berkelanjutan pada kepentingan untuk
tingkat instansi/nasiona mengimplementasikan perubahan
yang telah ditetapkan
5.3. Secara berkelanjutan, mencari
cara- cara baru untuk memberi nilai
tambah bagi perubahan yang tengah
dijalankan agar memberi manfaat yang
lebih besar bagi para pemangku
kepentingan.

8. Pengambilan Keputusan

Kode Kompetensi M.08


Nama Kompetensi Pengambilan Keputusan
Definisi Kompetensi Kemampuan membuat keputusan yang baik secara tepat
waktu dan dengan keyakinan diri setelah
mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, dirumuskan
secara sistematis dan seksama berdasarkan berbagai
informasi, alternatif pemecahan masalah dan
konsekuensinya, serta bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mengumpulkan informasi 1.1. Mengumpulkan dan
untuk bertindak sesuai mempertimbangkan informasi yang
kewenangan dibutuhkan dalam mencari solusi. 1.2.
Mengenali situasi/pilihan yang tepat
untuk bertindak sesuai kewenangan.
1.3. Mempertimbangkan kemungkinan
solusi yang dapat diterapkan dalam
pekerjaan rutin berdasarkan kebijakan
dan prosedur yang telah ditentukan.

2 Menganalisis masalah 2.1. Melakukan analisis secara


secara mendalam mendalam terhadap informasi yang
tersedia dalam upaya mencari solusi.
2.2. Mempertimbangkan berbagai
alternatif yang ada sebelum membuat
kesimpulan;
2.3. Membuat keputusan operasional
berdasarkan kesimpulan dari berbagai
sumber informasi sesuai dengan
pedoman yang ada
3 Membandingkan 3.1. Membandingkan berbagai
berbagai alternatif, alternatif tindakan dan implikasinya,
menyeimbangkan risiko 3.2. Memilih alternatif solusi yang
keberhasilan dalam terbaik, membuat keputusan
implementasi operasional mengacu pada alternatif
solusi terbaik yang didasarkan pada
analisis data yang sistematis, seksama,
mengikuti prinsip kehati-hatian.
3.3. Menyeimbangkan antara
kemungkinan risiko dan keberhasilan
dalam implementasinya
4 Menyelesaikan masalah 4.1. Menyusun dan/atau memutuskan
yang mengandung risiko konsep penyelesaian masalah yang
tinggi, mengantisipasi melibatkan beberapa/seluruh fungsi
dampak keputusan, dalam organisasi.
membuat tindakan 4.2. Menghasilkan solusi dari berbagai
pengamanan; mitigasi masalah yang kompleks, terkait dengan
risiko bidang kerjanya yang berdampak
pada pihak lain.
4.3. Membuat keputusan dan
mengantisipasi dampak keputusannya
serta menyiapkan tindakan
penanganannya (mitigasi risiko)
5 Menghasilkan solusi dan 5.1. Menghasilkan solusi yang dapat
mengambil keputusan mengatasi permasalahan jangka
untuk mengatasi panjang.
permasalahan jangka 5.2. Menghasilkan solusi strategis yang
panjang/strategis, berdampak pada tataran
berdampak nasional instansi/nasional.
5.3. Membuat keputusan atau
kebijakan yang berdampak nasional
dengan memitigasi risiko yang mungkin
timbul.
Integritas

Kata integritas berasal dari bahasa Latin yakni dari kata “Integer” yang berarti
“lengkap atau utuh”. integritas dapat kita artikan sebagai suatu usaha yang utuh dan
lengkap yang dilandasi dengan kejujuran, kualitas, serta konsistensi karakter dari
seseorang tersebut.

Secara umum Integritas diartikan sebagai sebuah konsistensi dan keteguhan


yang tidak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur serta keyakinan.
Integritas juga dapat diartikan sebagi suatu konsep yang menatap konsistensi antara
suatu tindakan dengan nilai atau prinsip. Dalam sudut pandang etika, integritas
dikatakan sebagai kejujuran atau kebenaran dari setiap tindakan seseorang. Lawan
kata dari integritas adalah hipocrisy (munafik).

Definisi umum dari integritas adalah adanya kesesuaian antara hati, ucapan,
dan tindakan dari seseorang. Orang yang memiliki integritas akan memegang teguh
prinsip-prinsip moral dan menolak untuk mengubahnya walaupun harus menghadapi
godaan ataupun situasi dan kondisi yang menyulitkannya.

Secara konsep, integritas dapat dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi utama, yaitu
kejujuran, konsistensi, dan keberanian.
1. Dimensi Kejujuran adalah dimensi integritas yang menunjukkan nilai dasar berupa
sikap kejujuran yang terdiri atas aspek empati, tidak mudah menuduh orang lain
bersalah, dan rendah hati.
2. Dimensi konsistensi merupakan dimensi integritas yang menunjukkan konsistensi
dalam perbuatan, sesuai dengan apa yang dipikirkannya dan dikatakannya.
3. Dimensi keberanian adalah dimensi integritas yang menunjukkan keberanian untuk
menyampaikan kebenaran secara terbuka dengan penuh percaya diri.

