Anda di halaman 1dari 18

KONSTITUSI

INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGAARAAN
DANANG PRASETYO
KONSTITUSI
Konstitusi adalah peraturan tertulis,
kebiasaan, dan konvensi-konvensi
kenegaraan (ketatanegaraan) yang
menentukan susunan dan kedudukan
organ-organ negara, mengatur
hubungan antara organ-organ negara
itu, dan mengatur hubungan organ-
organ negara tersebut dengan warga
negara (Jimly Asshiddiqe).
MENGAPA BUTUH KONSTITUSI?
Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis” bagaikan
serigala. Hingga timbul adagium homo homini lupus (man is a
wolf to his fellow man), artinya yang kuat mengalahkan yang
lemah. Lalu timbul pandangan bellum omnium contra omnes
(perang semua lawan semua). Hidup demikian menyadarkan
manusia untuk membuat perjanjian antara sesama manusia,
dikenal istilah factum unionis. Timbul perjanjian rakyat untuk
menyerahkan kekuasaannya kepada ‘penguasa’ untuk menjaga
perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum subjectionis.

Hukum besi kekuasaan bahwa


• Ex-HGU dan Tanah Terlantar
sebanyak 270.300 Setiap kekuasaan
bidang (202.311

pasti memiliki kecenderungan untuk berkembang


ha)*
• Pelepasan Kawasan Hutan (PPTKH)

menjadi sewenang-wenang,
seluas 994.761 ha**
seperti dikemukakan
oleh Lord Acton: “Power tends to corrupt, and
absolute power corrupts absolutely”.
FUNGSI KONSTITUSI
DATA REFERENSI PENDIDIKAN TINGGI

MEMBATASI ATAU MENGENDALIKAN KEKUASAAN


PENGUASA AGAR DALAM MENJALANKAN KEKUASAANNYA

TIDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP RAKYATNYA

MEMBERI SUATU RANGKA DASAR HUKUM BAGI PERUBAHAN


MASYARAKAT YANG DICITACITAKANTAHAP BERIKUTNYA

DIJADIKAN LANDASAN PENYELENGGARAAN NEGARA


MENURUT SUATU SISTEM KETATANEGARAAN TERTENTU YANG
DIJUNJUNG TINGGI OLEH SEMUA WARGA NEGARANYA

MENJAMIN HAK-HAK ASASI WARGA NEGARA


UUD 1945 merupakan konstitusi yang
berbentuk peraturan tertulis di Indonesia
KONVENSI
Kebiasaan (konvensi) ketatanegaraan ialah perbuatan
dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan
berulang kali, sehingga ia diterima dan ditaati dalam
praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukan hukum.
Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di
hadapan Sidang Paripurna DPR, setiap tanggal 16
Agustus .
Praktik musyawarah mufakat yang dilakukan oleh
lembaga tinggi negara Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
Keterangan Pemerintah tentang RAPBN di hadapan
DPR, pada minggu pertama bulan Januari setiap
tahunnya.
KONSTITUSI YANG PERNAH
BERLAKU DI INDONESIA

1 2 3 4
UUD KONSTITUSI
UUDS UUD
1945 RIS 1950 1945
Bertujuan untuk memperbaiki suatu catatan/dokumen
penting suatu
kkkknegara yang mencangkup bentuk,
struktur, prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan ini dapat berupa penambahan, atau juga
penghapusan catatan yang salah, tidak sesuai lagi.
PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT

