الحمد هلل الفتاح الجواد المعين على التفقه في الدين من اختاره من العباد وأشهد أن ال إله هللا شهادة تدخلنا دار الخلود
وأشهد أن سيدنا محمدا ورسوله صاحب المقام المحموم صلى هللا وسلم عليه وعلى آله وأصحابه األمجاد صالة وسالما
أفوز بهما يوم المعاد.
Segala puji bagi Alloh SWT, Tuhan semesta alam, Dialah dzat Yang Maha Pengasih tak pilih
kasih Maha Penyayang yang sayangNya tiada terbilang, setinggi arti sholawat dan sedalam
makna salam semoga tercurahkan kepada semulia-mulianya utusan beliau baginda Rosulillah
SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya semua.
Pertama saya sampaikan terimakasih kepada pembuat groub kajian fathul mu'in yaitu ustadz
ABDURROHIM dan para admin groub dan para anggota groub yang senantiasa selalu
istiqomah mengikuti kajian-kajian di groub ,tanpa bantuan panjenengan semua mungkin PDF
terjemah fathul mu'in JILID 3 ini tidak akan terwujud.
Terjemah fathul mu'in JILID 3 ini adalah hasil rutinan kajian setiap hari yang telah kami
rangkum dengan maksud untuk dapat dijadikan sebagai bahan muqobalah bagi teman-teman
groub khusunya para santri dan kaum muslimin wal muslimat secara umum, kami berharap
banyak barokah dan bermanfa’at bagi umat.
Pada akhirnya kami menyadari bahwa terjemah ini belum sempurna dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik yang membangun dan saran-saran untuk
perbaikan terjemah ini senantiasa kami harapkan dan hanya mengharap ridlo Alloh SWT,
senantiasa kami harapkan, semoga terjemah ini dapat mendatangkan manfa’at dan maslahah
buat kita semua fiddiini waddunya wal akhiroh. Amin Ya Robbal Alamin.
TTD
Bagian ke : 99
kajian kitab fathul mu'in hal 25 i'anatutholibin hal 196-198
اجبَتِ َها الثَّاَل ث َ ِة َو َم ْند ُْوبَاتِ َها َ صاَل ِة َو ا ْل ُجلُ ْو ِس بَي َْن
ِ سجْ َدت َ ْي َها فِ ْي َو ُ س بَ ْينَ ُه َما َك
َّ س ُج ْو ِد ال ُ َو ُه َما َو ا ْل ُجلُ ْو
ق ِبا ْل َحا ِلٌ َو ُه َو اَل ِئ,س ُه ْو ْ َان َم ْن اَل يَنَا ُم َو اَل ي ُ : يَقُ ْو ُل ِف ْي َها:َ َو قِ ْيل، كَال ِذّ ْك ِر فِ ْي َها,سابِقَ ِة
َ س ْب َح َّ ال.
Yaitu Dua sujud sahwi (2) dan duduk di antara keduanya itu seperti halnya sujud shalat dan
duduk di antara keduanya di dalam tiga kewajiban(3) dan kesunnahannya yang telah lewat
kejelasannya seperti dzikir di dalamnya. Sebagian pendapat mengatakan: Di dalam dua sujud
ْ َس ْب َحانَ َم ْن اَل يَنَا ُم َو اَل ي
sahwi membaca: (س ُه ْو ُ ) “Maha Suci Allah Dzat Yang tidak pernah tidur dan
lupa” – dan bacaan tersebut lebih pantas dengan keadaan.(4)
َ َْامدًا بَ َطلَت
ُصاَل تُه ِ ض عَا ِل ًما ع
ٍ غي ِْر َب ْع َ فَِإ ْن،اض َو لَ ْو ع َْمدًا
َ س َج َد ِلت َ ْر ِك ٍ َاح ٍد ِم ْن اَ ْبع ٍ ِلت َ ْر ِك بَ ْع.
ِ ض) َو
(Sujud sahwi dilakukan sebab meninggalkan salah satu dari sunnah ab‘adh) dari beberapa
kesunahan-kesunahan ab‘adh walaupun dengan sengaja. Jika seseorang sujud sahwi sebab
selain dari meninggalkan sunnah ab‘adh serta tahu keharamannya dan dengan sengaja, maka
shalatnya batal.
(1. Tasyahhud awal) maksudnya meninggalkan yang wajib di baca dalam tasyahhud akhir,
atau membaca hanya sebagiannya saja– walaupun meninggalkan satu kalimat (5) – ,
.ف ِبقَد ِْر ِه َما
َ س َو يَ ِق َ ُ ِإ ْذ ي،سنَ ُه َما
َ سنُّ َأ ْن يَجْ ِل ِ ْ َأ ْن اَل يُح،ِص ْو َرةُ ت َ ْر ِك ِه َوحْ َدهُ َك ِقيَ ِام ا ْلقُنُ ْوت
ُ َو،)َُو قُعُ ْو ُده
س َج َدَ فَِإذَا تَ َركَ َأ َح َد ُه َما.
(2. Duduk tasyahhud awal). Praktek meninggalkan berdiri untuk qunut – adalah dengan
kurang membaguskan/menyempurnakan dalam membaca tasyahhud dan doa qunut sebab
disunnahkan untuk duduk dan berdiri dengan kadar bacaan keduanya, maka meninggalkan
salah satunya disunnahkan untuk sujud sahwi,
NB:1). Kecuali bagi imam dari ma’mum yang berjumlah banyak sebab sujud sahwi tersebut
dapat membingungkan mereka.
2). Dua sujud sebab lupa, namun penamaan ini hanyalah melihat keumumannya saja sebab
dari sujud sahwi dapat berasal dari kesengajaan seperti keterangan yang akan datang.
3).3 kewajiban tersebut Yaitu : tuma'ninah ,menetapi 7anggota sujud ,menetapkan duduknya
.seperti kewajiban dan kesuhannya sujud dan duduk di antara 2 sujud yg telah lewat.
4). Namun ini terkhusus bila sebabnya adalah lupa, jika disengaja maka yang lebih patut
adalah meminta ampun.
1.Ketika menghendaki sujud sahwi ketika tasyahud akhir duduknya iftiros sesuai dlm kitab
i"anah
2.Setelah selesai membaca tasyahud akhir ,sebelum mengucapkan salam dlm hati niat sujud
sahwi kalau tidak niat sujud sahwi batal sholatnya dlm kitab i"anah
(لترك بعض) واحد من أبعاض ولو عمدا،وتجب نية سجود السهو بأن يقصده عن السهو عند شروعه فيه.
#NB Mengenai bacaannya tidak di tentukan mau seperti bacaan ketika sujud/duduk di antara
2 sujud boleh.
namun yg umum ketika sujud sahwi membaca ;
كالذكر فيها،والجلوس بينهما كسجود الصالة والجلوس بين سجدتيها في واجباتها الثالثة ومندوباتها السابقة.
فتح المعين،
Bagian ke : 100
علَى
َ سنَّت َ َها
ُ ص ِلّ ْي ُ َأ ْو اِل ْقتِدَاِئ ِه فِ ْي،ِي
َ صبْحٍ بِ ُم ّ ام ِه ا ْل َحنَ ِف ِ س ُج ُد تَ ِاركُ ا ْلقُنُ ْو
ِ ت تَبَعًا ِإِل َم ْ َ َو ي،)َُو قِيَا ُمه
اَأْل ْو َج ِه فِي ِْه َما.
4. Dan berdiri untuk melakukan qunut). Orang yang meninggalkan qunut sebab mengikuti
imam madzhab hanafi disunnahkan untuk sujud sahwi atau mengikuti imam yang melakukan
shalat sunnah Shubuh menurut pendapat yang aujah di dalam dua permasalahan tersebut.
علَى ۤا ِل
َ ٌصاَل ة
َ (و.ِ َ َّ َأ ْي َب ْع َد الت،)سلَّ َم بَ ْع َد ُه َما
َ ش ُّه ِد اَأْل َّو ِل َو ا ْلقُنُ ْوت َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا َ ٌصاَل ة
ّ علَى النَّ ِب
َ ِي َ َو
)ٍش ُّه ِد (َأ ِخي ٍْر َو قُنُ ْوت
َ َ بَ ْعدَ) ت.