Soal-soal yang berkaitan dengan integritas bertujuan mengukur kejujuran atau


ketulusan hati seseorang dalam kesehariannya. Seorang yang jujur dan tulus hatinya
akan berani mengatakan benar itu benar dan salah itu salah. Dia tidak takut
terhadap risiko apapun yang menimpa. Tes ini bisa dijadikan acuan kesesuaian
tingkah laku peserta terhadap perkataan dan perbuatan yang dilakukan. Biasanya
kualitas kepribadian seseorang berbanding lurus dengan integritas dirinya. Seseorang
yang memiliki visi besar tanpa integritas maka visi tersebut hanya sekadar retorika
belaka, tidak akan pernah tereksekusi untuk diwujudkan. Selain itu, jika Anda mulai
melakukan kecurangan-kecurangan kecil, seperti mencurangi waktu kerja dan
mencurangi penggunaan fasilitas kantor, maka Anda akan terdorong melakukan
kecurangan-kecurangan yang lebih besar, seperti melakukan korupsi, menyuap,
minta suap, merekayasa kasus, menjual aset negara, mark up nilai proyek,
berkomplot untuk kejahatan, dan lain-lain. Maka dari itu, integritas adalah aspek
yang sangat penting pada diri seorang Pegawai Negeri Sipil.

💡 TIPS DALAM MENINGKATKAN INTEGRITAS DIRI

1. Pahamilah bahwa semakin tinggi integritas yang Anda miliki maka semua
pihak akan segan dan hormat kepada Anda. Begitupun sebaliknya;
2. Semakin rendah integritas Anda maka akan ada pihak yang melecehkan
dan bahkan menyepelekan Anda. Jadi mulai sekarang jadilah diri yang
berintegritas (jujur, tegas, dan disiplin);
3. Pahamilah bahwa apapun yang Anda lakukan di dunia ini akan ada
balasannya di akhirat nanti;

Apabila Anda berbuat jujur, hidup Anda akan lebih tenang, tanpa ada rasa
gelisah.
Kerjasama

Kerjasama merupakan sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh 2 orang atau


lebih agar dapat mencapai tujuan ataupun sasaran telah direncanakan dan
disepakati secara bersama. Selain itu kerjasama dapat diartikan sebagai suatu
tindakan di dalam pekerjaan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih untuk bisa
mencapai tujuan demi keuntungan bersama.

Di dalam suatu perusahaan maupun lembaga, kerjasama tim sudah menjadi


sebuah kebutuhan untuk bisa berhasil dalam mencapai tujuan. Kerjasama sebuah
tim akan menjadi dorongan yang akan menjadi energi ataupun motivasi bagi setiap
individu yang tergabung di dalam sebuah tim kerja tersebut. Apabila sebuah
kerjasama tim bisa berjalan dengan baik, maka kelancaran dalam berkomunikasi
maupun rasa bertanggung jawab kepada setiap individu yang ada di dalam sebuah
tim kerja akan bisa terbentuk.

💡 Manfaat Kerjasama

Manfaat yang didapatkan dengan kerjasama, yaitu :

• Mempererat ikatan kerjasama


• Menumbuhkan semangat persatuan
• Dengan Bekerjasama pekerjaan akan lebih ringan dan cepat selesai

💡 Macam-Macam Bentuk Kerjasama

Bentuk-bentuk kerjasama yaitu :

• Koalisi (Coalition), yakni gabungan dari 2 lembaga organisasi atau juga lebih
yang memiliki tujuan yang sama, mereka bekerjasama agar mencapai tujuan
mereka.
• Tawar menawar (Bargaining), yakni membentuk kerjasama mengenai
kesepakatan pertukaran produk atau juga jasa antara 2 orang atau lebih.
• Bekerja sama (Joint Venture), yakni kerja sama dalam mengerjakan proyek-
proyek tertentu agar dapat cepat terselesaikan dan tujuan cepat tercapai.
• Atas dasar kerukunan, yakni kerjasama yang didasari karena kerukunan
sesama manusia, sebuah kerjasama yang didasari dengan kerukunan tidak
mengharapkan imbalan atau juga upah.
• Cooptation, yakni sebuah proses kerjasama penerimaan dari berbagai unsur
yang baru pada kepemimpinan suatu organisasi, hal ini menjadi sebuah
upaya menghindari terjadinya sebuah kecurangan dan juga hal-hal yang
tidak diinginkan.

💡 Cara-Cara Untuk Membina Kerjasama

Cara membuat kerjasama seperti berikut ini.

1. Menentukan atau mempunyai Sebuah Tujuan


2. Membuat pesan yang positif
3. Menghargai pendapat dan juga kebiasaan rekan kerja
4. Menyiapkan profil
5. Selalu fokus kepada kualitas
6. Menawarkan dan memberikan bantuan
7. Menunjukan antusiasme
Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi baik itu pesan, ide,
maupun gagasan dari satu pihak kepada pihak lain. Umumnya komunikasi
dilakukan secara lisan maupun verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak terdapat bahasa verbal, dapat menggunakan bahasa isyarat
seperti tersenyum, gesture tubuh, menggelengkan kepala, dan lain-lain.

💡 Tujuan dari komunikasi


Tujuan dari komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Hal yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Tugas


komunikator adalah harus menjelaskan pesan utama dengan jelas dan
sedetail mungkin.
2. Orang lain bisa memahaminya. Dengan melakukan komunikasi, setiap
individu dapat memahami individu lainnya dengan kemampuan mendengar
tentang suatu hal yang sedang dibicarakan orang lain.
3. Supaya apa yang disampaikan dapat diterima orang lain. Komunikasi serta
pendekatan persuasif adalah cara agar sebuah gagasan mudah diterima
oleh orang lain.
4. Bertujuan menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu hal sesuai dengan
keinginan komunikator.