• Ditetapkan tanggal 18 • Ditetapkan tanggal 9 • Perubahan penomoran Pasal 3


• Ditetapkan Agustus 2000 dalam November 2001 dalam Sidang ayat (3) dan ayat (4)
tanggal 19 Sidang Tahunan MPR
Tahunan MPR Tahun 2001 Perubahan Ketiga Undang-
Undang Dasar Negara Republik
(tanggal 1-9 Nopember 2001).
Oktober 1999 tahun 2000 (tanggal 7-18
• Melalui Sidang Tahunan itu, Indonesia Tahun 1945 menjadi
Agustus 2000). Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal
dalam Sidang MPR mengubah dan/atau
25E Perubahan Kedua Undang-
Umum MPR • Pada sidang tahunan menambah Pasal 1 ayat (2)
Undang Dasar Negara Republik
dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3),
tersebut, MPR Indonesia Tahun 1945 menjadi
(berlangsung mengubah dan/atau
dan (4); Pasal 6 ayat (1) dan
(2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), Pasal 25A;
tanggal 14-21 menambah Pasal 18, dan (5); Pasal 7A; Pasal 7B • Penghapusan judul Bab IV
Pasal 18A, Pasal 18B, ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), tentang Dewan Pertimbangan
Oktober 1999). Pasal 19, Pasal 20 ayat dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 Agung dan pengubahan
ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat substansi Pasal 16 serta
• Dalam perubahan (5), Pasal 20A, Pasal (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); penempatannya ke dalam Bab
22A, Pasal 22B, Bab
pertama itu, MPR IXA, Pasal 25A, bab X,
Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1),
(2), (3), dan (4); Pasal 22D
III tentang Kekuasaan
Pemerintahan negara;
mengubah Pasal Pasal 26 ayat (2) dan ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab • Pengubahan dan/atau
VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), penambahan Pasal 2 ayat (1);
5 ayat (1), Pasal ayat (3), Pasal 27 ayat
(3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat
(3), Bab XA, Pasal 28A,
7, Pasal 9, Pasal Pasal 28B, Pasal 28C,
ayat (1), (2), dan (3); Pasal (3); Pasal 11 ayat (1); Pasal 16;
23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24
13 ayat (2), Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 23E ayat (1), (2), dan ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat
Pasal 14, Pasal Pasal 28F, Pasal 28G, (3); Pasal 23F ayat (1) dan (2);
Pasal 23G ayat (1) dan (2);
(1), ayat (2), ayat (3), ayat (4),
Pasal 28H, Pasal 28I, dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1)
15, Pasal 17 ayat Pasal 28J, Bab XII, Pasal 24 ayat (1) dan (2); dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33
Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34
(2) dan (3), Pasal Pasal 30, Bab XV, Pasal dan (5); Pasal 24B ayat (1), ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan
20, dan Pasal 21 36A, Pasal 36B, dan (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat
Pasal 36C UUD 1945. ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat
UUD 1945. (6) UUD 1945. (5); Aturan Peralihan Pasal I, II,
dan III; Aturan Tambahan Pasal
I dan II Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
KONSTITUSI DIPERLUKAN UNTUK

MEMBATASI KEKUASAAN PEMERINTAH


ATAU PENGUASA NEGARA

MEMBAGI KEKUASAAN NEGARA

MEMBERI JAMINAN HAM BAGI


WARGA NEGARA
MUATAN KONSTITUSI INDONESIA
IDEOLOGI NEGARA
CITA-CITA NEGARA
ORGANISASI NEGARA
WEWENANG LEMBAGA NEGARA
HAK ASASI MANUSIA
IDENTITAS NEGARA
EKONOMI – POLITIK – SOSIAL BUDAYA –
PENDIDIKAN – PERTAHANAN KEAMANAN

PROSEDUR PERUBAHAN DAN LARANGAN


UUD NRI 1945 menempati urutan
tertinggi dalam jenjang norma
hukum di Indonesia. Berdasar
ketentuan ini, secara normatif,
undang-undang isinya tidak
boleh bertentangan dengan UUD.
Jika suatu undang-undang isinya
dianggap bertentangan dengan
UUD maka dapat melahirkan
masalah konstitusionalitas
undang-undang tersebut. Warga
negara dapat mengajukan
pengujian konstitusionalitas suatu
undang-undang kepada
Mahkamah Konstitusi
Dalam sistem hukum di Indonesia, lembaga negara yang
berwenang menguji konstitusionalitas (baik dari segi formal
ataupun material) undang-undang terhadap UUD NRI 1945
adalah Mahkamah Konstitusi. Warga negara baik secara
perseorangan atau kelompok dapat mengajukan pengujian
konstitusionalitas suatu undang-undang yang dianggap
bertentangan dengan UUD NRI 1945 ke Mahkamah Konstitusi.

UJI
MATERIAL
Uji material menyangkut pengujian UU yang
berkenaan dengan materi muatan dalam ayat,
pasal, dan/atau bagian UU yang dianggap
bertentangan dengan UUD NRI 1945.

UJI
FORMAL Uji formal menyangkut pengujian UU yang
berkenaan dengan proses pembentukan UU dan
hal-hal lain yang tidak termasuk pengujian
material.
LEMBAGA PENJAGA KONSTITUSI
KESADARAN KONSTITUSIONAL
TINGKAT KESADARAN
KONSTITUSIONAL
AKTIVITAS MAHASISWA
1. Temukan aturan tentang ekonomi,
politik, sosial, budaya, pendidikan,
pertahanan, dan keamanan yang
terdapat dalam UUD 1945
Amandemen Keempat!
2. Analisis masing masing aturan yang
telah ditemukan, apakah sudah
sesuai atau belum? Berikan
contohnya (3)!
3. Berikan alasan dan solusi
alternatifnya yang anda tawarkan!

Anda mungkin juga menyukai