(5. Membaca Shalawat kepada Nabi s.a.w.) setelah tasyahhud dan qunut (dan membaca
shalawat kepada keluarga Nabi s.a.w. setelah) tasyahhud (akhir dan qunut)
ع َد ُم فِ ْع ِل ِه
َ ص َل ٍ َأ ْي ِف ْي تَ ْر ِك بَ ْع،)و ِلش ٍَّك ِف ْي ِه.
ْ َه ْل فَعَلَهُ؟ َأِلنَّ اَأْل،ِض ِم َّما َم َّر ُمعَيَّ ٍن كَا ْلقُنُ ْوت َ
(6. Dan karena ragu di dalamnyaa) ya‘ni ragu di dalam meninggalkan sunnah ab‘adh yang
telah ditentukan tadi, seperti; qunut apakah telah melakukannya?, sebab hukum asalnya
adalah belum melakukan.
NB:1). Tidak disunnahkannya sujud sahwi sebab meninggalkan (qunut sebab musibah) adalah
bahwa qunut tersebut merupakan kesunnahan yang baru di dalam shalat yang hilang
kesunnahannya dengan hilangnya musibah yang ada.
Bagian ke : 101
َ َأ ْي،)علَ ْي ِه
علَى َ سه ًْوا بَ ْل َ ( ُس َج َد َوحْ َدهَ ب َأ ْو َ ص َ َ صاَل تُهُ ِإذَا ا ْنتَ ط ُلُ فَاَل ت َ ْب،)َو اَل ) ِإ ْن عَا َد ( َمْأ ُم ْو ًما
ُارقَتَه َ ْ فَِإ ْن لَ ْم يَعُ ْد بَ َطلَت،ب ُمتَابَعَ ِة اِإْل َم ِام
َ َصاَل تُهُ ا ِْن لَ ْم يَ ْن ِو ُمف ِ ِل ُو ُج ْو،)ٌي (ع َْود َ س ِ ا ْل َمْأ ُم ْو ِم النَّا،
(Juga tidak batal) jika ia kembali (sebab menjadi ma’mum), maka tidaklah batal shalatnya
saat telah berdiri tegak atau sujud sendiri (dalam keadaan lupa, bahkan wajib) bagi ma’mum
yang lupa (untuk kembali) sebab wajibnya mengikuti imam. Jika ia tidak kembali, maka
batallah shalatnya jika ia tidak berniat memisahkan diri dari imam.
NB:1). Dengan gambaran orang tersebut telah sampai pada batasan mencukup untuk berdiri
atau sujud.
2). Sebab adanya hadits yang shohih tentang hal tersebut dan sebab telah masuk ke dalam
perkara yang fardhu, hingga tidak diperbolehkan untuk memutus guna melaksanakan
kesunnahan.
3). Sebab permasalahan tersebut merupakan permasalahan yang rumit. Tidak dipandang
apakah orang tersebut ceroboh dengan tidak mau belajar.
4). Artinya jika sengaja ruku‘ sebelum imam, maka disunnahkan untuk kembali, sedang bila
lupa ruku‘ sebelum imam maka tidak diwajibkan dan tidak disunnahkan kembali, namun
boleh memilih kembali atau tidak.
Bila Imamnya meninggalkan Qunut, tapi ma'mum baca qunut maka hukumnya tafshil :
1. Sunah ma'mum baca qunut bila bisa nututi sujud pertamanya imam.
3. Harom bila menyusuli imam di sujud keduanya, bahkan shalatnya ma'mum bisa batal bila
mana dia tidak sujud pertama bersama sujud keduanya imam. :
قوله في سجدته األولى) قد تقدم أنه إن علم أنه يدرك اإلمام فيها سن له التخلف لإلتيان به و إن علم أنه ال يتم قنوته إال
بعد جلوس اإلمام بين السجدتين كره له التخلف و إن علم أنه ال يتمه إال بعد هويه للسجدة الثانية حرم عليه التخلف فإن
٢/٣١ إعانة الطالبين.تخلف لذلك ولم يهو لألولى إال بعد هوى اإلمام للسجدة الثانية بطلت صالته
Bagian ke : 102
سه ًْوا َأ ْو َج ْهاًل َو ِإ َما ُمهُ فِي ا ْلقُنُ ْوتَ اَل َ س َج َد َ ش ْي ُخنَا فِ ْي “ش َْرحِ ا ْل ِم ْن َهاجِ” َو بِذ ِلكَ يُ ْعلَ ُم اَأنَّ َم ْن َ قَا َل
َ َّ لَ ْو َظن،ارقَ اِإْل َما َم َأ ْخذًا ِم ْن قَ ْو ِل ِه ْم
فَقَا َم،ساَل َم اِإْل َم ِام َ َو ِإ ْن ف. َ فَيَ ْل َز ُمهُ ا ْلعَ ْو ُد ِلِإْل ْعتِدَا ِل،ُيُ ْعت َ ُّد لَهُ ِب َما فَعَلَه
، ْازت َ ارقَ ِة َو ِإ ْن َجَ َع ْنهُ ِبنِيَّ ِة ا ْل ُمف ُ ُ سق
َ ط َ ُام ِه َأنَّهُ لَ ْم ي
ْ َ َو اَل ي،ُ لَ ِز َمهُ ا ْلقُعُ ْو ُد ِليَقُ ْو َم ِم ْنه،س ِلّ ْم َ ث ُ َّم
ِ َع ِل َم فِ ْي قِي
َأِلنَّ ِقيَا َمهُ َوقَ َع لَ ْغ ًوا،
Guru kita berkata dalam kitab Syarh Minhaj: Dengan perkataan Imam Baghawi itu (2) dapat
diketahui bahwa ma’mum yang sujud sebab lupa atau tidak tahu, sedang imamnya dalam
posisi qunut maka pekerjaannya tidaklah dianggap, maka wajib baginya untuk kembali i‘tidal,
walaupun ma’mum berniat memisahkan diri dengan imam.Hal itu disebabkan perkataan para
‘ulama’ yang menyatakan: Jikalau ma’mum masbuq menduga salamnya imam, lantas ia
berdiri, lalu ia tahu saat berdiri bahwa imam belum salam, maka wajib baginya untuk kembali
duduk untuk dapat berdiri lagi, tidaklah gugur darinya kewajiban untuk duduk dengan
berniat memisahkan diri dari imam, walaupun hal itu boleh sebab berdirinya ma’mum tidak
dianggap berarti.
س ْه ِو ْ َ فَيُ ِع ْي ُدهُ َو ي،و ِم ْن ث ُ َّم لَ ْو َأت َ َّم َجا ِهاًل لَغَا َما َأتَى بِ ِه،
َّ س ُج ُد ِلل َ
Oleh karena itu, jikalau ma’mum menyempurnakan shalatnya dengan keadaan tidak
mengerti posisi imam, maka apa yang telah dikerjakan tidak berarti, maka wajib baginya
untuk kembali dan sujud sahwi.
NB:1). Ya‘ni dari bacaan fatihah kecuali ada kesengajaan untuk berdiri, maka bacaan tetap
dihitung.
2). Ya‘ni dari tidak dihitungnya bacaan fatihah ma’mum sebelum berdirinya imam.
Bagian ke : 103
Imam al-Qodhi mengatakan: Sebagian masalah yang tidak terjadi perbedaan pendapat di
antara para ‘ulama’ adalah pernyataan para ‘ulama': Jikalau ma’mum mengangkat kepalanya
dari sujud awal sebelum imamnya dengan menduga bahwa imam telah bangkit dari sujud
dan ma’mum tersebut melakukan sujud kedua dengan menduga bahwa imam telah berada
pada sujud kedua, kemudian jelas setelah itu bahwa imam masih berada pada sujud pertama,
maka duduk dan sujud kedua dari ma’mum tidaklah dianggap dan wajib bagi ma’mum untuk
mengikuti imam. Maksudnya, jikalau ma’mum tidak mengerti hal itu kecuali imam sudah
berada pada posisi berdiri atau duduk, maka ma’mum menambah satu raka‘at setelah salam
imam.