💡 Fungsi Komunikasi
Fungsi dari komunikasi yang dapat diambil dari kehidupan sehari-hari adalah:

1. Sebagai Informasi: Komunikasi menyajikan suatu informasi yang diperlukan


dari setiap individu maupun kelompok dalam mengambil suatu keputusan
dengan meneruskan data untuk menilai beberapa pilihan yang akan
diputuskan.
2. Sebagai Kendali: Fungsi komunikasi sebagai kendali memiliki arti bahwa
komunikasi berperan untuk mengontrol perilaku orang lain maupun anggota
dalam beberapa cara yang wajib dipatuhi oleh semua pihak.
3. Sebagai Motivasi: Komunikasi memberikan dalam hal memotivasi melalui
penjelasan yang dilakukan oleh para motivator.
Syarat Syarat Komunikasi

1. Source: Source atau sumber adalah bahan dasar dari penyampaian pesan
untuk memperkuat pesan itu sendiri. Salah satu contoh komunikasi adalah
orang, buku, lembaga dan masih banyak contoh lainnya.
2. Komunikator: Komunikator adalah seseorang yang menyampaikan pesan,
dapat berupa seseorang yang sedang menulis atau berbicara, berupa
kelompok orang ataupun organisasi komunikasi seperti film, surat kabar, radio,
televisi dan lain sebagainya.
3. Komunikan: Komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi berupa
seseorang, kelompok ataupun massa.
4. Pesan: Pesan adalah keseluruhan hal atau informasi yang disampaikan oleh
seorang komunikator. Pesan memiliki tema utama sebagai pengarah dalam
usaha untuk merubah tingkah laku serta sikap orang lain.
5. Saluran: Saluran merupakan media perantara yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan pesan. Saluran komunikasi terbagi menjadi
beberapa bagian, yakni saluran formal atau resmi dan saluran informal atau
tidak resmi.
6. Effect: Effect merupakan hasil akhir dari suatu komunikasi yang sudah terjadi.

💡 Macam Macam Komunikasi


Komunikasi berdasarkan penyampaian sebagai berikut:

1. Komunikasi Lisan

Komunikasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka tanpa ada batas
tertentu. Contoh komunikasi lisan seperti obrolan antara dua orang atau lebih,
wawancara, diskusi,rapat, presentasi, seminar, dan masih banyak lagi.

2. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis biasanya dilakukan melalui perantara surat, WhatsApp, Line, BBM,
atau media pengirim pesan lainnya.

3. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup


Berdasarkan ruang lingkupnya komunikasi dibedakan menjadi 2, yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal. Berikut penjelasannya:

• Komunikasi Internal: Komunikasi ini terjadi dalam ruang lingkup tertentu,


misalkan dalam lingkungan organisasi atau dalam lingkungan kerja
• Komunikasi Eksternal: Komunikasi antara individu atau organisasi dengan
masyarakat. Contoh komunikasi internal, yaitu konferensi pers, siaran televisi,
siaran radio, bakti sosial, dll

4. Komunikasi Berdasarkan Aliran Informasi

Komunikasi berdasarkan aliran informasi terbagi menjadi 5 jenis yaitu:

• Komunikasi ke atas: Komunikasi dari bawahan ke atasan


• Komunikasi ke bawah: Komunikasi ini terjadi antara atasan kepada bawahan
• Komunikasi ke samping: Komunikasi ini dilakukan dengan orang yang
memiliki kedudukan yang sama
• Komunikasi satu arah: Komunikasi dari satu pihak saja, komunikasi inibiasanya
terjadi di dalam suatu lembaga yang sedang mengalami keadaan darurat,
jadi harus terdapat satu pihak yang memberikan instruksi tertentu
• Komunikasi dua arah: Komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih,
biasanya komunikasi ini berupa timbal balik antara satu orang dengan orang
lain.
Orientasi Pada Hasil

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat


strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Perencanaan terdiri dari
dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
Perencanaan berorientasi hasil menggunakan kebutuhan dan hasil yang diinginkan
sebagai dasar untuk merancang program. Terdapat beberapa tahap untuk orientasi
pada hasil, yaitu:
1. Dampak (hasil jangka panjang): efek langsung jangka panjang yang biasanya
tidak bisa lagi dikaitkan semata-mata untuk proyek.
2. Hasil (Tujuan proyek menyeluruh): efek proyek terhadap lingkungannya (pada
mitra, perantara dan kelompok sasaran). Hasil (Tujuan proyek menyeluruh)
karena itu juga dicapai melalui partisipasi kelompok sasaran dan perantara.
3. Output (tujuan proyek tertentu): produk, barang, jasa dan kumpulan
peraturan/ standar yang timbul sebagai akibat dari Kegiatan.

Berorientasi hasil yang dimaksudkan adalah, diharapkan, diinginkan, dan


perubahan positif yang dibawa oleh program. Harus diterapkan pada situasi
“kompleks” di mana masalah tidak dapat diidentifikasi secara penuh, intervensi
program cukup luas dan lintas sektor, tidak semua pemangku kepentingan dapat
terlibat dalam proses perencanaan, dan jumlah dana yang tersedia hanya dapat
berfungsi sebagai stimulan untuk pencapaian tujuan program.