ب
ِ صا ِ فَيَعُ ْو ُد النَّا،غي ُْر َمْأ ُم ْو ٍم
َ ِس ْي نَ ْدبًا قَ ْب َل ااْل ِ ْنت َ س بِ ِه ْ َّ َما ِإذَا لَ ْم يَتَلَب،ض ٍ س بِفَ ْرَ َّ َو تَلَب:َو َخ َر َج بِقَ ْو ِل ْي
الرك ُْوعِ فِ ْي ُّ َأ ْو بَلَ َغ َح َّد،ِش ُّهد ُ ب ا ْل ِقيَا َم ِف ْي
َ َّ ص ْو َر ِة ت َ ْر ِك الت َ ارَ َس ْه ِو ِإ ْن ق ْ َأ ْو َو
ْ َ َو ي،ض ِع ا ْل َج ْب َه ِة
َّ س ُج ُد ِلل
تِ ص ْو َر ِة تَ ْر ِك ا ْلقُنُ ْوُ ،
Dikecualikan dengan ucapanku: “Telah mengerjakan kefardhuan” adalah ketika selain
ma’mum belum mengerjakan kefardhuan, maka sunnah bagi orang yang lupa untuk kembali
sebelum berdiri tegak atau meletakkan keningnya dan melakukan sujud sahwi jika posisinya
lebih dekat dengan berdiri pada kasus meninggalkan tasyahhud atau telah sampai batasan
ruku' dalam kasus meninggalkan qunut,
ف ا ْل َمْأ ُم ْو ِم
ِ بِ ِخاَل،ب َأ ْو بَلَ َغ َما َم َّر َ َصاَل تُهُ ِإ ْن ق
َ ار ِ غي ُْر َمْأ ُم ْو ٍم ت َ ْر َكهُ فَعَا َد عَا ِل ًما ع
َ َْامدًا بَ َطلَت َ و لَ ْو تَعَ َّم َد.
َ
jikalau selain ma’mum sengaja meninggalkan qunut, kemudian ia kembali besertaan
mengetahui keharaman dan dengan sengaja, maka shalatnya batal jika posisinya lebih dekat
atau telah sampai pada hal yang telah disebutkan, berbeda dengan kasus ma’mum.
Bagian ke : 104
ش ُّه ٍد َأ ْو
َ ََان َكفَاتِ َح ٍة َو ت
َ ُر ْكنًا ك،سه ًْوا َ َو لَ ْو،غي ِْر َم َح ِلّ ِه َ غي ِْر ُمب ِْط ٍل) نَ ْقلُهُ ِإ ٰلى
َ ٍيّ ب (قَ ْو ِل
ٍ َو ِلنَ ْق ِل) َم ْطلُ ْو
ُّ ت ِإ ٰلى َما قَ ْب َل
الرك ُْوعِ َأ ْو بَ ْع َدهُ ِفي ا ْل ِوتْ ِر ٍ َو قُنُ ْو،غي ِْر ا ْل ِقيَ ٍامَ س ْو َر ٍة ِإ ٰلى َ َأ ْو،ض اَ َح ِد ِه َما
ُ غي َْر ُر ْك ٍن َك ِ بَ ْع
ُس ُج ُد لَهْ َ فَي،ان الثَّانِ ْي
َ ضَ ْف َر َم ِ غي ِْر نِص َ ِف ْي.
(Disunnahkan pula sujud sahwi sebab memindah bacaan yang diperintahkan yang tidak
membatalkan ketika dipindah di selain tempatnya) – walaupun dalam keadaan lupa (1)– baik
bacaan tersebut berupa rukun qouli (2)– seperti fatihah, tasyahhud dan sebagian dari salah
satu dari keduanya – , atau bukan rukun seperti membaca surat di selain posisi berdiri dan
doa qunut yang dikerjakan sebelum ruku‘ atau setelah ruku‘ (3)dalam shalat witir di selain
pertengahan kedua bulan Ramadhon, maka sujudlah karena hal itu.
َ َو َما اَل يُب ِْط ُل، َك َكاَل ٍم َكثِي ٍْر،سه ُْوهُ َأ ْيضًا
،ُسه ُْوهُ َو اَل ع َْم ُده ِ َو َخ َر َج
َ ب” َما يُب ِْط ُل ع َْم ُدهُ” َما يُب ِْط ُل
س ْه ِو ِه َو اَل ِلعَ ْم ِد ِه ْ ُ فَاَل ي،ِكَا ْل ِف ْع ِل ا ْلقَ ِل ْي ِل َو ااْل ِ ْلتِفَات.
َ س َج ُد ِل
Dikecualikan dengan “Hal yang membatalkan kesengajaannya” adalah yang membatalkan
kelupaannya juga, seperti ucapan yang banyak, dan hal yang tidak membatalkan lupa dan
sengajanya seperti pekerjaan sedikit dan menoleh, maka tidak sunnah sujud sahwi sebab
lupa dan sengajanya.
NB:1). Memindahnya secara disengaja maupun lupa maka disunahkan sujud sahwi.
2). Kesimpulanya apa bila memindah rukun qoli atau sunah ab'ad tidak pada tempatnya
maka disunahkan sujid sahwi . Namun jika memindah sunah ab'ad deng an niat selain sunah
ab'ad seperti niat berdzikir maka tidak disunahkan sujud sahwi . Jika memindah sunah haiah
seperti bacaan tasbih pada ruku' dan sujud menurut imam romli tidak sujud sahwi. Namun
menurut imam ibnu hajar dan syaikh islam sujud sahwi karena memindah bacaan sunnah
haiat tidak pada tempatnya.
3). Maksudnya memindah doa qunut di selain setengah dari akhir bulan romadhon. Apa bila
memindah doa qunut di i'tidal rokaat pertama maka tidak lah membatalkan sholat dengan
syarat tidak memanjangkan i'tidalnya.
Bagian ke : 105
لرا ِبعَ ِة َأنَّ َها َّ فَتَذَك ََّر قَ ْب َل ا ْل ِقيَ ِام ِل،ٌي ثَا ِلثَةٌ َأ ْم َرا ِبعَة َ َكَأ ْن شَكَّ ِف ْي َر ْكعَ ٍة ِم ْن ُربَا ِعيَّ ٍة َأ ِه،ًَو َأ َّما َما اَل يَحْ ت َ ِم ُل ِزيَا َدة
س َج َد ِلت َ َر ُّد ِد ِه ْ َ فَاَل ي،ٌثَا ِلثَة
َ فَِإ ْن تَذَك ََّر بَ ْع َد ا ْل ِقيَ ِام لَ َها، َأِلنَّ َما فَعَلَهُ ِم ْن َها َم َع الت َّ َر ُّد ِد اَل بُ َّد ِم ْنهُ ِب ُك ِ ّل ت َ ْق ِدي ٍْر،ُس ُجد
َحا َل ا ْل ِقيَ ِام اِلَ ْي َها فِ ْي ِزيَا َدتِ َها.
Sedangkan kasus yang tidak berkemungkinan ada tambahan seperti ragu di raka‘at shalat
yang berjumlah empat; apakah telah mengerjakan tiga raka‘at atau empat?, lantas orang itu
ingat sebelum berdiri menuju raka‘at yang ke-empat bahwa ia masih mendapat tiga raka‘at,
maka tidak sunnah sujud sahwi (3) , sebab apa yang telah dikerjakan besertaan adanya
kebimbangan sudah pasti, mesti dikerjakan dengan segala bentuk menuju raka‘at keempat,
maka sunnah untuk melakukan sujud sahwi sebab kebimbangan dalam penambahan saat
berdiri menuju raka‘at tersebut.
إذا شك أحدكم في صالته فلم يدر أصلى ثالثا أم أربعا فليطرح الشك وليبن على ما استيقن ثم:وإنما سن السجود لذلك لخبر مسلم
يسجد سجدتين قبل أن يسلم.
2).
3). Kesimpulannya apa bila di rokaat yang ia ragukan kemudian ingat masih di rokaat yang
sama atau sebelum berpindah rokaat berikutnya maka tidak sujud sahwi. dan apa bila ia
ingatnya sesudah berdiri melakukan rokaat selanjutnya maka sujud sahwi.
Bagian ke : 106
kajian kitab fathul mu'in hal 26-27 i'anatutholibin hal 205-206
َ ُ َأِلنَّه،َس ُج ْود
سه ٌْو فِ ْي َحا ِل َ ،ف َظ ِنّ ِه
ُ َو اَل،ُسلَّ َم َمعَه َ َ فَب،سلَّ َم
ِ ان ِخاَل َ َو لَ ْو َظنَّ ا ْل َمْأ ُم ْو ُم
َ َساَل َم اِإْل َم ِام ف
اْلقُد َْو ِة.
Jikalau seorang ma’mum menduga salamnya imam, lantas ma’mum salam, namun ternyata
praduganya keliru maka ma’mum wajib salam besertaan dengan imam dan tidak sunnah
melakukan sujud sahwi sebab ma’mum lupa saat masih mengikut imam.
NB:1). Jika ma'mum masbuk berma'mum setelah sujud sahwinya imam maka di akhir
sholatnya tidak menambahi sujud aahwi.
2). Najis tersembunyi adalah najis hukmiyah sedangkan najis yang dzohir adalah najis
ainiyah . Hukum ini tidak ada bedanya antara orang yang buta dan tuli .
Bagian ke : 107
CABANG MASALAH
ِ ساَل ِم ِإ َم
ام ِه َ َأ ٰتى بَ ْع َد، َأ ْو شَكَّ فِ ْي ِه،غي َْر ِنيَّ ٍة َو ت َ ْكبِي َْر ٍة َ َ لَ ْو تَذَك ََّر ا ْل َمْأ ُم ْو ُم ِف ْي ت:)ٌفَ ْرع
َ ش ُّه ِد ِه تَ ْركَ ُر ْك ٍن
ف الش َِّّك ِل ِف ْع ِل ِه بَ ْع َد َها َزاِئدًا ِبت َ ْق ِدي ٍْر َ ِس ُج ُد ِفي التَّذَك ُِّر ِل ُوقُ ْوع
ِ ِب ِخاَل،س ْه ِو ِه َحا َل ا ْلقُد َْو ِة ْ َ َو اَل ي، ِب َر ْكعَ ٍة،
(Cabang Masalah). Jikalau seorang ma’mum ingat di dalam tasyahhudnya telah meninggalkan
rukun selain niat dan takbirotul ihrom atau ragu di dalamnya, maka ia harus menambah satu
raka‘at setelah salamnya imam dan jangan sujud sahwi ketika ingat, sebab kelupaan tersebut
terjadi saat menjadi ma’mum, berbeda dengan kasus ketika ragu, (1) sebab ia telah
melakukan penambahan setelah selesai menjadi ma’mum dengan pengiraan.
َ َأ ْو،ص ُل
سه ًْوا َو َطا َل ع ُْرفًا ْ َب اْلف َ َ َو ِإ ْن ق،سلَّ َم ع َْمدًا
َ ار َ س ْه ِو ِإ ْن ُ ُو يَفُ ْوت.
َّ س ُج ْو ُد ال َ
kesunnahan sujud sahwi akan berakhir jikalau dengan sengaja melakukan salam walaupun
waktu pemisahnya masih belum lama atau dengan lupa melakukan salam, namun
pemisahnya telah lama secara umumnya.
َّ ب َأ ْن يُ ِع ْي َد ال
ساَل َم ُ فَيَ ِج،صاَل ِة
َّ ار عَاِئدًا ِإلَى ال
َ ص َ و ِإذَا،
َ س َج َد َ
Jika seseorang melakukan sujud sahwi, maka ia kembali ke dalam hukumnya shalat, hingga
wajib baginya untuk mengulangi salam.
NB:1). ). Dan berlanjut sampai salamnya imam, maka disunnahkan baginya untuk melakukan
sujud sahwi sebab imam sudah tidak menanggung keraguannya.
2). Dan selama ma’mum tidak mengetahui kekeliruan imam dalam kembalinya dan selama
ma’mum tidak berniat mufaroqoh sebelum tertinggal dari imam yang dapat membatalkan.
Bagian ke : 108
َأ ْو قَ ْب َل،ِس ُج ْود ُّ ش ُّه ِد َوافَقَهُ ُو ُج ْوبًا فِي ال َ َّ ق ِم ْن َأقَ ِ ّل التِ ِس َج َد اِإْل َما ُم بَ ْع َد فَ َراغِ ا ْل َمْأ ُم ْو ِم ا ْل ُم َواف َ لَ ْو:)ٌت َ ْنبِ ْيه
)غي ِْر ِنيَّ ٍة َوَ ض ٍ ساَل ٍم ِف ْي) ِإ ْخاَل ِل ش َْر ٍط َأ ْو ت َ ْر ِك (فَ ْر َ (و لَ ْو شَكَّ بَ ْع َد َ .ش ُّه َد ُهَ َ ث ُ َّم يُ ِت ُّم ت،َأقَ ِلّ ِه تَابَعَهُ ُو ُج ْوبًا
ص َّح ِة ّ ِ علَى ال َ ظا ِه َر ُم ِضيُّ َها َّ َو َأِلنَّ ال، َّس َر َو شَق ُ َ َو ِإاَّل لَع،)ت َ ْكبِي ِْر (ت َ َح ُّر ٍم لَ ْم يَُؤ ِث ّ ْر.
(Peringatan). Seandainya seorang imam sujud sahwi setelah selesainya ma’mum muwafiq (1)
dari minimalnya tasyahhud, (Besertaan shalawat Nabi s.a.w. ) maka wajib bagi ma’mum
untuk mencocoki/membarengi imam dalam sujud atau sebelum minimalnya tasyahhud,
maka wajib pula bagi ma’mum untuk mengikuti imam lantas setelah itu menyempurnakan
tasyahhud. (2). (Jikalau timbul keraguan pada diri seseorang setelah melakukan salam)
tentang kurangnya syarat atau meninggalkan (fardhu selain niat) dan ( takbir rotul ihrom,
maka hal itu tidak memberi akibat apapun). Jika tidak dihukumi seperti itu, niscaya akan sulit
dan memberatkan dan secara lahirpun shalat tersebut telah terlaksana secara sah .
Imam Rofi‘imenghikayatkan sebuah pendapat dari Imam Buwaithi bahwa pemisah yang lama
adalah kadar yang melebihi satu raka‘at. Dengan pendapat itu Imam Abu Isshaq juga
berkomentar. Dan dari Abu Hurairah bahwa pemisah yang lama adalah kadar shalat yang
dilakukan.
َ َان َأ ْو
ُ َو يُ ْط َر،ع َد ًما
ح َ ُو ُج ْودًا ك،ص ِل ْ ي َأنَّ َما شُكَّ ِف ْي تَغَيُّ ِر ِه ع َْن َأ
ْ ص ِل ِه يُ ْر َج ُع ِب ِه ِإلَى اَأْل َ َو ِهg:ٌقَا ِع َدة
ْ َك َم ْعد ُْو ٍم َم: فَ ِلذَا قَالُ ْوا، ُّالشَّك.
شك ُْوكٌ فِ ْي ِه
(Kaidah – Qo‘idah). Yaitu: Setiap hal yang diragukan telah berubah dari asalnya, maka hal
tersebut dikembalikan terhadap hukum asalnya baik wujud (5) atau tidak wujudnya (6) dan
buanglah keraguan. Oleh karena itu para ‘ulama' mengatakan: Sesuatu yang diragukan
dianggap seperti tidak ada. (7).
NB:1). Berbeda dengan ma’mum masbuq, maka wajib baginya untuk mengikuti imam baik
telah selesai atau belum, sebab tasyahhudnya tidak dihitung.
2). Berbeda dengan pendapat Ibnu hajar dalam Syarah I‘ab yang mengharuskan untuk
menyelesaikan bacaan tasyahhud dan shalawat Nabi.
3). Maka wajib untuk mengulangi shalatnya selama ia tidak ingat telah berniat atau
takbirotul ihrom.
4). Jika setelah semua itu, maka wajib untuk mengulangi shalat dari awal, bukan meneruskan.
5). Seperti ketika seseorang yakin tentang telah suci dari hadats lantas ragu tentang
kebatalannya, maka yang diambil adalah hukum keyakinan yaitu suci sebab hukum awalny
adalah suci.
6). Seperti yakin tidak suci lantas ragu tentang kesuciannya, maka yang diambil adalah hukum
tidak suci sebab itulah yang asal.