Dalam merancang suatu program atau pun proyek kita juga harus melihat hasil
dari dimensi antara dampak (impact) dan hasil (outcome) yang dapat merumuskan
indikator kinerja, cara-cara verifikasi, mengidentifikasi asumsi dan risiko. Hasil (Tujuan
proyek menyeluruh) harus didukung dengan indikator kuantitatif atau kualitatif.
Indikator menambahkan keseksamaan lebih untuk tujuan proyek dan berfungsi
sebagai standar yang mengikat untuk mengukur pencapaian tujuan. Assesment dan
konsultasi juga perlu kita lakukan dengan melakukan analisa kebijakan dan
kelembagaan, assesment target dan penerima manfaat, Stakeholder influences and
interests mapping, analisa dan mitigasi resiko, serta rencana keberlanjutan.
Disamping itu monitoring berbasis hasil juga dilakukan dalam membantu kita untuk
mengenali apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
menggunakan kegiatan tertentu yang dipilih, dan apa efek tidak langsung yang
tidak disengaja mungkin dipicu oleh proyek. Monitoring berbasis hasil juga
merupakan dasar untuk evaluasi proyek dan akuntabilitas mitra proyek.
Pelayanan Publik

Menurut Sinambela (2006:5) pengertian pelayanan publik adalah, pemberian


layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan.

Menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam
rangka pelaksanaan penentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,


Pelayanan publik adalah kegiatan atau kebutuhan pelayanan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Secara Umum pelayanan publik adalah merupakan suatu kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh pemberi pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang
harus digerakkan dan disosialisasikan secara terbuka.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memaparkan


bahwa ruang lingkup pelayanan publik dapat digolongkan ke dalam dua bentuk,
yaitu:

1. Pelayanan Barang dan Jasa Publik.

Pelayanan pengadaan dan penyaluran barang dan jasa publik bisa dikatakan
mendominasi seluruh pelayanan yang disediakan pemerintah kepada masyarakat.
Pelayanan publik kategori ini bisa dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya merupakan kekayaan negara yang tidak bisa dipisahkan atau
bisa diselenggarakan oleh badan usaha milik pemerintah yang sebagian atau
seluruh dananya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Badan Usaha Milik
Negara/BUMN).

2. Pelayanan Administratif.
Pelayanan publik dalam kategori ini meliputi tindakan administratif pemerintah yang
diwajibkan oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan dalam rangka
mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, dan harta benda juga
kegiatan administratif yang dilakukan oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan
oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan
perjanjian dengan penerima pelayanan.

💡 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

• Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang-undangan


yang menjamin terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan
dan rasa keadilan masyarakat.
• Keterbukaan dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat
dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan
yang diinginkan.
• Partisipatif dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memerhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
• Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perauran
perundang-undangan.
• Kepentingan umum dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik
tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
• Profesionalisme dimaksudkan bahwa aparat penyelenggaraan pelayanan
harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya.
• Kesamaan hak dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik
tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender dan status ekonomi.
• Keseimbangan hak dan kewajiban dimaksudkan bahwa dalam pemenuhan
hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh
pemberi maupun penerima pelayanan.

Asas Pelayanan Publik


Adapun asas pelayanan publik juga dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 dalam ketentuan pasal 4 yaitu:

1. Kepentingan umum
2. Kepastian hukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Keprofesionalan
6. Partisipatif
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. Ketepatan waktu
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut dapat dikemukakan, bahwa pelayanan publik


merupakan kewajiban pemerintah untuk dilaksanakan sebaik-baiknya, baik dalam
hal pelayanan administrasi, maupun pelayanan atas barang jasa.

💡 Tujuan Pelayanan Publik

Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan


pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan
bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan
cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah. Lebih
rincinya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan pelayanan yang disediakan, apa saja macamnya;


2. Memperlakukan pengguna layanan, sebagai customers;
3. Berusaha memuaskan pengguna layanan, sesuai dengan yang
diinginkan mereka;
4. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan
berkualitas;
5. Menyediakan cara-cara, bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan.
💡 Kewajiban Penyelenggara Pelayanan Publik

Pelayanan publik menjadi sebuah tanggung jawab utama pemerintah kepada


masyarakat, baik pelayanan dalam bentuk administrasi publik, jasa publik, maupun
barang publik sebagaimana di atur dalam Pasal 1 UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.

Dalam melaksanakan pelayanan publik, penyelenggara pelayanan berkewajiban


untuk menyediakan sarana, prasarana, serta fasilitas bagi pengguna layanan,
termasuk bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus sebagaimana diatur dalam
Pasal 29 UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Pengembangan Diri dan Orang Lain

Pengembangan diri adalah suatu proses pembentukan potensi, bakat, sikap,


perilaku dan kepribadian seseorang melalui pembelajaran dan pengalaman yang
dilakukan berulang-ulang sehingga meningkatkan kapasitas atau kemampuan diri
sampai pada tahap otonomi (kemandirian).

💡 Tujuan dan Fungsi Pengembangan Diri


Pengembangan diri merupakan proses yang utuh dari awal keputusan sampai
puncak sukses dalam mencapai kemandirian serta menuju pada aktualisasi diri.
Perubahan dan perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia hidup.

💡 Tujuan kegiatan pengembangan diri bagi individu adalah sebagai berikut:

a. Tujuan umum
Pengembangan diri secara umum bertujuan memberikan kesempatan kepada
sesorang untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, kebutuhan seseorang dan pembelajaran, potensi, bakat,
minat, dan kondisi seseorang.

b. Tujuan khusus
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan seseorang
dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi maupun kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial,
kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan
masalah dan juga kemandirian.