7). Dikecualikan dari kaidah tersebut adalah keraguan di dalam meninggalkan rukun shalat
selain niat dan takbirotul ihrom
Bagian ke : 109
SUJUD TILAWAH
ْب تَْأ ِخي ِْر ِه فِي ا ْل َجه ِْريَّ ِة َأ ْيضًا فِيُ ث نَد َ بَ ْل بُ ِح،س ُج ْو ِد ِإلَى فَ َرا ِغ ِه ُّ س ِ ّريَّ ِة تَْأ ِخي ُْر ال
ّ ِ سنُّ ِلِإْل َم ِام فِي ال
َ َُو ي
علَى ا ْل َمْأ ُم ْو ِمي َْنَ ط ُ َأِلنَّهُ يَ ْخ ِل،ام ِع ا ْل ِع َظ ِام
ِ ا ْل َج َو
Disunnahkan bagi seorang imam di dalam shalat yang disunnahkan melirihkan bacaan untuk
mengakhirkan sujud tilawah sampai selesainya imam dari shalat, bahkan dalam kitab
Jawami‘-ul-‘Izhom kesunnahan mengakhirkan sujud tersebut telah dibahas di dalam shalat
yang disunnahkan untuk mengeraskan bacaan juga sebab sujud tilawah dapat
membingungkan ma’mum. Jikalau seorang membaca ayat sajdah, lantas ia ruku' sampai
batasan minimalnya, kemudian ia ingin menyempurnakan menjadi sujud tilawah, maka hal
tersebut tidak diperbolehkan sebab telah hilangnya tempat dianjurkannya sujud.
ِ س ُج ْو ُد لَ ْم يَ ُج ْز ِلفَ َوا
َو لَ ْو َه َوى،ت َم َح ِلّ ِه ُّ َو لَ ْو قَ َرَأ ۤايَت َ َها فَ َر َك َع ِبَأ ْن بَلَ َغ اَقَ َّل
ُّ الرك ُْوعِ ث ُ َّم بَدَا لَهُ ال
َ ص َرفَهُ لَهُ لَ ْم يَ ْك ِف ِه
ُع ْنه َ ِالرك ُْوع ُّ س ُج ْو ِد فَلَ َّما بَلَ َغ َح َّد
ُّ ِلل.
Jikalau seseorang melakukan sujud tilawah, setelah sesampainya ruku', maka hal tersebut
tidak mencukupi dari ruku‘, lantas ia menjadikannya ruku', maka hal tersebut tidak
mencukupi dari ruku'.
NB:1). Apa bila membaca ayat sajedah 1huruf maka haram sujud tilawah. Di antara syarat-
syarat sujud tilawah adalah : bacaan yg di syareatkan maksudnya tidak dalam kondisi yanh
diharamkan dan di makruhkan , seperti membacanya orang yg junub dg menyengajanya, 1
orang yang membacanya, tidak boleh dilakukan ketika sholat jenazah, tidak ada yang
memisah secara umum, selain itu seperti syarat2 sholat termasuk masuknya waktu yaitu
setelah selesai membaca ayat sajedah.
2). Bagi orang yg sedang sholat( imam dan munfarid) jika mendengar bacaan ayat sajadahnya
orang lain tidak boleh sujud. Dalam mughni di katakan jika hal tersebut dilaukan dan tau
keharamannya maka batal sholatnya.
1. Niat
2. Takbirotul Ikhrom
3. Sujud satu kali Yang tata caranya seperti sujud dalam sholat yakni sunah dan wajibnya.
5. Salam
1. Niat
2. Sujud satu kali Yang tata caranya seperti sujud dalam sholat yakni sunah dan wajibnya.
أللهم اكتب لي بها عندك أجرا واجعلها لي عندك ذخرا و ضع عني بها وزرا واقبلها مني كما قبلتها
من عبدك داود عليه السالم
Bagian ke : 110
SUJUD TILAWAH
َّ َو لَ ْو َب ْع َد ال،ب
صاَل ِة َ هللا تَعَ ٰالى ِب
َ سجْ َد ٍة ِباَل
ٍ َ سب ُ و اَل َي ِح ُّل التَّقَ َّر،
ِ ب ِإلَى َ
Tidak halal untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara sujud, tanpa sebab walaupun
setelah shalat.(1)
NB:1). Sedangkan sujud dengan sebab-sebab tertentu maka tidak harom seperti halnya sujud
tilawah dan sujud syukur. Sujud syukur ini di lakukan di selain sholat ,jika di lakukan di
dalam sholat dg sengaja dan tau keharaman hal tersebut maka batal sholatnya.
Bagian ke : 111
صالة
َّ ت ال ْ َف
ِ ص ٌل ِفي ُمب ِْطاَل
ش ْي ٍء َولَ ْو ُم َحاال عَا ِديًّا ُ كاف بِنيَة قَ ْط ِع َها َوت َ ْع ِلي ِقه ِب ُح
َ صو ِل َ صاَل ةُ فَ ْرضُها ونَ ْفلُ َها اَل
ٌ ِص ْو ٌم َوا ْعت ٌَ ط ُل ال
ُ ت َ ْب.
Salat menjadi batal baik salat fardhu atau sunnah,(2) tidak termasuk di sini puasa dan i'tikaf
( tidak menjadi batal sebab perkara yang akan dituturkan nanti ) yaitu
ف َونَ ْف ِل
ِ ش َّد ِة ال َخ ْو َ ع ِل َم تَحْ ِر ْي َمه ْأو َج ِهلَهُ َول ْم يُ ْعذَر َحا َل ك َْونِ ِه ِوالَ ًء ع ُْرفًا فِي
ِ غير َ صد ََر ِم َّم ْن
َ ِإ ْن
سفَ ِر
َّ ال
Jika hal itu dilakukan oleh orang yang mengerti atas keharamannya atau tidak mengerti
tetapi ketidaktahuannya tidak dianggap sebagai uzur lagipula perbuatan banyak tersebut
dilakukan secara sambung nyambung menurut penilaian umum dan perbuatan itu terjadi
pada selain salat khauf atau salat sunah dalam perjalanan.
وحد البغوي بأن يكون بينهما قدر ركعة ضعيف كما في المجموع ولو كان الفعل الكثير سهوا
والكثير كثالث مضغات.
dan dalam hal ini batasan yang diberikan oleh Imam Al Baghawi bahwa; antara perbuatan
yang satu dengan yang berikutnya adalah jarak kira-kira seukuran 1 rokaat adalah pendapat
yang lemah sebagaimana yang termaktub dalam kitab Al majmu (milik Imam Nawawi).
NB:1). Perkara yang membatalkan sholat adakalanya disebabkan karena tidak dilakukannya
salah satu dari syarat-syarat dan rukun-rukunnya sholat .
(3). Dikecualikan niat melakukan pekerjaan yg membatalkan sholat ,hal itu tidak
membatalkan sholat sebelum dia melakukannya.
4). perbuatan yang banyak tetapi sudah terpisah-pisah adalah tidak membatalkan salat sebab
Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam pernah salat dengan menggendong umamah ketika sujud
anak itu beliau Letakkan dan ketika berdiri digendong lagi)
5.melakukannya berturut-turut(sambung-menyambung)
6.perbuatan itu terjadi pada selain salat khauf atau salat sunah dalam perjalanan.
Bagian ke : 112
وخطوات توالت وإن كانت بقدر خطوة مغتفرة.ولو كان الفعل الكثير سهوا والكثير كثالث مضغات
وكتحريك رأسه ويديه ولو معا
Dan Walaupun Banyak melakukan perbuatan diatas sekalipun terjadi karena lupa (adalah
tetap membatalkan salat .) Perbuatan banyak itu seperti 3 kali kecapan mengunyah tiga kali
melangkah yang sambung-menyambung, sekalipun hanya Sepanjang 1 langkah yang
diampuni adanya, atau seperti halnya menggelengkan kepala dan menggerak-gerakkan dua
tangan(1) walaupun secara bersamaan (2).
والخطوة بفتح الخاء المرة وهي هنا نقل رجل اإلمام أو غيره فإن نقل معها األخرى ولو بال تعاقب
فخطوتان كما اعتمده شيخنا في شرح المنهاج لكن الذي جزم به في شرح اإلرشاد وغيره أن نقل
رجل مع نقل األخرى إلى محاذاتها والء خطوة فقط فإن نقل كال على التعاقب فخطوتان بال نزاع.
Lafal khotwah dengan dibaca fathah kha-nya adalah masdar marroh ( kata benda yang
digunakan untuk menerangkan banyak perbuatan). Sedangkan yang dimaksudkan disini,
adalah berpindahnya kaki seseorang ke sebelah depan nya atau ke tempat lain. Kemudian,
jika kaki yang lain ikut bergerak, sekalipun tidak bersambung, maka dihitung 2 langkah.
Tetapi guru kami Imam Ibnu Hajar di dalam kitab syarah al-irsyad dan lainnya mengukuhkan
bahwa berpindahnya kaki satu lagi ke batas yang sejajar dengan sambung-menyambung
adalah dihitung satu langkah saja. Jika memindahkan kedua kaki dengan cara sambung-
menyambung adalah dihitung 2 langkah tanpa ada pertentangan di antara fuqaha.
ال تبطل بحركات خفيفة وإن كثرت وتوالت بل تكره كتحريك أصبع أو أصابع في حك أو سبحة مع
قرار كفه أو جفن أو شفة أو ذكر أو لسان ألنها تابعة لمحالها المستقرة كاألصابع
Tidak membatalkan sholat sebab gerakan-gerakan ringan sekalipun berjumlah banyak dan
sambung-menyambung, namun hanya makruh misalnya : Menggerak-gerakkan jari-jari
tangan untuk menggaruk atau memutar tasbih dengan telapak tangan tanpa bergeser
menggerakkan pelupuk mata bibir batang zakar atau lidah sebab kesemuanya itu mengikuti
tempat masing-masing seperti halnya yang terjadi pada jari-jari.
ولذلك بحث أن حركة اللسان إن كانت مع تحويله عن محله أبطل ثالث منها
Dari Keterangan tersebut, sebagian fuqaha membahas masalah gerakan lidah: bahwa
bergeraknya lidah jika sampai bergeser dari tempatnya (mulut) dalam 3 kali gerakan adalah
membatalkan salat.
NB :1). Karena yang membatalkan adalah 3 kali gerakan secara berturut , dan tidak
disyaratkan gerakan tersebut dari 1anggota tubuh ,seperti syarat kemaren.
2). Begitu juga ketika mengangkat kedua telapak tangan karen takbirotul ihrom,ruku',i'tidal ,
Jika di sertai menggerakan kepala maka batal sholatnya.
Bagian ke : 113
وخرج باألصابع الكف فتحريكها ثالثا والء مبطل إال أن يكون به جرب ال يصبر معه عادة على عدم
الحك فال تبطل للضرورة.
Telapak tangan dikecualikan dari jari-jari, karena itu, menggerakkan telapak tangan sebanyak
3 kali secara sambung-menyambung adalah membatalkan sholat kecuali bagi orang yang
terjangkit gatal-gatal, yang biasanya sudah tidak tahan lagi jika tidak menggaruknya, maka
hal ini tidak membatalkan sholat karena ada udzur darurat ( keterpaksaan).
ويؤخذ منه أن من ابتلي بحركة اضطرارية ينشأ عنها عمل كثير سومح فيه:قال شيخنا.
Guru kami berkata : dari Keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang tertimpa
suatu penyakit selalu bergerak (seperti bergerak-gerak karena gemetar) yang memaksanya
Untuk menimbulkan banyak perbuatan, adalah dimaklumi adanya.
وإمرار اليد وردها على التوالي بالحك مرة واحدة وكذا رفعها عن صدره ووضعها على موضع
الحك مرة واحدة أي إن اتصل أحدهما باآلخر وإال فكل مرة على ما استظهره شيخنا.
Menggerakan tangan dan mengembalikan lagi secara bersambung, seperti menggaruk hal ini
dihitung Satu kali gerakan. Begitu juga mengangkat tangan dari dada dan meletakkannya
pada tempat yang di garuk, adalah 1 kali gerakan. Hal itu, jika satu dengan lainnya
bersambung: kalau tidak bersambung maka masing-masing dihitung 1 kali gerakan seperti
yang dijelaskan oleh guru kami Ibnu hajar.
Bagian ke : 114
وبنطق عمدا ولو بإكراه بحرفين إن تواليا كما استظهره شيخنا من غير قرآن وذكر أو دعاء لم
سورة15[ }ين َ ِآمن
ِ الم
ٍ سَ ِ {ا ْد ُخلُو َها ب:يقصد بها مجرد التفهيم كقوله لمن استأذنوه في الدخول
] فإن قصد القراءة أو الذكر وحده أو مع التنبيه لم تبطل وكذا إن أطلق على ما46 :الحجر اآلية
قاله جمع متقدمون.
4. Batal sholatnya dengan sebab berucap 2 huruf jika sambung menyambung, di mana
ucapan tersebut memang disengaja, (1) , sekalipun karena dipaksa; demikian itu seperti yang
dijelaskan oleh guru kami. Lain halnya jika yang diucapkan itu berupa Quran, dzikir atau doa
yang kesemuanya itu tidak bertujuan memberi kepahaman terhadap seseorang. Misalnya
orang yang meminta izin masuk, lantas oleh orang yang sedang salat mengucapkan : ا ْد ُخلُو َها
َ ِآمن
ين ِ الم
ٍ سَ ِ( }بSilahkan masuk dengan selamat dan sentosa). Jika bacaan tersebut
dimaksudkan sebagai bacaan Quran atau dzikir saja; atau qiroah dzikir (disertai peringatan,
maka salatnya tidak batal). Demikian juga tidak batal, jika dibaca secara mutlak, sebagaimana
yang dikemukakan oleh segolongan fuqaha.
الصور األربعة في الفتح على اإلمام بالقرآن أو الذكر وفي الجهر بتكبير االنتقال منgوتأتي هذه
وتبطل بحرفين ولو ظهرا في تنحنح لغير تعذر قراءة واجبة كفاتحة.اإلمام والمبلغ
Keempat contoh tersebut(2) (qiroah, dzikir qiroah dzikir bersama tanbih, dan mutlak) dapat
terjadi dalam kasus ma'mum mengingatkan bacaan Imam yang lupa. baik dengan Quran atau
dzikir, dan bisa terjadi dalam mengeraskan suara bacaan Takbir intiqal bagi imam dan
mubaligh (penyambung suara), Salat menjadi batal sebab mengucapkan dua huruf sekalipun
huruf tersebut terucap bersamaan dengan deham yang tidak dianggap uzur dalam bacaan
wajib salat, misalnya membaca Al fatihah.
ومثلها كل واجب قولي كتشهد أخير وصالة فيه فال تبطل بظهور حرفين في تنحنح لتعذر ركن قولي
أو ظهرا في نحوه كسعال وبكاء وعطاس وضحك.
Seperti halnya Al Fatihah, adalah setiap bacaan wajib, seperti Tasyahud akhir dan Shalawat
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Salat tidak batal sebab melontarkan 2 huruf bersamaan
berdehem - dehem karena uzur dalam bacaan rukun salat. Atau juga batal sebab terlontarnya
dua huruf tersebut bersamaan dengan adanya misalnya batuk, nangis, bersin dan tertawa.
NB: 1). Selain menyengaja juga harus disertai mengetahui keharaman hal tersebut , jika tidak
sengaja dan tidak tau maka tidak membatalkan selama ucapannya sedikit menurut
umumnya.
Bagian ke : 115
kajian kitab fathul mu'in hal 28 i'anatutholibin hal 218-219
وخرج بقولي لغير تعذر قراءة واجبة ما إذا ظهر حرفان في تنحنح لتعذر قراءة مسنونة كالسورة
أو القنوت أو الجهر بالفاتحة فتبطل
Tidak termasuk ketentuan ku Yang Tidak Dianggap uzur dalam bacaan wajib apabila 2 huruf
tersebut terlontar bersamaan dengan deham karena uzur dalam bacaan sunnah, misalnya;
surah; atau membaca keras surat Al Fatihah. Karena ini semua, batal shalatnya.
ويتجه جوازه: قال شيخنا. ويتجه جوازه للمفطر أيضا إلخراج نخامة تبطل صومه:قال شيخنا
للمفطر أيضا إلخراج نخامة تبطل صالته بأن نزلت لحد الظاهر ولم يمكنه إخراجها إال به.
guru kami berkata; kebolehan hal itu diarahkan juga untuk orang yang tidak berpuasa karena
bertujuan mengeluarkan liur dahak yang bisa membatalkan salatnya ; sebagaimana liur
dahak itu sudah mengalir ke bagian luar (mahraj huruf kha -pen) dan tidak mungkin
mengeluarkannya, kecuali dengan berdeham.