💡 Fungsi dilaksanakannya kegiatan pengembangan diri adalah mengembangkan


potensi seseorang dalam mengasah kemampuan serta kompetensinya yang merujuk
pada minat, bakat, serta kemampuan sikap seseorang dalam berinteraksi dengan
orang lain di lingkungan sekitarnya. Pendeknya, kegiatan pengembangan diri
memacu seseorang untuk menjadi lebih terampil dalam mengasah keahlian yang
dimilikinya sesuai dengan kecenderungan kompetensi yang telah ada pada dirinya.
💡 Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan
kepribadian seseorang yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri
juga meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram terdiri
atas dua komponen, yaitu pelayanan konseling dan ekstrakurikuler.

Menurut Sulistyowati (2012), penjelasan bentuk-bentuk pelaksanaan pengembangan


diri adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Rutin, yaitu memasukkan kegiatan yang dilakukan secara reguler,


baik di kelas maupun di sekolah, yang bertujuan untuk membiasakan anak
mengerjakan sesuatu dengan baik. Seperti: upacara bendera, senam, ibadah
khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
2. Kegiatan Spontan, yaitu kegiatan pengembangan diri yang tidak ditentukan
tempat dan waktunya seperti: membiasakan mengucapkan salam,
membiasakan membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri.
3. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan pengembangan diri yang
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang
lain kepada seseorang seperti dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, datang tepat waktu.
4. Kegiatan Terprogram, yaitu kegiatan pembelajaran pengembangan diri yang
diprogramkan dan direncanakan secara formal baik di dalam kelas maupun
diluar kelas maupun sekolah yang bertujuan memberikan wawasan
tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan
bermasyarakat yang penting untuk perkembangan anak. Seperti: Workshop
dan Kunjungan (Outing Class).

Adapun upaya pelaksanaan pengembangan diri pada seseorang dapat dilakukan


melalui beberapa kegiatan, yaitu:

1. Pelayanan konseling. Pengelola lembaga pendidikan memberikan ruang,


waktu, serta petugas khusus yang menjadi sarana konsultasi seseorang dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapinya, baik yang berhubungan
dengan perkembangan belajar maupun yang berhubungan dengan
masalah pribadinya. Artinya kegiatan konseling sebagai wadah dalam
memberikan solusi bagi permasalahan seseorang atau santri.
2. Kegiatan belajar. Kegiatan belajar telah menjadi rutinitas yang pasti dilakukan
di lembaga pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan belajar sejatinya
mengembangkan potensi seseorang dalam aspek kognitif (pengetahuan)
sekaligus mengembangkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial
baik dengan guru maupun teman sejawat.
3. Pengembangan karir. Pengembangan diri dalam bentuk pengembangan
karir biasanya terjadi pada dunia kerja, sehingga bagi seseorang kegiatan
pengembangan karir belum menjadi sebuah kebutuhan prioritas. Namun
demikian, pengembangan karir bagi seseorang bisa terjadi ketika seseorang
aktif mengikuti organisasi di sekolah misalnya menjadi pengurus atau ketua
OSIS, PMR (Palang Merah Remaja), Paskibra, Pramuka, Rohis, Pengurus Santri,
serta organisasi sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
4. Kegiatan ekstrakurikuler. Upaya lain yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan potensi seseorang adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan potensi seseorang, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian seseorang.
Kegiatan ekstrakurikuler secara tidak langsung dapat memfasilitasi
pengembangan potensi seseorang melalui pengembangan kreativitas, serta
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.

💡 Langkah-langkah Pengembangan Diri


Pelaksanaan pengembangan diri dilakukan dengan memanfaatkan waktu, bakat
dan kemampuan menggali sesuatu yang selama ini sudah ada dalam diri. Terdapat
banyak sekali cara untuk mengembangkan diri, yang semuanya saling berkaitan dan
saling melengkapi. Langkah-langkah pengembangan diri antara lain adalah sebagai
berikut:

a. Percaya diri
Syarat utama agar kita mandiri dalam segala hal yaitu jika kita percaya pada
kemampuan dan kekuatan kita sendiri. Tanpa percaya diri, kita akan ragu-ragu
dalam segala tindakan kita, bahkan kadang-kadang dapat menyebabkan kita tidak
berani berbuat apapun. Kepercayaan diri ini sedikit dipelajari karena sebenarnya
terbentuk secara perlahan-lahan dalam kehidupan kita.

b. Belajar dari pengalaman


Kita belajar berbicara, membaca, menulis, memasak dan masih hal lain yang kita
pelajari. Belajar bukan terbatas pada saat kita atau waktu suatu pendidikan
berlangsung, melainkan merupakan bagian dari keseluruhan hidup kita. Belajar
adalah berlangsung seumur hidup.

c. Menghargai waktu
Salah satu keharusan dalam mengembangkan diri ialah belajar bagaimana cara
menggunakan waktu dengan baik dan bijaksana. Langkah pertama dalam
mengatur waktu ialah dengan menghargai waktu secara tulus dan serius. Hargailah
waktu tetapi jangan sekali-kali membiarkan diri diperbudak olehnya. Perlakuan waktu
dengan perhatian yang sama besarnya seperti kita memperlakukan diri anda.