ولو تنحنح إمامه فبان منه حرفان لم يجب مفارقته الن الظاهر تحرزه عن المبطل نعم إن دلت
قرينة حاله على عدم عذره وجبت مفارقته كما بحثه السبكي.
Jika Imam berdehem dan dari dehemnya terlontar 2 huruf, maka ma'mum tidak wajib
mufaroqoh dengannya. Sebab menurut pandangan lahirnya ia dapat menjaga hal yang
membatalkan salat. Memang!, jika ada alasan yang menunjukkan ketidak uzuran Imam maka
hukum mufaraqah adalah wajib menurut hasil pembahasan Imam as-subki.
قال.ولو ابتلي شخص بنحو سعال دائم بحيث لم يخل زمن من الوقت يسع الصالة بال سعال مبطل
الذي يظهر العفو عنه وال قضاء عليه لو شفي:شيخنا.
Jika seseorang tertimpa penyakit terus-menerus batuk, sehingga tidak ada waktu yang
terhubung sepanjang melakukan salat tanpa berbatuk yang bisa membatalkan salat. guru
kami menjawab hukumnya; yang jelas, batuk-batuk tersebut diampuni adanya, dan nanti
setelah sembuh, ia tidak wajib mengqadha shalatnya.
Bagian ke : 116
ق و ع وف أو بحر ف ممدود الن الممدود في الحقيقة حرفان:أو بنطق بحرف مفهم ك.
Atau batal sholatnya sebab berucap satu huruf yang memahamkan, seperti huruf ق ِ (qi)
jagalah, huruf ( )عi sadarlah, huruf ( )فP patuhilah atau satu huruf yang terbaca panjang,
huruf yang terbaca panjang pada dasarnya adalah 2 huruf.
وال تبطل الصالة بتلفظه بالعربية بقربة توقفت على اللفظ كنذر وعتق
Tidak batal sholatnya(1) sebab mengucapkan bahasa Arab di mana ibadah itu menjadi sah
dengan mengucapkannya misalnya, nadzar dan memerdekakan budak(2)
نذرت لزيد بألف أو أعتقت فالنا وليس مثله التلفظ بنية صوم أو اعتكاف ألنها ال تتوقف:كأن قال
على اللفظ فلم تحتج إليه
misalnya kata-kata nadzartu... dan seterusnya (aku Nazar memberi uang Rp1.000 untuk jaid
atau saya memerdekakan sipulan). Lain halnya melafalkan niat puasa atau itikaf karena niat
itu untuk hal itu tidak tergantung sahnya pada lafal, maka tidak butuh untuk diucapkan.
وال بدعاء جائز ولو لغيره بال تعليق وال خطاب لمخلوق فيهما فتبطل بهما عند التعليق
dan tidak membatalkan sholat sebab mengucapkan doa yang jaiz (boleh) sekalipun untuk
orang lain. (yang mana ibadah dan doa tersebut) tidak digantungkan adanya dan tidak
ditetapkan kepada makhluk. Karena itu, salat menjadi Batal, bila ucapan ibadah atau doa
tersebut digantungkan, (3)
كإن شفى هللا مريضي فعلي عتق رقبة أو اللهم اغفر لي إن شئت وكذا عند مخلوق غير النبي
ولو عند سماعه لذكره على األوجه نحو نذرت لك بكذا أو رحمك هللا ولو.صلى هللا عليه وسلم
لميت.
misalnya: IN SafaAllah.... dan seterusnya (Jika Allah menyembuhkan sakit ku maka aku akan
memerdekakan seorang budak) atau berdoa: allahumagfirli... dan seterusnya ( Ya Allah
ampunilah diriku jika berkenan). demikian juga salat akan batal jika ucapan ibadah atau doa
tersebut dikhitabkan kepada makhluk selain Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sekalipun Di
saat dia (musally) mendengar nama Nabi Shallallahu alaihi wasallam tertuturkan menurut
beberapa tinjauan misalnya: Nadzartu.... dan Seterusnya (saya nadar begini kepadamu atau
Semoga Allah merahmati engkau). Sekalipun yang di khitab adalah orang mati.
5. Ucapannya bisa menjadikan sahnya suatu ibadah dengan mengucapkannya seperti nadzar
Jika ucapan musholi di waktu sholat tidak memenuhi 5 syarat di atas maka sholatnya batal .
2). Selain ucapan nadzar dan memerdekakan budak separti jenis doa yang tidak digantungkan
pada makhluq selain nabi , washiyat ,shodaqoh , dan jenis ibadah2 taqorub lainnya.
3). Contoh doa yang tidak diperbolehkan diucapkan dalam sholat seperti yang telah lewat .
وفي فتاوي الرملي جواز اللهم ارزقني جارية أو زوجة فرجها قدر كذا.
Bagian ke : 117
ويسن لمصل سلم عليه الرد باإلشارة باليد أو الرأس ولو ناطقا ثم بعد الفراغ منها باللفظ
Sunnah bagi orang yang salat yang diucapin salam oleh orang lain agar menjawabnya dengan
isyarah tangan atau kepala, sekalipun dalam keadaan membaca, Lalu setelah salat, salam
tersebut dijawab dengan ucapan.
مع:بسهو أي. ويظهر ضبط الكلمة هنا بالعرف:قال شيخنا.وال بيسير كالم عرفا كالكلمتين والثالث
سهوه عن كونه في الصالة بأن نسي أنه فيها ألنه صلى هللا عليه وسلم لما سلم من ركعتين تكلم
بقليل معتقدا الفراغ وأجابوه به مجوزين النسخ ثم بنى هو وهم عليها ولو ظن بطالنها بكالمه
القليل سهوا فتكلم كثيرا لم يعذر
Tidak batal juga sebab sedikit berbicara, menurut ukuran umum seperti 2 atau 3 kata. guru
kami berkata: jelaslah bahwa batasan kalimat ( kata) disini, adalah menurut umum. (3).
perkataan yang sedikit tersebut terjadi karena tidak sengaja (lupa) kalau dirinya sedang
menunaikan salat. Karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika selesai salam dua
rakaat, beliau berbicara sedikit dengan keyakinannya, bahwa salatnya telah selesai. ( ketika
beliau menanyakan kepada sahabat pria hal yang ditanyakan oleh sahabat dzul yadain), para
sahabat menjawabnya dengan sepatah kata pula, Dimana mereka mengira bahwa salat
( yang berakaat 4) sudah Dinasakhkan ( menjadi dua rakaat) Kemudian beliau dan sahabat-
sahabat meneruskan salat yang 2 rokaat itu. Jika orang yang salat mengira, bahwa dengan
sedikit berbicara tanpa disengaja itu dapat membatalkan salat lalu berbicara dengan panjang
lebar, maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai udzur (artinya salat tetap batal).
وخرج بيسير تنحنح لغلبة وكالم بسهو كثيرهما فتبطل بكثرتهما ولو مع غلبة وسهو وغيره.
Tidak termasuk dalam ketentuan-ketentuan sedikit ber-dehem adalah :
1. terpaksa berdeham dan sedikit berbicara yang tidak sengaja "apabila berdeham dan
berbicara itu banyak. karena itu, salat menjadi batal sebab banyaknya kedua hal itu sekalipun
terjadi karena terpaksa, lupa dan sebagainya.
أو بعد عن العلماء أي. لقرب إسالم وإن كان بين المسلمين.أو مع جهل تحريمه أي الكالم فيها
عمن يعرف ذلك
3. tidak mengerti, Kalau berbicara ketika salat adalah haram: sebab baru masuk Islam
sekalipun ia berkumpul dengan masyarakat muslim, atau karena jauh dari ulama, yaitu orang
yang mengetahui hukum yang berkaitan dengan masalah diatas.
ولو سلم ناسيا ثم تكلم عامدا أي يسيرا أو جهل تحريم ما أتى به مع علمه بتحريم جنس الكالم أو
كون التنحنح مبطال مع علمه بتحريم الكالم لم تبطل لخفاء ذلك على العوام.
Jika ia mengucapkan salam karena lupa kemudian berbicara sepatah, atau ia tidak mengerti
bahwa apa yang ia lakukan adalah haram namun mengerti jenis berbicara yang haram dalam
salat atau tidak mengetahui bahwa berdeham adalah dapat membatalkan salat namun ia
tidak tahu bahwa berbicara dalam salat adalah haram maka salatnya tidak haram. Masalah
tersebut masih belum banyak diketahui oleh masyarakat awam
3). Menurut umum disini bisa di simpulkan tidak lebih dari 6 kata.