d. Jangan menjadi katak dalam tempurung


Buatlah banyak perjalanan dan lihatlah apa yang terdapat di dunia. Untuk dapat
berkembang kita harus berusaha melihat dan mendengar, kemudian berusaha untuk
mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita. Keinginan itu dapat kita capai yaitu
dengan cara berhubungan dengan orang lain atau lingkungan di sekitar kita.

e. Menghargai diri sendiri dan orang lain


Untuk mengembangkan diri yang dilakukan pertama yaitu harus menghargai diri kita
sendiri, kita harus menghargai kelebihan dan kekurangan kita. Seseorang akan
berkembang bila percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Demikian juga
dengan keberadaan orang lain yang berada di sekitar kita. Kita harus menghargai
mereka sebagai orang yang mendukung pengembangan diri kita.

f. Adanya dorongan untuk berprestasi


Adanya dorongan berprestasi merupakan hal yang penting dalam hidup kita.
Dengan adanya dorongan tersebut kita diharapkan mampu melakukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat positif. Untuk mendukung pengembangan diri kitapun dituntut
untuk aktif dalam berbagai hal.
💡 Manfaat pengembangan diri yaitu :

1. Memiliki Kesadaran Diri.

Kesadaran diri akan membawa kita pada proses pengembangan diri yang berhasil,
dimana kita menjadi tahu apa saja nilai-nilai, keyakinan dan tujuan hidup yang
menjadi pedoman di dalam hidup kita, karena pemenuhan diri dan kepuasan hidup
tidak akan pernah terjadi jika kita hanya mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi
orang lain. Kesadaran diri akan membantu mengembangkan diri kita dan membuat
kita semakin bersemangat untuk mengejar segala mimpi dan tujuan kita di dalam
hidup.

Jika kita tidak mau berkomitmen dengan pengembangan diri, maka kita akan
kehilangan kesadaran diri. Mengapa? Karena kita hanya membiarkan segala
permasalahan datang dan pergi begitu saja. Kita tidak membiarkan “pengoreksian
diri” untuk masuk ke dalam kehidupan kita. Namun, ketika kita menjadi pribadi yang
sadar, kita akan menggunakan segala kekuatan yang kita miliki untuk menentukan
bagaimana kehidupan kita akan berlangsung ke depannya.

2. Merasa Lebih Terarah.

“Kenali siapa diri kita, apa yang kita inginkan dan berusahalah untuk mencapainya”.
Ketika kita sudah memiliki kesadaran diri, maka kita akan memiliki kesadaran penuh
tentang apa yang ingin kita capai di dalam hidup. Dengan merasa lebih terarah, kita
akan lebih mudah untuk membuat keputusan-keputusan penting, kita akan lebih
mudah dalam mengatur waktu dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Ketika ada banyak orang yang kebingungan dan melakukan kesalahan pada tujuan
hidup mereka, kita malah sebaliknya. Kesadaran diri dan rasa lebih terarah akan
membawa kita pada proses pengembangan diri yang lebih efektif.

Pengembangan diri dan rasa lebih terarah akan mengalihkan fokus kita dari kuantitas
menuju kualitas. Kita akan semakin bergairah untuk bekerja lebih dan menghasilkan
pencapaian yang lebih. Rasa lebih terarah akan membuat kita menjadi pribadi yang
tidak pernah mengabaikan pentingnya waktu, sehingga kita selalu menggunakan
waktu dengan sebijak mungkin. Pengembangan diri akan memberikan kita makna,
tujuan dan arah yang pasti untuk kehidupan kita.

3. Meningkatkan Motivasi.

“Ketika ada kemauan, disitu ada jalan”. Dengan pengembangan diri yang kuat, kita
dapat mengembangkan kemauan yang kita diperlukan. Ketika kita menyadari
bahwa pengembangan diri adalah perjalanan yang harus dilakukan secara terus-
menerus, maka kita akan berkomitmen dengan perjalanan panjang tersebut. Dan
ketika kita menghargai segala proses dari perjalanan tersebut, maka kita akan selalu
berusaha untuk menjaga dan meningkatkan motivasi yang ada. Motivasi sangat
diperlukan agar kita semakin bergairah dan bersemangat untuk melangkah ke
tahapan selanjutnya, dan pengembangan diri akan membantu kita untuk bisa
melalui segala tahap yang diperlukan.

4. Meningkatkan Fokus dan Keefektivitasan.

Pengembangan diri bukan hanya membuat kita lebih terarah, namun kita juga akan
memiliki fokus yang lebih tinggi dan kehidupan yang berjalan dengan efektif. Rasa
yang terarah mungkin akan membimbing kita pada tujuan hidup yang diinginkan,
namun kita akan tetap menemukan banyak hal yang perlu diselesaikan. Dalam hal
ini, pengembangan diri akan membantu kita untuk lebih fokus dan bekerja secara
efektif, sehingga tidak peduli seberapa banyak pekerjaan kita, kita tetap dapat
menyelesaikannya dengan baik.

Pengembangan diri adalah sebuah perjalanan yang terjadi secara terus-menerus,


karena pengembangan diri tidak hanya terdiri dari satu langkah saja. Dari setiap
langkah yang kita ikuti, kita akan semakin mudah untuk melihat nilai dari setiap
tindakan yang kita ambil.
5. Pertahanan yang Lebih Kuat.

Akan ada begitu banyak tantangan dan rintangan di dalam kehidupan kita, namun
pengembangan diri akan membantu kita untuk bertahan dan menghadapi segala
rintangan yang ada. Pengembangan diri akan menciptakan kesadaran diri bagi kita,
sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi rintangan tersebut
dengan menggunakan segala kemampuan yang kita miliki.

Pengembangan diri juga akan meningkatkan motivasi kita, sehingga tidak peduli
rintangan apapun yang ada, kita akan tetap bersemangat untuk melaluinya. Selain
itu, pengembangan diri juga akan meningkatkan fokus kita dan membuat hidup kita
lebih terarah, sehingga tantangan apapun yang kita miliki tidak akan menjadi hal
yang memberatkan hidup kita.

6. Menciptakan Hubungan yang Lebih Erat.

Ketika kita tidak melakukan pengembangan diri, maka kita akan menjadi pribadi
yang menghargai hubungan kita dengan orang lain. Dalam hubungan dan interaksi
yang kita lakukan dengan individu lain, mereka mungkin akan menyadari beberapa
kekurangan yang ada di dalam diri kita, yang mana kekurangan tersebut masih
dapat diperbaiki. Misalnya, kita adalah seorang yang jarang sekali mengucapkan
kata “maaf” ketika melakukan kesalahan. Pengembangan diri akan membuat kita
menjadi pribadi yang mau “mengoreksi diri” untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.

Dengan begitu, orang lain akan merasa bahwa segala input atau saran yang
mereka berikan kepada kita, sangatlah kita apresiasi. Selain itu, hubungan kita
dengan orang-orang di sekitar kita juga akan menjadi lebih baik dan erat, karena
kita sudah mulai terbiasa untuk mengucapkan kata “maaf” setiap kali melakukan
kesalahan.
Mengelola Perubahan

Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi.


Perubahan mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi
keadaan setelahnya. Perubahan merupakan hal yang cukup sulit dalam perusahaan
kecil. Di lain pihak, perusahaan besar yang melakukan perubahan juga
membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam organisasi merupakan
tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini ke kondisi yang
akan datang guna meningkatkan efektivitas.

Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan,


perubahan dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan
kinerja dari yang sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah
organisasi akan berubah, diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk
merespon terhadap lingkungan bisnis yang selalu berubah. Dikutip dari Jurnal yang
ditulis oleh Jeaw Mei Chen yang berjudul Organizational Change and Development,
perubahan pada organisasi dapat dikarenakan oleh tiga teori yaitu :

• Teori teleological, yang menjelaskan bahwa perubahan pada


organisasi terjadi karena organisasi ingin menjadi yang lebih baik
dengan selalu mengevaluasi, eksekusi, merancang tujuan – tujuan
baru, dan sebagainya
• Teori Life Cycle, yang menjelaskan bahwa perubahan dalam sebuah
organisasi disebabkan tergantung pada lingkungan eksternal, siklus
melalui tahapan awal hingga akhir.
• Teori Dialectical, yang menjelaskan bahwa organisasi adalah
seperti multi cultural society. Ketika ada satu bagian yang menguasai
yang lainnya, maka nilai dan tujuan organisasi akan diperbaharui.

Sebagian besar perubahan organisasi meliputi visi yaitu yang menjadi tujuan dari
organisasi, strategi yang meliputi taktik – taktik dan cara organisasi melakukan
sesuatu, kebudayaan meliputi kebiasaan dan cara kerja yang biasa dilakukan oleh
organisasi, struktur mencakup pembuatan perubahan dalam hubungan wewenang,
teknologi yaitu dalam mengimplementasikan teknologi baru, dan gaya
kepemimpinan.

Perubahan organisasi dan pengelolaan perubahan merupakan kajian yang menarik


saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengharuskan
organisasi untuk terus menerus melakukan perubahan, organisasi idealnya harus
selalu berubah untuk dapat terus bertahan, bukan menjadi pilihan namun menjadi
keharusan. Keberhasilan organisasi melakukan perubahan tergantung pada sejauh
mana organisasi dapat mengatasi permasalahan yang timbul dari perubahan
tersebut.

Apabila sebuah organisasi mengalami perubahan, tentu organisasi tersebut akan


menemui tantangan – tantangan yang harus diselesaikan, oleh karena itu pemimpin
organisasi perlu mengelola perubahan tersebut agar dapat berhasil sesuai dengan
yang diinginkan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat melakukan
perubahan di organisasi adalah adanya penolakan dari perubahan tersebut.
Disinilah peran dari para pemimpin untuk meyakinkan dan memberikan motivasi
kepada karyawan. Beberapa hal yang dapat menimbulkan penolakan terhadap
perubahan adalah :

• ketidakpercayaan kepada orang yang mengusulkan perubahan, hal


ini akan menyebabkan efek yang besar terhadap sumber penolakan
yang lain
• kepercayaan bahwa perubahan tidak diperlukan dikarenakan tanpa
adanya perubahan, orang – orang didalam organisasi merasa sudah
sangat baik.
• Perubahan biasanya berbiaya tinggi, walaupun perubahan biasanya
membawa keuntungan besar bagi perusahaan, tetapi besarnya
biaya yang harus dikeluarkan membuat perusahaan berfikir lebih
mendalam sebelum menentukan perubahan.
• Ketakutan akan kegagalan. Apabila orang – orang dalam organisasi
sudah terbiasa menggunakan cara / metode lama, maka rencana
perubahan membuat mereka ketakutan jika mereka tidak bisa
menggunakan metode baru.
Untuk dapat mengelola perubahan dalam organisasi dapat dilakukan dengan
beberapa hal berikut:

1. Memotivasi Perubahan
Perubahan merupakan proses untuk menuju sesuatu yang baru, oleh
karena itu diperlukan komitmen yang tinggi dari angota organisasi.