Bagian ke : 118
وتبطل بمفطر وصل لجوفه وإن قل وأكل كثير سهوا وإن لم يبطل به الصوم فلو ابتلع نخامة نزلت من رأسه لحد الظاهر من
بطلت1فمه أو ريقا متنجسا بنحو دم لثته وإن ابيض أو متغيرا بحمرة نحو تنبل.
5. Batal sholatnya dengan sebab memasukan sesuatu pada perut yang dapat membatalkan
puasa, sekalipun hanya sedikit, batal juga sebab makan yang banyak, karena lupa(1),
sekalipun hal ini tidak dapat membatalkan puasa. Apabila seseorang menelan liur dahak yang
keluar dari kepala ke bagian luar mulutnya, atau menelan ludah yang bernajis karena
tercampur darah dari gusinya, sekalipun berwarna putih atau sedikit kemerah-merahan
seperti warna buah tanbul(2) maka batal shalatnya.
أما األكل القليل عرفا وال يتقيد بنحو سمسمة من ناس أو جاهل معذور ومن مغلوب كأن نزلت نخامته لحد الظاهر وعجز
عن مجها وجرى ريقه بطعام بين أسنانه وقد عجز عن تمييزه ومجه فال يضر للعذر.
Mengenai makan sedikit menurut umum di sini tidak dibatasi seukuran biji-bijian yang
dilakukan karena lupa atau bodoh yang tidak di anggap udzur, atau dilakukan karena
terpaksa, misalnya, jika air liur dahak keluar ke bagian luar dan tidak bisa ditepisnya, atau jika
air liur mengalir bersama makanan yang terselip di antara gigi, serta Ia tidak mampu
memisahkan nya, lalu membuang ( memuntahkan Nya), maka yang seperti itu tidak
mempengaruhi apa-apa sebab ada uzur.
NB:1). Bodoh dalam hal keharamannya hal tersebut walaupun adanya udzur.
Bagian ke : 119
وتبطل بزيادة ركن فعلي عمدا لغير متابعة كزيادة ركوع أو سجود وإن لم يطمئن فيه.
6. Batal sholatnya sebab dengan sengaja menambah rukun fi'li yang tidak dalam keadaan
bermakmum, misalnya menambah ruku atau sujud, sekalipun tidak dengan tumakninah
didalamnya.(1)
أن ينحني الجالس إلى أن تحاذي جبهته ما أمام ركبتيه ولو لتحصيل توركه:ومنه كما قال شيخنا
أو افتراشه المندوب الن المبطل ال يغتفر للمندوب.
Termasuk yang membatalkan sholat seperti yang dikatakan oleh guru kami ialah bila dalam
keadaan duduk seseorang membungkuk sehingga keningnya sejajar dengan depan lututnya
sekalipun hal itu dilakukan agar dapat duduk tawarruk atau iftirasy yang kedua-duanya
disunahkan. sebab melakukan perbuatan yang membatalkan sholat itu tidak dapat diampuni
adanya demi melakukan perbuatan sunnah.
ويغتفر القعود اليسير بقدر جلسة االستراحة قبل السجود وبعد سجد التالوة وبعد سالم إمام
مسبوق في غير محل تشهده.
Diampuni adanya, duduk sejenak seukuran duduk istirahat sebelum sujud, setelah sujud
tilawah, dan bagi makmum masbuk sesudah salam imam yang tidak bertepatan dengan
Tasyahud awal makmum itu.
أما وقوع الزيادة سهوا أو جهال عذر به فال يضر كزيادة سنة نحو رفع اليدين في غير محله أو
ركن قولي كالفاتحة أو فعلي للمتابعة كأن ركع أو سجد قبل إمامه ثم عاد إليه.
Adapun penambahan yang terjadi karena lupa atau tidak mengerti, maka dianggap sebagai
udzur maka tidak mempengaruhi atas kesahan salat, sebagaimana halnya menambah
kesunahan, semacam mengangkat kedua tangan di tempat yang tidak semestinya, atau
menambah rukun qauli misalnya al-fatihah, atau rukun fi'li dalam keadaan bermakmum,
misalnya rukuk atau sujud sebelum imamnya, lalu kembali lagi.
ال إن اعتقد العامي نفال من أفعالها فرضا أو علم أن فيها فرضا ونفال ولم يميز بينهما
Tidak batal, jika seseorang yang Ami (buta hukum) meyakinkan perbuatan-perbuatan sunah
salat sebagai fardu atau ia mengerti bahwa dalam salat itu ada perbuatan fardhu dan Sunnah,
tapi tidak membedakan antara yang sunnah dengan yang fardu serta tidak dimaksudkan
fardu tertentu sebagai yang sunah.
Bagian ke : 120
وشك في نية التحرم أو شرط لها مع مضي ركن قولي أو فعلي أو طول زمن وبعض القولي ككله
مع طول زمن شك أو مع قصره ولم يعد ما قرأه فيه
5. Merasa ragu akan niat Takbiratul Ihram atau syaratnya niat ,padahal salat sudah berjalan
satu rukun qauli atau fi'li, atau telah lama masa keraguan; ( melampaui) sebagian rukun qauli
yang terjadi dengan massa keraguan yang panjang atau pendek, tetapi Bacaan yang dibaca
dalam keraguan tersebut Tidak Dianggap apa-apa.( 3)
فرع لو أخبره عدل رواية بنحو نجس أو كشف عورة مبطل لزمه قبوله أو بنحو كالم مبطل فال.
Cabang masalah :
Apabila seseorang diberi tahu oleh orang yang adil riwayatnya, bahwa dia terkena najis atau
terbuka auratnya yang sampai membatalkan salat, maka wajib baginya menerima berita itu,
tapi, jika yang diberitakan adalah semacam pembicaraan yang dapat membatalkan salat
maka baginya tidak wajib menerima.
وندب لمنفرد رأى جماعة مشروعة أن يقلب فرضه الحاضر ال الفائت نفال مطلقا ويسلم من ركعتين
إذا لم يقم لثالثة ثم يدخل في الجماعة.
Sunnah bagi orang yang salat sendirian (munfarid) yang mengetahui bahwa salat jamaah
sedang dikerjakan supaya membalik -salat fardu ada' yang sedang dilakukan bukan salat
qadha- menjadi salat sunah mutlak, lalu ia salam setelah dua rakaat, Jika waktu itu ia tidak
berdiri untuk rakaat ketiga, kemudian mengikuti salat jamaah.
نعم إن خشي فوت الجماعة إن تمم ركعتين استحب له قطع الصالة واستئنافها جماعة ذكره في
المجموع.
Memang benar! Jika ia merasa khawatir, Tertinggal jamaah Kalau menyempurnakan salat 2
rokaat itu, maka disunahkan memutus shalatnya, lalu memulai lagi dengan berjamaah.
seperti inilah yang dituturkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al majmu.
وبحث البلقيني أنه يسلم ولو من ركعة أما إذا قام لثالثة أتمها ندبا إن لم يخش فوت الجماعة ثم
يدخل في الجماعة
Imam Albulqini membahas; hendaknya ia mengucapkan salam, sekalipun baru satu rakaat.
Adapun jika baru bertepatan berdiri untuk rakaat ketiga sunnah menyempurnakan rokaatnya
itu , jika tidak khawatir Tertinggal jamaah, lalu mengikuti jamaah.
NB:1). Keterangan Najis yg di ma'fu dan tidaknya dalam sholat sudah di pelajari silahkan buka
di kajian sebelumnya yakni dari mulai kajian ke 46
(2). Cara membuang najisnya dg cara mencondongkan sedikit tempat yg kejatuhan najis agar
najisnya terjatuh sendiri. Namun jika memakai tangan /kayu maka hal ini membatalkan
sholat .
3). Seperti halnya melampaui keseluruhannya (keraguan niat Takbiratul Ihram atau
syaratnya, yang terjadi seperti halnya niat tersebut adalah membatalkan salat ).
Kesimpulanya ragu-ragu dalam niat dan syaratnya yg bisa menyebabkan batalnya sholat jika
salah satu 3 ini di lakukan :