2. Komunikasi, penolakan terhadap perubahan dapat dikurangi


dengan melakukan komunikasi yang lebih baik kepada karyawan,
dengan komunikasi yang lebih baik, karyawan akan melihat rencana
perubahan sebagai suatu realita yang harus dilakukan.
3. Partisipasi, jika ada perubahan sebaiknya melibatkan karyawan
dimulai dari persiapan hingga proses pengimplementasian sehingga
nantinya karyawan akan merasa berkepentingan untuk melakukan
perubahan, hal ini juga dapat mengurangi penolakan terhadap
perubahan.
4. Mengelola Transmisi
Proses perubahan melewati masa transisi dari situasi saat ini menuju situasi
yang diharapkan di masa yang akan datang. Masa transisi tersebut
membutuhkan struktur manajemen dan aktivitas khusus untuk menjamin
keberhasilan. Masa transisi membutuhkan arahan yang jelas sehingga
perubahan yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang diinginkan
perusahaan.

5. Melanjutkan Momentum Perubahan


Setelah perubahan dilakukan oleh organisasi, perusahaan harus
senantiasa meningkatkan semangat untuk berubah sehingga tidak
kehilangan momentum untuk terus melakukan perubahan. Hal – hal yang
dapat dilakukan untuk dapat terus berubah adalah dengan menyediakan
sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan dan
membangun sistem pendukung untuk agen perubahan.
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas


utama dari seseorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision
making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasil nya
keputusan (decision). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas-aktivitas,
sehingga proses manajemen dapat terlaksana. Keputusan akan menimbulkan
aktivitas dan atau mengakhiri aktivitas.

💡 Macam-Macam Pengambilan Keputusan :

1. Keputusan Auto Generated

Keputusan ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan,


mempertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusan nya.

2. Keputusan Induced

Keputusan induced diambil berdasarkan scientific management atau manajemen


ilmiah, sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resiko nya
relatif kecil, proses pengambilan keputusan lebih lambat.

💡 Basis Pengambilan Keputusan

1. Keyakinan

Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making) nya


didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah
diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif
dan negatif dari keputusan tersebut.

2. Intuisi

Manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya,
bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling) nya, sasaran-sasaran,
pengaruh, preferensi-preferensi, dan pisikologis individu pengambil keputusan
memegang peranan penting.
3. Fakta-Fakta

Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-
fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang
tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan dan kondisi masa
depan.

4. Pengalaman

Manajer dalam pengambilan keputusan nya didasarkan kepada pengalaman nya


dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga memberikan
petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus
dilakukan dalam situasi dan kondisi.

5. Kekuasaan

Decision maker dalam pengambilan keputusan (decision making) harus


berpedoman atas kekuasaan (authority) yang dimiliki nya, supaya keputusan
(decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. hal ini disebabkan authority
merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.

💡 Teknik-Teknik Pengambilan keputusan

1. Operation Research

yaitu dengan penggunaan metode-metode scientific (yang meliputi teknik-teknik


matematis) dalam analisis dan pemecahan suautu maslah tertentu, penerapan
teknik ini adalah usaha inventarisasi.

2. Linear Programming

yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga vector


analysis.

3. Gaming War Games

Yaitu dengan teori yang biasa nya digunakan untuk menentukan strategi.

4. Probability
Yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasionalitas
hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan
diperhitungkan.

5. Rangking and statistical weighting

Yaitu dengan cara: 1. Melokalisasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi


keputusan terakhir, 2. menimbang faktor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang
tercakup didalam setiap alternatif

💡 Tujuan Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan memiliki tujuan dalam pengambilan keputusan itu bisa
dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan yang bersifat tunggal

Tujuan pengambilan keputusan yang sifatnya tunggal yakni terjadi jika dalam
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, yang artinya bahwa
sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain

2. Tujuan yang bersifat ganda

Tujuan pengambilan keputusan yang sifatnya ganda yakni terjadi bila keputusan
yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, yang artinya keputusan yang
diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang sifatnya
kontradiktif atau yang sifatnya tidak kontradiktif.

Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

💡 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Menurut Simon (1960) yaitu sebagai berikut

• Intelligence

yaitu suatu pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan suatu


permasalahan.

• Design
yaitu suatu tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif dalam
pemecahan masalah.

• Choice

yaitu suatu tahap memilih dari solusi dari alternatif – alternatif yang telah
disediakan.

• Implementation

yaitu suatu tahap melaksanakan suatu keputusan dan melaporkan hasilnya.

💡 Berikut Ini Merupakan Unsur Pengambilan Keputusan.

• Tujuan dari pengambilan keputusan


• Identifikasi alternatif keputusan yang memecahkan suatu permasalahan
• perhitungan tentang suatu faktor-faktor yang tidak bisa diketahui sebelumnya
atau di luar jangkauan manusia
• Sarana dan perlengkapan untuk mengevaluasi atau mengukur suatu hasil dari
suatu pengambilan keputusan.

💡 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut


Terry, yaitu :

1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional


maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus
lebih mementingkan kepentingan organisasi.
4. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-
alternatif tandingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu
benar.
9. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
mata rantai berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai